Pub Date : 2023-12-19DOI: 10.53649/symfonia.v3i2.79
Farida Ariyani
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan code swiching dalam guessing game untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas IV MI Bustanul ' Ulum . Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan studi kasus. Populasi adalah 90 siswa dan sampelnya adalah 30 siswa. Sampel dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data melalui observasi dan wawancara terhadap 10 siswa. Analisis data menggunakan Miles Huberman yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan serta verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan code swiching dalam guessing game di kelas berbicara efektif dan bermanfaat. Para siswa memiliki motivasi dan kepercayaan diri yang lebih tinggi. Mereka juga dapat melanjutkan kelas berbicara meskipun mereka tidak menguasai kosa kata dalam bahasa target. Karena keterbatasan penelitian ini, peneliti selanjutnya dapat melakukan dengan lebih banyak metode pengumpulan data dan sampel penelitian.
{"title":"Code Switching Dalam Guessing Game Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Siswa","authors":"Farida Ariyani","doi":"10.53649/symfonia.v3i2.79","DOIUrl":"https://doi.org/10.53649/symfonia.v3i2.79","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan code swiching dalam guessing game untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas IV MI Bustanul ' Ulum . Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan studi kasus. Populasi adalah 90 siswa dan sampelnya adalah 30 siswa. Sampel dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data melalui observasi dan wawancara terhadap 10 siswa. Analisis data menggunakan Miles Huberman yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan serta verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan code swiching dalam guessing game di kelas berbicara efektif dan bermanfaat. Para siswa memiliki motivasi dan kepercayaan diri yang lebih tinggi. Mereka juga dapat melanjutkan kelas berbicara meskipun mereka tidak menguasai kosa kata dalam bahasa target. Karena keterbatasan penelitian ini, peneliti selanjutnya dapat melakukan dengan lebih banyak metode pengumpulan data dan sampel penelitian.","PeriodicalId":503800,"journal":{"name":"Symfonia: Jurnal Pendidikan Agama Islam","volume":"11 19","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139171313","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-19DOI: 10.53649/symfonia.v3i2.40
Achmad Husayrino
Pendidikan Islam wawasan kebangsaan pada hakikatnya adalah pendidikan yang menempatkan isu kebangsaan sebagai salah satu visi pendidikan dengan karakter utama yang bersifat inklusif, egaliter dan humanis, namun tetap kukuh pada nilai-nilai spiritual dan ketuhanan yang berdasarkan Al-quran dan Al-sunnah. tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui seperti apa Peran kurikulum dalam pendidikan agama Islam dalam membangun wawasan kebangsaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian dengan serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat serta mengelolah bahan penelitian. Pendidikan Islam wawasan kebangsaan memiliki peranan yang sangat penting untuk menumbuhkan rasa nasionalisme kepada generasi muda, sehingga memicu sikap toleransi.
{"title":"Peran kurikulum Pendidikan Agama Islam di Indonesia Dalam Membangun Wawasan Kebangsaan","authors":"Achmad Husayrino","doi":"10.53649/symfonia.v3i2.40","DOIUrl":"https://doi.org/10.53649/symfonia.v3i2.40","url":null,"abstract":"Pendidikan Islam wawasan kebangsaan pada hakikatnya adalah pendidikan yang menempatkan isu kebangsaan sebagai salah satu visi pendidikan dengan karakter utama yang bersifat inklusif, egaliter dan humanis, namun tetap kukuh pada nilai-nilai spiritual dan ketuhanan yang berdasarkan Al-quran dan Al-sunnah. tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui seperti apa Peran kurikulum dalam pendidikan agama Islam dalam membangun wawasan kebangsaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian dengan serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat serta mengelolah bahan penelitian. Pendidikan Islam wawasan kebangsaan memiliki peranan yang sangat penting untuk menumbuhkan rasa nasionalisme kepada generasi muda, sehingga memicu sikap toleransi.","PeriodicalId":503800,"journal":{"name":"Symfonia: Jurnal Pendidikan Agama Islam","volume":"31 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139171241","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-19DOI: 10.53649/symfonia.v3i2.55
Abdul Rahman, Baktiar Nasution, Pendidikan Akhlak Menurut, Imam Al-ghazali, Dalam Kitab, Bidāyah al-Hidāyah, Dan Relevansinya
Penelitian ini di latar belakangi fenomena yang terjadi di dalam kehidupan manusia pada zaman sekarang ini sudah jauh dari pendidikan akhlak. Akibatnya bentuk penyimpangan terhadap nilai tersebut mudah ditemukan di lapisan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari berbagai peristiwa yang terjadi, yang menunjukkan penyimpangan terhadap nilai yang terdapat di dalamnya. Untuk memurnikan kembali kondisi yang sudah tidak relevan dengan ajaran Islam, satu-satunya upaya yang dapat dilakukan adalah dengan kembali kepada ajaran yang terdapat di dalamnya. Penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka (library research). Sumber datanya ada dua, yakni sumber primer, yaitu sumber yang berasal dari kitab Bidāyah al-Hidāyah, dan sumber skunder yaitu buku-buku yang berkaitan dan relevan dengan permasalahan dalam tesis ini dengan tehnik analisis data yaitu content analisis. Hasil penelitian. Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan mendorong dan membimbing peserta didik atau sifat-sifat manusia yang terdidik, apa terdidik sifat itu yang baik maka dinamakan akhlak yang baik, jika sifat seseorang itu buruk maka dinamakan akhlak yang buruk. Sedangkan pendidikan akhlak menurut Imam al-Ghazali adalah usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk membentuk kepribadian yang baik pada seorang anak didik baik dari segi jasmani maupun rohani, zohir dan batin sehingga terbentuk manusia yang taat kepada Allah. Relevansi pendidikan akhlak Imam al-Ghazali dalam kitab Bidāyah al-Hidāyah, jika dihubungkan dengan konteks pendidikan karakter di Indonesia, dapat dikatakan bahwa keduanya memiliki relevansi atau hubungan keterkaitan yaitu: Pendidikan karakter tesebut cukup komprehensif, yakni meliputi hubungan dalam konteks bermasyarakat, diri sendiri dan hubungan dengan Allah Swt.
{"title":"Pendidikan Akhlak Menurut Imam Al-Ghazali Dalam Kitab Bidayah al-Hidayah Dan Relevansinya dengan Pendidikan Karakter di Indonesia","authors":"Abdul Rahman, Baktiar Nasution, Pendidikan Akhlak Menurut, Imam Al-ghazali, Dalam Kitab, Bidāyah al-Hidāyah, Dan Relevansinya","doi":"10.53649/symfonia.v3i2.55","DOIUrl":"https://doi.org/10.53649/symfonia.v3i2.55","url":null,"abstract":"Penelitian ini di latar belakangi fenomena yang terjadi di dalam kehidupan manusia pada zaman sekarang ini sudah jauh dari pendidikan akhlak. Akibatnya bentuk penyimpangan terhadap nilai tersebut mudah ditemukan di lapisan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari berbagai peristiwa yang terjadi, yang menunjukkan penyimpangan terhadap nilai yang terdapat di dalamnya. Untuk memurnikan kembali kondisi yang sudah tidak relevan dengan ajaran Islam, satu-satunya upaya yang dapat dilakukan adalah dengan kembali kepada ajaran yang terdapat di dalamnya. Penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka (library research). Sumber datanya ada dua, yakni sumber primer, yaitu sumber yang berasal dari kitab Bidāyah al-Hidāyah, dan sumber skunder yaitu buku-buku yang berkaitan dan relevan dengan permasalahan dalam tesis ini dengan tehnik analisis data yaitu content analisis. Hasil penelitian. Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan mendorong dan membimbing peserta didik atau sifat-sifat manusia yang terdidik, apa terdidik sifat itu yang baik maka dinamakan akhlak yang baik, jika sifat seseorang itu buruk maka dinamakan akhlak yang buruk. Sedangkan pendidikan akhlak menurut Imam al-Ghazali adalah usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk membentuk kepribadian yang baik pada seorang anak didik baik dari segi jasmani maupun rohani, zohir dan batin sehingga terbentuk manusia yang taat kepada Allah. Relevansi pendidikan akhlak Imam al-Ghazali dalam kitab Bidāyah al-Hidāyah, jika dihubungkan dengan konteks pendidikan karakter di Indonesia, dapat dikatakan bahwa keduanya memiliki relevansi atau hubungan keterkaitan yaitu: Pendidikan karakter tesebut cukup komprehensif, yakni meliputi hubungan dalam konteks bermasyarakat, diri sendiri dan hubungan dengan Allah Swt.","PeriodicalId":503800,"journal":{"name":"Symfonia: Jurnal Pendidikan Agama Islam","volume":"103 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139171506","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-14DOI: 10.53649/symfonia.v3i2.35
Ferry Martedi, Zainuddin
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil penelitian tentang Rekonstruksi Pemikiran Pendidikan Ibnu Khaldun di Era Society 5.0. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset kepustakaan dengan teknik pengumpulan data dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis isi (content analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pandangan Khaldun manusia merupakan mahluk yang diberi pikiran, karena pikiran inilah yang membedakan manusia dengan mahluk lainya, selain itu Khaldun beranggapan bahwa manusia adalah mahluk sosial, karena eksistensi manusia sebagai khalifah tidak akan pernah terwujud bilamana manusia itu sendiri tanpa ada kebersamaan atau hubungan antar mereka. Adapun kaitanya dengan ilmu terdapat dualitas ilmu dalam pandanganya yaitu ilmu yang bersifat tradisional (naqly) dan ilmu yang bersifat alami atau filsafat (aqly). Selain itu pendidikan akan selalu berubah sesuai dengan perubahan sosial, oleh karenanya para pemerhati pendidikan harus cermat untuk menyesuaikan sistem pendidikan yang akan diterapkan di sekolah-sekolah maupun perguruan tingi sesuai zaman dan kondisi sosial dimana lembaga pendidikan itu berada termasuk pada era Society 5.0.
{"title":"Rekontruksi Pemikiran Pendidikan Ibnu Khaldun di Era Society 5.0","authors":"Ferry Martedi, Zainuddin","doi":"10.53649/symfonia.v3i2.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.53649/symfonia.v3i2.35","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil penelitian tentang Rekonstruksi Pemikiran Pendidikan Ibnu Khaldun di Era Society 5.0. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset kepustakaan dengan teknik pengumpulan data dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis isi (content analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pandangan Khaldun manusia merupakan mahluk yang diberi pikiran, karena pikiran inilah yang membedakan manusia dengan mahluk lainya, selain itu Khaldun beranggapan bahwa manusia adalah mahluk sosial, karena eksistensi manusia sebagai khalifah tidak akan pernah terwujud bilamana manusia itu sendiri tanpa ada kebersamaan atau hubungan antar mereka. Adapun kaitanya dengan ilmu terdapat dualitas ilmu dalam pandanganya yaitu ilmu yang bersifat tradisional (naqly) dan ilmu yang bersifat alami atau filsafat (aqly). Selain itu pendidikan akan selalu berubah sesuai dengan perubahan sosial, oleh karenanya para pemerhati pendidikan harus cermat untuk menyesuaikan sistem pendidikan yang akan diterapkan di sekolah-sekolah maupun perguruan tingi sesuai zaman dan kondisi sosial dimana lembaga pendidikan itu berada termasuk pada era Society 5.0.","PeriodicalId":503800,"journal":{"name":"Symfonia: Jurnal Pendidikan Agama Islam","volume":"59 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139180371","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-14DOI: 10.53649/symfonia.v3i2.54
Ahmad Taufik, I. Rosyidi, Didik Supriyanto, Sigit Dwi Laksana
Profesionalisasi guru harus dimulai saat calon guru masih dalam tahap kerja eksperimen. Guru yang mengendalikan secara persis hal-hal yang diajarkan, ketika adanya mampu akan proses pengajaran tepat dan efektif merupakan guru profesional, serta guru dengan kepribadian yang kuat. Semua aktivitas dimotivasi, ada minat berdasarkan bentuk tingkah laku berupa stimulasi diri individu. Saat mengevaluasi kinerja seseorang, Anda membutuhkan sistem, standar, dan tujuan yang jelas. Peran kepala sekolah dalam mengawasi guru harusnya ada program pendukung yang berjalan di satuan pendidikan yang dipimpinnya. Ini digunakan untuk pendidikan, termasuk guru, komunitas, dan infrastruktur. Proses atau aktivitas manajemen manusia meliputi analisis pekerjaan, perencanaan karyawan, perekrutan, seleksi dan penempatan, kepemimpinan dan hubungan masyarakat, pembelajaran dan pengembangan, perencanaan karir, penilaian kinerja dan kompensasi.
{"title":"Penguatan Kinerja Guru Melalui Pelatihan Sekolah","authors":"Ahmad Taufik, I. Rosyidi, Didik Supriyanto, Sigit Dwi Laksana","doi":"10.53649/symfonia.v3i2.54","DOIUrl":"https://doi.org/10.53649/symfonia.v3i2.54","url":null,"abstract":"Profesionalisasi guru harus dimulai saat calon guru masih dalam tahap kerja eksperimen. Guru yang mengendalikan secara persis hal-hal yang diajarkan, ketika adanya mampu akan proses pengajaran tepat dan efektif merupakan guru profesional, serta guru dengan kepribadian yang kuat. Semua aktivitas dimotivasi, ada minat berdasarkan bentuk tingkah laku berupa stimulasi diri individu. Saat mengevaluasi kinerja seseorang, Anda membutuhkan sistem, standar, dan tujuan yang jelas. Peran kepala sekolah dalam mengawasi guru harusnya ada program pendukung yang berjalan di satuan pendidikan yang dipimpinnya. Ini digunakan untuk pendidikan, termasuk guru, komunitas, dan infrastruktur. Proses atau aktivitas manajemen manusia meliputi analisis pekerjaan, perencanaan karyawan, perekrutan, seleksi dan penempatan, kepemimpinan dan hubungan masyarakat, pembelajaran dan pengembangan, perencanaan karir, penilaian kinerja dan kompensasi.","PeriodicalId":503800,"journal":{"name":"Symfonia: Jurnal Pendidikan Agama Islam","volume":"75 29","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139180237","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-12DOI: 10.53649/symfonia.v3i2.56
N. Khasanah, Havis Aravik, A. Hamzani, Kata Kunci, Rekonstruksi, Pemikiran Islam, Nuquib Al-Attas
Muhammad Naguib Attas' educational thinking is unique because apart from being based on the values contained in Islam, he also understands the development of Islamic education through linguistic analysis. The concept of Islamic education is widely discussed, but it is not an old topic that is worth discussing. The development of the times is becoming more rapid day by day, especially in the context of liberalization and secularization of modern ideological currents, so scientists' thoughts need to be integrated with current educational concepts. Sayyid Naquib Al-Attas was an Indonesian Muslim scientist whose ideas made a significant contribution to Islamic education. The approach to this research uses a qualitative approach, with the type of library research. The data sources for the research were obtained from journals related to research, books, and electronic media. The results of this research show that Islamic education is the equivalent of the term al-ta'dib which according to him is suitable to be used as a term in Islamic education because the concept of ta'dib was what the Prophet Muhammad taught his people in the past.
{"title":"Reconstruction of The Concept Of Islamic Education; Weighing Offers Syed Muhammad Nuquib Al-Attas","authors":"N. Khasanah, Havis Aravik, A. Hamzani, Kata Kunci, Rekonstruksi, Pemikiran Islam, Nuquib Al-Attas","doi":"10.53649/symfonia.v3i2.56","DOIUrl":"https://doi.org/10.53649/symfonia.v3i2.56","url":null,"abstract":"Muhammad Naguib Attas' educational thinking is unique because apart from being based on the values contained in Islam, he also understands the development of Islamic education through linguistic analysis. The concept of Islamic education is widely discussed, but it is not an old topic that is worth discussing. The development of the times is becoming more rapid day by day, especially in the context of liberalization and secularization of modern ideological currents, so scientists' thoughts need to be integrated with current educational concepts. Sayyid Naquib Al-Attas was an Indonesian Muslim scientist whose ideas made a significant contribution to Islamic education. The approach to this research uses a qualitative approach, with the type of library research. The data sources for the research were obtained from journals related to research, books, and electronic media. The results of this research show that Islamic education is the equivalent of the term al-ta'dib which according to him is suitable to be used as a term in Islamic education because the concept of ta'dib was what the Prophet Muhammad taught his people in the past.","PeriodicalId":503800,"journal":{"name":"Symfonia: Jurnal Pendidikan Agama Islam","volume":"80 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139182874","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}