D. K. Purnamasari, Erwan, Syamsuhaidi, Sumiati, I. Wiryawan, V. Maslami, Kurniyati
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan nutrisi setiap fase siklus Black Soldier Fly (BSF) yang dibudidaya menggunakan sampah organik. Media sampah organik yang digunakan terdiri dari sampah buah, sampah sayur, dan kotoran ayam+ampas tahu (KA+AT). Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu pemeliharaan maggot dan analisis kandungan nutrisi maggot setiap fase siklus hidup BSF. Tahap pemeliharaan terbagi dalam 3 perlakuan, yaitu (P1) media sampah buah sebanyak 5 kg, (P2) media sampah sayur sebanyak 5 kg, dan (P3) media KA+AT, masing-masing 2,5 kg. Pemeliharaan diawali dengan proses penetasan telur hingga pemeliharaan lalat (45 hari). Tahap analisis, sampel masing-masing perlakuan dan fase hidup diambil seberat 10 g untuk dilakukan analisis kualitas nutrisi menggunakan metode analisis proksimat. Variabel yang diamati yaitu kadar air, kadar abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan nutrisi pada fase telur tidak dibedakan berdasarkan media, sedangkan pada fase larva, prepupa, pupa, dan lalat berdasarkan media yang digunakan. Fase telur memiliki kandungan nutrisi yang tinggi terutama protein 42,64% dan terjadi peningkatan protein pada fase larva pada media sampah (48,77%) dan KA+AT (52,08%), fase prepupa tertinggi pada media KA+AT (44,58%). Kandungan protein hampir merata pada ketiga media di fase pupa yaitu berkisar 40,68-47,45% dan capaian protein yang tertinggi adalah pada fase lalat yaitu media KA+AT (61,60%). Perbedaan media pakan yang digunakan pada pembesaran maggot memberikan pengaruh pada kandungan nutrisi fase selanjutnya dan akan berpengaruh terhadap kualitas bibit yang dihasilkan. Media terbaik adalah kotoran ayam ditambah ampas tahu.
本研究的目的是确定利用有机废物培养黑兵蝇(BSF)周期各阶段的营养成分。使用的有机废物培养基包括水果废物、蔬菜废物和鸡粪+豆腐渣(KA+AT)。研究分两个阶段进行,即蛆虫饲养和 BSF 生命周期各阶段蛆虫营养成分分析。饲养阶段分为 3 个处理,即(P1)水果废料培养基,每种 5 千克;(P2)蔬菜废料培养基,每种 5 千克;(P3)KA+AT 培养基,每种 2.5 千克。维护从卵孵化过程开始,直到苍蝇饲养完成(45 天)。在分析阶段,对每种处理和每个生活阶段取 10 克样品,用近似分析法分析营养质量。 观察的变量包括水分含量、灰分含量、粗蛋白、粗脂肪和粗纤维。对收集到的数据进行了描述性定量分析。 结果表明,卵期的营养成分没有因培养基而异,而幼虫期、前蛹期、蛹期和飞翔期的营养成分则因所使用的培养基而异。 卵期的营养成分含量较高,尤其是蛋白质含量为 42.64%,幼虫期在废料培养基(48.77%)和 KA + AT 培养基(52.08%)上的蛋白质含量有所增加,蛹期在 KA + AT 培养基(44.58%)上的蛋白质含量最高。蛹期蛋白质含量在三种培养基中几乎均匀分布,范围在 40.68-47.45% 之间,蛋白质含量最高的是蝇蛆期,即 KA+AT 培养基(61.60%)。 饲养蝇蛆所使用的饲料培养基不同,会影响下一阶段的营养成分,也会影响所培育幼苗的质量。 最好的培养基是鸡粪加豆腐浆。
{"title":"Kandungan Nutrisi Setiap Fase Siklus Black Soldier Fly (BSF) yang Dibudidaya Menggunakan Sampah Organik","authors":"D. K. Purnamasari, Erwan, Syamsuhaidi, Sumiati, I. Wiryawan, V. Maslami, Kurniyati","doi":"10.29303/jitpi.v9i2.182","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/jitpi.v9i2.182","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan nutrisi setiap fase siklus Black Soldier Fly (BSF) yang dibudidaya menggunakan sampah organik. Media sampah organik yang digunakan terdiri dari sampah buah, sampah sayur, dan kotoran ayam+ampas tahu (KA+AT). Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu pemeliharaan maggot dan analisis kandungan nutrisi maggot setiap fase siklus hidup BSF. Tahap pemeliharaan terbagi dalam 3 perlakuan, yaitu (P1) media sampah buah sebanyak 5 kg, (P2) media sampah sayur sebanyak 5 kg, dan (P3) media KA+AT, masing-masing 2,5 kg. Pemeliharaan diawali dengan proses penetasan telur hingga pemeliharaan lalat (45 hari). Tahap analisis, sampel masing-masing perlakuan dan fase hidup diambil seberat 10 g untuk dilakukan analisis kualitas nutrisi menggunakan metode analisis proksimat. Variabel yang diamati yaitu kadar air, kadar abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan nutrisi pada fase telur tidak dibedakan berdasarkan media, sedangkan pada fase larva, prepupa, pupa, dan lalat berdasarkan media yang digunakan. Fase telur memiliki kandungan nutrisi yang tinggi terutama protein 42,64% dan terjadi peningkatan protein pada fase larva pada media sampah (48,77%) dan KA+AT (52,08%), fase prepupa tertinggi pada media KA+AT (44,58%). Kandungan protein hampir merata pada ketiga media di fase pupa yaitu berkisar 40,68-47,45% dan capaian protein yang tertinggi adalah pada fase lalat yaitu media KA+AT (61,60%). Perbedaan media pakan yang digunakan pada pembesaran maggot memberikan pengaruh pada kandungan nutrisi fase selanjutnya dan akan berpengaruh terhadap kualitas bibit yang dihasilkan. Media terbaik adalah kotoran ayam ditambah ampas tahu.","PeriodicalId":510247,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Animal Science and Technology)","volume":"59 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185402","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ine Karni, Husnita Komalasari, Kartika Pravitri, M. Naufali, Randa Soraya Agustina, Indah Nalurita
Susu kambing merupakan produk pangan yang memiliki banyak manfaat bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung berbagai nutrisi yang baik untuk kesehatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan dan metode pasteurisasi terhadap karateristik fisikokimia susu kambing peranakan etawa (PE) di desa Mujur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap dengan pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu pasteurisasi dan lama penyimpanan. Data di analisa menggunakan SPSS dengan uji lanjut Duncan multiple range test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyimpanan menghasilkan pengaruh yang signifikan terhadap parameter pH dan warna susu. Faktor pasteurisasi menghasilkan pengaruh yang signifikan pada parameter viskositas, warna dan TPT. Sedangkan interaksi antara faktor penyimapan dan pasteurisasi memberikan pengaruh yang nyata pada parameter warna dan TPT. Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah perlakuan pasteurisasi HTST dengan penyimpanan 0 hari, karena beberapa karakteristiknya sesuai dengan SNI seperti viskositas (1,57 mPa.s) dan keadaan sampel berdasarkan warna (putih susu), aroma (aroma khas susu kuat), dan kenampakan (homogen). Selain itu memiliki nilai L* sebesar 83,49, nilai a* sebesar -3,58, nilai b* sebesar 3,82 dan nilai hue sebesar -46,95
{"title":"Pengaruh Lama Penyimpanan dan Metode Pasteurisasi Terhadap Karateristik Fisikokimia Susu Kambing PE di Desa Mujur","authors":"Ine Karni, Husnita Komalasari, Kartika Pravitri, M. Naufali, Randa Soraya Agustina, Indah Nalurita","doi":"10.29303/jitpi.v9i2.194","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/jitpi.v9i2.194","url":null,"abstract":"Susu kambing merupakan produk pangan yang memiliki banyak manfaat bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung berbagai nutrisi yang baik untuk kesehatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan dan metode pasteurisasi terhadap karateristik fisikokimia susu kambing peranakan etawa (PE) di desa Mujur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap dengan pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu pasteurisasi dan lama penyimpanan. Data di analisa menggunakan SPSS dengan uji lanjut Duncan multiple range test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyimpanan menghasilkan pengaruh yang signifikan terhadap parameter pH dan warna susu. Faktor pasteurisasi menghasilkan pengaruh yang signifikan pada parameter viskositas, warna dan TPT. Sedangkan interaksi antara faktor penyimapan dan pasteurisasi memberikan pengaruh yang nyata pada parameter warna dan TPT. Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah perlakuan pasteurisasi HTST dengan penyimpanan 0 hari, karena beberapa karakteristiknya sesuai dengan SNI seperti viskositas (1,57 mPa.s) dan keadaan sampel berdasarkan warna (putih susu), aroma (aroma khas susu kuat), dan kenampakan (homogen). Selain itu memiliki nilai L* sebesar 83,49, nilai a* sebesar -3,58, nilai b* sebesar 3,82 dan nilai hue sebesar -46,95","PeriodicalId":510247,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Animal Science and Technology)","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185184","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik, kandungan bahan kering, bahan organik, dan protein kasar silase campuran jerami jagung dan daun turi (Sesbania grandiflora) dengan aditif stimulan molases. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Hijauan Makanan Ternak dan Padang Penggembalaan dan Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Mataram. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing-masing diulang 3 kali yaitu kontrol : T0 = 100% jerami jagung + daun turi 0% + aditif stimulan molases 3% ; perlakuan I (T1) = 85% jerami jagung + daun turi 15% + aditif stimulan molases 3% ; perlakuan II (T2) = 70% jerami jagung + daun turi 30% + aditif stimulan molases 3% ; perlakuan III (T3) = 55% jerami jagung + daun turi 45% + aditif stimulan molases 3% ; perlakuan IV (T4) = 40% jerami jagung + daun turi 60% + aditif stimulan molases 3%. Variabel yang diukur adalah karakteristik fisik, kandungan bahan kering, bahan organik, dan protein kasar silase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan level legume daun turi sampai dengan 60% dalam silase campuran dengan jerami jagung masih memberikan hasil/kualitas silase yang baik. Karakteristik fisik silase yang dihasilkan adalah memiliki aroma asam manis, warna coklat kehijauan, tekstur sedikit basah, pH dengan kisaran 3,80-4,27, kandungan bahan kering berkisar antara 20,89- 23,77%, bahan organik 89,00%- 89,88% dan protein kasar 13,30%-22,60%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan legume daun turi (Sesbania grandiflora) sebagai silase campuran dengan jerami jagung dapat digunakan sampai dengan 60 persen
{"title":"Karakteristik Fisik, Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar Silase Campuran Jerami Jagung dan Daun Turi (Sesbania grandiflora) Dengan Aditif Stimulan Molases","authors":"Sukarne, Harjono, Y. Sutaryono","doi":"10.29303/jitpi.v9i2.179","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/jitpi.v9i2.179","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik, kandungan bahan kering, bahan organik, dan protein kasar silase campuran jerami jagung dan daun turi (Sesbania grandiflora) dengan aditif stimulan molases. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Hijauan Makanan Ternak dan Padang Penggembalaan dan Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Mataram. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing-masing diulang 3 kali yaitu kontrol : T0 = 100% jerami jagung + daun turi 0% + aditif stimulan molases 3% ; perlakuan I (T1) = 85% jerami jagung + daun turi 15% + aditif stimulan molases 3% ; perlakuan II (T2) = 70% jerami jagung + daun turi 30% + aditif stimulan molases 3% ; perlakuan III (T3) = 55% jerami jagung + daun turi 45% + aditif stimulan molases 3% ; perlakuan IV (T4) = 40% jerami jagung + daun turi 60% + aditif stimulan molases 3%. Variabel yang diukur adalah karakteristik fisik, kandungan bahan kering, bahan organik, dan protein kasar silase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan level legume daun turi sampai dengan 60% dalam silase campuran dengan jerami jagung masih memberikan hasil/kualitas silase yang baik. Karakteristik fisik silase yang dihasilkan adalah memiliki aroma asam manis, warna coklat kehijauan, tekstur sedikit basah, pH dengan kisaran 3,80-4,27, kandungan bahan kering berkisar antara 20,89- 23,77%, bahan organik 89,00%- 89,88% dan protein kasar 13,30%-22,60%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan legume daun turi (Sesbania grandiflora) sebagai silase campuran dengan jerami jagung dapat digunakan sampai dengan 60 persen","PeriodicalId":510247,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Animal Science and Technology)","volume":"48 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185385","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rita Purna Sari, S. H. Dilaga, A. Asih⸶, I. Wiryawan
Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kecernaan ransum komplit berbasis limbah agroindustri (jerami padi dan kulit buah kakao) yang difermentasidengan jenis fermentor berbeda (BOS, EM-4, dan SOC) pada kambing PE. Penelitian ini menggunakan 12 ekor kambing Peranakan Etawah (PE) betina dengan rataan bobot badan 25,0 ± 3,84 kg dikelompokkan menjadi 4 kelompok berat badan (ringan, sedang, agak berat, dan berat), dialokasikan secara acak ke dalam tiga perlakuan pakan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Formula ransum yang digunakan adalah: 25% jerami padi + 30% kulit buah kakao + 32% dedak padi + 10% tepung ikan + 2% urea + 1% mineral yang difermentasi dengan BOS (Booster Organik Suplemen) sebagai perlakuan P1; difermentasi dengan EM-4 (Effective Microorganisme-4) sebagai perlakuan P2 dan difermentasi dengan SOC (Suplemen Organik Cair) sebagai perlakuan P3 untuk mengetahui kecernaan nutrien secara in-vivo kemudian dibandingkan dengan kecernaan nutrien secara in-vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan fermentor BOS dalam ransum lengkap berbasis limbah agro-industri memberikan respon yang terbaik (P<0,05) terhadap konsumsi pakan (bahan kering, protein kasar, serat kasar, Serat Deterjen Netral, Serat Deterjen Asam, Lemak Kasar, Ekstrak Bebas Non Nitrogen , abu). Secara in-vivo nilai koefisien kecernaan nutrien yang tertinggi terjadi pada pakan lengkap yang difermentasi dengan BOS. Sedangkan secara in-vitro nilai kecernaannya lebih rendah dan tidak konsisten pada setiap perlakuan. Penggunaan fermentor BOS dalam proses fermentasi pada ransum lengkap berbasis jerami padi dan kulit buah kakao memberikan respon yang terbaik pada konsumsi dan kecernaan nutrisinya.
{"title":"Kecernaan Nutrisi Secara In vivo dan In Vitro Pada Kambing Peranakan Etawah (PE) Yang Diberikan Ransum Komplit Berbasis Limbah Agroindustri Yang Difermentasi Dengan Fermentor Yang Berbeda","authors":"Rita Purna Sari, S. H. Dilaga, A. Asih⸶, I. Wiryawan","doi":"10.29303/jitpi.v9i2.100","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/jitpi.v9i2.100","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kecernaan ransum komplit berbasis limbah agroindustri (jerami padi dan kulit buah kakao) yang difermentasidengan jenis fermentor berbeda (BOS, EM-4, dan SOC) pada kambing PE. Penelitian ini menggunakan 12 ekor kambing Peranakan Etawah (PE) betina dengan rataan bobot badan 25,0 ± 3,84 kg dikelompokkan menjadi 4 kelompok berat badan (ringan, sedang, agak berat, dan berat), dialokasikan secara acak ke dalam tiga perlakuan pakan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Formula ransum yang digunakan adalah: 25% jerami padi + 30% kulit buah kakao + 32% dedak padi + 10% tepung ikan + 2% urea + 1% mineral yang difermentasi dengan BOS (Booster Organik Suplemen) sebagai perlakuan P1; difermentasi dengan EM-4 (Effective Microorganisme-4) sebagai perlakuan P2 dan difermentasi dengan SOC (Suplemen Organik Cair) sebagai perlakuan P3 untuk mengetahui kecernaan nutrien secara in-vivo kemudian dibandingkan dengan kecernaan nutrien secara in-vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan fermentor BOS dalam ransum lengkap berbasis limbah agro-industri memberikan respon yang terbaik (P<0,05) terhadap konsumsi pakan (bahan kering, protein kasar, serat kasar, Serat Deterjen Netral, Serat Deterjen Asam, Lemak Kasar, Ekstrak Bebas Non Nitrogen , abu). Secara in-vivo nilai koefisien kecernaan nutrien yang tertinggi terjadi pada pakan lengkap yang difermentasi dengan BOS. Sedangkan secara in-vitro nilai kecernaannya lebih rendah dan tidak konsisten pada setiap perlakuan. Penggunaan fermentor BOS dalam proses fermentasi pada ransum lengkap berbasis jerami padi dan kulit buah kakao memberikan respon yang terbaik pada konsumsi dan kecernaan nutrisinya.","PeriodicalId":510247,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Animal Science and Technology)","volume":"20 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185040","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeteksi infeksi parasit darah pada sapi Bali di Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading di pulau Sumbawa. Metode penelitian ini menggunakan studi cross sectional survey dengan desain penelitian epidemiologi deskriptif yang berbasis perhitungan. Survei parasit darah pada sapi Bali dilakukan pada pada bulan Maret tahun 2023. Penelitian ini menggunakan 17 sampel darah sapi Bali yang diambil secara acak dengan metode simple random sampling. Sampel darah diambil dari vena Auricularis sapi Bali untuk dibuat apusan darah dan diwarnai dengan pewarnaan Giemsa untuk diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 1000x. Hasil penelitian menunjukan bahwa 17,64 % sapi Bali di Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading terinfeksi parasit darah. Parasit darah yang terdeteksi menginfeksi sapi Bali tersebut adalah Anaplasma sp dengan prevalensi 11,76 % dan Trypanosoma sp 5,88%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sapi Bali di Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading telah terdeteksi terinfeksi parasit jenis Anaplasma sp dan Trypanosoma sp dengan prevalensi yang rendah.
{"title":"Deteksi Parasit Darah pada Sapi Bali di Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak di Pulau Sumbawa","authors":"Kholik Kholik, Deta Ramdani Qadriyah, Supriadi, Candra Dwi Atma, Katty Hendriana Priscilia Riwu, S. Rahmawati","doi":"10.29303/jitpi.v9i2.192","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/jitpi.v9i2.192","url":null,"abstract":"Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeteksi infeksi parasit darah pada sapi Bali di Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading di pulau Sumbawa. Metode penelitian ini menggunakan studi cross sectional survey dengan desain penelitian epidemiologi deskriptif yang berbasis perhitungan. Survei parasit darah pada sapi Bali dilakukan pada pada bulan Maret tahun 2023. Penelitian ini menggunakan 17 sampel darah sapi Bali yang diambil secara acak dengan metode simple random sampling. Sampel darah diambil dari vena Auricularis sapi Bali untuk dibuat apusan darah dan diwarnai dengan pewarnaan Giemsa untuk diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 1000x. Hasil penelitian menunjukan bahwa 17,64 % sapi Bali di Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading terinfeksi parasit darah. Parasit darah yang terdeteksi menginfeksi sapi Bali tersebut adalah Anaplasma sp dengan prevalensi 11,76 % dan Trypanosoma sp 5,88%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sapi Bali di Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading telah terdeteksi terinfeksi parasit jenis Anaplasma sp dan Trypanosoma sp dengan prevalensi yang rendah.","PeriodicalId":510247,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Animal Science and Technology)","volume":"48 13","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185364","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan menganalisis persepsi peternak tentang lamtoro Taramba sebagai pakan sapi penggemukan di kabupaten Sumbawa, provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Penelitian ini dilakukan karena tanaman lamtoro dipandang sebagai tumbuhan yang tidak memberikan manfaat apa-apa bagi ternak. Penelitian ini menggunakan metode survei. Responden diwawancarai berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive yakni di kabupaten Sumbawa, tempat di mana lamtoro Taramba diperkenalkan sebagai pakan sapi penggemukan oleh Applied Research and Innovation System in Agriculture Project (ARISA). Responden penelitian berjumlah 60 peternak, terdiri dari masing-masing 20 peternak mewakili wilayah barat, tengah dan bagian timur Sumbawa. Data yang terkumpulkan kemudian dideskripsikan. Hasil penelitian menunjukkan peternak di kabupaten Sumbawa memiliki persepsi positif tentang pemanfaatan lamtoro sebagai pakan sapi penggemukan. Peternak sapi potong yang menggunakan lamtoro cv. Taramba memperoleh pendapatan rata-rata Rp 534.000 per ekor per bulan, lebih besar dibandingkan peternak yang menggunakan rumput, limbah pertanian dan lainnya yang berpendapatan rata-rata Rp. 273.000 per ekor per bulan. Persepsi peternak tentang manfaat lamtoro Taramba sebagai pakan sapi penggemukan di kabupaten Sumbawa, cenderung membaik pasca tanaman tersebut diintrodusir di kabupaten Sumbawa sejak tahun 2014.
{"title":"Persepsi Peternak Tentang Lamtoro Taramba Sebagai Pakan Sapi Penggemukan di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB)","authors":"Hermansyah, Dahlanuddin, A. Fachry, S. H. Dilaga","doi":"10.29303/jitpi.v9i2.178","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/jitpi.v9i2.178","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan menganalisis persepsi peternak tentang lamtoro Taramba sebagai pakan sapi penggemukan di kabupaten Sumbawa, provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Penelitian ini dilakukan karena tanaman lamtoro dipandang sebagai tumbuhan yang tidak memberikan manfaat apa-apa bagi ternak. Penelitian ini menggunakan metode survei. Responden diwawancarai berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive yakni di kabupaten Sumbawa, tempat di mana lamtoro Taramba diperkenalkan sebagai pakan sapi penggemukan oleh Applied Research and Innovation System in Agriculture Project (ARISA). Responden penelitian berjumlah 60 peternak, terdiri dari masing-masing 20 peternak mewakili wilayah barat, tengah dan bagian timur Sumbawa. Data yang terkumpulkan kemudian dideskripsikan. Hasil penelitian menunjukkan peternak di kabupaten Sumbawa memiliki persepsi positif tentang pemanfaatan lamtoro sebagai pakan sapi penggemukan. Peternak sapi potong yang menggunakan lamtoro cv. Taramba memperoleh pendapatan rata-rata Rp 534.000 per ekor per bulan, lebih besar dibandingkan peternak yang menggunakan rumput, limbah pertanian dan lainnya yang berpendapatan rata-rata Rp. 273.000 per ekor per bulan. Persepsi peternak tentang manfaat lamtoro Taramba sebagai pakan sapi penggemukan di kabupaten Sumbawa, cenderung membaik pasca tanaman tersebut diintrodusir di kabupaten Sumbawa sejak tahun 2014.","PeriodicalId":510247,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Animal Science and Technology)","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139184832","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sujatmiko, Prima Silvia Noor, R. Siregar, Yurni Sari Amir, Ulva Mohtar Lutfi, Delli Lefiana, E. Zelpina, Suliha
Kolibasilosis dan Salmonellosis adalah penyakit bakteri utama yang berdampak pada industri ayam dengan potensi zoonosis karena dapat menular ke manusia. Kolibasilosis disebabkan oleh Escherichia coli sedangkan Salmonellosis disebabkan oleh Salmonella spp. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi keberadaan bakteri E. coli dan Salmonella spp. di dalam saluran cerna ayam sebagai referensi untuk pengendalian penyakit dan pencegahan kontaminasi mikroba pada daging atau karkas ayam. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah massa di dalam lumen usus ayam broiler yang dibeli di pasar tradisional Payakumbuh. Ayam yang digunakan berjumlah 25 ekor yang diambil secara acak dari lima pedagang berbeda, dengan berat badan berkisar 1,5 - 1,8 kg dan tanpa tampilan klinis sakit. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah keberadaan bakteri E. coli dan Salmonella berdasarkan bagian usus, yang dinyatakan dalam persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan keberadaan bakteri E. coli tertinggi ditemukan pada bagian ileum dan kolon dengan persentase 90%, sedangkan keberadaan bakteri Salmonella tertinggi ditemukan pada bagian sekum dengan persentase 36%.
{"title":"Keberadaan Bakteri E. coli dan Salmonella spp. Berdasarkan Bagian-bagian Usus Broiler di Pasar Payakumbuh","authors":"Sujatmiko, Prima Silvia Noor, R. Siregar, Yurni Sari Amir, Ulva Mohtar Lutfi, Delli Lefiana, E. Zelpina, Suliha","doi":"10.29303/jitpi.v9i2.190","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/jitpi.v9i2.190","url":null,"abstract":"Kolibasilosis dan Salmonellosis adalah penyakit bakteri utama yang berdampak pada industri ayam dengan potensi zoonosis karena dapat menular ke manusia. Kolibasilosis disebabkan oleh Escherichia coli sedangkan Salmonellosis disebabkan oleh Salmonella spp. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi keberadaan bakteri E. coli dan Salmonella spp. di dalam saluran cerna ayam sebagai referensi untuk pengendalian penyakit dan pencegahan kontaminasi mikroba pada daging atau karkas ayam. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah massa di dalam lumen usus ayam broiler yang dibeli di pasar tradisional Payakumbuh. Ayam yang digunakan berjumlah 25 ekor yang diambil secara acak dari lima pedagang berbeda, dengan berat badan berkisar 1,5 - 1,8 kg dan tanpa tampilan klinis sakit. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah keberadaan bakteri E. coli dan Salmonella berdasarkan bagian usus, yang dinyatakan dalam persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan keberadaan bakteri E. coli tertinggi ditemukan pada bagian ileum dan kolon dengan persentase 90%, sedangkan keberadaan bakteri Salmonella tertinggi ditemukan pada bagian sekum dengan persentase 36%.","PeriodicalId":510247,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Animal Science and Technology)","volume":"2 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139184851","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}