Artikel ini ditulis untuk mendiskusikan pemikiran Muhammad Izzat Darwazah dalam ayat Muhkamāt-Mutashabihāt. Artikel ini disusun berdasarkan metode kualitatif deskriptif.. Menggunakan data-data kepustakaan sebagai dari langkah jenis penelitian Library research. Sebagai langkah analisis, digunakan landasan komentar dari tokoh kontemporer ‘Abd Rahîm Fāris Abū Ulbah (L. 1947 M-sekarang). Hasil dari penelitian ini yaitu pertama, Melalui teori Muhkamāt-Mutashabihāt Darwazah mencoba menguraikan penemuan barunya atau melakukan Ihdath (pembaharuan) konsep. Yaitu Konsep Asās al-Qur’ān sebagai persamaan dengan Muhkamāt dan aspek Wasā’il (sarana/penunjang) sebagai persamaan dengan Mutashabihāt. Kedua, Secara teori ta’wil, Darwazah merupak penganut yang memperbolehkan mena’wil ayat-ayat yang Mutashabihāt, bahkan jauh lebih bebas, karena Darwazah menggunakan teorinya sendiri tersebut tentang Wasā’il. Ketiga, dalam sudut pandang infiltrasi (Dakhîl), ditemukan bahwa teori Wasā’il yang dikemukakan oleh Darwazah banyak ditemukan aspek kelemahan (shawā’ib). Diantaranya yaitu tidak sesuai dengan ketentuan Muhkamāt-Mutashabihāt sebagaimana yang telah disepakati oleh para ulama klasik. Dari aspek praktis menurut Abū Ulbah terdapat kelemahan, yaitu teologi Darwazah kurang konsisten. Ia memasukan aspek keimanan kepada Allah pada klasifikasi ayat Muhkamāt Tetapi di sisi yang lain pada asepek keimanan adanya kehidupan setelah mati, hari kiamat dan peristiwa balasan di hari akhir diklasifikasi pada teori Wasā’il atau Mutashabihāt.
{"title":"Infiltration in the Book al-Tafsîr al-Hadîth Works of ‘Izzat Darwazah; Analysis of the Meaning of the Verse Muhkamāt-Mutashabihāt","authors":"Solehodin Solehodin, Abdul Kadir Riyadi","doi":"10.21009/jsq.019.2.03","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jsq.019.2.03","url":null,"abstract":"Artikel ini ditulis untuk mendiskusikan pemikiran Muhammad Izzat Darwazah dalam ayat Muhkamāt-Mutashabihāt. Artikel ini disusun berdasarkan metode kualitatif deskriptif.. Menggunakan data-data kepustakaan sebagai dari langkah jenis penelitian Library research. Sebagai langkah analisis, digunakan landasan komentar dari tokoh kontemporer ‘Abd Rahîm Fāris Abū Ulbah (L. 1947 M-sekarang). Hasil dari penelitian ini yaitu pertama, Melalui teori Muhkamāt-Mutashabihāt Darwazah mencoba menguraikan penemuan barunya atau melakukan Ihdath (pembaharuan) konsep. Yaitu Konsep Asās al-Qur’ān sebagai persamaan dengan Muhkamāt dan aspek Wasā’il (sarana/penunjang) sebagai persamaan dengan Mutashabihāt. Kedua, Secara teori ta’wil, Darwazah merupak penganut yang memperbolehkan mena’wil ayat-ayat yang Mutashabihāt, bahkan jauh lebih bebas, karena Darwazah menggunakan teorinya sendiri tersebut tentang Wasā’il. Ketiga, dalam sudut pandang infiltrasi (Dakhîl), ditemukan bahwa teori Wasā’il yang dikemukakan oleh Darwazah banyak ditemukan aspek kelemahan (shawā’ib). Diantaranya yaitu tidak sesuai dengan ketentuan Muhkamāt-Mutashabihāt sebagaimana yang telah disepakati oleh para ulama klasik. Dari aspek praktis menurut Abū Ulbah terdapat kelemahan, yaitu teologi Darwazah kurang konsisten. Ia memasukan aspek keimanan kepada Allah pada klasifikasi ayat Muhkamāt Tetapi di sisi yang lain pada asepek keimanan adanya kehidupan setelah mati, hari kiamat dan peristiwa balasan di hari akhir diklasifikasi pada teori Wasā’il atau Mutashabihāt.","PeriodicalId":103710,"journal":{"name":"Jurnal Studi Al-Qur'an","volume":"108 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125047499","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This study examines @quranreview's interpretation of Qur'anic verse QS. al-Nisā' [4]: 34 on social media, focusing on the words used to convey meaning. Interpreting the Qur'an on social media is often simple and direct, as it involves exploring the meaning of verses through individual comments. However, this approach needs to improve in that it can sometimes overlook the central message of the verse due to its focus on individual words. Discovering the tendency of word choice in interpreting the Qur'an contributes to developing interpretation in social media. Through a qualitative analysis using critical discourse analysis by Teun A. van Dijk, we found that @quranreview deliberately chooses representative words to challenge the traditional interpretation of the verse, which can be discriminatory towards women. The study highlights the importance of careful word choice in interpreting the Qur'an on social media, especially when dealing with sensitive and controversial topics. It also suggests that @quranreview's tendency to glorify women in its interpretation can contribute to a broader and more nuanced understanding of the text.
本研究考察@quranreview对《古兰经》经文QS的解释。al- nishi '[4]: 34在社交媒体上,关注用来传达意思的词语。在社交媒体上解读《古兰经》通常是简单而直接的,因为它涉及到通过个人评论来探索经文的含义。然而,这种方法需要改进,因为它有时会因为关注单个单词而忽略了经文的中心信息。发现《古兰经》解读中的词语选择倾向有助于社交媒体解读的发展。通过Teun a . van Dijk批判性话语分析的定性分析,我们发现@quranreview故意选择具有代表性的词语来挑战这首诗的传统解读,这可能是对女性的歧视。这项研究强调了在社交媒体上解读《古兰经》时谨慎用词的重要性,尤其是在处理敏感和有争议的话题时。它还表明,@quranreview在解释中美化女性的倾向有助于对文本进行更广泛、更细致的理解。
{"title":"Media Framing of QS. al-Nisā’ [4]: 34 by @quranreview on Instagram: Glorifying Women Tendencies in Interpretation","authors":"M. Ghozali, Muhammad Toriq Nurmadiansyah","doi":"10.21009/jsq.019.2.05","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jsq.019.2.05","url":null,"abstract":"This study examines @quranreview's interpretation of Qur'anic verse QS. al-Nisā' [4]: 34 on social media, focusing on the words used to convey meaning. Interpreting the Qur'an on social media is often simple and direct, as it involves exploring the meaning of verses through individual comments. However, this approach needs to improve in that it can sometimes overlook the central message of the verse due to its focus on individual words. Discovering the tendency of word choice in interpreting the Qur'an contributes to developing interpretation in social media. Through a qualitative analysis using critical discourse analysis by Teun A. van Dijk, we found that @quranreview deliberately chooses representative words to challenge the traditional interpretation of the verse, which can be discriminatory towards women. The study highlights the importance of careful word choice in interpreting the Qur'an on social media, especially when dealing with sensitive and controversial topics. It also suggests that @quranreview's tendency to glorify women in its interpretation can contribute to a broader and more nuanced understanding of the text.","PeriodicalId":103710,"journal":{"name":"Jurnal Studi Al-Qur'an","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116486548","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Metode tafsir terus berkembang seiring berkembangnya tafsir. Ulama kontemporer kini lebih menggandrungi metode Mawdhū’i sebagai metode yang sistematis dalam menjawab problematika modern. Sebab metode Mawdhū’i merupakan metode yang membahas satu tema dalam al-Qur’an, baik dari segi istilah, topik, dan surah dalam al-Qur’an. Salah satu tokoh kontemporer yang konsen dalam tafsir metode Mawdhū’i adalah Shalah Abdul Fattah al-Khalidi dengan karya tafsirnya yang berjudul al-Tafsîr al-Mawdhū’i bayna al-Nazhariyyah wa Tathbîqi. Maka, penelitian ini ingin mengetahui Tafsîr Mawdhū’I li as-Sūrah al-Qur’ani al-Khalidi dalam kitabnya, serta ingin menganalisis metode-metodenya. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan. Dalam menggali data, peneliti merujuk kepada data primer, yaitu kitab al-Tafsîr al-Mawdhū’i bayna al-Nazhariyyah wa Tathbîqi dengan didukung oleh sumber sekunder yang diperoleh dari literature pendukung, seperti buku, jurnal, dan sebagainya. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. Sementara analisis data menggunakan metode deskriptif analisis.Temuan dalam penelitian ini adalah : (1) al-Khalidi membagi pembahasan menjadi dua, yaitu teori (nazhari) dan praktik (tathbiqi), dan (2) al-Khalidi merumuskan langkah-langkah dalam manjelaskan satu surah, di antaranya adalah menyebutkan nama-nama lain surah, lafal nama surah dalam al-Qur’an, nama surah ijtihādy, waktu dan tempat turunnya surah, situasi turunnya surah, tujuan pokok surah, karakteristik surah, hubungan surah Muhammad dengan surah sebelum dan sesuadahnya, pengelompokan surah sesuai tema, dan menguraikan makna terselubung dalam surah.
塔夫瑟的方法随着塔夫瑟的发展而继续发展。当代学者现在更热衷于Mawdh方法ū‘我作为一种系统的方式在现代回答一些问题。因为方法Mawdhū‘我是伊斯兰教中讨论一个主题的方法'an术语方面的话题,和伊斯兰教中苏拉'an。当代人物之一口译中集中注意力的方法Mawdhū‘我的作品是Shalah Abdul Fattah al-Khalidi助教,名为al-Tafsir al-Mawdhū‘我bayna al-Nazhariyyah wa Tathbiqi。因此,这项研究想知道口译Mawdhū‘我李as-Sū伊斯兰教哇'ani al-Khalidi中书、想分析metode-metodenya。该研究包括定性研究和文学研究类型。在数据挖掘中,初级研究人员指的是数据,即《al-Tafsir al-Mawdhū‘我bayna al-Nazhariyyah wa Tathbiqi文学奖支持者的支持获得的次要来源,比如书籍、期刊和等等。至于利用文献技术收集数据。使用描述性分析方法分析数据。本研究的结论是:(1) al-Khalidi平分成两半,讨论(nazhari)理论和实践(tathbiqi)和(2)al-Khalidi制定措施,其中manjelaskan一节里,是伊斯兰教中提到了其他名字,名字发音苏拉证'an,苏拉的名字ijtihādy,时间和地点苏拉苏拉下降,下降的情况,苏拉的基本目的,苏拉的特征,与苏拉苏拉穆罕默德之前和sesuadahnya苏拉按主题分类,并揭示了隐藏在苏拉中的意义。
{"title":"Tafsîr Mawdhū’i li al-Sūrah; Analisis Kitab al-Tafsîr al-Mawdhū’I bayna al-Nazhriyyah wa Tatbîqi Karya Salāh ‘Abdul Fattāh al-Khālidi","authors":"A. Fatoni, Analia Millah Audina Haq","doi":"10.21009/jsq.019.2.06","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jsq.019.2.06","url":null,"abstract":"Metode tafsir terus berkembang seiring berkembangnya tafsir. Ulama kontemporer kini lebih menggandrungi metode Mawdhū’i sebagai metode yang sistematis dalam menjawab problematika modern. Sebab metode Mawdhū’i merupakan metode yang membahas satu tema dalam al-Qur’an, baik dari segi istilah, topik, dan surah dalam al-Qur’an. Salah satu tokoh kontemporer yang konsen dalam tafsir metode Mawdhū’i adalah Shalah Abdul Fattah al-Khalidi dengan karya tafsirnya yang berjudul al-Tafsîr al-Mawdhū’i bayna al-Nazhariyyah wa Tathbîqi. Maka, penelitian ini ingin mengetahui Tafsîr Mawdhū’I li as-Sūrah al-Qur’ani al-Khalidi dalam kitabnya, serta ingin menganalisis metode-metodenya. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan. Dalam menggali data, peneliti merujuk kepada data primer, yaitu kitab al-Tafsîr al-Mawdhū’i bayna al-Nazhariyyah wa Tathbîqi dengan didukung oleh sumber sekunder yang diperoleh dari literature pendukung, seperti buku, jurnal, dan sebagainya. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. Sementara analisis data menggunakan metode deskriptif analisis.Temuan dalam penelitian ini adalah : (1) al-Khalidi membagi pembahasan menjadi dua, yaitu teori (nazhari) dan praktik (tathbiqi), dan (2) al-Khalidi merumuskan langkah-langkah dalam manjelaskan satu surah, di antaranya adalah menyebutkan nama-nama lain surah, lafal nama surah dalam al-Qur’an, nama surah ijtihādy, waktu dan tempat turunnya surah, situasi turunnya surah, tujuan pokok surah, karakteristik surah, hubungan surah Muhammad dengan surah sebelum dan sesuadahnya, pengelompokan surah sesuai tema, dan menguraikan makna terselubung dalam surah.","PeriodicalId":103710,"journal":{"name":"Jurnal Studi Al-Qur'an","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127836718","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kezaliman merupakan sebuah dosa yang telah secara detail dijelaskan dalam Al-Qur’an. Bentuk kezaliman masih sering berkembang di tengah kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi pemikiran Tan Malaka terkait konsep kezaliman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, melalui penelitian library research serta teknik pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi. Teknik analisa menggunakan metode deskriptif-analisis kemudian dikaji dan dihubungkan dengan pemikiran tokoh Tan Malaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tan Malaka memandang ada tiga bentuk kezaliman, 1) Setiap individu yang tidak memperoleh pekerjaan yang layak dan tidak memperoleh upah yang sesuai, 2) Tidak memperoleh pendidikan yang semestinya, 3) Penindasan terhadap sesama manusia. Adapun cara mengatasinya menurut Tan Malaka adalah melalui jalan pendidikan: 1) memberikan senjata yang cukup untuk kebutuhan kehidupan dalam dunia kemodalan, 2) memberikan hak kepada murid-murid dengan jalan pergaulan, 3) menunjukkan kewajiaban terhadap kaum kromo.
{"title":"Konsep Zalim dalam Al-Qu’ran Tinjauan Pemikiran Tan Malaka","authors":"Moch. Rizal Umam, Tulus Musthofa, Dwi Wulan Sari","doi":"10.21009/jsq.019.1.05","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jsq.019.1.05","url":null,"abstract":"Kezaliman merupakan sebuah dosa yang telah secara detail dijelaskan dalam Al-Qur’an. Bentuk kezaliman masih sering berkembang di tengah kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi pemikiran Tan Malaka terkait konsep kezaliman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, melalui penelitian library research serta teknik pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi. Teknik analisa menggunakan metode deskriptif-analisis kemudian dikaji dan dihubungkan dengan pemikiran tokoh Tan Malaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tan Malaka memandang ada tiga bentuk kezaliman, 1) Setiap individu yang tidak memperoleh pekerjaan yang layak dan tidak memperoleh upah yang sesuai, 2) Tidak memperoleh pendidikan yang semestinya, 3) Penindasan terhadap sesama manusia. Adapun cara mengatasinya menurut Tan Malaka adalah melalui jalan pendidikan: 1) memberikan senjata yang cukup untuk kebutuhan kehidupan dalam dunia kemodalan, 2) memberikan hak kepada murid-murid dengan jalan pergaulan, 3) menunjukkan kewajiaban terhadap kaum kromo.","PeriodicalId":103710,"journal":{"name":"Jurnal Studi Al-Qur'an","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134565287","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Amrin, A. Priyono, Nurrahmaniah Nurrahmaniah, S. Supriyanto
The impact of globalization causes various kinds of negative behavior and actions in early childhood, causing a degradation of morality and religiosity. The research objective was to determine the concept of Islamic education and the methods and values developed by the Prophet Ibrahim in the education of children in QS aṣ-Ṣāffāt verses 85-113. This study uses a linguistic (philological/semantic) approach regarding the verses of the al-Qur'an Surah Aṣ-Ṣāffāt Verses 85-113, with the type of library research. The primary source in this research is the al-Qur'an surah aṣ-Ṣāffāt verses 85-113, and the secondary sources include the interpretation books, such as: "Tafsir Al-Azhār", Buya Hamka, Tafsir Al-Mishbāh, Quraish Shihab, Al-Qur’an and its Tafseer, and others. The data collection technique uses a library research technique. With the data collection method using documentation method using content analysis (content analysis).The results of the research show that the methods used by Prophet Ibrahim in surah ash-Shaffat verses 85-113 in children education include the tazkiyah method (purification), the method of choosing the environment, the method of having a vision, mission and goals, communication methods, methods of building a spirit of sacrifice to obtain pleasure, love and help of Allah Most High and methods of giving gifts (reward). The values developed by Prophet Ibrahim in surah ash-Shaffat verses 85-113 in children's education include the value of faith, the value of praying, the value of democratic attitudes, the value of patience, the value of tawakal (surrender) and the value of humanization. The concept of Islamic education as a process of a series of activities to humanize humans (humanization), or efforts to help humans to be able to manifest themselves according to their human dignity, based on divine messages with an attitude and personality totality surrendering to Him in all aspects of life to seek pleasure his.
{"title":"Methods and Values of Prophet Ibrahim’s Child Education in The Qur’an Surah aṣ-Ṣāffāt Verses 85-113","authors":"A. Amrin, A. Priyono, Nurrahmaniah Nurrahmaniah, S. Supriyanto","doi":"10.21009/jsq.019.1.03","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jsq.019.1.03","url":null,"abstract":"The impact of globalization causes various kinds of negative behavior and actions in early childhood, causing a degradation of morality and religiosity. The research objective was to determine the concept of Islamic education and the methods and values developed by the Prophet Ibrahim in the education of children in QS aṣ-Ṣāffāt verses 85-113. This study uses a linguistic (philological/semantic) approach regarding the verses of the al-Qur'an Surah Aṣ-Ṣāffāt Verses 85-113, with the type of library research. The primary source in this research is the al-Qur'an surah aṣ-Ṣāffāt verses 85-113, and the secondary sources include the interpretation books, such as: \"Tafsir Al-Azhār\", Buya Hamka, Tafsir Al-Mishbāh, Quraish Shihab, Al-Qur’an and its Tafseer, and others. The data collection technique uses a library research technique. With the data collection method using documentation method using content analysis (content analysis).The results of the research show that the methods used by Prophet Ibrahim in surah ash-Shaffat verses 85-113 in children education include the tazkiyah method (purification), the method of choosing the environment, the method of having a vision, mission and goals, communication methods, methods of building a spirit of sacrifice to obtain pleasure, love and help of Allah Most High and methods of giving gifts (reward). The values developed by Prophet Ibrahim in surah ash-Shaffat verses 85-113 in children's education include the value of faith, the value of praying, the value of democratic attitudes, the value of patience, the value of tawakal (surrender) and the value of humanization. The concept of Islamic education as a process of a series of activities to humanize humans (humanization), or efforts to help humans to be able to manifest themselves according to their human dignity, based on divine messages with an attitude and personality totality surrendering to Him in all aspects of life to seek pleasure his.","PeriodicalId":103710,"journal":{"name":"Jurnal Studi Al-Qur'an","volume":"2016 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128076001","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Y. Ismail, Rudi Muhamad Barnansyah, Izzatul Mardhiah
Toleransi dalam islam pada awalnya ditandai oleh perjanjian Hudaibiyah yang diprakarsa oleh Nabi Muahammad SAW. Praktek keberagamaan di berbagai wilayah indonesia terutama di indonesia telah terjadi konflik dan peperangan atar umat beragama seperti di poso, tanjung balai, sampang, dan konflik papua. Intoleransi beragama benar-benar telah terjadi di tengah masyarakat dan nilai-nilai toleransi yang telah terjalin selama berabad-abad telah memudar. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan toleransi. Ayat-ayat tersebut yang berkaitan dengan toleransi akan di analisis dengan pendektan tafsir madhui (tafsir tematik). Metodologi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah study kepustakaan (library raserch). Penelitian ini menghasilkan ditemukannya ayat-ayat yang bekaitan dengan toleransi di antaranya ayat yang berkaitan dengan pluralitas agama (QS Al Baqarah: 62). ayat-ayat yang berkaitan dengan keadilan (QS. Al Maidah: 8). ayat-ayat yang berkaitan dengan hak dan kewajiban (QS. Al-Hujurat: 13). ayat-ayat yang berakaitan dengan musyawarah (QS. Al-Sura’: 38).
伊斯兰宽容最初是由先知穆罕默德(Muahammad)发起的《胡代比亚条约》(Hudaibiyah)所标志的。在印度尼西亚的不同地区,特别是在印尼,宗教人士之间的冲突和战争发生在波索、好望角厅、桑邦和巴布亚冲突中。宗教不容忍确实存在于社会中,宽容的价值观已经存在了几个世纪。本研究旨在解释古兰经中与宽容有关的经文。与宽容将在分析有关的经文pendektan口译madhui主题(口译)。本研究采用的方法是图书馆。这项研究发现了一些与宽容有关的经文,这些经文与宗教的多元化有关(QS Al baqara: 62)。正义相关经文(QS)。Al Maidah: 8)。与之相关的权利和义务(QS经文。Al-Hujurat: 13)。与穆萨瓦拉有关的经文(QS)。Al-Sura: 38)。
{"title":"Toleransi Antar Umat Beragama Perspektif Al-Qur’an","authors":"Y. Ismail, Rudi Muhamad Barnansyah, Izzatul Mardhiah","doi":"10.21009/jsq.019.1.07","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jsq.019.1.07","url":null,"abstract":"Toleransi dalam islam pada awalnya ditandai oleh perjanjian Hudaibiyah yang diprakarsa oleh Nabi Muahammad SAW. Praktek keberagamaan di berbagai wilayah indonesia terutama di indonesia telah terjadi konflik dan peperangan atar umat beragama seperti di poso, tanjung balai, sampang, dan konflik papua. Intoleransi beragama benar-benar telah terjadi di tengah masyarakat dan nilai-nilai toleransi yang telah terjalin selama berabad-abad telah memudar. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan toleransi. Ayat-ayat tersebut yang berkaitan dengan toleransi akan di analisis dengan pendektan tafsir madhui (tafsir tematik). Metodologi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah study kepustakaan (library raserch). Penelitian ini menghasilkan ditemukannya ayat-ayat yang bekaitan dengan toleransi di antaranya ayat yang berkaitan dengan pluralitas agama (QS Al Baqarah: 62). ayat-ayat yang berkaitan dengan keadilan (QS. Al Maidah: 8). ayat-ayat yang berkaitan dengan hak dan kewajiban (QS. Al-Hujurat: 13). ayat-ayat yang berakaitan dengan musyawarah (QS. Al-Sura’: 38).","PeriodicalId":103710,"journal":{"name":"Jurnal Studi Al-Qur'an","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116256667","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
تناولت هذه الدراسة تحقيق هذا المخطوط، وهذا المخطوط يُعد تحقيق لجزء حديثي مهم ألاوهو:" الْجُزْءُ مِنْ فوائدِ أَبِي الْقَاسِمِ عَلِيُّ بنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ابنِ الحَسَينِ ابْن عَلِيَّكَ النَّيْسَابُوْرِيُّ عَنْ شُيُوْخِهِ رحمهم اللهُ تعالى"،جمع فيه صاحب الجزء عددًا من الأحاديث والآثار المختلفة ،وغير متخصصة في موضوع معين ،أومسألة معينة،فتجد بعضها في الطهارة ،وبعضها في الصلاة،وبعضها في الجنائز،وغير ذلك من أبواب العلم ، ومادّته من الأحاديث، والآثار،وقد اشتمل واحتوى على 28حديثًا،وأثرًا عن الحسن البصري -رحمه الله-،وهدفت الدراسة الوقوف علي ترجمة صاحب الجزء ابن عليك ، وخدمة السنة النبوية ، وقد سار الباحث في بحثه علي المنهج الاستقرائي الوصفي التحليلي النقدي، لملاءمته هذا النوع من الدراسات، ولتحقيق أهداف البحث، فقمت علي دراسته، وتحقيقه، وفق أصول التحقيق ، من إثبات نسبته للمؤلف، وترجمة صاحب الجزء، وترجمة رواة الجزء، وبيان منهجه، وتخريج أحاديثه، وقد عمدت إلي هذه النصوص فعزوتها إلي مظانها من كتب أهل العلم المسندة ، والتعليق عليه بما يري الباحث أن النص يحتاجه. النتائج:1- يمثل هذا الكتاب لونًا من ألوان المصنفات الحديثية،وهي كتب الفوائد والأجزاء الحديثية،وقد احتوي الكتاب علي حديثًا وأثرًا عن الحسن البصري ،وقد تنوعت أحاديث الكتاب من عبادات،ومعاملات ،وترغيب وترهيب ،وغير ذلك، وقد حاولت أن أُخرج الكتاب بأبهي حلة، وأوفي تحقيق. أهمية كتب الفوائد والأجزاء الحديثية المسندة بأنواعها،وضرورة البحث عنها ، وإخراجها،لما لها من فوائد علي الباحث والقارئ.
{"title":"\" الجزء من فوائد أبي القاسم عليّ بن عبد الرّحمن ابن الحسين ابن عليّك النّيسابوريّ عن شيوخه -رحمهم الله تعالى –\" (المتوفى: 468هـ) تحقيق ودراسة","authors":"عبد الرحمن السيد السيد عبدالغفار بلح","doi":"10.21009/jsq.019.1.06","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jsq.019.1.06","url":null,"abstract":"تناولت هذه الدراسة تحقيق هذا المخطوط، وهذا المخطوط يُعد تحقيق لجزء حديثي مهم ألاوهو:\" الْجُزْءُ مِنْ فوائدِ أَبِي الْقَاسِمِ عَلِيُّ بنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ابنِ الحَسَينِ ابْن عَلِيَّكَ النَّيْسَابُوْرِيُّ عَنْ شُيُوْخِهِ رحمهم اللهُ تعالى\"،جمع فيه صاحب الجزء عددًا من الأحاديث والآثار المختلفة ،وغير متخصصة في موضوع معين ،أومسألة معينة،فتجد بعضها في الطهارة ،وبعضها في الصلاة،وبعضها في الجنائز،وغير ذلك من أبواب العلم ، ومادّته من الأحاديث، والآثار،وقد اشتمل واحتوى على 28حديثًا،وأثرًا عن الحسن البصري -رحمه الله-،وهدفت الدراسة الوقوف علي ترجمة صاحب الجزء ابن عليك ، وخدمة السنة النبوية ، وقد سار الباحث في بحثه علي المنهج الاستقرائي الوصفي التحليلي النقدي، لملاءمته هذا النوع من الدراسات، ولتحقيق أهداف البحث، فقمت علي دراسته، وتحقيقه، وفق أصول التحقيق ، من إثبات نسبته للمؤلف، وترجمة صاحب الجزء، وترجمة رواة الجزء، وبيان منهجه، وتخريج أحاديثه، وقد عمدت إلي هذه النصوص فعزوتها إلي مظانها من كتب أهل العلم المسندة ، والتعليق عليه بما يري الباحث أن النص يحتاجه. النتائج:1- يمثل هذا الكتاب لونًا من ألوان المصنفات الحديثية،وهي كتب الفوائد والأجزاء الحديثية،وقد احتوي الكتاب علي حديثًا وأثرًا عن الحسن البصري ،وقد تنوعت أحاديث الكتاب من عبادات،ومعاملات ،وترغيب وترهيب ،وغير ذلك، وقد حاولت أن أُخرج الكتاب بأبهي حلة، وأوفي تحقيق. أهمية كتب الفوائد والأجزاء الحديثية المسندة بأنواعها،وضرورة البحث عنها ، وإخراجها،لما لها من فوائد علي الباحث والقارئ.","PeriodicalId":103710,"journal":{"name":"Jurnal Studi Al-Qur'an","volume":"2016 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127470713","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The presence of the post-Truth Era impacts human life, both in the individual and in society. They are included in the religious aspect, where for Muslims, spiritual elements cannot be separated from the Qur'an. However, revealing the meaning of the Qur'an requires tools, including asbabun nuzul and munasabah. This study describes the significance of understanding asbabun nuzul and munasabah in the Post Truth Era. The research method uses descriptive qualitative with literature study. The study results a show that understanding asbabun nuzul and munasabah will be very helpful in adapting to the Post Truth Era, including terror in the name of religion because of mistakes in capturing the meaning of God's words.
{"title":"The Significance of Understanding Asbabun Nuzul and Munasabah on The Qur'an in the Post Truth Era","authors":"Zuri Pamuji","doi":"10.21009/jsq.019.1.04","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jsq.019.1.04","url":null,"abstract":"The presence of the post-Truth Era impacts human life, both in the individual and in society. They are included in the religious aspect, where for Muslims, spiritual elements cannot be separated from the Qur'an. However, revealing the meaning of the Qur'an requires tools, including asbabun nuzul and munasabah. This study describes the significance of understanding asbabun nuzul and munasabah in the Post Truth Era. The research method uses descriptive qualitative with literature study. The study results a show that understanding asbabun nuzul and munasabah will be very helpful in adapting to the Post Truth Era, including terror in the name of religion because of mistakes in capturing the meaning of God's words.","PeriodicalId":103710,"journal":{"name":"Jurnal Studi Al-Qur'an","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132953660","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Humor pada dasarnya merupakan fitrah manusia untuk merasa bahagia dan berbagi tawa. Dewasa ini, humor menjadi salah satu konten yang paling diminati, diantaranya yakni humor bertema prank dan roasting. Studi ini berupaya untuk menganalisis konsep humor dalam kajian surah Al-Hujurat ayat 11 dan etika berhumor sebagai salah satu bentuk komunikasi. Desain penelitian menggunakan studi kualitatif jenis kajian literatur dengan pendekatan analisis konten. Data tafsir Surah Al-Hujurat ayat 11 dihimpun dari beberapa kitab tafsir, seperti Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Muyassar, Tafsir Al-Munir, Tafsir Fii Zhilalil Qur’an, Tafsir Al-Azhar, dan Tafsir Al-Mishbah. Hasil analisis menunjukkan bahwa humor pada praktiknya adalah perkara yang diperbolehkan, namun beberapa tren humor menjadikan orang lain sebagai objek bercanda dengan perilaku merendahkan. Humor dalam Islam tentu memperhatikan etika berkomunikasi, salah satunya adalah surah Al-Hujurat ayat 11 yang merupakan bentuk larangan untuk merendahkan orang lain, termasuk berhumor. Meskipun demikian, humor tetap sebuah komunikasi yang mubah dilakukan tanpa harus menjadikan orang lain sebagai objek bercanda yang merendahkan. Sebagai bentuk komunikasi, berhumor memerlukan etika agar terhindar dari perilaku merendahkan berdalih “it’s just a kidding”, diantaranya yakni dengan qaulan sadida, qaulan maisura, qaulan layyina, dan qaulan ma’rufa.
{"title":"Humor Trend in The Age of Social Media “It’s Just A Kidding” in The Qur’anic Perspectives of Surah Al-Hujurat Verse 11","authors":"Rahma Fitria Purwaningsih","doi":"10.21009/jsq.019.1.01","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jsq.019.1.01","url":null,"abstract":"Humor pada dasarnya merupakan fitrah manusia untuk merasa bahagia dan berbagi tawa. Dewasa ini, humor menjadi salah satu konten yang paling diminati, diantaranya yakni humor bertema prank dan roasting. Studi ini berupaya untuk menganalisis konsep humor dalam kajian surah Al-Hujurat ayat 11 dan etika berhumor sebagai salah satu bentuk komunikasi. Desain penelitian menggunakan studi kualitatif jenis kajian literatur dengan pendekatan analisis konten. Data tafsir Surah Al-Hujurat ayat 11 dihimpun dari beberapa kitab tafsir, seperti Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Muyassar, Tafsir Al-Munir, Tafsir Fii Zhilalil Qur’an, Tafsir Al-Azhar, dan Tafsir Al-Mishbah. Hasil analisis menunjukkan bahwa humor pada praktiknya adalah perkara yang diperbolehkan, namun beberapa tren humor menjadikan orang lain sebagai objek bercanda dengan perilaku merendahkan. Humor dalam Islam tentu memperhatikan etika berkomunikasi, salah satunya adalah surah Al-Hujurat ayat 11 yang merupakan bentuk larangan untuk merendahkan orang lain, termasuk berhumor. Meskipun demikian, humor tetap sebuah komunikasi yang mubah dilakukan tanpa harus menjadikan orang lain sebagai objek bercanda yang merendahkan. Sebagai bentuk komunikasi, berhumor memerlukan etika agar terhindar dari perilaku merendahkan berdalih “it’s just a kidding”, diantaranya yakni dengan qaulan sadida, qaulan maisura, qaulan layyina, dan qaulan ma’rufa.","PeriodicalId":103710,"journal":{"name":"Jurnal Studi Al-Qur'an","volume":"121 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134250384","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The article overviewed the Qur’anic textual authority in practices and the concept of living in Qur’anic behaviours for Monotheism and Sufism, a council of study in Aceh province. As it is known for a board of study existence, Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTTI) is growing more controversial regarding religious harmony in Islamic group society and its particular Sufism teaching. Nevertheless, despite these controversial phenomena, the council retains its teaching principles. The board exclusively refers to its teaching on Qur’an scriptures and verses as countermeasures of marginality and oppression. The committee believed in the authority of Sufism teaching, which was baselined on the Qur’an. The article projected how the council employs the scripture to formulate Sufism with a phenomenology approach to the engagement of living hadith in practice. Later, the board exploits the scripture as the source to establish critique for disavowing acceptance behaviours in society. The council intends to restore the communal into the proper stream of Islamic tradition. Parallel to these intriguing findings, the commission proclaims the Al Qur’an as an appropriate establishment of primary character reference. Eventually, the fascinating texts employed by the council also drive to strengthen the validity of council identity on national and even international coverage, which overlaps other boards in the region.
{"title":"The Qur’anic Authority in Strengthening Sufism Teaching at Majlis Pengkajian Tauhid Tassauf Indonesia (MPTTI) in Indonesia","authors":"N. Marhaban, Mawardi Mawardi","doi":"10.21009/jsq.019.1.02","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jsq.019.1.02","url":null,"abstract":"The article overviewed the Qur’anic textual authority in practices and the concept of living in Qur’anic behaviours for Monotheism and Sufism, a council of study in Aceh province. As it is known for a board of study existence, Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTTI) is growing more controversial regarding religious harmony in Islamic group society and its particular Sufism teaching. Nevertheless, despite these controversial phenomena, the council retains its teaching principles. The board exclusively refers to its teaching on Qur’an scriptures and verses as countermeasures of marginality and oppression. The committee believed in the authority of Sufism teaching, which was baselined on the Qur’an. The article projected how the council employs the scripture to formulate Sufism with a phenomenology approach to the engagement of living hadith in practice. Later, the board exploits the scripture as the source to establish critique for disavowing acceptance behaviours in society. The council intends to restore the communal into the proper stream of Islamic tradition. Parallel to these intriguing findings, the commission proclaims the Al Qur’an as an appropriate establishment of primary character reference. Eventually, the fascinating texts employed by the council also drive to strengthen the validity of council identity on national and even international coverage, which overlaps other boards in the region.","PeriodicalId":103710,"journal":{"name":"Jurnal Studi Al-Qur'an","volume":"112 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117187409","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}