Abstrak Latar belakang: Tanaman mangkokan (Polyscias scutellaria Burm.f.) merupakan salah satu tanaman khas Indonesia yang memiliki kandungan senyawa aktif berupa alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin yang bermanfaat sebagai agen antibakteri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun mangkokan (Polyscias scutellaria Burm.f.) sebagai agen antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli serta mengetahui besar konsentrasi dari ekstrak daun mangkokan (Polyscias scutellaria Burm.f.) yang dapat memberikan daya hambat minimum terhadap bakteri Escherichia coli. Metode: Metode pengujian aktivitas antibakteri yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode difusi dan dilusi. Hasil: Berdasakan hasil uji menunjukkan bahwa ada perbedaan secara signifikan penggunaan berbagai konsentrasi ekstrak daun mangkokan dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Konsentrasi ekstrak 90% merupakan konsentrasi paling baik dalam membentuk diameter zona hambat terhadap bakteri Escherichia coli. Kadar Hambat Minimum (KHM) Escherichia coli belum dapat ditentukan karena pada konsentrasi 0,19%-50% belum dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Kata Kunci : Daun mangkokan (Polyscias scutellaria Burm.f.), Escherichia coli, antibakteri, difusi, dilusi
{"title":"Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Daun Mangkokan (Polyscias scutellaria Burm.f.) Terhadap Bakteri Escherichia coli","authors":"Rizki Ramadhani, Dina Melia Oktavilantika","doi":"10.35706/pc.v3i1.7243","DOIUrl":"https://doi.org/10.35706/pc.v3i1.7243","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Abstrak \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000Latar belakang: Tanaman mangkokan (Polyscias scutellaria Burm.f.) merupakan salah satu tanaman khas Indonesia yang memiliki kandungan senyawa aktif berupa alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin yang bermanfaat sebagai agen antibakteri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun mangkokan (Polyscias scutellaria Burm.f.) sebagai agen antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli serta mengetahui besar konsentrasi dari ekstrak daun mangkokan (Polyscias scutellaria Burm.f.) yang dapat memberikan daya hambat minimum terhadap bakteri Escherichia coli. Metode: Metode pengujian aktivitas antibakteri yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode difusi dan dilusi. Hasil: Berdasakan hasil uji menunjukkan bahwa ada perbedaan secara signifikan penggunaan berbagai konsentrasi ekstrak daun mangkokan dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Konsentrasi ekstrak 90% merupakan konsentrasi paling baik dalam membentuk diameter zona hambat terhadap bakteri Escherichia coli. Kadar Hambat Minimum (KHM) Escherichia coli belum dapat ditentukan karena pada konsentrasi 0,19%-50% belum dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. \u0000Kata Kunci : Daun mangkokan (Polyscias scutellaria Burm.f.), Escherichia coli, antibakteri, difusi, dilusi \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":110137,"journal":{"name":"PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126339102","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Latar belakang: Jerawat atau lebih dikenal dengan acne vulgaris merupakan suatu penyakit peradangan kronik dari unit pilosebasea yang disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes. Tanaman kopasanda mengandung senyawa kimia tanin, fenol, flavonoid, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari krim daun kopasanda terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan mengetahui sifat fisik sediaan krim pada hari ke 1 dan ke 14. Metode: Pengujian aktivitas antibakteri sediaan krim dilakukan menggunakan metode difusi sumuran. Krim diformulasikan menjadi F1 (ekstrak 7,5%), F2 (ekstrak 10%), F3 (ekstrak 12,5%) dengan kontrol positif gel klindamisin 1% dan basis krim sebagai kontrol negatif. Hasil: Hasil uji aktivitas antibakteri krim menunjukan semua formula memberikan daya hambat terhadap bakteri Propionibacterium acne kecuali kontrol negatif (basis krim). Krim dengan konsentrasi ekstrak 12,5% memberikan diameter zona hambat yang paling besar. Hasil pengujian krim setelah penyimpanan 14 hari tidak menujukan perubahan yang bermakna karena krim masih memiliki sifat fisik yang baik dan tetap menujukan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acne. Kata kunci : Antibakteri, Ekstrak daun kopasanda, Krim dan Propionibacterium acnes
{"title":"Formulasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Krim Ekstrak Daun Kopasanda (Chromolaena Odorata L.) terhadap Bakteri Propionibacterium acnes","authors":"Lisa Fitrianti, Dina Melia Oktavilantika","doi":"10.35706/pc.v3i1.7242","DOIUrl":"https://doi.org/10.35706/pc.v3i1.7242","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000 \u0000 \u0000 \u0000Latar belakang: Jerawat atau lebih dikenal dengan acne vulgaris merupakan suatu penyakit peradangan kronik dari unit pilosebasea yang disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes. Tanaman kopasanda mengandung senyawa kimia tanin, fenol, flavonoid, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari krim daun kopasanda terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan mengetahui sifat fisik sediaan krim pada hari ke 1 dan ke 14. Metode: Pengujian aktivitas antibakteri sediaan krim dilakukan menggunakan metode difusi sumuran. Krim diformulasikan menjadi F1 (ekstrak 7,5%), F2 (ekstrak 10%), F3 (ekstrak 12,5%) dengan kontrol positif gel klindamisin 1% dan basis krim sebagai kontrol negatif. Hasil: Hasil uji aktivitas antibakteri krim menunjukan semua formula memberikan daya hambat terhadap bakteri Propionibacterium acne kecuali kontrol negatif (basis krim). Krim dengan konsentrasi ekstrak 12,5% memberikan diameter zona hambat yang paling besar. Hasil pengujian krim setelah penyimpanan 14 hari tidak menujukan perubahan yang bermakna karena krim masih memiliki sifat fisik yang baik dan tetap menujukan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acne. \u0000Kata kunci : Antibakteri, Ekstrak daun kopasanda, Krim dan Propionibacterium acnes \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":110137,"journal":{"name":"PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126404874","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Devy Kasih Putria, Isyana Salsabila, Shiyami Aulia Nur Darmawan, Eka Wulan Galuh Pratiwi, Yumareta Anggun Nihan
Senyawa metabolit sekunder tanin ialah suatu zat organik yang cukup kompleks serta terdiri atas senyawa fenolik yang terkandung pada berbagai jenis tanaman di Indonesia. Senyawa tanin dapat disebut sebagai asam galotanat atau asam tanat yang memiliki berbagai macam khasiat seperti sebagai antidiare, antioksidan, antibakteri, dan astringent. Tujuan: Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengidentifikasi senyawa tanin yang terkandung pada delapan spesies tanaman yang terdapat di Indonesia. Metode: Metode yang digunakan yaitu tinjauan literatur dengan teori-teori yang relevan. Kesimpulan: Hasil dari tinjauan dapat disimpulkan bahwa delapan spesies tanaman yang terdapat di Indonesia yaitu tanaman Mangrove (Sonneratia alba), Bungur Muda (Lagerstroemia speciosa Pers.), Manggis (Garcinia mangostana L.), Kelapa (Cocos nucifera L.), Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.), Jambu Biji (Psidium guajava L. var. Pomifera), Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd), dan Paku (Phymatodes scolopendria (Burm.) Ching) positif mengandung senyawa Tanin. Kata Kunci : Tanin, Identifikasi, Metabolit Sekunder, Tumbuhan
单宁次生代谢化合物是一种相当复杂的有机物质,由一种存在于印度尼西亚不同植物中的酚类化合物组成。单宁酸可以被称为加罗坦酸或单宁酸,具有抗腹泻、抗氧化剂、抗菌和astringent等多种特性。目的:本文的目的是确定在印尼发现的八种植物中含有单宁酸的化合物。方法:采用相关理论的文献综述方法。结论:综述的结果可以得出这样的结论:在印度尼西亚发现的8种植物有Mangrove (Sonneratia alba)、幼苗(lagerstrohihiian speciosa消息)、Manggis (Garcinia mangostana L)、椰子树(Cocos nucifera L)、椰子树(学名Cocos nucifera L)、番石榴(学名Averrhoa jurina L.)、番石榴(学名学名学名utrhoa guilva L. var. var Pomifera)、Kemiri(学名Aleurites moluccana, L。还有线粒体。单宁化合物呈阳性。关键词:单宁,身份证明,次生代谢,植物
{"title":"Identifikasi Tanin pada Tumbuh-tumbuhan di Indonesia","authors":"Devy Kasih Putria, Isyana Salsabila, Shiyami Aulia Nur Darmawan, Eka Wulan Galuh Pratiwi, Yumareta Anggun Nihan","doi":"10.35706/pc.v3i1.7238","DOIUrl":"https://doi.org/10.35706/pc.v3i1.7238","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Senyawa metabolit sekunder tanin ialah suatu zat organik yang cukup kompleks serta terdiri atas senyawa fenolik yang terkandung pada berbagai jenis tanaman di Indonesia. Senyawa tanin dapat disebut sebagai asam galotanat atau asam tanat yang memiliki berbagai macam khasiat seperti sebagai antidiare, antioksidan, antibakteri, dan astringent. Tujuan: Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengidentifikasi senyawa tanin yang terkandung pada delapan spesies tanaman yang terdapat di Indonesia. Metode: Metode yang digunakan yaitu tinjauan literatur dengan teori-teori yang relevan. Kesimpulan: Hasil dari tinjauan dapat disimpulkan bahwa delapan spesies tanaman yang terdapat di Indonesia yaitu tanaman Mangrove (Sonneratia alba), Bungur Muda (Lagerstroemia speciosa Pers.), Manggis (Garcinia mangostana L.), Kelapa (Cocos nucifera L.), Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.), Jambu Biji (Psidium guajava L. var. Pomifera), Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd), dan Paku (Phymatodes scolopendria (Burm.) Ching) positif mengandung senyawa Tanin. \u0000Kata Kunci : Tanin, Identifikasi, Metabolit Sekunder, Tumbuhan \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":110137,"journal":{"name":"PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131937241","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Latar belakang: Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menangkal radikal bebas dalam tubuh. Sumber alternatif tanaman alami yang berpotensi memiliki aktivitas antioksidan adalah pepaya jepang (Cnidoscolus aconitifolius Johnst). Pengujian aktivitas antioksidan pada ekstrak daun pepaya jepang belum banyak dilakukan. Penelitian ini akan menguji aktivitas antioksidan dari sampel daun pepaya jepang yang diekstrak dengan pelarut etanol dan etil asetat. Penggunaan kedua pelarut dipilih karena untuk mendapatkan target senyawa yang tepat sebagai antioksidan, dari senyawa yang bersifat semi polar hingga polar dalam ekstrak yang dikehendaki. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat aktivitas antioksidan pada bagian daun pepaya jepang (Cnidoscolus aconitifolius Johnst). Metode: Penelitian ini menggunakan pelarut etanol 96 % dan etil asetat. Simplisia daun pepaya jepang diekstraksi dengan cara maserasi. Skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan dilakukan pada kedua ekstrak daun pepaya jepang. Pengujian aktivitas antioksidan dengan DPPH (2,2- diphenyl-1-picrylhydrazin). Aktivitas antioksidan diuji secara kuantitatif dengan spektrofotometri Uv-Vis pada panjang gelombang 515 nm dengan asam askorbat sebagai baku pembanding. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun pepaya jepang mengandung alkaloid, fenol, flavonoid, saponin, tannin, dan terpenoid. Hasil berbeda didapatkan ekstrak etil asetat daun pepaya jepang negatif senyawa flavonoid. Parameter yang digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan adalah nilai IC50 (Inhibition Consentration 50) dengan membuat kurva hubungan antara konsentrasi dan persen inhibisi. Sehingga didapatkan nilai IC50 ekstrak etanol daun pepaya jepang 62,88 ppm (antioksidan kuat), dan ekstrak etil asetat sebesar 286,91 ppm (antioksidan lemah). Kata Kunci : Antioksidan, Cnidoscolus aconitifolius Johnst, Etanol, Etil asetat
{"title":"Perbandingan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol dan Etil Asetat Daun Pepaya Jepang (Cnidoscolus aconitifolius Johnst)","authors":"Sindi Isliana, Vida Elsyana, A. Ulfa","doi":"10.35706/pc.v3i1.7241","DOIUrl":"https://doi.org/10.35706/pc.v3i1.7241","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Abstrak \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000Latar belakang: Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menangkal radikal bebas dalam tubuh. Sumber alternatif tanaman alami yang berpotensi memiliki aktivitas antioksidan adalah pepaya jepang (Cnidoscolus aconitifolius Johnst). Pengujian aktivitas antioksidan pada ekstrak daun pepaya jepang belum banyak dilakukan. Penelitian ini akan menguji aktivitas antioksidan dari sampel daun pepaya jepang yang diekstrak dengan pelarut etanol dan etil asetat. Penggunaan kedua pelarut dipilih karena untuk mendapatkan target senyawa yang tepat sebagai antioksidan, dari senyawa yang bersifat semi polar hingga polar dalam ekstrak yang dikehendaki. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat aktivitas antioksidan pada bagian daun pepaya jepang (Cnidoscolus aconitifolius Johnst). Metode: Penelitian ini menggunakan pelarut etanol 96 % dan etil asetat. Simplisia daun pepaya jepang diekstraksi dengan cara maserasi. Skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan dilakukan pada kedua ekstrak daun pepaya jepang. Pengujian aktivitas antioksidan dengan DPPH (2,2- diphenyl-1-picrylhydrazin). Aktivitas antioksidan diuji secara kuantitatif dengan spektrofotometri Uv-Vis pada panjang gelombang 515 nm dengan asam askorbat sebagai baku pembanding. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun pepaya jepang mengandung alkaloid, fenol, flavonoid, saponin, tannin, dan terpenoid. Hasil berbeda didapatkan ekstrak etil asetat daun pepaya jepang negatif senyawa flavonoid. Parameter yang digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan adalah nilai IC50 (Inhibition Consentration 50) dengan membuat kurva hubungan antara konsentrasi dan persen inhibisi. Sehingga didapatkan nilai IC50 ekstrak etanol daun pepaya jepang 62,88 ppm (antioksidan kuat), dan ekstrak etil asetat sebesar 286,91 ppm (antioksidan lemah). \u0000Kata Kunci : Antioksidan, Cnidoscolus aconitifolius Johnst, Etanol, Etil asetat \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":110137,"journal":{"name":"PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114197300","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Andi Andriansyah, S. Suherman, Kurniaty Yusuf, Musdalifah Musdalifah, Selvia Selvia
Abstrak Latar Belakang : Stunting adalah salah satu malnutrisi kronik yang dapat terjadi pada semua balita khususnya usia 6-23 bulan yang akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan. Metode: Indikator yang digunakan untuk menilai stunting yang di keluarkan World Health Organization (WHO) berdasarkan tinggi badan menurut umur (TB/U) dengan ambang batas z-score kurang dari –2 standar deviasi (SD) dinyatakan stunting (WHO, 2021). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif observasional dengan metode cross sectional yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara paparan dan penyakit dengan cara membandingkan kelompok stunting dengan kelompok tidak stunting. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara asupan protein dan asupan kalsium dengan kejadian stunting dengan nilai hubungan yaitu nilai a=0.034 (a=<0.05) dan a= 0.046 (a=<0.05) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein dan asupan kalsium dengan kejadian stunting di Puskesmas Ustutun Kec. Wetar Barat Kab. Maluku Barat Daya Prov. Maluku, namun tidak ditemukan adanya hubungan antara asupan zink dan vit. D terhadap kejadian stunting. Kata Kunci : Stunting, Protein, Kalsium, Zink dan Vit. D
{"title":"Hubungan Asupan Zat Gizi (Protein, Kalsium, Zink dan Vitamin D) dengan Kejadian Stunting Pada Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Ustutun Kecamatan Wetar Barat Kabupaten Maluku Barat Daya Tahun 2021","authors":"Andi Andriansyah, S. Suherman, Kurniaty Yusuf, Musdalifah Musdalifah, Selvia Selvia","doi":"10.35706/pc.v3i1.7240","DOIUrl":"https://doi.org/10.35706/pc.v3i1.7240","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Abstrak \u0000Latar Belakang : Stunting adalah salah satu malnutrisi kronik yang dapat terjadi pada semua balita khususnya usia 6-23 bulan yang akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan. Metode: Indikator yang digunakan untuk menilai stunting yang di keluarkan World Health Organization (WHO) berdasarkan tinggi badan menurut umur (TB/U) dengan ambang batas z-score kurang dari –2 standar deviasi (SD) dinyatakan stunting (WHO, 2021). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif observasional dengan metode cross sectional yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara paparan dan penyakit dengan cara membandingkan kelompok stunting dengan kelompok tidak stunting. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara asupan protein dan asupan kalsium dengan kejadian stunting dengan nilai hubungan yaitu nilai a=0.034 (a=<0.05) dan a= 0.046 (a=<0.05) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein dan asupan kalsium dengan kejadian stunting di Puskesmas Ustutun Kec. Wetar Barat Kab. Maluku Barat Daya Prov. Maluku, namun tidak ditemukan adanya hubungan antara asupan zink dan vit. D terhadap kejadian stunting. \u0000Kata Kunci : Stunting, Protein, Kalsium, Zink dan Vit. D \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":110137,"journal":{"name":"PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science","volume":"278 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132416623","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rina Anugrah, Maharani Sukmadewi, Rima Rahmayanti, Athina Mardatillah, Dadan Suryasaputra
Abstrak Latar Belakang: Senyawa 1,2-difenil-4-trifluorometil-3,5-pirazolidindion merupakan senyawa turunan 5-pirazolidindion yang berdasarkan hasil penelitian secara in silico berpotensi sebagai inhibitor selektif COX-2. Tujuan dan Metode: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efisiensi sintesis senyawa 1,2-difenil-4-trifluorometil-3,5-pirazolidindion dengan teknik refluks dan teknik radiasi microwave. Sintesis senyawa dilakukan dengan mereaksikan senyawa 1,3-dietil- 2-trifluorometil-propandioat dengan hidrazobenzen dalam pelarut metanol dalam kondisi asam (HCl). Hasil: Hasil sintesis diperoleh senyawa berbentuk serbuk hablur berwarna ungu kebiruan (teknik refluks) dan berwarna ungu keabuan (teknik radiasi microwave). Bobot hasil sintesis senyawa dengan teknik refluks adalah 1,239±0,005 g dan dengan teknik radiasi microwave adalah 2,306±0,007 g. Ada perbedaan secara bermakna antara bobot hasil sintesis senyawa dengan teknik refluks dan teknik radiasi microwave (t hitung > t tabel, P = 0,99). Berdasarkan hasil KLT, senyawa hasil sintesis dengan teknik radiasi microwave lebih murni (satu bercak) dibandingkan dengan teknik refluks (tiga bercak). Berdasarkan pemantauan dengan spektrofotometri UV dan Inframerah, ada kemiripan bentuk spektrum senyawa hasil sintesis dengan teknik refluks (λmaks 290,9 nm) dan teknik radiasi microwave (λmaks 288,3 nm). Simpulan: Sintesis senyawa dengan teknik radiasi microwave lebih efisien dibandingkan dengan teknik refluks. Kata Kunci : 1,2-difenil-4-trifluorometil-3,5-pirazolidindion, sintesis, refluks, radiasi microwave
{"title":"Perbandingan Efisiensi Sintesis Senyawa 1,2-Difenil-4-Trifluorometil-3,5-Pirazolidindion dengan Teknik Refluks dan Radiasi Microwave","authors":"Rina Anugrah, Maharani Sukmadewi, Rima Rahmayanti, Athina Mardatillah, Dadan Suryasaputra","doi":"10.35706/pc.v3i1.7244","DOIUrl":"https://doi.org/10.35706/pc.v3i1.7244","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Abstrak \u0000Latar Belakang: Senyawa 1,2-difenil-4-trifluorometil-3,5-pirazolidindion merupakan senyawa turunan 5-pirazolidindion yang berdasarkan hasil penelitian secara in silico berpotensi sebagai inhibitor selektif COX-2. Tujuan dan Metode: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efisiensi sintesis senyawa 1,2-difenil-4-trifluorometil-3,5-pirazolidindion dengan teknik refluks dan teknik radiasi microwave. Sintesis senyawa dilakukan dengan mereaksikan senyawa 1,3-dietil- 2-trifluorometil-propandioat dengan hidrazobenzen dalam pelarut metanol dalam kondisi asam (HCl). Hasil: Hasil sintesis diperoleh senyawa berbentuk serbuk hablur berwarna ungu kebiruan (teknik refluks) dan berwarna ungu keabuan (teknik radiasi microwave). Bobot hasil sintesis senyawa dengan teknik refluks adalah 1,239±0,005 g dan dengan teknik radiasi microwave adalah 2,306±0,007 g. Ada perbedaan secara bermakna antara bobot hasil sintesis senyawa dengan teknik refluks dan teknik radiasi microwave (t hitung > t tabel, P = 0,99). Berdasarkan hasil KLT, senyawa hasil sintesis dengan teknik radiasi microwave lebih murni (satu bercak) dibandingkan dengan teknik refluks (tiga bercak). Berdasarkan pemantauan dengan spektrofotometri UV dan Inframerah, ada kemiripan bentuk spektrum senyawa hasil sintesis dengan teknik refluks (λmaks 290,9 nm) dan teknik radiasi microwave (λmaks 288,3 nm). Simpulan: Sintesis senyawa dengan teknik radiasi microwave lebih efisien dibandingkan dengan teknik refluks. \u0000Kata Kunci : 1,2-difenil-4-trifluorometil-3,5-pirazolidindion, sintesis, refluks, radiasi microwave \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":110137,"journal":{"name":"PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131459922","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Latar Belakang: Diare merupakan suatu masalah kesehatan yang menyebabkan angka kematian yang besar di Indonesia. Di indonesia prevalensi kasus diare terjadi peningkatan di setiap tahunnya. Diare dapat terjadi di semua kalangan baik anak balita maupun lanjut usia (lasia). Pengobatan diare dapat di lakukan secara herbal atau tradisional menggunakan dau jambu biji. Tujuan: Maka dari itu, Review artikel ini bertujuan untuk mengetahui potensi daun jambu biji sebagai antidiare. Metode: Metode yang di gunakan dalam review artikel ini yaitu studi literatur dengan mengumpulkan data eklusi maupun inklusi yang terkait manfaat dari daun jambu biji sebagai antidiare. Uji khasiat daun jambu biji sebagai antidiare dilakukan dengan pemberian ekstrak daun jambu biji pada sapi bali. Hasil: Didapatkan bahwa daun jambu biji mengandung beberapa bahan aktif antara lain tanin, flavonoid, guajaverin, leukosianidin, minyak atsiri, asam malat, damar, dan asam oksalat, tetapi hanya komponen khusus seperti flavonoid, tanin, minyak atsiri, dan alkaloid yang memiliki efek farmakologi sebagai antidiare. Kata Kunci : Antidiare, Diare, Daun Jambu Biji
{"title":"Aktivitas Farmakologi Daun Jambu Biji (Psidium guajava L) sebagai Agen Antidiare","authors":"Nina Elyyana, Alfina Oktavianti, Mutiara Alfiyah, Chalisya Vanya Advaita, Mochamad Galuh Ryandha","doi":"10.35706/pc.v3i1.7237","DOIUrl":"https://doi.org/10.35706/pc.v3i1.7237","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Abstrak \u0000Latar Belakang: Diare merupakan suatu masalah kesehatan yang menyebabkan angka kematian yang besar di Indonesia. Di indonesia prevalensi kasus diare terjadi peningkatan di setiap tahunnya. Diare dapat terjadi di semua kalangan baik anak balita maupun lanjut usia (lasia). Pengobatan diare dapat di lakukan secara herbal atau tradisional menggunakan dau jambu biji. Tujuan: Maka dari itu, Review artikel ini bertujuan untuk mengetahui potensi daun jambu biji sebagai antidiare. Metode: Metode yang di gunakan dalam review artikel ini yaitu studi literatur dengan mengumpulkan data eklusi maupun inklusi yang terkait manfaat dari daun jambu biji sebagai antidiare. Uji khasiat daun jambu biji sebagai antidiare dilakukan dengan pemberian ekstrak daun jambu biji pada sapi bali. Hasil: Didapatkan bahwa daun jambu biji mengandung beberapa bahan aktif antara lain tanin, flavonoid, guajaverin, leukosianidin, minyak atsiri, asam malat, damar, dan asam oksalat, tetapi hanya komponen khusus seperti flavonoid, tanin, minyak atsiri, dan alkaloid yang memiliki efek farmakologi sebagai antidiare. \u0000Kata Kunci : Antidiare, Diare, Daun Jambu Biji \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":110137,"journal":{"name":"PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126675286","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dimas Adi Setiawan, S. Suherman, Kurniaty Yusuf, Fitri Wahyuni, Aisyah Vitariani Garendi
Latar Belakang : Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik yang ditandai dengan penurunan kecepatan pertumbuhan dan merupakan dampak dari ketidakseimbangan gizi. Stunting merupakan masalah yang kompleks yang bisa disebabkan oleh berat badan lahir rendah, ASI Ekslusif, panjang badan lahir, pendapatan keluarga serta ketidakseimbangan asupan zat gizi makro (Protein) dan zat gizi mikro (Zink, Kalsium dan Vitamin D) Tujuan : Mengidentifikasi dan menganalisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Ilwaki Tahun 2021. Metode : Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita yang berada pada wilayah kerja Puskesmas Ilwaki. Dilakukan pada bulan Agustus – September 2021 jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 67 balita. Hasil : Analisis bivariat menunjukan ada hubungan riwayat ASI terhadap kejadian stunting pada balita p value 0,001, tidak ada hubungan riwayat BBLR terhadap kejadian stunting pada balita p value 0,451, tidak ada hubungan pendapatan keluarga terhadap kejadian stunting pada balita p value 0,622, tidak ada hubungan asupan energi terhadap kejadian stunting pada balita p value 1,000, ada hubungan protein terhadap kejadian stunting pada balita p value 0,000, ada hubungan asupan zink terhadap kejadian stunting balita p value 0,000, Hubungan asupan kalsium terhadap kejadian stunting pada balita p value 0,000, tidak ada hubungan asupan vitamin D terhadap kejadian stunting balita p value 1,000. Kesimpulan : dari penelitian ini menunjukan pemberian ASI Ekslusif, Asupan Protein, Zink, Kalsium berhubungan dengan kejadian stunting pada balita dan riwayat BBLR, Pendapatan Keluarga, Asupan Energi, Vitamin D tidak berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Ilwaki Maluku Barat Daya
背景:发育不良是一种身体生长紊乱,其特征是生长速度下降和营养不平衡的结果。发育迟缓是一个复杂的问题,可以由出生体重低的机构,独家母乳,长出生,家庭收入和宏观失衡等营养素的摄入量()和微营养素(蛋白质锌,钙和维生素D)目的:识别和分析幼儿的发育与事件有关的因素在诊所Ilwaki 2021年。方法:这项研究的设计是对交叉学习方法的分析。这项研究的人口包括在Puskesmas Ilwaki工作区域内的所有幼儿。在2021年8月至9月间,本研究的样本总数为67名幼儿。结果:母乳分析显示有二元关系历史价值p 0.001幼儿对发育事件的历史,没有关系lbw对发育事件”p value 0.451蹒跚学步的孩子,家庭收入没有关系的p value 0.622蹒跚学步的孩子,对发育事件没有关系对发育事件的能量摄入p价值1000蹒跚学步的孩子,对发育事件有关系的蛋白质p value万蹒跚学步的孩子,锌与幼儿p值1万的发育不良有关,钙摄入量与幼儿p值1万的发育不良有关,维生素D摄入量与幼儿p值1万的发育不良有关。结论:这项研究表明,母乳喂养、蛋白质摄入、锌、钙与幼儿发育不良事件、BBLR历史、家庭收入、能源摄入、维生素D与幼儿在Puskesmas Ilwaki苹果西南地区的发育不良事件无关
{"title":"Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting pada Balita Di Puskesmas Ilwaki Kabupaten Maluku Barat Daya Tahun 2021","authors":"Dimas Adi Setiawan, S. Suherman, Kurniaty Yusuf, Fitri Wahyuni, Aisyah Vitariani Garendi","doi":"10.35706/pc.v2i2.6308","DOIUrl":"https://doi.org/10.35706/pc.v2i2.6308","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Latar Belakang : Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik yang ditandai dengan penurunan kecepatan pertumbuhan dan merupakan dampak dari ketidakseimbangan gizi. Stunting merupakan masalah yang kompleks yang bisa disebabkan oleh berat badan lahir rendah, ASI Ekslusif, panjang badan lahir, pendapatan keluarga serta ketidakseimbangan asupan zat gizi makro (Protein) dan zat gizi mikro (Zink, Kalsium dan Vitamin D) Tujuan : Mengidentifikasi dan menganalisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Ilwaki Tahun 2021. Metode : Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita yang berada pada wilayah kerja Puskesmas Ilwaki. Dilakukan pada bulan Agustus – September 2021 jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 67 balita. Hasil : Analisis bivariat menunjukan ada hubungan riwayat ASI terhadap kejadian stunting pada balita p value 0,001, tidak ada hubungan riwayat BBLR terhadap kejadian stunting pada balita p value 0,451, tidak ada hubungan pendapatan keluarga terhadap kejadian stunting pada balita p value 0,622, tidak ada hubungan asupan energi terhadap kejadian stunting pada balita p value 1,000, ada hubungan protein terhadap kejadian stunting pada balita p value 0,000, ada hubungan asupan zink terhadap kejadian stunting balita p value 0,000, Hubungan asupan kalsium terhadap kejadian stunting pada balita p value 0,000, tidak ada hubungan asupan vitamin D terhadap kejadian stunting balita p value 1,000. Kesimpulan : dari penelitian ini menunjukan pemberian ASI Ekslusif, Asupan Protein, Zink, Kalsium berhubungan dengan kejadian stunting pada balita dan riwayat BBLR, Pendapatan Keluarga, Asupan Energi, Vitamin D tidak berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Ilwaki Maluku Barat Daya \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":110137,"journal":{"name":"PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science","volume":"181 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125440122","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanaman Kari (Murraya koenigii (L) Spreng) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan dalam pengobatan tradisional karena adanya sejumlah zat yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri seperti flavonoid, fenol, alkaloid, dan saponin. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan efektivitas antibakteri ekstrak daun kari (Murraya koenigii (L) Spreng) terhadap Staphylococcus aureus, dan pada penelitian ini dibuat dalam bentuk sediaan farmasi agar penggunaannya menjadi lebih praktis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi sediaan sabun cair ekstrak daun kari yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus. Ekstrak daun kari dibuat menggunakan pelarut etanol 96 % dengan metode maserasi. Ekstrak yang diperoleh kemudian dibuat formulasi sabun cair dengan konsentrasi 2,5 % b/v, 5 % b/v, 7,5 % b/v, dan 10 % b/v dan dilakukan pengujian organoleptik, pH, bobot jenis dan tinggi busa. Pengujian efektivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dilakukan dengan metode difusi dengan kontrol positif menggunakan sabun Dettol®. Hasil uji efektivitas antibakteri sabun cair ekstrak daun kari yang diperoleh dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus yakni konsentrasi 2,5 % (8,91 mm) masuk dalam kategori zona hambat sedang, konsentrasi 5 % (10,25 mm), konsentrasi 7,5 % (10,93 mm) dan konsentrasi 10 % (13,11 mm) masuk dalam kategori zona hambat kuat tetapi efeknya masih rendah dibandingkan kontrol positif (15,65 mm).
{"title":"Uji Efektivitas Antibakteri Sediaan Sabun Cair Ekstrak Daun Kari (Murraya koenigii (L) Spreng) Terhadap Staphylococcus aureus","authors":"Ajeng Kurniati Roddu, Andi Ulfah Magefirah Rasyid","doi":"10.35706/pc.v2i2.6309","DOIUrl":"https://doi.org/10.35706/pc.v2i2.6309","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Tanaman Kari (Murraya koenigii (L) Spreng) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan dalam pengobatan tradisional karena adanya sejumlah zat yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri seperti flavonoid, fenol, alkaloid, dan saponin. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan efektivitas antibakteri ekstrak daun kari (Murraya koenigii (L) Spreng) terhadap Staphylococcus aureus, dan pada penelitian ini dibuat dalam bentuk sediaan farmasi agar penggunaannya menjadi lebih praktis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi sediaan sabun cair ekstrak daun kari yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus. Ekstrak daun kari dibuat menggunakan pelarut etanol 96 % dengan metode maserasi. Ekstrak yang diperoleh kemudian dibuat formulasi sabun cair dengan konsentrasi 2,5 % b/v, 5 % b/v, 7,5 % b/v, dan 10 % b/v dan dilakukan pengujian organoleptik, pH, bobot jenis dan tinggi busa. Pengujian efektivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dilakukan dengan metode difusi dengan kontrol positif menggunakan sabun Dettol®. Hasil uji efektivitas antibakteri sabun cair ekstrak daun kari yang diperoleh dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus yakni konsentrasi 2,5 % (8,91 mm) masuk dalam kategori zona hambat sedang, konsentrasi 5 % (10,25 mm), konsentrasi 7,5 % (10,93 mm) dan konsentrasi 10 % (13,11 mm) masuk dalam kategori zona hambat kuat tetapi efeknya masih rendah dibandingkan kontrol positif (15,65 mm). \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":110137,"journal":{"name":"PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science","volume":"165 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131055645","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai tabir surya adalah tanaman jambu biji. Daun jambu biji berdaging buah putih (Psidium guajava L.) mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid kuersetin. Flavonoid kuersetin mempunyai gugus kromofor yang merupakan sistem aromatik terkonjugasi yang memiliki kemampuan untuk menyerap sinar ultraviolet. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan menentukan nilai SPF sediaan losion dari ekstrak daun jambu biji berdaging putih. Hasil pengujian SPF secara in vitro dari ekstrak etil asetat daun jambu biji berdaging putih (Psidium guajava L.) pada konsentrasi 250 ppm adalah 15,17 dengan kategori proteksi ultra. Nilai SPF sediaan losion yang mengandung ekstrak daun jambu biji berdaging putih dengan konsentrasi 1,25% pada formula 1, formula 2, dan formula 3, berturut-turut yaitu 13.33; 13.32; 13.29. Hasil evaluasi losion tabir surya yaitu berwarna hijau muda, bau lemah, homogen, pH 6, tipe emulsi m/a, dan daya sebar 5,025-6,075 cm. Uji stabilitas dengan cycling test menunjukkan hasil bahwa ketiga fomula sediaan losion tabir surya mengandung daun jambu biji berdaging putih stabil. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan losion tabir surya yang dibuat memiliki efektivitas sebagai tabir surya dengan karakteristik fisik dan stabilitas yang baik. Kata kunci: daun jambu biji, losion, tabir surya, SPF, stabilitas.
{"title":"Formulasi Dan Penetapan Nilai SPF Sediaan Losion Tabir Surya Mengandung Ekstrak Daun Jambu Biji Berdaging Putih (Psidium guajava L.) Secara In Vitro","authors":"Seftinur Amsiyah, Siti Mardiyanti","doi":"10.35706/pc.v2i2.6310","DOIUrl":"https://doi.org/10.35706/pc.v2i2.6310","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai tabir surya adalah tanaman jambu biji. Daun jambu biji berdaging buah putih (Psidium guajava L.) mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid kuersetin. Flavonoid kuersetin mempunyai gugus kromofor yang merupakan sistem aromatik terkonjugasi yang memiliki kemampuan untuk menyerap sinar ultraviolet. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan menentukan nilai SPF sediaan losion dari ekstrak daun jambu biji berdaging putih. Hasil pengujian SPF secara in vitro dari ekstrak etil asetat daun jambu biji berdaging putih (Psidium guajava L.) pada konsentrasi 250 ppm adalah 15,17 dengan kategori proteksi ultra. Nilai SPF sediaan losion yang mengandung ekstrak daun jambu biji berdaging putih dengan konsentrasi 1,25% pada formula 1, formula 2, dan formula 3, berturut-turut yaitu 13.33; 13.32; 13.29. Hasil evaluasi losion tabir surya yaitu berwarna hijau muda, bau lemah, homogen, pH 6, tipe emulsi m/a, dan daya sebar 5,025-6,075 cm. Uji stabilitas dengan cycling test menunjukkan hasil bahwa ketiga fomula sediaan losion tabir surya mengandung daun jambu biji berdaging putih stabil. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan losion tabir surya yang dibuat memiliki efektivitas sebagai tabir surya dengan karakteristik fisik dan stabilitas yang baik. \u0000Kata kunci: daun jambu biji, losion, tabir surya, SPF, stabilitas. \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":110137,"journal":{"name":"PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128508011","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}