Abstrak Latar belakang: Prevalensi sarkopenia pada lansia dengan usia 60-70 tahun berkisar antara 5-13% dan pada usia lebih dari 80 tahun meningkat sekitar 11-50%. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi penurunan kekuatan otot, diantaranya usia, jenis kelamin, protein energy malnutrition, status gizi, status penyakit, treatmen penyakit, etnis, dan jenis pekerjaan.Tujuan: Mengembangkan model prediksi responsif kekuatan otot lansia di rumah sakit.Metode: Jenis penelitian cross sectional yang melibatkan 40 orang lansia di Poliklinik RSUD Depati Bahrin Kabupaten Bangka (22 orang laki-laki dan 18 orang perempuan), usia ≥ 50 tahun. Data diperoleh dari hasil wawancara, pengukuran antropometri dan kekuatan genggaman tangan, serta food recall 1x24 jam. Analisis statistik menggunakan regresi linier. Hasil: Asupan energi dapat digunakan untuk memprediksi kejadian sarkopenia pada lansia berdasarkan kekuatan otot.Kesimpulan: Asupan energi dapat memprediksi risiko penurunan kekuatan otot pada lansia. Saran penelitian lanjutan untuk mempertimbangkan penggunaan metode penentuan sampling yang berbeda serta dilakukan pada skala dan faktor risiko yang lebih luas. Abstract Background: The prevalence of sarcopenia in the elderly aged 60-70 years ranges from 5-13%, while for those aged over 80 years is around 11-50%. Various factors can affect the decrease in muscle strength, including age, gender, protein-energy malnutrition, nutritional status, disease status, disease treatment, ethnicity, and type of work.Objective: The study aimed to develop a responsive predictive model of muscle strength in the elderly in the hospital. Method: This type of cross-sectional study involved 40 older people at the Depati Bahrin Hospital Polyclinic, Bangka Regency (22 men and 18 women), aged ≥ 50 years old. Data were obtained from interviews, anthropometric measurements, hand grip strength, and 1x24-hour food recall—statistical analysis using linear regression. Result: Energy intake can be used to predict the incidence of sarcopenia in the elderly based on muscle strength.Conclusion: Energy intake can predict the risk of decreased muscle strength in the elderly. Recommendation: for further research to consider using different sampling determination methods and carried out on a broader scale and risk factors.
抽象背景:60-70岁老人的患病率在5-13%之间,80多岁老人的患病率上升了约11-50%。影响肌肉力量减少的因素包括年龄、性别、能量蛋白营养不良、营养状况、疾病、疾病、种族和工作类型。目的:在医院开发反应能力老龄化预测模型。方法:研究类型涉及40老年人在诊所的横截面Depati县县Bahrin邦加(22连男和18人死亡),≥50岁。采访、人体测量和握臂力量测量和1x24小时食品召回数据。用线性回归进行统计分析。结果:能量摄入可以用来根据肌肉的力量来预测老年人的石棺事件。结论:能量摄入可以预测老年人肌肉力量衰退的风险。高级研究建议,考虑采用不同的采样方法,并在更广泛的规模和风险因素进行。摘要背景:从5-13%开始,60-70年的恶性肿瘤从5-13%上升到60-70年,而那些80年的衰老约为11-50%。不同的因素可以影响肌肉力量、年龄、性别、蛋白质能量营养、营养状态、疾病现状、疾病治疗、种族、种族和工作类型的退化。研究对象:在医院里,肌肉力量的先见之明。研究方法:这类型的cross-sectional风险大40 people at the Depati Bahrin医院Polyclinic摄政,邦加(22分钟和18名妇女),老≥50岁。从审讯中分析数据,炭疽测量措施,手握力,和1x24小时的食物回忆——通过线性回归数据分析。建议:我们可以利用能量来预测肌肉力量的骨节。能量摄入可以预测肌肉萎缩的风险。建议:考虑用不同的方法来分解分解的方法和忧虑的因素。
{"title":"Asupan Energi Sebagai Prediktor Kekuatan Otot Lansia (Energy Intake as Determinant of Muscle Strength in The Elderly)","authors":"Ratmawati Ratmawati","doi":"10.32922/jkp.v11i1.629","DOIUrl":"https://doi.org/10.32922/jkp.v11i1.629","url":null,"abstract":"Abstrak Latar belakang: Prevalensi sarkopenia pada lansia dengan usia 60-70 tahun berkisar antara 5-13% dan pada usia lebih dari 80 tahun meningkat sekitar 11-50%. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi penurunan kekuatan otot, diantaranya usia, jenis kelamin, protein energy malnutrition, status gizi, status penyakit, treatmen penyakit, etnis, dan jenis pekerjaan.Tujuan: Mengembangkan model prediksi responsif kekuatan otot lansia di rumah sakit.Metode: Jenis penelitian cross sectional yang melibatkan 40 orang lansia di Poliklinik RSUD Depati Bahrin Kabupaten Bangka (22 orang laki-laki dan 18 orang perempuan), usia ≥ 50 tahun. Data diperoleh dari hasil wawancara, pengukuran antropometri dan kekuatan genggaman tangan, serta food recall 1x24 jam. Analisis statistik menggunakan regresi linier. Hasil: Asupan energi dapat digunakan untuk memprediksi kejadian sarkopenia pada lansia berdasarkan kekuatan otot.Kesimpulan: Asupan energi dapat memprediksi risiko penurunan kekuatan otot pada lansia. Saran penelitian lanjutan untuk mempertimbangkan penggunaan metode penentuan sampling yang berbeda serta dilakukan pada skala dan faktor risiko yang lebih luas. Abstract Background: The prevalence of sarcopenia in the elderly aged 60-70 years ranges from 5-13%, while for those aged over 80 years is around 11-50%. Various factors can affect the decrease in muscle strength, including age, gender, protein-energy malnutrition, nutritional status, disease status, disease treatment, ethnicity, and type of work.Objective: The study aimed to develop a responsive predictive model of muscle strength in the elderly in the hospital. Method: This type of cross-sectional study involved 40 older people at the Depati Bahrin Hospital Polyclinic, Bangka Regency (22 men and 18 women), aged ≥ 50 years old. Data were obtained from interviews, anthropometric measurements, hand grip strength, and 1x24-hour food recall—statistical analysis using linear regression. Result: Energy intake can be used to predict the incidence of sarcopenia in the elderly based on muscle strength.Conclusion: Energy intake can predict the risk of decreased muscle strength in the elderly. Recommendation: for further research to consider using different sampling determination methods and carried out on a broader scale and risk factors. ","PeriodicalId":117300,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131102796","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Zubaidi, Muhammad Syaiful Akbar, Farchan Bani Ibrohim
Latar belakang: Gangguan muskuloskeletal disebabkan oleh otot yang menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam waktu yang lama dan akan menimbulkan masalah pada sendi, ligamen dan tendon akibat postur, beban, waktu, frekuensi dan lingkungan kerja. Salah satu pekerjaan yang sering mengalami gangguan musculoskeletal adalah perajin batu bata. Berdasarkan pengamatan, perajin batu bata dilakukan dengan cara tradisional. Hal tersebut dapat beresiko menimbulkan nyeri muskuloskeletal salah satunya nyeri bahu, seseorang yang mengalami nyeri bahu membutuhkan perawatan dalam proses penyembuhan melakukan terapi, menggunakan orthosis berupa shoulder support.Tujuan: Mengetahui adanya pengaruh penggunaan shoulder support terhadap keluhan nyeri bahu dengan menggunakan Numerical Rating Scale (NRS).Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian ekperimental kuantitatif dengan one design pre test-post test . Subjek pada penelitian ini adalah perajin batu bata di Desa Karangan Kabupaten Klaten sejumlah 30 orang yang dilaksanakan Februari – Maret 2023. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu purposive sampling dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini menggunakan variabel bebas (independent) yaitu penggunaan shoulder support, sedangkan variabel terikat (dependent) keluhan nyeri bahu. Instrumen penelitian menggunakan Numerical Rating Scale (NRS) dalam mengukur nyeri. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk dan Uji hipotesis menggunakan Wilcoxon. Hasil: Uji normalitas data menggunakan Shapiro-wilk (<50), data berdistribusi tidak nornal dengan nilai signifikasi pada pre test 0,01 dan post test 0,003, dari kedua nilai signifikan yaitu p value <0,05. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Wilcoxon dengan nilai sig. (0,000) p value<0,05.Kesimpulan: Terdapat pengaruh penggunaan shoulder support terhadap keluhan nyeri bahu pada perajin batu bata di Desa Karangan Kabupaten Klaten.
{"title":"Penggunaan Shoulder Support terhadap Penurunan Nyeri Bahu Perajin Batu Bata","authors":"A. Zubaidi, Muhammad Syaiful Akbar, Farchan Bani Ibrohim","doi":"10.32922/jkp.v11i1.694","DOIUrl":"https://doi.org/10.32922/jkp.v11i1.694","url":null,"abstract":"Latar belakang: Gangguan muskuloskeletal disebabkan oleh otot yang menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam waktu yang lama dan akan menimbulkan masalah pada sendi, ligamen dan tendon akibat postur, beban, waktu, frekuensi dan lingkungan kerja. Salah satu pekerjaan yang sering mengalami gangguan musculoskeletal adalah perajin batu bata. Berdasarkan pengamatan, perajin batu bata dilakukan dengan cara tradisional. Hal tersebut dapat beresiko menimbulkan nyeri muskuloskeletal salah satunya nyeri bahu, seseorang yang mengalami nyeri bahu membutuhkan perawatan dalam proses penyembuhan melakukan terapi, menggunakan orthosis berupa shoulder support.Tujuan: Mengetahui adanya pengaruh penggunaan shoulder support terhadap keluhan nyeri bahu dengan menggunakan Numerical Rating Scale (NRS).Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian ekperimental kuantitatif dengan one design pre test-post test . Subjek pada penelitian ini adalah perajin batu bata di Desa Karangan Kabupaten Klaten sejumlah 30 orang yang dilaksanakan Februari – Maret 2023. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu purposive sampling dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini menggunakan variabel bebas (independent) yaitu penggunaan shoulder support, sedangkan variabel terikat (dependent) keluhan nyeri bahu. Instrumen penelitian menggunakan Numerical Rating Scale (NRS) dalam mengukur nyeri. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk dan Uji hipotesis menggunakan Wilcoxon. Hasil: Uji normalitas data menggunakan Shapiro-wilk (<50), data berdistribusi tidak nornal dengan nilai signifikasi pada pre test 0,01 dan post test 0,003, dari kedua nilai signifikan yaitu p value <0,05. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Wilcoxon dengan nilai sig. (0,000) p value<0,05.Kesimpulan: Terdapat pengaruh penggunaan shoulder support terhadap keluhan nyeri bahu pada perajin batu bata di Desa Karangan Kabupaten Klaten.","PeriodicalId":117300,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122382731","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Syafi’i, Muh. Syaiful Akbar, dan Tasya, Ismi Aulia
Latar belakang: Karyawan perempuan di Pusat Perbelanjaan Modern tergolong sering menggunakan sepatu hak tinggi dalam bekerja, dimana hal ini sering menimbulkan masalah muskuloskeletal seperti timbulnya hallux valgus. Hallux valgus sangat menganggu para karyawan saat bekerja ditambah dengan posisi berdiri yang cukup lama. Kondisi ini terjadi apabila metatarsal pertama mengalami deviasi ke arah medial dan ibu jari kaki pertama mengalami deviasi ke lateral dengan rotasi, kondisi tersebut disertai dengan atau tanpa adanya pelebaran kearah medial dari jaringan lunak pada bagian distal metatarsal.Tujuan: Mengetahui pengaruh penggunaan Hallux Valgus Splint pada lama berdiri karyawan perempuan di Pusat Perbelanjaan Modern.Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian Pre-Ekperimental kuantitatif dengan one design pre test-post test. Subjek pada penelitian ini adalah karyawan perempuan di Pusat Perbelanjaan Modern Kota Solo sejumlah 20 orang yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2023. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu purposive sampling dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah hallux valgus splint dan stopwatch untuk mengukur lama berdiri. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk dan Uji hipotesis menggunakan paired t-test. Hasil: Normalitas data menggunakan uji Shapiro wilk (<50), data berdistribusi normal dengan nilai signifikan 0, 659 dan 0,068. Uji hipotesis yang digunakan adalah paired sample t-test dengan nilai p = 0.000 (<0.05).Kesimpulan: Terdapat pengaruh penggunaan hallux valgus splint pada lama berdiri karyawan perempuan di Pusat Perbelanjaan Modern.
背景:现代购物中心的女性员工在工作中经常穿高跟鞋,这经常导致肌肉肌肉问题,比如黑卢·瓦尔格斯(hallux valgus)的出现。哈尔卢·瓦尔格斯(Hallux valgus)在工作时给员工造成了很大的压力,再加上一个相当长的站立姿势。这种情况发生在第一个转移性到中、第一个脚趾到外侧的转移性情况下,在旋转的情况下,与金属板上部软组织的内侧扩张有关。目标:了解长期使用Hallux Valgus sp林特对现代购物中心女员工的影响。方法:这类研究是一种先设计后测试的定量实验研究。这项研究的主题是在2月至2023年3月举行的现代梭罗购物中心的女性员工名单。在这项研究中使用的抽样技术是使用夹杂物和排泄物进行抽样。本研究使用的工具是hallux valgus sp林特和秒表,用来测量旧支架。用夏皮威尔克试验进行规范测试,用配对测试进行假设测试。结果:数据使用Shapiro wilk测试(<50)、值为0、659和0,068的正常分布数据正常。所使用的假设测试是p = 10000(<0.05)的测试结果。结论:在现代购物中心长期使用hallux valgus sp林特是有影响的。
{"title":"Penggunaan Hallux Valgus Splint terhadap Lama Berdiri pada Pramuniaga Perempuan","authors":"M. Syafi’i, Muh. Syaiful Akbar, dan Tasya, Ismi Aulia","doi":"10.32922/jkp.v11i1.695","DOIUrl":"https://doi.org/10.32922/jkp.v11i1.695","url":null,"abstract":"Latar belakang: Karyawan perempuan di Pusat Perbelanjaan Modern tergolong sering menggunakan sepatu hak tinggi dalam bekerja, dimana hal ini sering menimbulkan masalah muskuloskeletal seperti timbulnya hallux valgus. Hallux valgus sangat menganggu para karyawan saat bekerja ditambah dengan posisi berdiri yang cukup lama. Kondisi ini terjadi apabila metatarsal pertama mengalami deviasi ke arah medial dan ibu jari kaki pertama mengalami deviasi ke lateral dengan rotasi, kondisi tersebut disertai dengan atau tanpa adanya pelebaran kearah medial dari jaringan lunak pada bagian distal metatarsal.Tujuan: Mengetahui pengaruh penggunaan Hallux Valgus Splint pada lama berdiri karyawan perempuan di Pusat Perbelanjaan Modern.Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian Pre-Ekperimental kuantitatif dengan one design pre test-post test. Subjek pada penelitian ini adalah karyawan perempuan di Pusat Perbelanjaan Modern Kota Solo sejumlah 20 orang yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2023. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu purposive sampling dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah hallux valgus splint dan stopwatch untuk mengukur lama berdiri. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk dan Uji hipotesis menggunakan paired t-test. Hasil: Normalitas data menggunakan uji Shapiro wilk (<50), data berdistribusi normal dengan nilai signifikan 0, 659 dan 0,068. Uji hipotesis yang digunakan adalah paired sample t-test dengan nilai p = 0.000 (<0.05).Kesimpulan: Terdapat pengaruh penggunaan hallux valgus splint pada lama berdiri karyawan perempuan di Pusat Perbelanjaan Modern.","PeriodicalId":117300,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122765672","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar belakang: Stunting masih menjadi masalah kesehatan yang serius meskipun di Indonesia angka prevalensi stunting menurun, namun masih belum mencapai target dari World Health Organization (WHO). Selain langkah pencegahan stunting, penanganan juga dianggap penting, karena akan berdampak pada perkembangan.Tujuan: Untuk mendokumentasikan pencapaian kejar tumbuh pada anak stunting berusia 0-15 tahun dan dampaknya pada perkembangan.Metode: Pencarian literatur dilakukan pada database elektronik seperti PubMed, ScienceDirect, EBSCOhost untuk mengidentifikasi artikel relevan yang diterbitkan dari 1 Januari 2013 - 1 Juli 2023.Hasil: Kejar tumbuh pada anak stunting berhubungan dengan perkembangan kognitif, motorik dan sosioemosional, meningkatkan fungsi paru-paru dan memengaruhi usia saat masuk sekolah. Kejar tumbuh yang terjadi pada anak-anak usia ≤ 2 tahun memiliki hasil perkembangan yang lebih baik. Selain intervensi gizi, intervensi stimulasi juga perlu dilakukan bagi peningkatan perkembangan anak. Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan anak yaitu karakteristik anak dan ibu, ekonomi, dan lingkungan.Kesimpulan: Kejar tumbuh pada anak stunting berhubungan dengan hasil perkembangan. Anak-anak yang lebih cepat pulih dari stunting memiliki hasil perkembangan yang lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang terlambat pulih dari stunting. Terdapat berbagai faktor yang memengaruhi pertumbuhan anak dan peran gabungan antara intervensi nutrisi dan intervensi stimulasi responsif belum diketahui hasilnya.
{"title":"Pentingnya Kejar Tumbuh pada Anak Stunting: Tinjauan Literatur","authors":"Retno Imami","doi":"10.32922/jkp.v11i1.708","DOIUrl":"https://doi.org/10.32922/jkp.v11i1.708","url":null,"abstract":"Latar belakang: Stunting masih menjadi masalah kesehatan yang serius meskipun di Indonesia angka prevalensi stunting menurun, namun masih belum mencapai target dari World Health Organization (WHO). Selain langkah pencegahan stunting, penanganan juga dianggap penting, karena akan berdampak pada perkembangan.Tujuan: Untuk mendokumentasikan pencapaian kejar tumbuh pada anak stunting berusia 0-15 tahun dan dampaknya pada perkembangan.Metode: Pencarian literatur dilakukan pada database elektronik seperti PubMed, ScienceDirect, EBSCOhost untuk mengidentifikasi artikel relevan yang diterbitkan dari 1 Januari 2013 - 1 Juli 2023.Hasil: Kejar tumbuh pada anak stunting berhubungan dengan perkembangan kognitif, motorik dan sosioemosional, meningkatkan fungsi paru-paru dan memengaruhi usia saat masuk sekolah. Kejar tumbuh yang terjadi pada anak-anak usia ≤ 2 tahun memiliki hasil perkembangan yang lebih baik. Selain intervensi gizi, intervensi stimulasi juga perlu dilakukan bagi peningkatan perkembangan anak. Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan anak yaitu karakteristik anak dan ibu, ekonomi, dan lingkungan.Kesimpulan: Kejar tumbuh pada anak stunting berhubungan dengan hasil perkembangan. Anak-anak yang lebih cepat pulih dari stunting memiliki hasil perkembangan yang lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang terlambat pulih dari stunting. Terdapat berbagai faktor yang memengaruhi pertumbuhan anak dan peran gabungan antara intervensi nutrisi dan intervensi stimulasi responsif belum diketahui hasilnya.","PeriodicalId":117300,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133075014","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar belakang: Pemberian MP-ASI sebelum waktunya dinamakan MP-ASI dini. Sebagian besar ahli sepakat bahwa pengenalan makanan pendamping sebelum usia 4 bulan adalah terlalu dini dan dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal dan motorik bayi.Tujuan: Studi kasus ini bertujuan memberikan asuhan kebidanan pada neonatus umur 18 hari dengan pemberian MP-ASI dini di PMB MS Bandar Lampung.Metode: Desain penelitian menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan dari 29 Maret 2022 - 21 April 2022. Subyek penelitian adalah Bayi. Ny. S umur 18 hari. Instrument yang digunakan yaitu alat pemeriksaan fisik dan format pengkajian. Penelitian ini menggunakan data primer. Subyek kasus telah dimintai informed consent untuk mengikuti penelitian.Hasil: Pada tanggal 29 Maret 2022 peneliti mengasuh klien Bayi. Ny. S umur 18 hari, lahir 11 Maret 2022 pukul 08.32 wib, BB 3200 gram, PB 49 cm, LK 33 cm, LD 32 cm, jenis kelamin Laki-laki anak ketiga. Ibu mengatakan pengeluaran ASI lancar dan memberikan ASI kepada bayinya, ibu juga memberikan bayinya pisang sejak umur bayi 7 hari. Peneliti memberikan asuhan berupa pendidikan kesehatan tentang Praktik pemberian ASI, pentingnya pemberian ASI ekslusif dan manajemen pemberian MP-ASI.Kesimpulan: Pemberian MP-ASI dalam periode usia bayi <6 bulan meningkatkan kejadian gangguan sistem pencernaan seperti sembelit, diare, muntah dan kolik. Petugas kesehatan diharapkan untuk meningkatkan edukasi tentang ASI eksklusif dan menejemen pemberian MP-ASI sejak masa kehamilan.
{"title":"Kajian Kasus: Pemberian Makanan Pendamping ASI Dini Hubungannya dengan Kejadian Gangguan Saluran Pencernaan (Konstipasi)","authors":"Dewi Ayu Ningsih, Rahmah Fitria, Rully Fatriani","doi":"10.32922/jkp.v11i1.586","DOIUrl":"https://doi.org/10.32922/jkp.v11i1.586","url":null,"abstract":"Latar belakang: Pemberian MP-ASI sebelum waktunya dinamakan MP-ASI dini. Sebagian besar ahli sepakat bahwa pengenalan makanan pendamping sebelum usia 4 bulan adalah terlalu dini dan dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal dan motorik bayi.Tujuan: Studi kasus ini bertujuan memberikan asuhan kebidanan pada neonatus umur 18 hari dengan pemberian MP-ASI dini di PMB MS Bandar Lampung.Metode: Desain penelitian menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan dari 29 Maret 2022 - 21 April 2022. Subyek penelitian adalah Bayi. Ny. S umur 18 hari. Instrument yang digunakan yaitu alat pemeriksaan fisik dan format pengkajian. Penelitian ini menggunakan data primer. Subyek kasus telah dimintai informed consent untuk mengikuti penelitian.Hasil: Pada tanggal 29 Maret 2022 peneliti mengasuh klien Bayi. Ny. S umur 18 hari, lahir 11 Maret 2022 pukul 08.32 wib, BB 3200 gram, PB 49 cm, LK 33 cm, LD 32 cm, jenis kelamin Laki-laki anak ketiga. Ibu mengatakan pengeluaran ASI lancar dan memberikan ASI kepada bayinya, ibu juga memberikan bayinya pisang sejak umur bayi 7 hari. Peneliti memberikan asuhan berupa pendidikan kesehatan tentang Praktik pemberian ASI, pentingnya pemberian ASI ekslusif dan manajemen pemberian MP-ASI.Kesimpulan: Pemberian MP-ASI dalam periode usia bayi <6 bulan meningkatkan kejadian gangguan sistem pencernaan seperti sembelit, diare, muntah dan kolik. Petugas kesehatan diharapkan untuk meningkatkan edukasi tentang ASI eksklusif dan menejemen pemberian MP-ASI sejak masa kehamilan.","PeriodicalId":117300,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG","volume":"194 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125678055","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar belakang: Stunting merupakan masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia. Salah satu pencegahan adalah memberikan edukasi dalam 1000 hari pertama kehidupan. Diperlukan media yang efektif untuk pendidikan kesehatan.Tujuan: Menghasilkan modul edukasi cegah stunting berbasis online bagi ibu hamil.Metode: Penelitian ini merupakan jenis Research and Development (R&D) dengan tahapan penggalian masalah, pengumpulan data, desain dan validasi produk, revisi desain, uji coba dan revisi produk.Hasil: Pengembangan e-modul edukasi menggunakan aplikasi heyzine flip book dan canva. Tahap validasi dilakukan oleh ahli materi dan media dengan nilai rata-rata sangat layak. Uji coba produk kelompok kecil dilakukan pada 5 ibu hamil dan didapatkan nilai rata-rata sangat layak dan p value sebesar 0,038, sehingga disimpulkan e-modul edukasi pendampingan 1000 hari pertama kehidupan valid, praktis dan efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil dalam upaya pencegahan stunting.Kesimpulan: E-modul Pendampingan 1000 HPK valid, praktis dan efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil dalam upaya pencegahan stunting.
{"title":"Pengembangan Elektronik Modul Online tentang Pendampingan 1000 Hari Pertama Kehidupan dalam Upaya Pencegahan Stunting","authors":"Lydia Febri Kurniatin, Affi Zakiyya","doi":"10.32922/jkp.v11i1.686","DOIUrl":"https://doi.org/10.32922/jkp.v11i1.686","url":null,"abstract":"Latar belakang: Stunting merupakan masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia. Salah satu pencegahan adalah memberikan edukasi dalam 1000 hari pertama kehidupan. Diperlukan media yang efektif untuk pendidikan kesehatan.Tujuan: Menghasilkan modul edukasi cegah stunting berbasis online bagi ibu hamil.Metode: Penelitian ini merupakan jenis Research and Development (R&D) dengan tahapan penggalian masalah, pengumpulan data, desain dan validasi produk, revisi desain, uji coba dan revisi produk.Hasil: Pengembangan e-modul edukasi menggunakan aplikasi heyzine flip book dan canva. Tahap validasi dilakukan oleh ahli materi dan media dengan nilai rata-rata sangat layak. Uji coba produk kelompok kecil dilakukan pada 5 ibu hamil dan didapatkan nilai rata-rata sangat layak dan p value sebesar 0,038, sehingga disimpulkan e-modul edukasi pendampingan 1000 hari pertama kehidupan valid, praktis dan efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil dalam upaya pencegahan stunting.Kesimpulan: E-modul Pendampingan 1000 HPK valid, praktis dan efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil dalam upaya pencegahan stunting.","PeriodicalId":117300,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG","volume":"151 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122962061","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Asiyawati Asiyawati, Sunanto Sunanto, M. Mashuri, M. Alfarizi
Latar Belakang: Inter-Dialytic Weight Gain (IDWG) yang tinggi pada pasien hemodialisis mengindikasikan penumpukan cairan dalam tubuh yang merugikan. Kepatuhan pembatasan cairan salah satu terapi yang dapat dilakukan pasien hemodialisis untuk mengontrol jumlah cairan yang masuk sesuai dengan jumlah cairan yang keluar.Tujuan: Menganalisis pengaruh pemberian jumlah asupan cairan berdasarkan urin output terhadap kenaikan IDWG pasien hemodialisis reguler.Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode pre-experimental design tipe one group pretest-posttest. Jumlah sampel sebanyak 21 responden dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan timbangan berat badan digital, gelas ukur dan gelas belimbing, kemudian data dianalisis dengan menggunakan uji sample paired t test.Hasil: Kenaikan IDWG dalam kategori sedang (57,1%), sedangkan setelah dilakukan intervensi sebagian besar memiliki kenaikan IDWG dalam kategori ringan (76,2%). Hasil uji analisis menunjukkan nilai p-value = 0,000 < α 0,05 artinya ada pengaruh pemberian jumlah asupan cairan berdasarkan urin output terhadap kenaikan IDWG pasien hemodialisis reguler.Kesimpulan: Perawat hemodialisis diharapkan dapat memonitor dan edukasi pasien beserta keluarga terkait asupan cairan yang sesuai untuk pasien hemodialisis untuk mencegah kenaikan IDWG.
{"title":"Pengaruh Pemberian Cairan Berdasarkan Urin Output Terhadap Inter-Dialytic Weight Gain Pasien Hemodialisis Reguler","authors":"Asiyawati Asiyawati, Sunanto Sunanto, M. Mashuri, M. Alfarizi","doi":"10.32922/jkp.v11i1.697","DOIUrl":"https://doi.org/10.32922/jkp.v11i1.697","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Inter-Dialytic Weight Gain (IDWG) yang tinggi pada pasien hemodialisis mengindikasikan penumpukan cairan dalam tubuh yang merugikan. Kepatuhan pembatasan cairan salah satu terapi yang dapat dilakukan pasien hemodialisis untuk mengontrol jumlah cairan yang masuk sesuai dengan jumlah cairan yang keluar.Tujuan: Menganalisis pengaruh pemberian jumlah asupan cairan berdasarkan urin output terhadap kenaikan IDWG pasien hemodialisis reguler.Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode pre-experimental design tipe one group pretest-posttest. Jumlah sampel sebanyak 21 responden dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan timbangan berat badan digital, gelas ukur dan gelas belimbing, kemudian data dianalisis dengan menggunakan uji sample paired t test.Hasil: Kenaikan IDWG dalam kategori sedang (57,1%), sedangkan setelah dilakukan intervensi sebagian besar memiliki kenaikan IDWG dalam kategori ringan (76,2%). Hasil uji analisis menunjukkan nilai p-value = 0,000 < α 0,05 artinya ada pengaruh pemberian jumlah asupan cairan berdasarkan urin output terhadap kenaikan IDWG pasien hemodialisis reguler.Kesimpulan: Perawat hemodialisis diharapkan dapat memonitor dan edukasi pasien beserta keluarga terkait asupan cairan yang sesuai untuk pasien hemodialisis untuk mencegah kenaikan IDWG.","PeriodicalId":117300,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123852083","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar belakang: Kecacingan dapat menyerang manusia tanpa melihat jenis usia, baik dewasa maupun anak-anak. Penyebab kecacingan berasal dari berkembangnya telur cacing melalui media tanah. Ascaris lumbricoides termasuk helmintiasis yang paling sering menyebabkan masalah kesehatan pada manusia salah satunya adalah kuku yang terkontaminasi merupakan media penularan cacing melalui fecal-oral. Seorang petugas pasukan laskar hijau memiliki resiko yang cukup tinggi untuk terkontaminasi telur cacing dikarenakan kesehariannya yang berkontak langsung dengan tanah.Tujuan: untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing A.lumbricoides pada kuku Petugas Pasukan Laskar Hijau di Kebun Bibit Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI, Jakarta Selatan.Metode: Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif metode sedimentasi dengan desain penelitian secara cross-sectional.Hasil: Hasil dari pemeriksaan kuku petugas pasukan laskar hijau dari 35 sampel kuku ditemukan positif telur cacing A.lumbricoides sebanyak 3 sampel (9%) dan negatif telur cacing A.lumbricoides sebanyak 32 sampel (91%).Kesimpulan: Terdapat kontaminasi telur cacing A.Lumbricoides pada kuku petugas pasukan laskar hijau. Penyebab terkontaminasinya adalah kurangnya penggunaan alat pelindung diri (APD) secara lengkap. Dampak yang ditimbulkan dari kecacingan cukup beragam mulai dari gejala mual, kurangnya nafsu makan, diare, anemia, hingga kematian apabila tingkat infeksi meningkat.
{"title":"Identifikasi Telur Cacing Ascaris lumbricoides pada Kuku Petugas Pasukan Laskar Hijau di Kebun Bibit Jakarta Selatan","authors":"Retno Fania, Intan Kurniawati Pramitaningrum, N.S Widada","doi":"10.32922/jkp.v11i1.617","DOIUrl":"https://doi.org/10.32922/jkp.v11i1.617","url":null,"abstract":"Latar belakang: Kecacingan dapat menyerang manusia tanpa melihat jenis usia, baik dewasa maupun anak-anak. Penyebab kecacingan berasal dari berkembangnya telur cacing melalui media tanah. Ascaris lumbricoides termasuk helmintiasis yang paling sering menyebabkan masalah kesehatan pada manusia salah satunya adalah kuku yang terkontaminasi merupakan media penularan cacing melalui fecal-oral. Seorang petugas pasukan laskar hijau memiliki resiko yang cukup tinggi untuk terkontaminasi telur cacing dikarenakan kesehariannya yang berkontak langsung dengan tanah.Tujuan: untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing A.lumbricoides pada kuku Petugas Pasukan Laskar Hijau di Kebun Bibit Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI, Jakarta Selatan.Metode: Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif metode sedimentasi dengan desain penelitian secara cross-sectional.Hasil: Hasil dari pemeriksaan kuku petugas pasukan laskar hijau dari 35 sampel kuku ditemukan positif telur cacing A.lumbricoides sebanyak 3 sampel (9%) dan negatif telur cacing A.lumbricoides sebanyak 32 sampel (91%).Kesimpulan: Terdapat kontaminasi telur cacing A.Lumbricoides pada kuku petugas pasukan laskar hijau. Penyebab terkontaminasinya adalah kurangnya penggunaan alat pelindung diri (APD) secara lengkap. Dampak yang ditimbulkan dari kecacingan cukup beragam mulai dari gejala mual, kurangnya nafsu makan, diare, anemia, hingga kematian apabila tingkat infeksi meningkat. ","PeriodicalId":117300,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121384619","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar belakang: Menurut Riskesdas dari tahun 2013-2018 proporsi anemia pada ibu hamil meningkat dari 37,1% menjadi 48,9% sedangkan target RPJMN tahun 2019 sebesar 28%.Tujuan: Mengetahui Pengaruh Pemberian Madu Akasia dan Madu Multiflora Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Puskesmas CiawiMetode: Quasi experimental dengan pretest dan posttest design. Lokasi penelitian di wilayah Puskesmas Ciawi Kabupaten Bogor pada bulan Januari 2023. Populasi yaitu ibu hamil trimester III sejumlah 146 ibu hamil, sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu 40 sampel untuk kelompok eksperimen dan kontrol.Hasil: Berdasarkan nilai P-value pretest yaitu 0,454 yang berarti tidak adanya perbedaan kenaikan kadar hemoglobin antara kelompok intervensi I (madu Akasia) dan kelompok kontrol pada ibu hamil trimester III dengan anemia. Begitupun pada posttest yaitu 0,682 yang berarti tidak ada perbedaan kenaikan kadar hemoglobin antara kelompok intervensi dan kelompok intervensi II pada ibu hamil trimester III dengan anemiaKesimpulan:Tidak adanya perbedaan antara kelompok intervensi I dan intervensi II terhadap pemberian madu Akasia dan madu multifloral terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III di Wilayah Puskesmas Ciawi Tahun 2023.Saran: Pencegahan anemia dapat dilakukan menggunakan madu akasia dan madu multifloral sebagai alternatif khususnya pada ibu hamil trimester III.
{"title":"Perbandingan Pemberian Madu Akasia dan Madu Multiflora Terhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Ciawi Tahun 2023","authors":"Anik Widia Wahyuni, Retno Widowati, Febry Mutiariami Dahlan","doi":"10.32922/jkp.v11i1.605","DOIUrl":"https://doi.org/10.32922/jkp.v11i1.605","url":null,"abstract":"Latar belakang: Menurut Riskesdas dari tahun 2013-2018 proporsi anemia pada ibu hamil meningkat dari 37,1% menjadi 48,9% sedangkan target RPJMN tahun 2019 sebesar 28%.Tujuan: Mengetahui Pengaruh Pemberian Madu Akasia dan Madu Multiflora Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Puskesmas CiawiMetode: Quasi experimental dengan pretest dan posttest design. Lokasi penelitian di wilayah Puskesmas Ciawi Kabupaten Bogor pada bulan Januari 2023. Populasi yaitu ibu hamil trimester III sejumlah 146 ibu hamil, sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu 40 sampel untuk kelompok eksperimen dan kontrol.Hasil: Berdasarkan nilai P-value pretest yaitu 0,454 yang berarti tidak adanya perbedaan kenaikan kadar hemoglobin antara kelompok intervensi I (madu Akasia) dan kelompok kontrol pada ibu hamil trimester III dengan anemia. Begitupun pada posttest yaitu 0,682 yang berarti tidak ada perbedaan kenaikan kadar hemoglobin antara kelompok intervensi dan kelompok intervensi II pada ibu hamil trimester III dengan anemiaKesimpulan:Tidak adanya perbedaan antara kelompok intervensi I dan intervensi II terhadap pemberian madu Akasia dan madu multifloral terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III di Wilayah Puskesmas Ciawi Tahun 2023.Saran: Pencegahan anemia dapat dilakukan menggunakan madu akasia dan madu multifloral sebagai alternatif khususnya pada ibu hamil trimester III. ","PeriodicalId":117300,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124489986","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar belakang: Di Indonesia, prevalensi nyeri menstruasi sebesar 64,25%, di mana tiga perempat mengalami nyeri ringan hingga berat dan sisanya mengalami nyeri menstruasi tingkat berat. Prevalensi kejadian nyeri menstruasi di Jawa Barat sebesar 54,9% dan di Kota Bogor mencapai 63,2%. Hal ini lebih dari 50% remaja putri di kota Bogor mengalami nyeri pada saat menstruasi. Nyeri menstruasi memiliki dampak besar terhadap kualitas hidup remaja putri, di mana seseorang akan memiliki keterbatasan kegiatan sehari-hari khususnya kegiatan belajar di sekolah.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian madu akasia terhadap nyeri menstruasi pada remaja putri Metode: Desain penelitian quasi experimental dengan two group pre and posttest design with control group. Populasi remaja awal putri sebanyak 270 remaja putri. Sampel berjumlah 22 orang di kelompok intervensi dan 22 orang di kelompok kontrol. Penelitian dilakukan di SMPN 3 Citeureup pada bulan Januari 2023. Madu akan diberikan 2 kali sehari selama 2 hari berturut-turut sebanyak 25 ml / hari.Hasil: Rata-rata nyeri menstruasi awal pada kelompok intervensi madu akasia yakni 7,50 yang tergolong kedalam nyeri berat. Analisa Uji Independen T-test dapat dilihat nilai rata-rata intensitas nyeri pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi sama-sama mendapatkan hasil yaitu 0,2409. sedangkan nilai p-value = 0,000< α (0,05),Kesimpulan: Terdapat pengaruh pemberian madu akasia terhadap nyeri menstruasi pada remaja putri
{"title":"Pengaruh Pemberian Madu Akasia terhadap Nyeri Menstruasi pada Remaja Putri","authors":"Nurul Hasanah Okti Riskasari, Retno Widowati, Febry Mutiariami Dahlan","doi":"10.32922/jkp.v11i1.602","DOIUrl":"https://doi.org/10.32922/jkp.v11i1.602","url":null,"abstract":"Latar belakang: Di Indonesia, prevalensi nyeri menstruasi sebesar 64,25%, di mana tiga perempat mengalami nyeri ringan hingga berat dan sisanya mengalami nyeri menstruasi tingkat berat. Prevalensi kejadian nyeri menstruasi di Jawa Barat sebesar 54,9% dan di Kota Bogor mencapai 63,2%. Hal ini lebih dari 50% remaja putri di kota Bogor mengalami nyeri pada saat menstruasi. Nyeri menstruasi memiliki dampak besar terhadap kualitas hidup remaja putri, di mana seseorang akan memiliki keterbatasan kegiatan sehari-hari khususnya kegiatan belajar di sekolah.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian madu akasia terhadap nyeri menstruasi pada remaja putri Metode: Desain penelitian quasi experimental dengan two group pre and posttest design with control group. Populasi remaja awal putri sebanyak 270 remaja putri. Sampel berjumlah 22 orang di kelompok intervensi dan 22 orang di kelompok kontrol. Penelitian dilakukan di SMPN 3 Citeureup pada bulan Januari 2023. Madu akan diberikan 2 kali sehari selama 2 hari berturut-turut sebanyak 25 ml / hari.Hasil: Rata-rata nyeri menstruasi awal pada kelompok intervensi madu akasia yakni 7,50 yang tergolong kedalam nyeri berat. Analisa Uji Independen T-test dapat dilihat nilai rata-rata intensitas nyeri pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi sama-sama mendapatkan hasil yaitu 0,2409. sedangkan nilai p-value = 0,000< α (0,05),Kesimpulan: Terdapat pengaruh pemberian madu akasia terhadap nyeri menstruasi pada remaja putri","PeriodicalId":117300,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132896661","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}