Penelitian ini dibuat didasarkan pada kebutuhan Kepala Balai Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dalam mencari tahu kesesuaian lahan dengan komoditas tanaman pangan yang ada di Kota Bima yang terdiri dari padi, bawang merah, bawang putih dan jagung. Keputusan yang tepat terkait hal tersebut merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan sektor pertanian di Kota Bima yang lahan pertanian semakin berkurang akibat pembangunan dimana-mana. Penelitian ini menunjukkan bagaimana SPK dengan metode Profile Matching dan AHP memberikan rekomendasi terhadap prioritas komoditas tanaman pangan untuk suatu lahan. Metode Profile Matching digunakan untuk mencari bobot gap, menentukan nilai kriteria, nilai akhir dan perangkingan sedangkan AHP digunakan untuk melengkapi metode Profile Matching menentukan bobot kriteria dan sub kriteria yang digunakan pada perhitungan nilai kriteria dan nilai akhir, metode AHP juga digunakan untuk mengolah data text dengan melakukan scoring sehingga dapat dihitung nilainya. Interpolasi juga digunakan dalam sistem ini, untuk membantu mencari nilai dari data yang profile ideal tananamannya berupa interval seperti curah hujan, temperatur, topografi dan pH. Interpolasi juga digunakan untuk membantu mencari nilai bobot gap yang nilai gapnya dalam bentuk desimal hasil dari perhitungan scoring data text. Hasil penelitian menunjukkan sistem dapat memberikan rekomendasi komoditas prioritas yang sama dari hasil data yang ada pada BKPP
{"title":"Guiding World GW","authors":"K. Khairunnisa","doi":"10.33627/gw.v1i2.81","DOIUrl":"https://doi.org/10.33627/gw.v1i2.81","url":null,"abstract":"Penelitian ini dibuat didasarkan pada kebutuhan Kepala Balai Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dalam mencari tahu kesesuaian lahan dengan komoditas tanaman pangan yang ada di Kota Bima yang terdiri dari padi, bawang merah, bawang putih dan jagung. Keputusan yang tepat terkait hal tersebut merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan sektor pertanian di Kota Bima yang lahan pertanian semakin berkurang akibat pembangunan dimana-mana. Penelitian ini menunjukkan bagaimana SPK dengan metode Profile Matching dan AHP memberikan rekomendasi terhadap prioritas komoditas tanaman pangan untuk suatu lahan. Metode Profile Matching digunakan untuk mencari bobot gap, menentukan nilai kriteria, nilai akhir dan perangkingan sedangkan AHP digunakan untuk melengkapi metode Profile Matching menentukan bobot kriteria dan sub kriteria yang digunakan pada perhitungan nilai kriteria dan nilai akhir, metode AHP juga digunakan untuk mengolah data text dengan melakukan scoring sehingga dapat dihitung nilainya. Interpolasi juga digunakan dalam sistem ini, untuk membantu mencari nilai dari data yang profile ideal tananamannya berupa interval seperti curah hujan, temperatur, topografi dan pH. Interpolasi juga digunakan untuk membantu mencari nilai bobot gap yang nilai gapnya dalam bentuk desimal hasil dari perhitungan scoring data text. Hasil penelitian menunjukkan sistem dapat memberikan rekomendasi komoditas prioritas yang sama dari hasil data yang ada pada BKPP","PeriodicalId":117613,"journal":{"name":"GUIDING WORLD (BIMBINGAN DAN KONSELING)","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134133265","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Berbicara tentang falsafah hidup, setiap budaya pastilah memilikinya termasuk dana Mbojo (sebutan lain daerah Bima). Falsafah Hidup yang dimiliki oleh masyarakat Bima adalah Maja Labo Dahu. Kata Maja berarti Malu, Labo berarti dan serta Dahu berarti Takut. Jadi arti Maja Labo Dahu secara bahasa jika dirangkaikan berarti “Malu dan Takut”. Maka secara semantik atau maknawi Maja labo Dahu berarti, Maja (Malu) bermaknakan bahwa orang ataupun masyarakat Bima akan malu ketika melakukan sesuatu diluar daripada koridor agama, apakah itu kejahatan, perbuatan dosa dan lain sebagainya baik yang berhubungan dengan manusia ataupun terhadap tuhannya. Dahu (takut), berarti masyarakat Bima seharusnya memiliki perasaan takut untuk melakukan sesuatu kejahatan atau prilaku yang buruk melanggar norma-norma agama dan masyarakat. Persperktif dan pemahaman mahasiswa tentang nilai dan falsafah Maja labo dahu sangat penting dalam upaya melestarikan dan menghidupkan nilai-nilai tersebut di tengah-tengah masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana proses internalisasi dan implementasi nilai falsafah budaya bisa terjadi jika mahasiswa sebagai generasi mudan dan penerus memiliki perspektif dan pemahaman yang keliru dan salah terhadap nilai-nilai budaya tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan tujuan ingin mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa Bima terhadap falsafah “Maja Labo Dahu”. Hasil penelitian manunjukkan bahwa falsafah Maja Labo Dahu merupakan falsafah yang Universal yang bisa diterapkan pada semua orang dan semua wilayah, bahkan dunia sekalipun, karena didalamnya mengandung nilai-nilai positif dan sangat bermanfaat, menjunjung tinggi nilai kejujuran dan saling hormat- menghormati sesama manusia. Jika dikaji dan dipahami secara mendalam, maka falsafah ini mengandung nilai Universal, inilah yang dimaksud Etik dalam Perspektif Lintas Budaya
{"title":"Guiding world GM","authors":"N. Amin","doi":"10.33627/GW.V1I2.76","DOIUrl":"https://doi.org/10.33627/GW.V1I2.76","url":null,"abstract":"Berbicara tentang falsafah hidup, setiap budaya pastilah memilikinya termasuk dana Mbojo (sebutan lain daerah Bima). Falsafah Hidup yang dimiliki oleh masyarakat Bima adalah Maja Labo Dahu. Kata Maja berarti Malu, Labo berarti dan serta Dahu berarti Takut. Jadi arti Maja Labo Dahu secara bahasa jika dirangkaikan berarti “Malu dan Takut”. Maka secara semantik atau maknawi Maja labo Dahu berarti, Maja (Malu) bermaknakan bahwa orang ataupun masyarakat Bima akan malu ketika melakukan sesuatu diluar daripada koridor agama, apakah itu kejahatan, perbuatan dosa dan lain sebagainya baik yang berhubungan dengan manusia ataupun terhadap tuhannya. Dahu (takut), berarti masyarakat Bima seharusnya memiliki perasaan takut untuk melakukan sesuatu kejahatan atau prilaku yang buruk melanggar norma-norma agama dan masyarakat. Persperktif dan pemahaman mahasiswa tentang nilai dan falsafah Maja labo dahu sangat penting dalam upaya melestarikan dan menghidupkan nilai-nilai tersebut di tengah-tengah masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana proses internalisasi dan implementasi nilai falsafah budaya bisa terjadi jika mahasiswa sebagai generasi mudan dan penerus memiliki perspektif dan pemahaman yang keliru dan salah terhadap nilai-nilai budaya tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan tujuan ingin mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa Bima terhadap falsafah “Maja Labo Dahu”. Hasil penelitian manunjukkan bahwa falsafah Maja Labo Dahu merupakan falsafah yang Universal yang bisa diterapkan pada semua orang dan semua wilayah, bahkan dunia sekalipun, karena didalamnya mengandung nilai-nilai positif dan sangat bermanfaat, menjunjung tinggi nilai kejujuran dan saling hormat- menghormati sesama manusia. Jika dikaji dan dipahami secara mendalam, maka falsafah ini mengandung nilai Universal, inilah yang dimaksud Etik dalam Perspektif Lintas Budaya","PeriodicalId":117613,"journal":{"name":"GUIDING WORLD (BIMBINGAN DAN KONSELING)","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126058378","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
As a professional, teacher should find best strategies in encouraging students’ motivation in learning. Students who are learning English also believe that learning English is learning how to speak. Teaching speaking means employ some strategies, methods and approaches to encourage students’ mood and motivation to speak. In On the other hand, the comprehensibility between participants in the conversation also becomes significant. Based on the observation during the teaching and learning process in the study programs of counceling and guidance at STKIP Bima, it was found that the students’ abilities, motivations, and curiosities in speaking English decreased. They were afraid to practice their speaking ability. Therefore, Asset Based Thinking (ABT) was proposed as in motivating the students to practice and improve their speaking ability. ABT Method is a method that focuses on how lecturer motivated the students to find their strength (potential, skills, knowledge and ability) and how they use the strength as an asset in reaching their target of learning. the participants were 30 students from Counseling and Guidance Study Program of STKIP Bima. The data were Collected by observing the students’ pre activities and post activities, and oral Interview was conducted in getting the information about the students’ speaking ability. The data were analized by using IBM SPSS Ver. 23. Through the analysis it was found that For the reason, the statistic count < statistic table (6.00 < 152). The analysis promoted that the students’ motivation in practicing their speaking ability after taught by using ABT would significantly increase rather than students’ motivation before they were taught by using ABT.
{"title":"Guiding World GW","authors":"Sulistia Indah","doi":"10.33627/GW.V1I2.82","DOIUrl":"https://doi.org/10.33627/GW.V1I2.82","url":null,"abstract":"As a professional, teacher should find best strategies in encouraging students’ motivation in learning. Students who are learning English also believe that learning English is learning how to speak. Teaching speaking means employ some strategies, methods and approaches to encourage students’ mood and motivation to speak. In On the other hand, the comprehensibility between participants in the conversation also becomes significant. Based on the observation during the teaching and learning process in the study programs of counceling and guidance at STKIP Bima, it was found that the students’ abilities, motivations, and curiosities in speaking English decreased. They were afraid to practice their speaking ability. Therefore, Asset Based Thinking (ABT) was proposed as in motivating the students to practice and improve their speaking ability. ABT Method is a method that focuses on how lecturer motivated the students to find their strength (potential, skills, knowledge and ability) and how they use the strength as an asset in reaching their target of learning. the participants were 30 students from Counseling and Guidance Study Program of STKIP Bima. The data were Collected by observing the students’ pre activities and post activities, and oral Interview was conducted in getting the information about the students’ speaking ability. The data were analized by using IBM SPSS Ver. 23. Through the analysis it was found that For the reason, the statistic count < statistic table (6.00 < 152). The analysis promoted that the students’ motivation in practicing their speaking ability after taught by using ABT would significantly increase rather than students’ motivation before they were taught by using ABT. \u0000 ","PeriodicalId":117613,"journal":{"name":"GUIDING WORLD (BIMBINGAN DAN KONSELING)","volume":"85 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126435786","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Efektivitas Modeling Simbolik untuk menurunkan perilaku tidak bertanggung jawab mahasiswa dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui efektivitas modeling simbolik dalam menurunkan perilaku tidak bertanggung jawab mahasiswa dalam belajar pada program studi bimbingan dan konseling STKIP BIMA Tahun Akademik 2017/2018. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Peneliti menggunakan penelitian eksperimen semu (Quasi-Eksperimental Research) tanpa kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan kasus tunggal (Single-Case Experimental Design) yang disingkat SCED. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A’. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang mahasiswa yang memiliki tanggung jawab belajar rendah. Tehnik pengumpulan data menggunakan observasi, catatan dokumentasi dan wawancara. Untuk melakukan analisa data hasil penelitian menggunakan visual inspection dan persentase. Dari visual inspection dan persentase yang ada akan diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan efektif tidaknya tehnik modeling simbolik untuk meningkatkan tanggung jawab belajar mahasiswa. Berdasarkan perhitungan persentase perubahan perilaku tidak tanggung jawab belajar dari masing-masing subjek tereduksi diatas 50% dan dapat diuraikan sebagai berikut: Subjek 1, terjadi penurunan frekuensi 75%. Subjek 2, terjadi penurunan frekuensi sebesar 71,2%. Subjek 3, terjadi penurunan frekuensi sebesar 76,4%. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa keefektifan tehnik modeling simbolik setelah diberi treatment (fase B) untuk menurunkan perilaku tidak bertanggungjawab mahasiswa dalam belajar dinyatakan diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tehnik modeling simbolik efektif untuk menurunkan perilaku tidak bertanggung jawab mahasiswa dalam belajar
{"title":"Guiding World GW","authors":"Faijin Faijin","doi":"10.33627/GW.V1I2.80","DOIUrl":"https://doi.org/10.33627/GW.V1I2.80","url":null,"abstract":"Efektivitas Modeling Simbolik untuk menurunkan perilaku tidak bertanggung jawab mahasiswa dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui efektivitas modeling simbolik dalam menurunkan perilaku tidak bertanggung jawab mahasiswa dalam belajar pada program studi bimbingan dan konseling STKIP BIMA Tahun Akademik 2017/2018. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Peneliti menggunakan penelitian eksperimen semu (Quasi-Eksperimental Research) tanpa kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan kasus tunggal (Single-Case Experimental Design) yang disingkat SCED. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A’. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang mahasiswa yang memiliki tanggung jawab belajar rendah. Tehnik pengumpulan data menggunakan observasi, catatan dokumentasi dan wawancara. Untuk melakukan analisa data hasil penelitian menggunakan visual inspection dan persentase. Dari visual inspection dan persentase yang ada akan diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan efektif tidaknya tehnik modeling simbolik untuk meningkatkan tanggung jawab belajar mahasiswa. Berdasarkan perhitungan persentase perubahan perilaku tidak tanggung jawab belajar dari masing-masing subjek tereduksi diatas 50% dan dapat diuraikan sebagai berikut: Subjek 1, terjadi penurunan frekuensi 75%. Subjek 2, terjadi penurunan frekuensi sebesar 71,2%. Subjek 3, terjadi penurunan frekuensi sebesar 76,4%. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa keefektifan tehnik modeling simbolik setelah diberi treatment (fase B) untuk menurunkan perilaku tidak bertanggungjawab mahasiswa dalam belajar dinyatakan diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tehnik modeling simbolik efektif untuk menurunkan perilaku tidak bertanggung jawab mahasiswa dalam belajar","PeriodicalId":117613,"journal":{"name":"GUIDING WORLD (BIMBINGAN DAN KONSELING)","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124267593","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fenomena yang terjadi dilapangan menunjukan bahwa perilaku sosial siswa di SMP Negeri 1 Ambalawi ini masih kurang baik. Hal ini terlihat dari hubungan antara siswa-siswa di SMP Negeri 1 Ambalawi yang kurang antara yang satu dengan yang lain. Mereka kurang bersikap terbuka dan jarang menceritakan masalah yang mereka hadapi dengan pihak sekolah. Mereka cenderung lebih bersikap individu, memikirkan diri sendiri dan kurang mempunyai rasa empati terhadap apa yang dialami oleh teman-teman mereka. Untuk membantu meningkatkan perilaku sosial siswa, dapat dilakukan melalui layanan bimbingan dan konseling, salah satunya melalui layanan konseling kelompok. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara layanan konseling kelompok dengan perilaku sosial siswa di SMP Negeri 1 Ambalawi Tahun Pelajaran 2017/2018. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan anatara layanan konseling kelompok dengan perilaku sosial siswa di SMP N 1 Amabalawi tahun pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan populasi sebanyak 156 dari 5 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 23 orang siswa. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket, dokumentasi dan observasi. Tehnik analisis data digunakan analisis statistik sederhana yaitu rumus product moment. Berdasarkan hasil perhitungan secara statistik diperoleh nilai t hitung sebesar = 0,540. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus product moment dikatakan tidak menyimpang bila koefesien korelasi yang dihasilkan dari perhitungan product moment lebih dari r tabel yaitu 0,344. Karena nilai t hitung lebih besar t tabel maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan menerima hipotesis alternative (Ha) yaitu ada hubungan signifikan antara layanan konseling kelompok dengan perilaku sosial siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Ambalawi tahun pelajaran 2017/2018
现场现象表明,学生在SMP Negeri 1 Ambalawi的社交行为并不好。这一点可以从公立中学1阿姆巴拉维学生之间的关系中看出来。他们缺乏开放态度,很少向学校透露自己面临的问题。他们更倾向于独立,为自己着想,对朋友的遭遇缺乏同情心。为了帮助改善学生的社会行为,可以通过咨询服务和咨询服务,其中之一是小组咨询服务。这项研究的问题的公式是团体咨询服务是否与2018年12月1日中学学生的社会行为有关。此外,本研究的目的是确定团体咨询服务与2018 /2018年初中n1 Amabalawi社会行为之间的关系。这是一种定量研究,有156个班的人口。这项研究的样本是23名学生的八年级学生。技术和数据收集的对照研究中,这是angket,文档和观察。数据分析技术使用的是简单的统计分析,即生成力矩公式。从统计学上得到的t值为= 0。540。使用生成力矩公式的计算结果被认为是不偏差的,当生产力矩计算产生的相关性超过r表的是0.344。由于t表的价值更大,零(Ho)的假设(Ha)被拒绝并接受另一种替代假设(Ha),即团体咨询服务与SMP Negeri 1 Ambalawi 2018年8年级学生在SMP Negeri 1 Ambalawi的社会行为之间存在着重要的联系
{"title":"Guiding World GW","authors":"Alya Nurmaya","doi":"10.33627/GW.V1I2.77","DOIUrl":"https://doi.org/10.33627/GW.V1I2.77","url":null,"abstract":"Fenomena yang terjadi dilapangan menunjukan bahwa perilaku sosial siswa di SMP Negeri 1 Ambalawi ini masih kurang baik. Hal ini terlihat dari hubungan antara siswa-siswa di SMP Negeri 1 Ambalawi yang kurang antara yang satu dengan yang lain. Mereka kurang bersikap terbuka dan jarang menceritakan masalah yang mereka hadapi dengan pihak sekolah. Mereka cenderung lebih bersikap individu, memikirkan diri sendiri dan kurang mempunyai rasa empati terhadap apa yang dialami oleh teman-teman mereka. Untuk membantu meningkatkan perilaku sosial siswa, dapat dilakukan melalui layanan bimbingan dan konseling, salah satunya melalui layanan konseling kelompok. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara layanan konseling kelompok dengan perilaku sosial siswa di SMP Negeri 1 Ambalawi Tahun Pelajaran 2017/2018. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan anatara layanan konseling kelompok dengan perilaku sosial siswa di SMP N 1 Amabalawi tahun pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan populasi sebanyak 156 dari 5 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 23 orang siswa. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket, dokumentasi dan observasi. Tehnik analisis data digunakan analisis statistik sederhana yaitu rumus product moment. Berdasarkan hasil perhitungan secara statistik diperoleh nilai t hitung sebesar = 0,540. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus product moment dikatakan tidak menyimpang bila koefesien korelasi yang dihasilkan dari perhitungan product moment lebih dari r tabel yaitu 0,344. Karena nilai t hitung lebih besar t tabel maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan menerima hipotesis alternative (Ha) yaitu ada hubungan signifikan antara layanan konseling kelompok dengan perilaku sosial siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Ambalawi tahun pelajaran 2017/2018","PeriodicalId":117613,"journal":{"name":"GUIDING WORLD (BIMBINGAN DAN KONSELING)","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127997458","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui sejauhmana PTSD (Post Traumatic Stress Disoreder), dimiliki oleh individu yang telah mengalami, ataupun menjadi korban bencana alam tepatnya bencana alam Gempa bumi di Pangalengan Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan Metode penelitian lapangan dengan teknik (1) Observasi dampak PTSD, (2) Wawancara kepada warga dan pemangku kewenangan, (3) Skiring Singkat gangguan PTSD, yang diadopsi dari Post Traumatic Symptom Scale dan lainnya dan (4) Pedoman DSM IV dan DSM V. Adapun gejala gejala yang dialami oleh masyarakat adalah (1) merasakan kembali mengalami peristiwa (reexperience), (2) mersakan baik dalam mimpi atau bayangan yang muncul secara tiba-tiba (flashback) ataupun, dan (3) merasakan perasaan bahwa peristiwa tersebut akan terulang kembali. Rekomendasi yang diberikan adalah : 1) Perlu adanya aktivitas penanganan kesehatan jiwa sebelum maupun sesudah bencana, 2) Mengembangkan PTSD pasca bencana sebagai program prioritas dalam penanganan bencana oleh Pemerintah Pusat,Provinsi dan Kabupaten/kota yang diperkirakan rawan bencana,3)Mengenalkan/sosialisasi PTSD di daerah-daerah bencana, agar masyarakat bisa mengenal adanya PTSD yang menimpa dirinya, baik masyarakat awam di lokasi bencana maupun petugas yang berkompeten terhadap penanganan bencana
{"title":"Guiding World GU","authors":"Sarbudin Sarbudin","doi":"10.33627/GW.V1I2.78","DOIUrl":"https://doi.org/10.33627/GW.V1I2.78","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui sejauhmana PTSD (Post Traumatic Stress Disoreder), dimiliki oleh individu yang telah mengalami, ataupun menjadi korban bencana alam tepatnya bencana alam Gempa bumi di Pangalengan Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan Metode penelitian lapangan dengan teknik (1) Observasi dampak PTSD, (2) Wawancara kepada warga dan pemangku kewenangan, (3) Skiring Singkat gangguan PTSD, yang diadopsi dari Post Traumatic Symptom Scale dan lainnya dan (4) Pedoman DSM IV dan DSM V. Adapun gejala gejala yang dialami oleh masyarakat adalah (1) merasakan kembali mengalami peristiwa (reexperience), (2) mersakan baik dalam mimpi atau bayangan yang muncul secara tiba-tiba (flashback) ataupun, dan (3) merasakan perasaan bahwa peristiwa tersebut akan terulang kembali. Rekomendasi yang diberikan adalah : 1) Perlu adanya aktivitas penanganan kesehatan jiwa sebelum maupun sesudah bencana, 2) Mengembangkan PTSD pasca bencana sebagai program prioritas dalam penanganan bencana oleh Pemerintah Pusat,Provinsi dan Kabupaten/kota yang diperkirakan rawan bencana,3)Mengenalkan/sosialisasi PTSD di daerah-daerah bencana, agar masyarakat bisa mengenal adanya PTSD yang menimpa dirinya, baik masyarakat awam di lokasi bencana maupun petugas yang berkompeten terhadap penanganan bencana","PeriodicalId":117613,"journal":{"name":"GUIDING WORLD (BIMBINGAN DAN KONSELING)","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116523119","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}