Pub Date : 2022-10-20DOI: 10.56359/pharmgen.v1i01.152
Lisna Listiana, Panji Wahlanto, Susan Sintia Ramadhani, Rian Ismail
ABSTRAK Pendahuluan: Tanin merupakan senyawa aktif Tujuan penelitian ini untuketabolit sekunder yang diketahui mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri dan antioksidan. Daun mangkokan mengandung senyawa alkaloid, tannin, saponin dan flavonoid. Tujuan: Tujuan penelitian ini untukMengetahui berapa besar kadar tanin yang terkandung dalam daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr) Perasan dan rebusan. Metode: Daun mangkokan di ekstraksi dengan perasan dan rebusan lalu diuji kualitatif dengan pereakasi FeCl3 lalu di identifikasi menggunakan metode spektrofotometer. Pengukuran absorbansi untuk mengetahui aktivitas Panjang gelombang maksimum yaitu 675 nm. Hasil: Berdasarkan hasil skrining fitokimia rebusan daun mangkokan dan perasan daun mangkokan mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu tanin ditandai dengan warna hijau kehitaman. Pada uji kuantitatif panjang gelombang maksimum asam galat dengan pelarut aquades yaitu 675 nm, sehingga diperoleh kurva baku asam galat adalah y = 0,1081x + 0,1352 dengan nilai r = 0,9903. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh kadar tanin metode rebusan daun mangkokan 0,38% ; 0,30% ; 0,29% dengan rata-rata 0.32%. Kesimpulan: metode perasan 0,86% ; 0,61% ; 0,52% dengan rata-rata 0.66%. Perbandingan dari kedua metode yang digunakan lebih tinggi senyawa tanin yang terkandung adalah pada metode perasan.
{"title":"Penetapan Kadar Tanin Dalam Daun Mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr) Perasan Dan Rebusan Dengan Spektrofotometer UV-Vis","authors":"Lisna Listiana, Panji Wahlanto, Susan Sintia Ramadhani, Rian Ismail","doi":"10.56359/pharmgen.v1i01.152","DOIUrl":"https://doi.org/10.56359/pharmgen.v1i01.152","url":null,"abstract":"ABSTRAK\u0000Pendahuluan: Tanin merupakan senyawa aktif Tujuan penelitian ini untuketabolit sekunder yang diketahui mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri dan antioksidan. Daun mangkokan mengandung senyawa alkaloid, tannin, saponin dan flavonoid.\u0000Tujuan: Tujuan penelitian ini untukMengetahui berapa besar kadar tanin yang terkandung dalam daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr) Perasan dan rebusan.\u0000Metode: Daun mangkokan di ekstraksi dengan perasan dan rebusan lalu diuji kualitatif dengan pereakasi FeCl3 lalu di identifikasi menggunakan metode spektrofotometer. Pengukuran absorbansi untuk mengetahui aktivitas Panjang gelombang maksimum yaitu 675 nm.\u0000Hasil: Berdasarkan hasil skrining fitokimia rebusan daun mangkokan dan perasan daun mangkokan mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu tanin ditandai dengan warna hijau kehitaman. Pada uji kuantitatif panjang gelombang maksimum asam galat dengan pelarut aquades yaitu 675 nm, sehingga diperoleh kurva baku asam galat adalah y = 0,1081x + 0,1352 dengan nilai r = 0,9903. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh kadar tanin metode rebusan daun mangkokan 0,38% ; 0,30% ; 0,29% dengan rata-rata 0.32%.\u0000Kesimpulan: metode perasan 0,86% ; 0,61% ; 0,52% dengan rata-rata 0.66%. Perbandingan dari kedua metode yang digunakan lebih tinggi senyawa tanin yang terkandung adalah pada metode perasan.","PeriodicalId":127369,"journal":{"name":"Pharmacy Genius","volume":"265 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125933637","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-20DOI: 10.56359/pharmgen.v1i01.144
Z. Fadhilah, Rani Prabandari, Dwi Novitasari
Pendahuluan: Masker tanah liat biasanya digunakan karena kemampuannya untuk meremajakan kulit. Saat masker mengering, mulai ada efek menarik pada tekstur kulit yang bisa anda rasakan perubahannya. Sensasi ini membantu menyegarkan kulit karena masker tanah liat menghilangkan kotoran dan komedo setelah wajah terkelupas, membuat kulit tampak cerah dan bersih setelah menggunakan masker. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak etanol kulit manggis dapat diformulasikan dalam masker lumpur yang stabil secara fisik, untuk mengetahui efek anti-penuaan ekstrak etanol kulit manggis, dan untuk mengetahui uji iritasi masker clay ekstrak etanol kulit buah manggis Metode: Metode yang digunakan adalah eksperimental dan alat ukur jangka sorong digital. Hasil: Sediaan masker clay ekstrak etanol kulit buah manggis mempunyai pH 5,7–6,4, homogen, dan stabil dalam penyimpanan suhu kamar, ekstrak etanol kulit buah manggis dengan konsentrasi 10% dan 12% lebih efektif menurunkan jumlah keriput dibandingkan konsentrasi 14% dan kontrol positif, dan uji iritasi terhadap kelinci yang dioleskan pada kulit punggungnya dan dibiarkan selama 4 jam lalu dilihat pada jam ke 1, 24, 48 dan 72 jam tidak menunjukan terjadinya iritasi Kesimpulan: Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk sediaan lain menggunakan ekstrak kulit buah manggis sebagai anti aging
{"title":"Formulasi Sediaan Masker Clay Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Sebagai Anti-Agging","authors":"Z. Fadhilah, Rani Prabandari, Dwi Novitasari","doi":"10.56359/pharmgen.v1i01.144","DOIUrl":"https://doi.org/10.56359/pharmgen.v1i01.144","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Masker tanah liat biasanya digunakan karena kemampuannya untuk meremajakan kulit. Saat masker mengering, mulai ada efek menarik pada tekstur kulit yang bisa anda rasakan perubahannya. Sensasi ini membantu menyegarkan kulit karena masker tanah liat menghilangkan kotoran dan komedo setelah wajah terkelupas, membuat kulit tampak cerah dan bersih setelah menggunakan masker.\u0000Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak etanol kulit manggis dapat diformulasikan dalam masker lumpur yang stabil secara fisik, untuk mengetahui efek anti-penuaan ekstrak etanol kulit manggis, dan untuk mengetahui uji iritasi masker clay ekstrak etanol kulit buah manggis\u0000Metode: Metode yang digunakan adalah eksperimental dan alat ukur jangka sorong digital.\u0000Hasil: Sediaan masker clay ekstrak etanol kulit buah manggis mempunyai pH 5,7–6,4, homogen, dan stabil dalam penyimpanan suhu kamar, ekstrak etanol kulit buah manggis dengan konsentrasi 10% dan 12% lebih efektif menurunkan jumlah keriput dibandingkan konsentrasi 14% dan kontrol positif, dan uji iritasi terhadap kelinci yang dioleskan pada kulit punggungnya dan dibiarkan selama 4 jam lalu dilihat pada jam ke 1, 24, 48 dan 72 jam tidak menunjukan terjadinya iritasi\u0000Kesimpulan: Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk sediaan lain menggunakan ekstrak kulit buah manggis sebagai anti aging","PeriodicalId":127369,"journal":{"name":"Pharmacy Genius","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115376136","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-20DOI: 10.56359/pharmgen.v1i01.147
Sita Nur Faradila Sita, Rani Prabandari, Ikhwan Yuda Kusuma
Pendahuluan: Daun salam mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai anti bakteri. Pasta gigi merupakan salah satu sediaan semi-solida yang digunakan untuk mencegah masalah pada gigi dan mulut. Komponen yang diperlukan dalam sediaan pasta gigi salah satunya humektan yaitu gliserin. Tujuan: Untuk mengetahui sifat fisik dan stabilitas sediaan pasta gigi ekstrak etanol daun salam dengan varisi konsentrasi gliserin. Metode: Metode eksperimental laboratorium diawali dengan penyiapan bahan, determinasi tanaman, pembuatan simplisia, proses ekstraksi, pembuatan sediaan, evaluasi fisik dan stabilitas sediaan. Hasil: Hasil evaluasi sediaan pasta giigi kemudian dianalisis one way ANOVA pada uji sifat fisik menunjukkan perbedaan dengan nilai signifikansi < 0,05 pada uji daya sebar, pH dan viskositas. Hasil penelitian berdasarkan analisis uji T berpasangan pada viskositas dan daya sebar menunjukkan nilai signifikansi < 0,05, artinya bahwa variasi konsentrasi gliserin dapat berpengaruh pada viskositas dan daya sebar baik sebelum dan sesudah stabilitas. Kesimpulan: Dari hasil dapat disimpulkan bahwa sediaan pasta gigi variasi konsentrasi gliserin berpengaruh terhadap uji daya sebar, pH dan uji viskositas serta tidak berpengaruh terhadap uji organoleptik, homogenitas, tinggi busa.
{"title":"Pengaruh Variasi Konsentrasi Gliserin Sebagai Humektan Terhadap Stabilitas Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp)","authors":"Sita Nur Faradila Sita, Rani Prabandari, Ikhwan Yuda Kusuma","doi":"10.56359/pharmgen.v1i01.147","DOIUrl":"https://doi.org/10.56359/pharmgen.v1i01.147","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Daun salam mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai anti bakteri. Pasta gigi merupakan salah satu sediaan semi-solida yang digunakan untuk mencegah masalah pada gigi dan mulut. Komponen yang diperlukan dalam sediaan pasta gigi salah satunya humektan yaitu gliserin.\u0000 Tujuan: Untuk mengetahui sifat fisik dan stabilitas sediaan pasta gigi ekstrak etanol daun salam dengan varisi konsentrasi gliserin.\u0000Metode: Metode eksperimental laboratorium diawali dengan penyiapan bahan, determinasi tanaman, pembuatan simplisia, proses ekstraksi, pembuatan sediaan, evaluasi fisik dan stabilitas sediaan.\u0000Hasil: Hasil evaluasi sediaan pasta giigi kemudian dianalisis one way ANOVA pada uji sifat fisik menunjukkan perbedaan dengan nilai signifikansi < 0,05 pada uji daya sebar, pH dan viskositas. Hasil penelitian berdasarkan analisis uji T berpasangan pada viskositas dan daya sebar menunjukkan nilai signifikansi < 0,05, artinya bahwa variasi konsentrasi gliserin dapat berpengaruh pada viskositas dan daya sebar baik sebelum dan sesudah stabilitas.\u0000Kesimpulan: Dari hasil dapat disimpulkan bahwa sediaan pasta gigi variasi konsentrasi gliserin berpengaruh terhadap uji daya sebar, pH dan uji viskositas serta tidak berpengaruh terhadap uji organoleptik, homogenitas, tinggi busa.","PeriodicalId":127369,"journal":{"name":"Pharmacy Genius","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133705889","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-20DOI: 10.56359/pharmgen.v1i01.149
Anna L Yusuf, Davit Nugraha, Panji Wahlanto, Marlina Indriastuti, R. Ismail, Farah A Himah
ABSTRAK Pendahuluan: Jerawat merupakan penyakit kulit berupa peradangan pada lapisan polisebaseus yang dipicu oleh bakteri Propionibacterium acnes. Salah satu tanaman yang secara empiris dan berdasarkan data ilmiah memiliki khasiat antijerawat adalah buah pare (Momordica Charantia L.). Dalam ekstrak buah pare terkandung flavonoid yang diduga dapat berperan sebagai senyawa aktif sediaan antijerawat. Penelitian ini. Tujuan: untuk memformulasikan sediaan gel ekstrak buah pare dengan perbandingan basis carbopol 940 1,4%, 1,7%, 2% dan melakukan uji evaluasi sediaan gel memenuhi standar. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Evaluasi sediaan gel meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, viskositas, uji sineresis dan uji cycling test. Data yang diperoleh diolah dalam analisis statistika ANOVA one way dan Krusskal wallis untuk mengetahui adanya pengaruh variasi carbopol 940 dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak buah pare dapat diformulasikan dalam sediaan gel dan memenuhi uji evaluasi sediaan. Ketiga Formulasi memenuhi syarat uji homogenitas hasil yang didapat homogen. Uji Ornanoleptik pada ketiga formulasi didapat hasil bau khas buah pare, warna coklat kekuningan, tekstur kekentalan sedang. Uji pH pada formulasi 1 dan 2 hasil dengan rata-rata pH 6,1 formulasi 3 dan kontrol (+) pH 6. Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian bahwa penggunaan carbopol 940 sebagai basis berpengaruh terhadap kestabilan fisik dari viskositas, pH, daya lekat dan daya sebar sediaan gel.
{"title":"Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Gel Ekstrak Buah Pare (Momordica Charantia L.) Dengan Variasi Konsentrasi Carbopol 940","authors":"Anna L Yusuf, Davit Nugraha, Panji Wahlanto, Marlina Indriastuti, R. Ismail, Farah A Himah","doi":"10.56359/pharmgen.v1i01.149","DOIUrl":"https://doi.org/10.56359/pharmgen.v1i01.149","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000 \u0000Pendahuluan: Jerawat merupakan penyakit kulit berupa peradangan pada lapisan polisebaseus yang dipicu oleh bakteri Propionibacterium acnes. Salah satu tanaman yang secara empiris dan berdasarkan data ilmiah memiliki khasiat antijerawat adalah buah pare (Momordica Charantia L.). Dalam ekstrak buah pare terkandung flavonoid yang diduga dapat berperan sebagai senyawa aktif sediaan antijerawat. Penelitian ini. \u0000Tujuan: untuk memformulasikan sediaan gel ekstrak buah pare dengan perbandingan basis carbopol 940 1,4%, 1,7%, 2% dan melakukan uji evaluasi sediaan gel memenuhi standar. \u0000Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Evaluasi sediaan gel meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, viskositas, uji sineresis dan uji cycling test. Data yang diperoleh diolah dalam analisis statistika ANOVA one way dan Krusskal wallis untuk mengetahui adanya pengaruh variasi carbopol 940 dengan tingkat kepercayaan 95%. \u0000Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak buah pare dapat diformulasikan dalam sediaan gel dan memenuhi uji evaluasi sediaan. Ketiga Formulasi memenuhi syarat uji homogenitas hasil yang didapat homogen. Uji Ornanoleptik pada ketiga formulasi didapat hasil bau khas buah pare, warna coklat kekuningan, tekstur kekentalan sedang. Uji pH pada formulasi 1 dan 2 hasil dengan rata-rata pH 6,1 formulasi 3 dan kontrol (+) pH 6. \u0000Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian bahwa penggunaan carbopol 940 sebagai basis berpengaruh terhadap kestabilan fisik dari viskositas, pH, daya lekat dan daya sebar sediaan gel.","PeriodicalId":127369,"journal":{"name":"Pharmacy Genius","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124333666","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}