Antenatal care is a checkup for optimizing the mental and physical health of an expectant mother, to the extent of childbirth, kala nifas, breast-feeding preparations and a reasonable return to reproductive health. The husband may play a part in supporting the mother with a prenatal visit.The purpose of this study is to know the description of a husband's support in wife obedience to an alliance of pregnancies in palaran samarinda. Research methods used are observational analytics using a sectional study design. Studies show there is a supportive husband in wife obedience performed a prenatal marriage in the area of samarinda with p value (0.006) < α (0,05),There's a relationship between a mother's age and obedience that conducts a pregnancy with p value results (0,042) < α (0,05),The level of education is there's no link between a mother's education and obedience to performing a pregnancy with p value results (0,425) > α (0,05),There's no correlation between your parity factors to obedience that you conduct a pregnancy with p value (0,029) < α (0,05),There is no correlation between a mother's work factor in obedience to compliance makes an alliance with p value (0,547) > α (0,05).
{"title":"The Relationship Between Husband's Support With Pregnant Women's Compliance In Pregnancy Checks In The Palaran Area Samarinda","authors":"Endang Wiwiek Purnamawaty, S. Utami","doi":"10.52841/cefjk.v2i1.361","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/cefjk.v2i1.361","url":null,"abstract":"Antenatal care is a checkup for optimizing the mental and physical health of an expectant mother, to the extent of childbirth, kala nifas, breast-feeding preparations and a reasonable return to reproductive health. The husband may play a part in supporting the mother with a prenatal visit.The purpose of this study is to know the description of a husband's support in wife obedience to an alliance of pregnancies in palaran samarinda. Research methods used are observational analytics using a sectional study design. Studies show there is a supportive husband in wife obedience performed a prenatal marriage in the area of samarinda with p value (0.006) < α (0,05),There's a relationship between a mother's age and obedience that conducts a pregnancy with p value results (0,042) < α (0,05),The level of education is there's no link between a mother's education and obedience to performing a pregnancy with p value results (0,425) > α (0,05),There's no correlation between your parity factors to obedience that you conduct a pregnancy with p value (0,029) < α (0,05),There is no correlation between a mother's work factor in obedience to compliance makes an alliance with p value (0,547) > α (0,05).","PeriodicalId":140478,"journal":{"name":"Caritas Et Fraternitas: Jurnal Kesehatan","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122209452","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hipertensi menjadi dilema kesehatan seluruh belahan dunia setiap tahunnya dan penyebab kematian nomor satu di dunia dan sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskula. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang hipertensi pada penderita hipertensi di Puskesmas Pasundan kota Samarinda. Subjek penelitian ini adalah penderita hipertensi. Desain penelitian berjenis kuantitatif, dan rancangan penelitian deskriptif observasional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali. Populasi penelitian adalah 127 penderita hipertensi dengan sampel 55 responden penderita hipertensi. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling adalah pengambilan sampel dengan menggunakan beberapa pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria yang diinginkan untuk dapat menentukan jumlah sampel yang akan diteliti. Pengambilan data dilakukan dengan penyebaran lembar kuesioner. Hasil penelitian dari pengolahan data didapatkan distribusi usia terbanyak adalah 56-65 tahun sebanyak 15 responden (27,3%), distribusi jenis kelamin terbanyak adalah perempuan 31 responden (56,4%) , distribusi pendidikan terbanyak adalah SMA 17 responden (30,9%), distribusi pekerjaan terbanyak adalah tidak bekerja 30 responden (54,5%), distribusi tingkat pengetahuan terbanyak adalah tingkat pengetahuan baik 37 responden (67,3%) dan distribusi tingkat hipertensi terbanyak adalah 37 responden (67,3%). Kesimpulan untuk tenaga kesehatan untuk lebih aktif lagi dalam memberikan edukasi atau penyuluhan tentang penyakit hipertensi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipertensi.
{"title":"Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Pasundan Samarinda","authors":"Friska Nopita Sari, Yani, Yovita Erin Sastrini","doi":"10.52841/cefjk.v2i1.362","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/cefjk.v2i1.362","url":null,"abstract":"Hipertensi menjadi dilema kesehatan seluruh belahan dunia setiap tahunnya dan penyebab kematian nomor satu di dunia dan sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskula. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang hipertensi pada penderita hipertensi di Puskesmas Pasundan kota Samarinda. Subjek penelitian ini adalah penderita hipertensi. Desain penelitian berjenis kuantitatif, dan rancangan penelitian deskriptif observasional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali. Populasi penelitian adalah 127 penderita hipertensi dengan sampel 55 responden penderita hipertensi. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling adalah pengambilan sampel dengan menggunakan beberapa pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria yang diinginkan untuk dapat menentukan jumlah sampel yang akan diteliti. Pengambilan data dilakukan dengan penyebaran lembar kuesioner. Hasil penelitian dari pengolahan data didapatkan distribusi usia terbanyak adalah 56-65 tahun sebanyak 15 responden (27,3%), distribusi jenis kelamin terbanyak adalah perempuan 31 responden (56,4%) , distribusi pendidikan terbanyak adalah SMA 17 responden (30,9%), distribusi pekerjaan terbanyak adalah tidak bekerja 30 responden (54,5%), distribusi tingkat pengetahuan terbanyak adalah tingkat pengetahuan baik 37 responden (67,3%) dan distribusi tingkat hipertensi terbanyak adalah 37 responden (67,3%). Kesimpulan untuk tenaga kesehatan untuk lebih aktif lagi dalam memberikan edukasi atau penyuluhan tentang penyakit hipertensi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipertensi.","PeriodicalId":140478,"journal":{"name":"Caritas Et Fraternitas: Jurnal Kesehatan","volume":"78 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125690751","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Prevalensi kecemasan pada lansia di dunia berkisar antara 15 – 52.3%. Kecemasan bisa dialami oleh seluruh kalangan usia, namun pada realita lansia lebih rentan mengalami kecemasan. Kecemasan dipicu oleh penurunan fungsi baik secara biologis maupun psikologis. Prevalensi kecemasan di Indonesia pada lansia mulai dari 3.2% menjadi 14.2% dan semakin meningkat 3.5% pertahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada lansia di Puskesmas Pasundan Samarinda. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini 38 responden. Hasil penelitian ini diperoleh data bahwa lansia yang memiliki tingkat kecemasan sedang sebanyak 23 orang (60.53%), lansia memiliki tingkat kecemasan ringan 9 orang lansia (23.68%) dan lansia yang memiliki tingkat kecemasan berat 3 orang lansia (7.89%) dan lansia yang tidak mengalami kecemasan 3 orang (7,89%). Lansia yang mengalami kecemasan sedang dikarenakan lansia merasa tidak menjadi bagian dari teman-teman yang ada disekitarnya. Secara emosional lansia merasa tidak ada hubungan yang memuaskan karena keluarga yang sibuk dan bekerja, sehingga lansia merasa jauh dan tersisihkan oleh keluarga dan lingkungan sosialnya. Rekomendasi dari penelitian ini adalah diharapkan keluarga memberikan dukungan dan meluangkan waktu bersama lansia agar secara emosional mereka merasakan kehangatan dan diterima oleh orang-orang disekitarnya, bagi tenaga kesehatan agar dapat memberikan bimbingan konseling bagi keluarga dan lansia mengenai pentingnya perhatian dan dukungan keluarga dalam menurunkan kecemasan yang dirasakan oleh lansia.
{"title":"GAMBARAN KEJADIAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS PASUNDAN SAMARINDA","authors":"Hendrika Lema Belen, Gracia Herni Pertiwi, F. Ola","doi":"10.52841/cefjk.v2i1.365","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/cefjk.v2i1.365","url":null,"abstract":"Prevalensi kecemasan pada lansia di dunia berkisar antara 15 – 52.3%. Kecemasan bisa dialami oleh seluruh kalangan usia, namun pada realita lansia lebih rentan mengalami kecemasan. Kecemasan dipicu oleh penurunan fungsi baik secara biologis maupun psikologis. Prevalensi kecemasan di Indonesia pada lansia mulai dari 3.2% menjadi 14.2% dan semakin meningkat 3.5% pertahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada lansia di Puskesmas Pasundan Samarinda. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini 38 responden. Hasil penelitian ini diperoleh data bahwa lansia yang memiliki tingkat kecemasan sedang sebanyak 23 orang (60.53%), lansia memiliki tingkat kecemasan ringan 9 orang lansia (23.68%) dan lansia yang memiliki tingkat kecemasan berat 3 orang lansia (7.89%) dan lansia yang tidak mengalami kecemasan 3 orang (7,89%). Lansia yang mengalami kecemasan sedang dikarenakan lansia merasa tidak menjadi bagian dari teman-teman yang ada disekitarnya. Secara emosional lansia merasa tidak ada hubungan yang memuaskan karena keluarga yang sibuk dan bekerja, sehingga lansia merasa jauh dan tersisihkan oleh keluarga dan lingkungan sosialnya. Rekomendasi dari penelitian ini adalah diharapkan keluarga memberikan dukungan dan meluangkan waktu bersama lansia agar secara emosional mereka merasakan kehangatan dan diterima oleh orang-orang disekitarnya, bagi tenaga kesehatan agar dapat memberikan bimbingan konseling bagi keluarga dan lansia mengenai pentingnya perhatian dan dukungan keluarga dalam menurunkan kecemasan yang dirasakan oleh lansia.","PeriodicalId":140478,"journal":{"name":"Caritas Et Fraternitas: Jurnal Kesehatan","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122778635","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Katarina Alexandria Kewa Sabon, Maria Floriana Ping, Made Ermayani
Pengetahuan HIV/AIDS mengarahkan sikap reaksi remaja untuk dapat menjauhi atau menghindari pada perilaku yang mengarah pada seks bebas yang dapat membawa masalah Kesehatan. Dalam hal ini, pengetahuan merupakan bidang yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan HIV/AIDS pada siswa/I di SMKN 12 Samarinda. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif observasional menggunakan instrument berupa Kuesioner untuk mengetahui pengetahuan mengenai HIV/AIDS yang digunakan untuk pengukuran skala HIV/AIDS yang digunakan sebagai alat ukur Kesehatan siswa dengan jumlah Populasi yaitu siswa/I kelas X dengan dua jurusan Akuntansi dan Teknik komputer jaringan sebanyak 56 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Total Sampling. Berdasarkan Hasil Analisa data yang dilakukan dengan uji univariat menunjukkan bahwa mayoritas responden yang memiliki pengetahuan cukup mengenai HIV/AIDS sebanyak usia 16 tahun sebanyak 33 responden (58,93%), distribusi jenis kelamin terbanyak adalah Perempuan 33 responden (58,93%), distribusi Jurusan sebanyak 28 responden (50,00%), distribusi pengetahuan cukup HIV/AIDS sebanyak 25 responden (44,64%). Kesimpulan maka diharapkan siswa/I menggali lebih dalam informasi mengenai HIV/AIDS baik itu cara penularan, perilaku beresiko, kelompok resiko, serta cara pencegahan dan pengobatan penyakit HIV/AIDS
{"title":"Gambaran Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Pada Siswa/i Kelas X Di Kota Samarinda","authors":"Katarina Alexandria Kewa Sabon, Maria Floriana Ping, Made Ermayani","doi":"10.52841/cefjk.v2i1.369","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/cefjk.v2i1.369","url":null,"abstract":"Pengetahuan HIV/AIDS mengarahkan sikap reaksi remaja untuk dapat menjauhi atau menghindari pada perilaku yang mengarah pada seks bebas yang dapat membawa masalah Kesehatan. Dalam hal ini, pengetahuan merupakan bidang yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan HIV/AIDS pada siswa/I di SMKN 12 Samarinda. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif observasional menggunakan instrument berupa Kuesioner untuk mengetahui pengetahuan mengenai HIV/AIDS yang digunakan untuk pengukuran skala HIV/AIDS yang digunakan sebagai alat ukur Kesehatan siswa dengan jumlah Populasi yaitu siswa/I kelas X dengan dua jurusan Akuntansi dan Teknik komputer jaringan sebanyak 56 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Total Sampling. Berdasarkan Hasil Analisa data yang dilakukan dengan uji univariat menunjukkan bahwa mayoritas responden yang memiliki pengetahuan cukup mengenai HIV/AIDS sebanyak usia 16 tahun sebanyak 33 responden (58,93%), distribusi jenis kelamin terbanyak adalah Perempuan 33 responden (58,93%), distribusi Jurusan sebanyak 28 responden (50,00%), distribusi pengetahuan cukup HIV/AIDS sebanyak 25 responden (44,64%). Kesimpulan maka diharapkan siswa/I menggali lebih dalam informasi mengenai HIV/AIDS baik itu cara penularan, perilaku beresiko, kelompok resiko, serta cara pencegahan dan pengobatan penyakit HIV/AIDS","PeriodicalId":140478,"journal":{"name":"Caritas Et Fraternitas: Jurnal Kesehatan","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123528123","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Background: Stunting is a chronic malnutrition problem due to a lack of nutritional intake over a long period of time resulting in growth disorders in children where the child's height is less than the age standard. The purpose of this study was to determine the level of knowledge about stunting. Methods: This study used a descriptive observational design. The total number of samples in this study was 30 respondents. The results of this study were 30 maternal respondents who had toddlers, the majority of respondents aged 26-35 years as many as 21 people (70%), the majority of respondents' education was high school as many as 21 people (70%), the majority of respondents' work was not working as many as 22 people (73.33%). respondents' knowledge about stunting in toddlers at Posyandu Makroman Health Center Working Area is good as many as 18 people (60%). Conclusion: the majority of knowledge possessed by respondents is good. Suggestion: The results of this study are expected to provide information about mothers' knowledge about stunting at the Posyandu of the Makroman Health Center Working Area and can improve programs, counseling, and routine checks on toddlers in handling stunting.
{"title":"PENGETAHUAN TENTANG STUNTING DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAKROMAN SAMARINDA","authors":"Rufina Hurai","doi":"10.52841/cefjk.v2i1.360","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/cefjk.v2i1.360","url":null,"abstract":"Background: Stunting is a chronic malnutrition problem due to a lack of nutritional intake over a long period of time resulting in growth disorders in children where the child's height is less than the age standard. The purpose of this study was to determine the level of knowledge about stunting. Methods: This study used a descriptive observational design. The total number of samples in this study was 30 respondents. The results of this study were 30 maternal respondents who had toddlers, the majority of respondents aged 26-35 years as many as 21 people (70%), the majority of respondents' education was high school as many as 21 people (70%), the majority of respondents' work was not working as many as 22 people (73.33%). respondents' knowledge about stunting in toddlers at Posyandu Makroman Health Center Working Area is good as many as 18 people (60%). Conclusion: the majority of knowledge possessed by respondents is good. Suggestion: The results of this study are expected to provide information about mothers' knowledge about stunting at the Posyandu of the Makroman Health Center Working Area and can improve programs, counseling, and routine checks on toddlers in handling stunting. ","PeriodicalId":140478,"journal":{"name":"Caritas Et Fraternitas: Jurnal Kesehatan","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115361937","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mahasiswa keperawatan sebagai generasi Z memiliki kecenderungan belajar yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Falsafah dan Teori Keperawatan merupakan mata kuliah yang abstrak untuk dipahami dan sangat teoritis. Capaian pembelajaran lulusan pada mata kuliah tersebut adalah yang paling rendah dari satu angkatan di salah satu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banjarmasin. Bertolak dari hal tersebut, diperlukan metode pembelajaran yang menarik bagi generasi Z untuk bisa bergabung dan memiliki minat yang baik untuk mempelajari mata kuliah ini. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan GBL (Game Based Learning) pada mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan. Metode penelitian menggunakan desain R & D dalam 2 tahap. Tahap pertama mengidentifikasi kebutuhan integrasi GBL dan tahap kedua mengembangkan GBL. 20 mahasiswa keperawatan bergabung di dalam tahap pertama. Mayoritas mahasiswa menyatakan menyukai diskusi kelompok untuk proses belajar dan game membantu mereka untuk lebih giat belajar serta memiliki jadwal mandiri di rumah. GBL dapat diintegrasikan dalam mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan. Pengajar perlu menyiapkan video pembelajaran, LMS, pertanyaan stimulasi, serta bentuk kuis yang menarik untuk dapat diintegrasikan dengan pembelajaran aktif lainnya saat perkuliahan falsafah dan teori keperawatan berlangsung.
{"title":"The Development of Game Based Learning on Philosophy and Nursing Theory Subject","authors":"Maria Silvana Dhawo","doi":"10.52841/cefjk.v1i2.326","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/cefjk.v1i2.326","url":null,"abstract":"Mahasiswa keperawatan sebagai generasi Z memiliki kecenderungan belajar yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Falsafah dan Teori Keperawatan merupakan mata kuliah yang abstrak untuk dipahami dan sangat teoritis. Capaian pembelajaran lulusan pada mata kuliah tersebut adalah yang paling rendah dari satu angkatan di salah satu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banjarmasin. Bertolak dari hal tersebut, diperlukan metode pembelajaran yang menarik bagi generasi Z untuk bisa bergabung dan memiliki minat yang baik untuk mempelajari mata kuliah ini. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan GBL (Game Based Learning) pada mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan. Metode penelitian menggunakan desain R & D dalam 2 tahap. Tahap pertama mengidentifikasi kebutuhan integrasi GBL dan tahap kedua mengembangkan GBL. 20 mahasiswa keperawatan bergabung di dalam tahap pertama. Mayoritas mahasiswa menyatakan menyukai diskusi kelompok untuk proses belajar dan game membantu mereka untuk lebih giat belajar serta memiliki jadwal mandiri di rumah. GBL dapat diintegrasikan dalam mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan. Pengajar perlu menyiapkan video pembelajaran, LMS, pertanyaan stimulasi, serta bentuk kuis yang menarik untuk dapat diintegrasikan dengan pembelajaran aktif lainnya saat perkuliahan falsafah dan teori keperawatan berlangsung.","PeriodicalId":140478,"journal":{"name":"Caritas Et Fraternitas: Jurnal Kesehatan","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132270566","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Background: The "New Normal" policy has several challenges that arise related to its implementation in society, namely the challenge of various understandings in society regarding "New Normal", there is no public awareness to implement behavior in the new normal life order. The implementation of the "New Normal" policy has been carried out throughout Indonesia, one of which is in the Sungai Bawang Cultural Village. However, the implementation of the "New Normal" policy is not always as expected. Nursing intervention is needed to support government programs to socialize and educate Covid-19 based on nursing diagnoses, namely readiness to increase knowledge, including through health education and increasing learning readiness. The purpose of this study was to determine the Behavior of Readiness to Increase Community Knowledge in Facing Covid-19 and New Normal Life. Methods: this study used an analytic observational design with a cross sectional approach. Overall the number of samples in this study is 30 respondents. Data were analyzed using the Chi Square test. Results: respondents have moderate knowledge of Covid-19 30% and 70% high. Knowledge of the new normal is low 20%, moderate 50% and high 30%. Behavior facing the new normal is lacking 13.3%, 33.4% sufficient and 53.3% good. This study shows that there is a significant relationship between knowledge about Covid-19 and behavior in facing the new normal with a value of p = 0.001 <0.05. Conclusion: there is a significant relationship between knowledge and behavior towards New Normal Life, the higher the public's knowledge, the more likely they are to behave well in adapting to a new life after the Covid-19 pandemic. Suggestion: The public must understand that knowledge is the most important prerequisite for behavior change in New Normal Life to implement health protocols which are a series of actions to prevent the spread of COVID-19.
{"title":"A PERILAKU KESIAPAN PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT HADAPI COVID-19 DAN NEW NORMAL LIFE DI DESA BUDAYA SUNGAI BAWANG","authors":"Rufina Hurai","doi":"10.52841/cefjk.v1i2.320","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/cefjk.v1i2.320","url":null,"abstract":"Background: The \"New Normal\" policy has several challenges that arise related to its implementation in society, namely the challenge of various understandings in society regarding \"New Normal\", there is no public awareness to implement behavior in the new normal life order. The implementation of the \"New Normal\" policy has been carried out throughout Indonesia, one of which is in the Sungai Bawang Cultural Village. However, the implementation of the \"New Normal\" policy is not always as expected. Nursing intervention is needed to support government programs to socialize and educate Covid-19 based on nursing diagnoses, namely readiness to increase knowledge, including through health education and increasing learning readiness. The purpose of this study was to determine the Behavior of Readiness to Increase Community Knowledge in Facing Covid-19 and New Normal Life. Methods: this study used an analytic observational design with a cross sectional approach. Overall the number of samples in this study is 30 respondents. Data were analyzed using the Chi Square test. Results: respondents have moderate knowledge of Covid-19 30% and 70% high. Knowledge of the new normal is low 20%, moderate 50% and high 30%. Behavior facing the new normal is lacking 13.3%, 33.4% sufficient and 53.3% good. This study shows that there is a significant relationship between knowledge about Covid-19 and behavior in facing the new normal with a value of p = 0.001 <0.05. Conclusion: there is a significant relationship between knowledge and behavior towards New Normal Life, the higher the public's knowledge, the more likely they are to behave well in adapting to a new life after the Covid-19 pandemic. Suggestion: The public must understand that knowledge is the most important prerequisite for behavior change in New Normal Life to implement health protocols which are a series of actions to prevent the spread of COVID-19.","PeriodicalId":140478,"journal":{"name":"Caritas Et Fraternitas: Jurnal Kesehatan","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121881608","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The corona-19 virus pandemic caused anxiety, especially in pregnant mothers, since the expectant mother is a high risk group for exposure to the corona virus, especially to the fetus it carries. One factor that reduces maternal anxiety is knowledge. The purpose of this study is to know the relation of the level of knowledge about covid-19 to the concerns of pregnant women in village Lok Bahu Samarinda. Research methods used are observational analytics using a sectional study design. Research shows there is a link between the level of knowledge of covid-19 to anxiety in pregnant women with p value (0,039) > α (0,05), Age corresponds to anxiety in pregnant women with p value (0.901) > α (0,05),Level of education has nothing to do with anxiety in pregnant women with p value (0,0384)> α (0,05),No relation between paritas to anxiety in pregnant women with p value (0,210)> α (0,05),There's no relationship between work on anxiety in pregnant women and results p value (0,300)> α (0,05)
{"title":"THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE LEVELS ABOUT COVID-19 TO ANXIETY IN PREGNANT WOMEN IN LOK BAHU SAMARINDA VILLAGE","authors":"Endang Wiwiek Purnamawaty, S. Utami","doi":"10.52841/cefjk.v1i2.322","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/cefjk.v1i2.322","url":null,"abstract":"The corona-19 virus pandemic caused anxiety, especially in pregnant mothers, since the expectant mother is a high risk group for exposure to the corona virus, especially to the fetus it carries. One factor that reduces maternal anxiety is knowledge. \u0000 The purpose of this study is to know the relation of the level of knowledge about covid-19 to the concerns of pregnant women in village Lok Bahu Samarinda. Research methods used are observational analytics using a sectional study design. \u0000Research shows there is a link between the level of knowledge of covid-19 to anxiety in pregnant women with p value (0,039) > α (0,05), Age corresponds to anxiety in pregnant women with p value (0.901) > α (0,05),Level of education has nothing to do with anxiety in pregnant women with p value (0,0384)> α (0,05),No relation between paritas to anxiety in pregnant women with p value (0,210)> α (0,05),There's no relationship between work on anxiety in pregnant women and results p value (0,300)> α (0,05) \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":140478,"journal":{"name":"Caritas Et Fraternitas: Jurnal Kesehatan","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125281020","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Background, the elderly in the St. Angela Samarinda, most of them are diagnosed with hypertension, and take medication throughout their life. Hypertension in the elderly is closely related to the belief in the ability to live according to a healthy lifestyle and also the ability to care for oneself. The problem that occurs in the elderly with hypertension is lack of confidence and disobedience to hypertension treatment procedures. The purpose of this study was to determine the relationship between self-efficacy and self-care in the elderly with hypertension at St. Angela Samarinda. This research method uses a correlational descriptive design with a cross sectional approach. Overall the number of samples in this study were 31 elderly people with hypertension. Data were analyzed using the Spearman Rank test. Results: Elderly with hypertension have self-efficacy of 5 elderly (16.1%) in the medium (sufficient) category and 26 (83.9%) in the High category and have self-care of 18 elderly (58.1%) in moderate category (enough) and 13 elderly (41.9%) in the high category (good). This study shows that there is a significant relationship between self-efficacy and self-care with a value of p = 0.001 <0.05 and a correlation coefficient with a positive value of 0.554. Conclusion: there is a significant relationship between self-efficacy and self-care in the elderly with hypertension and the higher the self-efficacy of the elderly with hypertension, the tendency to improve their self-care. Suggestion: Families must understand that self-efficacy is the most important prerequisite for changing behavior in elderly hypertensives to give the elderly confidence to carry out self-care activities.
{"title":"THE RELATIONSHIP OF SELF-EFFICACY WITH SELF CARE IN ELDERLY WITH HYPERTENSION st. ANGELA SAMARINDA","authors":"Bernarda Teting Teting, Samariah Yani, Yulieta Lehyun Jho","doi":"10.52841/cefjk.v1i2.323","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/cefjk.v1i2.323","url":null,"abstract":"Background, the elderly in the St. Angela Samarinda, most of them are diagnosed with hypertension, and take medication throughout their life. Hypertension in the elderly is closely related to the belief in the ability to live according to a healthy lifestyle and also the ability to care for oneself. The problem that occurs in the elderly with hypertension is lack of confidence and disobedience to hypertension treatment procedures. The purpose of this study was to determine the relationship between self-efficacy and self-care in the elderly with hypertension at St. Angela Samarinda. This research method uses a correlational descriptive design with a cross sectional approach. Overall the number of samples in this study were 31 elderly people with hypertension. Data were analyzed using the Spearman Rank test. Results: Elderly with hypertension have self-efficacy of 5 elderly (16.1%) in the medium (sufficient) category and 26 (83.9%) in the High category and have self-care of 18 elderly (58.1%) in moderate category (enough) and 13 elderly (41.9%) in the high category (good). This study shows that there is a significant relationship between self-efficacy and self-care with a value of p = 0.001 <0.05 and a correlation coefficient with a positive value of 0.554. Conclusion: there is a significant relationship between self-efficacy and self-care in the elderly with hypertension and the higher the self-efficacy of the elderly with hypertension, the tendency to improve their self-care. Suggestion: Families must understand that self-efficacy is the most important prerequisite for changing behavior in elderly hypertensives to give the elderly confidence to carry out self-care activities.","PeriodicalId":140478,"journal":{"name":"Caritas Et Fraternitas: Jurnal Kesehatan","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126997304","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Wanita dengan diagnosis kanker payudara mengalami berbagai masalah yang yang ditunjukan dalam bentuk kecemasan. Kecemasan yang timbul akibat diagnosa kanker payudara jika tidak tertangani maka akan dapat secara signifikan mengurangi kualitas hidup (QoL) wanita kanker payudara dan mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari. Tujuan studi ini adalah menganalisis efektivitas intervensi complementary and alternative medicine (yoga, terapi spiritual dan terapi musik) terhadap kecemasan pada pasien kanker payudara. Metode: Systematic review ini mengakses lima database pencarian artikel, yaitu Scopus, EBSCO, ProQuest, Pubmed, dan Science Direct. Penilaian kualitas artikel menggunakan The Center for review and Dissemintaion and the Joanna Briggs Institute Guideline. Petunjuk penyusunan review menggunakan PRISMA checklist. Judul, abstrak, full-text dan metodologi dinilai untuk eligibilitas studi. Hasil: Sebanyak 25 artikel dianalisis. Desain artikel bervariasi. 19 artikel menggunakan Randomized Controlled Trial, 3 artikel Quasy Experimental, 3 artikel Pilot study. Intervensi yoga dan terapi spiritual efektif dilakukan secara berkelompok selama 60 menit setiap sesi dalam 6 minggu dengan dipandu oleh instruktur yang berkualifikasi. Intervensi terapi musik secara efektif dilakukan secara individual dengan mendengarkan musik yang telah dipilih selama 20-40 menit selama 2 kali sehari pada jam 6 pagi dan jam 9 malam selama 5 minggu. Kesimpulan: Terdapat 3 intervensi complementary and alternative medicine (CAM) yang dapat dijadikan alternatif dalam menurunkan kecemasan pada pasien kanker payudara yaitu yoga, terapi spiritual dan terapi musik. Intervensi CAM sangat penting menurunkan kecemasan pada pasien kanker payudara.
{"title":"Efektivitas Intervensi CAM (Yoga, Terapi Spiritual dan Terapi Musik) terhadap Kecemasan Pasien Kanker Payudara : A Systematic Review","authors":"Irfan Wabula, Boby Nurmagandi, Risna Damayanti","doi":"10.52841/cefjk.v1i2.321","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/cefjk.v1i2.321","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Wanita dengan diagnosis kanker payudara mengalami berbagai masalah yang yang ditunjukan dalam bentuk kecemasan. Kecemasan yang timbul akibat diagnosa kanker payudara jika tidak tertangani maka akan dapat secara signifikan mengurangi kualitas hidup (QoL) wanita kanker payudara dan mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari. Tujuan studi ini adalah menganalisis efektivitas intervensi complementary and alternative medicine (yoga, terapi spiritual dan terapi musik) terhadap kecemasan pada pasien kanker payudara. Metode: Systematic review ini mengakses lima database pencarian artikel, yaitu Scopus, EBSCO, ProQuest, Pubmed, dan Science Direct. Penilaian kualitas artikel menggunakan The Center for review and Dissemintaion and the Joanna Briggs Institute Guideline. Petunjuk penyusunan review menggunakan PRISMA checklist. Judul, abstrak, full-text dan metodologi dinilai untuk eligibilitas studi. Hasil: Sebanyak 25 artikel dianalisis. Desain artikel bervariasi. 19 artikel menggunakan Randomized Controlled Trial, 3 artikel Quasy Experimental, 3 artikel Pilot study. Intervensi yoga dan terapi spiritual efektif dilakukan secara berkelompok selama 60 menit setiap sesi dalam 6 minggu dengan dipandu oleh instruktur yang berkualifikasi. Intervensi terapi musik secara efektif dilakukan secara individual dengan mendengarkan musik yang telah dipilih selama 20-40 menit selama 2 kali sehari pada jam 6 pagi dan jam 9 malam selama 5 minggu. Kesimpulan: Terdapat 3 intervensi complementary and alternative medicine (CAM) yang dapat dijadikan alternatif dalam menurunkan kecemasan pada pasien kanker payudara yaitu yoga, terapi spiritual dan terapi musik. Intervensi CAM sangat penting menurunkan kecemasan pada pasien kanker payudara.","PeriodicalId":140478,"journal":{"name":"Caritas Et Fraternitas: Jurnal Kesehatan","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133047065","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}