Pub Date : 2023-06-25DOI: 10.36049/genitri.v2i1.99
I. S. Prihandhani, Made Oktaviani Bulan Trisna, Ni Kadek Ayu Trya Septi Getsuyobi
Komunikasi di masyarakat dan antar masyarakat adalah aspek terpenting untuk mendapatkan hasil yang akan berdampak pada efek yag ditimbulkan dari hubungan sosial dalam bermasyarakat. Studi yang dilakukan di Desa Cepaka kepada seluruh kader yang ada di Desa Cepaka mengatakan bahwa belum pernah ada pelatihan mengenai kecerdasan emosional yang dilakukan di Desa Cepaka, sehingga masyarakat belum mampu untuk mengontrol dirinya atas stress yang rasakan. Solusi yang ditawarkan terhadap masalah adalah program Pengetahuan Kecerdasan Emosional dan Komunikasi. Pemberdayaan ini dilaksanakan untuk mengetahui pengetahuan kecerdasan emosional dan komunikasi dalam diri masyarakat pada kader di Desa Cepaka, Kediri, Tabanan. Pertemuan terdiri dari kegiatan penilaian sebelum (pre test), ceramah, pemutaran video, pembagian booklet dan penilaian sesudah (post test). Hasil dalam program ini yaitu terjadinya peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra dalam upaya peningkatan kecerdasan emosional
{"title":"Pemberdayaan Kader Pedas Manis (Pengetahuan Kecerdasan Emosional dan Komunikasi) di Desa Cepaka, Kediri, Tabanan)","authors":"I. S. Prihandhani, Made Oktaviani Bulan Trisna, Ni Kadek Ayu Trya Septi Getsuyobi","doi":"10.36049/genitri.v2i1.99","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v2i1.99","url":null,"abstract":"Komunikasi di masyarakat dan antar masyarakat adalah aspek terpenting untuk mendapatkan hasil yang akan berdampak pada efek yag ditimbulkan dari hubungan sosial dalam bermasyarakat. Studi yang dilakukan di Desa Cepaka kepada seluruh kader yang ada di Desa Cepaka mengatakan bahwa belum pernah ada pelatihan mengenai kecerdasan emosional yang dilakukan di Desa Cepaka, sehingga masyarakat belum mampu untuk mengontrol dirinya atas stress yang rasakan. Solusi yang ditawarkan terhadap masalah adalah program Pengetahuan Kecerdasan Emosional dan Komunikasi. Pemberdayaan ini dilaksanakan untuk mengetahui pengetahuan kecerdasan emosional dan komunikasi dalam diri masyarakat pada kader di Desa Cepaka, Kediri, Tabanan. Pertemuan terdiri dari kegiatan penilaian sebelum (pre test), ceramah, pemutaran video, pembagian booklet dan penilaian sesudah (post test). Hasil dalam program ini yaitu terjadinya peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra dalam upaya peningkatan kecerdasan emosional","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123168804","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-25DOI: 10.36049/genitri.v2i1.120
Sintha L. Purimahua, Agus Setyobudi, Mustakim Sahdan, Marylin S. Junias, Tiwuk Widiastuti, Sarinah Basri K
Sampah merupakan sisa dari aktivitas manusia yang sudah tidak berguna lagi. Volume peningkatan sampah sebanding dengan meningkatnya tingkat konsumsi manusia Sampah perlu dikelola dengan lebih baik untuk mendapatkan kembali nilainya. Tujuan pengabdian ini adalah agar masyarakat memiliki pengetahuan tentang cara mengolah sampah lebih bermanfaat dengan menerapkan teknologi komposter dalam mengolah sampah organik menjadik pupuk kompos. Kegiatan ini dilaksanakan di Perumahan dosen Undana Penfui. Bentuk kegiatan adalah pemberian materi dan praktek yakni memberikan materi penyuluhan dalam bentuk ceramah dan demonstrasi pembuatan kompos dari sampah organik dan pembuatan teknologi komposter. Praktik pembuatan kompos ini dapat menjadi dorongan serta pengetahuan masyarakat dalam mencoba membuatnya sendiri di Rukun Tetangga (RT) masing-masing, juga dapat membentuk pos pengolahan kompos dalam komplek undana. Dari kegiatan ini, disarankan agar dapat dilakukan pelatihan dan diseminasi informasi secara kontinyu dari instansi terkait, sehingga masyarakat terus termotivasi untuk hidup produktif dan sehat.
{"title":"Penerapan Teknologi Komposter dan Pemanfaatan Sampah Organik menjadi Kompos pada Skala Rumah Tangga","authors":"Sintha L. Purimahua, Agus Setyobudi, Mustakim Sahdan, Marylin S. Junias, Tiwuk Widiastuti, Sarinah Basri K","doi":"10.36049/genitri.v2i1.120","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v2i1.120","url":null,"abstract":"Sampah merupakan sisa dari aktivitas manusia yang sudah tidak berguna lagi. Volume peningkatan sampah sebanding dengan meningkatnya tingkat konsumsi manusia Sampah perlu dikelola dengan lebih baik untuk mendapatkan kembali nilainya. Tujuan pengabdian ini adalah agar masyarakat memiliki pengetahuan tentang cara mengolah sampah lebih bermanfaat dengan menerapkan teknologi komposter dalam mengolah sampah organik menjadik pupuk kompos. Kegiatan ini dilaksanakan di Perumahan dosen Undana Penfui. Bentuk kegiatan adalah pemberian materi dan praktek yakni memberikan materi penyuluhan dalam bentuk ceramah dan demonstrasi pembuatan kompos dari sampah organik dan pembuatan teknologi komposter. Praktik pembuatan kompos ini dapat menjadi dorongan serta pengetahuan masyarakat dalam mencoba membuatnya sendiri di Rukun Tetangga (RT) masing-masing, juga dapat membentuk pos pengolahan kompos dalam komplek undana. Dari kegiatan ini, disarankan agar dapat dilakukan pelatihan dan diseminasi informasi secara kontinyu dari instansi terkait, sehingga masyarakat terus termotivasi untuk hidup produktif dan sehat.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130075210","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Virus yang dikenal sebagai HIV (Human Immunodeficiency Virus) dapat menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan kekebalan tubuh manusia menurun. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah infeksi dari virus HIV yang menyebabkan sekumpulan gejala akan timbul karena turunnya kekebalan tubuh. Asia Tenggara merupakan benua dengan populasi orang yang terinfeksi HIV tertinggi ke-2 di dunia (3,8 juta orang). Jumlah kasus HIV di Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 2019, dengan 50.282 kasus. Pada tahun 2013, 12.214 kasus AIDS adalah angka tertinggi dalam sebelas tahun terakhir. Kasus HIV paling sering terjadi pada usia produktif yaitu 25-49 tahun. Dengan masa inkubasi HIV sekitar 5-10 tahun, diperkirakan kontak pertama dengan HIV telah terjadi pada usia remaja, sehingga usia remaja dianggap sebagai usia yang rawan terkena HIV. Kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan tentang HIV AIDS dengan media power point. Kegiatan diikuti oleh remaja sebanyak 21 orang di Pondok Pesantren Putri Hirzu Millati. Penyuluhan mengenai HIV AIDS menunjukkan bahwa remaja putri mampu memahami dan terdapat peningkatan pengetahuan tentang HIV AIDS yang dilihat dari hasil tanya jawab.
{"title":"Peningkatan Pemahaman Bahaya HIV AIDS pada Remaja di Pondok Pesantren Putri Hirzu Millati","authors":"Mariana Ulfa, Alvi Ratna Yuliana, Arina Hafadhotul Husna, Amelia Dwi Sulistiyani, Febriana Puspita Sari, Selvi Anuri","doi":"10.36049/genitri.v2i1.108","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v2i1.108","url":null,"abstract":"Virus yang dikenal sebagai HIV (Human Immunodeficiency Virus) dapat menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan kekebalan tubuh manusia menurun. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah infeksi dari virus HIV yang menyebabkan sekumpulan gejala akan timbul karena turunnya kekebalan tubuh. Asia Tenggara merupakan benua dengan populasi orang yang terinfeksi HIV tertinggi ke-2 di dunia (3,8 juta orang). Jumlah kasus HIV di Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 2019, dengan 50.282 kasus. Pada tahun 2013, 12.214 kasus AIDS adalah angka tertinggi dalam sebelas tahun terakhir. Kasus HIV paling sering terjadi pada usia produktif yaitu 25-49 tahun. Dengan masa inkubasi HIV sekitar 5-10 tahun, diperkirakan kontak pertama dengan HIV telah terjadi pada usia remaja, sehingga usia remaja dianggap sebagai usia yang rawan terkena HIV. Kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan tentang HIV AIDS dengan media power point. Kegiatan diikuti oleh remaja sebanyak 21 orang di Pondok Pesantren Putri Hirzu Millati. Penyuluhan mengenai HIV AIDS menunjukkan bahwa remaja putri mampu memahami dan terdapat peningkatan pengetahuan tentang HIV AIDS yang dilihat dari hasil tanya jawab.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123551703","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-25DOI: 10.36049/genitri.v2i1.105
I. Dharma, Anak Agung Lilyk Cahyani, D. M. A. D. Jayanti, S. Sintari, Hendro Wahyudi
Layanan kesehatan mental yang dikelola oleh komunitas cukup penting untuk pemulihan pasien dengan gangguan jiwa di komunitas. Berdasarkan hasil penelitian Dharma et al., 2022 di Rumah Berdaya Kota Denpasar didapatkan salah satu tema dalam penelitian tersebut yaitu Ngayah Membantu Proses Pemulihan penderita skiziorenia di Rumah Berdaya. Adapun tujuan dari pengabdian masyarakat ini yatiu untuk meningkatkan pengetahuan Penderita Skizofrenia, keluarga dan petugas di Rumah Berdaya Denpasar terkait Budaya Ngayah sebagai salah satu proses yang dapat membantu pemulihan skizofrenia. Metode yang digunakan; Pengukuran tingkat pengetahuan penderita skizofrenia, keluarga, dan petugas di Rumah Berdaya tentang Budaya Ngayah sebagai salah satu proses yang dapat membantu pemulihan penderita skizofrenia. Penyuluhan kepada Penderita skizofrenia, keluarga, dan tentang Budaya Ngayah. Evaluasi terkait pemahaman Penderita skizofrenia, keluarga, dan petugas tentang Budaya Ngayah. Hasil pengabdian masayarakat berdasarkan kuesioner yang dibagikan sebelum dan sesudah pelaksanaan terdapat perbedaan hasil dimana ada peningkatan pemahaman terhadap konsep Ngayah membantu proses pemulihan penderita skizofrenia. Pemberian edukasi tentang konsep Ngayah merupakan salah satu alternatif yang dapat diberikan untuk mengingkatkan pengetahuan terkait proses pemulihan penderita skizofrenia. Budaya Bali Ngayah yang merupakan salah satu kearifan lokal untuk membantu penderita skizofrenia bisa kembali bermasyarakat.
{"title":"Peningkatan Kesehatan Jiwa ODGJ dengan Konsep Kearifan Lokal Budaya Bali (Ngayah)","authors":"I. Dharma, Anak Agung Lilyk Cahyani, D. M. A. D. Jayanti, S. Sintari, Hendro Wahyudi","doi":"10.36049/genitri.v2i1.105","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v2i1.105","url":null,"abstract":"Layanan kesehatan mental yang dikelola oleh komunitas cukup penting untuk pemulihan pasien dengan gangguan jiwa di komunitas. Berdasarkan hasil penelitian Dharma et al., 2022 di Rumah Berdaya Kota Denpasar didapatkan salah satu tema dalam penelitian tersebut yaitu Ngayah Membantu Proses Pemulihan penderita skiziorenia di Rumah Berdaya. Adapun tujuan dari pengabdian masyarakat ini yatiu untuk meningkatkan pengetahuan Penderita Skizofrenia, keluarga dan petugas di Rumah Berdaya Denpasar terkait Budaya Ngayah sebagai salah satu proses yang dapat membantu pemulihan skizofrenia. Metode yang digunakan; Pengukuran tingkat pengetahuan penderita skizofrenia, keluarga, dan petugas di Rumah Berdaya tentang Budaya Ngayah sebagai salah satu proses yang dapat membantu pemulihan penderita skizofrenia. Penyuluhan kepada Penderita skizofrenia, keluarga, dan tentang Budaya Ngayah. Evaluasi terkait pemahaman Penderita skizofrenia, keluarga, dan petugas tentang Budaya Ngayah. Hasil pengabdian masayarakat berdasarkan kuesioner yang dibagikan sebelum dan sesudah pelaksanaan terdapat perbedaan hasil dimana ada peningkatan pemahaman terhadap konsep Ngayah membantu proses pemulihan penderita skizofrenia. Pemberian edukasi tentang konsep Ngayah merupakan salah satu alternatif yang dapat diberikan untuk mengingkatkan pengetahuan terkait proses pemulihan penderita skizofrenia. Budaya Bali Ngayah yang merupakan salah satu kearifan lokal untuk membantu penderita skizofrenia bisa kembali bermasyarakat.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122855233","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-25DOI: 10.36049/genitri.v2i1.104
Fatin Salsabila Putri Yuki, Sarmilasari To Kau, Kris Adi Nugraha, Princess Stefany Jip, Anastasya Elma Panggo, Tiara Maharani Nur HNA, Syamsuar Manyullei, Nurzakiah Hasan
Dalam lingkup global, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit menular yang menempati urutan pertama penyebab morbiditas dan mortalitas. Angka kematian ISPA pada balita mencapai 15-20% pertahun. Prevalensi ISPA di Pangkajene Kepulauan sebesar 2,05%, lebih tinggi dibandingkan angka prevalensi ISPA di Sulawesi Selatan yaitu 1,85%. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita mengenai pencegahan ISPA pada balita. Kegiatan pengabdian ini dilakukan di Desa Kassiloe Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkajene Kepulauan. Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada seluruh ibu yang memiliki balita di Desa Kassiloe sebanyak 33 responden. Hasil dari kegiatan pengabdian ini menunjukkan sebelum diberikan penyuluhan terdapat 84.8% responden berpengetahuan baik. Setelah diberikan penyuluhan semua responden (100%) berpengetahuan baik. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan pada orang tua balita terkait pencegahan ISPA. Dengan penyuluhan ini, diharapkan orang tua balita lebih baik lagi dalam melakukan pencegahan ISPA pada balita.
{"title":"Penyuluhan Pencegahan ISPA Balita pada Orang Tua di Desa Kassiloe Kabupaten Pangkep","authors":"Fatin Salsabila Putri Yuki, Sarmilasari To Kau, Kris Adi Nugraha, Princess Stefany Jip, Anastasya Elma Panggo, Tiara Maharani Nur HNA, Syamsuar Manyullei, Nurzakiah Hasan","doi":"10.36049/genitri.v2i1.104","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v2i1.104","url":null,"abstract":"Dalam lingkup global, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit menular yang menempati urutan pertama penyebab morbiditas dan mortalitas. Angka kematian ISPA pada balita mencapai 15-20% pertahun. Prevalensi ISPA di Pangkajene Kepulauan sebesar 2,05%, lebih tinggi dibandingkan angka prevalensi ISPA di Sulawesi Selatan yaitu 1,85%. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita mengenai pencegahan ISPA pada balita. Kegiatan pengabdian ini dilakukan di Desa Kassiloe Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkajene Kepulauan. Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada seluruh ibu yang memiliki balita di Desa Kassiloe sebanyak 33 responden. Hasil dari kegiatan pengabdian ini menunjukkan sebelum diberikan penyuluhan terdapat 84.8% responden berpengetahuan baik. Setelah diberikan penyuluhan semua responden (100%) berpengetahuan baik. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan pada orang tua balita terkait pencegahan ISPA. Dengan penyuluhan ini, diharapkan orang tua balita lebih baik lagi dalam melakukan pencegahan ISPA pada balita.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129659953","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Salah satu indikator keluarga sehat adalah bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. Pemberian ASI ekslusif sangat penting dilakukan untuk mendukung pertumbuhan bayi dan balita serta mencegah stunting. Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur dengan angka balita pendek sekitar 16,2%. Sedangkan cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2020 sebesar 70%. Berbagai faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan ASI eksklusif salah satunya pengetahuan ibu. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dan ibu hamil terkait pemberian ASI serta komitmen keluarga dalam memberikan ASI eksklusif. Metode yang digunakan terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama yakni pelatihan kader terkait praktikpemberian ASI Eksklusif. Tahap kedua adalah kelas persiapan laktasi bagi ibu hamil. Tahap ketiga adalah komitmen keluarga sadar ASI dan tahap keempat ialah pendampingan pada ibu menyusui selama 6 bulan oleh kader kesehatan. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa kader yang telah mendapatkan pelatihan memiliki pengetahuan baik mengalami peningkatan. Kader yang telah mendapatkan pelatihan meningkat tekait pemberian ASI Eksklusif mengalami peningkatan. Pada ibu hamil yang telah mendapatkan edukasi persiapan laktasi juga mengalami peningkatan pengetahuan. Seluruh ibu hamil dan pendamping yang hadir pada kegiatan kelas persiapan laktasi berkomitmen untuk memberikan ASI Eksklusif.Hasil kegiatan ini menujukkan bahwa program pendampingan pada ibu berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan ASI Eksklusif. Diharapkan program pendampingan ini dapat mewujudkan keluarga sadar ASI sebagai salah satu upaya penurunan angka stunting di Indonesia.
{"title":"Peningkatan Pengetahuan ASI Eksklusif pada Kader dan Ibu Hamil Guna Mewujudkan Keluarga Sadar ASI sebagai Upaya Pencegahan Stunting","authors":"Woro Ningtyas, Dwi Izzati, Andriyanti Andriyanti, Gebyar Catur Wahyuning R, Widya Retno Sari, MufidahSheena Andani, Fauzun Nikmatush Sholihah, Adeylla Mayang Sari, Sri Setyaningsih","doi":"10.36049/genitri.v1i2.81","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v1i2.81","url":null,"abstract":"Salah satu indikator keluarga sehat adalah bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. Pemberian ASI ekslusif sangat penting dilakukan untuk mendukung pertumbuhan bayi dan balita serta mencegah stunting. Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur dengan angka balita pendek sekitar 16,2%. Sedangkan cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2020 sebesar 70%. Berbagai faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan ASI eksklusif salah satunya pengetahuan ibu. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dan ibu hamil terkait pemberian ASI serta komitmen keluarga dalam memberikan ASI eksklusif. Metode yang digunakan terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama yakni pelatihan kader terkait praktikpemberian ASI Eksklusif. Tahap kedua adalah kelas persiapan laktasi bagi ibu hamil. Tahap ketiga adalah komitmen keluarga sadar ASI dan tahap keempat ialah pendampingan pada ibu menyusui selama 6 bulan oleh kader kesehatan. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa kader yang telah mendapatkan pelatihan memiliki pengetahuan baik mengalami peningkatan. Kader yang telah mendapatkan pelatihan meningkat tekait pemberian ASI Eksklusif mengalami peningkatan. Pada ibu hamil yang telah mendapatkan edukasi persiapan laktasi juga mengalami peningkatan pengetahuan. Seluruh ibu hamil dan pendamping yang hadir pada kegiatan kelas persiapan laktasi berkomitmen untuk memberikan ASI Eksklusif.Hasil kegiatan ini menujukkan bahwa program pendampingan pada ibu berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan ASI Eksklusif. Diharapkan program pendampingan ini dapat mewujudkan keluarga sadar ASI sebagai salah satu upaya penurunan angka stunting di Indonesia.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114836276","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-27DOI: 10.36049/genitri.v1i2.73
I. W. E. Sanjana, Ni Putu Kamaryati, I. G. E. Sagitha
Lansia didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki usia lebih dari 60 tahun. Adanya peningkatan dalam usia angka harapan hidup mengindikasikan adanya peningkatan jumlah lansia. Seseorang yang telah berada pada usia lansia dari survey memiliki lebih dari satu jenis penyakit kronis. Dua penyakit kronis yang ditemukan sering pada lansia yaitu diabetes melitus dan hipertensi. Lansia yang mengalami permasalahan penyakit kronis dan diperkirakan akan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dua penyakit teratas tersebut disebutkan angka kematian dan angka kesakitan yang tergolong tinggi di dunia, serta juga dikatakan sebagai penyakit dengan peringkat teratas di Indonesia. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat memiliki tujuan untuk mendeteksi penyakit kronis pada lansia yaitu diabetes melitus dan hipertensi melalui pemeriksaan Berat Badan, tinggi badan, indeks masa tubuh, tekanan darah dan gula darah sewaktu. Metode dalam pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan terbagi menjadi tiga proses kegiatan yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil analisis menunjukkan responden yang menjadi sasaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat memiliki usia yang tergolong lanjut usia. Responden memiliki IMT pada katagori berat badan berlebih. Responden kegiatan mayoritas memiliki tekanan darah lebih dari 140 mmHg dan memiliki kadar gula darah sewaktu kurang dari 200 mg/dL dari pemeriksaan glukometer. Responden pada kegiatan ini belum dapat didiagnosis memiliki hipertensi ataupun diabetes melitus sehingga diperlukan pemeriksaan lanjutan yang lebih akurat.
{"title":"Deteksi Dini Penyakit Kronis pada Lansia Melalui Pemeriksaan Kesehatan Sederhana","authors":"I. W. E. Sanjana, Ni Putu Kamaryati, I. G. E. Sagitha","doi":"10.36049/genitri.v1i2.73","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v1i2.73","url":null,"abstract":"Lansia didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki usia lebih dari 60 tahun. Adanya peningkatan dalam usia angka harapan hidup mengindikasikan adanya peningkatan jumlah lansia. Seseorang yang telah berada pada usia lansia dari survey memiliki lebih dari satu jenis penyakit kronis. Dua penyakit kronis yang ditemukan sering pada lansia yaitu diabetes melitus dan hipertensi. Lansia yang mengalami permasalahan penyakit kronis dan diperkirakan akan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dua penyakit teratas tersebut disebutkan angka kematian dan angka kesakitan yang tergolong tinggi di dunia, serta juga dikatakan sebagai penyakit dengan peringkat teratas di Indonesia. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat memiliki tujuan untuk mendeteksi penyakit kronis pada lansia yaitu diabetes melitus dan hipertensi melalui pemeriksaan Berat Badan, tinggi badan, indeks masa tubuh, tekanan darah dan gula darah sewaktu. Metode dalam pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan terbagi menjadi tiga proses kegiatan yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil analisis menunjukkan responden yang menjadi sasaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat memiliki usia yang tergolong lanjut usia. Responden memiliki IMT pada katagori berat badan berlebih. Responden kegiatan mayoritas memiliki tekanan darah lebih dari 140 mmHg dan memiliki kadar gula darah sewaktu kurang dari 200 mg/dL dari pemeriksaan glukometer. Responden pada kegiatan ini belum dapat didiagnosis memiliki hipertensi ataupun diabetes melitus sehingga diperlukan pemeriksaan lanjutan yang lebih akurat.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130931181","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-27DOI: 10.36049/genitri.v1i2.83
Made Dwike Swari Santi, Gede Trima Yasa, Iwan Saka Nugraha
Manfaat daun kelor untuk kesehatan memang sudah terkenal sebagai obat herbal. Daun kelor (Moringa oleifera) sejak lama digunakan sebagai obat tradisional yang baik untuk mencegah kanker dan menjaga tekanan darah. Hal ini dipengaruhi oleh kandungannya yang baik untuk kesehatan seperti antioksidan dan berbagai nutrisi lainnya. Antioksidan yang ada dalam kandungan daun kelor, antara lain vitamin C, beta karoten, quercetin, dan chlorogenic acid. Manfaat daun kelor untuk kesehatan memang dipengaruhi oleh nutrisi yang terkandung di dalamnya. Selain antioksidan, daun kelor juga mengandung vitamin dan mineral, antara lain vitamin B6, vitamin B2, vitamin C, vitamin A, zat besi, dan magnesium. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menjelaskan tentang pemanfaatan daun kelor sebagai bahan obat tradisional pada siswa farmasi di SMK Bintang Persada Denpasar. Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 83 siswa farmasi dengan metode pretest dan post-test. Hasil yang didapatkan yaitu terjadi peningkatan pada nilai pretest (sebelum diberikan edukasi) yaitu sebesar 62,11% menjadi 83,22% pada hasil post-test (setelah diberikan edukasi). Simpulan: Terdapat hubungan bermakna pada nilai post-test yaitu meningkat setelah diadakannya edukasi, sehingga edukasi pemanfaatan daun kelor perlu diberikan untuk meningkatkanemahaman manfaat tanaman herbal sebagai bahan obat tradisional khususnya dalam bidang kefarmasian pada siswa farmasi.
紫叶对健康的益处是出了名的草药。柳叶(Moringa oleifera)长期以来一直被用作一种传统的治疗癌症和血压的药物。它受到抗氧化剂和其他营养物质等健康物质的影响。蛋黄中含有抗氧化剂,包括维生素C、胡萝卜素、quercetin和氯仿酸。球茎叶的健康益处确实受到其内部营养的影响。除了抗氧化剂,蛋黄还含有维生素B6、维生素B2、维生素C、维生素A、铁和镁等。根据这一背景,作者有兴趣解释kelor叶作为一种传统药物在SMK star Persada Denpasar的制药学生使用的情况。参加这项活动的共有83名药学学生,他们的学前方法和学后技术。其结果是前教育分数增加了62.11%至83.22%。结论:在postsat的价值上,存在着一种有意义的联系,即在教育后增加,因此必须对草本植物作为传统药物,特别是在药学学生中,增加草药作为传统药物的好处。
{"title":"Pemanfaatan Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) sebagai Bahan Obat Tradisional","authors":"Made Dwike Swari Santi, Gede Trima Yasa, Iwan Saka Nugraha","doi":"10.36049/genitri.v1i2.83","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v1i2.83","url":null,"abstract":"Manfaat daun kelor untuk kesehatan memang sudah terkenal sebagai obat herbal. Daun kelor (Moringa oleifera) sejak lama digunakan sebagai obat tradisional yang baik untuk mencegah kanker dan menjaga tekanan darah. Hal ini dipengaruhi oleh kandungannya yang baik untuk kesehatan seperti antioksidan dan berbagai nutrisi lainnya. Antioksidan yang ada dalam kandungan daun kelor, antara lain vitamin C, beta karoten, quercetin, dan chlorogenic acid. Manfaat daun kelor untuk kesehatan memang dipengaruhi oleh nutrisi yang terkandung di dalamnya. Selain antioksidan, daun kelor juga mengandung vitamin dan mineral, antara lain vitamin B6, vitamin B2, vitamin C, vitamin A, zat besi, dan magnesium. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menjelaskan tentang pemanfaatan daun kelor sebagai bahan obat tradisional pada siswa farmasi di SMK Bintang Persada Denpasar. Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 83 siswa farmasi dengan metode pretest dan post-test. Hasil yang didapatkan yaitu terjadi peningkatan pada nilai pretest (sebelum diberikan edukasi) yaitu sebesar 62,11% menjadi 83,22% pada hasil post-test (setelah diberikan edukasi). Simpulan: Terdapat hubungan bermakna pada nilai post-test yaitu meningkat setelah diadakannya edukasi, sehingga edukasi pemanfaatan daun kelor perlu diberikan untuk meningkatkanemahaman manfaat tanaman herbal sebagai bahan obat tradisional khususnya dalam bidang kefarmasian pada siswa farmasi.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123585242","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-27DOI: 10.36049/genitri.v1i2.69
Mitha Amelia Rahmawati, Siti Makrifatus Sholikhah
Pendaftaran online merupakan salah satu metode pendaftaran dengan teknologi berbasis mobile phone yang dapat digunakan oleh pasien agar tidak perlu antri di rumah sakit terlalu lama. Berdasarkan hasil penelitian pengguna aplikasi pendaftaran online rawat jalan (portal rsml) pengguna/pemakainya masih 38%. Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi dan edukasi pendaftaran online rawat jalan di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan harapan pasien yang hendak berobat memahami tata cara pendaftaran online yang sesuai sehingga pengggunaan aplikasi pendaftaran online (portal rsml) lebih meningkat. Implementasi pendaftaran online di RSML pasien mendapatkan informasi pendaftaran online paling banyak dari orang lain dengan presentase 32,2 %, pendaftaran online yang sesuai dengan kebutuhan pasien adalah Portal Rsml dengan hasil sebanyak 38,6 %, Lama waktu tunggu pendaftaran yang dibutuhkan untuk melakukan pendaftaran secara langsung dengan hasil >20 menit sebanyak 56,2%, Sebanyak 83,9% pasien adalah pengguna handphone atau android di rumah atau di tempat kerja.
{"title":"A Sosialisasi dan Edukasi Implementasi Pendaftaran Online Rawat Jalan di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan","authors":"Mitha Amelia Rahmawati, Siti Makrifatus Sholikhah","doi":"10.36049/genitri.v1i2.69","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v1i2.69","url":null,"abstract":"Pendaftaran online merupakan salah satu metode pendaftaran dengan teknologi berbasis mobile phone yang dapat digunakan oleh pasien agar tidak perlu antri di rumah sakit terlalu lama. Berdasarkan hasil penelitian pengguna aplikasi pendaftaran online rawat jalan (portal rsml) pengguna/pemakainya masih 38%. Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi dan edukasi pendaftaran online rawat jalan di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan harapan pasien yang hendak berobat memahami tata cara pendaftaran online yang sesuai sehingga pengggunaan aplikasi pendaftaran online (portal rsml) lebih meningkat. Implementasi pendaftaran online di RSML pasien mendapatkan informasi pendaftaran online paling banyak dari orang lain dengan presentase 32,2 %, pendaftaran online yang sesuai dengan kebutuhan pasien adalah Portal Rsml dengan hasil sebanyak 38,6 %, Lama waktu tunggu pendaftaran yang dibutuhkan untuk melakukan pendaftaran secara langsung dengan hasil >20 menit sebanyak 56,2%, Sebanyak 83,9% pasien adalah pengguna handphone atau android di rumah atau di tempat kerja.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129814863","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-27DOI: 10.36049/genitri.v1i2.75
I. Gunawan, Putu Ika Farmani, Husaini Ahmad, Mia Andari Putri, Tria Mas, Weni Diah, Nova Novityani, S. Anggita, Mahendra Jaya
Pertanian dan perternakan masih menjadi salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit yang sangat menular menyerang hewan berkuku belah. Ternak berkuku belah yang peka terhadap PMK diantaranya adalah sapi, kerbau, domba, kambing dan babi. Agen penyebab PMK adalah Virus Foot Mouth Disease(FMDV). Pestisida kimia merupakan bahan beracun yang sangat berbahaya bagi kesehatan jika saat menggunakan pestisida tanpa menggunakan alat pelindung diri. Pengukuran tingkat pengetahuan masyarakat mengenai PMK dan bahaya pestisida dievaluasi dengan melakukan Pre-test dan Post-test menggunakan instrument berupa kuesioner pada kedua penyuluhan, kegiatan ini diakhiri dengan pemeriksaan kesehatan menggunakan spirometry untuk menilai fungsi paru serta pembagian alat pelindung diri berupa masker dan handscoon. Hasil dari pencapaian program kerja ini adalah masyarakat Banjar Bukit Munduk memahami tentang bahaya paparan pestisida saat jika tidak menggunakan APD dan mengatahui bagaimana cara pengendalian penyakit mulut kuku (PMK) sehingga tidak perlu panik jika hewan ternak terjangkit PMK.
{"title":"Penyuluhan Penyakit Mulut Kuku (PMK) dan Bahaya Paparan Penggunaan Pestisida Tanpa Alat Pelindung Diri pada Masyarakat di Banjar Bukit Munduk Tiying, Desa Pelaga Kecamatan Petang Kabupaten Badung","authors":"I. Gunawan, Putu Ika Farmani, Husaini Ahmad, Mia Andari Putri, Tria Mas, Weni Diah, Nova Novityani, S. Anggita, Mahendra Jaya","doi":"10.36049/genitri.v1i2.75","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v1i2.75","url":null,"abstract":"Pertanian dan perternakan masih menjadi salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit yang sangat menular menyerang hewan berkuku belah. Ternak berkuku belah yang peka terhadap PMK diantaranya adalah sapi, kerbau, domba, kambing dan babi. Agen penyebab PMK adalah Virus Foot Mouth Disease(FMDV). Pestisida kimia merupakan bahan beracun yang sangat berbahaya bagi kesehatan jika saat menggunakan pestisida tanpa menggunakan alat pelindung diri. Pengukuran tingkat pengetahuan masyarakat mengenai PMK dan bahaya pestisida dievaluasi dengan melakukan Pre-test dan Post-test menggunakan instrument berupa kuesioner pada kedua penyuluhan, kegiatan ini diakhiri dengan pemeriksaan kesehatan menggunakan spirometry untuk menilai fungsi paru serta pembagian alat pelindung diri berupa masker dan handscoon. Hasil dari pencapaian program kerja ini adalah masyarakat Banjar Bukit Munduk memahami tentang bahaya paparan pestisida saat jika tidak menggunakan APD dan mengatahui bagaimana cara pengendalian penyakit mulut kuku (PMK) sehingga tidak perlu panik jika hewan ternak terjangkit PMK.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133792377","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}