Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.36049/genitri.v1i1.59
Pipid Ari Wibowo
Demam berdarah merupakan sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegyptidengan ciri demam tinggi secara mendadak yang dapat disertai manifestasi pendarahan dan cenderung dapat menimbulkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengetahuan, perilaku masyarakat terhadap penanggulangan Demam Berdarah (DBD) di Desa Wates, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan. Penelitian ini menggunakan sebuah metode survey dengan pendekatan kuantitatif desain studi Cross Sectional berdasarkan sebuah tahapan Community Diagnosis. Populasi adalah penduduk Desa Wates dengan total sampel berjumlah 264 KK. Diperoleh hasil penelitian menunjukan bahwa kasus DBD di Desa Wates Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan terdapat 2 warga yang terkena demam berdarah dengan menunjukkan persentase 24,5%. Kami melakukan Penyelidikan Epidemiologi yaitu untuk mengetahui adanya jentik nyamuk di genangan air, pot bunga, bak mandi, selokan, gentong. Dari hasil wawancara dengan warga gejala dari demam berdarah seperti demam tinggi hingga 40 derajat, sakit kepala, nyeri otot dan tulang, mual, muntah, sakit di belakang mata, pembengkakan di kelenjar getah bening, di leher dan di selangkangan. Kesimpulan yaitu memberikan surat himbauan kepada masyarakat desa yang dikeluarkan oleh pemerintah desa dengan memberikan edukasi, dan pemasangan banner ke setiap dusun yang berisikan himbauan untuk penerapan 3M Plus yaitu menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang barang bekas dan mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.
{"title":"Sosialisasi Demam Berdarah (DBD) di Desa Wates Kecematan Panekan Kabupaten Magetan sebagai Intervensi Pengalaman Belajar Lapangan","authors":"Pipid Ari Wibowo","doi":"10.36049/genitri.v1i1.59","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v1i1.59","url":null,"abstract":"Demam berdarah merupakan sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegyptidengan ciri demam tinggi secara mendadak yang dapat disertai manifestasi pendarahan dan cenderung dapat menimbulkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengetahuan, perilaku masyarakat terhadap penanggulangan Demam Berdarah (DBD) di Desa Wates, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan. \u0000Penelitian ini menggunakan sebuah metode survey dengan pendekatan kuantitatif desain studi Cross Sectional berdasarkan sebuah tahapan Community Diagnosis. Populasi adalah penduduk Desa Wates dengan total sampel berjumlah 264 KK. \u0000Diperoleh hasil penelitian menunjukan bahwa kasus DBD di Desa Wates Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan terdapat 2 warga yang terkena demam berdarah dengan menunjukkan persentase 24,5%. Kami melakukan Penyelidikan Epidemiologi yaitu untuk mengetahui adanya jentik nyamuk di genangan air, pot bunga, bak mandi, selokan, gentong. Dari hasil wawancara dengan warga gejala dari demam berdarah seperti demam tinggi hingga 40 derajat, sakit kepala, nyeri otot dan tulang, mual, muntah, sakit di belakang mata, pembengkakan di kelenjar getah bening, di leher dan di selangkangan. \u0000Kesimpulan yaitu memberikan surat himbauan kepada masyarakat desa yang dikeluarkan oleh pemerintah desa dengan memberikan edukasi, dan pemasangan banner ke setiap dusun yang berisikan himbauan untuk penerapan 3M Plus yaitu menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang barang bekas dan mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126098234","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.36049/genitri.v1i1.53
Anggi Gita
Kegiatan pemberdayaan ibu yang memiliki balita tentang aplikasi pengecekan status gizi balita di Kelurahan Mojosongo dilatarbelakangi oleh kejadian status gizi kurang di Kota Surakarta dengan prevalensi sebesar 8,4%, sehingga pencegahan harus dilakukan. Salah satunya melalui peningkatan pengetahuan ibu terkait pemantauan status gizi balita. Hal tersebut didukung dengan mulai banyaknya penggunaan android di kalangan ibu-ibu khususnya yang memiliki balita serta tersedianya aplikasi pengecekkan status gizi balita. Tujuan penelitian ini adalah ibu dapat memantau perkembangan status gizi anak secara mandiri dan melakukan pencegahan terjadinya malnutrisi pada anakSosisalisasi dan pelatihan kepada kader posyandu terkait aplikasi pengecekan status gizi balita. Ada perbedaan (p value = <0,001) yang signifikan pada pengetahuan ibu terkait status gizi balita sebelum dan sesudah dilakukan pemberdayaan melalui buku saku tentang aplikasi pengecekkan status gizi balita. Adanya peningkatan nilai pengetahuan dari hasil pre-test dengan rata-rata sebesar 41,0 dan setelah dilakukan pemberdayaan meningkat menjadi 67,0 dari nilai maksimum 80.
{"title":"Pemberdayaan Ibu yang Memiliki Balita tentang Aplikasi Pengecekan Status Gizi Balita di Kelurahan Mojosongo","authors":"Anggi Gita","doi":"10.36049/genitri.v1i1.53","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v1i1.53","url":null,"abstract":"Kegiatan pemberdayaan ibu yang memiliki balita tentang aplikasi pengecekan status gizi balita di Kelurahan Mojosongo dilatarbelakangi oleh kejadian status gizi kurang di Kota Surakarta dengan prevalensi sebesar 8,4%, sehingga pencegahan harus dilakukan. Salah satunya melalui peningkatan pengetahuan ibu terkait pemantauan status gizi balita. Hal tersebut didukung dengan mulai banyaknya penggunaan android di kalangan ibu-ibu khususnya yang memiliki balita serta tersedianya aplikasi pengecekkan status gizi balita. Tujuan penelitian ini adalah ibu dapat memantau perkembangan status gizi anak secara mandiri dan melakukan pencegahan terjadinya malnutrisi pada anakSosisalisasi dan pelatihan kepada kader posyandu terkait aplikasi pengecekan status gizi balita. Ada perbedaan (p value = <0,001) yang signifikan pada pengetahuan ibu terkait status gizi balita sebelum dan sesudah dilakukan pemberdayaan melalui buku saku tentang aplikasi pengecekkan status gizi balita. Adanya peningkatan nilai pengetahuan dari hasil pre-test dengan rata-rata sebesar 41,0 dan setelah dilakukan pemberdayaan meningkat menjadi 67,0 dari nilai maksimum 80.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126239313","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.36049/genitri.v1i1.51
Avicena Sakufa Marsanti
DUA ANGSA LAWAK (Edukasi Anak Bangsa Lawan Adiksi Rokok) dilakukan berlatar belakang oleh jumlah perokok anak di Indonesia pada tahun 2013 meningkat dari 7,2% pada tahun 2013 menjadi 8,8% pada tahun 2016 dan terus meningkat hingga mencapai angka 9,1% atau sekitar 3,2 juta anak pada tahun 2018. Berdasarkan dari tinggi dan rendahnya angka persentase merokok dari tahun ke tahun, sebagian besar faktor resiko berasal dari orang tua, saudara kandung dan teman sebaya yang merokok. Biasanya remaja usia sekolah sudah mengenal rokok, baik melalui iklan promosi sponsor rokok ataupun perilaku orang tua dan orang yang merokok di sekitar mereka. Menurut mereka, kalau tidak merokok maka mereka dianggap tidak gaul. Aktifitas merokok bahkan menjadi salah satu budaya dalam sosial mereka. DUA ANGSA LAWAK (Edukasi Anak Bangsa Lawan Adiksi Rokok) dilakukan guna memberikan edukasi dan kampanye lawan adiksi rokok sejak dini bagi anak dan remaja di Desa Manjung baik melalui institusi pendidikan formal seperti sekolah maupun non formal dalam rangka menurunkan prevalensi perokok anak di Indonesia. Pengabdian masyarakat dilakukan di Desa Manjung pada Jumat 31 Desember 2021 di TPQ Manding dan Rabu, 5 Januari 2022 di SDN 01 Manjung. Dengan Sasaran anak usia 5-12 tahun. Pelaksanaan kegiatan ini ialah mahasiswa Kesehatan Masyarakat STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun yang didampingi oleh dosen Kesehatan Masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan berupa penyuluhan dan penayangan audiovisual pada anak-anak dan juga mewarnai template poster edukasi merokok sebagai salah satu kampanye melawan adiksi rokok. Kegiatan edukasi yang dilakukan pada 2 tempat dan waktu yang berbeda dengan sasaran total ialah 113 anak usia 5-12 tahun diperoleh pencapaian hasil sebsar 92,4%, dimana peserta paham dengan materi bahaya rokok dan pencegahannya yang diperoleh dari nilai post test.
2013年,印尼的儿童吸烟人数从2013年的7.2%增加到2016年的8.8%,并在2018年上升到9.1%或320万儿童。根据吸烟比例的高与低,大多数风险因素来自吸烟的父母、兄弟姐妹和同龄人。通常,学龄青年已经认识了香烟,无论是通过赞助香烟的广告,还是通过父母和邻居的行为。他们认为,如果他们不吸烟,他们将被认为是不时尚的。吸烟活动甚至成为他们社会文化的一部分。在印度尼西亚,为了减少儿童吸烟的流行,马戎村的儿童和青少年从很早的时候就在学校和非正规教育机构为他们的儿童和青少年提供教育和运动。2021年12月31日星期五,在TPQ Manding和2022年1月5日周三,SDN - 01 Manjung,在Manjung村举行了社区服务。目标是5-12岁的儿童。活动的实施是一名公共卫生专业学生STIKes huhakti royal Madiun,由公共卫生讲师陪同。这些活动包括教育儿童的方法和视听宣传,并将吸烟教育海报模板涂上颜色,作为反对吸烟成瘾的运动之一。在两个不同的地点和时间进行的教育活动共有113名5-12岁的儿童获得了sebsar 92.4%的成绩,参与者了解了吸烟的危害和从后测试分数中获得的预防。
{"title":"Edukasi Anak Bangsa Lawan Adiksi Rokok “Dua Angsa Lawak” Di Desa Manjung Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan","authors":"Avicena Sakufa Marsanti","doi":"10.36049/genitri.v1i1.51","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v1i1.51","url":null,"abstract":"DUA ANGSA LAWAK (Edukasi Anak Bangsa Lawan Adiksi Rokok) dilakukan berlatar belakang oleh jumlah perokok anak di Indonesia pada tahun 2013 meningkat dari 7,2% pada tahun 2013 menjadi 8,8% pada tahun 2016 dan terus meningkat hingga mencapai angka 9,1% atau sekitar 3,2 juta anak pada tahun 2018. Berdasarkan dari tinggi dan rendahnya angka persentase merokok dari tahun ke tahun, sebagian besar faktor resiko berasal dari orang tua, saudara kandung dan teman sebaya yang merokok. Biasanya remaja usia sekolah sudah mengenal rokok, baik melalui iklan promosi sponsor rokok ataupun perilaku orang tua dan orang yang merokok di sekitar mereka. Menurut mereka, kalau tidak merokok maka mereka dianggap tidak gaul. Aktifitas merokok bahkan menjadi salah satu budaya dalam sosial mereka. \u0000DUA ANGSA LAWAK (Edukasi Anak Bangsa Lawan Adiksi Rokok) dilakukan guna memberikan edukasi dan kampanye lawan adiksi rokok sejak dini bagi anak dan remaja di Desa Manjung baik melalui institusi pendidikan formal seperti sekolah maupun non formal dalam rangka menurunkan prevalensi perokok anak di Indonesia. \u0000Pengabdian masyarakat dilakukan di Desa Manjung pada Jumat 31 Desember 2021 di TPQ Manding dan Rabu, 5 Januari 2022 di SDN 01 Manjung. Dengan Sasaran anak usia 5-12 tahun. Pelaksanaan kegiatan ini ialah mahasiswa Kesehatan Masyarakat STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun yang didampingi oleh dosen Kesehatan Masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan berupa penyuluhan dan penayangan audiovisual pada anak-anak dan juga mewarnai template poster edukasi merokok sebagai salah satu kampanye melawan adiksi rokok. Kegiatan edukasi yang dilakukan pada 2 tempat dan waktu yang berbeda dengan sasaran total ialah 113 anak usia 5-12 tahun diperoleh pencapaian hasil sebsar 92,4%, dimana peserta paham dengan materi bahaya rokok dan pencegahannya yang diperoleh dari nilai post test.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121500132","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.36049/genitri.v1i1.54
U. Aulia
Penelitian eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang penting untuk di fahami oleh mahasiswa terutama mahasiswa tingkat akhir yang akan melaksanakan penelitian. Oleh karena itu, pada kegiatan pengabdian ini dilakukan pelatihan yang ditujukan untuk mahasiswa tingkat akhir yang akan melaksanakan penelitian sebagai proyek akhir perkuliahannya. Hal ini dilakukan sebab masih rendahnya pemahaman mahasiswa terkait metode penelitian eksperimen berdasarkan hasil assessment lapangan dan tinjauan skripsi. Pengabdian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mahasiswa terkait penelitian eksperimen sehingga kedepannya mahasiswa dapat menggunakan metode tersebut untuk penelitian mereka. Metode yang digunakan adalah persentasi informasi serta simulasi. Hasil dari pelatihan adalah meningkatnya pengetahuan mahasiswa terkait metode penelitian eksperimen. Mahasiswa mampu memahami konsep penelitian eksperimen dan dapat mempraktikannya pada tugas akhir mahasiswa.
{"title":"Pelatihan Metodologi Penelitian Eksperimen Bagi Mahasiswa Tingkat Akhir","authors":"U. Aulia","doi":"10.36049/genitri.v1i1.54","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v1i1.54","url":null,"abstract":"Penelitian eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang penting untuk di fahami oleh mahasiswa terutama mahasiswa tingkat akhir yang akan melaksanakan penelitian. Oleh karena itu, pada kegiatan pengabdian ini dilakukan pelatihan yang ditujukan untuk mahasiswa tingkat akhir yang akan melaksanakan penelitian sebagai proyek akhir perkuliahannya. Hal ini dilakukan sebab masih rendahnya pemahaman mahasiswa terkait metode penelitian eksperimen berdasarkan hasil assessment lapangan dan tinjauan skripsi. Pengabdian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mahasiswa terkait penelitian eksperimen sehingga kedepannya mahasiswa dapat menggunakan metode tersebut untuk penelitian mereka. Metode yang digunakan adalah persentasi informasi serta simulasi. Hasil dari pelatihan adalah meningkatnya pengetahuan mahasiswa terkait metode penelitian eksperimen. Mahasiswa mampu memahami konsep penelitian eksperimen dan dapat mempraktikannya pada tugas akhir mahasiswa.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132675186","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.36049/genitri.v1i1.57
Elyana Mafticha
Bayi dan Balita adalah generasi penerus bangsa yang sangat penting diberikan perhatian atas kualitas kesehatannya. Perhatian khusus pada kecukupan gizi pada periode balita sangat penting. Pertumbuhan dan perkembangan Balita tidak sepesat pada periode Bayi. Kenaikan berat badan bayi secara umum akan lebih mudah didapatkan dibandingkan saat usia Balita. Kecukupan gizi nutrisi Balita dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor langsung maupun tidak langsung. Masa pandemic Covid-19 saat ini masih berlangsung, dimana layanan kesehatan menghadapi tantangan dan masalah yang sangat besar. Pelayanan kesehatan kepada ibu dan anak diliputi dengan ketakutan, misinformasi, pembatasan gerak, namun tidak dapat dihindari untuk tetap dilaksanakan guna menjaga derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan dilaksanakan sesuai protocol kesehatan dan dengan memperhatikan himbauan Pemerintah pada layanan kesetahan yang bersifat kampanye sampai dinyatakan aman oleh Pemerintah. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di desa Simbaringin dengan memanfaatkan Pojok ASI di Ponkesdes sebagai upaya peningkatan gizi Balita. Pelaksanaan Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan metode pemberian pendidikan kesehatan melalui mekanisme ceramah, tanya jawab, praktik langsung cara menyusui yang benar, penyediaan dan penyimpanan ASI perah serta menu seimbang untuk kecukupan asupan gizi Balita.
{"title":"Pemanfaatan Pojok ASI Sebagai Upaya Peningkatan Gizi Balita di Masa Pandemi COVID-19","authors":"Elyana Mafticha","doi":"10.36049/genitri.v1i1.57","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v1i1.57","url":null,"abstract":"Bayi dan Balita adalah generasi penerus bangsa yang sangat penting diberikan perhatian atas kualitas kesehatannya. Perhatian khusus pada kecukupan gizi pada periode balita sangat penting. Pertumbuhan dan perkembangan Balita tidak sepesat pada periode Bayi. Kenaikan berat badan bayi secara umum akan lebih mudah didapatkan dibandingkan saat usia Balita. Kecukupan gizi nutrisi Balita dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor langsung maupun tidak langsung. \u0000Masa pandemic Covid-19 saat ini masih berlangsung, dimana layanan kesehatan menghadapi tantangan dan masalah yang sangat besar. Pelayanan kesehatan kepada ibu dan anak diliputi dengan ketakutan, misinformasi, pembatasan gerak, namun tidak dapat dihindari untuk tetap dilaksanakan guna menjaga derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan dilaksanakan sesuai protocol kesehatan dan dengan memperhatikan himbauan Pemerintah pada layanan kesetahan yang bersifat kampanye sampai dinyatakan aman oleh Pemerintah. \u0000Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di desa Simbaringin dengan memanfaatkan Pojok ASI di Ponkesdes sebagai upaya peningkatan gizi Balita. Pelaksanaan Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan metode pemberian pendidikan kesehatan melalui mekanisme ceramah, tanya jawab, praktik langsung cara menyusui yang benar, penyediaan dan penyimpanan ASI perah serta menu seimbang untuk kecukupan asupan gizi Balita.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134332327","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.36049/genitri.v1i1.62
R. Juwita
Skizofrenia adalah salah satu penyakit gangguan jiwa kronik yang ditandai dengan gangguan pada kemampuan berpikir yang mempengaruhi pola perilaku dan self-esteem. Kemampuan berpikir dan pola perilaku penderita skizofrenia mengalami gangguan seperti munculnya halusinasi, delusi, serta gejala positif, maupun gejala negative yang akan mempengaruhi self-esteem. Self-esteem merupakan komponen esensial kesehatan jiwa dimana rendahnya komponen ini akan menimbulkan kepercayaan diri yang rendah, kecemasan, depresi, delusi, gejala psikosis, bahkan bunuh diri. Pengabdian masyarakat peer group resiliensi ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan self-esteem pada penderita skizofrenia untuk mencegah gejala komplikasi lainnya. Pemberdayaan masyarakat ini menggunakan metode pre-post test study untuk mengukur perbedaan self-esteem sebelum dan sesudah pelatihan dilakukan kepada sekelompok skizofrenia menggunakan instrument Rosenberg Self-esteem Scale. Populasi target pada pemberdayaan masyarakat ini adalah 11 orang penderita skizofrenia yang berusia 30-45 tahun yang minimal berlatar pendidikan SMA di Rumah berdaya Denpasar. Metode pre-post test dilakukan selama fase modul pelatihan 8 minggu. Aktivitas pengabdian ini berupa pemaparan materi, diskusi dan pelatihan. Pre test dilakukan sebelum pelatihan (T0) dan post test dilakukan pada akhir minggu ke delapan (T1). Semua partisipan berpartisipasi lengkap selama pelatihan. Hasil pre dan post tes menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rerata resiliensi dan self-esteem yang signifikan sebelum dan sesudah terselesaikannya modul pelatihan. Hasil ini menunjukan bahwa pelatihan self-esteem sangat bermanfaat untuk meningkatkan resiliensi penderita skizofrenia.
{"title":"Peer Support Group Resiliency and Self Esteem Improvement in Schizophrenia","authors":"R. Juwita","doi":"10.36049/genitri.v1i1.62","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v1i1.62","url":null,"abstract":"Skizofrenia adalah salah satu penyakit gangguan jiwa kronik yang ditandai dengan gangguan pada kemampuan berpikir yang mempengaruhi pola perilaku dan self-esteem. Kemampuan berpikir dan pola perilaku penderita skizofrenia mengalami gangguan seperti munculnya halusinasi, delusi, serta gejala positif, maupun gejala negative yang akan mempengaruhi self-esteem. Self-esteem merupakan komponen esensial kesehatan jiwa dimana rendahnya komponen ini akan menimbulkan kepercayaan diri yang rendah, kecemasan, depresi, delusi, gejala psikosis, bahkan bunuh diri. Pengabdian masyarakat peer group resiliensi ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan self-esteem pada penderita skizofrenia untuk mencegah gejala komplikasi lainnya. Pemberdayaan masyarakat ini menggunakan metode pre-post test study untuk mengukur perbedaan self-esteem sebelum dan sesudah pelatihan dilakukan kepada sekelompok skizofrenia menggunakan instrument Rosenberg Self-esteem Scale. Populasi target pada pemberdayaan masyarakat ini adalah 11 orang penderita skizofrenia yang berusia 30-45 tahun yang minimal berlatar pendidikan SMA di Rumah berdaya Denpasar. Metode pre-post test dilakukan selama fase modul pelatihan 8 minggu. Aktivitas pengabdian ini berupa pemaparan materi, diskusi dan pelatihan. Pre test dilakukan sebelum pelatihan (T0) dan post test dilakukan pada akhir minggu ke delapan (T1). Semua partisipan berpartisipasi lengkap selama pelatihan. Hasil pre dan post tes menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rerata resiliensi dan self-esteem yang signifikan sebelum dan sesudah terselesaikannya modul pelatihan. Hasil ini menunjukan bahwa pelatihan self-esteem sangat bermanfaat untuk meningkatkan resiliensi penderita skizofrenia. ","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125076176","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.36049/genitri.v1i1.47
Kadek Sri Ariyanti
The Covid-19 pandemic has had a huge impact on children. This is a big concern for parents. Prevention of Covid-19 in children needs to be done so that the condition of the child remains healthy. Research conducted by Ariyanti (2020) in Gadungan Village Tabanan Bali shows that most households have implemented Covid-19 prevention behaviors well. However, it is still lacking in the implementation of regular disinfectants and regular sports activities. Better education is needed for families to increase activities to prevent transmission of Covid-19 in the household environment, especially in children. The activity carried out was education on preventing Covid-19 in children in the household environment using leaflet media from the Ministry of Health. The targets are foster parents at the Hati Mama Jimbaran Foundation in Bali. This is followed by a health check on each family member and the provision of masks, multivitamins, hand soap and hand sanitizer.After the Covid-19 prevention education was carried out in the household environment, parents and foster children at the orphanage were committed to maintaining health protocols by: washing hands using soap and running water, using masks and hand sanitizers, maintaining distance and staying away from crowds, do physical activity regularly and eat nutritious food and take multivitamins.
新冠肺炎大流行对儿童产生了巨大影响。这对父母来说是一个大问题。需要在儿童中预防Covid-19,以使儿童的状况保持健康。Ariyanti(2020)在巴厘岛Tabanan Gadungan村进行的研究表明,大多数家庭都很好地实施了Covid-19预防行为。然而,在执行定期消毒和定期体育活动方面仍然缺乏。需要对家庭进行更好的教育,以增加在家庭环境中,特别是在儿童中预防Covid-19传播的活动。开展的活动是利用卫生部的传单媒介在家庭环境中对儿童进行预防Covid-19的教育。目标是巴厘岛Hati Mama Jimbaran基金会的养父母。随后对每个家庭成员进行健康检查,并提供口罩、多种维生素、洗手液和洗手液。在家庭环境中开展Covid-19预防教育后,孤儿院的父母和寄养儿童承诺遵守卫生协议:用肥皂和自来水洗手,使用口罩和洗手液,保持距离并远离人群,定期进行体育锻炼,吃有营养的食物并服用多种维生素。
{"title":"Edukasi Pencegahan COVID-19 di Lingkungan Rumah Tangga di Yayasan Hati Mama Jimbaran Bali","authors":"Kadek Sri Ariyanti","doi":"10.36049/genitri.v1i1.47","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v1i1.47","url":null,"abstract":"The Covid-19 pandemic has had a huge impact on children. This is a big concern for parents. Prevention of Covid-19 in children needs to be done so that the condition of the child remains healthy. Research conducted by Ariyanti (2020) in Gadungan Village Tabanan Bali shows that most households have implemented Covid-19 prevention behaviors well. However, it is still lacking in the implementation of regular disinfectants and regular sports activities. Better education is needed for families to increase activities to prevent transmission of Covid-19 in the household environment, especially in children. \u0000The activity carried out was education on preventing Covid-19 in children in the household environment using leaflet media from the Ministry of Health. The targets are foster parents at the Hati Mama Jimbaran Foundation in Bali. This is followed by a health check on each family member and the provision of masks, multivitamins, hand soap and hand sanitizer.After the Covid-19 prevention education was carried out in the household environment, parents and foster children at the orphanage were committed to maintaining health protocols by: washing hands using soap and running water, using masks and hand sanitizers, maintaining distance and staying away from crowds, do physical activity regularly and eat nutritious food and take multivitamins.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123090136","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.36049/genitri.v1i1.49
Putu Adi Cahya Dewi
The Covid-19 pandemic has had a major impact on society, especially the Balinese, who are thick with their traditions. Prevention of Covid-19 in Balinese communities needs to be done so that healthy conditions in the community during the pandemic are maintained. Research conducted by Ariyanti (2020) at Gadungan Village of Tabanan Bali shows that most people have implemented Covid-19 prevention behaviors well. However, it is still lacking in the implementation of regular disinfectants and sports activities. Better education is needed for the community, especially in Balinese to increase of activities to prevent the spread of Covid-19. The activity carried out was education on preventing Covid-19 for Balinese who were undergoing a ceremony to welcome the Nyepi day of Caka Year 1944 at Kelating Beach, Tabanan District, using leaflet media from the Ministry of Health. The target is Balinese who are present at Kelating Beach, Tabanan District. This is followed by a health check and the provision of masks, multivitamins, hand soap and hand sanitizer. After the Covid-19 prevention education was carried out, they committed to maintaining health protocols by: washing hands using soap and running water, using masks and hand sanitizers, maintaining distance and away from crowds, doing physical activity regularly and eating. nutritious food and also take a multivitamin.
{"title":"Edukasi Pencegahan COVID-19 di Masyarakat Adat Pantai Kelating Kecamatan Tabanan","authors":"Putu Adi Cahya Dewi","doi":"10.36049/genitri.v1i1.49","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v1i1.49","url":null,"abstract":"The Covid-19 pandemic has had a major impact on society, especially the Balinese, who are thick with their traditions. Prevention of Covid-19 in Balinese communities needs to be done so that healthy conditions in the community during the pandemic are maintained. Research conducted by Ariyanti (2020) at Gadungan Village of Tabanan Bali shows that most people have implemented Covid-19 prevention behaviors well. However, it is still lacking in the implementation of regular disinfectants and sports activities. Better education is needed for the community, especially in Balinese to increase of activities to prevent the spread of Covid-19. \u0000The activity carried out was education on preventing Covid-19 for Balinese who were undergoing a ceremony to welcome the Nyepi day of Caka Year 1944 at Kelating Beach, Tabanan District, using leaflet media from the Ministry of Health. The target is Balinese who are present at Kelating Beach, Tabanan District. This is followed by a health check and the provision of masks, multivitamins, hand soap and hand sanitizer. \u0000After the Covid-19 prevention education was carried out, they committed to maintaining health protocols by: washing hands using soap and running water, using masks and hand sanitizers, maintaining distance and away from crowds, doing physical activity regularly and eating. nutritious food and also take a multivitamin.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115314312","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.36049/genitri.v1i1.64
N. Suryaningsih
Terjadinya peningkatan kasus Covid-19 tiap harinya menunjukkan masih kurangnya kepedulian masyarakat terhadap pencegahan terhadap Covid-19. Pemerintah terus menggalakkan program pencegahan penyebaran kasus Covid-19 dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain PHBS, pemerintah juga menyarankan kepada masyarakat untuk obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM. Adanya peningkatan pemanfaatan produk herbal di masyarakat harus disertai dengan pengetahuan yang baik tentang produk herbal tersebut. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan edukasi terkait peningkatan pengetahuan terhadap produk herbal untuk kesehatan guna menghadapi masa pandemi covid-19. Metode kegiatan ini dengan memberikan edukasi terkait program ini melalui Platform Zoom Meeting selain itu saya menggunakan WhatsApp dan Instagram sebagai sarana pendekatan untuk melakukan pengambilan data dan pembagian media booklet dan pengukuran pengetahuan dilakukan sebelum dan setelah pemberian edukasi. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah terdapatan peningkatan pengetahuan dari sebelum diberikan edukasi tingkat pengetahuan sebagian besar partisipan adalah cukup dengan angka 23 (77%) menjadi menjadi baik dengan angka 30 (100%). Data ini menunjukkan bahwa tujuan dari kegiatan ini tercapai, yaitu peningkatan pengetahuan partisipan terhadap produk herbal untuk kesehatan guna menghadapi masa pandemi covid-19.
{"title":"Upaya Peningkatan Pengetahuan dalam Pemanfaatan Produk Herbal Jamu untuk Kesehatan pada Masa Pandemi COVID-19 di Kabupaten Badung","authors":"N. Suryaningsih","doi":"10.36049/genitri.v1i1.64","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v1i1.64","url":null,"abstract":"Terjadinya peningkatan kasus Covid-19 tiap harinya menunjukkan masih kurangnya kepedulian masyarakat terhadap pencegahan terhadap Covid-19. Pemerintah terus menggalakkan program pencegahan penyebaran kasus Covid-19 dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain PHBS, pemerintah juga menyarankan kepada masyarakat untuk obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM. Adanya peningkatan pemanfaatan produk herbal di masyarakat harus disertai dengan pengetahuan yang baik tentang produk herbal tersebut. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan edukasi terkait peningkatan pengetahuan terhadap produk herbal untuk kesehatan guna menghadapi masa pandemi covid-19. Metode kegiatan ini dengan memberikan edukasi terkait program ini melalui Platform Zoom Meeting selain itu saya menggunakan WhatsApp dan Instagram sebagai sarana pendekatan untuk melakukan pengambilan data dan pembagian media booklet dan pengukuran pengetahuan dilakukan sebelum dan setelah pemberian edukasi. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah terdapatan peningkatan pengetahuan dari sebelum diberikan edukasi tingkat pengetahuan sebagian besar partisipan adalah cukup dengan angka 23 (77%) menjadi menjadi baik dengan angka 30 (100%). Data ini menunjukkan bahwa tujuan dari kegiatan ini tercapai, yaitu peningkatan pengetahuan partisipan terhadap produk herbal untuk kesehatan guna menghadapi masa pandemi covid-19.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121495107","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.36049/genitri.v1i1.56
Sarinah Basri K
Sekolah adalah salah satu sasaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) karena selain menjadi tempat belajar juga menjadi ancaman penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Kelompok paling rentan terhadap ancaman penyakit tersebut adalah anak sekolah oleh karena itu perlu adanya edukasi kesehatan yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Panganjang pada siswa kelas V dan VI yang berjumlah 50 orang siswa. Tahapan dalam pengabdian ini terdiri dari tiga tahap yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pengabdian. Penyampaian edukasi kesehatan melalui 8 indikator kesehatan yang terdiri indikator mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun, mengkonsumsi jajanan yang sehat, menggunakan Jamban yang bersih dan sehat, olahraga secara teratur, memberantas jentik nyamuk, memelihara kesehatan gigi, mulut dan kuku, menimbang berat badan dan indikator terakhir adalah mengukur tinggi badan dan membuang sampah pada tempatnya. Berdasarkan penyampaian materi edukasi, para siswa di Sekolah Dasar Negeri 2 Panganjang mengalami pemahaman mengenai PHBS lebih meningkat dan situasi kelas pada saat pemberian edukasi berjalan kondusif. Perlunya pemantauan dari pihak sekolah agar PHBS rutin dilakukan.
{"title":"Edukasi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SDN 2 Penganjang","authors":"Sarinah Basri K","doi":"10.36049/genitri.v1i1.56","DOIUrl":"https://doi.org/10.36049/genitri.v1i1.56","url":null,"abstract":"Sekolah adalah salah satu sasaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) karena selain menjadi tempat belajar juga menjadi ancaman penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Kelompok paling rentan terhadap ancaman penyakit tersebut adalah anak sekolah oleh karena itu perlu adanya edukasi kesehatan yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Panganjang pada siswa kelas V dan VI yang berjumlah 50 orang siswa. Tahapan dalam pengabdian ini terdiri dari tiga tahap yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pengabdian. Penyampaian edukasi kesehatan melalui 8 indikator kesehatan yang terdiri indikator mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun, mengkonsumsi jajanan yang sehat, menggunakan Jamban yang bersih dan sehat, olahraga secara teratur, memberantas jentik nyamuk, memelihara kesehatan gigi, mulut dan kuku, menimbang berat badan dan indikator terakhir adalah mengukur tinggi badan dan membuang sampah pada tempatnya. Berdasarkan penyampaian materi edukasi, para siswa di Sekolah Dasar Negeri 2 Panganjang mengalami pemahaman mengenai PHBS lebih meningkat dan situasi kelas pada saat pemberian edukasi berjalan kondusif. Perlunya pemantauan dari pihak sekolah agar PHBS rutin dilakukan.","PeriodicalId":143125,"journal":{"name":"Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128333295","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}