Pub Date : 2023-12-04DOI: 10.32509/jitekgi.v19i2.2624
P. I. Anggaraeni, L. C. Hutomo, I. K. N. Adnyana, Ni Putu Putri Ayu Oktaviana
Latar belakang: diastema merupakan suatu celah yang terdapat diantara interdental gigi sehingga dapat mempengaruhi estetika seseorang. Manajemen kasus diastema membutuhkan pendekatan multidisiplin yang bertujuan untuk menutup diastema yang terdapat diantara gigi dan mengeliminasi faktor penyebab. Peranti ortodonti lepasan dapat dipilih untuk mengkoreksi kasus diastema yang memiliki keuntungan meliputi kontruksi mudah, sederhana, dan lebih ekonomis dibandingkan peranti cekat. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk memaparkan tatalaksana kasus diastema multiple pada rahang atas menggunakan peranti ortodonti lepasan. Laporan Kasus: seorang perempuan berusia 27 tahun datang ke RSGM Universitas Udayana dengan keluhan gigi depan rahang atasnya renggang-renggang sehingga merasa penampilannya terganggu. Dilakukan koreksi diastema multiple pada rahang atas dengan menggunakan plat aktif yang dilengkapi finger spring dengan diameter 0,6 mm pada distal gigi 11 dan 21 untuk mengoreksi diastema pada mesial gigi 11-mesial gigi 21 disertai labial bow tipe short dengan U-loop diameter 0,7 mm pada gigi 13 sampai 23 sebagai komponen pasif, klamer adam 0,7 mm pada gigi 16 dan 26 sebagai retensi dan stabilitas alat, dan plat akrilik. Setelah diastema pada mesial gigi 11 dan 21 terkoreksi pasien dirujuk ke departemen Konservasi Gigi untuk dilakukan perawatan direct veneer sehingga dapat mengkoreksi diastema pada mesial dan distal gigi 12 dan 22 sekaligus mengkoreksi anomali gigi peg shaped lateral. Kesimpulan: berdasarkan hasil pemeriksaan objektif pada kontrol ke-5 diketahui diastema pada mesial gigi 11 dan 21 sudah terkoreksi sehingga perawatan ortodonti pada kasus ini dapat dinyatakan berhasil.
{"title":"MANAJEMEN KASUS DIASTEMA MULTIPLE PADA GELIGI ANTERIOR RAHANG ATAS MENGGUNAKAN PERANTI ORTODONTI LEPASAN (LAPORAN KASUS)","authors":"P. I. Anggaraeni, L. C. Hutomo, I. K. N. Adnyana, Ni Putu Putri Ayu Oktaviana","doi":"10.32509/jitekgi.v19i2.2624","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/jitekgi.v19i2.2624","url":null,"abstract":"Latar belakang: diastema merupakan suatu celah yang terdapat diantara interdental gigi sehingga dapat mempengaruhi estetika seseorang. Manajemen kasus diastema membutuhkan pendekatan multidisiplin yang bertujuan untuk menutup diastema yang terdapat diantara gigi dan mengeliminasi faktor penyebab. Peranti ortodonti lepasan dapat dipilih untuk mengkoreksi kasus diastema yang memiliki keuntungan meliputi kontruksi mudah, sederhana, dan lebih ekonomis dibandingkan peranti cekat. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk memaparkan tatalaksana kasus diastema multiple pada rahang atas menggunakan peranti ortodonti lepasan. Laporan Kasus: seorang perempuan berusia 27 tahun datang ke RSGM Universitas Udayana dengan keluhan gigi depan rahang atasnya renggang-renggang sehingga merasa penampilannya terganggu. Dilakukan koreksi diastema multiple pada rahang atas dengan menggunakan plat aktif yang dilengkapi finger spring dengan diameter 0,6 mm pada distal gigi 11 dan 21 untuk mengoreksi diastema pada mesial gigi 11-mesial gigi 21 disertai labial bow tipe short dengan U-loop diameter 0,7 mm pada gigi 13 sampai 23 sebagai komponen pasif, klamer adam 0,7 mm pada gigi 16 dan 26 sebagai retensi dan stabilitas alat, dan plat akrilik. Setelah diastema pada mesial gigi 11 dan 21 terkoreksi pasien dirujuk ke departemen Konservasi Gigi untuk dilakukan perawatan direct veneer sehingga dapat mengkoreksi diastema pada mesial dan distal gigi 12 dan 22 sekaligus mengkoreksi anomali gigi peg shaped lateral. Kesimpulan: berdasarkan hasil pemeriksaan objektif pada kontrol ke-5 diketahui diastema pada mesial gigi 11 dan 21 sudah terkoreksi sehingga perawatan ortodonti pada kasus ini dapat dinyatakan berhasil.","PeriodicalId":143628,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi","volume":"37 18","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138603779","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-04DOI: 10.32509/jitekgi.v19i2.2604
Endang Prawesthi, S. Handayani
Pendahuluan: mahkota tiruan All Zirconia Multilayered CAD/CAM adalah mahkota tiruan yang dibuat untuk memperbaiki gigi yang rusak atau hilang menggunakan bahan zirconium yang mempunyai beberapa lapisan gradasi warna, sehingga estetik gigi tampak lebih baik dan alami. Dalam pembuatannya di laboratorium dental, mahkota tiruan ini menggunakan metode CAD/CAM, yaitu suatu teknologi modern dengan menggunakan perangkat Computer Aided Design dan Computer Aided Machining. Dukungan untuk mahkota tiruan dapat berupa implan yang ditanam dalam alveolar ridge atau disebut implan endosseus dan memerlukan tindakan invasif. Tujuan penulisan ini untuk menjelaskan prosedur pembuatan mahkota tiruan All Zirconia Multilayered CAD/CAM menggunakan dukungan gigi implan tipe endosseous. Laporan Kasus: seorang pasien laki-laki, 35 tahun dan kehilangan gigi 15, ingin memperbaiki kehilangan giginya agar tidak terlihat ompong dan fungsi pengunyahannya meningkat. Tiga bulan setelah penanaman implan, kemudian dibuatkan mahkota tiruan. Pembuatan mahkota tiruan dimulai dari proses mempersiapkan model kerja, scanning, menentukan margin abutment, desain full contour crown, proses milling, sintering, finishing, glazing, pemasangan dan kontrol. Hasil restorasi yang diperoleh bentuk anatomi mahkota tiruan sesuai gigi asli, warna dan kontak sesuai gigi sebelah dan antagonisnya, cekat, tidak ada kontak premature, tidak ada keluhan, pasien merasa puas dan nyaman. Kesimpulan: pembuatan mahkota tiruan All Zirconia Multilayered dengan metode CAD/CAM ini menghasilkan estetik yang lebih baik karena adanya lapisan gradasi warna sehingga tampak lebih alami, proses pembuatannya lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan metode konvensional.
{"title":"PEMBUATAN MAHKOTA TIRUAN ALL ZIRCONIA MULTILAYERED CAD/CAM PADA PASIEN DENGAN DUKUNGAN GIGI IMPLAN TIPE ENDOSSEOUS (LAPORAN KASUS)","authors":"Endang Prawesthi, S. Handayani","doi":"10.32509/jitekgi.v19i2.2604","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/jitekgi.v19i2.2604","url":null,"abstract":"Pendahuluan: mahkota tiruan All Zirconia Multilayered CAD/CAM adalah mahkota tiruan yang dibuat untuk memperbaiki gigi yang rusak atau hilang menggunakan bahan zirconium yang mempunyai beberapa lapisan gradasi warna, sehingga estetik gigi tampak lebih baik dan alami. Dalam pembuatannya di laboratorium dental, mahkota tiruan ini menggunakan metode CAD/CAM, yaitu suatu teknologi modern dengan menggunakan perangkat Computer Aided Design dan Computer Aided Machining. Dukungan untuk mahkota tiruan dapat berupa implan yang ditanam dalam alveolar ridge atau disebut implan endosseus dan memerlukan tindakan invasif. Tujuan penulisan ini untuk menjelaskan prosedur pembuatan mahkota tiruan All Zirconia Multilayered CAD/CAM menggunakan dukungan gigi implan tipe endosseous. Laporan Kasus: seorang pasien laki-laki, 35 tahun dan kehilangan gigi 15, ingin memperbaiki kehilangan giginya agar tidak terlihat ompong dan fungsi pengunyahannya meningkat. Tiga bulan setelah penanaman implan, kemudian dibuatkan mahkota tiruan. Pembuatan mahkota tiruan dimulai dari proses mempersiapkan model kerja, scanning, menentukan margin abutment, desain full contour crown, proses milling, sintering, finishing, glazing, pemasangan dan kontrol. Hasil restorasi yang diperoleh bentuk anatomi mahkota tiruan sesuai gigi asli, warna dan kontak sesuai gigi sebelah dan antagonisnya, cekat, tidak ada kontak premature, tidak ada keluhan, pasien merasa puas dan nyaman. Kesimpulan: pembuatan mahkota tiruan All Zirconia Multilayered dengan metode CAD/CAM ini menghasilkan estetik yang lebih baik karena adanya lapisan gradasi warna sehingga tampak lebih alami, proses pembuatannya lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan metode konvensional.","PeriodicalId":143628,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi","volume":"26 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138601850","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-04DOI: 10.32509/jitekgi.v19i2.2594
Sayuti Hasibuan, Salsabila Azzahra Harahap
Latar belakang: HIVAIDS menjadi salah satu masalah kesehatan nasional yang memerlukan penanganan bersama secara komprehensif. Minimnya informasi serta pelayanan kesehatan yang kurang optimal menyebabkan meningkatnya kasus HIV/AIDS setiap tahunnya. Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran terhadap manifestasi oral diharapkan mampu mencapai tingkat analisis agar dapat mengedukasi pasien HIV/AIDS, mendeteksi HIV/AIDS, dan bisa melakukan langkah tepat selanjutnya seperti merujuk pasien HIV/AIDS ke dokter gigi. Tujuan: untuk mengetahui tingkat pengetahuan terhadap manifestasi oral HIV/AIDS, faktor yang mempengaruhi manifestasi oral HIV/AIDS, kandidiasis oral, sarkoma kaposi, oral hairy leukoplakia, non-Hodgkin’s lymphoma, dan HIV-associated periodontal disease. Metode: studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Responden berjumlah 106 mahasiswa kepaniteraan klinik FK USU yang diperoleh dengan teknik stratified random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner online melalui Google Forms. Analisis data berupa analisis univariat dan diolah secara deskriptif, dihitung dalam frekuensi dan persentase. Hasil: tingkat pengetahuan terhadap manifestasi oral HIV/AIDS adalah baik (86,8%), faktor yang mempengaruhi manifestasi oral HIV/AIDS hasilnya baik (81,1%), kandidiasis oral hasilnya baik (100%), oral hairy leukoplakia hasilnya baik (95,3%), sarkoma kaposi hasilnya baik (86,8%), non Hodgkin’s lymphoma hasilnya baik (49,1%), HIV-associated periodontal disease hasilnya cukup (46,2%). Kesimpulan: tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik FK USU terhadap manifestasi oral HIV/AIDS adalah baik.
{"title":"TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP MANIFESTASI ORAL HIV/AIDS","authors":"Sayuti Hasibuan, Salsabila Azzahra Harahap","doi":"10.32509/jitekgi.v19i2.2594","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/jitekgi.v19i2.2594","url":null,"abstract":"Latar belakang: HIVAIDS menjadi salah satu masalah kesehatan nasional yang memerlukan penanganan bersama secara komprehensif. Minimnya informasi serta pelayanan kesehatan yang kurang optimal menyebabkan meningkatnya kasus HIV/AIDS setiap tahunnya. Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran terhadap manifestasi oral diharapkan mampu mencapai tingkat analisis agar dapat mengedukasi pasien HIV/AIDS, mendeteksi HIV/AIDS, dan bisa melakukan langkah tepat selanjutnya seperti merujuk pasien HIV/AIDS ke dokter gigi. Tujuan: untuk mengetahui tingkat pengetahuan terhadap manifestasi oral HIV/AIDS, faktor yang mempengaruhi manifestasi oral HIV/AIDS, kandidiasis oral, sarkoma kaposi, oral hairy leukoplakia, non-Hodgkin’s lymphoma, dan HIV-associated periodontal disease. Metode: studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Responden berjumlah 106 mahasiswa kepaniteraan klinik FK USU yang diperoleh dengan teknik stratified random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner online melalui Google Forms. Analisis data berupa analisis univariat dan diolah secara deskriptif, dihitung dalam frekuensi dan persentase. Hasil: tingkat pengetahuan terhadap manifestasi oral HIV/AIDS adalah baik (86,8%), faktor yang mempengaruhi manifestasi oral HIV/AIDS hasilnya baik (81,1%), kandidiasis oral hasilnya baik (100%), oral hairy leukoplakia hasilnya baik (95,3%), sarkoma kaposi hasilnya baik (86,8%), non Hodgkin’s lymphoma hasilnya baik (49,1%), HIV-associated periodontal disease hasilnya cukup (46,2%). Kesimpulan: tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik FK USU terhadap manifestasi oral HIV/AIDS adalah baik.","PeriodicalId":143628,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi","volume":"3 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138604596","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-04DOI: 10.32509/jitekgi.v19i2.2557
Sri Ratna Laksmiastuti, Eko Fibryanto, Wiwiek Poedjiastoeti, Arianne Dwimega
Latar belakang: anak dan remaja, merupakan periode usia aktif yang sebagian besar diisi dengan aktivitas fisik. Mereka rentan terhadap kecelakaan, karena keterbatasan kognitif dan keterampilan motorik yang sedang berkembang. Keterbatasan pemahaman orang tua dan anak dapat berdampak pada keselamatan mereka. Kurangnya pengetahuan ibu akan mempengaruhi kemampuan ibu dalam memberikan pertolongan pertama pada trauma gigi. Tujuan: menganalisis pengaruh karakteristik pribadi (usia) dan faktor sosial ekonomi (pendidikan dan status pekerjaan) terhadap pengetahuan ibu tentang pertolongan pertama pada keadaan darurat gigi akibat kecelakaan. Metode: rancangan penelitian secara studi analitik potong lintang dilakukan pada 140 subjek. Kuesioner dirancang mengacu pada Skala Likert, yang merupakan instrumen yang paling umum digunakan dalam penelitian terhadap pendapat, keyakinan dan sikap. Responden diminta untuk menentukan tingkat persetujuan mereka tentang pernyataan tersebut. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik secara unvariat dan bivariat. Hasil: berdasarkan cut off point (rata-rata skor total sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan = 81), diketahui sebanyak 50,7% ibu memiliki pengetahuan baik, dan 49,3% memiliki pengetahuan kurang. Kesimpulan: dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan tentang pertolongan pertama pada keadaan darurat gigi akibat kecelakaan dipengaruhi oleh pendidikan, umur dan status pekerjaan.
{"title":"KORELASI ANTARA USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU MENGENAI TRAUMA DENTAL (STUDI DI DHARMA WANITA PERSATUAN, UNIVERSITAS PERTAHANAN INDONESIA)","authors":"Sri Ratna Laksmiastuti, Eko Fibryanto, Wiwiek Poedjiastoeti, Arianne Dwimega","doi":"10.32509/jitekgi.v19i2.2557","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/jitekgi.v19i2.2557","url":null,"abstract":"Latar belakang: anak dan remaja, merupakan periode usia aktif yang sebagian besar diisi dengan aktivitas fisik. Mereka rentan terhadap kecelakaan, karena keterbatasan kognitif dan keterampilan motorik yang sedang berkembang. Keterbatasan pemahaman orang tua dan anak dapat berdampak pada keselamatan mereka. Kurangnya pengetahuan ibu akan mempengaruhi kemampuan ibu dalam memberikan pertolongan pertama pada trauma gigi. Tujuan: menganalisis pengaruh karakteristik pribadi (usia) dan faktor sosial ekonomi (pendidikan dan status pekerjaan) terhadap pengetahuan ibu tentang pertolongan pertama pada keadaan darurat gigi akibat kecelakaan. Metode: rancangan penelitian secara studi analitik potong lintang dilakukan pada 140 subjek. Kuesioner dirancang mengacu pada Skala Likert, yang merupakan instrumen yang paling umum digunakan dalam penelitian terhadap pendapat, keyakinan dan sikap. Responden diminta untuk menentukan tingkat persetujuan mereka tentang pernyataan tersebut. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik secara unvariat dan bivariat. Hasil: berdasarkan cut off point (rata-rata skor total sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan = 81), diketahui sebanyak 50,7% ibu memiliki pengetahuan baik, dan 49,3% memiliki pengetahuan kurang. Kesimpulan: dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan tentang pertolongan pertama pada keadaan darurat gigi akibat kecelakaan dipengaruhi oleh pendidikan, umur dan status pekerjaan.","PeriodicalId":143628,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi","volume":"22 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138601753","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-04DOI: 10.32509/jitekgi.v19i2.2570
Audrey Valencia, Caesary Cloudya Panjaitan
Latar belakang: pemanasan global merupakan fenomena yang memiliki banyak dampak negatif bagi lingkungan maupun kesehatan. Hampir seluruh aspek dalam kehidupan manusia memiliki kontribusi terhadap terjadinya pemanasan global dan kedokteran gigi juga tidak terlepas dari hal tersebut. Sebuah konsep yang dinamakan dengan Green Dentistry dicetuskan untuk menciptakan praktik kedokteran gigi yang ramah lingkungan dengan prinsip utama 4R (Reduce, Reuse, Recycle, dan Rethink). Penting bagi mahasiswa kedokteran gigi untuk mengenal dan memahami konsep ini agar dapat dipraktikkan sehari-hari. Tujuan: penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran gigi FKG di DKI Jakarta tentang konsep Green Dentistry. Metode: penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan rancangan penelitian potong lintang (crosssectional). Penelitian dilakukan secara daring pada bulan September hingga November 2022 dengan 120 responden mahasiswa kedokteran gigi angkatan 2018 pada empat (4) FKG di DKI Jakarta, yaitu Universitas Trisakti, Universitas Prof. Dr. Meostopo (Beragama), Universitas Yarsi, dan Universitas Indonesia. Penelitian dilakukan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 19 pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan dan 15 pertanyaan mengenai tingkat sikap tentang konsep Green Dentistry. Tingkat pengetahuan dan sikap responden kemudian dikategorikan sebagai “baik”, “cukup”, atau “kurang”. Hasil: sebesar 34,2% responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 36,7% cukup, 29,2% kurang dengan tingkat sikap yang baik sebesar 92,5% dan cukup sebesar 7,5% tentang konsep Green Dentistry. Kesimpulan: sebagian besar mahasiswa kedokteran gigi FKG di DKI Jakarta memiliki pengetahuan yang cukup dan sikap yang baik tentang konsep Green Dentistry
{"title":"PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA KEDOKTERAN GIGI DKI JAKARTA TENTANG KONSEP GREEN DENTISTRY","authors":"Audrey Valencia, Caesary Cloudya Panjaitan","doi":"10.32509/jitekgi.v19i2.2570","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/jitekgi.v19i2.2570","url":null,"abstract":"Latar belakang: pemanasan global merupakan fenomena yang memiliki banyak dampak negatif bagi lingkungan maupun kesehatan. Hampir seluruh aspek dalam kehidupan manusia memiliki kontribusi terhadap terjadinya pemanasan global dan kedokteran gigi juga tidak terlepas dari hal tersebut. Sebuah konsep yang dinamakan dengan Green Dentistry dicetuskan untuk menciptakan praktik kedokteran gigi yang ramah lingkungan dengan prinsip utama 4R (Reduce, Reuse, Recycle, dan Rethink). Penting bagi mahasiswa kedokteran gigi untuk mengenal dan memahami konsep ini agar dapat dipraktikkan sehari-hari. Tujuan: penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran gigi FKG di DKI Jakarta tentang konsep Green Dentistry. Metode: penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan rancangan penelitian potong lintang (crosssectional). Penelitian dilakukan secara daring pada bulan September hingga November 2022 dengan 120 responden mahasiswa kedokteran gigi angkatan 2018 pada empat (4) FKG di DKI Jakarta, yaitu Universitas Trisakti, Universitas Prof. Dr. Meostopo (Beragama), Universitas Yarsi, dan Universitas Indonesia. Penelitian dilakukan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 19 pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan dan 15 pertanyaan mengenai tingkat sikap tentang konsep Green Dentistry. Tingkat pengetahuan dan sikap responden kemudian dikategorikan sebagai “baik”, “cukup”, atau “kurang”. Hasil: sebesar 34,2% responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 36,7% cukup, 29,2% kurang dengan tingkat sikap yang baik sebesar 92,5% dan cukup sebesar 7,5% tentang konsep Green Dentistry. Kesimpulan: sebagian besar mahasiswa kedokteran gigi FKG di DKI Jakarta memiliki pengetahuan yang cukup dan sikap yang baik tentang konsep Green Dentistry","PeriodicalId":143628,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi","volume":"52 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138602119","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-04DOI: 10.32509/jitekgi.v19i2.2678
Sari Aldilawati, Yusrini Selviani, Salsabila Ardiningrum
Latar elakang: kesehatan gigi dan mulut merupakan komponen penting dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan. Puzdent For Kids adalah permainan untuk anak-anak di mana siswa harus menjawab pertanyaan atau mengikuti instruksi dengan mengisi kotak hitam putih dengan huruf untuk membentuk sebuah kata. Aplikasi permaian ini dibuat sebagai media edukasi kesehatan gigi dan mulut siswa. Tujuan: mengetahui pengaruh Aplikasi Puzdent For Kids sebagai media edukasi kesehatan gigi dan mulut siswa kelas 3 SDN Mangkura 2 Makassar. Metode: jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksprimental yang dengan tipe pre-test dan post-test group desain. Kuesioner dibuat untuk mengukur pengetahuan siswa kelas 3 SDN Mangkura 2 Makassar mengenai kesehatan gigi dan mulut sebelum dan sesudah penggunaan aplikasi Puzdent for kids. Hasil: berdasarkan hasil penelitian diketahui sebanyak 44 (73,3%) responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi dan sebanyak 14 (23,3%) responden dengan tingkat pengetahuan yang sedang serta sebanyak 2 (3,3%) responden dengan tingkat pengetahuan yang rendah, namun setelah diberikan edukasi mengenai aplikasi Puzdent for kids terjadi peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut hal tersebut dibuktikan dari total 60 responden semuanya mendapatkan tingkat pengetahuan yang tinggi. Kesimpulan: hasil uji paired sample t-test memiliki nilai p (0,000) 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh aplikasi Puzdent For Kids sebagai media edukasi kesehatan gigi dan mulut siswa kelas 3 SDN Mangkura 2.
{"title":"APLIKASI PUZDENT FOR KIDS SEBAGAI MEDIA EDUKASI KESEHATAN GIGI MULUT SISWA KELAS 3 SDN MANGKURA 2 MAKASSAR","authors":"Sari Aldilawati, Yusrini Selviani, Salsabila Ardiningrum","doi":"10.32509/jitekgi.v19i2.2678","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/jitekgi.v19i2.2678","url":null,"abstract":"Latar elakang: kesehatan gigi dan mulut merupakan komponen penting dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan. Puzdent For Kids adalah permainan untuk anak-anak di mana siswa harus menjawab pertanyaan atau mengikuti instruksi dengan mengisi kotak hitam putih dengan huruf untuk membentuk sebuah kata. Aplikasi permaian ini dibuat sebagai media edukasi kesehatan gigi dan mulut siswa. Tujuan: mengetahui pengaruh Aplikasi Puzdent For Kids sebagai media edukasi kesehatan gigi dan mulut siswa kelas 3 SDN Mangkura 2 Makassar. Metode: jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksprimental yang dengan tipe pre-test dan post-test group desain. Kuesioner dibuat untuk mengukur pengetahuan siswa kelas 3 SDN Mangkura 2 Makassar mengenai kesehatan gigi dan mulut sebelum dan sesudah penggunaan aplikasi Puzdent for kids. Hasil: berdasarkan hasil penelitian diketahui sebanyak 44 (73,3%) responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi dan sebanyak 14 (23,3%) responden dengan tingkat pengetahuan yang sedang serta sebanyak 2 (3,3%) responden dengan tingkat pengetahuan yang rendah, namun setelah diberikan edukasi mengenai aplikasi Puzdent for kids terjadi peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut hal tersebut dibuktikan dari total 60 responden semuanya mendapatkan tingkat pengetahuan yang tinggi. Kesimpulan: hasil uji paired sample t-test memiliki nilai p (0,000) 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh aplikasi Puzdent For Kids sebagai media edukasi kesehatan gigi dan mulut siswa kelas 3 SDN Mangkura 2.","PeriodicalId":143628,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi","volume":"13 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138602171","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-04DOI: 10.32509/jitekgi.v19i2.2181
K. Putri, Widya Puspita Sari, Darmawangsa Darmawangsa
Latar belakang: resin komposit merupakan bahan restorasi yang paling populer saat ini karena memiliki kelebihan estetik yang baik yaitu sewarna gigi, namun resin komposit memiliki keterbatasan sifat fisik yaitu penyerapan air. Penyerapan air dan waktu perendaman berpengaruh terhadap stabilitas warna. Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyerapan air dan meningkatkan stabilitas warna yaitu digunakan resin komposit yang diperkuat oleh Fiber Reinforced Composite (FRC). Fiber yang paling sering digunakan dalam kedokteran gigi adalah E-glass fiber, akan tetapi di Indonesia E-glass fiber dental memiliki keterbatasan jumlah yang terbatas dan harga relatif mahal. E-glass fiber non dental dipilih sebagai alternatif karena komposisinya hampir sama dengan E-glass fiber dental dan biasa digunakan di dunia teknik. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan stabilitas warna E-glass fiber non dental reinforced composite akibat lama perendaman dalam saliva buatan. Metode: jenis penelitian kuantitatif menggunakan eksperimental laboratorium menggunakan one group pretest and posttest design. Sampel berbentuk lingkaran dengan diameter 13 mm dan tinggi 2 mm yang terdiri dari 2 kelompok; kelompok perendaman 7 hari dan 14 hari masing-masing terdiri dari 4 sampel. Uji stabilitas warna dilakukan dengan Spektrofotometer Uv-Vis dimana nilai absorbansi dan panjang gelombang yang didapat akan dihitung luas daerah sehingga dapat ditentukan nilai L*a*b* pada tiap sampel. Hasil: hasil rerata pengukuran stabilitas warna E-glass fiber non dental reinforced composite selama 7 dan 14 hari perendaman dalam saliva buatan menunjukkan nilai rerata 14 hari perendaman berada sedikit lebih tinggi dibandingkan 7 hari perendaman namun tidak bermakna. Uji independent sample t-test diperoleh nilai p=0,442 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perbedaan stabilitas warna E-glass fiber non dental reinforced composite akibat lama perendaman antara 7 hari dengan 14 hari. Kesimpulan: tidak terdapat perbedaan stabilitas warna E-glass fiber non dental reinforced composite akibat lama perendaman dalam saliva buatan. Penambahan E-glass fiber non dental pada resin komposit menunjukan stabilitas warna yang baik pada resin komposit.
背景:复合树脂是目前最受欢迎的修复材料,因为它有一种好的美学特征,即牙齿的颜色,但复合树脂对水吸水的物理性质有限制。水的吸收和浸没时间影响颜色的稳定性。一种替代品,可减少水的吸收和增加颜色稳定性,即使用纤维复合复合复合复合树脂。牙科中最常用的纤维是E-glass纤维,但在印度尼西亚,E-glass纤维牙本质上是有限的,价格相对较高。非齿玻璃纤维被选为替代材料,因为它的成分几乎与E-glass纤维相似,在工程领域经常使用。目的:本研究旨在探讨长期浸没在人造十字架中的E-glass fiber reinforing composite的差异。方法:一种量化研究采用实验实验室使用一组预试验和后设计。圆形样本直径13毫米,高度2毫米,由2组组成;7天14天的浸泡组由4个样本组成。颜色稳定性测试采用uv - vies光谱仪,在光谱仪中,吸收值和波长将计算出区域面积,以便在每个样本中确定L*a*b值。结果:reata测量E-glass fiber non dental reinfortion composite 7天浸泡在人工saliva的14天浸渍中表明浸泡14天的平均值比浸泡7天略高。独立样本t测试测试分数p= 442 . 05,这意味着E-glass fiber non dental色稳定性差在7天到14天之间没有显著差异。结论:由于长期浸没在人造十字架里,E-glass fiber non dental reinforing composite没有差异。在复合树脂中加入非齿玻璃纤维,显示复合树脂的颜色稳定性良好。
{"title":"PERBEDAAN STABILITAS WARNA E-GLASS FIBER NON DENTAL REINFORCED COMPOSITE AKIBAT LAMA PERENDAMAN DALAM SALIVA BUATAN","authors":"K. Putri, Widya Puspita Sari, Darmawangsa Darmawangsa","doi":"10.32509/jitekgi.v19i2.2181","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/jitekgi.v19i2.2181","url":null,"abstract":"Latar belakang: resin komposit merupakan bahan restorasi yang paling populer saat ini karena memiliki kelebihan estetik yang baik yaitu sewarna gigi, namun resin komposit memiliki keterbatasan sifat fisik yaitu penyerapan air. Penyerapan air dan waktu perendaman berpengaruh terhadap stabilitas warna. Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyerapan air dan meningkatkan stabilitas warna yaitu digunakan resin komposit yang diperkuat oleh Fiber Reinforced Composite (FRC). Fiber yang paling sering digunakan dalam kedokteran gigi adalah E-glass fiber, akan tetapi di Indonesia E-glass fiber dental memiliki keterbatasan jumlah yang terbatas dan harga relatif mahal. E-glass fiber non dental dipilih sebagai alternatif karena komposisinya hampir sama dengan E-glass fiber dental dan biasa digunakan di dunia teknik. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan stabilitas warna E-glass fiber non dental reinforced composite akibat lama perendaman dalam saliva buatan. Metode: jenis penelitian kuantitatif menggunakan eksperimental laboratorium menggunakan one group pretest and posttest design. Sampel berbentuk lingkaran dengan diameter 13 mm dan tinggi 2 mm yang terdiri dari 2 kelompok; kelompok perendaman 7 hari dan 14 hari masing-masing terdiri dari 4 sampel. Uji stabilitas warna dilakukan dengan Spektrofotometer Uv-Vis dimana nilai absorbansi dan panjang gelombang yang didapat akan dihitung luas daerah sehingga dapat ditentukan nilai L*a*b* pada tiap sampel. Hasil: hasil rerata pengukuran stabilitas warna E-glass fiber non dental reinforced composite selama 7 dan 14 hari perendaman dalam saliva buatan menunjukkan nilai rerata 14 hari perendaman berada sedikit lebih tinggi dibandingkan 7 hari perendaman namun tidak bermakna. Uji independent sample t-test diperoleh nilai p=0,442 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perbedaan stabilitas warna E-glass fiber non dental reinforced composite akibat lama perendaman antara 7 hari dengan 14 hari. Kesimpulan: tidak terdapat perbedaan stabilitas warna E-glass fiber non dental reinforced composite akibat lama perendaman dalam saliva buatan. Penambahan E-glass fiber non dental pada resin komposit menunjukan stabilitas warna yang baik pada resin komposit.","PeriodicalId":143628,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi","volume":"67 13","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138604787","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-04DOI: 10.32509/jitekgi.v19i2.2395
N. Hayati, Ihsan Firdaus, Azyyati Patricia Zikir
Latar belakang: bakteri Porphyromonas endodontalis merupakan bakteri batang, pigmen hitam Gram-negatif yang kehadirannya dalam saluran akar umumnya dikaitkan dengan periodontitis, gingivitis, dan nekrosis pulpa. Bakteribakteri pigmen hitam umumnya sulit didapat dengan metode kulturisasi konvensional dikarenakan kulturisasi dengan kondisi anaerob obligat sangat memakan waktu dan memerlukan kondisi kultur yang rumit. Metode analisis gen 16S rRNA merupakan metode yang digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri pathogen pada specimen klinis dengan cara menduplikasi DNA dan mengidentifikasi DNA bakteri target. Tujuan: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri Porphyromonas endodontalis pada saluran akar terinfeksi secara in vitro dengan menggunakan metode analisis gen 16s rRNA. Metode: spesimen sampel didapat dari pasien RSGM Universitas Trisakti Jakarta yang melakukan perawatan saluran akar dengan diagnosis nekrosis pulpa. Spesimen koloni bakteri yang dicurigai sebagai bakteri pigmen hitam Gram-negatif anaerob disubkultur hingga ditemukan koloni bakteri murni yang berwarna hitam kehijauan atau kecoklatan. Setelah itu diidentifikasi dengan menggunakan polymerase chain reaction (PCR), pengecatan Gram, morfologi koloni dan mikroskopik. Identifikasi PCR dengan kontrol menggunakan bakteri Porphyromonas endodontalis strain ATCC® 35406D-5TM dan primer forward ( 5’-GCT-GCA-GCT-CAA-CTGTAG-TCT-TG-3’) serta primer reverse Porphyromonas endodontalis (5’-TCA-GTG-TCA-GAC-GGA-GCC-TAGTAC-3’). Hasil: hasil amplifikasi divisualisasikan melalui UV-Transluminator. Pemeriksaan elektroforesis DNA pada sampel memperlihatkan pita yang berada sangat mendekati nilai 500 bp yang diduga merupakan bakteri Porphyromonas endodontalis pada saluran akar. Kesimpulan: hasil penelitian memperlihatkan terdapat bakteri Porphyromonas endodontalis di dalam saluran akar spesimen sampel. Metode PCR yang mentargetkan gen 16S rRNA merupakan cara yang efektif dan efisien dalam mengidentifikasi bakteri yang sulit untuk didapatkan melalui metode kulturisasi seperti bakteri pigmen hitam Porphyromonas endodontalis.
{"title":"IDENTIFIKASI BAKTERI PORPHYROMONAS ENDODONTALIS PADA INFEKSI SALURAN AKAR MELALUI ANALISIS GEN 16S rRNA","authors":"N. Hayati, Ihsan Firdaus, Azyyati Patricia Zikir","doi":"10.32509/jitekgi.v19i2.2395","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/jitekgi.v19i2.2395","url":null,"abstract":"Latar belakang: bakteri Porphyromonas endodontalis merupakan bakteri batang, pigmen hitam Gram-negatif yang kehadirannya dalam saluran akar umumnya dikaitkan dengan periodontitis, gingivitis, dan nekrosis pulpa. Bakteribakteri pigmen hitam umumnya sulit didapat dengan metode kulturisasi konvensional dikarenakan kulturisasi dengan kondisi anaerob obligat sangat memakan waktu dan memerlukan kondisi kultur yang rumit. Metode analisis gen 16S rRNA merupakan metode yang digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri pathogen pada specimen klinis dengan cara menduplikasi DNA dan mengidentifikasi DNA bakteri target. Tujuan: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri Porphyromonas endodontalis pada saluran akar terinfeksi secara in vitro dengan menggunakan metode analisis gen 16s rRNA. Metode: spesimen sampel didapat dari pasien RSGM Universitas Trisakti Jakarta yang melakukan perawatan saluran akar dengan diagnosis nekrosis pulpa. Spesimen koloni bakteri yang dicurigai sebagai bakteri pigmen hitam Gram-negatif anaerob disubkultur hingga ditemukan koloni bakteri murni yang berwarna hitam kehijauan atau kecoklatan. Setelah itu diidentifikasi dengan menggunakan polymerase chain reaction (PCR), pengecatan Gram, morfologi koloni dan mikroskopik. Identifikasi PCR dengan kontrol menggunakan bakteri Porphyromonas endodontalis strain ATCC® 35406D-5TM dan primer forward ( 5’-GCT-GCA-GCT-CAA-CTGTAG-TCT-TG-3’) serta primer reverse Porphyromonas endodontalis (5’-TCA-GTG-TCA-GAC-GGA-GCC-TAGTAC-3’). Hasil: hasil amplifikasi divisualisasikan melalui UV-Transluminator. Pemeriksaan elektroforesis DNA pada sampel memperlihatkan pita yang berada sangat mendekati nilai 500 bp yang diduga merupakan bakteri Porphyromonas endodontalis pada saluran akar. Kesimpulan: hasil penelitian memperlihatkan terdapat bakteri Porphyromonas endodontalis di dalam saluran akar spesimen sampel. Metode PCR yang mentargetkan gen 16S rRNA merupakan cara yang efektif dan efisien dalam mengidentifikasi bakteri yang sulit untuk didapatkan melalui metode kulturisasi seperti bakteri pigmen hitam Porphyromonas endodontalis.","PeriodicalId":143628,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi","volume":"6 15","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138603593","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-04DOI: 10.32509/jitekgi.v19i2.3028
Fuad Fatkhurrohman, Syarifah Nova Amiza Zam, Briliana Ikhrimazahra, Dea Hardyana Putri, Isnadia Rachmah Ika, Nabela Intania Sekarini
Latar Belakang: Tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal. Manifestasi rongga mulut pada pasien hipertensi dapat berupa gingivitis, periodontitis, reaksi lichenoid, hiposalivasi serta kelumpuhan saraf wajah. Tujuan dari penulisan studi kasus untuk memberikan informasi penatalaksanaan emergensi pada kasus perdarahan yang keluar dari rongga mulut pasien disertai hipertensi urgensi. Laporan Kasus: Pasien laki-laki berusia 68 tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Sultan Fatah Demak dengan keluhan air liur keluar darah sejak jam 7 pagi. Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Sultan Fatah Demak sekitar jam 9 malam. Kondisi sistemik pasien dengan kondisi muntah darah (-) batuk darah (-) demam (-) mimisan (-) trauma (-). Pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Pasien mengatakan sudah pernah mengkonsumsi obat penurun tekanan darah namun tidak teratur. Hasil pemeriksaan klinis terdapat oral bleeding et causa hipertensi urgensi, periodontitis generalisata, dan nekrosis pulpa gigi 46. Gambaran klinis yang dapat ditemukan pada pasien hipertensi adalah perdarahan gingiva karena diperkuat dengan adanya penyakit periodontal seperti gingivitis maupun periodontitis. Kesimpulan: Kasus emergensi yang berkaitan dengan adanya riwayat hipertensi yang memiliki resiko perdarahan dapat ditangani dengan pemberian obat penghenti perdarahan kemudian sebelum dilakukan prosedur perawatan dental. Terdapat hubungan yang kuat antara riwayat hipertensi dengan kasus penyakit jaringan periodontal, sehingga perlu dilakukan rujukan kepada spesialis penyakit dalam dan spesialis bedah mulut untuk mengetahui penyebab perdarahan yang terjadi. Prognosa pasien akan baik jika dilakukan perawatan medis kolaboratif antar spesialis tersebut
{"title":"PENATALAKSANAAN EMERGENSI PASIEN PERDARAHAN RONGGA MULUT","authors":"Fuad Fatkhurrohman, Syarifah Nova Amiza Zam, Briliana Ikhrimazahra, Dea Hardyana Putri, Isnadia Rachmah Ika, Nabela Intania Sekarini","doi":"10.32509/jitekgi.v19i2.3028","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/jitekgi.v19i2.3028","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal. Manifestasi rongga mulut pada pasien hipertensi dapat berupa gingivitis, periodontitis, reaksi lichenoid, hiposalivasi serta kelumpuhan saraf wajah. Tujuan dari penulisan studi kasus untuk memberikan informasi penatalaksanaan emergensi pada kasus perdarahan yang keluar dari rongga mulut pasien disertai hipertensi urgensi. Laporan Kasus: Pasien laki-laki berusia 68 tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Sultan Fatah Demak dengan keluhan air liur keluar darah sejak jam 7 pagi. Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Sultan Fatah Demak sekitar jam 9 malam. Kondisi sistemik pasien dengan kondisi muntah darah (-) batuk darah (-) demam (-) mimisan (-) trauma (-). Pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Pasien mengatakan sudah pernah mengkonsumsi obat penurun tekanan darah namun tidak teratur. Hasil pemeriksaan klinis terdapat oral bleeding et causa hipertensi urgensi, periodontitis generalisata, dan nekrosis pulpa gigi 46. Gambaran klinis yang dapat ditemukan pada pasien hipertensi adalah perdarahan gingiva karena diperkuat dengan adanya penyakit periodontal seperti gingivitis maupun periodontitis. Kesimpulan: Kasus emergensi yang berkaitan dengan adanya riwayat hipertensi yang memiliki resiko perdarahan dapat ditangani dengan pemberian obat penghenti perdarahan kemudian sebelum dilakukan prosedur perawatan dental. Terdapat hubungan yang kuat antara riwayat hipertensi dengan kasus penyakit jaringan periodontal, sehingga perlu dilakukan rujukan kepada spesialis penyakit dalam dan spesialis bedah mulut untuk mengetahui penyebab perdarahan yang terjadi. Prognosa pasien akan baik jika dilakukan perawatan medis kolaboratif antar spesialis tersebut","PeriodicalId":143628,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi","volume":"81 10","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138604606","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-03DOI: 10.32509/jitekgi.v19i1.2283
Annisa Septalita, Margareta Yulia Kristi
ABSTRAKLatar Belakang: Teledentistry merupakan teknologi kedokteran gigi untuk konsultasi jarak jauh. Literasi pengetahuan dokter gigi dan mahasiswa profesi kedokteran gigi menjadi peluang besar sekaligus tantangan di masa Covid-19 dan di masa mendatang dalam pelaksanaan teledentistry untuk meningkatkan perawatan kesehatan gigi dan mulut di masyarakat. Tujuan: Menjelaskan gambaran literasi pengetahuan mengenai teledentistry di masa pandemi Covid-19 pada dokter gigi dan mahasiswa profesi kedokteran gigi di FKG UPDM (B). Metode: Penelitian ini merupakan studi pendahuluan yang merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional study menggunakan teknik pengambilan sampel probability proportional to size sampling dan simple random sampling. Data primer didapatkan dari kuesioner berisi 5 pertanyaan literasi pengetahuan mengenai teledentistry berbentuk google form, diuji menggunakan uji univariat. Hasil: Berdasarkan 62 dokter gigi dan 207 mahasiswa profesi kedokteran gigi mayoritas perempuan (80,3%), dokter gigi berusia 30-39 tahun (37,1%) dan mahasiswa profesi kedokteran gigi berusia 23 tahun (31,4%). Dokter gigi (67,7%) dan mahasiswa profesi kedokteran gigi (93,2%) memiliki pengetahuan baik mengenai teledentistry. Kesimpulan: Dokter gigi dan mahasiswa profesi kedokteran gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) memiliki tingkat pengetahuan baik yang akan mendukung penggunaan teledentistry. Kata Kunci: Teledentistry, Pengetahuan, Dokter Gigi, Mahasiswa Profesi Kedokteran Gigi ABSTRACTIntroduction: Teledentistry is a technology in dentistry for remote consultation. Knowledge literation of dentists and students of dental profession is a great opportunity and challenge during the Covid-19 period and in the future in the implementation of teledentistry to improve dental and oral health care in the community. Objective: To explain the description of knowledge literation of teledentistry during Covid-19 Pandemic to dentists and students of dental profession at the FKG UPDM (B). Method: This research is a pilot study, descriptive, with cross sectional study design and used probability proportional to size and simple random sampling technique. Primary data was obtained from a questionnaire containing 5 knowledge literation questions shaped google form, tested using univariate test. Results: Based on 62 dentists and 207 students of dental profession, the majority were female (80,3%), dentists aged 30-39 years old (37,1%) and students of dental profession aged 23 years old (31,4%). Dentists (67,7%) and students of dental profession (93,2%) have good knowledge of teledentistry. Conclusion: Dentists and students of dental profession Faculty of Dentistry Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) has a good level of knowledge that supports the utilization of teledentistry. Keywords: Teledentistry, Knowledge, Dentists, Students of Dental Profession
{"title":"GAMBARAN LITERASI PENGETAHUAN MENGENAI TELEDENTISTRY DI MASA PANDEMI COVID-19","authors":"Annisa Septalita, Margareta Yulia Kristi","doi":"10.32509/jitekgi.v19i1.2283","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/jitekgi.v19i1.2283","url":null,"abstract":"ABSTRAKLatar Belakang: Teledentistry merupakan teknologi kedokteran gigi untuk konsultasi jarak jauh. Literasi pengetahuan dokter gigi dan mahasiswa profesi kedokteran gigi menjadi peluang besar sekaligus tantangan di masa Covid-19 dan di masa mendatang dalam pelaksanaan teledentistry untuk meningkatkan perawatan kesehatan gigi dan mulut di masyarakat. Tujuan: Menjelaskan gambaran literasi pengetahuan mengenai teledentistry di masa pandemi Covid-19 pada dokter gigi dan mahasiswa profesi kedokteran gigi di FKG UPDM (B). Metode: Penelitian ini merupakan studi pendahuluan yang merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional study menggunakan teknik pengambilan sampel probability proportional to size sampling dan simple random sampling. Data primer didapatkan dari kuesioner berisi 5 pertanyaan literasi pengetahuan mengenai teledentistry berbentuk google form, diuji menggunakan uji univariat. Hasil: Berdasarkan 62 dokter gigi dan 207 mahasiswa profesi kedokteran gigi mayoritas perempuan (80,3%), dokter gigi berusia 30-39 tahun (37,1%) dan mahasiswa profesi kedokteran gigi berusia 23 tahun (31,4%). Dokter gigi (67,7%) dan mahasiswa profesi kedokteran gigi (93,2%) memiliki pengetahuan baik mengenai teledentistry. Kesimpulan: Dokter gigi dan mahasiswa profesi kedokteran gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) memiliki tingkat pengetahuan baik yang akan mendukung penggunaan teledentistry. Kata Kunci: Teledentistry, Pengetahuan, Dokter Gigi, Mahasiswa Profesi Kedokteran Gigi ABSTRACTIntroduction: Teledentistry is a technology in dentistry for remote consultation. Knowledge literation of dentists and students of dental profession is a great opportunity and challenge during the Covid-19 period and in the future in the implementation of teledentistry to improve dental and oral health care in the community. Objective: To explain the description of knowledge literation of teledentistry during Covid-19 Pandemic to dentists and students of dental profession at the FKG UPDM (B). Method: This research is a pilot study, descriptive, with cross sectional study design and used probability proportional to size and simple random sampling technique. Primary data was obtained from a questionnaire containing 5 knowledge literation questions shaped google form, tested using univariate test. Results: Based on 62 dentists and 207 students of dental profession, the majority were female (80,3%), dentists aged 30-39 years old (37,1%) and students of dental profession aged 23 years old (31,4%). Dentists (67,7%) and students of dental profession (93,2%) have good knowledge of teledentistry. Conclusion: Dentists and students of dental profession Faculty of Dentistry Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) has a good level of knowledge that supports the utilization of teledentistry. Keywords: Teledentistry, Knowledge, Dentists, Students of Dental Profession ","PeriodicalId":143628,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114883905","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}