Pub Date : 2021-12-27DOI: 10.33322/energi.v13i2.1121
Sartika Sartika, Eka Wahyudi
Kalimantan Barat merupakan wilayah yang sebagian besar pasokan listrik bersumber dari pembangkit listrik dengan bahan bakar minyak. PT PLN melakukan percepatan pembangunan pembangkit listrik yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia di mana program tersebut telah menghasilkan beberapa PLTU Eksisting di wilayah Kalimantan barat diantaranya adalah PLTU Sintang, Sanggau, dan Khatulistiwa. Mengingat bahwa di Provinsi Kalimantan Barat belum terdapat perusahaan yang memproduksi batubara, sehingga batubara untuk bahan bakar PLTU harus dipasok dari provinsi lain. Perbedaan jarak antar setiap pemasok batubara dan spesifikasi batubara yang dihasilkan oleh perusahaan memberikan kontribusi biaya pengadaan batubara yang berbeda pula. Hal tersebut mencerminkan bahwa terdapat keterbatasan sumber daya dan batasan sistem yang dapat dimodelkan dari permasalahan ini. Dalam menentukan pemecahan masalah yang bertujuan untuk memaksimumkan atau meminimumkan sesuatu dengan batasan-batasan tertentu digunakan teknik optimasi yang dikenal dengan metode Linear Programming. Untuk itu pada penelitian ini dilakukan kajian terhadap distribusi batubara untuk kebutuhan PLTU dengan biaya pengadaan yang paling minimum serta menjamin ketersediaan pasokan listrik di Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan output dari Linear Programming, untuk memperoleh biaya pengadaan batubara minimum pada PLTU Sintang, Sanggau dan Khatulistiwa, batubara dapat dipasok dari PT. Adaro Indonesia.
{"title":"Distribusi Batubara dalam Memenuhi Kebutuhan Bahan Bakar PLTU Wilayah Kalimantan Barat","authors":"Sartika Sartika, Eka Wahyudi","doi":"10.33322/energi.v13i2.1121","DOIUrl":"https://doi.org/10.33322/energi.v13i2.1121","url":null,"abstract":"Kalimantan Barat merupakan wilayah yang sebagian besar pasokan listrik bersumber dari pembangkit listrik dengan bahan bakar minyak. PT PLN melakukan percepatan pembangunan pembangkit listrik yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia di mana program tersebut telah menghasilkan beberapa PLTU Eksisting di wilayah Kalimantan barat diantaranya adalah PLTU Sintang, Sanggau, dan Khatulistiwa. Mengingat bahwa di Provinsi Kalimantan Barat belum terdapat perusahaan yang memproduksi batubara, sehingga batubara untuk bahan bakar PLTU harus dipasok dari provinsi lain. Perbedaan jarak antar setiap pemasok batubara dan spesifikasi batubara yang dihasilkan oleh perusahaan memberikan kontribusi biaya pengadaan batubara yang berbeda pula. Hal tersebut mencerminkan bahwa terdapat keterbatasan sumber daya dan batasan sistem yang dapat dimodelkan dari permasalahan ini. Dalam menentukan pemecahan masalah yang bertujuan untuk memaksimumkan atau meminimumkan sesuatu dengan batasan-batasan tertentu digunakan teknik optimasi yang dikenal dengan metode Linear Programming. Untuk itu pada penelitian ini dilakukan kajian terhadap distribusi batubara untuk kebutuhan PLTU dengan biaya pengadaan yang paling minimum serta menjamin ketersediaan pasokan listrik di Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan output dari Linear Programming, untuk memperoleh biaya pengadaan batubara minimum pada PLTU Sintang, Sanggau dan Khatulistiwa, batubara dapat dipasok dari PT. Adaro Indonesia.","PeriodicalId":166066,"journal":{"name":"ENERGI & KELISTRIKAN","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122259881","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-27DOI: 10.33322/energi.v13i2.1535
Muhammad Yoga Amiansyah, H. Ramza, R. Rosalina
In this study, the influence of the shape of the propellers of a laboratory-scale wind power plant on the energy produced will be measured. It is known that the number of propellers and wind speed greatly affect the energy produced. With this, researchers will conduct research on the influence of the shape of the propeller on the energy produced. with the aim of knowing the effect of the shape of the propeller on the energy produced. The methods used are literature studies and experiments where literature studies are carried out to find references to the problems raised, experimental research is to design tools and try out to find causal data. The results of this study indicate that flat-shaped propellers get or produce higher energy compared to thin and curved propellers. By experimenting on the fan in "LOW" mode with the RPM value of 461.7, the voltage value is 5.32 Volts, Ampere 0.552 and power (Watt) 2.937. in "MEDIUM" mode the RPM value is 461.7, the voltage value is 5.44 Volts, the Ampere value is 0.556 and the power value (Watt) is 3.025, in the "HIGH" mode the RPM value is 366.4 With the highest voltage is 5.49 Volts, Ampere 0.558 and power (watts) 3,063. The conclusion obtained shows that the shape of the propeller affects the energy produced.
{"title":"The Effect of the Shape of a Laboratory Scale Wind Power Generator in Generating Energy","authors":"Muhammad Yoga Amiansyah, H. Ramza, R. Rosalina","doi":"10.33322/energi.v13i2.1535","DOIUrl":"https://doi.org/10.33322/energi.v13i2.1535","url":null,"abstract":"In this study, the influence of the shape of the propellers of a laboratory-scale wind power plant on the energy produced will be measured. It is known that the number of propellers and wind speed greatly affect the energy produced. With this, researchers will conduct research on the influence of the shape of the propeller on the energy produced. with the aim of knowing the effect of the shape of the propeller on the energy produced. The methods used are literature studies and experiments where literature studies are carried out to find references to the problems raised, experimental research is to design tools and try out to find causal data. The results of this study indicate that flat-shaped propellers get or produce higher energy compared to thin and curved propellers. By experimenting on the fan in \"LOW\" mode with the RPM value of 461.7, the voltage value is 5.32 Volts, Ampere 0.552 and power (Watt) 2.937. in \"MEDIUM\" mode the RPM value is 461.7, the voltage value is 5.44 Volts, the Ampere value is 0.556 and the power value (Watt) is 3.025, in the \"HIGH\" mode the RPM value is 366.4 With the highest voltage is 5.49 Volts, Ampere 0.558 and power (watts) 3,063. The conclusion obtained shows that the shape of the propeller affects the energy produced.","PeriodicalId":166066,"journal":{"name":"ENERGI & KELISTRIKAN","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127214799","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-27DOI: 10.33322/energi.v13i2.1556
Fadjar Kurniadi, Ahmad Deni Aji, Guruh Diyuksamana
The purpose of adding a DGR Relay to the Recloser is to improve the performance of the Recloser so that the network reliability value expressed by Saidi and Saifi is better. At ULP Lamongan, in general the protection on the installed Recloser is OCR and GFR relays. In systems with high resistance grounding, the performance of the recloser is not optimal, so it is necessary to add a DGR relay. The implementation of adding a DGR Relay to the Recloser at the Lamongan Customer Service Unit can reduce SAIDI by 86% and decrease SAIFI value by 58%.
{"title":"Penambahan DGR (Directional Ground Relay) Pada Recloser Untuk Menurunkan SAIDI / SAIFI DI ULP Lamongan","authors":"Fadjar Kurniadi, Ahmad Deni Aji, Guruh Diyuksamana","doi":"10.33322/energi.v13i2.1556","DOIUrl":"https://doi.org/10.33322/energi.v13i2.1556","url":null,"abstract":"The purpose of adding a DGR Relay to the Recloser is to improve the performance of the Recloser so that the network reliability value expressed by Saidi and Saifi is better. At ULP Lamongan, in general the protection on the installed Recloser is OCR and GFR relays. In systems with high resistance grounding, the performance of the recloser is not optimal, so it is necessary to add a DGR relay. The implementation of adding a DGR Relay to the Recloser at the Lamongan Customer Service Unit can reduce SAIDI by 86% and decrease SAIFI value by 58%. \u0000 ","PeriodicalId":166066,"journal":{"name":"ENERGI & KELISTRIKAN","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134320061","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-27DOI: 10.33322/energi.v13i2.1329
Herminarto Nugroho, Carolus Aditya, Septiyan Nungsizu
Sebagai renewable energy, Teknologi hybrida solar panel dan wind tubine menjadi salah satu sistem yang dapat dipergunakan di masa mendatang, pada sistem ini ketika siang maupun malam alat dapat bekerja sehingga menghasilkan sumber energi secara berkesinambungan. Untuk dapat menyediakan cukup energi listrik untuk pemakaian seharian, perlu menentukan jumlah panel surya dan turbin angin yang cukup. Masing-masing panel surya dan turbin angin menghasilkan energi listrik yang berbeda, serta biaya perawatan yang berbeda pula. Oleh sebab itu, maintenance system dari alat ini harus diperhatikan agar tidak memakan banyak biaya, namun tetap dapat menyediakan energi listrik yang cukup. Pada metode yang disimulasikan pada matlab, Genetic Alghorithm(GA) dan Fmincon dipilih karena pada 2 metode ini fungsi global minimum bisa didapatkan dengan berbagai iterasi maupun generasinya. Kedua metode ini dapat menentukan jumlah panel surya dan turbin angin yang tepat agar kebutuhan listrik dapat terpenuhi serta dengan biaya perawatan yang minimal.
{"title":"Penerapan Metode Genetic Alghorithm untuk Meminimalkan Biaya Perawatan Sistem Pembangkit Energi Hibrid Solar Panel dan Turbin Angin","authors":"Herminarto Nugroho, Carolus Aditya, Septiyan Nungsizu","doi":"10.33322/energi.v13i2.1329","DOIUrl":"https://doi.org/10.33322/energi.v13i2.1329","url":null,"abstract":"Sebagai renewable energy, Teknologi hybrida solar panel dan wind tubine menjadi salah satu sistem yang dapat dipergunakan di masa mendatang, pada sistem ini ketika siang maupun malam alat dapat bekerja sehingga menghasilkan sumber energi secara berkesinambungan. Untuk dapat menyediakan cukup energi listrik untuk pemakaian seharian, perlu menentukan jumlah panel surya dan turbin angin yang cukup. Masing-masing panel surya dan turbin angin menghasilkan energi listrik yang berbeda, serta biaya perawatan yang berbeda pula. Oleh sebab itu, maintenance system dari alat ini harus diperhatikan agar tidak memakan banyak biaya, namun tetap dapat menyediakan energi listrik yang cukup. Pada metode yang disimulasikan pada matlab, Genetic Alghorithm(GA) dan Fmincon dipilih karena pada 2 metode ini fungsi global minimum bisa didapatkan dengan berbagai iterasi maupun generasinya. Kedua metode ini dapat menentukan jumlah panel surya dan turbin angin yang tepat agar kebutuhan listrik dapat terpenuhi serta dengan biaya perawatan yang minimal.","PeriodicalId":166066,"journal":{"name":"ENERGI & KELISTRIKAN","volume":"178 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132877573","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-27DOI: 10.33322/energi.v13i2.1522
L. Nulhakim
Teknologi thermoelectric cooling merupakan mesin konversi energi non konvensional, dimana thermoelectric cooling ini memiliki elemen peltier yang menghasilkan sisi dingin dan sisi panas ketika arus DC dialirkan ke sel semikonduktor tipe P dan tipe N yang berpasangan. Tujuan dari penelitian ini memanfaatkan teknologi thermoelectric cooling untuk menghilangkan embun kaca depan kendaraan roda empat yang tidak menggunakan air conditioning pada saat hujan. Penelitian alat penghilang embun kaca depan kendaraan ini menggunakan 3 model thermoelectric cooling yang berbeda, heatsink, kipas angin dan keramik sebagai bahan insulasi, serta ruangan persegi panjang dengan ukuran 120 mm x 150 mm x 400 mm sebagai tempat merakitnya. Pengujian dilakukan selama 10 menit pada masing-masing pendinginan termoelektrik yang berbeda, kecepatan aliran udara untuk sisi dingin sebesar 0,5 m/s dan sisi panas 2,5 m/s. Temperatur terendah yang dihasilkan pada pendinginan termoelektrik dengan model TEC1-12709 adalah 10,9 oC sedangkan kebutuhan daya terendah menghasilkan temperatur 18,9 oC untuk TEC1-12703.
{"title":"Optimalisasi Thermoelectric Cooling Sebagai Alat Penghilang Embun Kaca Depan Kendaraan","authors":"L. Nulhakim","doi":"10.33322/energi.v13i2.1522","DOIUrl":"https://doi.org/10.33322/energi.v13i2.1522","url":null,"abstract":"Teknologi thermoelectric cooling merupakan mesin konversi energi non konvensional, dimana thermoelectric cooling ini memiliki elemen peltier yang menghasilkan sisi dingin dan sisi panas ketika arus DC dialirkan ke sel semikonduktor tipe P dan tipe N yang berpasangan. Tujuan dari penelitian ini memanfaatkan teknologi thermoelectric cooling untuk menghilangkan embun kaca depan kendaraan roda empat yang tidak menggunakan air conditioning pada saat hujan. Penelitian alat penghilang embun kaca depan kendaraan ini menggunakan 3 model thermoelectric cooling yang berbeda, heatsink, kipas angin dan keramik sebagai bahan insulasi, serta ruangan persegi panjang dengan ukuran 120 mm x 150 mm x 400 mm sebagai tempat merakitnya. Pengujian dilakukan selama 10 menit pada masing-masing pendinginan termoelektrik yang berbeda, kecepatan aliran udara untuk sisi dingin sebesar 0,5 m/s dan sisi panas 2,5 m/s. Temperatur terendah yang dihasilkan pada pendinginan termoelektrik dengan model TEC1-12709 adalah 10,9 oC sedangkan kebutuhan daya terendah menghasilkan temperatur 18,9 oC untuk TEC1-12703.","PeriodicalId":166066,"journal":{"name":"ENERGI & KELISTRIKAN","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131506874","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-27DOI: 10.33322/energi.v13i2.1222
K. Widiatmoko
Usaha untuk menurunkan emisi gas rumah kaca pada pembangkit listrik termal diperlukan dewasa ini. Hal ini disebabkan karenad gas rumah kaca berbahaya bagi lingkungan. Usaha Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca pada pembangkit termal terus didorong terlebih lagi sebagian besar pembangkit di Indonesia menggunakan bahan bakar fosil. Salah satu upaya adalah dengan melakukan operasi ekonomis sehingga menurunkan konsumsi bahan bakar yang secara langsung mengurangi emisi gas rumah kaca. Penelitian ini menggunakan metode Monte Carlo untuk menyelesaikan permasalahan optimalisasi operasi ekonomis di dalam pembangkit berbasis padamesin gas. Metode Monte Carlo adalah teknik statistik untuk perkiraan perhitungan integral dan optimisasi yang menggunakan kumpulan sampel acak. Sebanyak 35.000 sampel data acak dibangkitkan untuk menyelesaikan permasalahan optimalisasi operasi ekonomis ini. Pada penelitian ini kapasitas dari pembangkit dibatasai dari 50% - 100% dengan cadangan berputar minimal sebesar kapasitas satu mesin pembangkit. Penelitian ini tidak memperhitungkan rugi-rugi transmisi di dalam analisis. Tiga skenario pembebanan yang merepresentasikan kondisi nyata dipakai pada penelitian ini.
{"title":"Optimalisasi Operasi Ekonomis PLTMG Pada Kawasan Industri Dengan Metode Monte Carlo","authors":"K. Widiatmoko","doi":"10.33322/energi.v13i2.1222","DOIUrl":"https://doi.org/10.33322/energi.v13i2.1222","url":null,"abstract":"Usaha untuk menurunkan emisi gas rumah kaca pada pembangkit listrik termal diperlukan dewasa ini. Hal ini disebabkan karenad gas rumah kaca berbahaya bagi lingkungan. Usaha Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca pada pembangkit termal terus didorong terlebih lagi sebagian besar pembangkit di Indonesia menggunakan bahan bakar fosil. Salah satu upaya adalah dengan melakukan operasi ekonomis sehingga menurunkan konsumsi bahan bakar yang secara langsung mengurangi emisi gas rumah kaca. Penelitian ini menggunakan metode Monte Carlo untuk menyelesaikan permasalahan optimalisasi operasi ekonomis di dalam pembangkit berbasis padamesin gas. Metode Monte Carlo adalah teknik statistik untuk perkiraan perhitungan integral dan optimisasi yang menggunakan kumpulan sampel acak. Sebanyak 35.000 sampel data acak dibangkitkan untuk menyelesaikan permasalahan optimalisasi operasi ekonomis ini. Pada penelitian ini kapasitas dari pembangkit dibatasai dari 50% - 100% dengan cadangan berputar minimal sebesar kapasitas satu mesin pembangkit. Penelitian ini tidak memperhitungkan rugi-rugi transmisi di dalam analisis. Tiga skenario pembebanan yang merepresentasikan kondisi nyata dipakai pada penelitian ini.","PeriodicalId":166066,"journal":{"name":"ENERGI & KELISTRIKAN","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121668606","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-27DOI: 10.33322/energi.v13i2.1491
Satrio Herbirowo, Andika Widya Pramono
Magnesium Diboride (MgB2) is a high potential material for medical and electrical applications with zero resistance and high efficiency. The raw materials of Mg powder with a purity of 98% and B amorphous with a purity of 95%, were mixed with a ratio of 1:2, ground for 2 hours using an agate mortar, and subsequently compacted and inserted into stainelss steel (SS) tube by powder-in-tube (PIT). The SS tube was previously annealed at 900°C for 1 hour. The sintering process was carried out using a muffle furnace at a temperature of 800°C for 1 hour, followed by cold wire rolling with gradual reduction. The samples were characterized for their mechanical properties using Vickers microhardness tester and ultimate tensile test machine. Surface morphologies of samples were observed using optical microscope and SEM-EDAX Superconducting properties were measured with the cryogenic resistance measurement. The highest hardness value of 377,2 HV was achieved at a 60% size reduction along with the tensile strength of 1381 KN/mm. The results of the morphological observation showed homogeneous deformation without any cracks, with the the grain shape tended to be crystalline. The superconductivity test showed the phenomenon of zero resistance at a critical temperature of 39.55K at a 40% reduction in MgB2 wire
{"title":"Fabrikasi Kawat Resistansi Nol Berbahan MgB2/Stainless Steel dengan Variasi Reduksi Ukuran melalui Pengerolan Dingin terhadap Karakteristik Mekanik dan Struktur Mikro","authors":"Satrio Herbirowo, Andika Widya Pramono","doi":"10.33322/energi.v13i2.1491","DOIUrl":"https://doi.org/10.33322/energi.v13i2.1491","url":null,"abstract":"Magnesium Diboride (MgB2) is a high potential material for medical and electrical applications with zero resistance and high efficiency. The raw materials of Mg powder with a purity of 98% and B amorphous with a purity of 95%, were mixed with a ratio of 1:2, ground for 2 hours using an agate mortar, and subsequently compacted and inserted into stainelss steel (SS) tube by powder-in-tube (PIT). The SS tube was previously annealed at 900°C for 1 hour. The sintering process was carried out using a muffle furnace at a temperature of 800°C for 1 hour, followed by cold wire rolling with gradual reduction. The samples were characterized for their mechanical properties using Vickers microhardness tester and ultimate tensile test machine. Surface morphologies of samples were observed using optical microscope and SEM-EDAX Superconducting properties were measured with the cryogenic resistance measurement. The highest hardness value of 377,2 HV was achieved at a 60% size reduction along with the tensile strength of 1381 KN/mm. The results of the morphological observation showed homogeneous deformation without any cracks, with the the grain shape tended to be crystalline. The superconductivity test showed the phenomenon of zero resistance at a critical temperature of 39.55K at a 40% reduction in MgB2 wire","PeriodicalId":166066,"journal":{"name":"ENERGI & KELISTRIKAN","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125727340","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-27DOI: 10.33322/energi.v13i2.1336
Andi Iriyanto
To meet the electricity needs in tiga nusa, so far it has been served with an isolated grid system with Diesel Generators. To improve the reliability of Diesel Engines from Fuel Injection Valve interference is to test Fuel-Injection Valve whether or not meets the relevant specifications at certain condition to prevent repeated failures. On December 10, 2019 (Running Hours 15,505), there was a disturbance with an indication of a decrease in the temperature of the unit 1 cylinder, After inspection, it was found that there was no atomizing and the Fuel Injection Valve was cracked. The preparation of this report is carried out to find the root of the problem so that it can determine the right Failure Defense Task (FDT) to prevent the disturbance from reoccurring.
{"title":"Analisis Fractography dan Kegagalan Fuel Injection Valve Diesel Power Plant PT.XYZ Area Bali","authors":"Andi Iriyanto","doi":"10.33322/energi.v13i2.1336","DOIUrl":"https://doi.org/10.33322/energi.v13i2.1336","url":null,"abstract":"To meet the electricity needs in tiga nusa, so far it has been served with an isolated grid system with Diesel Generators. To improve the reliability of Diesel Engines from Fuel Injection Valve interference is to test Fuel-Injection Valve whether or not meets the relevant specifications at certain condition to prevent repeated failures. On December 10, 2019 (Running Hours 15,505), there was a disturbance with an indication of a decrease in the temperature of the unit 1 cylinder, After inspection, it was found that there was no atomizing and the Fuel Injection Valve was cracked. The preparation of this report is carried out to find the root of the problem so that it can determine the right Failure Defense Task (FDT) to prevent the disturbance from reoccurring. \u0000 ","PeriodicalId":166066,"journal":{"name":"ENERGI & KELISTRIKAN","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114674745","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-27DOI: 10.33322/energi.v13i2.1506
Muhamad Royhan
Petir adalah gejala alam yang biasa muncul pada musim hujan dan saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Petir merupakan sumber gangguan eksternal di jaringan tegangan rendah (TR). Gangguan eksternal dapat merusak peralatan elektronika maupun elektrik. Untuk mengamankan beban dari gangguan petir perlu pasang arester tegangan rendah. Jika terjadi sambaran petir, arester menghubungkan penghantar fasa ke tanah (grounding) sehingga beban menjadi aman. Arester melalui penghantar terhubung ke elektrode yang grounding. Metode penelitian yang dilakukan adalah survei tempat pemasangan arester kemudian menentukan lokasi pentanahan untuk memasang electrode. Elektrode yang dipasang adalah jenis electrode batang yang jumlahnya dua batang dengan hasil ukur 0,68 Ohm. Arester yang dipasang mempunyai 4 terminal terdiri atas fasa (R,S, T) dan netral (N). Penghantar penghubung electrode ke arrester mengunukan penghantar jenis NYFgBy 50 mm2. Sistem pentanahan yang digunakan adalah pentanahan netral pengaman (PNP), yaitu sistem pentanahan netral (N) dengan grounding (G) ditanahkan menjadi satu. Hasil ukur tegangan di arrester tidak mengalami penurunan tegangan, yaitu tegangan fasa-fasa = 380 V dan fasa-netral = 220 V. Dalam perencanan sesuai dengan Standar SNI IEC 62305:2009 dan Peraturan Umum Instalasi Listrik . Kata kunci: Arester, Pentanahan, petir. Energi listrik merupakan faktor penting untuk menunjang kehidupan dan kegiatan masyarakat[1]. Listrik digunakan untuk membantu aktivitas kegiatan manusia. Dengan listrik kegiatan manusia lebih efektif. Perkembangan teknologi yang pesat ini harus diikuti dengan perbaikan mutu energi listrik yang dihasilkan, yaitu harus memiliki kualitas dan keandalan yang tinggi. Gangguan petir merupakan gangguan listrik. Sambaran petir baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan kerusakan pada peralatan-peralatan elektronik di dalam bangunan[2]. Dengan pemasangan arester di tegangan rendah tujuannya untuk mengamankan beban yang terpasang. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ibnu hajar dan Hajar dan Eko Rahman di Jurnal Ilmiah STT PLN Vol. 9 No, 2 yang berjudul “Kajian Pemasangan Lightning Arrester pada sisi HV Transformator Daya Unit Satu Gardu Induk Teluk Betung” bahwa Sambaran petir berbahaya bagi komponen- komponen yang terdapat pada pusat listrik. Oleh karena itu, diperlukan proteksi dari sambaran petir tersebut, agar komponen pada pusat listrik tidak mengalami kerusakan pada saat terkena surja petir. Dalam jurnal ini menjelaskan pemasangan arester di sisi tegangan tegangan tinggi di gardu Teluk Betung dengan tegangan nominal 144 kV. Tegangan 144 KV adalah tegangan tinggi. Perbedaan antara penelitian dilakukan Ibnu Hajar dan Eko Rahman dengan penelitian ini membahas pemasangan arester di tegangan rendah dipasang setelah KwH meter untuk mengaman beban bertegangan 380/220V.
{"title":"Arester Tegangan rendah pada daya 6,6 KVA / 380V di Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta","authors":"Muhamad Royhan","doi":"10.33322/energi.v13i2.1506","DOIUrl":"https://doi.org/10.33322/energi.v13i2.1506","url":null,"abstract":"Petir adalah gejala alam yang biasa muncul pada musim hujan dan saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Petir merupakan sumber gangguan eksternal di jaringan tegangan rendah (TR). Gangguan eksternal dapat merusak peralatan elektronika maupun elektrik. Untuk mengamankan beban dari gangguan petir perlu pasang arester tegangan rendah. Jika terjadi sambaran petir, arester menghubungkan penghantar fasa ke tanah (grounding) sehingga beban menjadi aman. Arester melalui penghantar terhubung ke elektrode yang grounding. Metode penelitian yang dilakukan adalah survei tempat pemasangan arester kemudian menentukan lokasi pentanahan untuk memasang electrode. Elektrode yang dipasang adalah jenis electrode batang yang jumlahnya dua batang dengan hasil ukur 0,68 Ohm. Arester yang dipasang mempunyai 4 terminal terdiri atas fasa (R,S, T) dan netral (N). Penghantar penghubung electrode ke arrester mengunukan penghantar jenis NYFgBy 50 mm2. Sistem pentanahan yang digunakan adalah pentanahan netral pengaman (PNP), yaitu sistem pentanahan netral (N) dengan grounding (G) ditanahkan menjadi satu. Hasil ukur tegangan di arrester tidak mengalami penurunan tegangan, yaitu tegangan fasa-fasa = 380 V dan fasa-netral = 220 V. Dalam perencanan sesuai dengan Standar SNI IEC 62305:2009 dan Peraturan Umum Instalasi Listrik . \u0000 Kata kunci: Arester, Pentanahan, petir. \u0000 \u0000 Energi listrik merupakan faktor penting untuk menunjang kehidupan dan kegiatan masyarakat[1]. Listrik digunakan untuk membantu aktivitas kegiatan manusia. Dengan listrik kegiatan manusia lebih efektif. Perkembangan teknologi yang pesat ini harus diikuti dengan perbaikan mutu energi listrik yang dihasilkan, yaitu harus memiliki kualitas dan keandalan yang tinggi. Gangguan petir merupakan gangguan listrik. Sambaran petir baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan kerusakan pada peralatan-peralatan elektronik di dalam bangunan[2]. Dengan pemasangan arester di tegangan rendah tujuannya untuk mengamankan beban yang terpasang. \u0000 Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ibnu hajar dan Hajar dan Eko Rahman di Jurnal Ilmiah STT PLN Vol. 9 No, 2 yang berjudul “Kajian Pemasangan Lightning Arrester pada sisi HV Transformator Daya Unit Satu Gardu Induk Teluk Betung” bahwa Sambaran petir berbahaya bagi komponen- komponen yang terdapat pada pusat listrik. Oleh karena itu, diperlukan proteksi dari sambaran petir tersebut, agar komponen pada pusat listrik tidak mengalami kerusakan pada saat terkena surja petir. Dalam jurnal ini menjelaskan pemasangan arester di sisi tegangan tegangan tinggi di gardu Teluk Betung dengan tegangan nominal 144 kV. Tegangan 144 KV adalah tegangan tinggi. Perbedaan antara penelitian dilakukan Ibnu Hajar dan Eko Rahman dengan penelitian ini membahas pemasangan arester di tegangan rendah dipasang setelah KwH meter untuk mengaman beban bertegangan 380/220V.","PeriodicalId":166066,"journal":{"name":"ENERGI & KELISTRIKAN","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126116563","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-17DOI: 10.33322/energi.v13i2.1292
M. Huda
Penelitian ini membahas mengenai konsumsi energi listrik pada motor induksi di instalasi pengolahan air produksi II PERUMDA (Perusahaan Umum Daerah Air Minum) kota semarang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa konsumsi energi listrik pada motor induksi dan seberapa besar produksi air yang dihasilkan selama jam pengoperasian. Langkah-langkah penelitian ini adalah melakukan pengumpulan data historis pengoperasian Motor Induksi. Selanjutnya pengukuran pada unit Motor Induksi setiap 1 jam sekali, mencatat hasil pengukuran kedalam tabel pengukuran. Kemudian, dilakukan perhitungan jumlah daya rata-rata setiap harinya lalu ditotal konsumsi energi, total biaya, dan produksi air. Dari hasil penlitian bahwa total kosumsi energi listrik pada motor induksi P-603 dan P-605 yang berdaya 250 KW yang pengoperasian selama 8 jam secara bergantian adalah sebesar 1.635,52 KWh dan 1.633,36 KWh. Biaya listrik Rp. 1.823.605 dan Rp. 1.821.196 Dan produksi air yang dihasilkan adalah sebesar 2.649.542 m3 dan 2.646.043 m3. Kata kunci: Energi Lstrik, Motor induksi, Konsumsi Energi Listrik
{"title":"Analisis Konsumsi Energi Listrik Pada Motor Induksi Di Instalasi Pengolahan Air Produksi II Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda) Kota Semarang","authors":"M. Huda","doi":"10.33322/energi.v13i2.1292","DOIUrl":"https://doi.org/10.33322/energi.v13i2.1292","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas mengenai konsumsi energi listrik pada motor induksi di instalasi pengolahan air produksi II PERUMDA (Perusahaan Umum Daerah Air Minum) kota semarang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa konsumsi energi listrik pada motor induksi dan seberapa besar produksi air yang dihasilkan selama jam pengoperasian. Langkah-langkah penelitian ini adalah melakukan pengumpulan data historis pengoperasian Motor Induksi. Selanjutnya pengukuran pada unit Motor Induksi setiap 1 jam sekali, mencatat hasil pengukuran kedalam tabel pengukuran. Kemudian, dilakukan perhitungan jumlah daya rata-rata setiap harinya lalu ditotal konsumsi energi, total biaya, dan produksi air. Dari hasil penlitian bahwa total kosumsi energi listrik pada motor induksi P-603 dan P-605 yang berdaya 250 KW yang pengoperasian selama 8 jam secara bergantian adalah sebesar 1.635,52 KWh dan 1.633,36 KWh. Biaya listrik Rp. 1.823.605 dan Rp. 1.821.196 Dan produksi air yang dihasilkan adalah sebesar 2.649.542 m3 dan 2.646.043 m3. \u0000 \u0000Kata kunci: Energi Lstrik, Motor induksi, Konsumsi Energi Listrik","PeriodicalId":166066,"journal":{"name":"ENERGI & KELISTRIKAN","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127631766","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}