Pub Date : 2021-07-09DOI: 10.35800/mthp.9.2.2021.33958
Netty Salindeho, E. Pandey
Pengolahan dan Pengasapan Teripang di Sulawesi Utara merupakan salah satu sumber penghasilan nelayan. Melihat potensi ketersediaan teripang yang melimpah di Sulawesi Utara perbaikan mutu yang menyangkut perbaikan pengolahan dan pemasaran teripang asap perlu di lakukan. Nelayan-nelayan di desa ini terdiri dari nelayan penangkap dan pengolah hasil tangkapan. Dari kelompok pengolah hasil tangkapan, ada beberapa nelayan yang membentuk kelompok usaha kecil pengolah teripang asap. Untuk teripang asap diasap dan dijual ke Manado. Tujuan program ini yaitu meningkatkan produksi, pemasaran dan keuangan pada pengusaha kecil pengolah teripang asap di Kelurahan Manado Tua Satu, target agar trampil dan mandiri secara ekonomi. Target khusus kegiatan ini menghasilkan produk teripang asap yang unggul, sanitasi dan higiene, daya awet dan penggunaan bahan baku kayu asap yang ramah lingkungan serta memberikan kelangsungan usaha dan manajemen yang tangguh. Permasalahan yang di hadapi oleh pengolah teripang pada dasarnya adalah keterbatasan pengetahuan dan wawasan teknologi, menyebabkan produk teripang yang di produksi belum sesuai dengan standar mutu teripang asap (SNI). Pelaksanaan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini ditujukan untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan yang melibatkan kelompok pengolah teripang (mitra) dengan melaksanakan kegiatan tersebut mitra mengikuti setiap metode pelaksanaan yang diterapkan pada program ini. Langkah-langkah yang ditetapkan bersama untuk mengatasi masalah yang dihadapi kelompok.
{"title":"PENERAPAN PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM) PENGOLAH TERIPANG ASAP DI KELURAHAN MANADO TUA SATU KECAMATAN BUNAKEN KEPULAUAN KOTA MANADO PROVINSI SULAWESI UTARA","authors":"Netty Salindeho, E. Pandey","doi":"10.35800/mthp.9.2.2021.33958","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/mthp.9.2.2021.33958","url":null,"abstract":"Pengolahan dan Pengasapan Teripang di Sulawesi Utara merupakan salah satu sumber penghasilan nelayan. Melihat potensi ketersediaan teripang yang melimpah di Sulawesi Utara perbaikan mutu yang menyangkut perbaikan pengolahan dan pemasaran teripang asap perlu di lakukan. Nelayan-nelayan di desa ini terdiri dari nelayan penangkap dan pengolah hasil tangkapan. Dari kelompok pengolah hasil tangkapan, ada beberapa nelayan yang membentuk kelompok usaha kecil pengolah teripang asap. Untuk teripang asap diasap dan dijual ke Manado. Tujuan program ini yaitu meningkatkan produksi, pemasaran dan keuangan pada pengusaha kecil pengolah teripang asap di Kelurahan Manado Tua Satu, target agar trampil dan mandiri secara ekonomi. Target khusus kegiatan ini menghasilkan produk teripang asap yang unggul, sanitasi dan higiene, daya awet dan penggunaan bahan baku kayu asap yang ramah lingkungan serta memberikan kelangsungan usaha dan manajemen yang tangguh. Permasalahan yang di hadapi oleh pengolah teripang pada dasarnya adalah keterbatasan pengetahuan dan wawasan teknologi, menyebabkan produk teripang yang di produksi belum sesuai dengan standar mutu teripang asap (SNI). Pelaksanaan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini ditujukan untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan yang melibatkan kelompok pengolah teripang (mitra) dengan melaksanakan kegiatan tersebut mitra mengikuti setiap metode pelaksanaan yang diterapkan pada program ini. Langkah-langkah yang ditetapkan bersama untuk mengatasi masalah yang dihadapi kelompok.","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132964347","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-25DOI: 10.35800/mthp.9.2.2021.33963
Julia Nursafira, Aris Munandar, Dini Surilayani
Bandeng Presto is a form of processed fishery products made from milkfish with the addition of salt, spices and through heating and pressure processing. Period the storage for bandeng presto is around 2-5 days. Low sheilf can be caused by high nutrient content, as well as enviromental influences and contamination of microorganism. Purpose of this study was to determine the type of packaging material that is best for the quality of bandeng presto with optimal shelf life. This study used factorial completely randomized design with 2 factors, namely packaging (polypropylene and polyethylene) with storage time (0.7.14 and 21 Days). The parameters observed in this study were organoleptic, moisture content, ash content, fat content, protein content, and total plate count (TPC).The results of this study indicate that the treatment using the type of polypropylene packaging with the vacuum technique is a treatment with an optimal shelf life of 21 days at cold temperatures and has characteristics value his a moisture content value 61.09%, ash content 4.78%, fat content 6.56%, protein content 34.60%, microbes total 4.21x105colony/gand bandeng presto have the appearance of golden yellow, less fresh odor, bland taste, dense texture, slightly mushy and dried mucus.
{"title":"Pengaruh Bahan Kemasan Berbeda terhadap Mutu Bandeng Presto dengan Pengemasan Vakum pada Suhu Dingin","authors":"Julia Nursafira, Aris Munandar, Dini Surilayani","doi":"10.35800/mthp.9.2.2021.33963","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/mthp.9.2.2021.33963","url":null,"abstract":"Bandeng Presto is a form of processed fishery products made from milkfish with the addition of salt, spices and through heating and pressure processing. Period the storage for bandeng presto is around 2-5 days. Low sheilf can be caused by high nutrient content, as well as enviromental influences and contamination of microorganism. Purpose of this study was to determine the type of packaging material that is best for the quality of bandeng presto with optimal shelf life. This study used factorial completely randomized design with 2 factors, namely packaging (polypropylene and polyethylene) with storage time (0.7.14 and 21 Days). The parameters observed in this study were organoleptic, moisture content, ash content, fat content, protein content, and total plate count (TPC).The results of this study indicate that the treatment using the type of polypropylene packaging with the vacuum technique is a treatment with an optimal shelf life of 21 days at cold temperatures and has characteristics value his a moisture content value 61.09%, ash content 4.78%, fat content 6.56%, protein content 34.60%, microbes total 4.21x105colony/gand bandeng presto have the appearance of golden yellow, less fresh odor, bland taste, dense texture, slightly mushy and dried mucus.","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"276 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115356994","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-28DOI: 10.35800/mthp.9.2.2021.33882
A. Aulia, Aris Munandar, Dini Surilayani
Nori is the seaweed snack which has high nutrition. Generally, nori is made from the Porphyra, but it is hard to find in Indonesia. This research tried to replace the raw material of nori with the K. alvarezii seaweed and cassava leaf which are easy to found in Indonesia. The purpose of this research is to determine the best formulation of nori and identify its characteristics. This research used a Completely Randomize Design (RAL) with different formulations of the K. alvarezii seaweed and cassava leaf. The results showed that the best nori is nori with the formulation of K. alvarezii seaweed and cassava leaf is 60:40. The organoleptic test showed that nori has color of blackish green (3.83), slightly scented of cassava leaf (3.50), compact texture (4.10), and few have the sense of cassava leaf (3.13). Chemical analysis showed that water content 5.63%, ash content 3.28%, protein content 5.72%, fat content 1.01%, carbohydrate 84.36%, and crude fiber 6.03%. Nori merupakan snack rumput laut yang memiliki gizi tinggi. Umumnya terbuat dari rumput laut Porphyra, namun keberadaannya sulit ditemukan di Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk mengganti bahan baku pembuatan nori dengan menggunakan rumput laut K. alvarezii dan daun singkong yang banyak ditemukan di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan formulasi nori terbaik dan mengidentifikasi karakteristiknya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perbedaan formulasi rumput laut dan daun singkong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nori terpilih adalah nori dengan formulasi rumput laut dan daun singkong 60:40. Nori yang dihasilkan berwarna hijau kehitaman (3,83), sedikit beraroma daun singkong (3,50), memiliki tekstur yang kompak (4,10), dan sedikit memiliki rasa daun singkong (3,13). Hasil analisis kimia menunjukkan nilai kadar air sebesar 5,63%, kadar abu 3,28%, kadar protein 5,72%, kadar lemak 1,01%, karbohidrat 84,36%, dan serat kasar 6,03%.
紫菜是一种营养丰富的海带小吃。一般来说,紫菜是由紫菜制成的,但在印度尼西亚很难找到。本研究尝试用印尼常见的海苔和木薯叶代替海苔原料。本研究的目的是确定紫菜的最佳配方,并确定其特性。本研究采用完全随机设计(RAL)对不同配方的海苔和木薯叶进行研究。结果表明,紫菜与木薯叶的配比为60:40时,紫菜的效果最好。感官测试结果显示,海苔的颜色为墨绿色(3.83),略带木薯叶的香味(3.50),质地致密(4.10),很少有木薯叶的感觉(3.13)。化学分析表明:水分5.63%,灰分3.28%,蛋白质5.72%,脂肪1.01%,碳水化合物84.36%,粗纤维6.03%。紫菜麻婆饭是一种小吃。Umumnya terbuat dari rumput laut Porphyra, namun keberadaannya suit ditemukan di Indonesia。Penelitian ini mencoba untuk mengganti bahan baku pembuatan nori dengan menggunakan rumput laut K. alvarezii dandan singkong yang banyak ditemukan di Indonesia。图juan penelitian ini adalah untuk menentukan formulasi nori terbaik dan identifikasi karakteristiknya。在香港,用一种新型的、具有较强的生产能力和较强的生产能力。Hasil penelitian menunjukkan bahwa nori terpilih adalah nori dengan formulasi rumput laut dandaung .香港60:40。Nori yang dihasilkan berwarna hijau kehitaman (3,83), sedikit beraroma daun singkong (3,50), memiliki tekstur yang kompak (4,10), dan sedikit memiliki rasa daun singkong(3,13)。Hasil分析kimia menunjukkan nilai kadar air sebesar 5,63%, kadar abu 3,28%, kadar protein 5,72%, kadar lemak 1 01%, karbohidrat 84,36%, dan serat kasar 6 03%。
{"title":"Optimalisasi Formulasi Nori Rumput Laut Kappaphycus alvarezii dengan Daun Singkong (Manihot utilisima)","authors":"A. Aulia, Aris Munandar, Dini Surilayani","doi":"10.35800/mthp.9.2.2021.33882","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/mthp.9.2.2021.33882","url":null,"abstract":"Nori is the seaweed snack which has high nutrition. Generally, nori is made from the Porphyra, but it is hard to find in Indonesia. This research tried to replace the raw material of nori with the K. alvarezii seaweed and cassava leaf which are easy to found in Indonesia. The purpose of this research is to determine the best formulation of nori and identify its characteristics. This research used a Completely Randomize Design (RAL) with different formulations of the K. alvarezii seaweed and cassava leaf. The results showed that the best nori is nori with the formulation of K. alvarezii seaweed and cassava leaf is 60:40. The organoleptic test showed that nori has color of blackish green (3.83), slightly scented of cassava leaf (3.50), compact texture (4.10), and few have the sense of cassava leaf (3.13). Chemical analysis showed that water content 5.63%, ash content 3.28%, protein content 5.72%, fat content 1.01%, carbohydrate 84.36%, and crude fiber 6.03%. Nori merupakan snack rumput laut yang memiliki gizi tinggi. Umumnya terbuat dari rumput laut Porphyra, namun keberadaannya sulit ditemukan di Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk mengganti bahan baku pembuatan nori dengan menggunakan rumput laut K. alvarezii dan daun singkong yang banyak ditemukan di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan formulasi nori terbaik dan mengidentifikasi karakteristiknya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perbedaan formulasi rumput laut dan daun singkong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nori terpilih adalah nori dengan formulasi rumput laut dan daun singkong 60:40. Nori yang dihasilkan berwarna hijau kehitaman (3,83), sedikit beraroma daun singkong (3,50), memiliki tekstur yang kompak (4,10), dan sedikit memiliki rasa daun singkong (3,13). Hasil analisis kimia menunjukkan nilai kadar air sebesar 5,63%, kadar abu 3,28%, kadar protein 5,72%, kadar lemak 1,01%, karbohidrat 84,36%, dan serat kasar 6,03%.","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133367432","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-08-19DOI: 10.35800/mthp.9.1.2021.29584
Agape Isak Sitepu, A. Reo, D. Makapedua, Helen Jenny Lohoo, B. E. Kaseger, V. Dotulong, Lena Jeane Damongilala
Skipjack (Katsuwonuspelamis L) is classified as a pelagic fish, and one of the fishery resources export commodity. Skipjack is found in almost all Indonesian waters, especially in North Sulawesi. Katsuo- bushi has a relatively long product durability compared to the fish preservation with other methods such as cakalang fufu fish preservation. The purpose of this study is to determine and study the quality and shelf life of Hanakatsuo that was packed plastic with nitrogen and without nitrogen. Hanakatsuo was stored in ambient temperature for 0, 7 and 14 days in order to evaluate the quality of product during storage. The method used in this research was organoleptic test, water content and Total Place Count (TPC). The result of organoleptic test for appearance, odor and texture was an average of 7 which comply the Indonesia national standart (SNI). The result of water content of hanakatsuo that packed with nitrogen during the storage period for 0, 7 and 14 days showed increasing of water content according to the storage period experienced an increase in water content, The water content of hanakatsuo which packed without nitrogen increased during the storage period of 0 and 7 days while on the storage of 14 days decreased to 16,45% but still comply to the SNI. Based on the TPC test showed that hanakatsuo that packed in plastic without nitrogen do not comply the SNI, while hanakatsuo that packed with nitrogen on days 0 and 7 comply the SNI. Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) tergolong sumber daya perikanan pelagis, dan merupakan salah satu komoditi ekspor. Ikan cakalang terdapat hampir di seluruh perairan Indonesia, terutama di Sulawesi Utara. Ikan kayu memiliki daya awet produk yang tergolong lama dibandingkan dengan pengawetan ikan dengan metode lainnya seperti pengawetan ikan cakalang fufu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mempelajari mutu dan masa simpan ikan kayu serut yang dikemas plastik dengan nitrogen dan tanpa nitrogen. Metode yang dilakukan untuk uji organoleptik, kadar air dan uji Angka Lempeng Total (ALT) dengan perlakuan penyimpanan 0 hari, 7 hari dan 14 hari. Berdasarkan hasil pengujian organoleptik kenampakan, bau dan tekstur dengan rata-rata 7 memenuhi SNI. Berdasarkan hasil uji kadar air penyimpanan hari ke 0, 7 dan 14 hari mengalami kenaikan kadar air sedangkan pada produk ikan kayu serut yang dikemas plastik tanpa nitrogen mengalami kenaikan kadar air pada penyimpanan hari ke 0, 7 dan mengalami penurunan kadar air pada hari ke 14 dengan nilai tertinggi 16.45 memenuhi SNI. Berdasarkan hasil uji ALT pada produk ikan kayu serut yang dikemas plastik tanpa nitrogen tidak memenuhi Standar SNI, sedangkan pada produk ikan kayu serut yang dikemas plastik dengan nitrogen pada hari ke 0 dan 7 memenuhi standar SNI.
鲣鱼(Katsuwonuspelamis L)属于中上层鱼类,是渔业资源出口商品之一。鲣鱼几乎在印度尼西亚的所有水域都能找到,尤其是在北苏拉威西。与其他方法保存的鱼相比,Katsuo- bushi具有较长的产品持久性。本研究的目的是确定和研究加氮和不加氮包装的花松塑料的质量和保质期。在常温下分别保存0、7和14天,以评价储存期间产品的质量。本研究采用感官试验、水分含量和总位置计数(TPC)方法。外观、气味和质地的感官测试结果平均为7分,符合印尼国家标准(SNI)。在贮藏0、7、14 d时,含氮花松的含水量随贮藏期的增加而增加,未含氮花松的含水量在贮藏0、7 d时增加,贮藏14 d时下降至16.45%,但仍符合SNI。根据TPC测试表明,无氮塑料包装的花口不符合SNI,而第0天和第7天有氮包装的花口符合SNI。大腹蟹(Katsuwonus pelamis L) tergolong sumber daya perikanan pelagis, dan merupakan salah satu komoditi ekspor。Ikan cakalang terdapat hampir di seluruh perairan Indonesia, terutama di Sulawesi Utara。伊坎kayu memiliki daya产品杨特龙喇嘛dibandingkan dengan,伊坎dengan,伊坎dengan,伊坎dengan方法,莱尼亚分离,伊坎kakalang fufu。Tujuan penelitian ini untuk menggetahui dan mempelajari mutu dan masa simpan ikan kayu serut yang dikemas plastik dengan nitrogen dan tanpa nitrogen。Metode yang dilakukan untuk uji organoleptik, kadar air danuji Angka Lempeng Total (ALT) dengan perlakuan penyimpanan 0 hari, 7 hari dan14 hari。Berdasarkan hasil企鹅,有机感知,kenampakan, bau, tekstur dengan, rata-rata -rata 7 memenuhi SNI。Berdasarkan hasil里头阿提拉·空气penyimpanan哈里ke 0, 7丹14哈里mengalami kenaikan阿提拉·空气而篇produk鱼kayu serut杨dikemas plastik tanpa氮mengalami kenaikan阿提拉·空气篇penyimpanan哈里ke 0 7丹mengalami penurunan阿提拉·空气篇哈里科14 dengan汝tertinggi 16.45 memenuhi SNI。贝尔达沙坎哈希乌吉ALT帕达产品如肯kayu serut yang dikemas塑料制品如肯kayu serut yang dikemas塑料制品如肯氮气帕达产品如肯kayu serut yang dikemas塑料制品如肯氮气帕达产品如肯kayu serut yang dikemas塑料制品如肯氮气帕达产品如肯丹尼7 memuhi标准SNI。
{"title":"Kajian Mutu Ikan Kayu Serut Yang Dikemas Plastik Dengan Nitrogen Dan Tanpa Nitrogen","authors":"Agape Isak Sitepu, A. Reo, D. Makapedua, Helen Jenny Lohoo, B. E. Kaseger, V. Dotulong, Lena Jeane Damongilala","doi":"10.35800/mthp.9.1.2021.29584","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/mthp.9.1.2021.29584","url":null,"abstract":"Skipjack (Katsuwonuspelamis L) is classified as a pelagic fish, and one of the fishery resources export commodity. Skipjack is found in almost all Indonesian waters, especially in North Sulawesi. Katsuo- bushi has a relatively long product durability compared to the fish preservation with other methods such as cakalang fufu fish preservation. The purpose of this study is to determine and study the quality and shelf life of Hanakatsuo that was packed plastic with nitrogen and without nitrogen. Hanakatsuo was stored in ambient temperature for 0, 7 and 14 days in order to evaluate the quality of product during storage. The method used in this research was organoleptic test, water content and Total Place Count (TPC). The result of organoleptic test for appearance, odor and texture was an average of 7 which comply the Indonesia national standart (SNI). The result of water content of hanakatsuo that packed with nitrogen during the storage period for 0, 7 and 14 days showed increasing of water content according to the storage period experienced an increase in water content, The water content of hanakatsuo which packed without nitrogen increased during the storage period of 0 and 7 days while on the storage of 14 days decreased to 16,45% but still comply to the SNI. Based on the TPC test showed that hanakatsuo that packed in plastic without nitrogen do not comply the SNI, while hanakatsuo that packed with nitrogen on days 0 and 7 comply the SNI. Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) tergolong sumber daya perikanan pelagis, dan merupakan salah satu komoditi ekspor. Ikan cakalang terdapat hampir di seluruh perairan Indonesia, terutama di Sulawesi Utara. Ikan kayu memiliki daya awet produk yang tergolong lama dibandingkan dengan pengawetan ikan dengan metode lainnya seperti pengawetan ikan cakalang fufu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mempelajari mutu dan masa simpan ikan kayu serut yang dikemas plastik dengan nitrogen dan tanpa nitrogen. Metode yang dilakukan untuk uji organoleptik, kadar air dan uji Angka Lempeng Total (ALT) dengan perlakuan penyimpanan 0 hari, 7 hari dan 14 hari. Berdasarkan hasil pengujian organoleptik kenampakan, bau dan tekstur dengan rata-rata 7 memenuhi SNI. Berdasarkan hasil uji kadar air penyimpanan hari ke 0, 7 dan 14 hari mengalami kenaikan kadar air sedangkan pada produk ikan kayu serut yang dikemas plastik tanpa nitrogen mengalami kenaikan kadar air pada penyimpanan hari ke 0, 7 dan mengalami penurunan kadar air pada hari ke 14 dengan nilai tertinggi 16.45 memenuhi SNI. Berdasarkan hasil uji ALT pada produk ikan kayu serut yang dikemas plastik tanpa nitrogen tidak memenuhi Standar SNI, sedangkan pada produk ikan kayu serut yang dikemas plastik dengan nitrogen pada hari ke 0 dan 7 memenuhi standar SNI.","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127531299","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-08-04DOI: 10.35800/mthp.8.3.2020.29573
Tuhu Edi Suranta Sembiring, A. Reo, Hens Onibala, R. I. Montolalu, Nurmeilita Taher, Feny Mentang, Lena Jeane Damongilala
Previously, commercial collagen are obtained from mammals and poultry. However, there is a huge concern about Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE, “mad cow disease”) and avian influenza from the consumers, that is why many researcher are trying to explore the utilization of marine animals as source of collagen. The aim of this study is to gathering information about extraction collagen from Tuna (Thunnus sp.) using 1% and 3% Chloride Acid. The result indicated that the rendement was 1,42 % and 5,65 %, moisture contents 7 % and 12 %, and acidity (pH) 4,30 % and 5,19 %. These results suggested that the using 3% chloride acid in the extraction process produced higher collagen. Sebelumnya, kolagen komersial diperoleh dari mamalia dan unggas. Namun demikian, terdapat kekhawatiran yang sangat besar terhadap Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE, “penyakit sapi gila”) dan flu burung dari konsumen, oleh karena itu banyak peneliti yang mencoba untuk mengeksplorasi pemanfaatan hewan laut sebagai sumber kolagen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang ekstraksi kolagen dari ikan tuna (Thunnus sp.) Menggunakan Asam Klorida 1% dan 3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen 1,42% dan 5,65%, kadar air 7% dan 12%, serta keasaman (pH) 4,30% dan 5,19%. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan asam klorida 3% dalam proses ekstraksi menghasilkan kolagen yang lebih tinggi.
以前,商业胶原蛋白是从哺乳动物和家禽中获得的。然而,消费者对牛海绵状脑病(BSE,“疯牛病”)和禽流感有很大的担忧,这就是为什么许多研究人员正试图探索利用海洋动物作为胶原蛋白的来源。本研究的目的是收集1%和3%氯酸从金枪鱼(Thunnus sp.)中提取胶原蛋白的信息。结果表明,该土豆泥的含水率分别为1.42%和5.65%,含水率分别为7%和12%,酸度分别为4.30%和5.19%。这些结果表明,在提取过程中使用3%的氯酸可以得到更高的胶原蛋白。这是一种新的哺乳动物。Namun demikian, terdapat kekhawatiran yang sangat besar, terhadap牛海绵状脑病(BSE, " penyakit sapi gila ")和流感,burburdendari konsumen, oleh karena, banyakit peneliti yang mencoba untuk mengeksplorasi pmanfaatan和hewan laut sebagai sumber kolagen。Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang ekstraksi kolagen dari ikkan金枪鱼(Thunnus sp.) Menggunakan Asam Klorida 1%至3%。Hasil penelitian menunjukkan bahwa renmen 1,42%丹5,65%,kadar air 7, 7%丹12,serta keasaman (pH) 4,30%丹5,19%。哈西尼menunjukkan bahwa penggunaan asam klorida 3% dalam prostraksi menghasilkan kolagen yang lebih tinggi。
{"title":"Ekstraksi Kolagen Tulang Ikan Tuna (Thunnus sp) DENGAN ASAM KLORIDA","authors":"Tuhu Edi Suranta Sembiring, A. Reo, Hens Onibala, R. I. Montolalu, Nurmeilita Taher, Feny Mentang, Lena Jeane Damongilala","doi":"10.35800/mthp.8.3.2020.29573","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/mthp.8.3.2020.29573","url":null,"abstract":"Previously, commercial collagen are obtained from mammals and poultry. However, there is a huge concern about Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE, “mad cow disease”) and avian influenza from the consumers, that is why many researcher are trying to explore the utilization of marine animals as source of collagen. The aim of this study is to gathering information about extraction collagen from Tuna (Thunnus sp.) using 1% and 3% Chloride Acid. The result indicated that the rendement was 1,42 % and 5,65 %, moisture contents 7 % and 12 %, and acidity (pH) 4,30 % and 5,19 %. These results suggested that the using 3% chloride acid in the extraction process produced higher collagen. Sebelumnya, kolagen komersial diperoleh dari mamalia dan unggas. Namun demikian, terdapat kekhawatiran yang sangat besar terhadap Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE, “penyakit sapi gila”) dan flu burung dari konsumen, oleh karena itu banyak peneliti yang mencoba untuk mengeksplorasi pemanfaatan hewan laut sebagai sumber kolagen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang ekstraksi kolagen dari ikan tuna (Thunnus sp.) Menggunakan Asam Klorida 1% dan 3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen 1,42% dan 5,65%, kadar air 7% dan 12%, serta keasaman (pH) 4,30% dan 5,19%. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan asam klorida 3% dalam proses ekstraksi menghasilkan kolagen yang lebih tinggi. ","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115675505","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-08-04DOI: 10.35800/mthp.8.3.2020.29578
Alfris Ekaputra Tuwokona Tamungku, E. L. Mongi, S. D. Harikedua, Grace Sanger, Helen Jenny Lohoo, Feny Mentang, Verly Dotulong
One type of seaweed that is widely used in Indonesia is Kappaphycus alvarezii . This type of seawed is also known as Eucheuma cottonii. The purpose of this study was to compare the value of crude fiber content, pH, and sensory score of Kappaphycus alvarezii after being soaked with 2 different types of water (well water and demineralized water). Soaking process is intended for making seaweed -ice by using dried seaweed as raw material. The parameters tested in this study were crude fiber, pH and sensory using Hedonic scale 1-9. The results indicated that Kappaphycus alvarezii soaked with demineralized water had higher crude fiber content (1.37%) compared to seaweed soaked in well water (1.24%). Likewise, the pH level of seaweed products that are soaked with demineralized water have a higher pH value (6.27) than seaweed products that are soaked in well water (6.19). Furthermore, organoleptic test results show that seaweed products that are soaked with water demineralization was more preferable by panelist in terms of appearance, odor, texture and taste.Salah satu jenis rumput laut yang banyak dimanfaatkan di Indonesia adalah rumput laut Kappaphycus alvarezii . Rumput laut ini juga dikenal dengan nama Eucheuma cottonii. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan nilai kadar serat kasar, pH, dan skor sensori rumput laut Kappaphycus alvarezii setelah direndam dengan 2 jenis air berbeda (air sumur dan air demineralisasi). Proses perendaman ditujukan untuk pembuatan es rumput laut dengan menggunakan rumput laut kering. Parameter yang diuji pada penelitian ini adalah serat kasar, pH dan uji sensori menggunakan uji Hedonik skala 1 – 9. Hasil analisa menunjukkan bahwa rumput laut Kappaphycus alvarezii yang direndam dengan air demineralisasi memiliki kandungan serat kasar yang lebih tinggi (1.37%) dibandingkan dengan rumput laut yang direndam dengan air sumur (1.24%). Pada pengujian kadar pH, produk rumput laut yang direndam dengan air demineralisasi memiliki nilai pH yang lebih tinggi (6.27) dari pada produk rumput laut yang direndam dengan air sumur (6.19), Selanjutnya, hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa produk rumput laut yang direndam dengan air demineralisasi lebih disukai panelis dari segi kenampakan, bau, tekstur dan rasa.
在印度尼西亚广泛使用的一种海藻是Kappaphycus alvarezii。这种类型的缝衣草也被称为真毛草。本研究的目的是比较两种不同类型的水(井水和去矿化水)浸泡后木皮粗纤维含量、pH值和感官评分的变化。浸泡法是以干海藻为原料制成海藻冰。本研究测试的参数为粗纤维、pH和感官(Hedonic scale 1-9)。结果表明,脱盐水浸泡的海苔粗纤维含量(1.37%)高于井水浸泡的海苔粗纤维含量(1.24%)。同样,脱盐水浸泡海藻产品的pH值(6.27)高于井水浸泡海藻产品的pH值(6.19)。此外,感官测试结果表明,经过水脱矿浸泡的海藻产品在外观、气味、质地和口感方面都更受专家组成员的青睐。Salah satu jenis rumput laut yang banyak dimanfaatkan di Indonesia adalah rumput laut Kappaphycus alvarezii。对真毛菊进行了研究。Tujuan penelitian ini adalah membandingkan nilai kadar serat kasar, pH, danskor sensori rumput laut Kappaphycus alvarezii setelah direndam dengan 2 jenis air berbeda(空气干燥和空气脱矿物质)。procendaman ditujukan untuk pembuatan是一个很好的例子。参数yang diuji padpenelitian ini adalah serat kasar, pH danuji sensori menggunakan uji Hedonik skala 1 - 9。Hasil analisa menunjukkan bahwa rumput laut Kappaphycus alvarezii yang direndam dengan air demineralissi memiliki kandungan serat kasar yang lebih tinggi (1.37%) dibandingkan dengan rumput laut yang direndam dengan air sumur(1.24%)。Pada pengujian kadar pH, product rumput laut yang direndam dengan air demineralisasi memiliki nilai pH yang lebih tinggi (6.27) dari padada product rumput laut yang direndam dengan air sumur (6.19), Selanjutnya, hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa product rumput laut yang direndam dengan air demineralisaslebih disukai panelis dari segi kenampakan, bau, tekstur dan rasa。
{"title":"Efek Perendaman Terhadap Kandungan Serat Kasar, pH dan Skor Sensori Rumput Laut Kappaphycus alvarezii","authors":"Alfris Ekaputra Tuwokona Tamungku, E. L. Mongi, S. D. Harikedua, Grace Sanger, Helen Jenny Lohoo, Feny Mentang, Verly Dotulong","doi":"10.35800/mthp.8.3.2020.29578","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/mthp.8.3.2020.29578","url":null,"abstract":"One type of seaweed that is widely used in Indonesia is Kappaphycus alvarezii . This type of seawed is also known as Eucheuma cottonii. The purpose of this study was to compare the value of crude fiber content, pH, and sensory score of Kappaphycus alvarezii after being soaked with 2 different types of water (well water and demineralized water). Soaking process is intended for making seaweed -ice by using dried seaweed as raw material. The parameters tested in this study were crude fiber, pH and sensory using Hedonic scale 1-9. The results indicated that Kappaphycus alvarezii soaked with demineralized water had higher crude fiber content (1.37%) compared to seaweed soaked in well water (1.24%). Likewise, the pH level of seaweed products that are soaked with demineralized water have a higher pH value (6.27) than seaweed products that are soaked in well water (6.19). Furthermore, organoleptic test results show that seaweed products that are soaked with water demineralization was more preferable by panelist in terms of appearance, odor, texture and taste.Salah satu jenis rumput laut yang banyak dimanfaatkan di Indonesia adalah rumput laut Kappaphycus alvarezii . Rumput laut ini juga dikenal dengan nama Eucheuma cottonii. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan nilai kadar serat kasar, pH, dan skor sensori rumput laut Kappaphycus alvarezii setelah direndam dengan 2 jenis air berbeda (air sumur dan air demineralisasi). Proses perendaman ditujukan untuk pembuatan es rumput laut dengan menggunakan rumput laut kering. Parameter yang diuji pada penelitian ini adalah serat kasar, pH dan uji sensori menggunakan uji Hedonik skala 1 – 9. Hasil analisa menunjukkan bahwa rumput laut Kappaphycus alvarezii yang direndam dengan air demineralisasi memiliki kandungan serat kasar yang lebih tinggi (1.37%) dibandingkan dengan rumput laut yang direndam dengan air sumur (1.24%). Pada pengujian kadar pH, produk rumput laut yang direndam dengan air demineralisasi memiliki nilai pH yang lebih tinggi (6.27) dari pada produk rumput laut yang direndam dengan air sumur (6.19), Selanjutnya, hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa produk rumput laut yang direndam dengan air demineralisasi lebih disukai panelis dari segi kenampakan, bau, tekstur dan rasa.","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"49 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113969083","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-05-27DOI: 10.35800/mthp.8.2.2020.28437
A. R. Dotulong, V. Dotulong, D. Wonggo, L. A. Montolalu, Sivana Dinaintang Harikedua, F. Mentang, L. Damongilala
Daun mangrove Sonneratia alba secara tradisional sudah digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit yang disebabkan karena radikal bebas, hal ini mengindikasikan bahwa daun mangrove ini mengandung komponen metabolit sekunder yang dapat menghilangkan radikal bebas tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menidentifikasi komponen metabolit sekunder pada ekstrak air mendidih daun mangrove Sonneratia alba. Metode yang digunakan dalm penelitian ini bersifat eksploratif yaitu mendapatkan data secara kualitatif yaitu ada tidaknya senyawa fenolik, flavonoid, saponin, triterpenoid, tannin dan alkaloid didalam ekstrak air mendidih daun mangrove s.alba yang dikeringkan dibawah sinar matahari (KSM) dan diangin-anginkan di dalam ruangan (KDR) selama 40,50, dan 60 menit. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: Ekstrak air mendidih selama 40 menit baik untuk cara pengeringan KSM maupun KDR mengandung semua komponen metabolit sekunder yang diuji yaitu fenolik, flavonoid, tannin, saponin, triterpenoid dan alkaloid, sedangkan untuk ekstrak dengan lama ekstraksi 50 dan 60 menit tidak mengandung flavonoid dan saponin.
{"title":"Metabolit Sekunder Ekstrak Air Mendidih Daun Mangrove Sonneratia alba","authors":"A. R. Dotulong, V. Dotulong, D. Wonggo, L. A. Montolalu, Sivana Dinaintang Harikedua, F. Mentang, L. Damongilala","doi":"10.35800/mthp.8.2.2020.28437","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/mthp.8.2.2020.28437","url":null,"abstract":"Daun mangrove Sonneratia alba secara tradisional sudah digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit yang disebabkan karena radikal bebas, hal ini mengindikasikan bahwa daun mangrove ini mengandung komponen metabolit sekunder yang dapat menghilangkan radikal bebas tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menidentifikasi komponen metabolit sekunder pada ekstrak air mendidih daun mangrove Sonneratia alba. Metode yang digunakan dalm penelitian ini bersifat eksploratif yaitu mendapatkan data secara kualitatif yaitu ada tidaknya senyawa fenolik, flavonoid, saponin, triterpenoid, tannin dan alkaloid didalam ekstrak air mendidih daun mangrove s.alba yang dikeringkan dibawah sinar matahari (KSM) dan diangin-anginkan di dalam ruangan (KDR) selama 40,50, dan 60 menit. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: Ekstrak air mendidih selama 40 menit baik untuk cara pengeringan KSM maupun KDR mengandung semua komponen metabolit sekunder yang diuji yaitu fenolik, flavonoid, tannin, saponin, triterpenoid dan alkaloid, sedangkan untuk ekstrak dengan lama ekstraksi 50 dan 60 menit tidak mengandung flavonoid dan saponin.","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134096387","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-10DOI: 10.35800/mthp.8.1.2020.27117
Moon Ayu Kawanari Sitepu, H. Mewengkang, D. M. Makapedua, L. Damongilala, E. L. Mongi, Feny Mentang, Verly Dotulong
Fishball is a fish product that knows for their distinctive taste and chewy texture. The quality of fishball greatly affects the attractiveness of consumers to consume it, regarding the taste and aroma. The ingredients of fishball that have properties as an emulsifying is carrageenan. The purpose of this study was to determine the quality of tuna fishballs substituted with carrageenan flour with different concentrations and storage times. The treatment design used was RAL (completely randomized design) which consisted of 4 different concentration treatments of added carrageenan, for 0%, 1%, 2% and 3% with 2 days of storage and 2 times repetition. The quality parameters were organoleptic test, water content, pH and TPC (Total Plate Count). The results showed that the addition of carrageenan affected the water content and pH of fishballs. Tuna fishballs with the addition of a concentration of 2% are the best products with an average value of organoleptic values: 6.58; water content: 71.63; pH: 5.46; and TPC: 2.6 × 10 4. Water content in fishballl is not met SNI quality requirements. Total bacteria (TPC) in fishballs met SNI quality requirements.Keywords: tuna fishballs, carrageenan
{"title":"KAJIAN MUTU BAKSO IKAN TUNA YANG DISUBSTITUSI TEPUNG KARAGENAN","authors":"Moon Ayu Kawanari Sitepu, H. Mewengkang, D. M. Makapedua, L. Damongilala, E. L. Mongi, Feny Mentang, Verly Dotulong","doi":"10.35800/mthp.8.1.2020.27117","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/mthp.8.1.2020.27117","url":null,"abstract":"Fishball is a fish product that knows for their distinctive taste and chewy texture. The quality of fishball greatly affects the attractiveness of consumers to consume it, regarding the taste and aroma. The ingredients of fishball that have properties as an emulsifying is carrageenan. The purpose of this study was to determine the quality of tuna fishballs substituted with carrageenan flour with different concentrations and storage times. The treatment design used was RAL (completely randomized design) which consisted of 4 different concentration treatments of added carrageenan, for 0%, 1%, 2% and 3% with 2 days of storage and 2 times repetition. The quality parameters were organoleptic test, water content, pH and TPC (Total Plate Count). The results showed that the addition of carrageenan affected the water content and pH of fishballs. Tuna fishballs with the addition of a concentration of 2% are the best products with an average value of organoleptic values: 6.58; water content: 71.63; pH: 5.46; and TPC: 2.6 × 10 4. Water content in fishballl is not met SNI quality requirements. Total bacteria (TPC) in fishballs met SNI quality requirements.Keywords: tuna fishballs, carrageenan","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129179194","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-10DOI: 10.35800/mthp.8.1.2020.27116
H. A. Dien, S. Berhimpon, S. J. Sondakh
Komoditi Cakalang fufu (ikan asap) Sulawesi Utara dapat dikatakan sebagai exotic indogenous food, namun masih diperhadapkan dengan beberapa permasalahan, antara lain; penampilan produk masih terbatas, produk belum dikemas karena dirasa sulit, sehingga mudah dihinggapi lalat, mudah terkontaminasi bakteri, menyebabkan produk cepat menjadi busuk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan mutu hasil perikanan ialah dengan dilakukannya sosialisasi, diseminasi dan praktik tentang bagaimana cara memproduksi Cakalang fufu asap cair yang mudah dikemas sehingga dapat lebih awet. Berhimpon dkk (2014, 2015, 2016) melalui penelitian MP3EI, meneliti teknolologi tepat guna pengolahan dan pengemasan produk ikan fufu asap cair yang dapat dikemas dan mempunyai daya awet sampai dengan tiga bulan pada suhu ruang. Program Kemitraan Masyarakat ini bertujuan untuk mentransfer teknologi tepat guna tersebut untuk mengolah produk cakalang fufu untuk menghasilkan produk bernilai tambah seperti: Burger cakalang, pampis cakalang, Sandwich cakalang, Nasi Jaha pampis, Lumpia cakalang, dan Macao pampis. Dengan demikian produk akhir mempunyai nilai tambah, dan mitra pengolah ikan fufu akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Produk olahan akan mempunyai pasar lebih luas termasuk pasar on line, dapat dijual sebagai souvenir, sehingga menunjang parawisata kota Manado. Metode yang dipakai, adalah penyuluhan dan pendampingan, penjelasan materi disertai praktek pengolahan. Kegiatan dilakukan pada kelompok pengolah ikan Sederhana Dua. Luaran dari kegiatan ini adalah Teknologi Tepat Guna (TTG), artikel pada jurnal ber ISSN atau prosiding nasional, artikel pada media masa cetak atau on line, desain produk industri, dan merek dagang oleh mitra.
{"title":"PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PRODUK TURUNAN IKAN FUFU ASAP CAIR","authors":"H. A. Dien, S. Berhimpon, S. J. Sondakh","doi":"10.35800/mthp.8.1.2020.27116","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/mthp.8.1.2020.27116","url":null,"abstract":"Komoditi Cakalang fufu (ikan asap) Sulawesi Utara dapat dikatakan sebagai exotic indogenous food, namun masih diperhadapkan dengan beberapa permasalahan, antara lain; penampilan produk masih terbatas, produk belum dikemas karena dirasa sulit, sehingga mudah dihinggapi lalat, mudah terkontaminasi bakteri, menyebabkan produk cepat menjadi busuk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan mutu hasil perikanan ialah dengan dilakukannya sosialisasi, diseminasi dan praktik tentang bagaimana cara memproduksi Cakalang fufu asap cair yang mudah dikemas sehingga dapat lebih awet. Berhimpon dkk (2014, 2015, 2016) melalui penelitian MP3EI, meneliti teknolologi tepat guna pengolahan dan pengemasan produk ikan fufu asap cair yang dapat dikemas dan mempunyai daya awet sampai dengan tiga bulan pada suhu ruang. Program Kemitraan Masyarakat ini bertujuan untuk mentransfer teknologi tepat guna tersebut untuk mengolah produk cakalang fufu untuk menghasilkan produk bernilai tambah seperti: Burger cakalang, pampis cakalang, Sandwich cakalang, Nasi Jaha pampis, Lumpia cakalang, dan Macao pampis. Dengan demikian produk akhir mempunyai nilai tambah, dan mitra pengolah ikan fufu akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Produk olahan akan mempunyai pasar lebih luas termasuk pasar on line, dapat dijual sebagai souvenir, sehingga menunjang parawisata kota Manado. Metode yang dipakai, adalah penyuluhan dan pendampingan, penjelasan materi disertai praktek pengolahan. Kegiatan dilakukan pada kelompok pengolah ikan Sederhana Dua. Luaran dari kegiatan ini adalah Teknologi Tepat Guna (TTG), artikel pada jurnal ber ISSN atau prosiding nasional, artikel pada media masa cetak atau on line, desain produk industri, dan merek dagang oleh mitra.","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116479788","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-10-24DOI: 10.35800/mthp.8.1.2020.26056
E. Pandey, Jenki Pongoh
A low level of sanitation and hygiene applied by smoked fish processors in North Sulawesi can affect the quality and safety of the product itself. Interestingly, there is a huge market demand of smoked fish product in North Sulawesi. That is why it is necessary to improve quality of smoked fish product by assisting the smoked fish processors. The program's target partners are located in Pontoh Village, Wori District, North Minahasa Regency which is geographically located on the coast Pontoh Village is categorized as a fishing community, which is about 50% classified as poor families and has a small business group of processing smoked fish. The aim of this program is to increase production, marketing and finance for small entrepreneurs in Pontoh Village, Wori District, North Minahasa Regency so they can be skilled and economically independent. The specific target of this activity is to produce smoked fish products that are superior in terms of taste and shelf life while providing business continuity and strong management. The method of implementation that will be applied to this program are 1) Training on how to produced smoked-fish product using good manufacturing practices 2) Assiting about sanitation and hygiene in every step of producing smoked fish; 3) Advising on management
{"title":"Peningkatan Mutu dan Pendapatan Pengolah Ikan Cakalang Asap di Desa Pontoh, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara","authors":"E. Pandey, Jenki Pongoh","doi":"10.35800/mthp.8.1.2020.26056","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/mthp.8.1.2020.26056","url":null,"abstract":"A low level of sanitation and hygiene applied by smoked fish processors in North Sulawesi can affect the quality and safety of the product itself. Interestingly, there is a huge market demand of smoked fish product in North Sulawesi. That is why it is necessary to improve quality of smoked fish product by assisting the smoked fish processors. The program's target partners are located in Pontoh Village, Wori District, North Minahasa Regency which is geographically located on the coast Pontoh Village is categorized as a fishing community, which is about 50% classified as poor families and has a small business group of processing smoked fish. The aim of this program is to increase production, marketing and finance for small entrepreneurs in Pontoh Village, Wori District, North Minahasa Regency so they can be skilled and economically independent. The specific target of this activity is to produce smoked fish products that are superior in terms of taste and shelf life while providing business continuity and strong management. The method of implementation that will be applied to this program are 1) Training on how to produced smoked-fish product using good manufacturing practices 2) Assiting about sanitation and hygiene in every step of producing smoked fish; 3) Advising on management","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125347022","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}