Pub Date : 2019-07-11DOI: 10.35800/MTHP.7.2.2019.23618
Annisa Iqlima, H. A. Dien, J. T. Kaparang, A. Agustin, S. M. Timbowo, D. M. Makapedua, Grace Sanger
Wooden fish products that are usually processed traditionally have a weakness, namely deposit of tar in food ingredients which endangers health and air pollution that is not environmentally friendly. Today's wood processing is the high content of Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH), especially benzopirene which can cause cancer, as an alternative to wood fish processing conducted research using liquid smoke wood fogging technology. The purpose of this study is to calculate the presence of molds and pathogenic bacteria that can contaminate processed fishery products, namely wood fish. The microbial test results showed that the mold value in the lowest range was 2.0x102 on day 0 with a concentration of 4% soaking 30 minutes and the highest value was 1.4x103 on the 30th day with a concentration of 2% immersion 120 minutes. The total plate number of fresh skipjack with a value of 5.8x104 cfu/gram and after being processed into wood fish the lowest ALT value is 2.9x102 cfu/gram on day 0 with a concentration of 2% 120 minutes soaking and a high value of 9.9x102 cfu/gram on the 30th day with a concentration of 8% soaking 30 minutes, testing of pathogenic bacteria showed negative results (none). Chemical testing showed that the lowest water content value was 13% on day 0 with a concentration of 6% and the highest value was 17.25% on day 30 concentration of 2% soaking and 120 minutes. The lowest pH value is 5.38 on day 0 with a concentration of 2% 120 minutes soaking and the highest value is 5.96 on day 15 with a concentration of 2% soaking 30 minutes. The test results showed significant results in the ANOVA test.Keyword: Wood Fish, Liquid Smoke, Microbes. Produk ikan kayu yang biasa diolah secara tradisional memiliki kelemahan yaitu terdepositnya tar pada bahan makanan sehingga membahayakan kesehatan serta adanya polusi udara yang tidak ramah lingkungan. Pengolahan ikan kayu dewasa ini adalah tingginya kandungan senyawa Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) terutama benzopiren yang dapat menyebabkan kanker, sebagai alternatif dalam pengolahan ikan kayu dilakukan penelitian menggunakan teknologi pengasapan ikan kayu asap cair. Tujuan penelitian ini untuk menghitung keberadaan kapang dan bakteri patogen yang dapat mengkontaminasi produk olahan hasil perikanan yaitu ikan kayu. Hasil pengujian mikroba menunjukkan bahwa nilai kapang pada range paling terendah yaitu 2,0x102 pada hari ke 0 dengan konsentrasi 4% perendaman 30 menit dan nilai tertinggi yaitu 1,4x103 pada hari ke 30 dengan konsentrasi 2% perendaman 120 menit. Angka Lempeng total ikan cakalang segar dengan nilai 5,8x104 cfu/gram dan setelah diolah menjadi ikan kayu nilai ALT terendah yaitu 2,9x102 cfu/gram pada hari ke 0 dengan konsentrasi 2% perendaman 120 menit dan nilai tertinggi yaitu 9,9x102 cfu/gram pada hari ke 30 dengan konsentrasi 8% perendaman 30 menit, pengujian bakteri patogen menunjukkan hasil negatif (tidak ada). Pengujian kimia, menunjukkan bahwa nilai kadar air yang terendah yait
通常以传统方式加工的木鱼产品有一个缺点,即在食品成分中沉积焦油,危害健康,并造成不环保的空气污染。当今木材加工中多环芳烃(PAH)含量高,尤其是苯并芘可致癌,作为木鱼加工的替代品进行了研究,采用液体烟熏木材雾化技术。本研究的目的是计算可能污染加工渔业产品,即木鱼的霉菌和致病菌的存在。微生物试验结果表明,当浓度为4%浸泡30分钟时,第0天霉菌值最低,为2.0x102;当浓度为2%浸泡120分钟时,第30天霉菌值最高,为1.4 4x103。鲜鲣鱼总板数为5.8x104 cfu/g,加工成木鱼后第0天ALT最低为2.9x102 cfu/g,浸泡浓度为2% 120 min,第30天ALT最高为9.9x102 cfu/g,浸泡浓度为8% 30 min,致病菌检测结果均为阴性(无)。化学试验结果表明,浸泡浓度为6%时,第0天水分含量最低,为13%;浸泡浓度为2%,浸泡120分钟,第30天水分含量最高,为17.25%。当浓度为2%浸泡120分钟时,第0天pH值最低为5.38;当浓度为2%浸泡30分钟时,第15天pH值最高为5.96。检验结果在方差分析中显示显著性结果。关键词:木鱼,液体烟,微生物产品ikan kayu yang biasa diolah secara传统的记忆,kelemahan yitu,沉积,tar, pada, bahan, makanan, sehinga, membahaakan, kesehatan, serta, adanya, polusi, udara yang, tidak, ramah, lingkungan。多环芳烃(PAH) terutama benzopiren yang dapat menyebabkan kanker, sebagai alternatiff dalam Pengolahan ikan kayu dilakukan penelitian menggunakan teckni pengasapan ikan kayu asap。土娟penelitian ini untuk menghitung keberadaan kapang dan bakteri病原菌yang dapat mengkontaminasi产品olahan hasil perkanan yitu ikan kayu。Hasil penguin mikroba menunjukkan bahwa nilai kapang pagada range paling terendah yaitu 2,0x102 padharke 0 dengan konsentrasi 4% perendaman 30 menit dan nilai tertinggi yaitu 1,4x103 padharke 30 dengan konsentrasi 2% perendaman 120 menit。Angka Lempeng total ikan cakalang segar dengan nilai 5,8 × 104 cfu/g dan setelah diolah menjadi ikan kayu nilai ALT terendah yitu 2,9 × 102 cfu/g padharke 02 × 102 cfu/g padharman 120 menit dan nilai tertinggi yitu 9,9 × 102 cfu/g padharke 30 dengan konsentrasi 8% perendaman 30 menki, penguin bakteri病原体menunjukkan hasil阴性(tidak ada)。企鹅,menunjukkan bahwa nilai kadar air yang terendah yitu 13% padharke 0 dengan konsentrasi 6% dannilai tertinggi yitu 17,25% padharke 30 konsentrasi 2% perendaman dan 120 menit。Nilai pH yang terendah yait5,38帕哈里克0登干konsentrasi 2%年轮120分钟,Nilai tertinggi yit5,96帕哈里克15登干konsentrasi 2%年轮30分钟。Hasil uji menunjukkan signfikan pada uji anova。Kata kunci: Ikan Kayu, Asap Cair, Mikroba。
{"title":"PENGUJIAN KAPANG DAN BAKTERI PATOGEN PADA IKAN KAYU (KATSUOBUSHI) ASAP CAIR SELAMA PENYIMPANAN","authors":"Annisa Iqlima, H. A. Dien, J. T. Kaparang, A. Agustin, S. M. Timbowo, D. M. Makapedua, Grace Sanger","doi":"10.35800/MTHP.7.2.2019.23618","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/MTHP.7.2.2019.23618","url":null,"abstract":"Wooden fish products that are usually processed traditionally have a weakness, namely deposit of tar in food ingredients which endangers health and air pollution that is not environmentally friendly. Today's wood processing is the high content of Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH), especially benzopirene which can cause cancer, as an alternative to wood fish processing conducted research using liquid smoke wood fogging technology. The purpose of this study is to calculate the presence of molds and pathogenic bacteria that can contaminate processed fishery products, namely wood fish. The microbial test results showed that the mold value in the lowest range was 2.0x102 on day 0 with a concentration of 4% soaking 30 minutes and the highest value was 1.4x103 on the 30th day with a concentration of 2% immersion 120 minutes. The total plate number of fresh skipjack with a value of 5.8x104 cfu/gram and after being processed into wood fish the lowest ALT value is 2.9x102 cfu/gram on day 0 with a concentration of 2% 120 minutes soaking and a high value of 9.9x102 cfu/gram on the 30th day with a concentration of 8% soaking 30 minutes, testing of pathogenic bacteria showed negative results (none). Chemical testing showed that the lowest water content value was 13% on day 0 with a concentration of 6% and the highest value was 17.25% on day 30 concentration of 2% soaking and 120 minutes. The lowest pH value is 5.38 on day 0 with a concentration of 2% 120 minutes soaking and the highest value is 5.96 on day 15 with a concentration of 2% soaking 30 minutes. The test results showed significant results in the ANOVA test.Keyword: Wood Fish, Liquid Smoke, Microbes. Produk ikan kayu yang biasa diolah secara tradisional memiliki kelemahan yaitu terdepositnya tar pada bahan makanan sehingga membahayakan kesehatan serta adanya polusi udara yang tidak ramah lingkungan. Pengolahan ikan kayu dewasa ini adalah tingginya kandungan senyawa Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) terutama benzopiren yang dapat menyebabkan kanker, sebagai alternatif dalam pengolahan ikan kayu dilakukan penelitian menggunakan teknologi pengasapan ikan kayu asap cair. Tujuan penelitian ini untuk menghitung keberadaan kapang dan bakteri patogen yang dapat mengkontaminasi produk olahan hasil perikanan yaitu ikan kayu. Hasil pengujian mikroba menunjukkan bahwa nilai kapang pada range paling terendah yaitu 2,0x102 pada hari ke 0 dengan konsentrasi 4% perendaman 30 menit dan nilai tertinggi yaitu 1,4x103 pada hari ke 30 dengan konsentrasi 2% perendaman 120 menit. Angka Lempeng total ikan cakalang segar dengan nilai 5,8x104 cfu/gram dan setelah diolah menjadi ikan kayu nilai ALT terendah yaitu 2,9x102 cfu/gram pada hari ke 0 dengan konsentrasi 2% perendaman 120 menit dan nilai tertinggi yaitu 9,9x102 cfu/gram pada hari ke 30 dengan konsentrasi 8% perendaman 30 menit, pengujian bakteri patogen menunjukkan hasil negatif (tidak ada). Pengujian kimia, menunjukkan bahwa nilai kadar air yang terendah yait","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"58 11","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133390752","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-11DOI: 10.35800/mthp.7.3.2019.23623
Toar Waraney Sendukh, Gisella Aisyah Linggama, Meiliani Sembiring Kembaren, L. A. Montolalu
tradisional untuk mengobati beberapa penyakit. Penggunaan daun, buah, kulit kayu, batang, akar dan buah dari beberapa spesies mangrove dan memiliki senyawa yang bersifat antibakteri. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri yang terdapat pada ekstrak daun mangrove Sonneratia alba untuk menghambat bakteri S. aureus danE. coli. Menggunakan metode ekstraksi infusa dengan cara direbus selama 10, 20, dan 30 menit setelah itu di rebus kembali dengan air api kecil kemudian di keringkan dalam oven dengan suhu 75-80°C dengan konsentrasi ekstrak 50.000 ppm dan 10.000 ppm, kontrol positif (kloramfenikol), dan kontrol negatif (aquades). Hasil pengujian antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak air rebusan daun mangrove Sonneratia albamempunyai aktivitas paling besar pada perlakuan 30 menit konsentrasi 100.000 ppm terhadap bakteri E. colididapatkan rata-rata zona hambat sebesar 11,7 mm. Sedangkan pada bakteri S. aureus, paling besar pada perlakuan 30 menit konsentrasi 50.000 mendapatkan rata-rata zona hambat sebesar 7,5 mm.
{"title":"AKTIVITAS ANTIBAKTERI AIR REBUSAN DAUN MANGROVE Sonneratia alba","authors":"Toar Waraney Sendukh, Gisella Aisyah Linggama, Meiliani Sembiring Kembaren, L. A. Montolalu","doi":"10.35800/mthp.7.3.2019.23623","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/mthp.7.3.2019.23623","url":null,"abstract":"tradisional untuk mengobati beberapa penyakit. Penggunaan daun, buah, kulit kayu, batang, akar dan buah dari beberapa spesies mangrove dan memiliki senyawa yang bersifat antibakteri. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri yang terdapat pada ekstrak daun mangrove Sonneratia alba untuk menghambat bakteri S. aureus danE. coli. Menggunakan metode ekstraksi infusa dengan cara direbus selama 10, 20, dan 30 menit setelah itu di rebus kembali dengan air api kecil kemudian di keringkan dalam oven dengan suhu 75-80°C dengan konsentrasi ekstrak 50.000 ppm dan 10.000 ppm, kontrol positif (kloramfenikol), dan kontrol negatif (aquades). Hasil pengujian antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak air rebusan daun mangrove Sonneratia albamempunyai aktivitas paling besar pada perlakuan 30 menit konsentrasi 100.000 ppm terhadap bakteri E. colididapatkan rata-rata zona hambat sebesar 11,7 mm. Sedangkan pada bakteri S. aureus, paling besar pada perlakuan 30 menit konsentrasi 50.000 mendapatkan rata-rata zona hambat sebesar 7,5 mm. ","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"87 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132883784","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-08DOI: 10.35800/mthp.2.2.2014.6593
Jumalia Jumalia, A. Agustin, Helen Jenny Lohoo
The aim of this study was to identify the mold of salted flying fish (Hirundichthys oxycephalus) at pasar Bersehati Manado. The aim Manado this study was to identified the mold of salted Flying fish at pasar Bersehati Manado. These research was carried out chemical analysis and microbial analysis of salted fish in two steps which are the total plate colony and identified the species of mold. The chemical analysis was persentase of water content and pH. The result showed that the water content of the flying fish was 29.33–37.00% and pH was 7.24–7.37. And the result of the microbial test showed that total colony of mold was 7x102–13.1x103 CFU/gram and the spesies were Fusarium sp and Aspergillus sp.Keywords: flying fish, salted, microbial, Manado.
{"title":"IDENTIFIKASI KAPANG PADA IKAN TERBANG (Hirundichthys oxycephalus) ASIN DI PASAR BERSEHATI","authors":"Jumalia Jumalia, A. Agustin, Helen Jenny Lohoo","doi":"10.35800/mthp.2.2.2014.6593","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/mthp.2.2.2014.6593","url":null,"abstract":"The aim of this study was to identify the mold of salted flying fish (Hirundichthys oxycephalus) at pasar Bersehati Manado. The aim Manado this study was to identified the mold of salted Flying fish at pasar Bersehati Manado. These research was carried out chemical analysis and microbial analysis of salted fish in two steps which are the total plate colony and identified the species of mold. The chemical analysis was persentase of water content and pH. The result showed that the water content of the flying fish was 29.33–37.00% and pH was 7.24–7.37. And the result of the microbial test showed that total colony of mold was 7x102–13.1x103 CFU/gram and the spesies were Fusarium sp and Aspergillus sp.Keywords: flying fish, salted, microbial, Manado.","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"95 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115684234","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-08DOI: 10.35800/mthp.2.2.2014.6852
Johannis Umpain, Djuhria Wonggo, Grace Sanger
The aim of the research was to observe the freshness of flying fish (Decapterus russelli) in Pasar Tuminting, Manado, North Sulawesi. The highest pH degree of D. ruselli was 5.6 and the lowest was 5.4. The range of TVB value was 28.01–14 mg N/100 g of flesh. The organoleptic test on eyes, mucus, gill, texture and odour approximately was 6. The conclusion of the research was flying fish in Pasar Tuminting was still fresh. Keywords: Flying fish, Decapterus russelli, pH, TVB, organoleptic.
{"title":"Kajian Mutu Ikan Layang (Decapterus russelli) Segar di Pasar Tuminting Kota Manado","authors":"Johannis Umpain, Djuhria Wonggo, Grace Sanger","doi":"10.35800/mthp.2.2.2014.6852","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/mthp.2.2.2014.6852","url":null,"abstract":"The aim of the research was to observe the freshness of flying fish (Decapterus russelli) in Pasar Tuminting, Manado, North Sulawesi. The highest pH degree of D. ruselli was 5.6 and the lowest was 5.4. The range of TVB value was 28.01–14 mg N/100 g of flesh. The organoleptic test on eyes, mucus, gill, texture and odour approximately was 6. The conclusion of the research was flying fish in Pasar Tuminting was still fresh. Keywords: Flying fish, Decapterus russelli, pH, TVB, organoleptic.","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125143992","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-08DOI: 10.35800/MTHP.2.2.2014.6850
Nashadin Daud, I. K. Suwetja, L. A. Montolalu
Sampel penelitian ini diambil mengikuti proses penanganan ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L) di pasar Bersehati kota Manado. Sebelum dipajang untuk dijual, ikan diberi perlakuan pendinginan dengan cara penambahan es untuk melihat dampak proses terhadap mutu ikan sampai ke konsumen. Untuk itu kami melakukan penelitian tentang kajian mutu ikan Cakalang di Pasar Bersehati kota Manado. Mengkaji mutu ikan Cakalang segar yang dijual di pasar Bersehati kota Manado menggunakan perlakuan yaitu pada jam 06.00–07.00, jam 11.00–12.00 dan jam 16.00–17.00, dan pedagang yang terdiri dari pedagang 1, pedagang 2 dan pedagang 3. Ulangan dalam penelitian ini adalah 3 kali pengambilan sampel yaitu hari pertama, kedua dan ketiga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan dianalisis menggunakan Microsoft excel untuk mendapatkan nilai rata-rata.Hasil Penelitian adalah sebagai berikut: nilai rata-rata pH ikan Cakalang segar di pasar Bersehati sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada jam 06.00–07.00 adalah 5,37. Nilai rata-rata pH sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada pengambilan ikan Cakalang jam 12.00–13.00 adalah 5,46 dan nilai rata-rata pH sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada jam 16.00–17.00 adalah 5,43. Data ini menunjukkan bahwa pengambilan sampel jam 06.00–07.00, 11.00–12.00, dan 16.00–17.00 mendapatkan nilai yang cukup rendah. Ini berarti dari nilai pH, ikan sampel masih layak dikonsumsi. Nilai rata-rata TVB-N ikan Cakalang sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada jam 06.00–07.00 adalah 10,82 mg-N/100g. Nilai rata-rata TVB-N sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada pengambilan ikan Cakalang jam 12.00–13.00 adalah 13,25 mg-N/100g dan nilai rata-rata TVB-N sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada jam 16.00–17.00 adalah 21.81 mg-N/100g. Data ini menunjukkan bahwa pengambilan sampel jam 06.00–07.00, 11.00–12.00 dan 16.00–17.00 mendapatkan nilai yang cukup rendah, lebih rendah dari nilai ambang batas TVB-N untuk ikan segar yaitu 30 mg N/100g sampel. Ini berarti dari nilai TVB-N, ikan sampel masih layak dikonsumsi. Nilai organoleptik yaitu mata, insang, lendir permukaan badan, daging (warna dan permukaan), dan tekstur terdapat korelasi positif yaitu nilai pada ketiga pedagang terdapat pada pengambilan sampel jam 06.00–07.00, selanjutnya menurun pada pengambilan sampel jam 11.00–12.00 dan 16.00–17.00, walaupun demikian nilai organoleptik masih masuk kategori ikan bermutu segar dan agak segar.Kata kunci: Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L), kajian mutu, pH, TVB-N, organoleptik.
{"title":"KAJIAN MUTU IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L) SEGAR DI PASAR BERSEHATI MANADO","authors":"Nashadin Daud, I. K. Suwetja, L. A. Montolalu","doi":"10.35800/MTHP.2.2.2014.6850","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/MTHP.2.2.2014.6850","url":null,"abstract":"Sampel penelitian ini diambil mengikuti proses penanganan ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L) di pasar Bersehati kota Manado. Sebelum dipajang untuk dijual, ikan diberi perlakuan pendinginan dengan cara penambahan es untuk melihat dampak proses terhadap mutu ikan sampai ke konsumen. Untuk itu kami melakukan penelitian tentang kajian mutu ikan Cakalang di Pasar Bersehati kota Manado. Mengkaji mutu ikan Cakalang segar yang dijual di pasar Bersehati kota Manado menggunakan perlakuan yaitu pada jam 06.00–07.00, jam 11.00–12.00 dan jam 16.00–17.00, dan pedagang yang terdiri dari pedagang 1, pedagang 2 dan pedagang 3. Ulangan dalam penelitian ini adalah 3 kali pengambilan sampel yaitu hari pertama, kedua dan ketiga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan dianalisis menggunakan Microsoft excel untuk mendapatkan nilai rata-rata.Hasil Penelitian adalah sebagai berikut: nilai rata-rata pH ikan Cakalang segar di pasar Bersehati sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada jam 06.00–07.00 adalah 5,37. Nilai rata-rata pH sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada pengambilan ikan Cakalang jam 12.00–13.00 adalah 5,46 dan nilai rata-rata pH sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada jam 16.00–17.00 adalah 5,43. Data ini menunjukkan bahwa pengambilan sampel jam 06.00–07.00, 11.00–12.00, dan 16.00–17.00 mendapatkan nilai yang cukup rendah. Ini berarti dari nilai pH, ikan sampel masih layak dikonsumsi. Nilai rata-rata TVB-N ikan Cakalang sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada jam 06.00–07.00 adalah 10,82 mg-N/100g. Nilai rata-rata TVB-N sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada pengambilan ikan Cakalang jam 12.00–13.00 adalah 13,25 mg-N/100g dan nilai rata-rata TVB-N sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada jam 16.00–17.00 adalah 21.81 mg-N/100g. Data ini menunjukkan bahwa pengambilan sampel jam 06.00–07.00, 11.00–12.00 dan 16.00–17.00 mendapatkan nilai yang cukup rendah, lebih rendah dari nilai ambang batas TVB-N untuk ikan segar yaitu 30 mg N/100g sampel. Ini berarti dari nilai TVB-N, ikan sampel masih layak dikonsumsi. Nilai organoleptik yaitu mata, insang, lendir permukaan badan, daging (warna dan permukaan), dan tekstur terdapat korelasi positif yaitu nilai pada ketiga pedagang terdapat pada pengambilan sampel jam 06.00–07.00, selanjutnya menurun pada pengambilan sampel jam 11.00–12.00 dan 16.00–17.00, walaupun demikian nilai organoleptik masih masuk kategori ikan bermutu segar dan agak segar.Kata kunci: Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L), kajian mutu, pH, TVB-N, organoleptik.","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127204290","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-08DOI: 10.35800/MTHP.2.2.2014.6854
Andris Z Sauyai, H. Mewengkang, S. M. Timbowo
Waterish a chemical compound that is essential for the survival of living beings on this earth. The function of water for life cannot be replaced by other compounds. Therefore, the provision of clean water and enough quality to be one of the critical success factors in the fishing industry. Water is an important medium in the washing solvent fish, because the fish washing can reduce to eliminate hazardous chemicals or microorganisma Water cleaning process is usually done disinfection. Disinfectants are used in the fishing industry is the provision of chemicals, such as chlorine. According Winarno (1993), chlorine has been proven only ideal disinfectant. When put in the water will have immediate effect destroy most microbes. Based on economic calculations, efficiency and ease of use, the use of chlorine is a common method. This study aims to determine the presence of coli forms and E. coli bacteria were isolated from the washing water, the test was conducted at the Laboratory of Microbiology of Fishery Products, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, UNSRAT. Analysis Laboratory, the highest number of bacteria in the samples without making a second chlorine (A1): 4.5x103, and the lowest number of bacteria in samples containing chlorine taking second (A2): 3.3x102. In addressing the media that the EC Medium tubes positive coli form bacteria which produce acid and gas in the Durham tube. In order to show the EMB media E. coli growth are most numerous in the sample (A1), the washing water without containing chlorine.Keywords: Escherichia coli, clean water, washing water, chlorine.
{"title":"KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR PENCUCI IKAN DI PASAR PINASUNGKULAN KAROMBASAN MANADO","authors":"Andris Z Sauyai, H. Mewengkang, S. M. Timbowo","doi":"10.35800/MTHP.2.2.2014.6854","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/MTHP.2.2.2014.6854","url":null,"abstract":"Waterish a chemical compound that is essential for the survival of living beings on this earth. The function of water for life cannot be replaced by other compounds. Therefore, the provision of clean water and enough quality to be one of the critical success factors in the fishing industry. Water is an important medium in the washing solvent fish, because the fish washing can reduce to eliminate hazardous chemicals or microorganisma Water cleaning process is usually done disinfection. Disinfectants are used in the fishing industry is the provision of chemicals, such as chlorine. According Winarno (1993), chlorine has been proven only ideal disinfectant. When put in the water will have immediate effect destroy most microbes. Based on economic calculations, efficiency and ease of use, the use of chlorine is a common method. This study aims to determine the presence of coli forms and E. coli bacteria were isolated from the washing water, the test was conducted at the Laboratory of Microbiology of Fishery Products, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, UNSRAT. Analysis Laboratory, the highest number of bacteria in the samples without making a second chlorine (A1): 4.5x103, and the lowest number of bacteria in samples containing chlorine taking second (A2): 3.3x102. In addressing the media that the EC Medium tubes positive coli form bacteria which produce acid and gas in the Durham tube. In order to show the EMB media E. coli growth are most numerous in the sample (A1), the washing water without containing chlorine.Keywords: Escherichia coli, clean water, washing water, chlorine.","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131411584","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-08DOI: 10.35800/MTHP.2.2.2014.6594
Yakobus Kostan Imbir, Hens Onibala, A. Reo
Ikan Selar (Selaroides leptolepis) dan ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L) termasuk jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi dan biasanya dipasarkan dalam bentuk segar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kadar air dan uji organoleptik ikan Selar dan ikan Cakalang segar yang dipasarkan di pasar Tradisional Bahu, Manado. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai Rata-rata kadar air ikan Selar pada hari pertama jam 06:00 72,5% dan pada jam 11:00 meningkat menjadi 73,1% sehingga pada jam 18:00 Wita terjadi penurunan kadar air 71,4%. Dan nilai Rata-rata kadar air ikan Cakalang pada hari kedua pada jam 06:00, 72,6% dan pada jam 11:00 Wita terjadi peningkatan 73,1% sedangkan pada jam 18:00 terjadi penurunan kadar air 71,6%. Hasil uji organoleptik ikan Selar dan ikan Cakalang pada kriteria mata, insang, daging dan perut, bau, tekstur. Menunjukkan bahwa pada jam 06:00 WITA kedua jenis ikan pelagis masih dalam keadaan segar, dan pada jam 11:00 WITA terjadinya perubahan suhu dan cahaya pasar yang kurang baik. Sehingga pada jam 18:00 WITA terjadinya penurunan tingkat kesegaran ikan yang sangat signifikan. Berdasarkan hasil analisa kadar air dan uji organoleptik ikan Selar dan ikan Cakalang menunjukkan dalam keadaan yang masih baik (segar).Kata kunci: Selar, Cakalang, kadar air, organoleptik. Manado.
{"title":"Analisa Kadar Air dan Uji Organoleptik Pada Ikan Selar (Selaroides leptolepis) dan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L)","authors":"Yakobus Kostan Imbir, Hens Onibala, A. Reo","doi":"10.35800/MTHP.2.2.2014.6594","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/MTHP.2.2.2014.6594","url":null,"abstract":"Ikan Selar (Selaroides leptolepis) dan ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L) termasuk jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi dan biasanya dipasarkan dalam bentuk segar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kadar air dan uji organoleptik ikan Selar dan ikan Cakalang segar yang dipasarkan di pasar Tradisional Bahu, Manado. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai Rata-rata kadar air ikan Selar pada hari pertama jam 06:00 72,5% dan pada jam 11:00 meningkat menjadi 73,1% sehingga pada jam 18:00 Wita terjadi penurunan kadar air 71,4%. Dan nilai Rata-rata kadar air ikan Cakalang pada hari kedua pada jam 06:00, 72,6% dan pada jam 11:00 Wita terjadi peningkatan 73,1% sedangkan pada jam 18:00 terjadi penurunan kadar air 71,6%. Hasil uji organoleptik ikan Selar dan ikan Cakalang pada kriteria mata, insang, daging dan perut, bau, tekstur. Menunjukkan bahwa pada jam 06:00 WITA kedua jenis ikan pelagis masih dalam keadaan segar, dan pada jam 11:00 WITA terjadinya perubahan suhu dan cahaya pasar yang kurang baik. Sehingga pada jam 18:00 WITA terjadinya penurunan tingkat kesegaran ikan yang sangat signifikan. Berdasarkan hasil analisa kadar air dan uji organoleptik ikan Selar dan ikan Cakalang menunjukkan dalam keadaan yang masih baik (segar).Kata kunci: Selar, Cakalang, kadar air, organoleptik. Manado.","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122249301","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-08DOI: 10.35800/mthp.2.2.2014.6855
Agustina E Manggaprouw, R. Montolalu, I. K. Suwetja
Penelitian ini bertujuan mempelajari tingkat kesegaran ikan Tongkol yang dijual di pasar Bahu. Perlakuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Waktu pengambilan sampel yang terdiri atas: jam 06.00–07.00, 11.00–12.00 dan 16.00–17.00, serta pedagang yang terdiri atas: pedagang 1, pedagang 2 dan pedagang 3. Ulangan dalam penelitian ini adalah 3 kali pengambilan sampel yaitu hari pertama, hari kedua, dan hari ketiga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, data dianalisis menggunakan Microsoft excel sebagai rerata 3 variabel independen dengan standar deviasi (SD). Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata TVB-N ikan Tongkol (Euthynnus affinis) yang terendah adalah (11,2 mg N/100 gr sampel) pada pengambilan ikan Tongkol jam 06.00–07.00 sedangkan nilai rerata (14 mg-N/100g sampel). Nilai rerata terendah pada pengambilan ikan Tongkol pada jam 12.00–13.00 adalah (11,2 mg N/100 gr sampel) sedangkan nilai rerata TVB-N yang tertinggi adalah (14 mg-N/100g sampel). Nilai rerata TVB-N yang terendah pada jam 16.00–17.00 (22,4 mg N/100 gr sampel) sedangkan nilai rerata yang tertinggi adalah (28 mg N/100 gr sampel). Nilai rerata pH pada jam 06.00–07.00, nilai rerata terendah pada pedagang 2 dan 3 nilainya sama 5,4 sedangkan nilai tertinggi ditemukan pada pedagang 1 adalah 5,43. Nilai rerata pH terendah pada pengambilan ikan tongkol pada jam 12.00–13.00 ditemukan pada pedagang 2 dan 3 nilainya sama 5,46 sedangkan nilai tertinggi ditemukan pada pedagang 1 adalah 5,53. Nilai rata-rata pH terendah pada pengambilan ikan tongkol pada jam 16.00–17.00 ditemukan pada pedagang 1 adalah 5,53 sedangkan nilai tertinggi ditemukan pada pedagang 2 dan 3 nilainya sama 5,56. Nilai organoleptik yaitu mata, insang, lendir permukaan badan, daging (warna dan kenampakan) dan tekstur terdapat korelasi positif yaitu nilai tertinggi pada ketiga pedagang terdapat pada pengambilan sampel pagi hari, selanjutnya menurun pada pengambilan sampel siang hari dan sore hari, walaupun demikian nilai organoleptik ini masih masuk kategori ikan bermutu segar dan agak segar yaitu >6. Kata kunci: Ikan Tongkol (Euthynnus affinis), kajian mutu, pH, TVB-N, organoleptik.
{"title":"Kajian Mutu Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Segar di Pasar Bahu Manado","authors":"Agustina E Manggaprouw, R. Montolalu, I. K. Suwetja","doi":"10.35800/mthp.2.2.2014.6855","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/mthp.2.2.2014.6855","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mempelajari tingkat kesegaran ikan Tongkol yang dijual di pasar Bahu. Perlakuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Waktu pengambilan sampel yang terdiri atas: jam 06.00–07.00, 11.00–12.00 dan 16.00–17.00, serta pedagang yang terdiri atas: pedagang 1, pedagang 2 dan pedagang 3. Ulangan dalam penelitian ini adalah 3 kali pengambilan sampel yaitu hari pertama, hari kedua, dan hari ketiga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, data dianalisis menggunakan Microsoft excel sebagai rerata 3 variabel independen dengan standar deviasi (SD). Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata TVB-N ikan Tongkol (Euthynnus affinis) yang terendah adalah (11,2 mg N/100 gr sampel) pada pengambilan ikan Tongkol jam 06.00–07.00 sedangkan nilai rerata (14 mg-N/100g sampel). Nilai rerata terendah pada pengambilan ikan Tongkol pada jam 12.00–13.00 adalah (11,2 mg N/100 gr sampel) sedangkan nilai rerata TVB-N yang tertinggi adalah (14 mg-N/100g sampel). Nilai rerata TVB-N yang terendah pada jam 16.00–17.00 (22,4 mg N/100 gr sampel) sedangkan nilai rerata yang tertinggi adalah (28 mg N/100 gr sampel). Nilai rerata pH pada jam 06.00–07.00, nilai rerata terendah pada pedagang 2 dan 3 nilainya sama 5,4 sedangkan nilai tertinggi ditemukan pada pedagang 1 adalah 5,43. Nilai rerata pH terendah pada pengambilan ikan tongkol pada jam 12.00–13.00 ditemukan pada pedagang 2 dan 3 nilainya sama 5,46 sedangkan nilai tertinggi ditemukan pada pedagang 1 adalah 5,53. Nilai rata-rata pH terendah pada pengambilan ikan tongkol pada jam 16.00–17.00 ditemukan pada pedagang 1 adalah 5,53 sedangkan nilai tertinggi ditemukan pada pedagang 2 dan 3 nilainya sama 5,56. Nilai organoleptik yaitu mata, insang, lendir permukaan badan, daging (warna dan kenampakan) dan tekstur terdapat korelasi positif yaitu nilai tertinggi pada ketiga pedagang terdapat pada pengambilan sampel pagi hari, selanjutnya menurun pada pengambilan sampel siang hari dan sore hari, walaupun demikian nilai organoleptik ini masih masuk kategori ikan bermutu segar dan agak segar yaitu >6. Kata kunci: Ikan Tongkol (Euthynnus affinis), kajian mutu, pH, TVB-N, organoleptik.","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131127744","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-11DOI: 10.35800/MTHP.7.2.2019.23614
Greace Tinuwo, S. Berhimpon, Nurmeilita Taher, Grace Sanger, E. L. Mongi, Feny Mentang, Verly Dotulong
Wooden fish, better known as Katsuo-bushi, which is done in stages. Wood fish has a weight around 20–30% of raw materials with a moisture content of 15–17% because it experiences fumigation/drying. The problem for products that are smoked long (Hard Smoking) is the content of carcinogens which also settles on fish is quite high, therefore fumigation technology with liquid smoke become an alternative in wood fish processing to minimize the content of carcinogens. The purpose of this study is to determine the isotherm of water sorption in wood fish (Katsuo-bushi) which is made with different concentrations of liquid smoke and soaking time. Method used in this study the method of analysis, water content, ph analysis method and Isothermic sorption (ISA) analysis method.Keyword: Isotherm sorpsi water (ISA) Katsuo-bushi, liquid smoke. Ikan kayu atau lebih dikenal dengan Katsuo-bushi termasuk dalam produk olahan pengasapan, yang dilakukan secara bertahap. Ikan kayu memiliki berat sekitar 20–30% dari bahan baku, dengan kadar air 15–17% karena mengalami proses pengasapan/pengeringan. Masalah bagi produk yang diasapi lama (Hard Smoking) adalah kandungan senyawa karsinogen yang ikut mengendap pada ikan cukup tinggi. Karena itu teknologi pengasapan dengan asap cair menjadi alternatif dalam pengolahan ikan kayu untuk meminimalisir kandungan senyawa karsinogen. Pengolahan ikan kayu menggunakan asap cair memiliki beberapa kelebihan yaitu rendah kandungan PAH (<25ppb), ramah lingkungan karena tidak ada polusi udara, dan hemat bahan bakar kayu, serta waktu pengolahan singkat. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa kadar air (AOAC, 2005) metode analisa pH (AOAC, 2005) dan metode analisa isotermi sorpsi air. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ISA ikan kayu asap cair mendapatkan model kurva ISA tipe 1 dengan persamaan nilai Henderson 4,915 yang sangat tepat sedangkan untuk persamaan Hasley 6,522 yang agak tepat. Persamaan Oswin, Caurie, dan Chen Clayton memiliki model persamaan yang tidak tepat karena lebih dari angka 10. Hasil yang didapatkan berbeda dari penelitian sebelumnya serta mempunyai perbedaan konsentrasi asap cair dan lama perendaman yang berbeda, karena penelitian sebelumnya mendapatkan nilai MRD Oswin16,44 yang sangat tepat.Kata kunci: isotermi sorpsi air (ISA), ikan kayu, asap cair.
木鱼,俗称木鱼,是分阶段制作的。木鱼的重量约为原料的20-30%,水分含量为15-17%,因为它经历了熏蒸/干燥。熏制时间长的产品(硬烟)的问题是致癌物含量也很高,因此液体烟熏蒸技术成为木鱼加工的另一种选择,以尽量减少致癌物的含量。本研究的目的是测定不同烟熏浓度和浸泡时间下木鱼的吸水等温线。本研究采用的分析方法有:水分含量法、ph值法和等温吸附法(ISA)。关键词:等温吸附水(ISA),克津-布希,液体烟伊坎kayu atau lebih dikenal dengan Katsuo-bushi termasuk dalam产品olahan pengasapan, yang dilakukan secara bertahap。Ikan kayu memiliki berat sekitar 20-30% dari bahan baku, dengan kadar air 15-17% karena mengalami proses pengasapan/pengeringan。Masalah bagi产品yang diasapi lama(硬烟)adalah kandungan senyawa karsinogen yang ikut mengendap paada ikan cuup tinggi。Karena technology, pengasapan, denengan, asap, chair menjadi, dalam, pengolahan, kan, kayu, untuk,最小化,kandungan, senyawa karsinogen。Pengolahan ikan kayu menggunakan asap cair memiliki beberapa kelelebihan yitu rendah kandungan PAH (<25ppb), ramah lingkungan karena tidak ada polusi udara, dan hemat bahan bakar kayu, serta waktu Pengolahan singkat。参数yang digunakan dalam penelitian ini adala metoanalysiskadar air (AOAC, 2005) metoanalysisph (AOAC, 2005)和metoanalysisisotermisorpsi air。Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ISA ikan kayu asap主席mendapatkan模型kurva ISA tipe 1 dengan persamaan nilai Henderson 4,915 yang sangat tepat sedangkan untuk persamaan Hasley 6,522 yang agaktepat。Persamaan Oswin, Caurie, dan Chen, Clayton memiliki模型Persamaan yang tidak tepat karena lebih dari angka 10。Hasil yang didapatkan berbeda dari penelitian sebelumnya serta mempunyai perbedaan konsentrasi asap cair dan lama perendaman yang berbeda, karena penelitian sebelumnya mendapatkan nilai MRD Oswin16,44 yang sangat tepat。Kata kunci:等温度空气(ISA), ikan kayu, asap chair。
{"title":"ISOTERMI SORPSI AIR IKAN KAYU (Katsuo-Bushi) YANG DIBUAT DENGAN KONSENTRASI ASAP CAIR DAN LAMA PERENDAMAN YANG BERBEDA","authors":"Greace Tinuwo, S. Berhimpon, Nurmeilita Taher, Grace Sanger, E. L. Mongi, Feny Mentang, Verly Dotulong","doi":"10.35800/MTHP.7.2.2019.23614","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/MTHP.7.2.2019.23614","url":null,"abstract":"Wooden fish, better known as Katsuo-bushi, which is done in stages. Wood fish has a weight around 20–30% of raw materials with a moisture content of 15–17% because it experiences fumigation/drying. The problem for products that are smoked long (Hard Smoking) is the content of carcinogens which also settles on fish is quite high, therefore fumigation technology with liquid smoke become an alternative in wood fish processing to minimize the content of carcinogens. The purpose of this study is to determine the isotherm of water sorption in wood fish (Katsuo-bushi) which is made with different concentrations of liquid smoke and soaking time. Method used in this study the method of analysis, water content, ph analysis method and Isothermic sorption (ISA) analysis method.Keyword: Isotherm sorpsi water (ISA) Katsuo-bushi, liquid smoke. Ikan kayu atau lebih dikenal dengan Katsuo-bushi termasuk dalam produk olahan pengasapan, yang dilakukan secara bertahap. Ikan kayu memiliki berat sekitar 20–30% dari bahan baku, dengan kadar air 15–17% karena mengalami proses pengasapan/pengeringan. Masalah bagi produk yang diasapi lama (Hard Smoking) adalah kandungan senyawa karsinogen yang ikut mengendap pada ikan cukup tinggi. Karena itu teknologi pengasapan dengan asap cair menjadi alternatif dalam pengolahan ikan kayu untuk meminimalisir kandungan senyawa karsinogen. Pengolahan ikan kayu menggunakan asap cair memiliki beberapa kelebihan yaitu rendah kandungan PAH (<25ppb), ramah lingkungan karena tidak ada polusi udara, dan hemat bahan bakar kayu, serta waktu pengolahan singkat. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa kadar air (AOAC, 2005) metode analisa pH (AOAC, 2005) dan metode analisa isotermi sorpsi air. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ISA ikan kayu asap cair mendapatkan model kurva ISA tipe 1 dengan persamaan nilai Henderson 4,915 yang sangat tepat sedangkan untuk persamaan Hasley 6,522 yang agak tepat. Persamaan Oswin, Caurie, dan Chen Clayton memiliki model persamaan yang tidak tepat karena lebih dari angka 10. Hasil yang didapatkan berbeda dari penelitian sebelumnya serta mempunyai perbedaan konsentrasi asap cair dan lama perendaman yang berbeda, karena penelitian sebelumnya mendapatkan nilai MRD Oswin16,44 yang sangat tepat.Kata kunci: isotermi sorpsi air (ISA), ikan kayu, asap cair.","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127208003","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-11DOI: 10.35800/MTHP.7.2.2019.23611
Sandra Jenspiten Tatontos, S. D. Harikedua, E. L. Mongi, Djuhria Wonggo, L. Montolalu, D. M. Makapedua, Verly Dotulong
Fish is one of the perishable food, freezing technique is an effective method in storage fishery products. The process of freezing and thawing can also cause damage to fish meat such as the occurrence of protein denaturation which results in the loss of water holding capacity and influence the decrease in sensory quality (odor, texture, color). This study aims to determine the effect of the freez-thaw cycle on Skipjack sensory quality. Freezing for 24 hours at -24.2ºC freezer temperature and thawing for 24 hours at refrigerator temperature ± 2,4ºC. Freez-thaw is done repeatedly, 1 time, 2 times, 3 times and 4 times. The results of the study showed that the more freezing-thawing processes carried out, the more affected the sensory quality. The results of this study indicate that after 4 times the freez-thaw cycle treatment affects the sensory quality of skipjackKeyword: Freez-thaw cycle, sensory quality. Ikan adalah produk pangan yang mudah mengalami kemunduran mutu (perishable food), teknik pembekuan adalah metode pengolahan dan penyimpanan yang efektif untuk produk hasil perikanan. Proses pembekuan juga dapat menyebabkan kerusakan pada daging ikan seperti terjadinya denaturasi protein, penurunan mutu sensori (aroma, tekstur, warna). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari pembekuan dan pelelehan secara berulang terhadap kualitas sensori ikan cakalang. Pembekuan dilakukan selama 24 jam pada suhu freezer -24,2ºC dan pelelehan dilakukan selama 24 jam pada suhu lemari es ± 2,4ºC. alur pembekuan-pelelehan dilakukan secara berulang, 1 kali, 2 kali, 3 kali dan 4 kali. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa semakin banyak proses pembekuan-pelelehan yang dilakukan maka nilai mutu sensori. Penelitian ini menunjukkan bahwa setelah 4 kali perlakuan pembekuan-pelelehan terhadap ikan cakalang terjadi penurunan pada penampakkan sensori.Kata kunci: Pembekuan-pelelehan berulang, mutu sensori.
鱼类是一种易腐食品,冷冻技术是保存鱼类产品的有效方法。冻融过程也会对鱼肉造成损害,如发生蛋白质变性,导致保水能力丧失,影响感官品质(气味、质地、颜色)下降。本研究旨在确定冻融循环对鲣鱼感官品质的影响。在-24.2℃冷冻温度下冷冻24小时,在±2.4℃冷冻温度下解冻24小时。反复冻融,1次、2次、3次、4次。研究结果表明,冻融过程进行得越多,对感官质量的影响越大。本研究结果表明,经过4次冻融循环处理后,鲣鱼的感官品质受到影响。关键词:冻融循环,感官品质。Ikan adalah product pangan yang mudah mengalami kemunduran mutu(易腐食品),teknik ppemekuan adalah metode pengolahan dan penyimpanan yang ekektif untuk product hasil perikanan。Proses pengekuan juga dapat menyebabkan kerusakan padaging ikan seperti terjadinya denaturasi protein, penurunan mutu sensori (aroma, tekstur, warna)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari penpenkuan dan pelelehan secara berulang terhadap kualitas sensori like kan akalang。彭伯宽dilakukan selama 24果酱巴哈酥酥冷冻机-24,2℃丹佩勒汉dilakukan selama 24果酱巴哈酥酥酥酥酥冷冻机±2.4℃。Alur ppenkkuan -pelelehan dilakukan secara berulang, 1卡利,2卡利,3卡利,4卡利。Hasil penelitian成员perperlihatkan bahwa semakin banyak提议ppenpenkuan -pelelehan yang dilakukan maka nilai mutu sensori。Penelitian ini menunjukkan bahwa setelah 4 kali perlakuan penbekuan -pelelehan terhadap ikkan cakalang terjadi penurunan pada penampakkan sensori。Kata kunci: pemobkuan -pelelehan berulang, mutu sensori。
{"title":"EFEK PEMBEKUAN-PELELEHAN BERULANG TERHADAP MUTU SENSORI IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L)","authors":"Sandra Jenspiten Tatontos, S. D. Harikedua, E. L. Mongi, Djuhria Wonggo, L. Montolalu, D. M. Makapedua, Verly Dotulong","doi":"10.35800/MTHP.7.2.2019.23611","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/MTHP.7.2.2019.23611","url":null,"abstract":"Fish is one of the perishable food, freezing technique is an effective method in storage fishery products. The process of freezing and thawing can also cause damage to fish meat such as the occurrence of protein denaturation which results in the loss of water holding capacity and influence the decrease in sensory quality (odor, texture, color). This study aims to determine the effect of the freez-thaw cycle on Skipjack sensory quality. Freezing for 24 hours at -24.2ºC freezer temperature and thawing for 24 hours at refrigerator temperature ± 2,4ºC. Freez-thaw is done repeatedly, 1 time, 2 times, 3 times and 4 times. The results of the study showed that the more freezing-thawing processes carried out, the more affected the sensory quality. The results of this study indicate that after 4 times the freez-thaw cycle treatment affects the sensory quality of skipjackKeyword: Freez-thaw cycle, sensory quality. Ikan adalah produk pangan yang mudah mengalami kemunduran mutu (perishable food), teknik pembekuan adalah metode pengolahan dan penyimpanan yang efektif untuk produk hasil perikanan. Proses pembekuan juga dapat menyebabkan kerusakan pada daging ikan seperti terjadinya denaturasi protein, penurunan mutu sensori (aroma, tekstur, warna). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari pembekuan dan pelelehan secara berulang terhadap kualitas sensori ikan cakalang. Pembekuan dilakukan selama 24 jam pada suhu freezer -24,2ºC dan pelelehan dilakukan selama 24 jam pada suhu lemari es ± 2,4ºC. alur pembekuan-pelelehan dilakukan secara berulang, 1 kali, 2 kali, 3 kali dan 4 kali. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa semakin banyak proses pembekuan-pelelehan yang dilakukan maka nilai mutu sensori. Penelitian ini menunjukkan bahwa setelah 4 kali perlakuan pembekuan-pelelehan terhadap ikan cakalang terjadi penurunan pada penampakkan sensori.Kata kunci: Pembekuan-pelelehan berulang, mutu sensori.","PeriodicalId":170118,"journal":{"name":"Media Teknologi Hasil Perikanan","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125128440","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}