Pub Date : 2019-07-17DOI: 10.35800/JPLT.7.2.2019.24215
Gerardus M Tiolong, Anton P Rumengan, C. Sondak, F. Boneka, N. Gustaf F. Mamangkey, Christine Kondoy
Global warming is one of the issues in the world today, marked by an increase in the temperature of the earth which is directly related to greenhouse gases. Mangrove forest is one of the potential parameters to be studied from the Blue Carbon ecosystem. Estimates of carbon storage in mangrove forests are so large that it is important to calculate carbon stock estimates in mangrove vegetation. This study aims to estimate the carbon content of mangrove trees in the Pintu Kota Village, North Lembeh District, Bitung City. The method used in this research activity is the Line Transect method. Biomass calculation of mangrove trees, using allometric equations. Based on the results of the study after identified mangroves in Pintu Kota Village there were 4 types of mangroves, which consisted of, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorhiza and Soneratia alba. The highest total value of the highest biomass was found at station (2) with a value of 124.01 tons / ha, then at station (3) at 99.02 tons / ha. While the lowest biomass results are at station (1) of 84.15 tons / ha. sehinggah the estimation results of the highest potential carbon content is at the station (2) with a value of 58.29 tons C / ha then at station (3) of 46.54 tons C / ha, while the estimated yield of the lowest carbon content is also found at the station ( 1) with a value of 39.55 tons C / ha.Keywords: Carbon, mangrove, Pintu Kota Village, Bitung City Pemanasan global merupakan salah satu isu di dunia saat ini, ditandai dengan adanya peristiwa meningkatnya suhu bumi yang terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca. Hutan mangrove merupakan salah satu potensi yang menjadi parameter untuk dikaji dari ekosistem Blue Carbon. Perkiraan penyimpanan karbon pada hutan mangrove begitu besar sehingga penting untuk menghitung estimasi simpanan karbon pada vegetasi mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk Mengestimasi kandungan karbon pohon mangrove yang ada di Kelurahan Pintu Kota Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung. Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini ialah metode transek garis (Line Transect ). Penghitungan biomassa pohon mangrove, menggunakan persamaan allometrik. Berdasarkan dari hasil penelitian setelah diindentifikasi mangrove di Kelurahan Pintu Kota terdapat 4 jenis mangrove, yang terdiri dari, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorhiza dan Soneratia alba. Diperoleh hasil total nilai rata-rata biomassa yang tertinggi terdapat pada stasiun (2) dengan nilai 124,01 ton/ha, kemudian pada stasiun (3) sebesar 99,02 ton/ha. Sedangkan hasil biomassa terendah terdapat pada stasiun (1) sebesar 84,15 ton/ha. sehinggah hasil estimasi potensi kandungan karbon yang tertinggi terdapat pada stasiun (2) dengan nilai 58,29 ton C/ha kemudian pada stasiun (3) sebesar 46,54 ton C/ha, sedangkan hasil estimasi potensi kandungan karbon terendah juga terdapat pada stasiun (1) dengan nilai 39,55 ton C/ha.Kata kunci: Karbon, mangrove, Kelurahan Pintu Kota, Kota
全球变暖是当今世界的问题之一,其标志是地球温度的升高,这与温室气体直接相关。红树林是蓝碳生态系统研究的潜在参数之一。红树林的碳储量估计值非常大,因此计算红树林植被的碳储量估计值非常重要。本研究旨在估算比东市北Lembeh区Pintu Kota村红树林的碳含量。本研究活动中使用的方法是样线法。用异速生长方程计算红树林生物量。根据对平图哥打村红树林的鉴定结果,红树有4种类型,分别是尖根红树(Rhizophora apiculata)、粗根红树(Rhizophora mucronata)、裸木红树(Bruguiera gymnorhiza)和白索树(Soneratia alba)。站(2)生物量总量最高,为124.01 t / ha,站(3)次之,为99.02 t / ha。而最低的生物量结果在站(1)为84.15吨/公顷。估算结果表明,站(2)的潜在碳含量最高,为58.29 t C / ha,站(3)的潜在碳含量为46.54 t C / ha,站(1)的潜在碳含量最低,为39.55 t C / ha。关键词:碳,红树林,平图哥打村,比东市佩马纳桑全球merupakan salah satu isu di duunia saat ini, ditandai dengan adanya peristiwa meningkatnya suhu bumi yang terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca湖滩红树林生态系统蓝碳分析。Perkiraan penyimpanan carbon pada hutan红树林begitu - besar seingga penting untuk menghitung estimasi simpanan carbon pada vegetasi红树林。Penelitian ini bertujuan untuk Mengestimasi kandungan karbon pohon红树林yang ada di Kelurahan Pintu Kota Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung。Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini ialah Metode transek garis(线样)。蓬里屯干红树林,孟古纳干红树。Berdasarkan dari hasil penelitian setelah diindentfikasi mangrove di Kelurahan Pintu Kota terdapat 4 jenis红树林,yang terdiri dari,尖根霉,大根霉,木根霉和白檀。双坡区总生物量:杨廷吉区总生物量:登干区总生物量:124,01吨/公顷,库姆甸区总生物量:99,02吨/公顷。Sedangkan hasil bioassa terendah terdapat pattasasiun (1) sebesar 84,15吨/公顷。sehinggah hasil estimasi potensi kandungan carbon yang tertinggi terdapat pada stasiun (2) dengan nilai 58,29吨C/ha kemudian pada stasun (3) sedangkan hasil estimasi potensi kandungan carbon terendah juga terdapat pada stasun (1) dengan nilai 39,55吨C/ha。Kata kunci: Karbon,红树林,Kelurahan Pintu Kota, Kota Bitung。
{"title":"ESTIMASI KARBON VEGETASI MANGROVE DI KELURAHAN PINTU KOTA KECAMATAN LEMBEH UTARA KOTA BITUNG","authors":"Gerardus M Tiolong, Anton P Rumengan, C. Sondak, F. Boneka, N. Gustaf F. Mamangkey, Christine Kondoy","doi":"10.35800/JPLT.7.2.2019.24215","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/JPLT.7.2.2019.24215","url":null,"abstract":"Global warming is one of the issues in the world today, marked by an increase in the temperature of the earth which is directly related to greenhouse gases. Mangrove forest is one of the potential parameters to be studied from the Blue Carbon ecosystem. Estimates of carbon storage in mangrove forests are so large that it is important to calculate carbon stock estimates in mangrove vegetation. This study aims to estimate the carbon content of mangrove trees in the Pintu Kota Village, North Lembeh District, Bitung City. The method used in this research activity is the Line Transect method. Biomass calculation of mangrove trees, using allometric equations. Based on the results of the study after identified mangroves in Pintu Kota Village there were 4 types of mangroves, which consisted of, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorhiza and Soneratia alba. The highest total value of the highest biomass was found at station (2) with a value of 124.01 tons / ha, then at station (3) at 99.02 tons / ha. While the lowest biomass results are at station (1) of 84.15 tons / ha. sehinggah the estimation results of the highest potential carbon content is at the station (2) with a value of 58.29 tons C / ha then at station (3) of 46.54 tons C / ha, while the estimated yield of the lowest carbon content is also found at the station ( 1) with a value of 39.55 tons C / ha.Keywords: Carbon, mangrove, Pintu Kota Village, Bitung City Pemanasan global merupakan salah satu isu di dunia saat ini, ditandai dengan adanya peristiwa meningkatnya suhu bumi yang terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca. Hutan mangrove merupakan salah satu potensi yang menjadi parameter untuk dikaji dari ekosistem Blue Carbon. Perkiraan penyimpanan karbon pada hutan mangrove begitu besar sehingga penting untuk menghitung estimasi simpanan karbon pada vegetasi mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk Mengestimasi kandungan karbon pohon mangrove yang ada di Kelurahan Pintu Kota Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung. Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini ialah metode transek garis (Line Transect ). Penghitungan biomassa pohon mangrove, menggunakan persamaan allometrik. Berdasarkan dari hasil penelitian setelah diindentifikasi mangrove di Kelurahan Pintu Kota terdapat 4 jenis mangrove, yang terdiri dari, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorhiza dan Soneratia alba. Diperoleh hasil total nilai rata-rata biomassa yang tertinggi terdapat pada stasiun (2) dengan nilai 124,01 ton/ha, kemudian pada stasiun (3) sebesar 99,02 ton/ha. Sedangkan hasil biomassa terendah terdapat pada stasiun (1) sebesar 84,15 ton/ha. sehinggah hasil estimasi potensi kandungan karbon yang tertinggi terdapat pada stasiun (2) dengan nilai 58,29 ton C/ha kemudian pada stasiun (3) sebesar 46,54 ton C/ha, sedangkan hasil estimasi potensi kandungan karbon terendah juga terdapat pada stasiun (1) dengan nilai 39,55 ton C/ha.Kata kunci: Karbon, mangrove, Kelurahan Pintu Kota, Kota ","PeriodicalId":17792,"journal":{"name":"JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS","volume":"364 3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78135200","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-17DOI: 10.35800/JPLT.7.2.2019.24129
Rachmat S. Waisaley, E. Kaligis, Medy Ompi, Dieslie R.H. Kumampung, Chatrien Annita Luzianna Sinjal, Jetty K. Rangan
Decapod is one of the subphylum of Arthropod which is the most dominant animal group in the waters. Various types of decapoda commonly known such as crabs, shrimp, and crabs. This research was conducted with the aim of determining the type of decapod in coastal waters of Tongkaina Village, Manado City, determining the abundance of decapods in these waters and measuring data on water quality (temperature, salinity, pH) at several observation stations. The results of the study obtained the type of decapod in the coastal waters of Tongkaina Village, Manado City. A total of 15 species were distributed in 9 different families namely Ocypodidae, Grapsidae, Portunidae, Sesarmidae, Pilumnidae, Xanthidae, Calappidae, Majidae, and Penaeidae. Of the types of crabs and shrimp found in each type of living habitat. the highest numbers were 97 individual indicated Uca lacteal, then followed by Thalamita crenata with 32 individuals, and the lowest was Penaeus kerathuruswith 2 individuals Keywords: Tongkaina, Decapoda, identification, abundance Inventory Decapoda in The Marine Waters of Tongkaina Village, Manado CityDekapoda merupakan salah satu subfilum dari Arthropoda yang merupakan kelompok hewan paling dominan di perairan. Berbagai jenis decapoda yang umum dikenal seperti kepiting, udang, dan rajungan.. Penelitian ini berujuan menentukan jenis dekapoda di perairan pantai Kelurahan Tongkaian, Kota Manado, menentukan kelimpahan dekapoda yang ada di perairan tersebut dan mengukur data tentang kualitas air (suhu, salinitas, pH) pada beberapa stasiun pengamatan. Hasil penelitian yang didapatkan jenis dekapoda di perairan pantai Kelurahan Tongkaina, Kota Manado. Sebanyak 15 spesies yang terdistribusi pada 9 famili berbeda yaitu Ocypodidae, Grapsidae, Portunidae, Sesarmidae, Pilumnidae, Xanthidae, Calappidae, Majidae, dan Penaeidae. Dari jenis kepiting dan udang yang ditemukan pada masing-masing tipe habitat hidup. spesies tertinggi yaitu 97 ditunjukkan Uca lacteal, kemudian diikuti oleh Thalamita crenata dengan 32 individu, dan spesies yang paling terendah yaitu Penaeus kerathurus dengan 2 jumlah individu.Kata kunci : Tongkaina, Dekapoda, identifikasi, kelimpahan
十足动物是节肢动物亚门之一,是水域中最占优势的动物类群。各种各样的十足动物,如螃蟹、虾和螃蟹。本研究的目的是确定万纳多市通开纳村沿海水域十足类的类型,确定这些水域十足类的丰度,并测量几个观测站的水质(温度、盐度、pH值)数据。研究结果获得了万鸦老市通开纳村沿海水域十足类的类型。共15种,分布于9科,分别为:拟蝇科、葡萄科、机会蝇科、芝麻蝇科、刺蝇科、黄蝇科、Calappidae、Majidae和Penaeidae。在每一种生活栖息地中发现的螃蟹和虾的种类。关键词:万纳市通开那村海域十足目动物十足目动物,鉴定,丰度调查,十足目动物,节肢动物,阳,merupakan, kelompok, hewan, paling dominan, diperairan。Berbagai jenis decapoda yang umum dikenal perkeiting, udang, dan rajungan..Penelitian ini berujuan menentukan jenis dekapoda di perairan pantai Kelurahan Tongkaian, Kota Manado, menentukan kelimpahan dekapoda yang ada di perairan tersebut dan mengukur数据tentankualitas air (suhu, salinitas, pH) pada beberapa stasiun pengamatan。Hasil penelitian yang didapatkan jenis dekapoda di perairan pantai Kelurahan, Kota Manado。15种,分布于9科,有翅蝇科、棘蝇科、刺蝇科、刺蝇科、刺蝇科、刺蝇科、刺蝇科、刺蝇科、刺蝇科、刺蝇科、刺蝇科。达里jenis kepitting dan uddang yang ditemukan paada masing-masing类型栖息地hidup。种tertinggi yatu 97 ditunjukkan Uca乳状体,种kemudian diikuti oleh Thalamita crenata dengan 32个个体,种yang paling terendah yaitu Penaeus kerathurus dengan 2个个体。Kata kunci: Tongkaina, Dekapoda, identifikasi, kelimpahan
{"title":"INVENTARISASI JENIS DEKAPODA DI PERAIRAN PANTAI KELURAHAN TONGKAINA, KOTA MANADO","authors":"Rachmat S. Waisaley, E. Kaligis, Medy Ompi, Dieslie R.H. Kumampung, Chatrien Annita Luzianna Sinjal, Jetty K. Rangan","doi":"10.35800/JPLT.7.2.2019.24129","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/JPLT.7.2.2019.24129","url":null,"abstract":"Decapod is one of the subphylum of Arthropod which is the most dominant animal group in the waters. Various types of decapoda commonly known such as crabs, shrimp, and crabs. This research was conducted with the aim of determining the type of decapod in coastal waters of Tongkaina Village, Manado City, determining the abundance of decapods in these waters and measuring data on water quality (temperature, salinity, pH) at several observation stations. The results of the study obtained the type of decapod in the coastal waters of Tongkaina Village, Manado City. A total of 15 species were distributed in 9 different families namely Ocypodidae, Grapsidae, Portunidae, Sesarmidae, Pilumnidae, Xanthidae, Calappidae, Majidae, and Penaeidae. Of the types of crabs and shrimp found in each type of living habitat. the highest numbers were 97 individual indicated Uca lacteal, then followed by Thalamita crenata with 32 individuals, and the lowest was Penaeus kerathuruswith 2 individuals Keywords: Tongkaina, Decapoda, identification, abundance Inventory Decapoda in The Marine Waters of Tongkaina Village, Manado CityDekapoda merupakan salah satu subfilum dari Arthropoda yang merupakan kelompok hewan paling dominan di perairan. Berbagai jenis decapoda yang umum dikenal seperti kepiting, udang, dan rajungan.. Penelitian ini berujuan menentukan jenis dekapoda di perairan pantai Kelurahan Tongkaian, Kota Manado, menentukan kelimpahan dekapoda yang ada di perairan tersebut dan mengukur data tentang kualitas air (suhu, salinitas, pH) pada beberapa stasiun pengamatan. Hasil penelitian yang didapatkan jenis dekapoda di perairan pantai Kelurahan Tongkaina, Kota Manado. Sebanyak 15 spesies yang terdistribusi pada 9 famili berbeda yaitu Ocypodidae, Grapsidae, Portunidae, Sesarmidae, Pilumnidae, Xanthidae, Calappidae, Majidae, dan Penaeidae. Dari jenis kepiting dan udang yang ditemukan pada masing-masing tipe habitat hidup. spesies tertinggi yaitu 97 ditunjukkan Uca lacteal, kemudian diikuti oleh Thalamita crenata dengan 32 individu, dan spesies yang paling terendah yaitu Penaeus kerathurus dengan 2 jumlah individu.Kata kunci : Tongkaina, Dekapoda, identifikasi, kelimpahan","PeriodicalId":17792,"journal":{"name":"JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS","volume":"162 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77488225","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-08DOI: 10.35800/JPLT.7.1.2019.23456
Angelitha O.T Iskandar, Joshian N. W. Schaduw, Natalie D. C. Rumampuk, C. Sondak, Veibe Warouw, Ari B. Rondonuwu
Study Of Land Suitability For Mangrove Ecotourism In Arakan Village, Minahasa Selatan District, North Sulawesi The purpose of this study was to determine community structure, mangrove canopy cover and land suitability of mangrove ecotourism. This study used the line transect method for mangrove community structure, interviews for questionnaires and hemispherical photography for the percentage of mangrove cover. The results of the study on mangrove community structure showed that The highest important value index is found in transect 3, namely R. stylosa with value of 292,935 and the lowest on transect 3 is A. officinalis with a value of 7.065. For the suitability of mangrove ecotourism land shows that all transects belong to the suitable category with value of 55.74% on transect 1, 65.57% on transect 2, 68.85% on transect 3, 63.93% on transect 4 and 68.85% on transect 5.Keywords: Mangrove, Ecotourism, Arakan Village Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas, tutupan kanopi mangrove dan kesesuaian lahan ekowisata mangrove. Penelitian ini menggunakan metode line transek terhadap struktur komunitas mangrove, wawancara untuk kuisioner dan hemispherical photography untuk persentase tutupan mangrove. Hasil penelitian struktur komunitas mangrove yaitu indeks nilai penting tertinggi terdapat pada transek 3 jenis R.stylosa 292.935 dan terendah pada transek 3 jenis A.officinalis 7.065. Untuk kesesuaian lahan ekowisata mangrove bahwa pada semua transek masuk kategori sesuai dengan nilai kesesuaian transek 1 55.74%, transek 2 nilai 65.57%, transek 3 nilai 68.85%, transek 4 nilai 63.93% dan transek 5 nilai 68.85%.Kata kunci: Mangrove, Ekowisata, Desa Arakan.
北苏拉威西省Minahasa Selatan区Arakan村红树林生态旅游土地适宜性研究本研究的目的是确定红树林生态旅游的群落结构、红树林冠层盖度和土地适宜性。本研究采用样线法研究红树林群落结构,采用问卷访谈法研究红树林盖度,采用半球面摄影法研究红树林盖度。红树林群落结构的研究结果表明,样带3的重要价值指数最高,为茎柱棘(R. stylosa),为292,935;样带3的重要价值指数最低,为officinalis,为7.065。红树林生态旅游用地适宜性:1、2、3、4、5的适宜性分别为55.74%、65.57%、68.85%、63.93%和68.85%;关键词:红树林,生态旅游,阿拉干村,图土潘,红树,红树,红树,红树,红树Penelitian ini menggunakan方法线transsek terhadap structutuas komunitas红树林,wawancara untuk kuisoner和半球面摄影untuk代表tutupan红树林。Hasil penelitian结构komunitas红树林yitu索引nilai penpenting tertingi terdapat padsek 3 jenis s .stylosa 292.935 and terendah padsek 3 jenis A.officinalis 7.065。Untuk kesesuaian lahan ekowisata红树林bahwa pada semua transek masuk kategori sesuaian denengan nilai kesesuaian transek 1 55.74%, transek 2 65.57%, transek 3 68.85%, transek 4 63.93%, transek 5 68.85%。Kata kunci:红树林,Ekowisata, Desa Arakan。
{"title":"Kajian Kesesuaian Lahan Ekowisata Mangrove Di Desa Arakan Kabupaten Minahasa Selatan Sulawesi Utara","authors":"Angelitha O.T Iskandar, Joshian N. W. Schaduw, Natalie D. C. Rumampuk, C. Sondak, Veibe Warouw, Ari B. Rondonuwu","doi":"10.35800/JPLT.7.1.2019.23456","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/JPLT.7.1.2019.23456","url":null,"abstract":"Study Of Land Suitability For Mangrove Ecotourism In Arakan Village, Minahasa Selatan District, North Sulawesi The purpose of this study was to determine community structure, mangrove canopy cover and land suitability of mangrove ecotourism. This study used the line transect method for mangrove community structure, interviews for questionnaires and hemispherical photography for the percentage of mangrove cover. The results of the study on mangrove community structure showed that The highest important value index is found in transect 3, namely R. stylosa with value of 292,935 and the lowest on transect 3 is A. officinalis with a value of 7.065. For the suitability of mangrove ecotourism land shows that all transects belong to the suitable category with value of 55.74% on transect 1, 65.57% on transect 2, 68.85% on transect 3, 63.93% on transect 4 and 68.85% on transect 5.Keywords: Mangrove, Ecotourism, Arakan Village Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas, tutupan kanopi mangrove dan kesesuaian lahan ekowisata mangrove. Penelitian ini menggunakan metode line transek terhadap struktur komunitas mangrove, wawancara untuk kuisioner dan hemispherical photography untuk persentase tutupan mangrove. Hasil penelitian struktur komunitas mangrove yaitu indeks nilai penting tertinggi terdapat pada transek 3 jenis R.stylosa 292.935 dan terendah pada transek 3 jenis A.officinalis 7.065. Untuk kesesuaian lahan ekowisata mangrove bahwa pada semua transek masuk kategori sesuai dengan nilai kesesuaian transek 1 55.74%, transek 2 nilai 65.57%, transek 3 nilai 68.85%, transek 4 nilai 63.93% dan transek 5 nilai 68.85%.Kata kunci: Mangrove, Ekowisata, Desa Arakan.","PeriodicalId":17792,"journal":{"name":"JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76457383","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-08DOI: 10.35800/JPLT.7.1.2019.23457
Werianty Liony Zeak, D. S. Paransa, Anton P Rumengan, Kurniati Kemer, James J. H. Paulus, D. Mantiri
Screening of Carotenoid Pigmen in Crabs of Grapsus sp. Using Chromatography Separation Grapsus sp. is one of the sea crustaceans that has a unique characteristic on its claws, which has a purplish and blackish green color on the carapace organ, this indicates that the crap carapace of Grapsus sp. has pigment content. From this pigment content that is then isolated to determine the type of pigment by using Thin Layer Chromatography and Column Chromatography. The carapace extract of Grapsus sp. crab which was isolated then analyzed, the result identified that the crab carapace of Grapsus sp. had the type of pigment ß-Carotene, Echinenone, Cantaxanthin and Astaxanthin.Keywords: Grapsus sp., Thin Layer Chromatography, Column Chromatography, Astaxanthin Pigments. Grapsus sp. adalah salah satu krustasea laut yang memiliki ciri khas unik pada bagian capitnya yaitu memiliki warna keunguan dan hijau kehitaman pada organ karapas, hal ini menandakan bahwa karapas kepiting Grapsus sp. memiliki kandungan pigmen. Dari kandungan pigmen inilah yang kemudian diisolasi untuk mengetahui jenis pigmen dengan menggunakan pemisahan Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Kolom. Ekstrak karapas kepiting Grapsus sp. yang telah diisolasi kemudian di analisis, maka teridentifikasi bahwa karapas kepiting Grapsus sp. memiliki jenis pigmen ß- Karoten, Ekinenon, Kantaxantin dan Astaxantin.Kata Kunci: Grapsus sp., Kromatografi Lapis Tipis, Kromatografi Kolom, Pigmen Astaxanti
葡萄蟹是一种具有独特爪子特征的海洋甲壳类动物,其甲壳器官呈紫绿色和墨绿色,说明葡萄蟹的粪甲壳中含有色素。然后用薄层色谱法和柱层析法从这些色素的含量中分离出色素的种类。对分离得到的葡萄蟹甲壳提取物进行分析,结果表明葡萄蟹甲壳中含有ß-胡萝卜素、紫棘烯酮、Cantaxanthin和Astaxanthin等色素。关键词:葡萄,薄层色谱,柱层析,虾青素色素葡萄属植物adalah salah satu krustasea laut yang memiliki ciri khas unik pada bagian capitnya yitu memiliki warna keunguan dan hijau kehitaman pada organ karapas, halini menandakan bahwa karapas keep Grapsus spi memiliki kandungan pigmen。达里语kandungan pigmen inilah杨kemudian diisolasi为她mengetahui jenis pigmen dengan menggunakan pemisahan Kromatografi青金石一种丹Kromatografi Kolom。研究结果表明:一种新的鉴定方法可以有效地鉴定出一种新的葡萄品种,如葡萄、葡萄、葡萄和葡萄。Kata Kunci:葡萄,青金石,Kolom, Pigmen Astaxanti
{"title":"Skrining Pigmen Karotenoid pada Kepiting Grapsus sp. dengan Menggunakan Pemisahan Kromatografi","authors":"Werianty Liony Zeak, D. S. Paransa, Anton P Rumengan, Kurniati Kemer, James J. H. Paulus, D. Mantiri","doi":"10.35800/JPLT.7.1.2019.23457","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/JPLT.7.1.2019.23457","url":null,"abstract":"Screening of Carotenoid Pigmen in Crabs of Grapsus sp. Using Chromatography Separation Grapsus sp. is one of the sea crustaceans that has a unique characteristic on its claws, which has a purplish and blackish green color on the carapace organ, this indicates that the crap carapace of Grapsus sp. has pigment content. From this pigment content that is then isolated to determine the type of pigment by using Thin Layer Chromatography and Column Chromatography. The carapace extract of Grapsus sp. crab which was isolated then analyzed, the result identified that the crab carapace of Grapsus sp. had the type of pigment ß-Carotene, Echinenone, Cantaxanthin and Astaxanthin.Keywords: Grapsus sp., Thin Layer Chromatography, Column Chromatography, Astaxanthin Pigments. Grapsus sp. adalah salah satu krustasea laut yang memiliki ciri khas unik pada bagian capitnya yaitu memiliki warna keunguan dan hijau kehitaman pada organ karapas, hal ini menandakan bahwa karapas kepiting Grapsus sp. memiliki kandungan pigmen. Dari kandungan pigmen inilah yang kemudian diisolasi untuk mengetahui jenis pigmen dengan menggunakan pemisahan Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Kolom. Ekstrak karapas kepiting Grapsus sp. yang telah diisolasi kemudian di analisis, maka teridentifikasi bahwa karapas kepiting Grapsus sp. memiliki jenis pigmen ß- Karoten, Ekinenon, Kantaxantin dan Astaxantin.Kata Kunci: Grapsus sp., Kromatografi Lapis Tipis, Kromatografi Kolom, Pigmen Astaxanti","PeriodicalId":17792,"journal":{"name":"JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS","volume":"195 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90056591","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-01-31DOI: 10.35800/JPLT.7.1.2019.22804
Yunus Watumlawar, C. Sondak, Joshian N. W. Schaduw, Jane M. Mamuaja, Suria Darwisito, Jardie A. Andaki
Serasah hutan mangrove memiliki fungsi yang amat penting bagi ekosistem mangrove, diantaranya untuk mempertahankan kesuburan tanah hutan yang bersangkutan. Kesuburan tanah dan tanaman bergantung pada produktivitas dan laju dekomposisi serasah. Serasah akan mengalami dekomposisi, memberikan sumbangan bahan organik bagi tanah hutan, serta menjadi sumber makanan bagi kehidupan fauna tanah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai produktvitas serasah mangrove (Sonneratia sp.) dan laju dekomposisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total produksi serasah mangrove (Sonneratia sp.) yang terbesar ditemukan pada plot (1) yaitu (83,55 gr/m2/hari), kemudian plot 3 (55,30 gr/m2/hari), selanjutnya plot 2 (45,87 gr/m2/hari), dan plot 4 menghasilkan produksi serasah sebesar (39,30 gr/m2/hari). Total rata-rata persentase dekomposisi dan laju dekomposisi per hari yang terbesar/tercepat terdapat pada plot 4 yaitu terurai semua pada hari ke-30, kemudian diikuti oleh plot 3 dengan sisa bobot akhir yaitu sebesar 15,70 % dengan laju dekomposisi per hari 1,57 %, kemudian plot 1 dengan sisa bobot akhir yaitu sebesar 16,32 % dengan laju dekomposisi per hari 1,09 %, dan yang terendah terdapat pada plot 2 sebesar 17,16 % dengan laju dekomposisi per hari 1,14%.
{"title":"Produksi dan laju dekomposisi serasah mangrove (Sonneratia sp) di kawasan hutan mangrove Bahowo, Kelurahan Tongkaina Kecamatan Bunaken Sulawesi Utara","authors":"Yunus Watumlawar, C. Sondak, Joshian N. W. Schaduw, Jane M. Mamuaja, Suria Darwisito, Jardie A. Andaki","doi":"10.35800/JPLT.7.1.2019.22804","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/JPLT.7.1.2019.22804","url":null,"abstract":"Serasah hutan mangrove memiliki fungsi yang amat penting bagi ekosistem mangrove, diantaranya untuk mempertahankan kesuburan tanah hutan yang bersangkutan. Kesuburan tanah dan tanaman bergantung pada produktivitas dan laju dekomposisi serasah. Serasah akan mengalami dekomposisi, memberikan sumbangan bahan organik bagi tanah hutan, serta menjadi sumber makanan bagi kehidupan fauna tanah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai produktvitas serasah mangrove (Sonneratia sp.) dan laju dekomposisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total produksi serasah mangrove (Sonneratia sp.) yang terbesar ditemukan pada plot (1) yaitu (83,55 gr/m2/hari), kemudian plot 3 (55,30 gr/m2/hari), selanjutnya plot 2 (45,87 gr/m2/hari), dan plot 4 menghasilkan produksi serasah sebesar (39,30 gr/m2/hari). Total rata-rata persentase dekomposisi dan laju dekomposisi per hari yang terbesar/tercepat terdapat pada plot 4 yaitu terurai semua pada hari ke-30, kemudian diikuti oleh plot 3 dengan sisa bobot akhir yaitu sebesar 15,70 % dengan laju dekomposisi per hari 1,57 %, kemudian plot 1 dengan sisa bobot akhir yaitu sebesar 16,32 % dengan laju dekomposisi per hari 1,09 %, dan yang terendah terdapat pada plot 2 sebesar 17,16 % dengan laju dekomposisi per hari 1,14%.","PeriodicalId":17792,"journal":{"name":"JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS","volume":"87 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85585313","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-01-01DOI: 10.35800/JPLT.7.1.2019.22817
Reinol Jacobs, Janny D Kusen, C. Sondak, F. Boneka, Veibe Warouw, Winda M. Mingkid
Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui struktur komunitas mangrove di Desa Lamanggo dan Desa Tope, untuk mengetahui kelimpahan kepiting bakau di hutan mangrove, dan untuk mengetahui hubungan antara kerapatan mangrove dengan kepadatan kepiting.Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode line transek kuadran dengan menentukan lima lokasi titik pengamatan pengambilan sampel, dan untuk mengetahui kondisi mangrove maka dilakukan perhitungan kerapatan jenis, frekuensi jenis, penutupan jenis, dominasi, indeks nilai penting dan keanekaragaman serta analisis kelimpahan kepiting bakau yang berhubungan dengan kerapatan mangrove dengan rumus Y = a + b X.. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa jenis mangrove yang memiliki nilai kerapatan tertinggi yaitu Rhizophora apiculata, dan untuk nilai frekuensi tertinggi juga yaitu jenis Rhizophora apiculata, sedangkan untuk nilai dominasi tertinggi dimiliki oleh jenis Sonneratia alba.Berdasarkan uji korelasi antara kerapatan pohon mangrove (X) terhadap kepadatan kepiting (Y) sebagaimana terlihat diperoleh r sebesar = 0,814 dengan Fhitung sebesar 1.94 < Ftabel 10.12. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kerapatan mangrove dengan kepadatan kepiting bakau. Selanjutnya untuk melihat besarnya kontribusi kerapatan mangrove terhadap kepadatan kepiting dicari melalui koefisien determinasi R² = 0.66 yang berarti variabel kerapatan pohon mangrove tidak memberikan kontribusi terhadap kepadatan kepiting. Karena jika setiap penambahan variabel X, maka variabel Y akan berkurang sebesar 67.54937 - 0.110 X.
{"title":"Struktur komunitas ekosistem mangrove dan kepiting bakau di Desa Lamanggo dan Desa Tope, Kecamatan Biaro, Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang, Biaro","authors":"Reinol Jacobs, Janny D Kusen, C. Sondak, F. Boneka, Veibe Warouw, Winda M. Mingkid","doi":"10.35800/JPLT.7.1.2019.22817","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/JPLT.7.1.2019.22817","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui struktur komunitas mangrove di Desa Lamanggo dan Desa Tope, untuk mengetahui kelimpahan kepiting bakau di hutan mangrove, dan untuk mengetahui hubungan antara kerapatan mangrove dengan kepadatan kepiting.Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode line transek kuadran dengan menentukan lima lokasi titik pengamatan pengambilan sampel, dan untuk mengetahui kondisi mangrove maka dilakukan perhitungan kerapatan jenis, frekuensi jenis, penutupan jenis, dominasi, indeks nilai penting dan keanekaragaman serta analisis kelimpahan kepiting bakau yang berhubungan dengan kerapatan mangrove dengan rumus Y = a + b X.. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa jenis mangrove yang memiliki nilai kerapatan tertinggi yaitu Rhizophora apiculata, dan untuk nilai frekuensi tertinggi juga yaitu jenis Rhizophora apiculata, sedangkan untuk nilai dominasi tertinggi dimiliki oleh jenis Sonneratia alba.Berdasarkan uji korelasi antara kerapatan pohon mangrove (X) terhadap kepadatan kepiting (Y) sebagaimana terlihat diperoleh r sebesar = 0,814 dengan Fhitung sebesar 1.94 < Ftabel 10.12. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kerapatan mangrove dengan kepadatan kepiting bakau. Selanjutnya untuk melihat besarnya kontribusi kerapatan mangrove terhadap kepadatan kepiting dicari melalui koefisien determinasi R² = 0.66 yang berarti variabel kerapatan pohon mangrove tidak memberikan kontribusi terhadap kepadatan kepiting. Karena jika setiap penambahan variabel X, maka variabel Y akan berkurang sebesar 67.54937 - 0.110 X.","PeriodicalId":17792,"journal":{"name":"JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS","volume":"279 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80055409","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan mengukur pertumbuhan dan menentukan sintasan larva kerang mutiara yang dipelihara pada sumber pakan berbeda, yaitu pakan ikan mentah (penyiapan pakan mengikuti prosedur pada paten No. P00201609066 dan P14201802692) yang telah melalui proses perendaman pada beberapa produk probiotik (seperti: EM4, Probio FM, dan Starbio F9), mikroalga dan larva tanpa pemberian pakan sebagai kontrol. Larva kerang mutiara yang digunakan adalah larva yang telah berumur 14 hari, diambil dari PT.Arthe Samudra, Bitung, Sulawesi Utara. Larva dipelihara menggunakan wadah palstik berisi ± 700 ml air laut 35 ppt yang berisi aerasi dengan kecepatan sekitar ±0.66 ml/menit. Larva kemudian dipelihara selama 14 hari menggunakan sumber pakan berbeda sesuai dengan perlakuan dengan 3 kali pengulangan. Setiap 2 hari sekali diambil sebanyak ±3 ml cuplikan sampel dan larva yang ada dalam cuplikan diukur bagian panjang, tinggi, dan pangkal larva. Pada akhir penelitian, larva dalam semua perlakuan dipanen dan jumlah larva dihitung untuk menentukan sintasan larva pada masing-masing perlakuan. Hasil pengukuran panjang (61.9 - 194.47 µm), tinggi (59.46 - 216.81 µm) dan lebar pangkal cangkang (21 - 88.1 µm) menunjukkan adanya pola pertumbuhan yang cenderung lebih stabil pada larva yang diberi pakan ikan mentah yang telah direndam dengan beberapa produk probiotik dan pada perlakuan pemberian pakan mikroalga dibanding pada perlakuan tanpa pakan. Adapun sintasan larva tertinggi terdapat pada larva yang diberi pakan mikroalga (102 ± 121.7 larva), kemudian larva pada pakan ikan mentah yang direndam pada beberapa produk probiotik; F9 (29 ± 18.02 larva), Probio FM (5.6 ± 1.52 larva) dan EM 4 (1.66 ± 1 larva).
{"title":"Pertumbuhan dan sintasan larva kerang mutiara Pinctada maxima pada sumber pakan berbeda","authors":"Frista Tarigan, Stenly Wullur, Veibe Warouw, I. Rumengan, Elvy Ginting, Cysca Lumenta","doi":"10.35800/JPLT.7.1.2019.22815","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/JPLT.7.1.2019.22815","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengukur pertumbuhan dan menentukan sintasan larva kerang mutiara yang dipelihara pada sumber pakan berbeda, yaitu pakan ikan mentah (penyiapan pakan mengikuti prosedur pada paten No. P00201609066 dan P14201802692) yang telah melalui proses perendaman pada beberapa produk probiotik (seperti: EM4, Probio FM, dan Starbio F9), mikroalga dan larva tanpa pemberian pakan sebagai kontrol. Larva kerang mutiara yang digunakan adalah larva yang telah berumur 14 hari, diambil dari PT.Arthe Samudra, Bitung, Sulawesi Utara. Larva dipelihara menggunakan wadah palstik berisi ± 700 ml air laut 35 ppt yang berisi aerasi dengan kecepatan sekitar ±0.66 ml/menit. Larva kemudian dipelihara selama 14 hari menggunakan sumber pakan berbeda sesuai dengan perlakuan dengan 3 kali pengulangan. Setiap 2 hari sekali diambil sebanyak ±3 ml cuplikan sampel dan larva yang ada dalam cuplikan diukur bagian panjang, tinggi, dan pangkal larva. Pada akhir penelitian, larva dalam semua perlakuan dipanen dan jumlah larva dihitung untuk menentukan sintasan larva pada masing-masing perlakuan. Hasil pengukuran panjang (61.9 - 194.47 µm), tinggi (59.46 - 216.81 µm) dan lebar pangkal cangkang (21 - 88.1 µm) menunjukkan adanya pola pertumbuhan yang cenderung lebih stabil pada larva yang diberi pakan ikan mentah yang telah direndam dengan beberapa produk probiotik dan pada perlakuan pemberian pakan mikroalga dibanding pada perlakuan tanpa pakan. Adapun sintasan larva tertinggi terdapat pada larva yang diberi pakan mikroalga (102 ± 121.7 larva), kemudian larva pada pakan ikan mentah yang direndam pada beberapa produk probiotik; F9 (29 ± 18.02 larva), Probio FM (5.6 ± 1.52 larva) dan EM 4 (1.66 ± 1 larva).","PeriodicalId":17792,"journal":{"name":"JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS","volume":"39 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78625368","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-01-01DOI: 10.35800/jplt.7.1.2019.22819
Krisandy Bengkal, I. Manembu, C. Sondak, B. Wagey, Joshian N. W. Schaduw, Lawrence J. L. Lumingas
Lamun memegang peran penting di komunitas pesisir karena merupakan salah satu faktor pendukung dari berbagai macam flora dan fauna, mempengaruhi produktivitas perairan pesisir, penstabil sedimen mengontrol kejernihan dan kualitas air, serta dapat mempengaruhi ekosistem lain di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis keanekaragaman spesies lamun dan mengidentifikasi keanekaragaman ekhinodermata yang ditemukan di pesisir Kelurahan Tongkaina. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Seagrass Watch. Data hasil penelitian, ditemukan lima jenis lamun, yaitu Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Thalassia hemprichii, Syringodium isoetifolium dan Enhalus acoroides yang terdiri dari dua famili yaitu Hydroccharitaceae dan Potamogentonaceae. Jenis lamun yang sering ditemui di Stasiun I adalah Cymodocea rotundata dengan nilai INP = 109,10 dan di Stasiun II Syringodium isoetifolium dengan nilai INP = 141,80. Enhalus acoroides adalah jenis lamun yang jarang ditemui pada kedua stasiun pengamatan, dengan nilai INP = 3,19 di Stasiun I dan di Stasiun II nilai INP = 52,30. Ditemukan tiga spesies ekhinodermata yang terdapat dalam transek kuadrat yaitu Protoreaster nodosus Ekhinothrix calamaris dan Linckia laevigata. Indeks keanekaragaman ekhinodermata di Stasiun I dengan nilai H' = 0,500 dan di Stasiun II dengan nilai H' = 0,410.
{"title":"Identifikasi keanekaragaman lamun dan ekhinodermata dalam upaya konservasi","authors":"Krisandy Bengkal, I. Manembu, C. Sondak, B. Wagey, Joshian N. W. Schaduw, Lawrence J. L. Lumingas","doi":"10.35800/jplt.7.1.2019.22819","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/jplt.7.1.2019.22819","url":null,"abstract":"Lamun memegang peran penting di komunitas pesisir karena merupakan salah satu faktor pendukung dari berbagai macam flora dan fauna, mempengaruhi produktivitas perairan pesisir, penstabil sedimen mengontrol kejernihan dan kualitas air, serta dapat mempengaruhi ekosistem lain di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis keanekaragaman spesies lamun dan mengidentifikasi keanekaragaman ekhinodermata yang ditemukan di pesisir Kelurahan Tongkaina. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Seagrass Watch. Data hasil penelitian, ditemukan lima jenis lamun, yaitu Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Thalassia hemprichii, Syringodium isoetifolium dan Enhalus acoroides yang terdiri dari dua famili yaitu Hydroccharitaceae dan Potamogentonaceae. Jenis lamun yang sering ditemui di Stasiun I adalah Cymodocea rotundata dengan nilai INP = 109,10 dan di Stasiun II Syringodium isoetifolium dengan nilai INP = 141,80. Enhalus acoroides adalah jenis lamun yang jarang ditemui pada kedua stasiun pengamatan, dengan nilai INP = 3,19 di Stasiun I dan di Stasiun II nilai INP = 52,30. Ditemukan tiga spesies ekhinodermata yang terdapat dalam transek kuadrat yaitu Protoreaster nodosus Ekhinothrix calamaris dan Linckia laevigata. Indeks keanekaragaman ekhinodermata di Stasiun I dengan nilai H' = 0,500 dan di Stasiun II dengan nilai H' = 0,410.","PeriodicalId":17792,"journal":{"name":"JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85251261","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-01-01DOI: 10.35800/jplt.7.1.2019.22813
J. Liem, R. Bara, Deiske A. Sumilat, Veibe Warouw, F. Losung, A. Wantasen
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai panjang pantai 99.093 km2 yang kaya akan terumbu karang dan biota laut lainnya. Salah satu biota yang banyak diteliti adalah spons. Wilayah laut Indonesia merupakan salah satu pusat penyebaran terbesar spons di dunia dan diperkirakan terdapat sekitar 830 spesies yang hidup tersebar di wilayah ini. Sampel penelitian yaitu beberapa jenis spons yang diambil dari Perairan Pangalisang Bunaken. Metode yang digunakan pada penelitian ini untuk pengujian aktivitas antibakteri dari ekstrak sampel spons adalah metode difusi agar. Hasil pengujian aktivitas antibakteri dari kelima ekstraksi memperlihatkan hanya ekstrak A.chromis dan C.aerizusa yang aktif terhadap bakteri B.megaterium dengan nilai hambat rata-rata sebesar 17,6 mm dan 15,0 mm, sedangkan pada bakteri E.coli hanya ekstrak A.chromis yang memiliki aktivitas antibakteri dengan nilai rata-rata 15,0 mm. Kesimpulan dari penelitian ini, telah dilakukan ekstraksi 5 spons yaitu, Liosina paradoxa, Theonella sp, Aoptos chromis, Callyspongia aerizusa dan Haliclona sp. menggunakan metode maserasi yakni etanol. Dari 5 spons yang berhasil di uji aktivitas antibakteri hanya ekstrak A.chromis dan ekstrak C.aerizusa yang menunjukan aktivitas daya hambat terhadap bakteri B.megaterium, sedangkan pada bakteri E.coli hanya ekstrak A.chromis yang memiliki zona hambat dari kelima ekstrak yang di uji.
{"title":"Bioprospeksi antibakteri beberapa jenis spons dari Perairan Pangalisang Bunaken","authors":"J. Liem, R. Bara, Deiske A. Sumilat, Veibe Warouw, F. Losung, A. Wantasen","doi":"10.35800/jplt.7.1.2019.22813","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/jplt.7.1.2019.22813","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai panjang pantai 99.093 km2 yang kaya akan terumbu karang dan biota laut lainnya. Salah satu biota yang banyak diteliti adalah spons. Wilayah laut Indonesia merupakan salah satu pusat penyebaran terbesar spons di dunia dan diperkirakan terdapat sekitar 830 spesies yang hidup tersebar di wilayah ini. Sampel penelitian yaitu beberapa jenis spons yang diambil dari Perairan Pangalisang Bunaken. Metode yang digunakan pada penelitian ini untuk pengujian aktivitas antibakteri dari ekstrak sampel spons adalah metode difusi agar. Hasil pengujian aktivitas antibakteri dari kelima ekstraksi memperlihatkan hanya ekstrak A.chromis dan C.aerizusa yang aktif terhadap bakteri B.megaterium dengan nilai hambat rata-rata sebesar 17,6 mm dan 15,0 mm, sedangkan pada bakteri E.coli hanya ekstrak A.chromis yang memiliki aktivitas antibakteri dengan nilai rata-rata 15,0 mm. Kesimpulan dari penelitian ini, telah dilakukan ekstraksi 5 spons yaitu, Liosina paradoxa, Theonella sp, Aoptos chromis, Callyspongia aerizusa dan Haliclona sp. menggunakan metode maserasi yakni etanol. Dari 5 spons yang berhasil di uji aktivitas antibakteri hanya ekstrak A.chromis dan ekstrak C.aerizusa yang menunjukan aktivitas daya hambat terhadap bakteri B.megaterium, sedangkan pada bakteri E.coli hanya ekstrak A.chromis yang memiliki zona hambat dari kelima ekstrak yang di uji.","PeriodicalId":17792,"journal":{"name":"JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84019646","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-01DOI: 10.35800/JPLT.6.2.2018.21529
Fadli Tidore, Anton P Rumengan, C. Sondak, R. Mangindaan, Heard C.C. Runtuwene, Silvester B. Pratasik
Global warming is one of the environmental issues related to climate change. Coastal blue carbon ecosystems such as mangrove and seagrass have ability to combat global warming. Mangrove ecosystem has an important ecological function in efforts to mitigate global warming, by carbon storage. This study was done in Lansa Village mangrove forest and focused on mangrove leaf litter. The purpose of this study was to estimate carbon content in mangrove leaf litter. Leaf litter samples were collected by using a 1x1 m2 litter trap, which was made of black nylon with a mesh size of about 0.2 cm, 8 traps were put under mangrove trees canopy, with a height of 1.5 m above sea level or at the highest tide. The samples were taken and observed every 7 days. The samples were analyzed by using Dry-Ash Method. The results showed that the average litter production of gram wet weight (Gbb) and gram dry weight obtained during the study were 122.97 gbb m2/28 days, 4.39 gbb m2/28 days, 47.69 gbk m2/28 days, 1.83 gb m2/day. The average of mangrove leaf litter biomass is 30.12 g m2. The highest amount of carbon storage in mangrove litter was 19.30 gram C. The average value of the percentage of carbon content of all plots was 31.38% per day. Based on these results the estimated amount of carbon removal in mangrove leaves was 2.16 t C ha-1 y-1 or 337.18 t C y-1.and 1,237.45 t CO2 y-1.Ekosistem mangrove memiliki fungsi ekologis yang sangat penting dalam upaya mitigasi pemanasan global, yakni sebagai penyerap dan penyimpan karbon Hutan mangrove juga memiliki peran sebagai penyerap karbon dioksida (CO2) dari udara sehingga sangat berguna untuk mitigasi perubahan iklim. Tujuan dari penelitian ini adalah untung mengestimasi kandungan karbon pada serasah daun mangrove di hutan mangrove Desa Lansa, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. penelitian ini dilakukan menggunakan metode litter trap yang berukuran 1x1 m2, yang terbuat dari nylon berwarna hitam dengan ukuran mata jaring (mesh size) sekitar 0,2 cm, sebanyak 8 buah dipasang di bawah kanopi pohon mangrove, dengan ketinggian 1,5 m di atas permukaan air laut atau pada pasang tertinggi untuk menampung jatuhnya serasah dan diamati setiap 7 hari. Hasil penelitian diperoleh rata-rata produksi serasah gram berat basah (Gbb) dan gram berat kering yang didapat selama penelitian, sebesar 122,97 gbb/m2/28hr, 4,39 gbb/m2/hr, 47,69 gbk/m2/28hr, 1,83 gbk/m2/hr. rata-rata biomassa serasah daun mangrove sebesar 41,07. Jumlah simpanan karbon tertinggi pada serasah mangrove sebesar 19,30 gram C. Nilai rata-rata persentase kandungan karbon dari semua plot adalah sebesar 31,38% per hari, berdasarkan hasil penelitian jumlah estimasi kandungan karbon yang tersimpan pada serasah daun mangrove 2,16 ton/ha/tahun.
全球变暖是与气候变化相关的环境问题之一。沿海的蓝碳生态系统,如红树林和海草,具有对抗全球变暖的能力。红树林生态系统通过碳储存在减缓全球变暖的努力中具有重要的生态功能。本研究以兰沙村红树林为研究对象,重点研究红树林凋落叶。本研究的目的是估算红树林凋落叶的碳含量。利用1 × 1 m2的凋落叶捕集器收集凋落叶样本,捕集器由黑色尼龙制成,网目大小约为0.2 cm, 8个捕集器放置在红树林树冠下,海拔1.5 m或在涨潮时放置。每7天取样观察一次。采用干灰法对样品进行分析。结果表明:研究期间获得的克湿重(Gbb)和克干重的平均凋落物产生量分别为122.97 Gbb m2/28 d、4.39 Gbb m2/28 d、47.69 gbk m2/28 d、1.83 gb m2/d。红树林凋落叶生物量平均为30.12 g m2。红树林凋落物碳储量最高,为19.30 g c,各样地碳含量百分比平均值为31.38% / d。基于这些结果,红树林叶片的碳去除量估计为2.16 t C ha-1 y-1或337.18 t C y-1。1,237.45 t CO2 y-1。生态系统红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统,红树林生态系统Tujuan dari penelitian ini adalah untung mengestimasi kandungan karbon pada serasah daun红树林di hutan红树林Desa Lansa, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara。Penelitian ini dilakukan menggunakan方法凋落物捕集器Yang berukuran 1x1 m2, Yang terbuat dari berwarna berwarna hitam dengan ukuran mata jading(网目尺寸)sekitar 0,2 cm, sebanyak 8 buah dipasang di bawah kanopi pohon红树林,dengan ketingian 1,5 m di ata permukaan air laut atau paada pasang tertinggi untuang jatuhnya serasah Dan diamati setiap 7 hari。Hasil penelitian diperoleh rata-rata produksi serasah gram berat basah (Gbb) dan g berat kering yang didapat selama penelitian, sebesar 122,97 Gbb /m2/28hr, 4,39 Gbb /m2/hr, 47,69 gbk/m2/28hr, 1,83 gbk/m2/hr。红树群落,2007。Jumlah simpanan karbon tertinggi pada serasah红树林sebesar 19,30克C. Nilai rata-rata persase kandungan karbon dari semua plot adalah sebesar 31,38% / hari, berdasarkan hasil penelitian Jumlah estimasi kandungan karbon yang tersimpan pada serasah daum红树林2,16吨/公顷/tahun。
{"title":"ESTIMASI KANDUNGAN KARBON (C) PADA SERASAH DAUN MANGROVE DI DESA LANSA, KECAMATAN WORI, KABUPATEN MINAHASA UTARA","authors":"Fadli Tidore, Anton P Rumengan, C. Sondak, R. Mangindaan, Heard C.C. Runtuwene, Silvester B. Pratasik","doi":"10.35800/JPLT.6.2.2018.21529","DOIUrl":"https://doi.org/10.35800/JPLT.6.2.2018.21529","url":null,"abstract":"Global warming is one of the environmental issues related to climate change. Coastal blue carbon ecosystems such as mangrove and seagrass have ability to combat global warming. Mangrove ecosystem has an important ecological function in efforts to mitigate global warming, by carbon storage. This study was done in Lansa Village mangrove forest and focused on mangrove leaf litter. The purpose of this study was to estimate carbon content in mangrove leaf litter. Leaf litter samples were collected by using a 1x1 m2 litter trap, which was made of black nylon with a mesh size of about 0.2 cm, 8 traps were put under mangrove trees canopy, with a height of 1.5 m above sea level or at the highest tide. The samples were taken and observed every 7 days. The samples were analyzed by using Dry-Ash Method. The results showed that the average litter production of gram wet weight (Gbb) and gram dry weight obtained during the study were 122.97 gbb m2/28 days, 4.39 gbb m2/28 days, 47.69 gbk m2/28 days, 1.83 gb m2/day. The average of mangrove leaf litter biomass is 30.12 g m2. The highest amount of carbon storage in mangrove litter was 19.30 gram C. The average value of the percentage of carbon content of all plots was 31.38% per day. Based on these results the estimated amount of carbon removal in mangrove leaves was 2.16 t C ha-1 y-1 or 337.18 t C y-1.and 1,237.45 t CO2 y-1.Ekosistem mangrove memiliki fungsi ekologis yang sangat penting dalam upaya mitigasi pemanasan global, yakni sebagai penyerap dan penyimpan karbon Hutan mangrove juga memiliki peran sebagai penyerap karbon dioksida (CO2) dari udara sehingga sangat berguna untuk mitigasi perubahan iklim. Tujuan dari penelitian ini adalah untung mengestimasi kandungan karbon pada serasah daun mangrove di hutan mangrove Desa Lansa, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. penelitian ini dilakukan menggunakan metode litter trap yang berukuran 1x1 m2, yang terbuat dari nylon berwarna hitam dengan ukuran mata jaring (mesh size) sekitar 0,2 cm, sebanyak 8 buah dipasang di bawah kanopi pohon mangrove, dengan ketinggian 1,5 m di atas permukaan air laut atau pada pasang tertinggi untuk menampung jatuhnya serasah dan diamati setiap 7 hari. Hasil penelitian diperoleh rata-rata produksi serasah gram berat basah (Gbb) dan gram berat kering yang didapat selama penelitian, sebesar 122,97 gbb/m2/28hr, 4,39 gbb/m2/hr, 47,69 gbk/m2/28hr, 1,83 gbk/m2/hr. rata-rata biomassa serasah daun mangrove sebesar 41,07. Jumlah simpanan karbon tertinggi pada serasah mangrove sebesar 19,30 gram C. Nilai rata-rata persentase kandungan karbon dari semua plot adalah sebesar 31,38% per hari, berdasarkan hasil penelitian jumlah estimasi kandungan karbon yang tersimpan pada serasah daun mangrove 2,16 ton/ha/tahun.","PeriodicalId":17792,"journal":{"name":"JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88230529","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}