Pengguna narkoba merupakan korban yang harus diselamatkan. Rehabilitasi menjadi solusi yang tepat untuk menyelamatkan para korban penyalahgunaan narkoba. Proses rehabilitasi membebaskan klien dari ketergantungan narkoba kembali menjadi manusia normal tanpa ketergantungan narkoba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesiapan para residen (klien) kembali ke masyarakat pasca menjalani rehabilitasi. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif analitik dengan responden sebanyak 40 residen yang sedang menjalankan rehabilitasi di panti rehabilitasi di Kabupaten Kuningan. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi persentase. Hasil penelitian menunjukkan 62,5% mantan pengguna narkoba tidak siap kembali ke lingkungan masyarakat. Alasan yang utamanya adalah ketakutan terhadap stigmatisasi masyarakat kepada para pecandu narkoba. Kesimpulan penelitian ini lebih dari setengahnya residen yang menjalani rehabilitasi tidak siap ke,bali ke masyarakat karena trauma dengan stigma negative masyarakat. Disarankan agar proses rehabilitasi lebih dikuatkan pada soft skill sosial.
{"title":"KESIAPAN MANTAN PENGGUNA NARKOBA KEMBALI KE MASYARAKAT PASCA REHABILITASI","authors":"A. Asmadi","doi":"10.36973/jkih.v11i1.471","DOIUrl":"https://doi.org/10.36973/jkih.v11i1.471","url":null,"abstract":"Pengguna narkoba merupakan korban yang harus diselamatkan. Rehabilitasi menjadi solusi yang tepat untuk menyelamatkan para korban penyalahgunaan narkoba. Proses rehabilitasi membebaskan klien dari ketergantungan narkoba kembali menjadi manusia normal tanpa ketergantungan narkoba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesiapan para residen (klien) kembali ke masyarakat pasca menjalani rehabilitasi. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif analitik dengan responden sebanyak 40 residen yang sedang menjalankan rehabilitasi di panti rehabilitasi di Kabupaten Kuningan. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi persentase. Hasil penelitian menunjukkan 62,5% mantan pengguna narkoba tidak siap kembali ke lingkungan masyarakat. Alasan yang utamanya adalah ketakutan terhadap stigmatisasi masyarakat kepada para pecandu narkoba. Kesimpulan penelitian ini lebih dari setengahnya residen yang menjalani rehabilitasi tidak siap ke,bali ke masyarakat karena trauma dengan stigma negative masyarakat. Disarankan agar proses rehabilitasi lebih dikuatkan pada soft skill sosial.","PeriodicalId":221371,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139367279","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lanjut usia adalah suatu keadaan dimana terjadi perubahan yang di alami setiap manusia seperti perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan. Lansia sering mengalami masalah psikologis seperti perasaan sedih, kehilangan, kesepian dan dapat menyebabkan depresi pada lansia sehingga mengakibatkan salah satunya lansia mengalami masalah dalam tidurnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara depresi dengan kejadian insomnia pada lansia diwilayah kerja puskesmas tanjungpinang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan populasi sebanyak 228. Sampel pada penelitian ini sebanyak 145 responden dengan menggunakan random Sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil Penelitian yang diperoleh diketahui hasil uji kolmogrov-smirnov dengan p value = 0,027 (< 0,05) diperoleh bahwa ada hubungan antara depresi dengan kejadian insomnia pada lansia diwilayah kerja puskesmas Tanjungpinang. Disarankan kepada puskesmas memberikan penkes, terapi musik atau melakukan senam sehat seminggu satu kali pada lansia.
{"title":"HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNGPINANG","authors":"Cynthia Hardivianty","doi":"10.36973/jkih.v11i1.459","DOIUrl":"https://doi.org/10.36973/jkih.v11i1.459","url":null,"abstract":"Lanjut usia adalah suatu keadaan dimana terjadi perubahan yang di alami setiap manusia seperti perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan. Lansia sering mengalami masalah psikologis seperti perasaan sedih, kehilangan, kesepian dan dapat menyebabkan depresi pada lansia sehingga mengakibatkan salah satunya lansia mengalami masalah dalam tidurnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara depresi dengan kejadian insomnia pada lansia diwilayah kerja puskesmas tanjungpinang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan populasi sebanyak 228. Sampel pada penelitian ini sebanyak 145 responden dengan menggunakan random Sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil Penelitian yang diperoleh diketahui hasil uji kolmogrov-smirnov dengan p value = 0,027 (< 0,05) diperoleh bahwa ada hubungan antara depresi dengan kejadian insomnia pada lansia diwilayah kerja puskesmas Tanjungpinang. Disarankan kepada puskesmas memberikan penkes, terapi musik atau melakukan senam sehat seminggu satu kali pada lansia.","PeriodicalId":221371,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139367396","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Introduction: Diabetes Mellitus is a chronic disease that is difficult to cure and causes complications. These complications can be prevented by self-care independently (self care management). Self care management includes eating or dieting, increasing physical activity, controlling blood sugar, and effective medication. The purpose of this study was to determine the relationship between self care management and blood sugar levels in patients with diabetes mellitus. Methods: This research is a quantitative research, with analytical descriptive method and cross sectional approach. The population is 78 respondents. The sample is 65 respondents. The research instrument used a Diabetes Self Care Management Questionnaire (DSMQ) and a laboratory to check blood sugar levels. Results: the results of this study found that most respondents have a good level of self care management 34 (52.3%). There are still many respondents whose blood sugar levels are not controlled 56 (86.2%). In this study, the p value 0.028 < = 0.05. Conclusion: self care management is associated with blood sugar levels in patients with diabetes mellitus. Suggestions are intended for nurses to carry out health promotion directly as well as conducting periodic health education tailored to the characteristics of the respondents, so that it is easy to understand in order to control blood sugar levels and increase awareness to do self care management.
{"title":"HUBUNGAN SELF CARE MANAGEMENT DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD KABUPATEN INDRAMAYU","authors":"Ridho Kunto Prabowo, Titin Hidayatin, Sintia Ade Sapitriani","doi":"10.36973/jkih.v11i1.418","DOIUrl":"https://doi.org/10.36973/jkih.v11i1.418","url":null,"abstract":"Introduction: Diabetes Mellitus is a chronic disease that is difficult to cure and causes complications. These complications can be prevented by self-care independently (self care management). Self care management includes eating or dieting, increasing physical activity, controlling blood sugar, and effective medication. The purpose of this study was to determine the relationship between self care management and blood sugar levels in patients with diabetes mellitus. Methods: This research is a quantitative research, with analytical descriptive method and cross sectional approach. The population is 78 respondents. The sample is 65 respondents. The research instrument used a Diabetes Self Care Management Questionnaire (DSMQ) and a laboratory to check blood sugar levels. Results: the results of this study found that most respondents have a good level of self care management 34 (52.3%). There are still many respondents whose blood sugar levels are not controlled 56 (86.2%). In this study, the p value 0.028 < = 0.05. Conclusion: self care management is associated with blood sugar levels in patients with diabetes mellitus. Suggestions are intended for nurses to carry out health promotion directly as well as conducting periodic health education tailored to the characteristics of the respondents, so that it is easy to understand in order to control blood sugar levels and increase awareness to do self care management.","PeriodicalId":221371,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA","volume":"45 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139367693","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pencegahan komplikasi penderita hipertensi dapat dilakukan dengan aktif melaksanakan diet. Keberhasilan perilaku kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah efikasi diri. Penelitian ini berjenis deskriptif korelatif dengan 155 responden yang menderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Guntur Kabupaten Garut. Variabel yang diteliti meliputi efikasi diri dan diet pada penderita hipertensi. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan 70,3 % (109 orang), berusia 46-65 tahun 52,3% (81 orang), dan berpendidikan SD 79,4% (123 orang). Selain itu, sejumlah 38,7% (60 orang) responden memiliki efikasi diri yang rendah dan tidak patuh untuk menjalankan diet hipertensi 42,6% (66 orang). Uji chi-square menunjukan hubungan positif antara efikasi diri dengan kepatuhan diet hipertensi pada penderita hipertensi (p= 0,013). Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 2,296. Diharapkan, tenaga medis terutama perawat, dapat membantu klien untuk patuh terhadap dietnya, dengan meningkatka efikasi diri.
{"title":"HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA HIPERTENSI","authors":"Tantri Puspita, Ernawati., Dadang Rismawan","doi":"10.36973/JKIH.V7I1.159","DOIUrl":"https://doi.org/10.36973/JKIH.V7I1.159","url":null,"abstract":"Pencegahan komplikasi penderita hipertensi dapat dilakukan dengan aktif melaksanakan diet. Keberhasilan perilaku kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah efikasi diri. Penelitian ini berjenis deskriptif korelatif dengan 155 responden yang menderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Guntur Kabupaten Garut. Variabel yang diteliti meliputi efikasi diri dan diet pada penderita hipertensi. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan 70,3 % (109 orang), berusia 46-65 tahun 52,3% (81 orang), dan berpendidikan SD 79,4% (123 orang). Selain itu, sejumlah 38,7% (60 orang) responden memiliki efikasi diri yang rendah dan tidak patuh untuk menjalankan diet hipertensi 42,6% (66 orang). Uji chi-square menunjukan hubungan positif antara efikasi diri dengan kepatuhan diet hipertensi pada penderita hipertensi (p= 0,013). Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 2,296. Diharapkan, tenaga medis terutama perawat, dapat membantu klien untuk patuh terhadap dietnya, dengan meningkatka efikasi diri.","PeriodicalId":221371,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115148349","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Permasalahan remaja sampai saat ini masih tinggi, diantaranya perilaku seksual dan penggunaan Napza yang dapat meningkatan penularan HIV AIDS. Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) penting diberikan sebagai wadah dalam menyebarkan informasi kesehatan. Penelitian dilakukan untuk menganalisis perilaku berisiko remaja serta kebutuhan informasi Seksualitas, Napza, dan HIV AIDS melalui PIK R. Metode yang digunakan kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dikumpulkan dengan kuesioner dan dilakukan analisis bivariat, sedangkan data kualitatif dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku berisiko remaja terkait HIV AIDS, namun masih ditemukan 21,1 % mahasiswa yang perilakunya berisiko. Analisis kualitatif menyebutkan bahwa mahasiswa memerlukan informasi terkait kesehatan reproduksi, Napza dan HIV AIDS. Saran: Adanya advokasi kepada pimpinan UMJ untuk menghidupkan kembali PIK R UMJ, kerjasama dengan BKKBN, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana (DPMP3AKB) dan BNN serta sosialisasi kepada seluruh mahasiswa UMJ terkait PIK R UMJ.
到目前为止,青少年的问题还很严重,其中包括性行为和使用Napza来促进艾滋病毒的传播。青少年咨询信息中心(PIK)是传播健康信息的重要场所。研究是通过PIK定量和定性方法来分析青少年的危险行为以及性、Napza和HIV艾滋病信息的需求。定量数据采用问卷调查和双变量分析,而定性数据进行深入采访。研究表明,与艾滋病相关的青少年危险行为缺乏知识和态度,但仍有21.1%的学生行为处于危险之中。定性分析指出,学生需要关于生殖健康、Napza和艾滋病病毒相关的信息。建议:倡导向UMJ领导人复兴PIK R UMJ、与BKKBN合作、社区赋权服务、妇女赋权、儿童保护、计划生育(DPMP3AKB)和BNN以及针对所有与我们有联系的UMJ学生社会化。
{"title":"ANALISIS PERILAKU DAN KEBUTUHAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA","authors":"Mizna Sabilla, Thresya Febrianti, Rusman Efendi","doi":"10.36973/jkih.v7i1.153","DOIUrl":"https://doi.org/10.36973/jkih.v7i1.153","url":null,"abstract":"Permasalahan remaja sampai saat ini masih tinggi, diantaranya perilaku seksual dan penggunaan Napza yang dapat meningkatan penularan HIV AIDS. Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) penting diberikan sebagai wadah dalam menyebarkan informasi kesehatan. Penelitian dilakukan untuk menganalisis perilaku berisiko remaja serta kebutuhan informasi Seksualitas, Napza, dan HIV AIDS melalui PIK R. Metode yang digunakan kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dikumpulkan dengan kuesioner dan dilakukan analisis bivariat, sedangkan data kualitatif dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku berisiko remaja terkait HIV AIDS, namun masih ditemukan 21,1 % mahasiswa yang perilakunya berisiko. Analisis kualitatif menyebutkan bahwa mahasiswa memerlukan informasi terkait kesehatan reproduksi, Napza dan HIV AIDS. Saran: Adanya advokasi kepada pimpinan UMJ untuk menghidupkan kembali PIK R UMJ, kerjasama dengan BKKBN, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana (DPMP3AKB) dan BNN serta sosialisasi kepada seluruh mahasiswa UMJ terkait PIK R UMJ.","PeriodicalId":221371,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA","volume":"352 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116053499","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
HIV/AIDS adalah penyakit yang belum ditemukan obatnya. Prevalensi dan insidensi penyakit ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Penemuan ARV, peningkatan aktivitas seksual tidak aman,meluasnya penggunaan narkotika suntik adalah beberapa hal yang menjadi pemicu meluasnya penyakit ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penderitaHIV/AIDS di Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif observasional. Data yang digunakan adalah data sekunder dan dianalisa menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini adalah mayoritas penderita HIV/AIDS berusia antara 20-29, berjenis kelamin perempuan, bekerja dalam sektor informal dan terkena HIV/AIDS karena aktivitas seksual tidak aman.
{"title":"FAKTOR RISIKO PENDERITA HIV AIDS DI KABUPATEN GONDANG LEGI MALANG","authors":"L. Widayanti","doi":"10.36973/JKIH.V7I1.162","DOIUrl":"https://doi.org/10.36973/JKIH.V7I1.162","url":null,"abstract":"HIV/AIDS adalah penyakit yang belum ditemukan obatnya. Prevalensi dan insidensi penyakit ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Penemuan ARV, peningkatan aktivitas seksual tidak aman,meluasnya penggunaan narkotika suntik adalah beberapa hal yang menjadi pemicu meluasnya penyakit ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penderitaHIV/AIDS di Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif observasional. Data yang digunakan adalah data sekunder dan dianalisa menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini adalah mayoritas penderita HIV/AIDS berusia antara 20-29, berjenis kelamin perempuan, bekerja dalam sektor informal dan terkena HIV/AIDS karena aktivitas seksual tidak aman.","PeriodicalId":221371,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133960024","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dampak dari penggunaan minum jamu adalah Jamu dipercaya memiliki kandungan yang dapat menyeimbangkan kembali ketidakseimbangan unsur-unsur dalam tubuh yang dapat berpotensi menimbulkan penyakit sehingga tercapainya kondisi sehat. Tetapi jika berlebihan dalam mengonsumsi jamu yang berasal dari bahan alami akan memberikan efek yang berarti pada saluran pencernaan, seperti mulut terasa terbakar, perut terasa panas, dan kontraksi otot usus meningkat sehingga merangsang untuk buang air besar lebih sering dalam bentuk cair. Tujuan penelitian diketahuinya faktor – faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu nifas terhadap penggunaan obat-obatan tradisional di Puskesmas Karanggan kabupaten Bogor tahun 2018. Metode penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan desain survey cross sectional. Pengambilan sampel berjumlah 73 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah chi square dengan tingkat signifikan α = 0,05. Hasil Analisis bivariat menunjukkan hubungan umur p = 0.0045, pengetahuan p= 0,002 ,jarak p = 0.002, dukungan p = 0,004 dengan pemanfaatan obat obatan tradisional terhadap ibu nifas.Simpulan penelitian adalah ada hubungan antara umur,pengetahuan ibu, jarak ke pelayanan, dan dukungan dengan pemanfaatan obat-obatan terhadap ibu nifas. Saran pada penelitian yaitu bagi kader dan petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga untuk meningkatkan pengetahuan terhadap pemanfaatan obat-obatan terhadap ibu nifas.
{"title":"FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN OBAT-OBATAN TRADISIONAL TERHADAP IBU NIFAS DI PUSKESMAS KARANGGAN KABUPATEN BOGOR 2018","authors":"Nurulicha","doi":"10.36973/JKIH.V7I1.158","DOIUrl":"https://doi.org/10.36973/JKIH.V7I1.158","url":null,"abstract":"Dampak dari penggunaan minum jamu adalah Jamu dipercaya memiliki kandungan yang dapat menyeimbangkan kembali ketidakseimbangan unsur-unsur dalam tubuh yang dapat berpotensi menimbulkan penyakit sehingga tercapainya kondisi sehat. Tetapi jika berlebihan dalam mengonsumsi jamu yang berasal dari bahan alami akan memberikan efek yang berarti pada saluran pencernaan, seperti mulut terasa terbakar, perut terasa panas, dan kontraksi otot usus meningkat sehingga merangsang untuk buang air besar lebih sering dalam bentuk cair. Tujuan penelitian diketahuinya faktor – faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu nifas terhadap penggunaan obat-obatan tradisional di Puskesmas Karanggan kabupaten Bogor tahun 2018. Metode penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan desain survey cross sectional. Pengambilan sampel berjumlah 73 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah chi square dengan tingkat signifikan α = 0,05. Hasil Analisis bivariat menunjukkan hubungan umur p = 0.0045, pengetahuan p= 0,002 ,jarak p = 0.002, dukungan p = 0,004 dengan pemanfaatan obat obatan tradisional terhadap ibu nifas.Simpulan penelitian adalah ada hubungan antara umur,pengetahuan ibu, jarak ke pelayanan, dan dukungan dengan pemanfaatan obat-obatan terhadap ibu nifas. Saran pada penelitian yaitu bagi kader dan petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga untuk meningkatkan pengetahuan terhadap pemanfaatan obat-obatan terhadap ibu nifas.","PeriodicalId":221371,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129798915","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Happy Novriyanti Purwadi, Bambang Setiaji, M. S. Maryam
Pendahuluan, Perilaku merokok dimulai pada usia anak-anak dan remaja. Berdasarkan hasil Riskesdas provinsi Banten 2013, persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas di Kota Tangerang yang menjadi perokok setiap hari 25%, dari data tersebut yang sudah menjadi perokok aktif usia 10-14 tahun 2 % dan usia 15-19 tahun 21,7 %. Dengan kata lain hampir separuh perokok aktif sudah dimulai dari usia remaja. Besarnya potensi menjadi perokok dikalangan siswa karena kurangnya pemahaman tentang merokok, serta lingkungan yang sangat mempengaruhi baik dalam keluarga dan teman,sehingga diperlukan adanya pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pesan-pesan dengan media, sehingga diharapkan dapat merubah perilakunya ke arah positif. Metode Penelitian yang digunakan yaitu Quasi Eksperimen dengan pre and post test group design. Sampel pada penelitian ini terdiri dari dua kelompok (cetak dan elektronik) dengan jumlah 84 responden dari 322 siswa/i. Hasil Penelitian terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap siswa sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok media elektronik dan cetak. Peningkatan pengetahuan setelah diberikan intervensi media cetak (booklet) dan elektronik (video) ditandai dengan nilai p= 0.000. kemudian adanya peningkatan sikap ditandai dengan nilai significancy sebesar 0.001 (p < 0.05). Kesimpulan dan Saran, perbedaan rata-rata untuk pengetahuan sebesar 0.66 point dan sikap sebesar 0.02 point sehingga dapat disimpulkan penggunaan media elektronik lebih efektif dalam perubahan penggunaan dan sikap responden tentang merokok, hal ini tidak lepas dari peran sekolah dalam pemberian penyuluhan kesehatan yang dapat menggunakan media elektronik, untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan sekolah.
{"title":"EFEKTIFITAS MEDIA PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG MEROKOK PADA SISWA KELAS VII DI SLTP N 13 KOTA TANGERANG","authors":"Happy Novriyanti Purwadi, Bambang Setiaji, M. S. Maryam","doi":"10.36973/jkih.v7i1.157","DOIUrl":"https://doi.org/10.36973/jkih.v7i1.157","url":null,"abstract":"Pendahuluan, Perilaku merokok dimulai pada usia anak-anak dan remaja. Berdasarkan hasil Riskesdas provinsi Banten 2013, persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas di Kota Tangerang yang menjadi perokok setiap hari 25%, dari data tersebut yang sudah menjadi perokok aktif usia 10-14 tahun 2 % dan usia 15-19 tahun 21,7 %. Dengan kata lain hampir separuh perokok aktif sudah dimulai dari usia remaja. Besarnya potensi menjadi perokok dikalangan siswa karena kurangnya pemahaman tentang merokok, serta lingkungan yang sangat mempengaruhi baik dalam keluarga dan teman,sehingga diperlukan adanya pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pesan-pesan dengan media, sehingga diharapkan dapat merubah perilakunya ke arah positif. Metode Penelitian yang digunakan yaitu Quasi Eksperimen dengan pre and post test group design. Sampel pada penelitian ini terdiri dari dua kelompok (cetak dan elektronik) dengan jumlah 84 responden dari 322 siswa/i. Hasil Penelitian terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap siswa sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok media elektronik dan cetak. Peningkatan pengetahuan setelah diberikan intervensi media cetak (booklet) dan elektronik (video) ditandai dengan nilai p= 0.000. kemudian adanya peningkatan sikap ditandai dengan nilai significancy sebesar 0.001 (p < 0.05). Kesimpulan dan Saran, perbedaan rata-rata untuk pengetahuan sebesar 0.66 point dan sikap sebesar 0.02 point sehingga dapat disimpulkan penggunaan media elektronik lebih efektif dalam perubahan penggunaan dan sikap responden tentang merokok, hal ini tidak lepas dari peran sekolah dalam pemberian penyuluhan kesehatan yang dapat menggunakan media elektronik, untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan sekolah.","PeriodicalId":221371,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA","volume":"19 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134299453","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kinerja perawat akan mempengaruhi lama hari rawat pasien, tingkat kepuasan pasien, juga citra rumah sakit. Pengelolaan pelayanan keperawatan dapat dioptimalkan salah satunya melalui fungsi pengarahan dari ketua tim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fungsi pengarahan ketua tim terhadap kinerja perawat di salah satu RS di Kabupaten Indramayu.Penelitian ini menggunakan metode korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah perawat di instalasi rawat inap salah satu RS di Kabupaten Indramayu. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 70 perawat. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner untuk variabel pengarahan dan lembar observasi untuk variabel kinerja. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi pengarahan ketua tim sebanyak 52,9 % masih dikategorikan kurang baik dan kinerja perawat sebanyak 57,1 % kurang baik.Kesimpulan: Terdapat pengaruh fungsi pengarahan ketua tim terhadap kinerjaperawat (P value 0,000).Saran: diharapkan ketua tim dapat meningkatkan pengarahan terhadap perawat.
{"title":"PENGARUH FUNGSI PENGARAHAN KETUA TIM TERHADAP KINERJA PERAWAT DI KABUPATEN INDRAMAYU","authors":"Wiwin Nur Aeni, Winani Winani, Aan Setianingsih","doi":"10.36973/jkih.v7i1.161","DOIUrl":"https://doi.org/10.36973/jkih.v7i1.161","url":null,"abstract":"Kinerja perawat akan mempengaruhi lama hari rawat pasien, tingkat kepuasan pasien, juga citra rumah sakit. Pengelolaan pelayanan keperawatan dapat dioptimalkan salah satunya melalui fungsi pengarahan dari ketua tim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fungsi pengarahan ketua tim terhadap kinerja perawat di salah satu RS di Kabupaten Indramayu.Penelitian ini menggunakan metode korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah perawat di instalasi rawat inap salah satu RS di Kabupaten Indramayu. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 70 perawat. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner untuk variabel pengarahan dan lembar observasi untuk variabel kinerja. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi pengarahan ketua tim sebanyak 52,9 % masih dikategorikan kurang baik dan kinerja perawat sebanyak 57,1 % kurang baik.Kesimpulan: Terdapat pengaruh fungsi pengarahan ketua tim terhadap kinerjaperawat (P value 0,000).Saran: diharapkan ketua tim dapat meningkatkan pengarahan terhadap perawat.","PeriodicalId":221371,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133745325","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Irda Novrida Ashar, Achmad Suardi, Suryani Soepardan, H. Wijayanegara, J. Effendi, Ma’mun Sutisna
Kontraksi uterus terjadi secara fisiologis dan menyebabkan nyeri yang dapat mengganggu kenyamanan ibu di masa postpartum. Nyeri susulan yang dirasakan ibu postpartum disebut dengan his royan. His royan berlangsung pada hari ke 2–3 postpartum diamana ibu akan merasakan mulas-mulas yang disebabkan karena kontraksi uterus sehingga ibu perlu mendapatkan penjelasan mengenai nyeri yang dirasakanHis royan banyak terjadi pada multipara karena adanya spasme otot uterus.Strategi penatalaksanaan nyeri merupakan suatu tindakan untuk mengurangi rasa nyeri dengan terapi farmakologi dan nonfarmakologi.Teknik non farmakologis yang paling banyak diterapkan di Indonesia di antaranya adalah dukungan emosional dan masase. Effleurage massage merupakan salah satu teknik relaksasi yang paling mudah dilakukan untuk memberikan rasa nyaman pada ibu postpartum. Effleurage adalah bentuk masasedengan menggunakan telapak tangan yang memberi tekanan lembut ke atas permukaan tubuh dengan arah sirkular secara berulang.Teknik inibertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan menghangatkan otot abdomen, serta meningkatkan relaksasi fisik dan mental.Effleurage massage mengurangi nyeri dengan menstimulus serabut taktil di kulit pada abdomen yang memberikan efek relaksasi pada otot abdomen sehingga spasme otot abdomen berkurang.Penelitianinibertujuanuntuk mengetahui pengaruh effleurage massage terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu postpartum multipara.Metodepenelitainmenggunakanquasi experimental design dilaksanakan Desember 2017 s/d Februari 2018 dengan responden 36 ibu postpartum multipara yang ditentukan dengan consecutive sampling.Responden mengisi lembar persetujuan untuk menjadi responden selama penelitian, kemudian sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang mendapatkan intervensi (group intervention) dan kelompok yang tidak mendapatkan intervensi (group control) sebagai pembanding. Analisis data dilakukan secara deskriptif, uji normalitas data menggunakan Shapiro wilk, untuk mengetahui perbedaan tingkat nyeri antara kelompok kontrol dan intervensi menggunakan uji Wilcoxon, dan untuk mengetahui pengaruh effleurage massage terhadap penurunan nyeri menggunakan uji Mann-Whitney. Penurunan rasa nyeri pada kelompokintervensi yang diberikan effleurage massage terjadi pada hari ke tiga. Hasil uji Mann-Whitney kelompok intervensi nilai sig.0,0001 (p<0.05) menunjukan pada kelompok intervensi mengalami penurunan nyeri, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan intervensi dalam penurunan rasa nyeri pada ibu postpartum multipara. Simpulan, ada pengaruh pijat effleurage massage terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu postpartum multipara.
{"title":"PENGARUH EFFLEURAGE MASSAGE TERHADAP PENURUNAN RASA NYERI PADA IBU POSTPARTUMMULTIPARA","authors":"Irda Novrida Ashar, Achmad Suardi, Suryani Soepardan, H. Wijayanegara, J. Effendi, Ma’mun Sutisna","doi":"10.36973/jkih.v6i2.146","DOIUrl":"https://doi.org/10.36973/jkih.v6i2.146","url":null,"abstract":"Kontraksi uterus terjadi secara fisiologis dan menyebabkan nyeri yang dapat mengganggu kenyamanan ibu di masa postpartum. Nyeri susulan yang dirasakan ibu postpartum disebut dengan his royan. His royan berlangsung pada hari ke 2–3 postpartum diamana ibu akan merasakan mulas-mulas yang disebabkan karena kontraksi uterus sehingga ibu perlu mendapatkan penjelasan mengenai nyeri yang dirasakanHis royan banyak terjadi pada multipara karena adanya spasme otot uterus.Strategi penatalaksanaan nyeri merupakan suatu tindakan untuk mengurangi rasa nyeri dengan terapi farmakologi dan nonfarmakologi.Teknik non farmakologis yang paling banyak diterapkan di Indonesia di antaranya adalah dukungan emosional dan masase. Effleurage massage merupakan salah satu teknik relaksasi yang paling mudah dilakukan untuk memberikan rasa nyaman pada ibu postpartum. Effleurage adalah bentuk masasedengan menggunakan telapak tangan yang memberi tekanan lembut ke atas permukaan tubuh dengan arah sirkular secara berulang.Teknik inibertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan menghangatkan otot abdomen, serta meningkatkan relaksasi fisik dan mental.Effleurage massage mengurangi nyeri dengan menstimulus serabut taktil di kulit pada abdomen yang memberikan efek relaksasi pada otot abdomen sehingga spasme otot abdomen berkurang.Penelitianinibertujuanuntuk mengetahui pengaruh effleurage massage terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu postpartum multipara.Metodepenelitainmenggunakanquasi experimental design dilaksanakan Desember 2017 s/d Februari 2018 dengan responden 36 ibu postpartum multipara yang ditentukan dengan consecutive sampling.Responden mengisi lembar persetujuan untuk menjadi responden selama penelitian, kemudian sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang mendapatkan intervensi (group intervention) dan kelompok yang tidak mendapatkan intervensi (group control) sebagai pembanding. Analisis data dilakukan secara deskriptif, uji normalitas data menggunakan Shapiro wilk, untuk mengetahui perbedaan tingkat nyeri antara kelompok kontrol dan intervensi menggunakan uji Wilcoxon, dan untuk mengetahui pengaruh effleurage massage terhadap penurunan nyeri menggunakan uji Mann-Whitney. Penurunan rasa nyeri pada kelompokintervensi yang diberikan effleurage massage terjadi pada hari ke tiga. Hasil uji Mann-Whitney kelompok intervensi nilai sig.0,0001 (p<0.05) menunjukan pada kelompok intervensi mengalami penurunan nyeri, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan intervensi dalam penurunan rasa nyeri pada ibu postpartum multipara. Simpulan, ada pengaruh pijat effleurage massage terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu postpartum multipara.","PeriodicalId":221371,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127503501","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}