Pub Date : 2019-03-27DOI: 10.9744/interior.15.1.7-15
Felicia Tania, Lintu Tulistyantoro, Linggajaya Suryanata
Vihara Avalokitesvara Pamekasan, Madura merupakan Vihara yang dibangun pada 300 tahun yang lalu. Vihara ini merupakan peninggalan kerajaan Majapahit yang berhasil bertahan hingga hari ini dan menjadi salah satu Vihara yang megah di Indonesia. Hal yang menarik dari Vihara ini adalah bahwa Vihara ini bukan hanya menjadi tempat ibadah bagi pemeluk agama Buddha, Khonghucu, maupun Tao tetapi juga menjadi tempat ibadah bagi pemeluk agama Islam dan Hindu. Perkembangan Vihara ini menjadikan Vihara ini menarik untuk dikaji makna-makna ornamen yang terkandung didalamnya. Untuk mengkaji pemaknaanya digunakan metode studi ikonologi yang dikemukakan oleh Panofsky. Metode ini dilakukan dengan tahapan deskripsi pra ikonografi, tahapan analisis ikonografi dan tahapan interpretasi ikonologi. Tahap pra-ikonografi dilakukan sebagai langkah awal untuk menemukan makna primer. Sedangkan tahap ikonografi dilakukan sebagai langkah lanjutan untuk menemukan makna sekunder dan tahap interpretasi ikonologi untuk menemukan makna intrinsic. Makna primer yang dihasilkan dari tahap pra- ikonografi menunjukkan wujud dari ragam hias ornamen pada interior Vihara Avalokitesvara. Adapun tahap ikonografi menghasilkan makna sekunder yang menunjukkan bahwa makna ragam hias ornamen pada interior Vihara mengandung makna filosofis kebudayaan China dan ajaran Buddha. Selanjutnya makna bangunan diinterpretasikan berdasarkan kondisi politik, sosial, dan budaya Indonesia selama orde lama hingga saat ini.
{"title":"Studi Ikonografi Panofsky Pada Ornamen Interior Vihara Avalokitesvara Pamekasan, Madura","authors":"Felicia Tania, Lintu Tulistyantoro, Linggajaya Suryanata","doi":"10.9744/interior.15.1.7-15","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/interior.15.1.7-15","url":null,"abstract":"Vihara Avalokitesvara Pamekasan, Madura merupakan Vihara yang dibangun pada 300 tahun yang lalu. Vihara ini merupakan peninggalan kerajaan Majapahit yang berhasil bertahan hingga hari ini dan menjadi salah satu Vihara yang megah di Indonesia. Hal yang menarik dari Vihara ini adalah bahwa Vihara ini bukan hanya menjadi tempat ibadah bagi pemeluk agama Buddha, Khonghucu, maupun Tao tetapi juga menjadi tempat ibadah bagi pemeluk agama Islam dan Hindu. Perkembangan Vihara ini menjadikan Vihara ini menarik untuk dikaji makna-makna ornamen yang terkandung didalamnya. Untuk mengkaji pemaknaanya digunakan metode studi ikonologi yang dikemukakan oleh Panofsky. Metode ini dilakukan dengan tahapan deskripsi pra ikonografi, tahapan analisis ikonografi dan tahapan interpretasi ikonologi. Tahap pra-ikonografi dilakukan sebagai langkah awal untuk menemukan makna primer. Sedangkan tahap ikonografi dilakukan sebagai langkah lanjutan untuk menemukan makna sekunder dan tahap interpretasi ikonologi untuk menemukan makna intrinsic. Makna primer yang dihasilkan dari tahap pra- ikonografi menunjukkan wujud dari ragam hias ornamen pada interior Vihara Avalokitesvara. Adapun tahap ikonografi menghasilkan makna sekunder yang menunjukkan bahwa makna ragam hias ornamen pada interior Vihara mengandung makna filosofis kebudayaan China dan ajaran Buddha. Selanjutnya makna bangunan diinterpretasikan berdasarkan kondisi politik, sosial, dan budaya Indonesia selama orde lama hingga saat ini.","PeriodicalId":248752,"journal":{"name":"Dimensi Interior","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122996331","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hunian merupakan salah satu kebutuhan primer tiap manusia, di mana manusia melakukan banyak aktivitas di dalamnya. Dewasa ini dengan bertambahnya populasi manusia yang terus menerus dengan lahan yang semakin sedikit menimbulkan alternatif hunian bertingkat yaitu apartemen. Apartemen merupakan hunian yang memiliki lahan kecil sehingga tidak semua aktivitas dapat dilakukan di dalamnya. Sehingga small office home office yang merupakan gabungan fungsi kantor dan rumah menjadi solusi baik untuk fenomena ini. Perancangan Omahub sebagai solusi yang berkonsep menjadikan suatu apartmen menjadi pusat (hub) area profesional muda untuk melakukan segala kegiatannya baik sebagai rumah dan workspace dalam sehari-hari.
{"title":"Perancangan Omahub! Apartemen Small Office Home Office Multifungsi","authors":"Melissa Ardani, Natasya Angelina, Filipius Priyo Suprobo","doi":"10.9744/INTERIOR.17.1.41-46","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/INTERIOR.17.1.41-46","url":null,"abstract":"Hunian merupakan salah satu kebutuhan primer tiap manusia, di mana manusia melakukan banyak aktivitas di dalamnya. Dewasa ini dengan bertambahnya populasi manusia yang terus menerus dengan lahan yang semakin sedikit menimbulkan alternatif hunian bertingkat yaitu apartemen. Apartemen merupakan hunian yang memiliki lahan kecil sehingga tidak semua aktivitas dapat dilakukan di dalamnya. Sehingga small office home office yang merupakan gabungan fungsi kantor dan rumah menjadi solusi baik untuk fenomena ini. Perancangan Omahub sebagai solusi yang berkonsep menjadikan suatu apartmen menjadi pusat (hub) area profesional muda untuk melakukan segala kegiatannya baik sebagai rumah dan workspace dalam sehari-hari.","PeriodicalId":248752,"journal":{"name":"Dimensi Interior","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133893645","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-27DOI: 10.9744/INTERIOR.17.1.1-9
Kay Kalonica, Yusita Kusumarini, Anik Rakhmawati
Pelajar, pengajar, dan staf pendidikan membutuhkan suatu fasilitas pendidikan tinggi yang dapat meningkatkan kinerja dan kenyamanan pengguna. Salah satu pendekatan desain yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut adalah biophilic design. Biophilic design dapat meningkatkan produktivitas dan kreatifitas serta menurunkan tingkat stres. Penerapan biophilic design dalam interior fasilitas pendidikan tinggi perlu diteliti lebih lanjut karena minimnya informasi tentang hal ini. Permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana identifikasi penerapan biophilic design dalam interior fasilitas pendidikan tinggi serta rekomendasi terapan biophilic design pada interior gedung P1 dan P2 Universitas Kristen Petra. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan metode research through design yang mengadopsi metode dan keterampilan peneliti yang sifatnya fleksibel. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa identifikasi penerapan biophilic design pada interior fasilitas pendidikan tinggi dapat dilakukan dengan menerapkan semua 14 pola biophilic design. Rekomendasi terapan pola biophilic design pada objek studi kasus Gedung P1 dan P2 Universitas Kristen Petra telah disimulasikan dengan menerapkan semua 14 pola biophilic design pada interior ruang melalui ide-ide sketsa konseptual
{"title":"Identifikasi Penerapan Biophilic Design pada Interior Fasilitas Pendidikan Tinggi","authors":"Kay Kalonica, Yusita Kusumarini, Anik Rakhmawati","doi":"10.9744/INTERIOR.17.1.1-9","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/INTERIOR.17.1.1-9","url":null,"abstract":"Pelajar, pengajar, dan staf pendidikan membutuhkan suatu fasilitas pendidikan tinggi yang dapat meningkatkan kinerja dan kenyamanan pengguna. Salah satu pendekatan desain yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut adalah biophilic design. Biophilic design dapat meningkatkan produktivitas dan kreatifitas serta menurunkan tingkat stres. Penerapan biophilic design dalam interior fasilitas pendidikan tinggi perlu diteliti lebih lanjut karena minimnya informasi tentang hal ini. Permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana identifikasi penerapan biophilic design dalam interior fasilitas pendidikan tinggi serta rekomendasi terapan biophilic design pada interior gedung P1 dan P2 Universitas Kristen Petra. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan metode research through design yang mengadopsi metode dan keterampilan peneliti yang sifatnya fleksibel. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa identifikasi penerapan biophilic design pada interior fasilitas pendidikan tinggi dapat dilakukan dengan menerapkan semua 14 pola biophilic design. Rekomendasi terapan pola biophilic design pada objek studi kasus Gedung P1 dan P2 Universitas Kristen Petra telah disimulasikan dengan menerapkan semua 14 pola biophilic design pada interior ruang melalui ide-ide sketsa konseptual","PeriodicalId":248752,"journal":{"name":"Dimensi Interior","volume":"110 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116462703","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2017-07-20DOI: 10.9744/INTERIOR.15.1.45-55
Jennie Hasimjaya
Mebel merupakan fasilitas dalam ruang yang sangat vital dalam mendukung tercapainya produktivitas dari aktivitas yang dilakukan. Aktivitas belajar anak usia dini biasanya cenderung banyak berinteraksi dengan mebal sebagai fasilitas belajarnya. Sebagai studi kasus adalah mebel fasilitas belajar di komunitaspendidikan anak usia dini di Siwalakerto. Mebel anak usia dini di Siwalankerto perlu dikaji kesesuaiannya secara antropometri dan ergonomi untuk dapat digunakan dengan nyaman, terutama untuk anak usia 3-4 tahun yang aktivitas belajarnya lebih banyak dan lebih sering berinteraksi dengan mebel. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan antropometri anak usia dini 3-4 tahun yang dapat direkomendasikan untuk menentukan ukuran mebel yang ergonomis dengan pengguna sehingga dapat mengoptimalkan kenyamanan dan menghindari munculnya kelainan dikarenakan kesalahan serta ketidak sesuaian dalam menggunakan mebel. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif format eksplanasi survey. Hasil dari penelitian ini adalah ukuran tubuh dari anak- anak paud Siwalankerto usia 3-4 tahun dan ukuran mebel yang direkomendasian sesuai berdasarkan data ukuran antropometri tersebut.
{"title":"Kajian Antropometri & Ergonomi Desain Mebel Pendidikan Anak Usia Dini 3-4 Tahun di Siwalankerto","authors":"Jennie Hasimjaya","doi":"10.9744/INTERIOR.15.1.45-55","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/INTERIOR.15.1.45-55","url":null,"abstract":"Mebel merupakan fasilitas dalam ruang yang sangat vital dalam mendukung tercapainya produktivitas dari aktivitas yang dilakukan. Aktivitas belajar anak usia dini biasanya cenderung banyak berinteraksi dengan mebal sebagai fasilitas belajarnya. Sebagai studi kasus adalah mebel fasilitas belajar di komunitaspendidikan anak usia dini di Siwalakerto. Mebel anak usia dini di Siwalankerto perlu dikaji kesesuaiannya secara antropometri dan ergonomi untuk dapat digunakan dengan nyaman, terutama untuk anak usia 3-4 tahun yang aktivitas belajarnya lebih banyak dan lebih sering berinteraksi dengan mebel. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan antropometri anak usia dini 3-4 tahun yang dapat direkomendasikan untuk menentukan ukuran mebel yang ergonomis dengan pengguna sehingga dapat mengoptimalkan kenyamanan dan menghindari munculnya kelainan dikarenakan kesalahan serta ketidak sesuaian dalam menggunakan mebel. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif format eksplanasi survey. Hasil dari penelitian ini adalah ukuran tubuh dari anak- anak paud Siwalankerto usia 3-4 tahun dan ukuran mebel yang direkomendasian sesuai berdasarkan data ukuran antropometri tersebut.","PeriodicalId":248752,"journal":{"name":"Dimensi Interior","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125499644","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}