Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh frekuensi hujan terhadap permeabilitas dan waktu penggenangan dengan frekuensi ulangan hujan yang intensitasnya sama dan intensitas bervariasi pada jenis tanah common soil. Metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental labolatorium, dengan menggunakan alat rainfall simulator. Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis tanah common soil. Selanjutnya diberikan hujan buatan dengan intensitas I5, I15, dan I25, setiap intensitas digunakan frekuensi lima kali hujan dan dilakukan pembacaan waktu final penggenagan dan tinggi genangan pada bak percobaan Rainfall Simulator dan untuk pengujian permeabilitas dilakukan pengamatan dengan uji constand head. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien permeabilitas berbanding terbalik dengan meningkatnya intensitas curah hujan dan frekuensi hujan.. Tinggi genangan dan Waktu final genangan berbanding lurus dengan meningkatnya intensitas curah hujan dan variasi frekuensi hujan. Kata kunci : permeabilitas, tinggi genangan, waktu final genangan.
{"title":"ANALYSIS OF THE EFFECT OF RAIN FREQUENCY ON PERMEABILITY AND PONDONG TIME ON TYPE SOIL COMMON SOIL (Laboratory Testing Study With Rainfall Simulator)","authors":"A. R. Nanda, Eky Sandi, Sulvahendra Sulvahendra","doi":"10.26618/th.v12i1.2460","DOIUrl":"https://doi.org/10.26618/th.v12i1.2460","url":null,"abstract":"Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh frekuensi hujan terhadap permeabilitas dan waktu penggenangan dengan frekuensi ulangan hujan yang intensitasnya sama dan intensitas bervariasi pada jenis tanah common soil. Metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental labolatorium, dengan menggunakan alat rainfall simulator. Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis tanah common soil. Selanjutnya diberikan hujan buatan dengan intensitas I5, I15, dan I25, setiap intensitas digunakan frekuensi lima kali hujan dan dilakukan pembacaan waktu final penggenagan dan tinggi genangan pada bak percobaan Rainfall Simulator dan untuk pengujian permeabilitas dilakukan pengamatan dengan uji constand head. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien permeabilitas berbanding terbalik dengan meningkatnya intensitas curah hujan dan frekuensi hujan.. Tinggi genangan dan Waktu final genangan berbanding lurus dengan meningkatnya intensitas curah hujan dan variasi frekuensi hujan. Kata kunci : permeabilitas, tinggi genangan, waktu final genangan.","PeriodicalId":252397,"journal":{"name":"TEKNIK HIDRO","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116291688","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
To optimize the planting of rice plants, groundwater is used as a source of water so that the water needs for agricultural land can be met. Groundwater, which is a source of water, is known to contribute greatly to agricultural production, especially in the dry season. The long-term goal of this research is to increase groundwater discharge using a water pump as a controller of water distribution, alternative energy in the form of solar energy is used to drive the pump engine. During this time the pump is driven by an oil-fueled engine (BBM) which produces CO2 emissions into the air. The use of non-fuel alternative energy is expected to help reduce CO2 emissions so far. The research method begins with a survey and field survey conducted by the groundwater irrigation network in the Pare-Pare district. then search along ground waterways and mark using GPS. Measuring discharge and analyzing the performance of solar water pumps. To optimize the planting of rice plants, groundwater is used as a source of water so that the water needs for agricultural land can be met. Groundwater, which is a source of water, is known to contribute greatly to agricultural production, especially in the dry season. The long-term goal of this research is to increase groundwater discharge using a water pump as a controller of water distribution, alternative energy in the form of solar energy is used to drive the pump engine. During this time the pump is driven by an oil-fueled engine (BBM) which produces CO2 emissions into the air. The use of non-fuel alternative energy is expected to help reduce CO2 emissions so far. The research method begins with a survey and field survey conducted by the groundwater irrigation network in the Pare-Pare district. then search along ground waterways and mark using GPS. Measuring discharge and analyzing the performance of solar water pumps.
{"title":"TINJAUAN DEBIT PADA SUMUR AIR TANAH BERBASIS POMPA AIR TENAGA SURYA","authors":"M. Iqbal, Kushari Kushari","doi":"10.26618/th.v12i2.2812","DOIUrl":"https://doi.org/10.26618/th.v12i2.2812","url":null,"abstract":" To optimize the planting of rice plants, groundwater is used as a source of water so that the water needs for agricultural land can be met. Groundwater, which is a source of water, is known to contribute greatly to agricultural production, especially in the dry season. The long-term goal of this research is to increase groundwater discharge using a water pump as a controller of water distribution, alternative energy in the form of solar energy is used to drive the pump engine. During this time the pump is driven by an oil-fueled engine (BBM) which produces CO2 emissions into the air. The use of non-fuel alternative energy is expected to help reduce CO2 emissions so far. The research method begins with a survey and field survey conducted by the groundwater irrigation network in the Pare-Pare district. then search along ground waterways and mark using GPS. Measuring discharge and analyzing the performance of solar water pumps. To optimize the planting of rice plants, groundwater is used as a source of water so that the water needs for agricultural land can be met. Groundwater, which is a source of water, is known to contribute greatly to agricultural production, especially in the dry season. The long-term goal of this research is to increase groundwater discharge using a water pump as a controller of water distribution, alternative energy in the form of solar energy is used to drive the pump engine. During this time the pump is driven by an oil-fueled engine (BBM) which produces CO2 emissions into the air. The use of non-fuel alternative energy is expected to help reduce CO2 emissions so far. The research method begins with a survey and field survey conducted by the groundwater irrigation network in the Pare-Pare district. then search along ground waterways and mark using GPS. Measuring discharge and analyzing the performance of solar water pumps.","PeriodicalId":252397,"journal":{"name":"TEKNIK HIDRO","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123134672","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pelimpah (Spillway) merupakan salah satu bangunan pelengkap dari bendungan yang berfungsi sebagai pengaman terhadap bahaya air banjir yang melimpas diatas bendungan (overtopping). Selain itu, bangunan pelimpah juga berfungsi agar debit hujan rancangan yang terjadi cepat mengalir sehingga debit air tidak sempat meluas. Karakteristik aliran yang melewati bangunan pelimpah akan tergantung kepada bentuk dan sifat pelimpah itu sendiri. Untuk kepentingan bangunan air seperti bendungan dan bangunan air lainnya maka perihal karakteristik aliran sangatlah penting untuk menentukan bangunan yang akan dipilih sesuai kebutuhannya. Pengkajian tentang hal ini dapat dilakukan melalui suatu penelitian terhadap aliran pada saluran terbuka berukuran kecil yang melewati pelimpah dengan model bangunan pelimpah type ogee. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik aliran, pola aliran dan energy spesifik yang terjadi pada bangunan tersebut. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa aliran air dapat mengalami perubahan ketinggian karena adanya bangunan pelimpah dan berpengaruh pada karakteristik alirannya. Dimana semakin tinggi muka air maka semakin besar kecepatan yang terjadi.Pola aliran pada daerah hulu merupakan aliran sub kritis (FR1) kemudian menjadi kritis (FR = 1) pada saat melewati bangunan pelimpah. Setelah melewati bangunan pelimpah maka aliran menjadi super kritis (FR 1) dan berangsur-angsur menjadi normal kembali pada saat berada di daerah hilir.Energi spesifik yang dihasilkan pada bangunan pelimpah tipe Ogee juga bergantung pada jenis pelimpah yang diberikan.
{"title":"KAJIAN KARAKTERISTIK ALIRAN TERHADAP BANGUNAN PELIMPAH PADA SALURAN TERBUKA","authors":"Syamsilasmi Saleh, Ratna Musa, Hanafi As'ad","doi":"10.26618/th.v12i2.2811","DOIUrl":"https://doi.org/10.26618/th.v12i2.2811","url":null,"abstract":"Pelimpah (Spillway) merupakan salah satu bangunan pelengkap dari bendungan yang berfungsi sebagai pengaman terhadap bahaya air banjir yang melimpas diatas bendungan (overtopping). Selain itu, bangunan pelimpah juga berfungsi agar debit hujan rancangan yang terjadi cepat mengalir sehingga debit air tidak sempat meluas. Karakteristik aliran yang melewati bangunan pelimpah akan tergantung kepada bentuk dan sifat pelimpah itu sendiri. Untuk kepentingan bangunan air seperti bendungan dan bangunan air lainnya maka perihal karakteristik aliran sangatlah penting untuk menentukan bangunan yang akan dipilih sesuai kebutuhannya. Pengkajian tentang hal ini dapat dilakukan melalui suatu penelitian terhadap aliran pada saluran terbuka berukuran kecil yang melewati pelimpah dengan model bangunan pelimpah type ogee. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik aliran, pola aliran dan energy spesifik yang terjadi pada bangunan tersebut. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa aliran air dapat mengalami perubahan ketinggian karena adanya bangunan pelimpah dan berpengaruh pada karakteristik alirannya. Dimana semakin tinggi muka air maka semakin besar kecepatan yang terjadi.Pola aliran pada daerah hulu merupakan aliran sub kritis (FR1) kemudian menjadi kritis (FR = 1) pada saat melewati bangunan pelimpah. Setelah melewati bangunan pelimpah maka aliran menjadi super kritis (FR 1) dan berangsur-angsur menjadi normal kembali pada saat berada di daerah hilir.Energi spesifik yang dihasilkan pada bangunan pelimpah tipe Ogee juga bergantung pada jenis pelimpah yang diberikan.","PeriodicalId":252397,"journal":{"name":"TEKNIK HIDRO","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129678370","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Syatir Suaib, Ahmad Alieffathur Rusvan, A. Anshari
Survei Batimetri dan Arus dilakukan untuk mengetahui peta batimetri dan pola arus disekitar pelabuhan Jampea. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran hasil pengujian di lapangan dengan hasil uji numerik pada data yang akan diolah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni hingga bulan Agustus 2019 di perairan pelabuhan Jampea Kabupaten Selayar. Metode yang digunakan adalah kuantitatif. Pengambilan data pemeruman dengan Echosounder Singlebeam Garmin GPS MAP 178C. Sedangkan pengukuran arus dilaksanakan 2 kali, yaitu pada saat pasang tertinggi (spring tide) dan terendah (neap tide). Penyajian data ditampilkan dengan software SMS 10.0 (Surface water modeling system). Dari hasil pengukuran dilapangan bahwa arus menjelang pasang memiliki kecepatan rata-rata adalah 0,044 m/s, pada saat pasang inilah arus laut mengarah ke arah tenggara. Sementara itu, pada saat menjelang surut, kecepatan arus rerata adalah 0,08 m/s dan mengarah ke barat laut. Sedangkan pada hasil analisa software SMS.10 dimana pada saat surut, arus di sekitar lokasi studi dominan bergerak dari tenggara ke barat laut dengan kecepatan rerata 0,009 m/detik dan pada saat pasang di sekitar daerah studi arus bergerak dari barat laut menuju ke tenggara dengan kecepatan rerata yaitu 0,0084 m/detik. Kondisi batimetri pada areal sekitar pelabuhan Jampea termasuk kategori pantai yang landai dimana pesisir atau tepi laut yang daratannya menurun sedikit demi sedikit ke arah laut yang mengakibatkan pengaruh pasang surut sangat jauh keluar menuju ke laut.
{"title":"ANALISIS HASIL SURVEI BATIMETRI DAN ARUS DI PELABUHAN JAMPEA KABUPATEN SELAYAR","authors":"Syatir Suaib, Ahmad Alieffathur Rusvan, A. Anshari","doi":"10.26618/th.v12i2.2808","DOIUrl":"https://doi.org/10.26618/th.v12i2.2808","url":null,"abstract":"Survei Batimetri dan Arus dilakukan untuk mengetahui peta batimetri dan pola arus disekitar pelabuhan Jampea. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran hasil pengujian di lapangan dengan hasil uji numerik pada data yang akan diolah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni hingga bulan Agustus 2019 di perairan pelabuhan Jampea Kabupaten Selayar. Metode yang digunakan adalah kuantitatif. Pengambilan data pemeruman dengan Echosounder Singlebeam Garmin GPS MAP 178C. Sedangkan pengukuran arus dilaksanakan 2 kali, yaitu pada saat pasang tertinggi (spring tide) dan terendah (neap tide). Penyajian data ditampilkan dengan software SMS 10.0 (Surface water modeling system). Dari hasil pengukuran dilapangan bahwa arus menjelang pasang memiliki kecepatan rata-rata adalah 0,044 m/s, pada saat pasang inilah arus laut mengarah ke arah tenggara. Sementara itu, pada saat menjelang surut, kecepatan arus rerata adalah 0,08 m/s dan mengarah ke barat laut. Sedangkan pada hasil analisa software SMS.10 dimana pada saat surut, arus di sekitar lokasi studi dominan bergerak dari tenggara ke barat laut dengan kecepatan rerata 0,009 m/detik dan pada saat pasang di sekitar daerah studi arus bergerak dari barat laut menuju ke tenggara dengan kecepatan rerata yaitu 0,0084 m/detik. Kondisi batimetri pada areal sekitar pelabuhan Jampea termasuk kategori pantai yang landai dimana pesisir atau tepi laut yang daratannya menurun sedikit demi sedikit ke arah laut yang mengakibatkan pengaruh pasang surut sangat jauh keluar menuju ke laut. ","PeriodicalId":252397,"journal":{"name":"TEKNIK HIDRO","volume":"194 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132148954","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi kecepatan terhadap perubahan gradasi sedimen dasar dan tingkat keseragaman pada waktu tertentu dan untuk mendapatkan hubungan parameter berpengaruh (v, d50awal, t) dengan gradasi final (d50hasil). Penelitian ini menggunakan 3 variasi kecepatan dengan 3 variasi waktu pengaliran pada 3 gradasi butiran yang yang berbeda. Dalam menentukan sifat aliran digunakan parameter angka Reynold yang hasilnya ada tiga sifat aliran yang terjadi dalam penelitian ini yaitu aliran laminar pada kisar anangka Reynold sebesar 448,75 dan aliran transisi pada kisaran angka Reynold 524 dan 617 dengan 3 variasi kecepatan. Keseragaman butiran pada dasar saluran dipengaruhi oleh jumlah sedimentasi terendapkan (agradasi) dan erosi terangkut (degradasi) di sepanjang saluran atau sungai. Penyajian hasil penelitian menunjukkan bahwa volume sedimen yang hanyut akan semakin besar seiring besar kecepatan aliran dan waktu yang digunakan dengan volume butiran halus (D40) yang lebih besar volume hanyutnya dibanding butiran lain. Demikian pula sebaliknya volume yang butiran kasar lebih banyak yang tertinggal.
{"title":"PENGARUH KECEPATAN ALIRAN TERHADAP PERUBAHAN NILAI KESERAGAMAN BUTIRAN","authors":"M. S. S. Kuba","doi":"10.26618/th.v12i2.2807","DOIUrl":"https://doi.org/10.26618/th.v12i2.2807","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi kecepatan terhadap perubahan gradasi sedimen dasar dan tingkat keseragaman pada waktu tertentu dan untuk mendapatkan hubungan parameter berpengaruh (v, d50awal, t) dengan gradasi final (d50hasil). Penelitian ini menggunakan 3 variasi kecepatan dengan 3 variasi waktu pengaliran pada 3 gradasi butiran yang yang berbeda. Dalam menentukan sifat aliran digunakan parameter angka Reynold yang hasilnya ada tiga sifat aliran yang terjadi dalam penelitian ini yaitu aliran laminar pada kisar anangka Reynold sebesar 448,75 dan aliran transisi pada kisaran angka Reynold 524 dan 617 dengan 3 variasi kecepatan. Keseragaman butiran pada dasar saluran dipengaruhi oleh jumlah sedimentasi terendapkan (agradasi) dan erosi terangkut (degradasi) di sepanjang saluran atau sungai. Penyajian hasil penelitian menunjukkan bahwa volume sedimen yang hanyut akan semakin besar seiring besar kecepatan aliran dan waktu yang digunakan dengan volume butiran halus (D40) yang lebih besar volume hanyutnya dibanding butiran lain. Demikian pula sebaliknya volume yang butiran kasar lebih banyak yang tertinggal.","PeriodicalId":252397,"journal":{"name":"TEKNIK HIDRO","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128661890","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini dilatarbelakangi karena kurangnya air bersih pada lokasi penelitian, pemanfaatan sumber daya air yang tidak maksimal dan kurangnya kemampuan warga dalam memenuhi kebutuhan air minum. Tujuan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui berapa besar potensi air hujan yang dapat di panen, bagaimana kualitas air hujan setelah pengolahan dan bagaimana kuantitasnya. Besarnya potensi air hujan yang akan di panen ditentukan dengan menggunakan data rata-rata curah hujan yang terjadi pada lokasi penelitian sedangkan pada sistem pengolahan air hujan ini digunakan metode eksperimen. Hasil dari penelitian ini didapatkan volume potensi hujan yang terjadi pada lokasi penelitian adalah 284,75mm/bulan dengan kualitas air hujan setelah pengolahan dengan melalui proses penyaringan dan penambahan sodium bicarbonate 1gr/10liter menghasilkan kualitas air hujan yang memenuhi syarat sebagai air minum. Sebelum dilakukan penampungan air hujan sebaiknya di lakukan pembersihan awal (first flushing) agar debu dan sedimen yang menumpuk selama musim kering tidak ikut tertampung dan sebelum dilakukan pengolahan sebaiknya tangki berisi air hujan sebanyak ±2000 liter agar terjadi pengenceran terhadap parameter yang berpengaruh terutama pada parameter warna dan kekeruhan.
{"title":"MODEL PEMANENAN DAN PENGOLAHAN AIR HUJAN MENJADI AIR MINUM","authors":"A. Nurdin, Desi Lembang, Kasmawati Kasmawati","doi":"10.26618/th.v12i2.2806","DOIUrl":"https://doi.org/10.26618/th.v12i2.2806","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi karena kurangnya air bersih pada lokasi penelitian, pemanfaatan sumber daya air yang tidak maksimal dan kurangnya kemampuan warga dalam memenuhi kebutuhan air minum. Tujuan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui berapa besar potensi air hujan yang dapat di panen, bagaimana kualitas air hujan setelah pengolahan dan bagaimana kuantitasnya. Besarnya potensi air hujan yang akan di panen ditentukan dengan menggunakan data rata-rata curah hujan yang terjadi pada lokasi penelitian sedangkan pada sistem pengolahan air hujan ini digunakan metode eksperimen. Hasil dari penelitian ini didapatkan volume potensi hujan yang terjadi pada lokasi penelitian adalah 284,75mm/bulan dengan kualitas air hujan setelah pengolahan dengan melalui proses penyaringan dan penambahan sodium bicarbonate 1gr/10liter menghasilkan kualitas air hujan yang memenuhi syarat sebagai air minum. Sebelum dilakukan penampungan air hujan sebaiknya di lakukan pembersihan awal (first flushing) agar debu dan sedimen yang menumpuk selama musim kering tidak ikut tertampung dan sebelum dilakukan pengolahan sebaiknya tangki berisi air hujan sebanyak ±2000 liter agar terjadi pengenceran terhadap parameter yang berpengaruh terutama pada parameter warna dan kekeruhan.","PeriodicalId":252397,"journal":{"name":"TEKNIK HIDRO","volume":"450 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122799005","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perubahan lahan yang digunakan akan mempengaruhi debit banjir di DAS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak lahan yang digunakan untuk berubah pada debit banjir di DAS hulu Musi Musi Rawas. Data yang dibutuhkan berupa data curah hujan. Tanah tersebut menggunakan data dan peta topografi. Data curah hujan digunakan data curah hujan harian yang dicatat di stasiun Kungku SPAS. Data curah hujan harian ditransformasikan menjadi intensitas curah hujan per jam 'Metode Mononabe'. Berdasarkan hasil penelitian tutupan lahan mengubah debit banjir dengan menggunakan model regresi linier berganda dengan variabel bebas yaitu tutupan lahan perkebunan kopi, semak, campuran kebun, padi, perkebunan rakyat, perkebunan besar dan pemukiman. Sementara, variabel yang tidak independen adalah banjir yang terjadi karena perubahan tutupan lahan. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada Spa hulu sub-DAS Kungku Musi Musi Rawas menggunakan SPSS terlihat bahwa perubahan tutupan lahan sangat mempengaruhi periode kembali debit banjir pada waktu tertentu. Jumlah puncak buangan yang terjadi dalam 2 tahun ke depan = 12:23 m3 / detik 2 tahun, 5 tahun berikutnya = 16,63 m3 / detik, 10 tahun berikutnya = 20:56 m3 / detik, 25 tahun berikutnya = 26,89 m3 / detik, 50 tahun berikutnya = 32,75 m3 / detik dan 100 tahun berikutnya = 39,75 m3 / detik.
使用的土地的变化将影响DAS的洪水。本研究的目的是确定洪水泛滥平原上用来改变的土地的影响。所需的数据是以降水为基础的。这块土地使用数据和地形图。降雨量数据使用,每日降水数据在我国SPAS站记录。每日降水数据转换为每小时降水强度。根据研究结果,唐宁河流域通过使用自由变量的线性回归模型改变了洪水流量,包括咖啡种植园、灌木、花园、水稻、农民种植园、大种植园和定居点的混合物。与此同时,非独立变量是由于土地覆盖的变化而发生的洪水。根据对上部水疗中心进行的数据分析,Musi Musi Rawas使用SPSS进行的环境变化明显影响了特定时间洪水周期的回归。被掳的高峰发生在接下来的两年里数量= 12:23立方米/秒,2年,5年下一次= 16,63立方米/秒时,接下来的10年= 20:56立方米/秒,下一个25年= 26.89立方米/秒,接下来的50年= 32.75立方米/秒,100次年= 39.75立方米/秒。
{"title":"PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN TERHADAP DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN MODEL REGRESI LINIER BERGANDA SUB DAS MUSI HULU KABUPATEN MUSI RAWAS","authors":"Okma Yendri, Andi Wahyudi, G. Gunawan","doi":"10.26618/th.v12i2.2810","DOIUrl":"https://doi.org/10.26618/th.v12i2.2810","url":null,"abstract":"Perubahan lahan yang digunakan akan mempengaruhi debit banjir di DAS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak lahan yang digunakan untuk berubah pada debit banjir di DAS hulu Musi Musi Rawas. Data yang dibutuhkan berupa data curah hujan. Tanah tersebut menggunakan data dan peta topografi. Data curah hujan digunakan data curah hujan harian yang dicatat di stasiun Kungku SPAS. Data curah hujan harian ditransformasikan menjadi intensitas curah hujan per jam 'Metode Mononabe'. Berdasarkan hasil penelitian tutupan lahan mengubah debit banjir dengan menggunakan model regresi linier berganda dengan variabel bebas yaitu tutupan lahan perkebunan kopi, semak, campuran kebun, padi, perkebunan rakyat, perkebunan besar dan pemukiman. Sementara, variabel yang tidak independen adalah banjir yang terjadi karena perubahan tutupan lahan. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada Spa hulu sub-DAS Kungku Musi Musi Rawas menggunakan SPSS terlihat bahwa perubahan tutupan lahan sangat mempengaruhi periode kembali debit banjir pada waktu tertentu. Jumlah puncak buangan yang terjadi dalam 2 tahun ke depan = 12:23 m3 / detik 2 tahun, 5 tahun berikutnya = 16,63 m3 / detik, 10 tahun berikutnya = 20:56 m3 / detik, 25 tahun berikutnya = 26,89 m3 / detik, 50 tahun berikutnya = 32,75 m3 / detik dan 100 tahun berikutnya = 39,75 m3 / detik.","PeriodicalId":252397,"journal":{"name":"TEKNIK HIDRO","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123593822","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abd. Rakhim Nanda, A. Mansida, Anita Anita, Yayu Sulistiawati
Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) menyebabkan Gerusan tebing sungai menambah sedimentasi di dasar sungai.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik aliran di daerah krib bambu tipe permeable dan pengaruh pemasangan jarak krib bambu tipe permeable terhadap gerusan tebing di belokan sungai. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen laboratorium. Pengaruh pemasangan krib tipe permeabel terhadap karakteristik aliran dan tanpa pemasangan krib menyebabkan terjadinya perubahan karakteristik aliran di beberapa titik dari super kritis ke sub kritis dan pemasangan jarak krib bambu tipe permeabel terhadap gerusan tebing di belokan sungai berpengaruh pada volume gerusan, dimana semakin kecil jarak pemasangan krib yang digunakan maka akan semakin kecil volume gerusan yang terjadi. Hal ini diakibatkan karena krib mengalami agradasi dan degradasi di daerah krib dengan jarak yang cenderung lebih besar
{"title":"PENGARUH KRIB BAMBU TIPE PERMEABEL TERHADAP GERUSAN TEBING DI BELOKAN SUNGAI (STUDI EKSPERIMENTAL)","authors":"Abd. Rakhim Nanda, A. Mansida, Anita Anita, Yayu Sulistiawati","doi":"10.26618/th.v12i2.2805","DOIUrl":"https://doi.org/10.26618/th.v12i2.2805","url":null,"abstract":"Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) menyebabkan Gerusan tebing sungai menambah sedimentasi di dasar sungai.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik aliran di daerah krib bambu tipe permeable dan pengaruh pemasangan jarak krib bambu tipe permeable terhadap gerusan tebing di belokan sungai. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen laboratorium. Pengaruh pemasangan krib tipe permeabel terhadap karakteristik aliran dan tanpa pemasangan krib menyebabkan terjadinya perubahan karakteristik aliran di beberapa titik dari super kritis ke sub kritis dan pemasangan jarak krib bambu tipe permeabel terhadap gerusan tebing di belokan sungai berpengaruh pada volume gerusan, dimana semakin kecil jarak pemasangan krib yang digunakan maka akan semakin kecil volume gerusan yang terjadi. Hal ini diakibatkan karena krib mengalami agradasi dan degradasi di daerah krib dengan jarak yang cenderung lebih besar","PeriodicalId":252397,"journal":{"name":"TEKNIK HIDRO","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116939133","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Efisiensi irigasi didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kehilangan air di saluran primer daerah irigasi kampili, serta menghitung nilai efisiensi penyaluran air pada saluran primer. Dengan menggunakan metode kuantitatif jenis penelitian secara langsung di lokasai dengan mengambil data yang di perlukan. Kehilangan air irigasi yang terjadi selama pemberian air disebabkan terutama oleh perembesan (seepage) di penampang basah saluran, evaporasi umumnya relatif kecil dan kehilangan operasional (operational losses) yang tergantung pada sistem pengelolaan air irigasi. Hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata nilai efisiensi sebesar 81,06 % untuk saluran sepanjang 2.900 meter di Saluran Primer Kiri dan rata-rata sebesar 89,91 % untuk saluran sepanjang 900 meter di Saluran Sekunder, rata-rata sebesar 89,55 % untuk saluran sepanjang 900 meter di Saluran Sekunder Kampili. Berdasarkan studi ini efisiensi Jaringan Irigasi Kampili perlu ditingkatkan agar mencapai efisiensi yang ditetapkan dalam Kriteria Perencanaan Irigasi yaitu untuk Saluran Primer Efisiensinya 90 % dan di Saluran Sekunder efisensinya 90 %. Kata Kunci : Efisiensi, perembesan, evaporasi, kehilangan air
{"title":"TINJAUAN KEHILANGAN AIR PADA SALURAN PRIMER IRIGASI KAMPILI KABUPATEN GOWA","authors":"Muhammad Yunus Ali, N. Nurjannah, S. Santi","doi":"10.26618/th.v12i1.2475","DOIUrl":"https://doi.org/10.26618/th.v12i1.2475","url":null,"abstract":"Efisiensi irigasi didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kehilangan air di saluran primer daerah irigasi kampili, serta menghitung nilai efisiensi penyaluran air pada saluran primer. Dengan menggunakan metode kuantitatif jenis penelitian secara langsung di lokasai dengan mengambil data yang di perlukan. Kehilangan air irigasi yang terjadi selama pemberian air disebabkan terutama oleh perembesan (seepage) di penampang basah saluran, evaporasi umumnya relatif kecil dan kehilangan operasional (operational losses) yang tergantung pada sistem pengelolaan air irigasi. Hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata nilai efisiensi sebesar 81,06 % untuk saluran sepanjang 2.900 meter di Saluran Primer Kiri dan rata-rata sebesar 89,91 % untuk saluran sepanjang 900 meter di Saluran Sekunder, rata-rata sebesar 89,55 % untuk saluran sepanjang 900 meter di Saluran Sekunder Kampili. Berdasarkan studi ini efisiensi Jaringan Irigasi Kampili perlu ditingkatkan agar mencapai efisiensi yang ditetapkan dalam Kriteria Perencanaan Irigasi yaitu untuk Saluran Primer Efisiensinya 90 % dan di Saluran Sekunder efisensinya 90 %. Kata Kunci : Efisiensi, perembesan, evaporasi, kehilangan air ","PeriodicalId":252397,"journal":{"name":"TEKNIK HIDRO","volume":"36 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134427745","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui evektifitas bangunan penangkap sedimen pada saluran segi sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui sifat aliran yang terjadi pada bangunan penangkap sedimen. 2) Mengetahui pengaruh tinggi muka air terhadap energi spesifik. 3)Mengetahui berapa besar angkutan sedimen dasar (Bed Load) pada bangunan penangkap sedimen dengan perhitungan secara langsung. 4)Mengetahui angkutan sedimen dasar pada banguan penangkap sedimen dengan menggunakan pendekatan empiris. 5) Mengetahui rumus pendekatan empiris untuk sedimen dasar yang hasil perhitungannya paling mendekati dengan hasil perhitungan secara langsung. Data yang kami ambil yaitu data primer dan sekunder, data primer adalah data yang diperoleh langsung dari simulasi model di laboratorium sedangkan data sekunder adalah data yang di peroleh dari literatur dan hasil penelitian yang sudah ada. Sedimentasi adalah suatu proses pengapungan, penggelindingan, penyeretan tanah hasil pecahan dari tubuh tanahnya. Sedimen adalah hasil proses erosi, baik berupa erosi permukaan, erosi parit, atau jenis erosi tanah lainnya. Kata kunci; Sedimentasi , sedimen, bangunan penangkap sedimen.
{"title":"BANGUNAN PENANGKAP SEDIMEN PADA SALURAN SEGI EMPAT (EXPERIMENTAL)","authors":"Nenny T. Karim, Rudi Rudi, M. Rizal","doi":"10.26618/th.v12i1.2473","DOIUrl":"https://doi.org/10.26618/th.v12i1.2473","url":null,"abstract":"penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui evektifitas bangunan penangkap sedimen pada saluran segi sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui sifat aliran yang terjadi pada bangunan penangkap sedimen. 2) Mengetahui pengaruh tinggi muka air terhadap energi spesifik. 3)Mengetahui berapa besar angkutan sedimen dasar (Bed Load) pada bangunan penangkap sedimen dengan perhitungan secara langsung. 4)Mengetahui angkutan sedimen dasar pada banguan penangkap sedimen dengan menggunakan pendekatan empiris. 5) Mengetahui rumus pendekatan empiris untuk sedimen dasar yang hasil perhitungannya paling mendekati dengan hasil perhitungan secara langsung. Data yang kami ambil yaitu data primer dan sekunder, data primer adalah data yang diperoleh langsung dari simulasi model di laboratorium sedangkan data sekunder adalah data yang di peroleh dari literatur dan hasil penelitian yang sudah ada. Sedimentasi adalah suatu proses pengapungan, penggelindingan, penyeretan tanah hasil pecahan dari tubuh tanahnya. Sedimen adalah hasil proses erosi, baik berupa erosi permukaan, erosi parit, atau jenis erosi tanah lainnya. Kata kunci; Sedimentasi , sedimen, bangunan penangkap sedimen. ","PeriodicalId":252397,"journal":{"name":"TEKNIK HIDRO","volume":"34 10","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120855999","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}