Penggunaan mesin dan instalasi modern serta bahan berbahaya semakin meningkat. Sehingga membantu kemudahan proses produksi menyebabkan bertambahnya jumlah dan ragam sumber bahaya di tempat kerja. Selain itu lingkungan kerja yang kurang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja, proses dan sifat pekerjaan yang berbahaya, serta peningkatan intensitas kerja operasional tenaga kerja yang mempengaruhi peningkatan jumlah dan tingkat keseriusan kecelakaan kerja. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif sehingga data yang dimasukan berupa kata kalimat dan gambar yang kemudian di skoring untuk menentukan tingkat bahaya sebelum melaksanakan pekerjaan. Dalam melakukan job safety analysis hal yang dilakukan adalah menentukan pekerjaan yang akan dianalisis, membagi pekerjaan menjadi beberapa langkah–langkah pekerjaan atau standar operasional prosedur, identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko, evaluasi risiko dan menentukan tingkat risiko serta pencegahannya. Penilaian analisa nilai risiko pada pekerjaan replating memiliki nilai hingga 8 menandakan perlu dilakukan tindakan pengendalian pada proses tersebut, lalu pada pekerjaan coating pada area bahan bakar dan geladak utama juga memiliki nilai risiko 8 sehingga juga perlu dilakukan tindakan pengendalian pada proses coating di area tersebut.
{"title":"Job Safety Analysis Dalam Identifikasi Potensi Bahaya Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerjaan Replating Dan Coating Kapal Di Pt. Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero)","authors":"Fachrul Juniarianto, Dwisetiono Dwisetiono","doi":"10.20956/zl.vi.15955","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/zl.vi.15955","url":null,"abstract":"Penggunaan mesin dan instalasi modern serta bahan berbahaya semakin meningkat. Sehingga membantu kemudahan proses produksi menyebabkan bertambahnya jumlah dan ragam sumber bahaya di tempat kerja. Selain itu lingkungan kerja yang kurang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja, proses dan sifat pekerjaan yang berbahaya, serta peningkatan intensitas kerja operasional tenaga kerja yang mempengaruhi peningkatan jumlah dan tingkat keseriusan kecelakaan kerja. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif sehingga data yang dimasukan berupa kata kalimat dan gambar yang kemudian di skoring untuk menentukan tingkat bahaya sebelum melaksanakan pekerjaan. Dalam melakukan job safety analysis hal yang dilakukan adalah menentukan pekerjaan yang akan dianalisis, membagi pekerjaan menjadi beberapa langkah–langkah pekerjaan atau standar operasional prosedur, identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko, evaluasi risiko dan menentukan tingkat risiko serta pencegahannya. Penilaian analisa nilai risiko pada pekerjaan replating memiliki nilai hingga 8 menandakan perlu dilakukan tindakan pengendalian pada proses tersebut, lalu pada pekerjaan coating pada area bahan bakar dan geladak utama juga memiliki nilai risiko 8 sehingga juga perlu dilakukan tindakan pengendalian pada proses coating di area tersebut.","PeriodicalId":266006,"journal":{"name":"Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126465467","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sungai Ampel merupakan salah satu sungai yang berada di Desa Landangan, Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo. Sungai ini digunakan masyarakat untuk mengairi persawahan, memancing, dan lain sebagainya. Adanya PT. Panca Mitra Multiperdana Tbk. yakni produsen hasil olahan udang disekitar sungai membawa dampak terhadap kualitas air sungai tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air di sungai Ampel. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode indeks pencemaran sungai berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia nomor 115 tahun 2003. Sungai Ampel sebagai daerah penelitian yang dialiri pipa pembuangan limbah hasil olahan udang serta dekat dengan pertambakan udang warga setempat. Pengambilan data dilakukan secara In situ dengan menggunakan botol kaca gelap ukuran 150 ml dan botol bening ukuran 600 ml, disimpan dalam coolbox. Lokasi penelitian dibagi dalam 3 lokasi titik sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis menggunakan indeks pencemaran di Sungai Ampel yakni pada Stasiun I sebesar 2,59, stasiun II sebesar 4,29, serta stasiun III sebesar 4,52 dimana ketiganya dikategorikan sebagai tercemar ringan.
{"title":"Analisis Indeks Pencemaran Sungai Ampel Desa Sletreng Kabupaten Situbondo","authors":"Anita Diah Pahlewi","doi":"10.20956/zl.vi.21751","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/zl.vi.21751","url":null,"abstract":"Sungai Ampel merupakan salah satu sungai yang berada di Desa Landangan, Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo. Sungai ini digunakan masyarakat untuk mengairi persawahan, memancing, dan lain sebagainya. Adanya PT. Panca Mitra Multiperdana Tbk. yakni produsen hasil olahan udang disekitar sungai membawa dampak terhadap kualitas air sungai tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air di sungai Ampel. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode indeks pencemaran sungai berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia nomor 115 tahun 2003. Sungai Ampel sebagai daerah penelitian yang dialiri pipa pembuangan limbah hasil olahan udang serta dekat dengan pertambakan udang warga setempat. Pengambilan data dilakukan secara In situ dengan menggunakan botol kaca gelap ukuran 150 ml dan botol bening ukuran 600 ml, disimpan dalam coolbox. Lokasi penelitian dibagi dalam 3 lokasi titik sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis menggunakan indeks pencemaran di Sungai Ampel yakni pada Stasiun I sebesar 2,59, stasiun II sebesar 4,29, serta stasiun III sebesar 4,52 dimana ketiganya dikategorikan sebagai tercemar ringan.","PeriodicalId":266006,"journal":{"name":"Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133626986","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Motion sickness pada kapal dikenal juga dengan istilah mabuk laut, mabuk laut adalah gejala sakit yang diakibatkan karena gerakan kapal yang mengakibatkan gejala fisik yang tidak nyaman yang ditandai dengan susah bernafas, pusing, mual ,pucat dan muntah. Penyebab utama mabuk laut adalah tidak adanya kesamaan rangsang atau conformity antara stimulus, mata dan labirin telinga yang diterima oleh otak manusia. Arah datang gelombang sangat berpengaruh terhadap stabil atau tidaknya kapal yang ditumpangi. Metode penelitian menggunakan simulasi software motion kapal. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, kondisi kapal stabil ditunjukkan oleh gelombang yang datang dari arah 0 atau kondisi kapal berlayar searah dengan gelombang yang datang. Sehingga, diprediksikan tidak ada penumpang yang mengalami mabuk perjalanan. Sedangkan kondisi kapal tidak stabil ditunjukkan oleh kapal dengan arah gelombang 180 atau kondisi kapal berlayar berlawanan dengan arah datangnya gelombang. Sehingga diprediksikan penumpang akan mengalami mabuk laut setelah 2 jam perjalanan.
{"title":"Analisis Prediksi Motion Sickness Incidence (MSI) Pada Kapal Penyeberangan Di Perairan Makassar","authors":"Ishak Bawias, F. Lungari, Risal Risal","doi":"10.20956/zl.vi.21982","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/zl.vi.21982","url":null,"abstract":"Motion sickness pada kapal dikenal juga dengan istilah mabuk laut, mabuk laut adalah gejala sakit yang diakibatkan karena gerakan kapal yang mengakibatkan gejala fisik yang tidak nyaman yang ditandai dengan susah bernafas, pusing, mual ,pucat dan muntah. Penyebab utama mabuk laut adalah tidak adanya kesamaan rangsang atau conformity antara stimulus, mata dan labirin telinga yang diterima oleh otak manusia. Arah datang gelombang sangat berpengaruh terhadap stabil atau tidaknya kapal yang ditumpangi. Metode penelitian menggunakan simulasi software motion kapal. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, kondisi kapal stabil ditunjukkan oleh gelombang yang datang dari arah 0 atau kondisi kapal berlayar searah dengan gelombang yang datang. Sehingga, diprediksikan tidak ada penumpang yang mengalami mabuk perjalanan. Sedangkan kondisi kapal tidak stabil ditunjukkan oleh kapal dengan arah gelombang 180 atau kondisi kapal berlayar berlawanan dengan arah datangnya gelombang. Sehingga diprediksikan penumpang akan mengalami mabuk laut setelah 2 jam perjalanan.","PeriodicalId":266006,"journal":{"name":"Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127473786","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sulaiman M Ali, Fitri Ramadani, Syurkarni Ali, Delly Syahputra
Perhitungan tahanan kapal dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan matematis. Untuk menentukan daya mesin utama kapal dibutuhkan nilai tahanan kapal yang terbentuk dari bentuk lambung kapal sendiri. Penelilitian ini di desain untuk mendapatkan sebuah model dengan menggunakan software naval architecture. Dari model kapal cargo tersebut selanjutnya akan dihitung sehingga menghasilkan nilai tahananan dan power kapal yang dibutuhkan. Metode yang digunakan dalam perhitungan tersebut menggunakan Metode Compton. Pada kecepatan maksimal kapal cargo yaitu 12.5 knot, menghasilkan nilai tahanan sebesar 309.8 Kn dengan power sebesar 2671.370 Hp
{"title":"Analisis Ship Resistance Untuk Menentukan Daya Main Engine Kapal","authors":"Sulaiman M Ali, Fitri Ramadani, Syurkarni Ali, Delly Syahputra","doi":"10.20956/zl.vi.22027","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/zl.vi.22027","url":null,"abstract":"Perhitungan tahanan kapal dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan matematis. Untuk menentukan daya mesin utama kapal dibutuhkan nilai tahanan kapal yang terbentuk dari bentuk lambung kapal sendiri. Penelilitian ini di desain untuk mendapatkan sebuah model dengan menggunakan software naval architecture. Dari model kapal cargo tersebut selanjutnya akan dihitung sehingga menghasilkan nilai tahananan dan power kapal yang dibutuhkan. Metode yang digunakan dalam perhitungan tersebut menggunakan Metode Compton. Pada kecepatan maksimal kapal cargo yaitu 12.5 knot, menghasilkan nilai tahanan sebesar 309.8 Kn dengan power sebesar 2671.370 Hp","PeriodicalId":266006,"journal":{"name":"Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan","volume":"545 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123124821","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mesin Penggerak Utama (MPU) atau Mesin Induk di atas kapal merupakan sebuah mesin yang berfungsi untuk menggerakkan kapal maju dan mundur. MPU memiliki dua sistem pemasukan udara pembakaran ke dalam silinder yaitu sistem pemasukan hisap yang mengandalkan kevakuman ruang bakar akibat gerakan piston atau dengan sistem pemasukan tekan yaitu dengan melengkapi mesin dengan Turbocharger. Tujuan utam Turbocharger, menaikkan tekanan udara pembakaran dengan cara mengkompresi udara tersebut sehingga massa aliran udara masuk ruang pembakaran menjadi lebih tinggi dibandingkan udara atmosfir. Jika massa aliran udara pembakaran menurun yang disebabkan oleh berbagai kondisi, maka akan berpengaruh pada proses pembakaran yang tidak sempurna yang secara visual bisa ditandai dengan asap yang berwarna lebih hitam. Pembakaran yang tidak sempurna akan mempengaruhi daya dan kinerja mesin diesel tersebut.
{"title":"Pengaruh Performa Turbocharger Terhadap Kinerja Mesin Induk Di MT. Green Park","authors":"Sugeng Marsudi","doi":"10.20956/zl.vi.22074","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/zl.vi.22074","url":null,"abstract":"Mesin Penggerak Utama (MPU) atau Mesin Induk di atas kapal merupakan sebuah mesin yang berfungsi untuk menggerakkan kapal maju dan mundur. MPU memiliki dua sistem pemasukan udara pembakaran ke dalam silinder yaitu sistem pemasukan hisap yang mengandalkan kevakuman ruang bakar akibat gerakan piston atau dengan sistem pemasukan tekan yaitu dengan melengkapi mesin dengan Turbocharger. Tujuan utam Turbocharger, menaikkan tekanan udara pembakaran dengan cara mengkompresi udara tersebut sehingga massa aliran udara masuk ruang pembakaran menjadi lebih tinggi dibandingkan udara atmosfir. Jika massa aliran udara pembakaran menurun yang disebabkan oleh berbagai kondisi, maka akan berpengaruh pada proses pembakaran yang tidak sempurna yang secara visual bisa ditandai dengan asap yang berwarna lebih hitam. Pembakaran yang tidak sempurna akan mempengaruhi daya dan kinerja mesin diesel tersebut.","PeriodicalId":266006,"journal":{"name":"Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116478654","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kapal penangkap ikan yang digunakan oleh nelayan di Pantai Puger umumnya masih menggunakan kapal ikan tradisional bermaterial kayu, yang dimodifikasi dari desain kapal sebelumnya. Tetapi seiring dengan perkembangnya waktu, membuat ketersediaan kayu menjadi berkurang. Sehingga perlu adanya alternatif bahan dasar untuk pembuatan kapal penangkap ikan. Alternatif yang dapat menggantikan kayu sebagai bahan dasar pembuatan kapal penangkap ikan di Perairan Puger adalah bahan fiberglass. Kapal penangkap ikan di Puger memiliki ukuran yang bervariasi sehingga perlu dilakukan suatu analisis ukuran kapal yang optimum untuk beroperasi di perairan Puger. Dalam menjaga keselamatan kapal dan kelayakan kapal, diperlukan suatu perbandingan antara beberapa parameter kapal penangkap ikan yang ada. Dengan menggunakan metode optimasi kemudian dianalisa sehingga didapatkan parameter ukuran kapal yang optimal. Sehingga hasil optimasi dari model kapal yang ada di Perairan Puger adalah untuk panjang (L) sebesar 15.57 m, lebar (B) sebesar 4.34 m, tinggi kapal (H) sebesar 1.49 m, dan sarat kapal (T) sebesar 0.56 m. Dari ukuran kapal yang optimal, kemudian dilakukan penggambaran bentuk lambung kapal penangkap ikan berbahan dasar fiberglass. Evaluasi yang dilakukan yaitu peforma kapal seperti hambatan (resistance), stabilitas (stability), dan seakeeping kapal. Sehingga dalam menentukan bentuk lambung yang memiliki karakteristik hambatan (resistance), stabilitas (stability), dan seakeeping kapal yang baik sesuai dengan Perairan Puger. Sehingga dapat memperbaiki dan menambah peforma dari kapal ikan tersebut dengan tujuan hasil penelitian ini yaitu dapat memberikan rekomendasi untuk perbaikan desain kapal ikan tradisional di Perairan Puger Kabupaten Jember.
{"title":"Optimalisasi Lambung Kapal Penangkap Ikan Dengan Bahan Dasar Fiberglass Di Pelabuhan Perikanan Puger","authors":"Hery Indria Dwi Puspita, Ramli Firdaus Kusnadi, Dimas Syaikhu","doi":"10.20956/zl.v3i1.11087","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/zl.v3i1.11087","url":null,"abstract":"Kapal penangkap ikan yang digunakan oleh nelayan di Pantai Puger umumnya masih menggunakan kapal ikan tradisional bermaterial kayu, yang dimodifikasi dari desain kapal sebelumnya. Tetapi seiring dengan perkembangnya waktu, membuat ketersediaan kayu menjadi berkurang. Sehingga perlu adanya alternatif bahan dasar untuk pembuatan kapal penangkap ikan. Alternatif yang dapat menggantikan kayu sebagai bahan dasar pembuatan kapal penangkap ikan di Perairan Puger adalah bahan fiberglass. Kapal penangkap ikan di Puger memiliki ukuran yang bervariasi sehingga perlu dilakukan suatu analisis ukuran kapal yang optimum untuk beroperasi di perairan Puger. Dalam menjaga keselamatan kapal dan kelayakan kapal, diperlukan suatu perbandingan antara beberapa parameter kapal penangkap ikan yang ada. Dengan menggunakan metode optimasi kemudian dianalisa sehingga didapatkan parameter ukuran kapal yang optimal. Sehingga hasil optimasi dari model kapal yang ada di Perairan Puger adalah untuk panjang (L) sebesar 15.57 m, lebar (B) sebesar 4.34 m, tinggi kapal (H) sebesar 1.49 m, dan sarat kapal (T) sebesar 0.56 m. Dari ukuran kapal yang optimal, kemudian dilakukan penggambaran bentuk lambung kapal penangkap ikan berbahan dasar fiberglass. Evaluasi yang dilakukan yaitu peforma kapal seperti hambatan (resistance), stabilitas (stability), dan seakeeping kapal. Sehingga dalam menentukan bentuk lambung yang memiliki karakteristik hambatan (resistance), stabilitas (stability), dan seakeeping kapal yang baik sesuai dengan Perairan Puger. Sehingga dapat memperbaiki dan menambah peforma dari kapal ikan tersebut dengan tujuan hasil penelitian ini yaitu dapat memberikan rekomendasi untuk perbaikan desain kapal ikan tradisional di Perairan Puger Kabupaten Jember.","PeriodicalId":266006,"journal":{"name":"Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115734651","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Proteksi katodik adalah salah satu metoda pengendalian laju korosi secara termodinamika dengan cara memperlakukan struktur logam sebagai katoda. Proteksi katodik sangat penting untuk mengurangi laju korosi pada luas permukaan bawah air pelat lambung. Proteksi ini ditempelkan pada bagian kapal yang rentan terhadap korosi air laut, Lebih tepatnya terletak dibawah garis air. Sebagian besar kerusakan pelat konstruksi baja kapal adalah disebabkan oleh adanya proses korosi. Akibat korosi ini menimbulkan kerugian material yang cukup besar, sehingga diperlukan prokteksi untuk mencegah timbulnya korosi tersebut dengan cara menggunakan katodik. Metoda pengendalian korosi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu metode kinetika dan metoda termodinamika. Dalam metoda kinetika pengendalian korosi dilakukan dengan memberi hambatan pada interaksi dengan lingkungannya sehingga laju korosinya dapat dikurangi, tetapi kecenderungan untuk terjadinya korosi itu sendiri tidak diselesaikan, sehingga apabila hambatan ditiadakan korosi akan segera berlangsung lagi. Penerapan proteksi katodik sering dikombinasikan dengan coating. Tujuannya adalah untuk melindungi baja pada saat coating mengalami kerusakan.
{"title":"Proteksi Katodik Menggunakan Zinc Anode Untuk Menghambat Korosi Pada Lambung Kapal Port Link Vii Jakarta","authors":"Teddy Ihza Mahendra, Dwisetiono Dwisetiono","doi":"10.20956/zl.vi.19694","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/zl.vi.19694","url":null,"abstract":"Proteksi katodik adalah salah satu metoda pengendalian laju korosi secara termodinamika dengan cara memperlakukan struktur logam sebagai katoda. Proteksi katodik sangat penting untuk mengurangi laju korosi pada luas permukaan bawah air pelat lambung. Proteksi ini ditempelkan pada bagian kapal yang rentan terhadap korosi air laut, Lebih tepatnya terletak dibawah garis air. Sebagian besar kerusakan pelat konstruksi baja kapal adalah disebabkan oleh adanya proses korosi. Akibat korosi ini menimbulkan kerugian material yang cukup besar, sehingga diperlukan prokteksi untuk mencegah timbulnya korosi tersebut dengan cara menggunakan katodik. Metoda pengendalian korosi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu metode kinetika dan metoda termodinamika. Dalam metoda kinetika pengendalian korosi dilakukan dengan memberi hambatan pada interaksi dengan lingkungannya sehingga laju korosinya dapat dikurangi, tetapi kecenderungan untuk terjadinya korosi itu sendiri tidak diselesaikan, sehingga apabila hambatan ditiadakan korosi akan segera berlangsung lagi. Penerapan proteksi katodik sering dikombinasikan dengan coating. Tujuannya adalah untuk melindungi baja pada saat coating mengalami kerusakan.","PeriodicalId":266006,"journal":{"name":"Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan","volume":"94 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115240253","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kebutuhan daya listrik antara desain awal kapal dengan keadaan yang ada di lapangan. Pada akhirnya, dapat dibuktikan secara teoritis bahwa perencanaan sistem kelistrikan di kapal dapat diterapkan secara nyata dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga pada saat pemasangan instalasi listrik di kapal dan tujuan di masa yang akan datang dapat dihandalkan serta kepuasan bagi pemilik kapal. Metode yang digunakan adalah melakukan analisa dan pengolahan data maka akan di dapatkan analisis kebutuhan daya pada pompa kapal cargo. Semua hasil pengolahan data berupa gambar, grafik, serta perhitungan yang diperoleh hasil dari proses tersebut, kemudian dilakukan pengelompokan untuk dianalisa. Dari hasil perhitungan daya pompa terpakai dapat dilihat bahwa daya pompa terbesar dibutuhkan pada saat kapal dalam keadaan darurat dimalam hari yaitu 46,76 Kw, maka besarnya daya ini menjadi standar dalam pemilihan mesin bantu agar kebutuhan daya pada kondisi tersebut dapat dipenuhi
{"title":"Analisis Kebutuhan Daya Pompa Pada Kapal Cargo","authors":"Sugeng Marsudi, Alya Ramadani","doi":"10.20956/zl.v2i2.14372","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/zl.v2i2.14372","url":null,"abstract":"Kebutuhan daya listrik antara desain awal kapal dengan keadaan yang ada di lapangan. Pada akhirnya, dapat dibuktikan secara teoritis bahwa perencanaan sistem kelistrikan di kapal dapat diterapkan secara nyata dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga pada saat pemasangan instalasi listrik di kapal dan tujuan di masa yang akan datang dapat dihandalkan serta kepuasan bagi pemilik kapal. Metode yang digunakan adalah melakukan analisa dan pengolahan data maka akan di dapatkan analisis kebutuhan daya pada pompa kapal cargo. Semua hasil pengolahan data berupa gambar,\u0000grafik, serta perhitungan yang diperoleh hasil dari proses tersebut, kemudian dilakukan pengelompokan untuk dianalisa. Dari hasil perhitungan daya pompa terpakai dapat dilihat bahwa daya pompa terbesar dibutuhkan pada saat kapal dalam keadaan darurat dimalam hari yaitu 46,76 Kw, maka besarnya daya ini menjadi standar dalam pemilihan mesin bantu agar kebutuhan daya pada kondisi tersebut dapat dipenuhi","PeriodicalId":266006,"journal":{"name":"Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129350728","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kapal general cargo adalah kapal yang mengangkut bermacam-macam muatan berupa barang. Barang yang diangkut biasanya merupakan barang yang sudah dikemas. Ukuran utama kapal didapatkan dengan menggunakan metode pembanding regresi yang didasarkan pada data 2 kapal pembanding yang di dapat dari korea register of shipping (KRS). Pada penelitian ini direncanakan desain konstruksi profil kapal general cargo yang dirancang sesuai dengan ukuran utama kapal yang sesui dengan aturan Rules Biro klasifikasi Indonesia. Dari hasil perencanaan didapat untuk kapal berkapasitas 17000 DWT didapat dimensi kapal dengan length over all (LOA) 153,45 m, length between prependiculars (LBP) 144,24 m, Length on load waterline (LWL) 147,85 m, lebar (B) 25,27 m, tinggi (H) 13,5 m, sarat (T) 9,52 m, kecepatan (V) 14,75 Knot. Metode pembanding ini memudahkan perancangan kapal dengan hasil yang lebih akurat.
{"title":"Perancangan Konstruksi Profil Pada Kapal General Cargo Dengan Menggunakan Metode Ship Comparative","authors":"Rahmahdani Japri","doi":"10.20956/zl.v2i2.14367","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/zl.v2i2.14367","url":null,"abstract":"Kapal general cargo adalah kapal yang mengangkut bermacam-macam muatan berupa barang. Barang yang diangkut biasanya merupakan barang yang sudah dikemas. Ukuran utama kapal didapatkan dengan menggunakan metode pembanding regresi yang didasarkan pada data 2 kapal pembanding yang di dapat dari korea register of shipping (KRS). Pada penelitian ini direncanakan desain konstruksi profil kapal general cargo yang dirancang sesuai dengan ukuran utama kapal yang sesui dengan aturan Rules Biro klasifikasi Indonesia. Dari hasil perencanaan didapat untuk kapal berkapasitas 17000 DWT didapat dimensi kapal dengan length over all (LOA) 153,45 m, length between prependiculars (LBP) 144,24 m, Length on load waterline (LWL) 147,85 m, lebar (B) 25,27 m, tinggi (H) 13,5 m, sarat (T) 9,52 m, kecepatan (V) 14,75 Knot. Metode pembanding ini memudahkan perancangan kapal dengan hasil yang lebih akurat.","PeriodicalId":266006,"journal":{"name":"Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132501561","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Indonesia merupakan negara kepulauan yang tidak dilewati secara langsung oleh siklon tropis. Akan tetapi, dampak yang ditimbulkan oleh adanya siklon tropis seperti gelombang tinggi, angin kencang yang berdampak pada wilayah pesisir pada utamanya. Siklon tropis Surigae merupakan salah stu siklon tropis yang dilaporkan terbentuk di samudera pasisfik yang berdekatan dengan perairan Indonesia bagian utara yang berbatasan dengan selat Sulawesi. Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis data SLA dan ADT untuk mendapatkan model dinamika dan anomali muka laut pada saat kondisi terjadinya siklon tropis Surigae. Hasil model menunjukkan bahwa dari analisis data SLA didapatkan ketinggian rata-rata 0.1 - 0.2 meter, dan untuk ADT didapatkan rata-rata ketinggian 0.9 - 1.1 meter, dan hasil model juga memperlihatkan terjadinya fenomena arus eddi di timur negara Filipinan selama siklon tropis Surigae berlangsung. Data SLA dan ADT memiliki kemampuan dalam mendeteksi perubahan muka laut akibat adanya siklon tropis, dan dapat digunakan juga untuk mendeteksi pergerakan arus dan fenomena arus eddi.
{"title":"Model SLA Dan ADT Di Perairan Indonesia Selama Badai Siklon Surigae","authors":"Ashari Wicaksono, Nike Ika Nuzula","doi":"10.20956/zl.v2i2.13682","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/zl.v2i2.13682","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan negara kepulauan yang tidak dilewati secara langsung oleh siklon tropis. Akan tetapi, dampak yang ditimbulkan oleh adanya siklon tropis seperti gelombang tinggi, angin kencang yang berdampak pada wilayah pesisir pada utamanya. Siklon tropis Surigae merupakan salah stu siklon tropis yang dilaporkan terbentuk di samudera pasisfik yang berdekatan dengan perairan Indonesia bagian utara yang berbatasan dengan selat Sulawesi. Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis data SLA dan ADT untuk mendapatkan model dinamika dan anomali muka laut pada saat kondisi terjadinya siklon tropis Surigae. Hasil model menunjukkan bahwa dari analisis data SLA didapatkan ketinggian rata-rata 0.1 - 0.2 meter, dan untuk ADT didapatkan rata-rata ketinggian 0.9 - 1.1 meter, dan hasil model juga memperlihatkan terjadinya fenomena arus eddi di timur negara Filipinan selama siklon tropis Surigae berlangsung. Data SLA dan ADT memiliki kemampuan dalam mendeteksi perubahan muka laut akibat adanya siklon tropis, dan dapat digunakan juga untuk mendeteksi pergerakan arus dan fenomena arus eddi.","PeriodicalId":266006,"journal":{"name":"Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116087929","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}