Waduk Jatibarang dimanfaatkan sebagai daerah pengendali banjir, daerah pariwisata dan konservasi ikan air tawar. Jenis ikan yang terdapat di Waduk Jatibarang antara lain ikan Nila, Grass Carp, Gabus, Bader/Tawes, Bandeng, dan Red Devil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makanan ikan Red Devil (Amphilophus labiatus), sehingga dapat dijadikan rujukan pengelolaan di Waduk Jatibarang agar populasi ikan tetap terjaga kelestarianya. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel ikan Red Devil (Amphilophus labiatus) di perairan Waduk Jatibarang dengan menggunakan alat tangkap Buttom Gillnet, Surface Gillnet, dan alat tangkap pancing. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada bulan Juli dan bulan November 2020. Perairan Waduk Jatibarang memiliki total kelimpahan plankton sebesar 4360 ind/L dengan kelimpahan terbanyak pada kelas Chlorophyceae dengan nilai kelimpahan sebesar 1780 ind/L dan persentase 40,83%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Chlorophycea merupakan makanan utama bagi ikan Red Devil dimana nilai IP adalah 65,01%, sedangkan kelas Cyanopyceae dan Bacillariophyceae adalah makanan pelengkap, dan kelas Coscinodiscophyceae, Dinophyceae, Euglenoidea, Fragilariophyceae, Mediophyceae, Zygnematophyceae, serta Zooplankton merupakan makanan tambahan. Berdasarkan hasil indeks pilihan makanan diketahui bahwa ikan Red Devil memilih makanan dari kelas Chlorophycea, Coscinodiscophyceae, Cyanopyceae, dan Zygnematophyceae. Luas relung ikan tawes adalah 2.038 dengan Pi terbesar berasal dari plankton Chlorophyceae sebesar 0,061 sedangkan Pi terkecil dari kelas Mediophyceae yang bernilai 0.
{"title":"KEBIASAAN MAKANAN DAN LUAS RELUNG IKAN RED DEVIL (Amphilophus labiatus) DI PERAIRAN WADUK JATIBARANG, SEMARANG","authors":"Afifatul Isroliyah, Anhar Solichin, Siti Rudiyanti","doi":"10.14710/jpl.2021.35190","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jpl.2021.35190","url":null,"abstract":"Waduk Jatibarang dimanfaatkan sebagai daerah pengendali banjir, daerah pariwisata dan konservasi ikan air tawar. Jenis ikan yang terdapat di Waduk Jatibarang antara lain ikan Nila, Grass Carp, Gabus, Bader/Tawes, Bandeng, dan Red Devil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makanan ikan Red Devil (Amphilophus labiatus), sehingga dapat dijadikan rujukan pengelolaan di Waduk Jatibarang agar populasi ikan tetap terjaga kelestarianya. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel ikan Red Devil (Amphilophus labiatus) di perairan Waduk Jatibarang dengan menggunakan alat tangkap Buttom Gillnet, Surface Gillnet, dan alat tangkap pancing. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada bulan Juli dan bulan November 2020. Perairan Waduk Jatibarang memiliki total kelimpahan plankton sebesar 4360 ind/L dengan kelimpahan terbanyak pada kelas Chlorophyceae dengan nilai kelimpahan sebesar 1780 ind/L dan persentase 40,83%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Chlorophycea merupakan makanan utama bagi ikan Red Devil dimana nilai IP adalah 65,01%, sedangkan kelas Cyanopyceae dan Bacillariophyceae adalah makanan pelengkap, dan kelas Coscinodiscophyceae, Dinophyceae, Euglenoidea, Fragilariophyceae, Mediophyceae, Zygnematophyceae, serta Zooplankton merupakan makanan tambahan. Berdasarkan hasil indeks pilihan makanan diketahui bahwa ikan Red Devil memilih makanan dari kelas Chlorophycea, Coscinodiscophyceae, Cyanopyceae, dan Zygnematophyceae. Luas relung ikan tawes adalah 2.038 dengan Pi terbesar berasal dari plankton Chlorophyceae sebesar 0,061 sedangkan Pi terkecil dari kelas Mediophyceae yang bernilai 0.","PeriodicalId":269490,"journal":{"name":"Jurnal Pasir Laut","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128969583","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ikan Pari salah satu komoditas perikanan bernilai ekonomis yang didaratkan nelayan Demak sebagai hasil tangkapan sampingan. Akan tetapi, pengkajian aspek biologi ikan ini masih belum dilakukan secara menyeluruh. Serta tidak semua spesies ikan Pari memiliki status konservasi yang baik, dapat diandalkan jika terjadi kepunahan. Maka pentingnya pengkajian aspek biologi untuk pengelolaan dan pencegahan ikan ini dari kepunahan. Penelitian bertujuan melihat spesies, status konservasi dan aspek biologi (TKG, IKG dan kebiasaan makan) ikan Pari. Penelitian dilaksanakan di TPI Wedung Kabupaten Demak selama bulan November - Desember. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, dengan pengambilan sampel secara random sampling. Berdasarkan penelitian didapatkan 42 ekor ikan Pari. Spesies dan status konservasi ikan Pari yang didapatkan menurut IUCN adalah Pateobatis uarnacoides - rentan, Maculabatis gerrardi - terancam, Neotrygon kuhlii - informasi kurang, dan Telatrygon zugei- hampir terancam. Pada pengamatan tingkat kematangan gonad hasil didominasi oleh TKG I (belum matang). Nilai IKG yang didapatkan bervariasi dengan nilai IKG betina yang lebih besar dibanding jantan. Indeks kematangan gonad tersebut akan semakin meningkat seiring tingkat kematangan gonad. Kebiasaan makan ikan Pari adalah udang dan ikan kecil, dengan makanan utamanya adalah udang sedangkan ikan sebagai makanan pelengkap. Dari penelitian diketahui terdapat 4 spesies ikan Pari dengan status konservasi yang beragam dari informasi kurang terancam. Tingkat kematangan gonad pada spesies ikan Pari didominasi belum matang gonad dengan nilai indeks kematangan gonad betina lebih besar dibanding jantan pada tingkat kematangan yang sama. Ikan Pari merupakan ikan karnivora yang memangsa udang dan ikan kecil di perairan.
{"title":"ASPEK BIOLOGI DARI IKAN PARI YANG DIDARATKAN DI TPI WEDUNG DEMAK","authors":"Sarah Nur Wahyu, Niniek Widyorini, Abdul Ghofar","doi":"10.14710/jpl.2021.38165","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jpl.2021.38165","url":null,"abstract":"Ikan Pari salah satu komoditas perikanan bernilai ekonomis yang didaratkan nelayan Demak sebagai hasil tangkapan sampingan. Akan tetapi, pengkajian aspek biologi ikan ini masih belum dilakukan secara menyeluruh. Serta tidak semua spesies ikan Pari memiliki status konservasi yang baik, dapat diandalkan jika terjadi kepunahan. Maka pentingnya pengkajian aspek biologi untuk pengelolaan dan pencegahan ikan ini dari kepunahan. Penelitian bertujuan melihat spesies, status konservasi dan aspek biologi (TKG, IKG dan kebiasaan makan) ikan Pari. Penelitian dilaksanakan di TPI Wedung Kabupaten Demak selama bulan November - Desember. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, dengan pengambilan sampel secara random sampling. Berdasarkan penelitian didapatkan 42 ekor ikan Pari. Spesies dan status konservasi ikan Pari yang didapatkan menurut IUCN adalah Pateobatis uarnacoides - rentan, Maculabatis gerrardi - terancam, Neotrygon kuhlii - informasi kurang, dan Telatrygon zugei- hampir terancam. Pada pengamatan tingkat kematangan gonad hasil didominasi oleh TKG I (belum matang). Nilai IKG yang didapatkan bervariasi dengan nilai IKG betina yang lebih besar dibanding jantan. Indeks kematangan gonad tersebut akan semakin meningkat seiring tingkat kematangan gonad. Kebiasaan makan ikan Pari adalah udang dan ikan kecil, dengan makanan utamanya adalah udang sedangkan ikan sebagai makanan pelengkap. Dari penelitian diketahui terdapat 4 spesies ikan Pari dengan status konservasi yang beragam dari informasi kurang terancam. Tingkat kematangan gonad pada spesies ikan Pari didominasi belum matang gonad dengan nilai indeks kematangan gonad betina lebih besar dibanding jantan pada tingkat kematangan yang sama. Ikan Pari merupakan ikan karnivora yang memangsa udang dan ikan kecil di perairan.","PeriodicalId":269490,"journal":{"name":"Jurnal Pasir Laut","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125855988","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ekosistem pesisir di perairan pantai Jepara memiliki potensi dan pemanfaatan berbagai aktivitas seperti pariwisata, perikanan, pelabuhan, dan pemukiman yang juga memberikan dampak terhadap lingkungan berupa buangan limbah industri, domestik, dan pertanian. Ekosistem pesisir mengalami perubahan kondisi lingkungan yang dipengaruhi oleh faktor alami maupun kegiatan manusia. Penelitian ini mengkaji kualitas perairan di wilayah pesisir berdasarkan aspek bakteriologi. Bakteri heterotrof berperan sebagai perombak bahan organik menjadi anorganik di perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kelimpahan bakteri heterotrof pada beberapa perairan yaitu Pantai Teluk Awur, Pantai Kartini dan Muara Kali Wiso di Jepara serta bagaimana hubungan bakteri heterotrof dengan tingkat kesuburan perairannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampling dilakukan pada bulan Maret 2021 di tiga stasiun berbeda dengan tiga kali pengulangan. Metode perhitungan total bakteri heterotrof menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Penentuan tingkat kesuburan perairan atau Trophic State Index (TSI) berdasarkan pedoman Carlson. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kelimpahan bakteri heterotrof pada setiap tempat dengan kelimpahan tertinggi pada stasiun 1 sebesar 2,1 x 105 CFU/mL, stasiun 2 sebesar 5,0 x 104 CFU/mL dan stasiun tiga sebesar 1,67 x 104 CFU/mL. Terdapat hubungan antara kelimpahan bakteri heterotrof terhadap tingkat kesuburan perairan dengan koefisien determinasi sebesar 0,574. Status kesuburan perairan pada setiap stasiun berkisar antara (32,33 – 36,4) yang termasuk ke dalam golongan perairan oligotrofik.
{"title":"HUBUNGAN KELIMPAHAN BAKTERI HETEROTROF PADA BEBERAPA PERAIRAN PESISIR JEPARA TERHADAP TINGKAT KESUBURAN PERAIRAN","authors":"Irsa Lutfi Prayoga, Pujiono Wahyu Purnomo, Aninditia Sabdaningsih","doi":"10.14710/jpl.2021.40556","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jpl.2021.40556","url":null,"abstract":"Ekosistem pesisir di perairan pantai Jepara memiliki potensi dan pemanfaatan berbagai aktivitas seperti pariwisata, perikanan, pelabuhan, dan pemukiman yang juga memberikan dampak terhadap lingkungan berupa buangan limbah industri, domestik, dan pertanian. Ekosistem pesisir mengalami perubahan kondisi lingkungan yang dipengaruhi oleh faktor alami maupun kegiatan manusia. Penelitian ini mengkaji kualitas perairan di wilayah pesisir berdasarkan aspek bakteriologi. Bakteri heterotrof berperan sebagai perombak bahan organik menjadi anorganik di perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kelimpahan bakteri heterotrof pada beberapa perairan yaitu Pantai Teluk Awur, Pantai Kartini dan Muara Kali Wiso di Jepara serta bagaimana hubungan bakteri heterotrof dengan tingkat kesuburan perairannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampling dilakukan pada bulan Maret 2021 di tiga stasiun berbeda dengan tiga kali pengulangan. Metode perhitungan total bakteri heterotrof menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Penentuan tingkat kesuburan perairan atau Trophic State Index (TSI) berdasarkan pedoman Carlson. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kelimpahan bakteri heterotrof pada setiap tempat dengan kelimpahan tertinggi pada stasiun 1 sebesar 2,1 x 105 CFU/mL, stasiun 2 sebesar 5,0 x 104 CFU/mL dan stasiun tiga sebesar 1,67 x 104 CFU/mL. Terdapat hubungan antara kelimpahan bakteri heterotrof terhadap tingkat kesuburan perairan dengan koefisien determinasi sebesar 0,574. Status kesuburan perairan pada setiap stasiun berkisar antara (32,33 – 36,4) yang termasuk ke dalam golongan perairan oligotrofik.","PeriodicalId":269490,"journal":{"name":"Jurnal Pasir Laut","volume":"88 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133759724","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sungai Siangker merupakan sungai yang terletak di Semarang Barat yang di sekitarnya terdapat kawasan perumahan Puri Anjasmoro, rumah makan dan tambak yang mana buangan limbah dari berbagai kegiatan tersebut langsung dialirkan ke sungai yang dapat menyebabkan penurunan kualitas perairan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi, status mutu air dan kesesuaian daya dukung kualitas air berdasarkan variabel BOD, COD, dan total coliform di Sungai Siangker. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan teknik purposive sampling dengan penentuan titik berdasarkan sumber cemaran. Pengambilan sampel dilakukan pada 4 titik dengan 3 kali pengulangan. Kualitas air yang diuji secara in situ meliputi suhu, pH, debit sungai, dan DO, sedangkan pengukuran ex situ meliputi BOD, COD, dan total coliform yang diuji di Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan, Semarang. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata konsentrasi BOD, COD, dan total coliform dalam 4 titik masing-masing sebesar 7,63 mg/l, 21,6 mg/l, 4861,67 MPN/100 ml. Beban pencemaran BOD, COD dan total coliform dari titik I sampai titik IV rata-rata masing-masing sebesar 548,54 kg/hari, 1688,27 kg/hari, 33,23 x 1011 MPN/hari. Konsentrasi beban pencemaran BOD dan COD diketahui telah melampaui kapasitas asimilasi sungai. Konsentrasi kapasitas asimilasi BOD sebesar 245,598 kg/hari dan COD sebesar 2.091,65 kg/hari. Status mutu air Sungai Siangker termasuk ke dalam kategori tercemar ringan dengan rata-rata nilai Indeks Pencemaran sebesar 3,04.
{"title":"ANALISIS STATUS MUTU AIR DAN BEBAN PENCEMARAN SUNGAI SIANGKER, SEMARANG","authors":"Septina Fibriani, Haeruddin. Haeruddin., Diah Ayuningrum","doi":"10.14710/jpl.2021.41105","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jpl.2021.41105","url":null,"abstract":"Sungai Siangker merupakan sungai yang terletak di Semarang Barat yang di sekitarnya terdapat kawasan perumahan Puri Anjasmoro, rumah makan dan tambak yang mana buangan limbah dari berbagai kegiatan tersebut langsung dialirkan ke sungai yang dapat menyebabkan penurunan kualitas perairan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi, status mutu air dan kesesuaian daya dukung kualitas air berdasarkan variabel BOD, COD, dan total coliform di Sungai Siangker. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan teknik purposive sampling dengan penentuan titik berdasarkan sumber cemaran. Pengambilan sampel dilakukan pada 4 titik dengan 3 kali pengulangan. Kualitas air yang diuji secara in situ meliputi suhu, pH, debit sungai, dan DO, sedangkan pengukuran ex situ meliputi BOD, COD, dan total coliform yang diuji di Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan, Semarang. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata konsentrasi BOD, COD, dan total coliform dalam 4 titik masing-masing sebesar 7,63 mg/l, 21,6 mg/l, 4861,67 MPN/100 ml. Beban pencemaran BOD, COD dan total coliform dari titik I sampai titik IV rata-rata masing-masing sebesar 548,54 kg/hari, 1688,27 kg/hari, 33,23 x 1011 MPN/hari. Konsentrasi beban pencemaran BOD dan COD diketahui telah melampaui kapasitas asimilasi sungai. Konsentrasi kapasitas asimilasi BOD sebesar 245,598 kg/hari dan COD sebesar 2.091,65 kg/hari. Status mutu air Sungai Siangker termasuk ke dalam kategori tercemar ringan dengan rata-rata nilai Indeks Pencemaran sebesar 3,04. ","PeriodicalId":269490,"journal":{"name":"Jurnal Pasir Laut","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116455701","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Spons merupakan hewan Porifera yang hidup menetap dengan sistem filter feeder. Spons memiliki tubuh berongga, berpori-pori dan hidup menetap, memiliki hubungan asosiasi dengan mikroorganisme seperti bakteri yang dapat berperan dalam proses fiksasi nitrogen, nitrifikasi dan denitirifikasi serta menghasilkan senyawa bioaktif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui banyaknya isolat bakteri dan melakukan identifikasi jenis bakteri asosiasi pada spons laut kelas Demospongiae dengan menggunakan metode identifikasi molekuler. Penelitian ini berlangsung pada November 2020 – Mei 2021 meliputi pengambilan sampel hingga analisis laboratorium. Isolasi bakteri asosiasi spons dengan menggunakan media Zobell agar yang mendapatkan 24 isolat. Uji pewarnaan Gram menghasilkan 11 isolat Gram positif dan 13 isolat Gram negatif. Identifikasi molekuler dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR), menghasilkan data sekuens yang dianalisis BLAST untuk menunjukkan isolat B62A dan B92B memiliki tingkat homologi sebesar 99% dengan Bacillus cereus dan Bacillus paramycoides. Konstruksi pohon filogenetik dibuat menggunakan analisis Neighbor-joining dengan metode Kimura 2-parameter pada software MEGA X, sehingga memperoleh hasil B62A mirip dengan Bacillus cereus dengan nilai bootstrap 100 dan B92B berkerabat Bacillus paramycoides dengan nilai bootstrap sebesar 100. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari 24 isolat bakteri pada 3 sampel spons kelas Demospongiae, dengan 2 isolat bakteri yang diidentifikasi menggunakan gen 16S rRNA diketahui mendapatkan bakteri Bacillus cereus dan Bacillus paramycoides yang telah dibuktikan dengan analisis filogenetik.
{"title":"ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DENGAN GEN 16S RRNA DARI BAKTERI ASOSIASI SPONS KELAS DEMOSPONGIAE DI PERAIRAN TULAMBEN BALI","authors":"F. Sari, Niniek Widyorini, Aninditia Sabdaningsih","doi":"10.14710/jpl.2021.49558","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jpl.2021.49558","url":null,"abstract":"Spons merupakan hewan Porifera yang hidup menetap dengan sistem filter feeder. Spons memiliki tubuh berongga, berpori-pori dan hidup menetap, memiliki hubungan asosiasi dengan mikroorganisme seperti bakteri yang dapat berperan dalam proses fiksasi nitrogen, nitrifikasi dan denitirifikasi serta menghasilkan senyawa bioaktif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui banyaknya isolat bakteri dan melakukan identifikasi jenis bakteri asosiasi pada spons laut kelas Demospongiae dengan menggunakan metode identifikasi molekuler. Penelitian ini berlangsung pada November 2020 – Mei 2021 meliputi pengambilan sampel hingga analisis laboratorium. Isolasi bakteri asosiasi spons dengan menggunakan media Zobell agar yang mendapatkan 24 isolat. Uji pewarnaan Gram menghasilkan 11 isolat Gram positif dan 13 isolat Gram negatif. Identifikasi molekuler dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR), menghasilkan data sekuens yang dianalisis BLAST untuk menunjukkan isolat B62A dan B92B memiliki tingkat homologi sebesar 99% dengan Bacillus cereus dan Bacillus paramycoides. Konstruksi pohon filogenetik dibuat menggunakan analisis Neighbor-joining dengan metode Kimura 2-parameter pada software MEGA X, sehingga memperoleh hasil B62A mirip dengan Bacillus cereus dengan nilai bootstrap 100 dan B92B berkerabat Bacillus paramycoides dengan nilai bootstrap sebesar 100. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari 24 isolat bakteri pada 3 sampel spons kelas Demospongiae, dengan 2 isolat bakteri yang diidentifikasi menggunakan gen 16S rRNA diketahui mendapatkan bakteri Bacillus cereus dan Bacillus paramycoides yang telah dibuktikan dengan analisis filogenetik.","PeriodicalId":269490,"journal":{"name":"Jurnal Pasir Laut","volume":"101 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126548568","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Vegetasi baru Mangrove Tambak Rejo merupakan Kawasan penanaman kembali pada daerah terdampak erosi akibat gelombang air laut. Penanaman kembali pada kawasan erosi akan membentuk vegetasi baru, sehingga terbentuk pula kehidupan baru di mangrove tersebut. Penelitian ini dilakukan pada Januari-Februari 2020 di Vegetasi Mangrove Tambak Rejo Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, kelimpahan dan struktur komunitas biota dan mengetahui bentuk interaksi antar biota di vegetasi baru Mangrove Tambak Rejo. Metode yang digunakan pada pengamatan di lapangan yaitu Transect Line Plot pada 2 stasiun dengan 3 titik sampling dan pengulangan sebanyak 2 kali. Kemudian untuk identifikasi menggunakan buku identifikasi mangrove dan biota. Variabel yang diamati diantaranya kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, indeks dominansi dan bentuk interaksi. Gastropoda adalah kelas dengan jenis terbanyak yang ditemukan yaitu 3 jenis, diikuti Bivalvia (1), Crustacea (1) dan Merostomata (1). Hasil perhitungan struktur komunitas biota diketahui bahwa indeks keanekaragaman tergolong rendah dengan nilai berkisar antara 0,6 sampai 1,04, indeks keseragaman tergolong tinggi dengan nilai berkisar antara 0,57 sampai 0,95 dan tidak ada dominansi di vegetasi tersebut dengan nilai rata -rata 0,42. Bentuk interaksi antar biota pada vegetasi baru Mangrove Tambak Rejo adalah commensalisme, parasitisme dan predasi.
{"title":"INVENTARISASI BIOTA DI VEGETASI BARU MANGROVE TAMBAK REJO, SEMARANG, JAWA TENGAH","authors":"Alifia Jasari Putri, Siti Rudiyanti, Wiwiet Teguh Taufani","doi":"10.14710/jpl.2021.33049","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jpl.2021.33049","url":null,"abstract":"Vegetasi baru Mangrove Tambak Rejo merupakan Kawasan penanaman kembali pada daerah terdampak erosi akibat gelombang air laut. Penanaman kembali pada kawasan erosi akan membentuk vegetasi baru, sehingga terbentuk pula kehidupan baru di mangrove tersebut. Penelitian ini dilakukan pada Januari-Februari 2020 di Vegetasi Mangrove Tambak Rejo Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, kelimpahan dan struktur komunitas biota dan mengetahui bentuk interaksi antar biota di vegetasi baru Mangrove Tambak Rejo. Metode yang digunakan pada pengamatan di lapangan yaitu Transect Line Plot pada 2 stasiun dengan 3 titik sampling dan pengulangan sebanyak 2 kali. Kemudian untuk identifikasi menggunakan buku identifikasi mangrove dan biota. Variabel yang diamati diantaranya kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, indeks dominansi dan bentuk interaksi. Gastropoda adalah kelas dengan jenis terbanyak yang ditemukan yaitu 3 jenis, diikuti Bivalvia (1), Crustacea (1) dan Merostomata (1). Hasil perhitungan struktur komunitas biota diketahui bahwa indeks keanekaragaman tergolong rendah dengan nilai berkisar antara 0,6 sampai 1,04, indeks keseragaman tergolong tinggi dengan nilai berkisar antara 0,57 sampai 0,95 dan tidak ada dominansi di vegetasi tersebut dengan nilai rata -rata 0,42. Bentuk interaksi antar biota pada vegetasi baru Mangrove Tambak Rejo adalah commensalisme, parasitisme dan predasi.","PeriodicalId":269490,"journal":{"name":"Jurnal Pasir Laut","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115770498","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pantai Timang merupakan salah satu pantai yang memiliki daya tarik lebih dibandingkan dengan pantai lain di Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Keindahan alam dan kelengkapan fasilitas wisata serta keleluasaan dan intensitas interaksi dengan lingkungan dan masyarakat lokal menjadi faktor penentu kepuasan pengunjung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter pengunjung, mengidentifikasi kondisi daya tarik wisata pantai, serta menganalisis daya tarik wisata pantai berdasarkan karakter pengunjung di Pantai Timang, Kabupaten Gunungkidul. Penelitian dilaksanakan selama sebulan dari Januari sampai Februari 2020 di Pantai Timang, Kabupaten Gunungkidul. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dimana pengumpulan data diperoleh dengan cara wawancara menggunakan kuesioner terstruktur dan observasi lapangan. Pemilihan responden untuk 30 orang masyarakat dan 4 orang pengelola dilakukan dengan teknik purposive sampling sedangkan untuk 30 orang responden pengunjung dengan accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengunjung berusia 15-35 tahun, perempuan, berasal dari luar Yogyakarta dan Mancanegara dengan tujuan untuk berlibur. Kondisi dan daya tarik wisata menurut karakteristik pengunjung dan masyarakat lokal dinilai baik, namun menurut pengelola masih kurang baik dan perlu dilakukan perbaikan serta pengembangan. Daya tarik wisata dan aksesibilitas berdasarkan karakter jenis kelamin, usia dan asal pengunjung adalah baik, sedangkan fasilitas cukup baik.
{"title":"HUBUNGAN KARAKTER PENGUNJUNG DAN PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TIMANG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL","authors":"Aci Nada Selina, Djoko Suprapto, Frida Purwanti","doi":"10.14710/jpl.2021.31823","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jpl.2021.31823","url":null,"abstract":"Pantai Timang merupakan salah satu pantai yang memiliki daya tarik lebih dibandingkan dengan pantai lain di Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Keindahan alam dan kelengkapan fasilitas wisata serta keleluasaan dan intensitas interaksi dengan lingkungan dan masyarakat lokal menjadi faktor penentu kepuasan pengunjung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter pengunjung, mengidentifikasi kondisi daya tarik wisata pantai, serta menganalisis daya tarik wisata pantai berdasarkan karakter pengunjung di Pantai Timang, Kabupaten Gunungkidul. Penelitian dilaksanakan selama sebulan dari Januari sampai Februari 2020 di Pantai Timang, Kabupaten Gunungkidul. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dimana pengumpulan data diperoleh dengan cara wawancara menggunakan kuesioner terstruktur dan observasi lapangan. Pemilihan responden untuk 30 orang masyarakat dan 4 orang pengelola dilakukan dengan teknik purposive sampling sedangkan untuk 30 orang responden pengunjung dengan accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengunjung berusia 15-35 tahun, perempuan, berasal dari luar Yogyakarta dan Mancanegara dengan tujuan untuk berlibur. Kondisi dan daya tarik wisata menurut karakteristik pengunjung dan masyarakat lokal dinilai baik, namun menurut pengelola masih kurang baik dan perlu dilakukan perbaikan serta pengembangan. Daya tarik wisata dan aksesibilitas berdasarkan karakter jenis kelamin, usia dan asal pengunjung adalah baik, sedangkan fasilitas cukup baik.","PeriodicalId":269490,"journal":{"name":"Jurnal Pasir Laut","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125642720","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rijon Napitupulu, Max Rudolf Muskananfola, Bambang Sulardiono
Desa Timbulsloko merupakan kawasan pesisir di Kabupaten Demak yang sebagian besar wilayahnya adalah daerah bekas tambak dan ekosistem mangrove yang telah mengalami degradasi. Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang sangat khas dan sensitif terhadap perubahan lingkungan. Selain vegetasi mangrove, ekosistem mangrove tersusun atas spesies unik dari jenis plankton, ikan maupun invertebrata lain. Fitoplankton berfungsi sebagai produsen utama (produsen primer dalam rantai makanan), sumber oksigen dalam perairan dan dapat digunakan sebagai indikator lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan fitoplankton, kandungan nitrat dan fosfat, serta hubungan kandungan nitrat dan fosfat dengan kelimpahan fitoplankton. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan fitoplankton saat pasang dan surut berkisar antara 13365-18270 ind/L. Jumlah fitoplankton yang teridentifikasi terdiri dari 17 genera dari 4 kelas yaitu Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Dinophyceae. Konsentrasi nitrat berkisar antara 0,047-1,025 mg/L saat pasang dan 0,028-0,310 mg/L saat surut. Konsentrasi fosfat berkisar antara 0,030 mg/L-0,164 mg/L saat pasang dan 0,015-0,133 mg/L saat surut. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara kandungan nitrat dan fosfat terhadap kelimpahan fitoplankton.
{"title":"HUBUNGAN KANDUNGAN NITRAT DAN FOSFAT DENGAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON DI PERAIRAN DESA TIMBULSLOKO, KABUPATEN DEMAK","authors":"Rijon Napitupulu, Max Rudolf Muskananfola, Bambang Sulardiono","doi":"10.14710/jpl.2021.33089","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jpl.2021.33089","url":null,"abstract":"Desa Timbulsloko merupakan kawasan pesisir di Kabupaten Demak yang sebagian besar wilayahnya adalah daerah bekas tambak dan ekosistem mangrove yang telah mengalami degradasi. Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang sangat khas dan sensitif terhadap perubahan lingkungan. Selain vegetasi mangrove, ekosistem mangrove tersusun atas spesies unik dari jenis plankton, ikan maupun invertebrata lain. Fitoplankton berfungsi sebagai produsen utama (produsen primer dalam rantai makanan), sumber oksigen dalam perairan dan dapat digunakan sebagai indikator lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan fitoplankton, kandungan nitrat dan fosfat, serta hubungan kandungan nitrat dan fosfat dengan kelimpahan fitoplankton. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan fitoplankton saat pasang dan surut berkisar antara 13365-18270 ind/L. Jumlah fitoplankton yang teridentifikasi terdiri dari 17 genera dari 4 kelas yaitu Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Dinophyceae. Konsentrasi nitrat berkisar antara 0,047-1,025 mg/L saat pasang dan 0,028-0,310 mg/L saat surut. Konsentrasi fosfat berkisar antara 0,030 mg/L-0,164 mg/L saat pasang dan 0,015-0,133 mg/L saat surut. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara kandungan nitrat dan fosfat terhadap kelimpahan fitoplankton.","PeriodicalId":269490,"journal":{"name":"Jurnal Pasir Laut","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132366562","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rawa Pening merupakan ekosistem danau yang terdapat di Kabupaten Semarang. Banyaknya kegiatan seperti budidaya, pertanian, dan pariwisata menyebabkan peningkatan kandungan bahan organik dan pencemaran perairan. Menurunnya kualitas perairan dapat menyebabkan adanya bakteri patogen yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total bakteri Aeromonas sp. pada ikan dan mengetahui perbedaan total kelimpahan bakteri Aeromonas sp. pada ikan di wilayah KJA dan non-KJA Rawa Pening. Kegiatan penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2020 di Rawa Pening, Kabupaten Semarang dan analisis bakteri Aeromonas sp. dilakukan di Laboratorium Pengelolaan Sumberdaya Ikan dan Lingkungan (PSDIL), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel ikan nila yang diperoleh dari KJA dan non-KJA di Rawa Pening Kabupaten Semarang sesuai dengan titik koordinat pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan GPS dan dilakukan secara temporal sebanyak 2 kali dengan rentang waktu 1 minggu. Variabel yang diukur adalah pH, DO (Dissolved Oxygen), temperatur perairan dan udara, serta analisis total kelimpahan bakteri Aeromonas sp. Analisis statistik menggunakan uji Normalitas dilanjutkan dengan uji Anova. Hasil kelimpahan rata-rata Aeromonas sp. pada ikan di wilayah KJA adalah 5,0 x 105 CFU/mL dan pada wilayah Non-KJA yaitu 6,9 x 105 CFU/mL. Total bakteri pada ikan di wilayah KJA berkisar 2,29 x 106 – 1,12 x 106 CFU/mL. Analisis diperoleh nilai signifikan 0,414 > 0,05. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada total bakteri yang diduga Aeromonas sp. pada ikan nila di wilayah KJA dan Non-KJA.
{"title":"ANALISIS TOTAL BAKTERI Aeromonas sp. PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI WILAYAH KERAMBA JARING APUNG (KJA) DAN NON-KJA RAWA PENING","authors":"Rusenda Pusparani, Niniek Widyorini, Oktavianto Eko Jati","doi":"10.14710/jpl.2021.31885","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jpl.2021.31885","url":null,"abstract":"Rawa Pening merupakan ekosistem danau yang terdapat di Kabupaten Semarang. Banyaknya kegiatan seperti budidaya, pertanian, dan pariwisata menyebabkan peningkatan kandungan bahan organik dan pencemaran perairan. Menurunnya kualitas perairan dapat menyebabkan adanya bakteri patogen yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total bakteri Aeromonas sp. pada ikan dan mengetahui perbedaan total kelimpahan bakteri Aeromonas sp. pada ikan di wilayah KJA dan non-KJA Rawa Pening. Kegiatan penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2020 di Rawa Pening, Kabupaten Semarang dan analisis bakteri Aeromonas sp. dilakukan di Laboratorium Pengelolaan Sumberdaya Ikan dan Lingkungan (PSDIL), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel ikan nila yang diperoleh dari KJA dan non-KJA di Rawa Pening Kabupaten Semarang sesuai dengan titik koordinat pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan GPS dan dilakukan secara temporal sebanyak 2 kali dengan rentang waktu 1 minggu. Variabel yang diukur adalah pH, DO (Dissolved Oxygen), temperatur perairan dan udara, serta analisis total kelimpahan bakteri Aeromonas sp. Analisis statistik menggunakan uji Normalitas dilanjutkan dengan uji Anova. Hasil kelimpahan rata-rata Aeromonas sp. pada ikan di wilayah KJA adalah 5,0 x 105 CFU/mL dan pada wilayah Non-KJA yaitu 6,9 x 105 CFU/mL. Total bakteri pada ikan di wilayah KJA berkisar 2,29 x 106 – 1,12 x 106 CFU/mL. Analisis diperoleh nilai signifikan 0,414 > 0,05. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada total bakteri yang diduga Aeromonas sp. pada ikan nila di wilayah KJA dan Non-KJA.","PeriodicalId":269490,"journal":{"name":"Jurnal Pasir Laut","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133005646","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Warga sekitar bergantung pada Rawa Pening sebagai mata pencaharian. Potensi perikanan di Rawa Pening cukup besar. Salah satunya adalah kerang Anadonta sp. dan ikan. Populasi Kerang Anodonta sp. di Rawa Pening mengalami penurunan dan kerang Anodonta sp. dapat terinfeksi oleh bakteri patogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung dan membandingkan kelimpahan total bakteri Aeromonas sp. pada kerang Anodonta sp. dan sedimen serta perbedaan kelimpahan total bakteri Aeromonas sp. pada sedimen dan kerang Anodonta sp. di inlet (Sungai Panjang) dan outlet (Sungai Tuntang) Rawa Pening. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan mengambil sampel kerang Anodonta sp. dan dilakukan Total Plate Count (TPC) bakteri Aeromonas sp. di Laboratorium Pengelolaan Sumberdaya Ikan dan Lingkungan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Hasil TPC bakteri Aeromonas sp. di kerang Anodonta sp. pada inlet berkisar antara 1,75 x 104 hingga 7,79 x 105 CFU/ml, sedangkan pada outlet berkisar antara 1,65 x 104 hingga 3,78 x 105 CFU/ml. Hasil TPC bakteri Aeromonas sp. pada sedimen di inlet dan outlet berurutan adalah 6,80 x 105 dan 7,55 x 104 CFU/ml. Analisis statistik yang digunakan yaitu Anova One Way dengan nilai signifikansi 0,559 >0,005, sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelimpahan bakteri Aeromonas sp. pada kerang Anodonta sp. dan sedimen di wilayah inlet dan outlet Rawa Pening.
{"title":"PERBEDAAN KELIMPAHAN TOTAL BAKTERI Aeromonas sp. PADA SEDIMEN DAN KERANG Anodonta sp. DI DANAU RAWA PENING, KABUPATEN SEMARANG","authors":"Larasati Woro Kusumastuti, N. Widyorini, O. Jati","doi":"10.14710/jpl.2021.32220","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jpl.2021.32220","url":null,"abstract":"Warga sekitar bergantung pada Rawa Pening sebagai mata pencaharian. Potensi perikanan di Rawa Pening cukup besar. Salah satunya adalah kerang Anadonta sp. dan ikan. Populasi Kerang Anodonta sp. di Rawa Pening mengalami penurunan dan kerang Anodonta sp. dapat terinfeksi oleh bakteri patogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung dan membandingkan kelimpahan total bakteri Aeromonas sp. pada kerang Anodonta sp. dan sedimen serta perbedaan kelimpahan total bakteri Aeromonas sp. pada sedimen dan kerang Anodonta sp. di inlet (Sungai Panjang) dan outlet (Sungai Tuntang) Rawa Pening. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan mengambil sampel kerang Anodonta sp. dan dilakukan Total Plate Count (TPC) bakteri Aeromonas sp. di Laboratorium Pengelolaan Sumberdaya Ikan dan Lingkungan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Hasil TPC bakteri Aeromonas sp. di kerang Anodonta sp. pada inlet berkisar antara 1,75 x 104 hingga 7,79 x 105 CFU/ml, sedangkan pada outlet berkisar antara 1,65 x 104 hingga 3,78 x 105 CFU/ml. Hasil TPC bakteri Aeromonas sp. pada sedimen di inlet dan outlet berurutan adalah 6,80 x 105 dan 7,55 x 104 CFU/ml. Analisis statistik yang digunakan yaitu Anova One Way dengan nilai signifikansi 0,559 >0,005, sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelimpahan bakteri Aeromonas sp. pada kerang Anodonta sp. dan sedimen di wilayah inlet dan outlet Rawa Pening.","PeriodicalId":269490,"journal":{"name":"Jurnal Pasir Laut","volume":"635 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122355796","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}