Desa Senggarang RT 002 merupakan bagian dari kecamatan Tanjungpinang Kota, sebagian besar penduduknya tinggal di pesisir pantai, setelah diamati terlihat sampah berserakan di laut. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan sistem pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Senggarang RT 002. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengambilan sampel total sebanyak 51 keluarga. Cara pengumpulan data dengan kuesioner dan wawancara. Pendataan dilakukan pada bulan Desember 2021 – April 2022. Hasil pemilahan sampah rumah tangga yang memenuhi syarat sebanyak 20 KK (39,2%). Hasil penelitian pengumpulan sampah menunjukkan 30 KK (58,8%) memenuhi syarat. Hasil penelitian tentang sarana dan prasarana pengangkutan, pengolahan dan pengolahan sampah rumah tangga menunjukkan 51 KK (100%) tidak memenuhi syarat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Senggarang RT 002 tidak memenuhi syarat. Saran bagi pemerintah setempat agar pengolahan sampah rumah tangga memenuhi syarat bisa dengan mengadakan penyuluhan tentang pengelolaan sampah rumah tangga, menyediakan Tempat Penampungan Sementara (TPS), petugas mengangkut sampah, dan fasilitas seperti truk dan gerobak sampah, dan diharapkan masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan sekitar
{"title":"GAMBARAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DAERAH PESISIR KELURAHAN SENGGARANG, KOTA TANJUNGPINANG","authors":"Mutia Diansafitri, M. Putri, Luh Pitriyanti","doi":"10.33088/jspi.3.2.53-62","DOIUrl":"https://doi.org/10.33088/jspi.3.2.53-62","url":null,"abstract":"Desa Senggarang RT 002 merupakan bagian dari kecamatan Tanjungpinang Kota, sebagian besar penduduknya tinggal di pesisir pantai, setelah diamati terlihat sampah berserakan di laut. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan sistem pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Senggarang RT 002. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengambilan sampel total sebanyak 51 keluarga. Cara pengumpulan data dengan kuesioner dan wawancara. Pendataan dilakukan pada bulan Desember 2021 – April 2022. Hasil pemilahan sampah rumah tangga yang memenuhi syarat sebanyak 20 KK (39,2%). Hasil penelitian pengumpulan sampah menunjukkan 30 KK (58,8%) memenuhi syarat. Hasil penelitian tentang sarana dan prasarana pengangkutan, pengolahan dan pengolahan sampah rumah tangga menunjukkan 51 KK (100%) tidak memenuhi syarat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Senggarang RT 002 tidak memenuhi syarat. Saran bagi pemerintah setempat agar pengolahan sampah rumah tangga memenuhi syarat bisa dengan mengadakan penyuluhan tentang pengelolaan sampah rumah tangga, menyediakan Tempat Penampungan Sementara (TPS), petugas mengangkut sampah, dan fasilitas seperti truk dan gerobak sampah, dan diharapkan masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan sekitar","PeriodicalId":269808,"journal":{"name":"Jurnal Sanitasi Profesional Indonesia","volume":"256 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123098135","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Air adalah kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Masalah yang dihadapi yaitu tingginya kesadahan pada air sumur, tingkat kesadahan air tersebut berada pada tingkat sangat keras. Hal tersebut bila dikonsumsi secara terus-menerus akan mengakibatkan gangguan kesehatan yaitu pada fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penurunan kesadahan air sumur gali menggunakan variasi ketebalan arang aktif tempurung kelapa yaitu 40, 60, dan 80 cm dengan melalui saringan pasir 90 cm. Jenis penelitian yang dilakukan adalah rancangan eksperimental non random atau disebut juga Non-randomized pretest-posttest control group design. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar kesadahan setelah melewati arang aktif tempurung kelapa pada ketebalan 40 cm dan saringan pasir 90 cm sebesar 169 mg/L atau 37.97%, arang aktif tempurung kelapa pada ketebalan 60 cm dan saringan pasir 90 cm sebesar 230.33 mg/L atau 51.75%, dan arang aktif tempurung kelapa pada ketebalan 80 cm dan saringan pasir 90 cm sebesar 297.8 mg/L atau 66.91%. Hasil pada uji One Way Anova menunjukkan nilai sig. sebesar 0,002 < 0,05 sehingga diasumsikan bahwa variasi ketebalan arang aktif tempurung kelapa pada proses penyaringan air sumur gali berpengaruh terhadap penurunan kesadahan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil penyaringan yang paling efektif yaitu ketebalan 80 cm sebesar 297.8 mg/L atau 66.91%.
{"title":"KEEFEKTIFAN KETEBALAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DAN PASIR DALAM PENURUNAN KESADAHAN DI DUSUN GAMPENG RT 01, TRIWIDADI, PAJANGAN, BANTUL","authors":"Ibnu Rois, Citra Amalia Hapsari, H. Santjoko","doi":"10.33088/jspi.3.2.90-99","DOIUrl":"https://doi.org/10.33088/jspi.3.2.90-99","url":null,"abstract":"Air adalah kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Masalah yang dihadapi yaitu tingginya kesadahan pada air sumur, tingkat kesadahan air tersebut berada pada tingkat sangat keras. Hal tersebut bila dikonsumsi secara terus-menerus akan mengakibatkan gangguan kesehatan yaitu pada fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penurunan kesadahan air sumur gali menggunakan variasi ketebalan arang aktif tempurung kelapa yaitu 40, 60, dan 80 cm dengan melalui saringan pasir 90 cm. Jenis penelitian yang dilakukan adalah rancangan eksperimental non random atau disebut juga Non-randomized pretest-posttest control group design. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar kesadahan setelah melewati arang aktif tempurung kelapa pada ketebalan 40 cm dan saringan pasir 90 cm sebesar 169 mg/L atau 37.97%, arang aktif tempurung kelapa pada ketebalan 60 cm dan saringan pasir 90 cm sebesar 230.33 mg/L atau 51.75%, dan arang aktif tempurung kelapa pada ketebalan 80 cm dan saringan pasir 90 cm sebesar 297.8 mg/L atau 66.91%. Hasil pada uji One Way Anova menunjukkan nilai sig. sebesar 0,002 < 0,05 sehingga diasumsikan bahwa variasi ketebalan arang aktif tempurung kelapa pada proses penyaringan air sumur gali berpengaruh terhadap penurunan kesadahan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil penyaringan yang paling efektif yaitu ketebalan 80 cm sebesar 297.8 mg/L atau 66.91%.","PeriodicalId":269808,"journal":{"name":"Jurnal Sanitasi Profesional Indonesia","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115666428","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-30DOI: 10.33088/jspi.3.2.100-109
Ferry Budiman, Lubis Bambang Purnama
Meningkatnya penyebaran virus Covid - 19 menyebabkan peningkatan jumlah limbah medis yang dikategorikan sebagai limbah padat B3. Penanganan limbah medis Covid - 19 khususnya yang dihasilkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan harus dikelola dan dimusnahkan sesuai dengan persyaratan tata cara dan persyaratan teknis penanganan limbah B3. Menurut UU No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup tegas mengatur bahwa pengolahan limbah B3 adalah proses mengurangi dan atau menghilangkan sifat bahaya atau racun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penanganan limbah medis padat B3 pada kegiatan vaksinasi Covid-19. Jemis penelitian berifat observasional deskriptif menggunakan data primer dengan cara melakukan penimbangan limbah medis, wawancara dan observasi menggunakan kuisoner, lembar observasi dan timbangan. Hasil penelitian penanganan limbah medis padat pada tahap pemilahan 100 % memenuhi syarat, tahap pewadahan 25% tidak memenuhi syarat, tahap pengangkutan insitu 33% tidak memenuhi syarat, pengangkutan eksitu 100% memenuhi syarat dan penyimpanan sementara 50 % tidak memenuhi syarat. Sarana dan prasarana pada tahap pemilahan 100% memenuhi syarat, pewadahan 100% memenuhi syarat, pengangkutan 100 % tidak memenuhi syarat dan penyimpanan sementara 64% tidak memenuhi syarat. Pengetahuan petugas medis dikategorikan baik (87%) dan dikategorikan cukup (13%), pengetahuan petugas kebersihan dikategorikan baik 86 %, dikategorikan cukup 7%, dan dikategorikan kurang 7%.
{"title":"TINJAUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS PADAT BAHAN BERBAHAYA BERACUN PADA KEGIATAN VAKSINASI COVID - 19 DI PUSKESMAS CARINGIN BOGOR PADA TAHUN 2022","authors":"Ferry Budiman, Lubis Bambang Purnama","doi":"10.33088/jspi.3.2.100-109","DOIUrl":"https://doi.org/10.33088/jspi.3.2.100-109","url":null,"abstract":"Meningkatnya penyebaran virus Covid - 19 menyebabkan peningkatan jumlah limbah medis yang dikategorikan sebagai limbah padat B3. Penanganan limbah medis Covid - 19 khususnya yang dihasilkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan harus dikelola dan dimusnahkan sesuai dengan persyaratan tata cara dan persyaratan teknis penanganan limbah B3. Menurut UU No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup tegas mengatur bahwa pengolahan limbah B3 adalah proses mengurangi dan atau menghilangkan sifat bahaya atau racun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penanganan limbah medis padat B3 pada kegiatan vaksinasi Covid-19. Jemis penelitian berifat observasional deskriptif menggunakan data primer dengan cara melakukan penimbangan limbah medis, wawancara dan observasi menggunakan kuisoner, lembar observasi dan timbangan. Hasil penelitian penanganan limbah medis padat pada tahap pemilahan 100 % memenuhi syarat, tahap pewadahan 25% tidak memenuhi syarat, tahap pengangkutan insitu 33% tidak memenuhi syarat, pengangkutan eksitu 100% memenuhi syarat dan penyimpanan sementara 50 % tidak memenuhi syarat. Sarana dan prasarana pada tahap pemilahan 100% memenuhi syarat, pewadahan 100% memenuhi syarat, pengangkutan 100 % tidak memenuhi syarat dan penyimpanan sementara 64% tidak memenuhi syarat. Pengetahuan petugas medis dikategorikan baik (87%) dan dikategorikan cukup (13%), pengetahuan petugas kebersihan dikategorikan baik 86 %, dikategorikan cukup 7%, dan dikategorikan kurang 7%.","PeriodicalId":269808,"journal":{"name":"Jurnal Sanitasi Profesional Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128964680","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lalat rumah merupakan salah satu vektor mekanik penularan atau penyebaran penyakit yang selama ini terus diteliti pengendaliannya. Salah satu cara pemberantasan lalat yang paling sering digunakan adalah dengan menggunakan insektisida. Salah satunya adalah dengan menggunakan daun sereh wangi (Cymbopogon nardus). Kandungan aktif dari daun sereh wangi (Cymbopogon nardus) adalah sitronelal dan geraniol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas minyak sereh sereh wangi (Cymbopogon nardus) dengan metode vaporizing mat sebagai insektisida terhadap lalat rumah (Musca domestica) dalam menanggulangi pertumbuhan dan perkembangan lalat rumah (Musca domestica). Penelitian ini merupakan penelitian experimental worshop Kesehatan lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dengan menggunakan metode pre test only control grup desain. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah lalat rumah (Musca domestica) yang telah memenuhi kriteria inklusi dan telah diseleksi dan didapatkan dari hasil penangkapan di sekitar TPS Ngundi Raharjo menggunakan paper cup. Minyak sereh wangi sereh wangi (Cymbogon nardus) dipanaskan melalui elektrik mat ke dalam kandang jaring yang berukuran 25cm x 25cm x 25cm yang telah diisi 10 ekor lalat rumah (Musca domestica) dewasa. Pengulangan dilakukan sebanyak 5 kali pada interval waktu yaitu jam ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6 dan jam ke-24. Perlakuan yang digunakan yaitu konsentrasi minyak sereh wangi (Cymbopogon nardus) sebesar 15%, 20%, dan 25% dan kontrol (larutan aquades). Pada waktu pengamatan jam ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6 dan ke-24 masing-masing menunjukkan nilai signifikansi (sig. < 0,05) dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat bermakna antara variasi konsentrasi minyak sereh wangi (Cymbopogon nardus) sebagai insektisida terhadap lalat rumah (Musca domestica). Potensi insektisida tidak hanya dipengaruhi oleh besar kecilnya konsentrasi, tetapi juga dipengaruhi oleh lamanya waktu pengamatan. Kata kunci : Insektida, lalat, minyak sereh wangi, vaporizing mat
{"title":"PEMANFAATAN MINYAK SEREH WANGI (Cymbopogon nardus) SEBAGAI VAPORIZING MAT (MV) ELEKTRIK UNTUK PEMBERANTASAN LALAT RUMAH (Musca domestica)","authors":"R. Saputra, Sarjito Eko Windarso, Yamtana","doi":"10.33088/jspi.3.2.43-52","DOIUrl":"https://doi.org/10.33088/jspi.3.2.43-52","url":null,"abstract":"Lalat rumah merupakan salah satu vektor mekanik penularan atau penyebaran penyakit yang selama ini terus diteliti pengendaliannya. Salah satu cara pemberantasan lalat yang paling sering digunakan adalah dengan menggunakan insektisida. Salah satunya adalah dengan menggunakan daun sereh wangi (Cymbopogon nardus). Kandungan aktif dari daun sereh wangi (Cymbopogon nardus) adalah sitronelal dan geraniol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas minyak sereh sereh wangi (Cymbopogon nardus) dengan metode vaporizing mat sebagai insektisida terhadap lalat rumah (Musca domestica) dalam menanggulangi pertumbuhan dan perkembangan lalat rumah (Musca domestica). Penelitian ini merupakan penelitian experimental worshop Kesehatan lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dengan menggunakan metode pre test only control grup desain. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah lalat rumah (Musca domestica) yang telah memenuhi kriteria inklusi dan telah diseleksi dan didapatkan dari hasil penangkapan di sekitar TPS Ngundi Raharjo menggunakan paper cup. Minyak sereh wangi sereh wangi (Cymbogon nardus) dipanaskan melalui elektrik mat ke dalam kandang jaring yang berukuran 25cm x 25cm x 25cm yang telah diisi 10 ekor lalat rumah (Musca domestica) dewasa. Pengulangan dilakukan sebanyak 5 kali pada interval waktu yaitu jam ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6 dan jam ke-24. Perlakuan yang digunakan yaitu konsentrasi minyak sereh wangi (Cymbopogon nardus) sebesar 15%, 20%, dan 25% dan kontrol (larutan aquades). Pada waktu pengamatan jam ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6 dan ke-24 masing-masing menunjukkan nilai signifikansi (sig. < 0,05) dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat bermakna antara variasi konsentrasi minyak sereh wangi (Cymbopogon nardus) sebagai insektisida terhadap lalat rumah (Musca domestica). Potensi insektisida tidak hanya dipengaruhi oleh besar kecilnya konsentrasi, tetapi juga dipengaruhi oleh lamanya waktu pengamatan. \u0000Kata kunci : Insektida, lalat, minyak sereh wangi, vaporizing mat","PeriodicalId":269808,"journal":{"name":"Jurnal Sanitasi Profesional Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122109688","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: Skin diseases that often found in Indonesia is scabies, caused by infestation and sensitization of mites (Sarcoptes scabies varian hominis).This disease can be transmitted directly (skin with skin contact) and indirectly (through objects). Scabies disease data that obtained from Banjarbaru Public Health Office, in the past 3 years scabies diseases was found in Cempaka Inpatient Community Health Center. The purpose of this research is to know the relation of real behavior factors taking a bath habit, the habit of using soap, changing clothes habits, and the habit of using towel simultaneously) with the case of scabies in Cempaka Inpatient Community Health Center Domain. This research type is an observational in the form of analytic, this research using case control study, which is comparing the behavior between case group with control group related to the scabies incident .The results of this study showed that there was a relation between taking a bath habit with the occurrence of scabies (p-value = 0,018 value α = 0,05), there is no relationof using towel simultaneously with scabies occurrence (p-value = 0,653>value α = 0,05). Abstrak: Penyakit kulit yang sering dijumpai di Indonesia adalah skabies, disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau (Sarcoptes scabies varian hominis). Penyakit ini ditularkan secara langsung (kontak kulit dengan kulit dan secara tidak langsung melalui benda) misalnya pakaian, handuk, dan bantal. Data penyakit skabies di dapat dari Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, penyakit skabies 3 tahun terakhir terdapat di Puskesmas Rawat Inap Cempaka. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor perilaku nyata kebiasaan mandi, kebiasaan menggunakan sabun, kebiasaan ganti pakaian, dan kebiasaan menggunakan handuk secara bersamaan) dengan kejadian skabies di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Cempaka. Jenis penelitian ini observasional dalam bentuk analitik, desain penelitian ini menggunakan case control study. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan mandi dengan kejadian skabies (p-value=0,018 < nilai α = 0,05), ada hubungan antara kebiasaan menggunakan sabun dengan kejadian skabies (p-value=0,026 < nilai α = 0,05), tidak ada hubungan kebiasaan menggunakan pakaian dengan kejadian skabies (nilai p-value=1,000 >nilai α=0,05), tidak ada hubungan kebiasaan menggunakan handuk dengan kejadian skabies (p-value=0,653 > nilai α = 0,05).
摘要:疥疮是印度尼西亚常见的皮肤病,由螨虫(Sarcoptes scabies varian hominis)侵袭和致敏引起。这种疾病可直接(皮肤与皮肤接触)和间接(通过物体)传播。从Banjarbaru公共卫生办公室获得的疥疮疾病数据显示,在过去3年中,在Cempaka住院社区卫生中心发现了疥疮疾病。本研究的目的是了解在Cempaka社区卫生中心区域住院病人的洗澡习惯、使用肥皂的习惯、换衣服习惯、同时使用毛巾的习惯等真实行为因素与疥疮病例的关系。本研究类型为分析式的观察性研究,采用病例对照研究,比较病例组与对照组与疥疮发生相关的行为。本研究结果显示,洗澡习惯与疥疮发生有关系(p值= 0.018值α = 0.05),同时使用毛巾与疥疮发生无关系(p值= 0.653 >值α = 0.05)。摘要:印度尼西亚疥螨(Sarcoptes疥疮varian hominis),疥疮,疥疮,疥疮,疥疮,疥疮,疥疮,疥疮,疥疮。Penyakit ini ditularkan secara langsung (kontak kulit dengan kulit dan secara tidak langsung melalui benda) misalnya pakan, handuk, dan bantal。数据为:skabies di dapat dari Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, skabies 3 tahun terakhir terdapat di Puskesmas Rawat Inap Cempaka。土族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族族。Jenis penelitian i观察性分析,desain penelitian i menggunakan病例对照研究。Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan mandi dengan kejadian skabies (p值= 0.018 < nilai α= 0.05), ada hubungan antara kebiasaan menggunakan sabun dengan kejadian skabies (p值= 0.026 < nilai α= 0.05), tidak ada hubungan kebiasaan menggunakan pakaian dengan kejadian skabies (nilai p值=1,000 >nilai α= 0.05), tidak ada hubungan kebiasaan menggunakan handuk dengan kejadian skabies (p值= 0.653 >nilai α= 0.05)。
{"title":"HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU NYATA PADA PENDERITA SKABIES DENGAN KEJADIAN SKABIES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP CEMPAKA","authors":"Geby Pathia, Maharso, Noraida","doi":"10.33088/jspi.v3i1.37","DOIUrl":"https://doi.org/10.33088/jspi.v3i1.37","url":null,"abstract":"Abstract: Skin diseases that often found in Indonesia is scabies, caused by infestation and sensitization of mites (Sarcoptes scabies varian hominis).This disease can be transmitted directly (skin with skin contact) and indirectly (through objects). Scabies disease data that obtained from Banjarbaru Public Health Office, in the past 3 years scabies diseases was found in Cempaka Inpatient Community Health Center. The purpose of this research is to know the relation of real behavior factors taking a bath habit, the habit of using soap, changing clothes habits, and the habit of using towel simultaneously) with the case of scabies in Cempaka Inpatient Community Health Center Domain. This research type is an observational in the form of analytic, this research using case control study, which is comparing the behavior between case group with control group related to the scabies incident .The results of this study showed that there was a relation between taking a bath habit with the occurrence of scabies (p-value = 0,018 value α = 0,05), there is no relationof using towel simultaneously with scabies occurrence (p-value = 0,653>value α = 0,05).\u0000 \u0000 \u0000Abstrak: Penyakit kulit yang sering dijumpai di Indonesia adalah skabies, disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau (Sarcoptes scabies varian hominis). Penyakit ini ditularkan secara langsung (kontak kulit dengan kulit dan secara tidak langsung melalui benda) misalnya pakaian, handuk, dan bantal. Data penyakit skabies di dapat dari Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, penyakit skabies 3 tahun terakhir terdapat di Puskesmas Rawat Inap Cempaka. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor perilaku nyata kebiasaan mandi, kebiasaan menggunakan sabun, kebiasaan ganti pakaian, dan kebiasaan menggunakan handuk secara bersamaan) dengan kejadian skabies di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Cempaka. Jenis penelitian ini observasional dalam bentuk analitik, desain penelitian ini menggunakan case control study. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan mandi dengan kejadian skabies (p-value=0,018 < nilai α = 0,05), ada hubungan antara kebiasaan menggunakan sabun dengan kejadian skabies (p-value=0,026 < nilai α = 0,05), tidak ada hubungan kebiasaan menggunakan pakaian dengan kejadian skabies (nilai p-value=1,000 >nilai α=0,05), tidak ada hubungan kebiasaan menggunakan handuk dengan kejadian skabies (p-value=0,653 > nilai α = 0,05).\u0000 ","PeriodicalId":269808,"journal":{"name":"Jurnal Sanitasi Profesional Indonesia","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116957691","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak : Pada Tahun 2015 dari 3.723 penduduk yang ada di Tanjung Agung, angka Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sebesar 960 penduduk (25,78%). Pada tahun 2016 dari 3.757 penduduk yang ada, angka Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sebesar 995 penduduk (26.48%) dan pada tahun 2017 dari 3.786 penduduk yang ada, angka Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sebesar 1.017 penduduk (26.86%) yang terdiri dari 68 Kepala Keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat dalam buang air besar sembarangan (BABS). Hasil penelitian Ada pengaruh pemicuan STBM terhadap pengetahuan,sikap dan tindakan masyarakat di Desa Tanjung Agung Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran Pada Tahun 2019 Abstract: In 2015, out of 3,723 residents in Tanjung Agung, the number of open defecation was 960 residents (25.78%). In 2016, out of 3,757 people, the open defecation rate was 995 people (26.48%) and in 2017, out of 3,786 people, the open defecation rate was 1,017 people (26.86%) that was consisted of 68 heads of families. The aim of this research was to determine the effect of the community-based total sanitation triggering method on changes in knowledge, attitudes and community actions in open defecation. The results of this research founded that there was an effect of the triggering of open defecation rate on the knowledge, attitudes and actions of the community in Tanjung Agung Village, Teluk Pandan District, Pesawaran Regency in 2019
{"title":"PENGARUH METODE PEMICUAN STBM TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT DALAM BABS","authors":"Zainal, Suami Indarwati","doi":"10.33088/jspi.v3i1.33","DOIUrl":"https://doi.org/10.33088/jspi.v3i1.33","url":null,"abstract":"Abstrak : Pada Tahun 2015 dari 3.723 penduduk yang ada di Tanjung Agung, angka Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sebesar 960 penduduk (25,78%). Pada tahun 2016 dari 3.757 penduduk yang ada, angka Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sebesar 995 penduduk (26.48%) dan pada tahun 2017 dari 3.786 penduduk yang ada, angka Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sebesar 1.017 penduduk (26.86%) yang terdiri dari 68 Kepala Keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat dalam buang air besar sembarangan (BABS). Hasil penelitian Ada pengaruh pemicuan STBM terhadap pengetahuan,sikap dan tindakan masyarakat di Desa Tanjung Agung Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran Pada Tahun 2019\u0000 \u0000 \u0000Abstract: In 2015, out of 3,723 residents in Tanjung Agung, the number of open defecation was 960 residents (25.78%). In 2016, out of 3,757 people, the open defecation rate was 995 people (26.48%) and in 2017, out of 3,786 people, the open defecation rate was 1,017 people (26.86%) that was consisted of 68 heads of families. The aim of this research was to determine the effect of the community-based total sanitation triggering method on changes in knowledge, attitudes and community actions in open defecation. The results of this research founded that there was an effect of the triggering of open defecation rate on the knowledge, attitudes and actions of the community in Tanjung Agung Village, Teluk Pandan District, Pesawaran Regency in 2019\u0000 ","PeriodicalId":269808,"journal":{"name":"Jurnal Sanitasi Profesional Indonesia","volume":"157 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120877800","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kualitas udara di dalam ruangan (indoor air) sangat mempengaruhi kesehatan kita, karena hampir 90% hidup manusia berada dalam ruangan. Sebanyak 400-500 juta orang khususnya di Negara yang sedang berhadapan dengan masalah polusi udara dalam ruangan ( Depkes RI, 2007). Tujuan umum penelitian ini adalah diketahui efektivitas model sistem pengendalian angka kuman udara di ruangan rawat inap puskesmas betungan kota bengkulu. Metode pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental), dengan rancangan penelitian pretest-posttest (Sugiyono 2015). Hasil pemeriksaan angka kuman udara pada Rungan rawat inap diperoleh rata-rata angka kuman uadara sebesar 128 CFU/m³. Hasil Perhitungan Model sistem pengendalian angka kuman udara dengan konsentrasi Wipol 15%, 20%, 25% rata-rata penurunan 31 CFU/m³, 37CFU/m³, 59 CFU/m³. Berdasarkan uji statistik sebelum dan sesudah disinfeksi tidak menununjukkan penurunan yang signifikan dari perlakuan menggunakan konsentrasi wipol dengan P value 0,051. Selisih angka kuman udara sebelum diberikan perlakuan dengan angka kuman udara yang sudah diberikan perlakuan adalah antara -21809 sampai 59,99587. Saran: Menambahkan lagi dosis wipol yang digunakan sebagai disinfektan, Pemilihan metode yang berbeda dan alat sampling, Pada penelitian selanjutnya agar memperbesar kapasitas reaktor/alat dengan mengubah dimensi reaktor/alat dan menggunakan variasi kekuatan pompa udara yang lebih efektif dalam menurunkan angka kuman.
{"title":"MODEL SISTEM PENGENDALIAN ANGKA KUMAN UDARA DI RUANGAN RAWAT INAP PUSKESMAS BETUNGAN KOTA BENGKULU","authors":"Jubaidi Jubaidi, Fitri Rahmadayani, Mualim","doi":"10.33088/jspi.v3i1.240","DOIUrl":"https://doi.org/10.33088/jspi.v3i1.240","url":null,"abstract":"Kualitas udara di dalam ruangan (indoor air) sangat mempengaruhi kesehatan kita, karena hampir 90% hidup manusia berada dalam ruangan. Sebanyak 400-500 juta orang khususnya di Negara yang sedang berhadapan dengan masalah polusi udara dalam ruangan ( Depkes RI, 2007). Tujuan umum penelitian ini adalah diketahui efektivitas model sistem pengendalian angka kuman udara di ruangan rawat inap puskesmas betungan kota bengkulu. \u0000Metode pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental), dengan rancangan penelitian pretest-posttest (Sugiyono 2015). \u0000Hasil pemeriksaan angka kuman udara pada Rungan rawat inap diperoleh rata-rata angka kuman uadara sebesar 128 CFU/m³. Hasil Perhitungan Model sistem pengendalian angka kuman udara dengan konsentrasi Wipol 15%, 20%, 25% rata-rata penurunan 31 CFU/m³, 37CFU/m³, 59 CFU/m³. Berdasarkan uji statistik sebelum dan sesudah disinfeksi tidak menununjukkan penurunan yang signifikan dari perlakuan menggunakan konsentrasi wipol dengan P value 0,051. Selisih angka kuman udara sebelum diberikan perlakuan dengan angka kuman udara yang sudah diberikan perlakuan adalah antara -21809 sampai 59,99587. \u0000Saran: Menambahkan lagi dosis wipol yang digunakan sebagai disinfektan, Pemilihan metode yang berbeda dan alat sampling, Pada penelitian selanjutnya agar memperbesar kapasitas reaktor/alat dengan mengubah dimensi reaktor/alat dan menggunakan variasi kekuatan pompa udara yang lebih efektif dalam menurunkan angka kuman.","PeriodicalId":269808,"journal":{"name":"Jurnal Sanitasi Profesional Indonesia","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126002618","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract : The wellbore water of Islamic Boarding School Hidayatullah is physically looks, smelly, and slightly tasteful, besides has sediment in the reservoir of water. Based on preliminary laboratory examination result, it is known that iron content is 3.78mg/L and pH 5. If it is compared with drink water standard meets requirements are iron 1.0mg/L and pH 6.5-9.0. This study aims to know the influence of level slope on submerged cascade aeration method in reducing iron content (Fe+2) in wellbore water. This study type was true experiment dengan pretest-posttest design. The study population was overall wellbore water in Islamic Boarding School Hidayatullah. The study sample was wellbore water without treatment and after treatment using Submerged Cascade Aeration method at 250, 300, and 350 slopes for 10 minutes and deposited for 3 hours. Analysis of the slope effect used Kruskal Wallis test asymp <α (0.000<0.05) means it was influence three slopes level. The further test used mannwhitney (0.00<0.05) means it was difference to reduce iron content (Fe+2) in water sample at slope of 25° with 30°, 30° with 35° and 25° with 35°. Based on the study result, it was known that submerged cascade aeration with slope 25o was effective slope because it can reduce iron content under its standard quality. The community is advised to use water treatment by submerged cascade aeration method with slope level of 250, length 235cm, and flow rate 10L/minute. There is need for further study to reduce iron (Fe+2) in water by comparing different slope variations below 250. Abstrak : Air sumur Pondok Pesantren Hidayatullah secara fisik terlihat berwarna kekuningan, berbau, dan sedikit berasa, selain itu menimbulkan endapan pada bak penampungan. Berdasarkan hasil pemeriksaan pendahuluan diketahui kadar besi 3,78mg/L dan pH 5. Jika dibanding dengan baku mutu air bersih belum memenuhi persyaratan yaitu 1,0mg/L dan pH 6,5-9,0. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kemiringan submerged cascade aeration dalam menurunkan kadar besi (Fe+2) total pada air sumur bor. Jenis penelitian yaitu true experiment dengan pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh air pada sumur bor di Pondok Pesantren Hidayatullah. Sampel dalam penelitian ini adalah air sumur tanpa perlakuan dan setelah perlakuan menggunakan metode Submerged Cascade Aeration pada kemiringan 250, 300, dan 350 dengan waktu 10 menit dan di endapkan selama 3 jam. Analisis pengaruh kemiringan menggunakan uji Kruskal Wallisasymp<α (0,000<0,05) artinya ada pengaruh dari ketiga tingkat kemiringan. Uji lanjut menggunakan mannwhitney didapatkan hasil (0,00<0,05) artinya ada perbedaan terhadap penurunan kadar besi (Fe+2) total pada sampel air pada tingkat kemiringan 25o dengan kemiringan 30o, tingkat kemiringan 30o dengan kemiringan 35o dan tingkat kemiringan 25o dengan kemiringan 35o. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa submerged cascade aeration dengan kemiringan 25o adalah
摘要:希达亚图拉伊斯兰寄宿学校井筒水物化、臭、微臭,且储水池中有沉积物。经实验室初步检测,铁含量为3.78mg/L, pH值为5。如果与饮用水标准相比较,则符合铁1.0mg/L和pH 6.5-9.0的要求。本研究旨在了解水平坡度对浸没级联曝气法降低井筒水中铁含量(Fe+2)的影响。本研究类型为真实验登干前测后测设计。研究对象为Hidayatullah伊斯兰寄宿学校的井筒水。研究样品为未经处理的井筒水,以及在250、300和350个坡度下使用浸没级联曝气法处理10分钟后沉积3小时的井筒水。采用Kruskal - Wallis检验对坡度效应进行分析,当方差<α(0.000<0.05)时表示其影响三个坡度水平。进一步检验采用mannwhitney(0.00<0.05)表示坡度为25°与30°、30°与35°、25°与35°时,水样中铁含量(Fe+2)的降低有差异。根据研究结果可知,坡度为25o的沉水梯级曝气在其标准质量下可降低铁含量,为有效坡面。建议小区采用淹没梯级曝气法进行水处理,坡度250,长度235cm,流速10L/min。通过比较250℃以下不同坡度的变化,还需要进一步研究水中铁(Fe+2)的还原。摘要:空气质量评价:空气质量评价:空气质量评价:空气质量评价:空气质量评价:空气质量评价:空气质量评价:空气质量评价:空气质量评价:空气质量评价:空气质量评价:空气质量评价:空气质量评价:空气质量评价Berdasarkan hasil peremeriksaan pendahuluan diketahui kadar besi 3,78mg/L dan pH 5。Jika dibanding登干baku mutu空气bersiberberum memuhi persyatatyitu 1,0mg/L但pH 6,5-9,0。Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kemiringan淹没级联曝气dalam menurunkan kadar besi (Fe+2)总空气sumur bor。Jenis penelitian yitu真实验登干前测后测设计。我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,希达亚图拉。Sampel dalam penelitian ini adalah air sumur tanpa perlakuan dan setelah perlakuan menggunakan方法淹没级联通气paada kemiringan 250,300, dan350 dengan waktu 10 menit dandi endapkan selama 3 jam。分析彭加鲁·克米林安,孟古纳坎,乌吉,Kruskal, wallisasyp <α (000< 0.05), artinya ada,彭加鲁·达·克特加·克米林安。Uji lanjut menggunakan mannwhitney didapatkan hasil (0, 000 <0,05) artinya ada perbedaan and terhahadap penurunan kadar besi (Fe+2)总样品air pada tingkat kemiringan 25o dada kemiringan 30o dada kemiringan 30o dada kemiringan 35o dada kemiringan 25o dada kemiringan 35o dada kemiringan 25o dada kemiringan 35oBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa淹没级联通气dengan kemiringan 25o adalah kemiringan yang ekektif karena dapat menurunkan kadar besi dibawah baku mutu。Masyarakat disarankan menggunakan pengolahan空气登干方法水下梯级曝气登干tingkat kemiringan 250, panjang 235cm, dan kekeepatan aliran 10升/分钟。Perlu adanya kajian lebih lanjut untuk menurunkan kadar besi (Fe+2) pada air dengan membandingkan variasi kemiringan yang berbeda dibawah 250。
{"title":"PENGARUH TINGKAT KEMIRINGAN SUBMERGED CASCADE AERATION DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (FE) TOTAL PADA AIR SUMUR BOR","authors":"Muh Primanda sk, M. Raharja, Junaidi","doi":"10.33088/jspi.v3i1.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.33088/jspi.v3i1.35","url":null,"abstract":"Abstract : The wellbore water of Islamic Boarding School Hidayatullah is physically looks, smelly, and slightly tasteful, besides has sediment in the reservoir of water. Based on preliminary laboratory examination result, it is known that iron content is 3.78mg/L and pH 5. If it is compared with drink water standard meets requirements are iron 1.0mg/L and pH 6.5-9.0. This study aims to know the influence of level slope on submerged cascade aeration method in reducing iron content (Fe+2) in wellbore water. This study type was true experiment dengan pretest-posttest design. The study population was overall wellbore water in Islamic Boarding School Hidayatullah. The study sample was wellbore water without treatment and after treatment using Submerged Cascade Aeration method at 250, 300, and 350 slopes for 10 minutes and deposited for 3 hours. Analysis of the slope effect used Kruskal Wallis test asymp <α (0.000<0.05) means it was influence three slopes level. The further test used mannwhitney (0.00<0.05) means it was difference to reduce iron content (Fe+2) in water sample at slope of 25° with 30°, 30° with 35° and 25° with 35°. Based on the study result, it was known that submerged cascade aeration with slope 25o was effective slope because it can reduce iron content under its standard quality. The community is advised to use water treatment by submerged cascade aeration method with slope level of 250, length 235cm, and flow rate 10L/minute. There is need for further study to reduce iron (Fe+2) in water by comparing different slope variations below 250.\u0000 \u0000 \u0000Abstrak : Air sumur Pondok Pesantren Hidayatullah secara fisik terlihat berwarna kekuningan, berbau, dan sedikit berasa, selain itu menimbulkan endapan pada bak penampungan. Berdasarkan hasil pemeriksaan pendahuluan diketahui kadar besi 3,78mg/L dan pH 5. Jika dibanding dengan baku mutu air bersih belum memenuhi persyaratan yaitu 1,0mg/L dan pH 6,5-9,0. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kemiringan submerged cascade aeration dalam menurunkan kadar besi (Fe+2) total pada air sumur bor. Jenis penelitian yaitu true experiment dengan pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh air pada sumur bor di Pondok Pesantren Hidayatullah. Sampel dalam penelitian ini adalah air sumur tanpa perlakuan dan setelah perlakuan menggunakan metode Submerged Cascade Aeration pada kemiringan 250, 300, dan 350 dengan waktu 10 menit dan di endapkan selama 3 jam. Analisis pengaruh kemiringan menggunakan uji Kruskal Wallisasymp<α (0,000<0,05) artinya ada pengaruh dari ketiga tingkat kemiringan. Uji lanjut menggunakan mannwhitney didapatkan hasil (0,00<0,05) artinya ada perbedaan terhadap penurunan kadar besi (Fe+2) total pada sampel air pada tingkat kemiringan 25o dengan kemiringan 30o, tingkat kemiringan 30o dengan kemiringan 35o dan tingkat kemiringan 25o dengan kemiringan 35o. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa submerged cascade aeration dengan kemiringan 25o adalah ","PeriodicalId":269808,"journal":{"name":"Jurnal Sanitasi Profesional Indonesia","volume":"83 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132901255","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: Flies are vectors of foodborne diseases, among others, vomiting, diarrhea, typhoid, dysentery, and myiasis. Therefore, flies need to be controlled, one of the methods to control flies is using natural pesticides. The purpose of this study was to determine the differences in the effectiveness of decoction of clove leaves (Syzygium aromaticum L) and pandan leaves (Pandanus amaryllifolius Roxb) as a vegetable repellent for house flies (Musca domestica). This type of research was true experiment with a Posttest Only Control Group Design design. The samples in this research were the house fly (Musca domestica) with the number 315 tail and repetition 3 times. The results showed that there was a difference in effectiveness between the decoction of clove (Syzygium aromaticum L) and pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb) leaves. With the difference power repellent repellent in the two types of repellent, namely repellent the clove leaf concentration of 40% was 91.46% and repellent pandan leaf concentration of 40% was 92.36%. From the results of this study, it is advisable for the public to use a decoction of pandan leaves (Pandanus amaryllifolius Roxb) as an repellent house fly (Musca domestica) environmentally friendly and further research can be carried out on carrier insects vector other.
{"title":"PERBEDAAN EFEKTIVITAS REBUSAN DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum L) DAN DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius Roxb) SEBAGAI PENGUSIR LALAT RUMAH (Musca domestica)","authors":"Muhammad Pahruddin, Rigo Aris Sandi, T. Zubaidah","doi":"10.33088/jspi.v3i1.204","DOIUrl":"https://doi.org/10.33088/jspi.v3i1.204","url":null,"abstract":"Abstract: Flies are vectors of foodborne diseases, among others, vomiting, diarrhea, typhoid, dysentery, and myiasis. Therefore, flies need to be controlled, one of the methods to control flies is using natural pesticides. The purpose of this study was to determine the differences in the effectiveness of decoction of clove leaves (Syzygium aromaticum L) and pandan leaves (Pandanus amaryllifolius Roxb) as a vegetable repellent for house flies (Musca domestica). This type of research was true experiment with a Posttest Only Control Group Design design. The samples in this research were the house fly (Musca domestica) with the number 315 tail and repetition 3 times. The results showed that there was a difference in effectiveness between the decoction of clove (Syzygium aromaticum L) and pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb) leaves. With the difference power repellent repellent in the two types of repellent, namely repellent the clove leaf concentration of 40% was 91.46% and repellent pandan leaf concentration of 40% was 92.36%. From the results of this study, it is advisable for the public to use a decoction of pandan leaves (Pandanus amaryllifolius Roxb) as an repellent house fly (Musca domestica) environmentally friendly and further research can be carried out on carrier insects vector other.","PeriodicalId":269808,"journal":{"name":"Jurnal Sanitasi Profesional Indonesia","volume":"104 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131464622","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The problem that is found in the PTPN7 factory in Seluma district is that workers do not use Personal Protective Equipment (PPE), PPE has been provided by the factory but not used by workers. workers who do not use PPE because they lack and interfere with work activities. Most workers do not use the Personal Protective Equipment (PPE) in full at the PTPN7 factory in Seluma district. The purpose of the study was to determine the relationship between the level of knowledge and attitudes with the use of PPE workers at the PTPN7 factory in Seluma Regency. The research method used was a survey method with a cross sectional study design. The total sample was 153 workers, univariate and bivariate analysis with chi-square test.The results of the study were some respondents (32.7%) had less knowledge,more than half of the respondents (60.8%) had an unfavorable attitude, and most respondents (59%) were not complete in using PPE. There is a relationship between knowledge with the use of personal protective equipment (PPE) ρ value = 0.00 (ρ value ≤ 0.05), attitude with the use of personal protective equipment (PPE) ρ value = 0.022 (ρ value ≤ 0.05). This study provides information to PTPN7 seluma district factories to understand the importance of using PPE for security and safety, especially when workingThe problem that is found in the PTPN7 factory in Seluma district is that workers do not use Personal Protective Equipment (PPE), PPE has been provided by the factory but not used by workers. workers who do not use PPE because they lack and interfere with work activities. Most workers do not use the Personal Protective Equipment (PPE) in full at the PTPN7 factory in Seluma district. The purpose of the study was to determine the relationship between the level of knowledge and attitudes with the use of PPE workers at the PTPN7 factory in Seluma Regency. The research method used was a survey method with a cross sectional study design. The total sample was 153 workers, univariate and bivariate analysis with chi-square test.The results of the study were some respondents (32.7%) had less knowledge,more than half of the respondents (60.8%) had an unfavorable attitude, and most respondents (59%) were not complete in using PPE. There is a relationship between knowledge with the use of personal protective equipment (PPE) ρ value = 0.00 (ρ value ≤ 0.05), attitude with the use of personal protective equipment (PPE) ρ value = 0.022 (ρ value ≤ 0.05). This study provides information to PTPN7 seluma district factories to understand the importance of using PPE for security and safety, especially when working
{"title":"HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PEKERJA DI PABRIK PTPN7 KABUPATEN SELUMA","authors":"Ardiyani Kuntari Qisti","doi":"10.33088/jspi.v2i1.200","DOIUrl":"https://doi.org/10.33088/jspi.v2i1.200","url":null,"abstract":"The problem that is found in the PTPN7 factory in Seluma district is that workers do not use Personal Protective Equipment (PPE), PPE has been provided by the factory but not used by workers. workers who do not use PPE because they lack and interfere with work activities. Most workers do not use the Personal Protective Equipment (PPE) in full at the PTPN7 factory in Seluma district. The purpose of the study was to determine the relationship between the level of knowledge and attitudes with the use of PPE workers at the PTPN7 factory in Seluma Regency. The research method used was a survey method with a cross sectional study design. The total sample was 153 workers, univariate and bivariate analysis with chi-square test.The results of the study were some respondents (32.7%) had less knowledge,more than half of the respondents (60.8%) had an unfavorable attitude, and most respondents (59%) were not complete in using PPE. There is a relationship between knowledge with the use of personal protective equipment (PPE) ρ value = 0.00 (ρ value ≤ 0.05), attitude with the use of personal protective equipment (PPE) ρ value = 0.022 (ρ value ≤ 0.05). This study provides information to PTPN7 seluma district factories to understand the importance of using PPE for security and safety, especially when workingThe problem that is found in the PTPN7 factory in Seluma district is that workers do not use Personal Protective Equipment (PPE), PPE has been provided by the factory but not used by workers. workers who do not use PPE because they lack and interfere with work activities. Most workers do not use the Personal Protective Equipment (PPE) in full at the PTPN7 factory in Seluma district. The purpose of the study was to determine the relationship between the level of knowledge and attitudes with the use of PPE workers at the PTPN7 factory in Seluma Regency. The research method used was a survey method with a cross sectional study design. The total sample was 153 workers, univariate and bivariate analysis with chi-square test.The results of the study were some respondents (32.7%) had less knowledge,more than half of the respondents (60.8%) had an unfavorable attitude, and most respondents (59%) were not complete in using PPE. There is a relationship between knowledge with the use of personal protective equipment (PPE) ρ value = 0.00 (ρ value ≤ 0.05), attitude with the use of personal protective equipment (PPE) ρ value = 0.022 (ρ value ≤ 0.05). This study provides information to PTPN7 seluma district factories to understand the importance of using PPE for security and safety, especially when working","PeriodicalId":269808,"journal":{"name":"Jurnal Sanitasi Profesional Indonesia","volume":"160 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122431968","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}