Enzim alfa amilase merupakan kelompok enzim yang dapat digunakan dalam proses penghilangan kanji alam ( desizing ), enzim ini akan bertindak sebagai katalis dalam reaksi hidrolisis pati oleh air. Guna mengendalikan aktivitas enzim dalam proses desizing , maka perlu dipahami kemampuan enzim sebagai katalis untuk menghidrolisis pati dengan pengujian kinetika enzim. Pengujian kinetika enzim akan menghasilkan nilai Vmaks dan Km, Vmaks merupakan laju maksimum dari enzim persatuan menit sedangkan Km merupakan konstanta Michaelis Menten yang menggambarkan kesetimbangan disosiasi kompleks ES menjadi enzim dan substrat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan enzim α-amilase dalam mengkatalisis reaksi hidrolisa pati agar diperoleh efisiensi penggunaan enzim juga waktu pada proses desizing . Pengujian akan menggunakan metoda Fisher and Stein ( metoda DNS). Pengujian dilakukan pada pH 7 dan suhu kamar. Penentuan nilai laju maksimum dan nilai Km dilakukan dengan variasi substrat diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Nilai Km dan Vmaks yang diperoleh yaitu 8,874461 dan 0,53217 mg/menit. Data yang diperoleh dari hasil percobaan menunjukkan bahwa makin lama waktu yang digunakan maka makin besar kemampuan enzim tersebut dalam menghidrolisa kanji. Pada waktu 150% Vmaks mampu menghidrolisa kanji sebanyak 92,75362%.
{"title":"STUDI KINETIKA REAKSI DARI ENZIM α- AMILASE PADA PROSES PENGHILANGAN KANJI KAIN KAPAS","authors":"G. Puspitasari, Wulan Safrihatini Atikah","doi":"10.31266/AT.V34I1.5097","DOIUrl":"https://doi.org/10.31266/AT.V34I1.5097","url":null,"abstract":"Enzim alfa amilase merupakan kelompok enzim yang dapat digunakan dalam proses penghilangan kanji alam ( desizing ), enzim ini akan bertindak sebagai katalis dalam reaksi hidrolisis pati oleh air. Guna mengendalikan aktivitas enzim dalam proses desizing , maka perlu dipahami kemampuan enzim sebagai katalis untuk menghidrolisis pati dengan pengujian kinetika enzim. Pengujian kinetika enzim akan menghasilkan nilai Vmaks dan Km, Vmaks merupakan laju maksimum dari enzim persatuan menit sedangkan Km merupakan konstanta Michaelis Menten yang menggambarkan kesetimbangan disosiasi kompleks ES menjadi enzim dan substrat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan enzim α-amilase dalam mengkatalisis reaksi hidrolisa pati agar diperoleh efisiensi penggunaan enzim juga waktu pada proses desizing . Pengujian akan menggunakan metoda Fisher and Stein ( metoda DNS). Pengujian dilakukan pada pH 7 dan suhu kamar. Penentuan nilai laju maksimum dan nilai Km dilakukan dengan variasi substrat diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Nilai Km dan Vmaks yang diperoleh yaitu 8,874461 dan 0,53217 mg/menit. Data yang diperoleh dari hasil percobaan menunjukkan bahwa makin lama waktu yang digunakan maka makin besar kemampuan enzim tersebut dalam menghidrolisa kanji. Pada waktu 150% Vmaks mampu menghidrolisa kanji sebanyak 92,75362%.","PeriodicalId":305610,"journal":{"name":"Arena Tekstil","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134401311","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ima Winaningsih, P AmaliyaSita, Jamal Adi Prasetyo
Tepung tamarin dari biji asam jawa berpotensi sebagai pengental pada pencapan poliester, namun belum banyak digunakan. Umumnya kebutuhan pengental tamarin dipenuhi dengan impor atau digantikan dengan pengental emulsi. Penelitian ini bertujuan menganalisa karakteristik dari tepung tamarin, karakteristik dari pengental (tamarin lokal, tamarin komersial, dan emulsi) serta pengujian dan evaluasi hasil cap. Penelitian ini dimulai dengan membuat tepung tamarin (tamarin lokal), membuat pasta cap dari pengental tamarin lokal, tamarin komersial dan emulsi, kemudian melakukan proses printing dengan termofiksasi suhu 200°C selama 1 menit selanjutnya hasil cap dilakukan pengujian dan evaluasi. Tepung tamarin yang dihasilkan memiliki warna putih keabu – abuan, berbau khas tepung, MR 0,25%, hasil FT IR memiliki gugus yang relatif sama dengan tamarin komersial. Hasil cap dari ketiga pengental memiliki kerataan yang baik dan warna permanen. Viskositas yang dihasilkan tamarin lokal 12.000 cPs merupakan viskositas optimum pencapan poliester. Hasil pengujian dan evaluasi ketahanan luntur warna pada pengental tamarin lokal, tamarin komersial dan emulsi masing – masing terhadap gosokan (3-4, 4-5, 4-5), pencucian (semua 4-5), panas penyetrikaan (5, 4-5, 4). Pada analisa ketuaan warna dan perbedaan warna dengan spektrofotometer didapatkan warna hasil cap menggunakan tamarin lokal memiliki kemiripan dengan tamarin komersial dibandingkan dengan emulsi. Warna yang dihasilkan tamarin lokal paling tua diantara ketiganya. Tepung tamarin lokal dapat dijadikan pengental tekstil pada pencapan poliester dan berpotensi sebagai bahan pengganti tamarin komersial (impor) dan pengental emulsi.
{"title":"POTENSI TAMARIN LOKAL SEBAGAI PENGGANTI TAMARIN KOMERSIAL DAN EMULSI PADA PENCAPAN POLIESTER","authors":"Ima Winaningsih, P AmaliyaSita, Jamal Adi Prasetyo","doi":"10.31266/at.v34i1.4481","DOIUrl":"https://doi.org/10.31266/at.v34i1.4481","url":null,"abstract":"Tepung tamarin dari biji asam jawa berpotensi sebagai pengental pada pencapan poliester, namun belum banyak digunakan. Umumnya kebutuhan pengental tamarin dipenuhi dengan impor atau digantikan dengan pengental emulsi. Penelitian ini bertujuan menganalisa karakteristik dari tepung tamarin, karakteristik dari pengental (tamarin lokal, tamarin komersial, dan emulsi) serta pengujian dan evaluasi hasil cap. Penelitian ini dimulai dengan membuat tepung tamarin (tamarin lokal), membuat pasta cap dari pengental tamarin lokal, tamarin komersial dan emulsi, kemudian melakukan proses printing dengan termofiksasi suhu 200°C selama 1 menit selanjutnya hasil cap dilakukan pengujian dan evaluasi. Tepung tamarin yang dihasilkan memiliki warna putih keabu – abuan, berbau khas tepung, MR 0,25%, hasil FT IR memiliki gugus yang relatif sama dengan tamarin komersial. Hasil cap dari ketiga pengental memiliki kerataan yang baik dan warna permanen. Viskositas yang dihasilkan tamarin lokal 12.000 cPs merupakan viskositas optimum pencapan poliester. Hasil pengujian dan evaluasi ketahanan luntur warna pada pengental tamarin lokal, tamarin komersial dan emulsi masing – masing terhadap gosokan (3-4, 4-5, 4-5), pencucian (semua 4-5), panas penyetrikaan (5, 4-5, 4). Pada analisa ketuaan warna dan perbedaan warna dengan spektrofotometer didapatkan warna hasil cap menggunakan tamarin lokal memiliki kemiripan dengan tamarin komersial dibandingkan dengan emulsi. Warna yang dihasilkan tamarin lokal paling tua diantara ketiganya. Tepung tamarin lokal dapat dijadikan pengental tekstil pada pencapan poliester dan berpotensi sebagai bahan pengganti tamarin komersial (impor) dan pengental emulsi.","PeriodicalId":305610,"journal":{"name":"Arena Tekstil","volume":"23 8","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114023027","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mukti Widodo, Tony Setiawan, S. Sudaryono, Saeful Islam
Penelitian ini dilakukan dengan rancang bangun dan perekayasaan prototipe mesin kempa panas (hot press) yang dapat menghasilkan lembaran komposit. Adapun tujuan dari kegiatan ini, adalah mendapatkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan sifat mekanik dari komposit. Mesin kempa panas hasil rekayasa dilakukan kalibrasi temperatur pada 7 (tujuh) tingkat temperatur dengan 5 (lima) titik lokasi pada masing-masing pelat pemanas. Sedangkan eksperimen lapangan melalui pembuatan komposit dengan komposisi : 80% serat limbah pemintalan kapas dan 20% low melt . Percobaan dalam pembuatan komposit ini melalui proses pres-panas pada bahan baku berbentuk lembaran nirtenun ( nonwoven ) dengan ukuran 30cmx30cm. Hasil percobaan terhadap mesin kempa panas hasil rekayasa tersebut menunjukkan mesin tersebut dapat digunakan dengan maksimal sampai dengan temperatur 200 o C dengan gaya tekan 12 ton. Hasil percobaan dan pengujian terhadap komposit yang diproses melalui mesin kempa panas pada temperatur 140 0 C, tekanan = 100 bar, dan waktu = 20 detik. Sifat mekanik dari komposit yang dihasilkan sebelum diproses kekuatan tarik rata-rata sebesar 21,54 kgf, kemuluran rata-rata sebesar 12,23 mm, dan setelah diproses kekuatan tarik rata-rata menjadi 41,62 kgf, kemuluran rata-rata menjadi 18,03 mm. Melalui proses pengepresan dan pemanasan ini didapatkan kenaikan kekuatan tarik sebesar 93,23% dan kemuluran sebesar 47,40%. Dengan melihat hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh peningkatan kualitas mekanik dari proses pembuatan komposit berbahan dasar limbah pemintalan serat kapas melalui kombinasi temperatur dan tekanan dengan menggunakan mesin kempa panas ini.
{"title":"PENINGKATAN KUALITAS KOMPOSIT SERAT LIMBAH PEMINTALAN KAPAS MELALUI PROSES PENGEPRESAN MENGGUNAKAN PROTOTIPE MESIN KEMPA PANAS (HOT PRESS)","authors":"Mukti Widodo, Tony Setiawan, S. Sudaryono, Saeful Islam","doi":"10.31266/AT.V34I1.4380","DOIUrl":"https://doi.org/10.31266/AT.V34I1.4380","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan dengan rancang bangun dan perekayasaan prototipe mesin kempa panas (hot press) yang dapat menghasilkan lembaran komposit. Adapun tujuan dari kegiatan ini, adalah mendapatkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan sifat mekanik dari komposit. Mesin kempa panas hasil rekayasa dilakukan kalibrasi temperatur pada 7 (tujuh) tingkat temperatur dengan 5 (lima) titik lokasi pada masing-masing pelat pemanas. Sedangkan eksperimen lapangan melalui pembuatan komposit dengan komposisi : 80% serat limbah pemintalan kapas dan 20% low melt . Percobaan dalam pembuatan komposit ini melalui proses pres-panas pada bahan baku berbentuk lembaran nirtenun ( nonwoven ) dengan ukuran 30cmx30cm. Hasil percobaan terhadap mesin kempa panas hasil rekayasa tersebut menunjukkan mesin tersebut dapat digunakan dengan maksimal sampai dengan temperatur 200 o C dengan gaya tekan 12 ton. Hasil percobaan dan pengujian terhadap komposit yang diproses melalui mesin kempa panas pada temperatur 140 0 C, tekanan = 100 bar, dan waktu = 20 detik. Sifat mekanik dari komposit yang dihasilkan sebelum diproses kekuatan tarik rata-rata sebesar 21,54 kgf, kemuluran rata-rata sebesar 12,23 mm, dan setelah diproses kekuatan tarik rata-rata menjadi 41,62 kgf, kemuluran rata-rata menjadi 18,03 mm. Melalui proses pengepresan dan pemanasan ini didapatkan kenaikan kekuatan tarik sebesar 93,23% dan kemuluran sebesar 47,40%. Dengan melihat hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh peningkatan kualitas mekanik dari proses pembuatan komposit berbahan dasar limbah pemintalan serat kapas melalui kombinasi temperatur dan tekanan dengan menggunakan mesin kempa panas ini.","PeriodicalId":305610,"journal":{"name":"Arena Tekstil","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129985030","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Mulyawan, Jaka Nugraha, R. Wijayanti, Arif Wibi Sana, Doni Sugiyana
Penyempurnaan yang dapat dilakukan pada kain kapas adalah tahan air menggunakan zat kimia dan teknik tertentu sehingga permukaan kain menjadi kasar atau memiliki energi permukaan yang rendah. ZnO dan asam stearat merupakan zat kimia yang dapat digunakan pada penyempurnaan tahan air dan diaplikasikan pada permukaan kain kapas dengan teknik penyemprotan serta perendaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sintesis ZnO dari zeng klorida dan natrium hidroksida dan kemampuannya bersama asam stearat dalam meningkatkan tahan air kain kapas dengan memodifikasi teknik pelapisan yaitu kombinasi antara penyemprotan dan perendaman. Struktur kristal ZnO hasil sintesis diamati menggunakan X-ray Diffraction (XRD) dan distribusi ukuran partikelnya menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Kain kapas setelah penyempurnaan tahan air diamati permukaannya menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), daya serap airnya menggunakan metode SNI, dan sudut kontak airnya menggunakan metode sessile . Hasil penelitian menunjukan bahwa produk hasil sintesis adalah ZnO berukuran rata-rata m. ZnO dan asam stearat yang diaplikasikan pada kain kapas dengan teknik penyemprotan-perendaman dapat meningkatkan ketahanan daya serap airnya hingga > 3.600 detik dan sudut kontak airnya > 90 o .
{"title":"STUDI PENINGKATAN SIFAT TAHAN AIR KAIN KAPAS DENGAN MODIFIKASI TEKNIK COATING MENGGUNAKAN SUSPENSI ZnO DAN ASAM STEARAT","authors":"A. Mulyawan, Jaka Nugraha, R. Wijayanti, Arif Wibi Sana, Doni Sugiyana","doi":"10.31266/AT.V34I1.5049","DOIUrl":"https://doi.org/10.31266/AT.V34I1.5049","url":null,"abstract":"Penyempurnaan yang dapat dilakukan pada kain kapas adalah tahan air menggunakan zat kimia dan teknik tertentu sehingga permukaan kain menjadi kasar atau memiliki energi permukaan yang rendah. ZnO dan asam stearat merupakan zat kimia yang dapat digunakan pada penyempurnaan tahan air dan diaplikasikan pada permukaan kain kapas dengan teknik penyemprotan serta perendaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sintesis ZnO dari zeng klorida dan natrium hidroksida dan kemampuannya bersama asam stearat dalam meningkatkan tahan air kain kapas dengan memodifikasi teknik pelapisan yaitu kombinasi antara penyemprotan dan perendaman. Struktur kristal ZnO hasil sintesis diamati menggunakan X-ray Diffraction (XRD) dan distribusi ukuran partikelnya menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Kain kapas setelah penyempurnaan tahan air diamati permukaannya menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), daya serap airnya menggunakan metode SNI, dan sudut kontak airnya menggunakan metode sessile . Hasil penelitian menunjukan bahwa produk hasil sintesis adalah ZnO berukuran rata-rata m. ZnO dan asam stearat yang diaplikasikan pada kain kapas dengan teknik penyemprotan-perendaman dapat meningkatkan ketahanan daya serap airnya hingga > 3.600 detik dan sudut kontak airnya > 90 o .","PeriodicalId":305610,"journal":{"name":"Arena Tekstil","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121746666","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mahendra Kusuma Nugraha, Zaenul Muhlisin, P. Triadyaksa
Eksperimen pembangkitan plasma lucutan pijar korona telah dilakukan dengan menggunakan konfigurasi elektroda titik dan bidang. Kondisi plasma lucutan pijar korona terbentuk secara optimal pada jarak antar elektroda ( d ) setinggi 2,1 cm dan 2,4 cm dan arus saturasi ( I s ) terukur sebesar 0,75 mA dan 1,0 mA. Kondisi tersebut digunakan sebagai dua karakteristik lucutan yang digunakan dalam tahap perlakuan sampel kain sutra alam ( Bombyx mori ). Pengujian sifat mekanis pada sampel kain sutra alam dengan perlakuan plasma menunjukkan nilai ketahanan jebol yang menurun dibandingkan nilai ketahanan jebol pada sampel kain sutra alam tanpa perlakuan. Pengujian kekuatan serap zat cair (akuades) pada sampel kain sutra alam dengan perlakuan plasma menunjukkan nilai rerata waktu serap ( τ ) yang lebih singkat dibandingkan nilai τ pada sampel kain sutra tanpa perlakuan. Pada kedua tahap tersebut, pengoptimalan maksimum dari nilai ketahanan jebol dan daya serap zat cair (akuades) dicapai pada jarak antar elektroda ( d ) setinggi 2,1 cm, arus saturasi ( I s ) sebesar 0,75 mA dan waktu perlakuan selama 30 menit. Pengujian sifat mikroskopik membuktikan bahwa dengan adanya perubahan struktur permukaan pada sampel cukup berpengaruh terhadap nilai ketahanan jebol dan rerata waktu penyerapan zat cair (akuades) yang dimiliki. Hasil pengujian pada tahap ini juga menyatakan bahwa tidak ada penambahan jenis baru dari gugus fungsi terkandung pada sampel kain sutra alam yang diberi perlakuan plasma.
{"title":"KARAKTERISASI PLASMA LUCUTAN PIJAR KORONA POSITIF PADA KONDISI ATMOSFER DENGAN KONFIGURASI ELEKTRODA TITIK BIDANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAIN SUTRA ALAM (BOMBYX MORI)","authors":"Mahendra Kusuma Nugraha, Zaenul Muhlisin, P. Triadyaksa","doi":"10.31266/at.v34i1.4980","DOIUrl":"https://doi.org/10.31266/at.v34i1.4980","url":null,"abstract":"Eksperimen pembangkitan plasma lucutan pijar korona telah dilakukan dengan menggunakan konfigurasi elektroda titik dan bidang. Kondisi plasma lucutan pijar korona terbentuk secara optimal pada jarak antar elektroda ( d ) setinggi 2,1 cm dan 2,4 cm dan arus saturasi ( I s ) terukur sebesar 0,75 mA dan 1,0 mA. Kondisi tersebut digunakan sebagai dua karakteristik lucutan yang digunakan dalam tahap perlakuan sampel kain sutra alam ( Bombyx mori ). Pengujian sifat mekanis pada sampel kain sutra alam dengan perlakuan plasma menunjukkan nilai ketahanan jebol yang menurun dibandingkan nilai ketahanan jebol pada sampel kain sutra alam tanpa perlakuan. Pengujian kekuatan serap zat cair (akuades) pada sampel kain sutra alam dengan perlakuan plasma menunjukkan nilai rerata waktu serap ( τ ) yang lebih singkat dibandingkan nilai τ pada sampel kain sutra tanpa perlakuan. Pada kedua tahap tersebut, pengoptimalan maksimum dari nilai ketahanan jebol dan daya serap zat cair (akuades) dicapai pada jarak antar elektroda ( d ) setinggi 2,1 cm, arus saturasi ( I s ) sebesar 0,75 mA dan waktu perlakuan selama 30 menit. Pengujian sifat mikroskopik membuktikan bahwa dengan adanya perubahan struktur permukaan pada sampel cukup berpengaruh terhadap nilai ketahanan jebol dan rerata waktu penyerapan zat cair (akuades) yang dimiliki. Hasil pengujian pada tahap ini juga menyatakan bahwa tidak ada penambahan jenis baru dari gugus fungsi terkandung pada sampel kain sutra alam yang diberi perlakuan plasma.","PeriodicalId":305610,"journal":{"name":"Arena Tekstil","volume":"84 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128688383","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Achmad Sjaifudin Tayibnapis, Mulia Hendra, Tony Setiawan, Siti Robiah Adawiyah, M. Moeliono
Telah dilakukan perekayasaan satu prototip mesin benang bulky portabel dengan metode roda gigi crimp yang dipanaskan untuk menghasilkan benang dengan tekstur khusus. Mesin ini diharapkan dapat memproses benang dari serat alam dan serat buatan. Hasil uji pengukuran dimensi mesin berdasarkan ISO/R286 –ISO, System of limit and fit, telah sesuai dengan dimensi perancangannya. Uji performa mesin dari berbagai percobaan dan parameternya menunjukkan bahwa, benang dari serat alam yaitu benang rami dengan ukuran 1 Ne1 didapat bentuk crimp pada suhu 55-600C, tetapi tidak permanen. Di atas suhu tersebut benang akan terbakar, sehingga sulit untuk dilanjutkan. Sedangkan pada benang poliester rangkap 3,4,5 dan 6 berbasis ukuran 40 tex terbentuk crimp permanen pada suhu 80-100 0C. Hasil uji crimp menunjukkan bahwa benang poliester (40 tex x 6) menghasilkan crimp terbanyak yaitu 23,85 crimp/25 cm. Hasil uji kekuatan tarik benang poliester (40 tex x 6) menunjukkan nilai tertinggi yaitu sebesar 32,15 cN/tex. Sementara mulur tertinggi dihasilkan dari benang poliester (40 tex x 3) yaitu sebesar 27,68%. Hasil uji kekuatan tarik pada benang poliester 40 tex rangkap 3, 4, 5, dan 6 menunjukkan hasil kekuatan tarik yang termasuk ke dalam kategori benang poliester low tenacity, dan benang jenis ini dapat digunakan untuk proses perajutan. Namun demikian, hasil sementara pembuatan benang bulky dengan menggunakan prototip mesin ini masih terbatas hanya untuk benang serat buatan berukuran besar. Untuk itu perlu penyempurnaan-penyempurnaan untuk mendapatkan benang-benang yang dapat diproses lebih lanjut menjadi kain, baik melalui proses pertenunan atau perajutan.
经风化,一种便携式凸起纱机的原型机,采用加热滚轮技术,产生一种特殊纹理的纱线。这些机器将能够处理天然纤维和人造纤维的纤维。基于ISO/R286的机器尺寸测量结果——ISO,极限和适配系统,与设计尺寸相匹配。对发动机性能的测试和参数表明,天然纤维中1 Ne1尺寸的亚麻纤维在55-600C温度下可获得crimp形式,但不是永久的。在温度以上的情况下,线程会燃烧,所以很难继续。而在40种全尺寸的聚酯线程中,在80-100摄氏度下形成了永久的crimp。crimp测试结果显示,聚酯(40 tex x 6)的作用最大,是23.85 crimp/25厘米(3英寸)。聚酯强度测试结果(40 tex x 6)显示最高的价值是32.15 cN/tex。最高的卷系是涤纶(40 tex x 3),长度为27.68%。聚酯40卷3、4、5和6卷的强度测试显示,聚酯低电能纱线属于聚酯低电能纱线,这种纱线可以用于装配过程。尽管如此,使用原型机制造凸起的纱线的暂时产量仍然仅限于制造大型人造纤维的纱线。为了达到这个目的,需要完成完成,以获得可以进一步加工成织物的线,无论是通过编织还是编织过程。
{"title":"RANCANG BANGUN PROTOTIP MESIN BENANG BULKY PORTABEL DENGAN METODE RODA GIGI CRIMP","authors":"Achmad Sjaifudin Tayibnapis, Mulia Hendra, Tony Setiawan, Siti Robiah Adawiyah, M. Moeliono","doi":"10.31266/at.v33i2.4392","DOIUrl":"https://doi.org/10.31266/at.v33i2.4392","url":null,"abstract":"Telah dilakukan perekayasaan satu prototip mesin benang bulky portabel dengan metode roda gigi crimp yang dipanaskan untuk menghasilkan benang dengan tekstur khusus. Mesin ini diharapkan dapat memproses benang dari serat alam dan serat buatan. Hasil uji pengukuran dimensi mesin berdasarkan ISO/R286 –ISO, System of limit and fit, telah sesuai dengan dimensi perancangannya. Uji performa mesin dari berbagai percobaan dan parameternya menunjukkan bahwa, benang dari serat alam yaitu benang rami dengan ukuran 1 Ne1 didapat bentuk crimp pada suhu 55-600C, tetapi tidak permanen. Di atas suhu tersebut benang akan terbakar, sehingga sulit untuk dilanjutkan. Sedangkan pada benang poliester rangkap 3,4,5 dan 6 berbasis ukuran 40 tex terbentuk crimp permanen pada suhu 80-100 0C. Hasil uji crimp menunjukkan bahwa benang poliester (40 tex x 6) menghasilkan crimp terbanyak yaitu 23,85 crimp/25 cm. Hasil uji kekuatan tarik benang poliester (40 tex x 6) menunjukkan nilai tertinggi yaitu sebesar 32,15 cN/tex. Sementara mulur tertinggi dihasilkan dari benang poliester (40 tex x 3) yaitu sebesar 27,68%. Hasil uji kekuatan tarik pada benang poliester 40 tex rangkap 3, 4, 5, dan 6 menunjukkan hasil kekuatan tarik yang termasuk ke dalam kategori benang poliester low tenacity, dan benang jenis ini dapat digunakan untuk proses perajutan. Namun demikian, hasil sementara pembuatan benang bulky dengan menggunakan prototip mesin ini masih terbatas hanya untuk benang serat buatan berukuran besar. Untuk itu perlu penyempurnaan-penyempurnaan untuk mendapatkan benang-benang yang dapat diproses lebih lanjut menjadi kain, baik melalui proses pertenunan atau perajutan.","PeriodicalId":305610,"journal":{"name":"Arena Tekstil","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130063851","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Zaenul Muhlisin, W. Permatasari, Fajar Arianto, Achmad Sjaifudin Tayibnapis, P. Triadyaksa
Penelitian tentang teknologi plasma pada kondisi atmosfer telah dilakukan untuk mengembangkan industri tekstil. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karakteristik plasma dengan maupun tanpa penempatan kain polyester grey diantara dua elektroda serta mendapatkan karakteristik serapan tetes air pada kain polyester grey setelah diiradiasi menggunakan plasma. Plasma dibangkitkan dengan mengggunakan reaktor berkonfigurasi elektroda multititik-bidang menggunakan elektroda titik sebanyak 100. Elektroda titik tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi DC dan berperilaku sebagai anoda dengan elektroda bidang sebagai katoda. Jarak antar elektroda titik ditetapkan sebesar 1,3 cm yang dikonfigurasi pada 10 baris dan 10 kolom. Kain polyester grey yang diiradiasi berukuran (10x10) cm2 dan diletakkan pada elektroda bidang. Dalam proses iradiasi, jarak antar elektroda diatur pada jarak 0,9 cm hingga 3,6 cm dengan tiap kenaikan jarak sebesar 0,3 cm. Mobilitas ion dalam proses iradiasi ditentukan dengan menggunakan karakteristik arus – tegangan dari pembangkitan plasma. Proses iradiasi plasma pada kain polyester grey ditetapkan selama 5 menit hingga 35 menit dengan tiap kenaikan durasi selama 5 menit. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa semakin besar jarak antara elektroda mengakibatkan besar arus pembangkitan plasma semakin kecil. Akar arus sebagai fungsi terhadap tegangan merupakan persamaan garis lurus sehingga nilai mobilitas ion dapat ditentukan dengan pendekatan persamaan Robinson. Perhitungan mobilitas ion tanpa kain diantara elektroda menunjukkan nilai 30,07 cm2/Vs pada jarak antar elektroda 0,9 cm dengan trend menurun hingga 4,32 cm2/Vs seiring pertambahan jarak antar elektroda. Sedangkan perhitungan mobilitas ion dengan menempatkan kain polyester grey pada elektroda menunjukkan nilai 10,25 cm2/Vs pada jarak antar elektroda 2,1 cm dengan trend yang juga menurun hingga 3,39 cm2/Vs seiring pertambahan jarak antar elektroda. Karakteristik kain polyester grey mengalami perubahan berupa penyerapan tetes air yang semakin cepat hingga 1,2 detik dimana sebelum diiradiasi terukur selama sebesar 15 detik.
{"title":"KARAKTERISASI REAKTOR PLASMA BERARUS POSITIF KONFIGURASI ELEKTRODA MULTITITIK-BIDANG DAN PENERAPANNYA PADA KAIN POLYESTER GREY","authors":"Zaenul Muhlisin, W. Permatasari, Fajar Arianto, Achmad Sjaifudin Tayibnapis, P. Triadyaksa","doi":"10.31266/AT.V33I2.4391","DOIUrl":"https://doi.org/10.31266/AT.V33I2.4391","url":null,"abstract":"Penelitian tentang teknologi plasma pada kondisi atmosfer telah dilakukan untuk mengembangkan industri tekstil. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karakteristik plasma dengan maupun tanpa penempatan kain polyester grey diantara dua elektroda serta mendapatkan karakteristik serapan tetes air pada kain polyester grey setelah diiradiasi menggunakan plasma. Plasma dibangkitkan dengan mengggunakan reaktor berkonfigurasi elektroda multititik-bidang menggunakan elektroda titik sebanyak 100. Elektroda titik tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi DC dan berperilaku sebagai anoda dengan elektroda bidang sebagai katoda. Jarak antar elektroda titik ditetapkan sebesar 1,3 cm yang dikonfigurasi pada 10 baris dan 10 kolom. Kain polyester grey yang diiradiasi berukuran (10x10) cm2 dan diletakkan pada elektroda bidang. Dalam proses iradiasi, jarak antar elektroda diatur pada jarak 0,9 cm hingga 3,6 cm dengan tiap kenaikan jarak sebesar 0,3 cm. Mobilitas ion dalam proses iradiasi ditentukan dengan menggunakan karakteristik arus – tegangan dari pembangkitan plasma. Proses iradiasi plasma pada kain polyester grey ditetapkan selama 5 menit hingga 35 menit dengan tiap kenaikan durasi selama 5 menit. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa semakin besar jarak antara elektroda mengakibatkan besar arus pembangkitan plasma semakin kecil. Akar arus sebagai fungsi terhadap tegangan merupakan persamaan garis lurus sehingga nilai mobilitas ion dapat ditentukan dengan pendekatan persamaan Robinson. Perhitungan mobilitas ion tanpa kain diantara elektroda menunjukkan nilai 30,07 cm2/Vs pada jarak antar elektroda 0,9 cm dengan trend menurun hingga 4,32 cm2/Vs seiring pertambahan jarak antar elektroda. Sedangkan perhitungan mobilitas ion dengan menempatkan kain polyester grey pada elektroda menunjukkan nilai 10,25 cm2/Vs pada jarak antar elektroda 2,1 cm dengan trend yang juga menurun hingga 3,39 cm2/Vs seiring pertambahan jarak antar elektroda. Karakteristik kain polyester grey mengalami perubahan berupa penyerapan tetes air yang semakin cepat hingga 1,2 detik dimana sebelum diiradiasi terukur selama sebesar 15 detik.","PeriodicalId":305610,"journal":{"name":"Arena Tekstil","volume":"91 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113994496","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
D. Sugiyana, Wulan Septiani, A. S. Mulyawan, T. Wahyudi
Development of textile as a roof with durability against ultraviolet/UV radiation can be achieved through the application of ZnO nanoparticles as UV absorber. Immobilization of ZnO nanoparticles onto cotton roof fabric using modified pad-dry-cure method and evaluation of its durability under ultraviolet irradiation was carried out in this research. Research methods including preparation of ZnO nanoparticles suspension and padding process using pad-dry-cure machine with modification of padding-drying multiplied process cycle up to 2 cycles. Evaluation and testing have been done upon durability of nanoparticles attachment on fabric and tensile strength of fabric after UV irradiation. Homogenous ZnO nanoparticle distribution on fabric surface has been obtained by using PVA concentration of 10%. Rain shower test shows that the fabric treated with modified method has higher water rejection performance than that of fabric treated with conventional method, as well as has good durability of attachment. After 5 hrs of UV irradiation, reduction of tensile strength in fabric treated with modified method were found only 1.2% and 1.5% for warp and weft directions respectively, lower than that of fabric treated with conventional method with 1.4% and 1.7% of respective reduction in warp and weft directions
{"title":"DEVELOPMENT OF TEXTILE FOR ANTI ULTRAVIOLET ROOF THROUGH APPLICATION OF ZnO NANOPARTICLE USING THE MODIFIED PADDING METHOD","authors":"D. Sugiyana, Wulan Septiani, A. S. Mulyawan, T. Wahyudi","doi":"10.31266/AT.V33I2.4270","DOIUrl":"https://doi.org/10.31266/AT.V33I2.4270","url":null,"abstract":"Development of textile as a roof with durability against ultraviolet/UV radiation can be achieved through the application of ZnO nanoparticles as UV absorber. Immobilization of ZnO nanoparticles onto cotton roof fabric using modified pad-dry-cure method and evaluation of its durability under ultraviolet irradiation was carried out in this research. Research methods including preparation of ZnO nanoparticles suspension and padding process using pad-dry-cure machine with modification of padding-drying multiplied process cycle up to 2 cycles. Evaluation and testing have been done upon durability of nanoparticles attachment on fabric and tensile strength of fabric after UV irradiation. Homogenous ZnO nanoparticle distribution on fabric surface has been obtained by using PVA concentration of 10%. Rain shower test shows that the fabric treated with modified method has higher water rejection performance than that of fabric treated with conventional method, as well as has good durability of attachment. After 5 hrs of UV irradiation, reduction of tensile strength in fabric treated with modified method were found only 1.2% and 1.5% for warp and weft directions respectively, lower than that of fabric treated with conventional method with 1.4% and 1.7% of respective reduction in warp and weft directions","PeriodicalId":305610,"journal":{"name":"Arena Tekstil","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128180930","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Zaenul Muhlisin, Dhyan Prastiwi, F. Ariyanto, Achmad Sjaifudin Tayibnapis, P. Triadyaksa
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa daerah kerja plasma korona pada kondisi atmosfer dalam pembangkitan partikel - partikel ion negatif guna memperoleh nilai mobilitas ion rerata pembawa muatannya. Karakteristik ini dilakukan dengan menggunakan sampel kain polyester grey dan tanpa kain sebagai pembanding. Lebih lanjut, penelitian ini juga menganalisa karakteristik kain polyester grey setelah diiradiasi dengan plasma korona negatif. Penelitian ini menggunakan reaktor plasma berarus negatif yang tersusun atas elektroda multi titik dan elektroda bidang. Elektroda titik berdiameter 0,5 mm sebanyak 100 titik dengan jarak tiap titik 1,3 cm dan elektroda bidang berukuran 25 x 25 cm2. Sampel kain tenun berbahan Polyester Grey berukuran 10 x 10 cm2 diiradasi pada elektroda bidang. Daerah kerja plasma korona negatif pada kondisi atmosfer dianalisa melalui karakteristik arus-tegangan pada variasi jarak antara elektroda mulai 0,9 cm hingga 3,6 cm dengan beda potensial pembangkitan plasma antara 0 – 4 kV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat arus listik meningkat bersamaan dengan penambahan beda potensial serta penempatan kain polyester grey pada elektroda bidang cenderung menurunkan arus listrik dari plasma korona negatif. Nilai mobilitas ion yang dihasilkan menunjukan semakin kecilnya mobilitas ion yang dihasilkan saat jarak antar elektroda (d) semakin jauh. Hasil pengujian tetes cairan pada kain polyester grey setelah iradiasi menunjukkan adanya perubahan sifat fisis kain. Pada jarak antar elektroda multi titik dan bidang sebesar 2,1 cm dengan lama peradiasian 35 menit, hasil dominan kecepatan waktu serap rerata kain diperoleh sebesar 1,06 detik dimana sebelum iradiasi melebihi 17 detik.
{"title":"PENGARUH DEPOSISI PARTIKEL-PARTIKEL ION NEGATIF PADA KONDISI ATMOSFER TERHADAP KAIN POLYESTER GREY","authors":"Zaenul Muhlisin, Dhyan Prastiwi, F. Ariyanto, Achmad Sjaifudin Tayibnapis, P. Triadyaksa","doi":"10.31266/AT.V33I2.4001","DOIUrl":"https://doi.org/10.31266/AT.V33I2.4001","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa daerah kerja plasma korona pada kondisi atmosfer dalam pembangkitan partikel - partikel ion negatif guna memperoleh nilai mobilitas ion rerata pembawa muatannya. Karakteristik ini dilakukan dengan menggunakan sampel kain polyester grey dan tanpa kain sebagai pembanding. Lebih lanjut, penelitian ini juga menganalisa karakteristik kain polyester grey setelah diiradiasi dengan plasma korona negatif. Penelitian ini menggunakan reaktor plasma berarus negatif yang tersusun atas elektroda multi titik dan elektroda bidang. Elektroda titik berdiameter 0,5 mm sebanyak 100 titik dengan jarak tiap titik 1,3 cm dan elektroda bidang berukuran 25 x 25 cm2. Sampel kain tenun berbahan Polyester Grey berukuran 10 x 10 cm2 diiradasi pada elektroda bidang. Daerah kerja plasma korona negatif pada kondisi atmosfer dianalisa melalui karakteristik arus-tegangan pada variasi jarak antara elektroda mulai 0,9 cm hingga 3,6 cm dengan beda potensial pembangkitan plasma antara 0 – 4 kV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat arus listik meningkat bersamaan dengan penambahan beda potensial serta penempatan kain polyester grey pada elektroda bidang cenderung menurunkan arus listrik dari plasma korona negatif. Nilai mobilitas ion yang dihasilkan menunjukan semakin kecilnya mobilitas ion yang dihasilkan saat jarak antar elektroda (d) semakin jauh. Hasil pengujian tetes cairan pada kain polyester grey setelah iradiasi menunjukkan adanya perubahan sifat fisis kain. Pada jarak antar elektroda multi titik dan bidang sebesar 2,1 cm dengan lama peradiasian 35 menit, hasil dominan kecepatan waktu serap rerata kain diperoleh sebesar 1,06 detik dimana sebelum iradiasi melebihi 17 detik.","PeriodicalId":305610,"journal":{"name":"Arena Tekstil","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127924962","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Stitch per inch is defined as the one of many quality parameters which evaluated in the garment industry. The strength of the stitch will be determined by stitch per inch, both on the clothes and fabrics. Conventionally, stitch per inch determined by using a traditionaly visual method. Many researchers have been developed the image processing technology which applied into various textile fields. In this reserach, it has been developed a new method and a new software which could determine stitch per inch on fabrics using the image processing techniques. Stitch per inch measurement has been done using the box counting method (pixel) on image processing software. Stitch per inch in several fabrics (with different color and structures) has been measured, which shows that the value of the each methods are equal
{"title":"STITCH PER INCH MEASUREMENT USING IMAGE PROCESSING TECHNIQUES","authors":"A. Wijayono, V. G. V. Putra","doi":"10.31266/AT.V33I2.3571","DOIUrl":"https://doi.org/10.31266/AT.V33I2.3571","url":null,"abstract":"Stitch per inch is defined as the one of many quality parameters which evaluated in the garment industry. The strength of the stitch will be determined by stitch per inch, both on the clothes and fabrics. Conventionally, stitch per inch determined by using a traditionaly visual method. Many researchers have been developed the image processing technology which applied into various textile fields. In this reserach, it has been developed a new method and a new software which could determine stitch per inch on fabrics using the image processing techniques. Stitch per inch measurement has been done using the box counting method (pixel) on image processing software. Stitch per inch in several fabrics (with different color and structures) has been measured, which shows that the value of the each methods are equal","PeriodicalId":305610,"journal":{"name":"Arena Tekstil","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129318072","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}