Soleh Wahyudi, S. Soepriyanto, Satrio Panji Anggolo
Dalam penelitian ini dipelajari tentang pengaruh rasio konsentrasi nikel sulfat (NiSO4) dengan nikel klorida (NiCl2) serta rapat arus terhadap efisiensi arus pada sintesis serbuk nikel dengan metode elektrolisis. Proses elektrolisis serbuk nikel dilakukan dengan menggunakan nikel murni sebagai anoda dan stainless steel 316L sebagai katoda, waktu proses elektrolisis selama 5 menit dan suhu elektrolit 25꙳C. Parameter yang divariasikan adalah rasio konsentrasi NiSO4/NiCl2 dan rapat arus. Variasi rasio konsentrasi NiSO4/NiCl2 adalah NiSO4; 19:1; 9:1; 1:1 dan 1:9 dengan konsentrasi ion nikel dalam larutan dibuat tetap sebesar 1,2 M. Sedangkan variasi rapat arusnya adalah 0,5; 0,6; 0,7 dan 0,8 A/cm2. Serbuk yang mengendap di permukaan katoda di-scrapping lalu dibilas dengan aquades dan dikeringkan pada suhu 100꙳C dalam atmosfir udara. Serbuk yang dihasilkan diuji Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengetahui morfologi dan ukuran partikel serbuk, Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS) untuk mengetahui komposisi unsur serbuk dan X-Ray Diffraction (XRD) untuk mengetahui senyawa serbuk. Efisiensi arus terbesar sebesar 83,36% diperoleh pada kondisi rasio konsentrasi NiSO4/NiCl2 sebesar 9:1. Pada kondisi tersebut dihasilkan serbuk nikel dengan bentuk angular dan memiliki ukuran partikel rata-rata sebesar 1,95 μm.
{"title":"Studi Pengaruh Rasio Konsentrasi Nikel Sulfat/Nikel Klorida dan Rapat Arus Terhadap Efisiensi Arus pada Sintesitas Serbuk Nikel dengan Metode Elektrolisis","authors":"Soleh Wahyudi, S. Soepriyanto, Satrio Panji Anggolo","doi":"10.36870/jvti.v4i2.307","DOIUrl":"https://doi.org/10.36870/jvti.v4i2.307","url":null,"abstract":"Dalam penelitian ini dipelajari tentang pengaruh rasio konsentrasi nikel sulfat (NiSO4) dengan nikel klorida (NiCl2) serta rapat arus terhadap efisiensi arus pada sintesis serbuk nikel dengan metode elektrolisis. Proses elektrolisis serbuk nikel dilakukan dengan menggunakan nikel murni sebagai anoda dan stainless steel 316L sebagai katoda, waktu proses elektrolisis selama 5 menit dan suhu elektrolit 25꙳C. Parameter yang divariasikan adalah rasio konsentrasi NiSO4/NiCl2 dan rapat arus. Variasi rasio konsentrasi NiSO4/NiCl2 adalah NiSO4; 19:1; 9:1; 1:1 dan 1:9 dengan konsentrasi ion nikel dalam larutan dibuat tetap sebesar 1,2 M. Sedangkan variasi rapat arusnya adalah 0,5; 0,6; 0,7 dan 0,8 A/cm2. Serbuk yang mengendap di permukaan katoda di-scrapping lalu dibilas dengan aquades dan dikeringkan pada suhu 100꙳C dalam atmosfir udara. Serbuk yang dihasilkan diuji Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengetahui morfologi dan ukuran partikel serbuk, Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS) untuk mengetahui komposisi unsur serbuk dan X-Ray Diffraction (XRD) untuk mengetahui senyawa serbuk. Efisiensi arus terbesar sebesar 83,36% diperoleh pada kondisi rasio konsentrasi NiSO4/NiCl2 sebesar 9:1. Pada kondisi tersebut dihasilkan serbuk nikel dengan bentuk angular dan memiliki ukuran partikel rata-rata sebesar 1,95 μm.","PeriodicalId":309113,"journal":{"name":"JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI)","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126585144","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ketidakseimbangan beban listrik 3φ, 50Hz, 380/220 V dari pasokan transformator dapat menyebabkan penurunan kinerja transformator, gangguan pada setiap penghantar fasa (R, S, T), dan timbulnya arus mengalir pada penghantar netral (Arus Netral) dan penghantar tanah (Arus Grounding). Arus yang mengalir pada penghantar netral dan grounding menyebabkan kerugian (losses) biaya arus netral dan arus grounding, sedangkan ketidakseimbangan beban pada setiap fasanya dapat menyebabkan kerugian biaya arus fasa dari transformator menuju beban. Penelitian ini adalah mengkaji seberapa besar kerugian akibat ketidakseimbangan beban dan kerugian kualitas (Quality Loss Function) pada jaringan listrik dari transformator ke beban. Metode yang digunakan untuk menentukan kerugian kualitas listrik pada ketidakseimbangan beban adalah Taguchi Loss Function, perhitungan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui besar kerugian kualitas dengan adanya arus yang mengalir akibat ketidakseimbangan beban. Diperoleh besara biaya kerugian kualitas akibat ketidakseimbangan beban adalah Rp 97.690.717,31 per tahun dan total besar biaya kerugian (losses) listrik adalah Rp 104.729.414,40 per tahun
电荷3φ,50Hz, 380/220 V失衡会导致不佳、变压器,变压器供应的紊乱期每肢(R, S, T),导致电流流动于肢中立(电流)中立,肢(接地电流)的土地。在中性导体和基座上流动的电流造成中性导体和基座电流的损失,而在每个工轴上的负载失衡可能导致从变压器到负载的相位成本损失。这项研究是研究从变压器到负载网络的高失衡和高质量功能损失的结果。至于在负载失衡中决定电力质量损失的方法是Taguchi Loss Function,这个计算是为了确定负载失衡产生的高质量损失。由重量失衡造成的高质量损失总额为97,690,717.31卢比,电力损失总额为每年10万479,414.40卢比
{"title":"Taguchi Loss Function Pada Ketidakseimbangan Beban Transformator 3 Phasa (Studi Kasus Transformator 3 Phase PT Smart Tbk)","authors":"Deni Rachmat","doi":"10.36870/jvti.v3i2.246","DOIUrl":"https://doi.org/10.36870/jvti.v3i2.246","url":null,"abstract":"Ketidakseimbangan beban listrik 3φ, 50Hz, 380/220 V dari pasokan transformator dapat menyebabkan penurunan kinerja transformator, gangguan pada setiap penghantar fasa (R, S, T), dan timbulnya arus mengalir pada penghantar netral (Arus Netral) dan penghantar tanah (Arus Grounding). Arus yang mengalir pada penghantar netral dan grounding menyebabkan kerugian (losses) biaya arus netral dan arus grounding, sedangkan ketidakseimbangan beban pada setiap fasanya dapat menyebabkan kerugian biaya arus fasa dari transformator menuju beban. Penelitian ini adalah mengkaji seberapa besar kerugian akibat ketidakseimbangan beban dan kerugian kualitas (Quality Loss Function) pada jaringan listrik dari transformator ke beban. Metode yang digunakan untuk menentukan kerugian kualitas listrik pada ketidakseimbangan beban adalah Taguchi Loss Function, perhitungan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui besar kerugian kualitas dengan adanya arus yang mengalir akibat ketidakseimbangan beban. Diperoleh besara biaya kerugian kualitas akibat ketidakseimbangan beban adalah Rp 97.690.717,31 per tahun dan total besar biaya kerugian (losses) listrik adalah Rp 104.729.414,40 per tahun","PeriodicalId":309113,"journal":{"name":"JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI)","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121887373","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian dengan judul “Optimasi Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida Terhadap Kualitas Pulp di EOP Stage” bertujuan untuk mengetahui dosis optimal yang memenuhi standar kualitas EOP Stage. Proses pemutihan di EOP (Ektraksi Oksidasi Peroksida) Stage merupakan proses pemutihan pulp dengan menggunakan bahan kimia yaitu H2O2. Parameter yang digunakan yaitu kappa number, viscosity, dan brightness. Pulp di bleaching menggunakan 5 variasi dosis yaitu 0,3 ml H2O2, 0,4 ml H2O2, 0,6 ml H2O2, 0,7 ml H2O2 dan 0,9 ml H2O2. Dari semua variasi dilakukan disimpulkan bahwa dosis yang optimal untuk menghasilkan kualitas pulp yang baik adalah 0,6 ml dan 0,7 ml dengan hasil nilai kappa number untuk 0,6 ml H2O2 adalah 1,3 dan 1,4 dan dosis 0,7 ml H2O2 adalah 1,14 dan 1,2. Lalu viscosity dari 0,6 ml H2O2 adalah 708 cm3/g dan 713 cm3/g sedangkan pada dosis 0,7 ml H2O2 adalah 703 cm3/g dan 707 cm3/g. Kemudian brightness dari 0,6 ml H2O2 adalah 79,62% dan 79,45% sedangkan pada dosis 0,7 ml H2O2 adalah 80,73% dan 80,12%.
{"title":"Optimasi Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida Terhadap Kualitas Pulp Di EOP Stage","authors":"Rachma Apriani","doi":"10.36870/jvti.v3i2.249","DOIUrl":"https://doi.org/10.36870/jvti.v3i2.249","url":null,"abstract":"Penelitian dengan judul “Optimasi Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida Terhadap Kualitas Pulp di EOP Stage” bertujuan untuk mengetahui dosis optimal yang memenuhi standar kualitas EOP Stage. Proses pemutihan di EOP (Ektraksi Oksidasi Peroksida) Stage merupakan proses pemutihan pulp dengan menggunakan bahan kimia yaitu H2O2. Parameter yang digunakan yaitu kappa number, viscosity, dan brightness. Pulp di bleaching menggunakan 5 variasi dosis yaitu 0,3 ml H2O2, 0,4 ml H2O2, 0,6 ml H2O2, 0,7 ml H2O2 dan 0,9 ml H2O2. Dari semua variasi dilakukan disimpulkan bahwa dosis yang optimal untuk menghasilkan kualitas pulp yang baik adalah 0,6 ml dan 0,7 ml dengan hasil nilai kappa number untuk 0,6 ml H2O2 adalah 1,3 dan 1,4 dan dosis 0,7 ml H2O2 adalah 1,14 dan 1,2. Lalu viscosity dari 0,6 ml H2O2 adalah 708 cm3/g dan 713 cm3/g sedangkan pada dosis 0,7 ml H2O2 adalah 703 cm3/g dan 707 cm3/g. Kemudian brightness dari 0,6 ml H2O2 adalah 79,62% dan 79,45% sedangkan pada dosis 0,7 ml H2O2 adalah 80,73% dan 80,12%.","PeriodicalId":309113,"journal":{"name":"JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128949046","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kernel Storage Bin (KSB) merupakan tangki penyimpan sementara kernel produksi di Stasiun Nut and Kernel yang terletak di atas. Proses pengiriman kernel produksi menuju KSB menggunakan konveyor Dry Kernel Distributing dan konveyor Cross Dry Kernel. Persoalan yang sering terjadi adalah kernel pada KSB mengalami penuh dan terjadi penumpukan kernel pada konveyor. Penyebab hal ini, karena operator tidak mengetahui kondisi kernel pada tanki KSB yang sudah terisi penuh, serta kernel berisiko tumpah jatuh ke lantai bagian bawah KSB. Atas dasar ini, perlu dibuat alat indikator di KSB untuk meminimalkan terjadinya penumpukan kernel saat KSB penuh dan mencegah terjadinya kerusakan konveyor, serta memudahkan operator mengontrol pengisian kernel di KSB. Metode penelitian menggunakan observasi langsung dalam mengidentifikasi penyebab masalah dengan metode Root Cause Analysis (RCA) dengan alat bantu diagram Ishikawa guna memperoleh akar persoalan beserta solusi yang diberikan. Alat indikator dibuat menggunakan sensor limit switch yang terhubung dengan bandul level dan panel indikator. Alat ini mampu bekerja baik dengan penanda visual dalam bentuk lampu indikator, serta penanda audio dalam bentuk suara sirine. Lampu indikator berwarna hijau akan menyala ketika tumpukan kernel di KSB masih dalam kondisi rendah (low), dan lampu indikator akan berwarna merah, serta sirine menyala ketika tumpukan kernel di KSB penuh (high). Taksiran total jumlah berat rata–rata kernel yang tertampung pada KSB-1 saat kondisi penuh adalah 85,50 ton, sedangkan pada KSB-2 adalah 90,89 ton dan KSB-3 adalah 62,75 ton. Pengujian putaran reverse otomatis motor listrik pada konveyor Dry Kernel Distributing saat KSB nomor-1, 2 dan 3 kondisi penuh memberikan hasil kinerja yang baik. Pemasangan alat indikator (berbasis visual dan audio) memberikan hasil kernel tidak mengalami penumpukan lagi di KSB. Kernel yang tidak menumpuk akan mengurangi kerusakan konveyor Cross Dry Kernel, serta memudahkan operator mengontrol penyimpanan kernel produksi.
{"title":"Perancangan dan Pembuatan Indikator Volume Kernel di Kernel Storage Bin pada Stasiun Nut and Kernel Pabrik Kelapa Sawit","authors":"Idad Syaeful Haq","doi":"10.36870/jvti.v3i2.241","DOIUrl":"https://doi.org/10.36870/jvti.v3i2.241","url":null,"abstract":"Kernel Storage Bin (KSB) merupakan tangki penyimpan sementara kernel produksi di Stasiun Nut and Kernel yang terletak di atas. Proses pengiriman kernel produksi menuju KSB menggunakan konveyor Dry Kernel Distributing dan konveyor Cross Dry Kernel. Persoalan yang sering terjadi adalah kernel pada KSB mengalami penuh dan terjadi penumpukan kernel pada konveyor. Penyebab hal ini, karena operator tidak mengetahui kondisi kernel pada tanki KSB yang sudah terisi penuh, serta kernel berisiko tumpah jatuh ke lantai bagian bawah KSB. Atas dasar ini, perlu dibuat alat indikator di KSB untuk meminimalkan terjadinya penumpukan kernel saat KSB penuh dan mencegah terjadinya kerusakan konveyor, serta memudahkan operator mengontrol pengisian kernel di KSB. Metode penelitian menggunakan observasi langsung dalam mengidentifikasi penyebab masalah dengan metode Root Cause Analysis (RCA) dengan alat bantu diagram Ishikawa guna memperoleh akar persoalan beserta solusi yang diberikan. Alat indikator dibuat menggunakan sensor limit switch yang terhubung dengan bandul level dan panel indikator. Alat ini mampu bekerja baik dengan penanda visual dalam bentuk lampu indikator, serta penanda audio dalam bentuk suara sirine. Lampu indikator berwarna hijau akan menyala ketika tumpukan kernel di KSB masih dalam kondisi rendah (low), dan lampu indikator akan berwarna merah, serta sirine menyala ketika tumpukan kernel di KSB penuh (high). Taksiran total jumlah berat rata–rata kernel yang tertampung pada KSB-1 saat kondisi penuh adalah 85,50 ton, sedangkan pada KSB-2 adalah 90,89 ton dan KSB-3 adalah 62,75 ton. Pengujian putaran reverse otomatis motor listrik pada konveyor Dry Kernel Distributing saat KSB nomor-1, 2 dan 3 kondisi penuh memberikan hasil kinerja yang baik. Pemasangan alat indikator (berbasis visual dan audio) memberikan hasil kernel tidak mengalami penumpukan lagi di KSB. Kernel yang tidak menumpuk akan mengurangi kerusakan konveyor Cross Dry Kernel, serta memudahkan operator mengontrol penyimpanan kernel produksi.","PeriodicalId":309113,"journal":{"name":"JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI)","volume":"155 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132200094","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Objectives: This study analyses the implementation of an environmental management system based on the ISO 14001 standard, which can support corporate sustainability performance in the pulp and paper manufacturing industry in Indonesia. This study discusses the results of previous researchers related to the implementation of environmental management systems in supporting the achievement of corporate sustainability performance. Research Methodology: The research method used is a case study approach in five organizations from three pulp and paper manufacturing companies in Indonesia that have implemented environmental management systems. Collecting data through a questionnaire completed by representatives from organizations across the companies studied. Findings: Management commitment and implementation of internal audits that focus on environmental management and activities are the main factors contributing to the achievement of environmental performance. Meanwhile, the achievement of environmental performance is influence by employees' increased competence in the environmental field, programs to reduce energy consumption, and hazardous and toxic waste. Practical implications: The implementation of an environmental management system supported by an increase in environmental performance can improve the company's reputation, process efficiency and compliance with environmental regulations and requirements, that three things contribute to company performance, especially in the pulp and paper manufacturing industry. Novelty: This research contributes to the concept of a strong relationship between the implementation of environmental management systems and environmental performance in supporting the achievement of corporate sustainability performance, especially in the pulp and paper manufacturing industry in Indonesia.
{"title":"Implementation of Environmental Management System (ISO 14001) in Supporting the Achievement of Corporate Sustainability Performance in the Pulp and Paper Manufacturing Industry in Indonesia","authors":"E. -","doi":"10.36870/jvti.v3i2.242","DOIUrl":"https://doi.org/10.36870/jvti.v3i2.242","url":null,"abstract":"Objectives: This study analyses the implementation of an environmental management system based on the ISO 14001 standard, which can support corporate sustainability performance in the pulp and paper manufacturing industry in Indonesia. This study discusses the results of previous researchers related to the implementation of environmental management systems in supporting the achievement of corporate sustainability performance. Research Methodology: The research method used is a case study approach in five organizations from three pulp and paper manufacturing companies in Indonesia that have implemented environmental management systems. Collecting data through a questionnaire completed by representatives from organizations across the companies studied. Findings: Management commitment and implementation of internal audits that focus on environmental management and activities are the main factors contributing to the achievement of environmental performance. Meanwhile, the achievement of environmental performance is influence by employees' increased competence in the environmental field, programs to reduce energy consumption, and hazardous and toxic waste. Practical implications: The implementation of an environmental management system supported by an increase in environmental performance can improve the company's reputation, process efficiency and compliance with environmental regulations and requirements, that three things contribute to company performance, especially in the pulp and paper manufacturing industry. Novelty: This research contributes to the concept of a strong relationship between the implementation of environmental management systems and environmental performance in supporting the achievement of corporate sustainability performance, especially in the pulp and paper manufacturing industry in Indonesia.","PeriodicalId":309113,"journal":{"name":"JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI)","volume":"148 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122984841","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Motor listrik merupakan salah satu instrumen yang memegang peranan penting dalam mengendalikan pergerakan mesin-mesin produksi di Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Pada PKS Sungai Bengkal Jambi, proses penggantian atau rekondisi sebuah motor listrik dengan daya 60 HP akibat overheat (terbakar) memerlukan waktu lebih dari 1 (satu) bulan. Untuk menanggulangi hal tersebut, dirancang suatu sistem kontrol tertutup yang terdiri dari sensor, indikator, kontroler, dan aktuator. Sistem dibuat dengan menggunakan sensor IC LM35 untuk mendeteksi temperatur bagian dalam motor listrik. Informasi temperatur dari sensor tersebut diterima dan diolah oleh mikrokontroler yang diprogram untuk merespon perubahan temperatur dan memberikan feedback dengan melakukan trip pada motor listrik saat temperatur operasi melebihi set point yang telah ditentukan. Setelah loop selesai, sistem akan mengaktifkan kembali motor listrik saat temperatur operasi sudah kembali normal. Feedback yang diberikan juga digunakan sebagai sistem peringatan dini (early warning system dengan menambahkan lampu indikator dan sirine pada sistem. Selain itu, mikrokontroler diprogram untuk mengkonversi perubahan temperatur dari sensor untuk diolah menjadi keluaran data digital. Semua data tersimpan dalam data logger (perekam data) dan ditampilkan secara langsung pada sevent segment display. Untuk menguji akurasi sistem, telah dilakukan pengambilan data temperatur sebanyak 30 kali melalui data logger. dan didapatkan nilai standar deviasi sebesar 0,77% dengan rentang sebesar 0,71 °C. Perbedaan hasil pengukuran jika dibandingkan dengan Termolaser adalah sebesar 0,013%.
{"title":"Perancangan Real Time Monitoring Temperatur Berbasis Mikrokontroler Untuk Sistem Trip Otomatis Motor Listrik 3 (Tiga) Fasa Fibre Cyclone di Pabrik Kelapa Sawit Sungai Bengkal Jambi","authors":"Hanifadinna Hanifadinna","doi":"10.36870/jvti.v3i2.248","DOIUrl":"https://doi.org/10.36870/jvti.v3i2.248","url":null,"abstract":"Motor listrik merupakan salah satu instrumen yang memegang peranan penting dalam mengendalikan pergerakan mesin-mesin produksi di Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Pada PKS Sungai Bengkal Jambi, proses penggantian atau rekondisi sebuah motor listrik dengan daya 60 HP akibat overheat (terbakar) memerlukan waktu lebih dari 1 (satu) bulan. Untuk menanggulangi hal tersebut, dirancang suatu sistem kontrol tertutup yang terdiri dari sensor, indikator, kontroler, dan aktuator. Sistem dibuat dengan menggunakan sensor IC LM35 untuk mendeteksi temperatur bagian dalam motor listrik. Informasi temperatur dari sensor tersebut diterima dan diolah oleh mikrokontroler yang diprogram untuk merespon perubahan temperatur dan memberikan feedback dengan melakukan trip pada motor listrik saat temperatur operasi melebihi set point yang telah ditentukan. Setelah loop selesai, sistem akan mengaktifkan kembali motor listrik saat temperatur operasi sudah kembali normal. Feedback yang diberikan juga digunakan sebagai sistem peringatan dini (early warning system dengan menambahkan lampu indikator dan sirine pada sistem. Selain itu, mikrokontroler diprogram untuk mengkonversi perubahan temperatur dari sensor untuk diolah menjadi keluaran data digital. Semua data tersimpan dalam data logger (perekam data) dan ditampilkan secara langsung pada sevent segment display. Untuk menguji akurasi sistem, telah dilakukan pengambilan data temperatur sebanyak 30 kali melalui data logger. dan didapatkan nilai standar deviasi sebesar 0,77% dengan rentang sebesar 0,71 °C. Perbedaan hasil pengukuran jika dibandingkan dengan Termolaser adalah sebesar 0,013%.","PeriodicalId":309113,"journal":{"name":"JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI)","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122992208","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di Indonesia. Proses yang terjadi pada tanaman tebu dapat disederhanakan melalui model simulasi. Model simulasi digunakan untuk melihat pengaruh unsur cuaca dan pupuk terhadap perkembangan, pertumbuhan, dan poduktivitas tanaman. Dalam pemupukan yang perlu diperhatikan adalah efisiensi pemupukan. Kekurangan nitrogen akan menyebabkan tumbuhan tidak tumbuh secara optimum, sedangkan kelebihan nitrogen selain menghambat pertumbuhan tanaman juga akan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Jika nitrogen yang diserap dari tanah ke tanaman jumlahnya lebih kecil dari pada jumlah kebutuhan nitrogen tanamannya maka sebaiknya tanaman tersebut ditambahkan unsur hara nitrogen. Tahapan kegiatan penelitian terdiri atas 4 tahap yaitu penyusunan konsep model, penentuan nilai peubah dan parameter, input model, penyusunan model simulasi. Interaksi unsur cuaca yaitu curah hujan sangat menetukan kandungan air tanah yang yang berkaitan erat dengan proses mineralisasi (amonifikasi dan nitrifikasi) yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil produksi tanaman tebu. Curah hujan merupakan merupakan faktor yang mempengaruhi perubahan nitrogen dalam tanah. Model simulasi nitrogen ini dapat digunakan untuk menjelaskan proses perubahan nitrogen pada tanah dan tanaman tebu pada tingkat satu kali pemupukan standar. Pada tingkat pemupukan dua kali standar, model tidak dapat digunakan karena model tidak menjelaskan keseluruhan proses yang mempengaruhi.
{"title":"Model Simulasi Nitrogen Pada Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.)","authors":"Okta Nindita Priambodo","doi":"10.36870/jvti.v3i2.236","DOIUrl":"https://doi.org/10.36870/jvti.v3i2.236","url":null,"abstract":"Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di Indonesia. Proses yang terjadi pada tanaman tebu dapat disederhanakan melalui model simulasi. Model simulasi digunakan untuk melihat pengaruh unsur cuaca dan pupuk terhadap perkembangan, pertumbuhan, dan poduktivitas tanaman. Dalam pemupukan yang perlu diperhatikan adalah efisiensi pemupukan. Kekurangan nitrogen akan menyebabkan tumbuhan tidak tumbuh secara optimum, sedangkan kelebihan nitrogen selain menghambat pertumbuhan tanaman juga akan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Jika nitrogen yang diserap dari tanah ke tanaman jumlahnya lebih kecil dari pada jumlah kebutuhan nitrogen tanamannya maka sebaiknya tanaman tersebut ditambahkan unsur hara nitrogen. Tahapan kegiatan penelitian terdiri atas 4 tahap yaitu penyusunan konsep model, penentuan nilai peubah dan parameter, input model, penyusunan model simulasi. Interaksi unsur cuaca yaitu curah hujan sangat menetukan kandungan air tanah yang yang berkaitan erat dengan proses mineralisasi (amonifikasi dan nitrifikasi) yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil produksi tanaman tebu. Curah hujan merupakan merupakan faktor yang mempengaruhi perubahan nitrogen dalam tanah. Model simulasi nitrogen ini dapat digunakan untuk menjelaskan proses perubahan nitrogen pada tanah dan tanaman tebu pada tingkat satu kali pemupukan standar. Pada tingkat pemupukan dua kali standar, model tidak dapat digunakan karena model tidak menjelaskan keseluruhan proses yang mempengaruhi.","PeriodicalId":309113,"journal":{"name":"JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI)","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129073979","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kajian kerusakan door packing pada tabung sterilizer didasari karena sering terjadinya kerusakan atau pecahnya door packing pada pintu tabung sterilizer di beberapa Pabrik Kelapa Sawit (PKS), hal ini dapat mengganggu jalannya proses produksi karena harus diperbaiki dengan diganti saat itu juga. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa sering masalah ini terjadi, mengetahui penyebab masalah yang terjadi, mengetahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari masalah ini, dan menemukan solusi dari masalah yang terjadi. Adapun metode yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan ini adalah dengan menggunakan RCA yaitu metode yang digunakan untuk mencari penyebab kegagalan suatu sistem atau mesin dengan menelusuri persoalan dimulai dari akar atau dasar permasalahan. Hasil dari kajian ini adalah diketahuinya penyebab dari kerusakan door packing di stasiun sterilizer yaitu: safety valve tidak bekerja dengan baik, kondisi pintu sudah tidak sejajar dengan tabung, alur door packing sudah tidak mengikat (lebar). Dari beberapa penyebab kerusakan solusi yang diberikan adalah dengan melakukan penyetelan ulang safety valve, penyetelan ulang alur pintu, melakukan penggantian pintu pada pintu yang alur door packing sudah tidak mengikat (lebar), dan melakukan perawatan dengan menambahkan monitoring book di stasiun sterilizer.
{"title":"Kajian Penyebab Kerusakan Door Packing pada Tabung Sterilizer Menggunakan Metode Root Cause Analysis (RCA) di Sungai Kupang Mill","authors":"Idad Syaeful Haq, Maulana Ahsan Purba","doi":"10.36870/jvti.v2i2.177","DOIUrl":"https://doi.org/10.36870/jvti.v2i2.177","url":null,"abstract":"Kajian kerusakan door packing pada tabung sterilizer didasari karena sering terjadinya kerusakan atau pecahnya door packing pada pintu tabung sterilizer di beberapa Pabrik Kelapa Sawit (PKS), hal ini dapat mengganggu jalannya proses produksi karena harus diperbaiki dengan diganti saat itu juga. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa sering masalah ini terjadi, mengetahui penyebab masalah yang terjadi, mengetahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari masalah ini, dan menemukan solusi dari masalah yang terjadi. Adapun metode yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan ini adalah dengan menggunakan RCA yaitu metode yang digunakan untuk mencari penyebab kegagalan suatu sistem atau mesin dengan menelusuri persoalan dimulai dari akar atau dasar permasalahan. Hasil dari kajian ini adalah diketahuinya penyebab dari kerusakan door packing di stasiun sterilizer yaitu: safety valve tidak bekerja dengan baik, kondisi pintu sudah tidak sejajar dengan tabung, alur door packing sudah tidak mengikat (lebar). Dari beberapa penyebab kerusakan solusi yang diberikan adalah dengan melakukan penyetelan ulang safety valve, penyetelan ulang alur pintu, melakukan penggantian pintu pada pintu yang alur door packing sudah tidak mengikat (lebar), dan melakukan perawatan dengan menambahkan monitoring book di stasiun sterilizer.","PeriodicalId":309113,"journal":{"name":"JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI)","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121992503","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian proses pengelasan titik bertujuan untuk mengetahui pengaruh arus pengelasan terhadap sifat mekanik dan daerah weld nugget serta kekerasan pada komponen kendaraan bermotor yang berada pada bagian knalpot yaitu collar muffler. Variasi parameter las titik yang digunakan adalah arus pengelasan. Arus yang digunakan masing-masing adalah 40 A, 48 A,dan 55 A, sedangkan tekanan, dan squeeze time disamakan yaitu masing-masing 1/15 Mpa dan 22 s. Spesimen yang digunakan merupakan spesimen yang sudah berbentuk komponen kendaraan bermotor yang dinamakan collar muffler, ketebalan material 1,6 mm, jenis dengan jenis material Cold-reduced carbon steel sheets and strip atau SPCC (JIS G3141). Sifat mekanik hasil lasan dievaluasi dengan melakukan pengujian chisel test, pengujian kekerasan micro vickers, diameter weld nugget, dan analisis struktur makro dengan pengujian metalografi hasil lasan. Pada hasil penelitian, diperoleh bahwa semakin besar arus yang diberikan pada proses pengelasan titik collar muffler, maka semakin lebar hasil weld nugget yang dihasilkan sehingga kekuatan mekaniknya juga akan meningkat terlihat dari hasil pengelupasan pada washernya yang bergelombang, sedangkan jenis kegagalannya merupakan button pull out, hal ini terjadi karena untuk mengelupas hasil lasan dibutuhkan gaya yang lebih besar karena hasil las tersebut menyerap lebih banyak energi sebelum mengalami kegagalan, dan hal ini didukung dengan pengujian kekerasan, nilai kekerasan paling rendah diperoleh pada spesimen dengan arus tertinggi, baik pada daerah HAZ (146 HV dan 133 HV) maupun pada daerah weld nugget (230 HV), sehingga nilai arus paling optimal yang menghasilkan sifat mekanik paling baik adalah proses pengelasan dengan arus sebesar 55 Ampere.
{"title":"Pengaruh Variasi Arus Terhadap Sifat Mekanik dan Daerah Weld Nugget pada Pengelasan Titik Collar Muffler","authors":"Setiani Ibrahim, Amelia Rahmatika","doi":"10.36870/jvti.v2i1.167","DOIUrl":"https://doi.org/10.36870/jvti.v2i1.167","url":null,"abstract":"Penelitian proses pengelasan titik bertujuan untuk mengetahui pengaruh arus pengelasan terhadap sifat mekanik dan daerah weld nugget serta kekerasan pada komponen kendaraan bermotor yang berada pada bagian knalpot yaitu collar muffler. Variasi parameter las titik yang digunakan adalah arus pengelasan. Arus yang digunakan masing-masing adalah 40 A, 48 A,dan 55 A, sedangkan tekanan, dan squeeze time disamakan yaitu masing-masing 1/15 Mpa dan 22 s. Spesimen yang digunakan merupakan spesimen yang sudah berbentuk komponen kendaraan bermotor yang dinamakan collar muffler, ketebalan material 1,6 mm, jenis dengan jenis material Cold-reduced carbon steel sheets and strip atau SPCC (JIS G3141). Sifat mekanik hasil lasan dievaluasi dengan melakukan pengujian chisel test, pengujian kekerasan micro vickers, diameter weld nugget, dan analisis struktur makro dengan pengujian metalografi hasil lasan. Pada hasil penelitian, diperoleh bahwa semakin besar arus yang diberikan pada proses pengelasan titik collar muffler, maka semakin lebar hasil weld nugget yang dihasilkan sehingga kekuatan mekaniknya juga akan meningkat terlihat dari hasil pengelupasan pada washernya yang bergelombang, sedangkan jenis kegagalannya merupakan button pull out, hal ini terjadi karena untuk mengelupas hasil lasan dibutuhkan gaya yang lebih besar karena hasil las tersebut menyerap lebih banyak energi sebelum mengalami kegagalan, dan hal ini didukung dengan pengujian kekerasan, nilai kekerasan paling rendah diperoleh pada spesimen dengan arus tertinggi, baik pada daerah HAZ (146 HV dan 133 HV) maupun pada daerah weld nugget (230 HV), sehingga nilai arus paling optimal yang menghasilkan sifat mekanik paling baik adalah proses pengelasan dengan arus sebesar 55 Ampere.","PeriodicalId":309113,"journal":{"name":"JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI)","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125614462","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini merupakan salah satu langkah untuk meminimalkan terjadinya penumpukan limbah padat di area landfill industri pulp dan kertas yaitu melakukan suatu inovasi dan pengembangan teknologi berupa pemanfaatan limbah padat reject pulp yang dimodifikasi menjadi suatu media filtrasi. Hal tersebut dilakukan mengetahui bahwa kandungan alfa selulosa dalam reject pulp masih cukup tinggi sehingga dengan metode purifikasi (pemurnian) dan modifikasi penambahan bahan kimia, reject pulp berpotensi digunakan sebagai media filtrasi. Yang mana media filtrasi termodifikasi ini melalui pengujian terhadap propertiesnya sifat fisik maupun sifat optik dapat mampu mengolah air limbah pulp dan kertas menjadi air bersih dengan kualitas yang memenuhi standar PerMenLH No.5 tahun 2014. Proses purifikasi (pemurnian) reject pulp dilakukan melalui dua metode yaitu pembilasan secara berulang menggunakan air panas dan melakukan perendaman menggunakan peroksida (bleaching) untuk menghilangkan lignin yang masih tersisa pada reject pulp. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pemurnian (purifikasi pulp) yang lebih optimal adalah menggunakan perendaman menggunakan hydrogen peroksida 20% pada pH 9 dengan waktu kontak 3 jam diperoleh derajat putih mendekati 63,3% ISO. Air hasil olahan menggunakan media filtrasi termodifikasi ini secara visual dapat memenuhi standar untuk klasifikasi air bersih yang dapat digunakan kembali pada proses produksi.
{"title":"Purifikasi Reject Pulp Sebagai Media Filtrasi Dalam Pengolahan Air Limbah Pulp Dan Kertas","authors":"Nurul Ajeng Susilo, Wahyu Rizaldi, Rachma Apriani, N. Manik, Gina Maulia","doi":"10.36870/jvti.v2i1.169","DOIUrl":"https://doi.org/10.36870/jvti.v2i1.169","url":null,"abstract":"Penelitian ini merupakan salah satu langkah untuk meminimalkan terjadinya penumpukan limbah padat di area landfill industri pulp dan kertas yaitu melakukan suatu inovasi dan pengembangan teknologi berupa pemanfaatan limbah padat reject pulp yang dimodifikasi menjadi suatu media filtrasi. Hal tersebut dilakukan mengetahui bahwa kandungan alfa selulosa dalam reject pulp masih cukup tinggi sehingga dengan metode purifikasi (pemurnian) dan modifikasi penambahan bahan kimia, reject pulp berpotensi digunakan sebagai media filtrasi. Yang mana media filtrasi termodifikasi ini melalui pengujian terhadap propertiesnya sifat fisik maupun sifat optik dapat mampu mengolah air limbah pulp dan kertas menjadi air bersih dengan kualitas yang memenuhi standar PerMenLH No.5 tahun 2014. Proses purifikasi (pemurnian) reject pulp dilakukan melalui dua metode yaitu pembilasan secara berulang menggunakan air panas dan melakukan perendaman menggunakan peroksida (bleaching) untuk menghilangkan lignin yang masih tersisa pada reject pulp. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pemurnian (purifikasi pulp) yang lebih optimal adalah menggunakan perendaman menggunakan hydrogen peroksida 20% pada pH 9 dengan waktu kontak 3 jam diperoleh derajat putih mendekati 63,3% ISO. Air hasil olahan menggunakan media filtrasi termodifikasi ini secara visual dapat memenuhi standar untuk klasifikasi air bersih yang dapat digunakan kembali pada proses produksi.","PeriodicalId":309113,"journal":{"name":"JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI)","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133616539","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}