Sulis Dri Handono, Mafruddin Mafruddin, T. Wahyudi, A. Prayoga, Ilyas Shodikin, Arif Ardiyansah
Healing of bones damaged by accidents or other factors can be done by creating artificial bone structures or bone scaffolds that can initiate the growth of bone tissue and help support bones so they can function. The process of making bone scaffold can be done by powder metallurgy sintering process with magnesium material. The purpose of this study was to determine the effect of variations in sintering temperature and compaction pressure in the magnesium powder metallurgical sintering process on the compressive strength and microstructure applied to degradable bone scaffolds. The research method used is experimental method by making and testing powder metallurgical magnesium material. The powder metallurgy process was carried out with various sintering temperatures of 350°C, 400°C and 450°C and variations of compaction pressure, namely 231 MPa, 309 MPa and 386 MPa. The results showed that variations in sintering temperature and compaction pressure affected the compressive strength and microstructure. The sintering temperature of 450°C and compaction pressure of 386 MPa resulted in the lowest pore percentage rate of 15.14% and the highest compressive strength of 80.26
{"title":"Metalurgi serbuk magnesium untuk aplikasi scaffold tulang mampu terdegradasi","authors":"Sulis Dri Handono, Mafruddin Mafruddin, T. Wahyudi, A. Prayoga, Ilyas Shodikin, Arif Ardiyansah","doi":"10.24127/trb.v11i2.2368","DOIUrl":"https://doi.org/10.24127/trb.v11i2.2368","url":null,"abstract":"Healing of bones damaged by accidents or other factors can be done by creating artificial bone structures or bone scaffolds that can initiate the growth of bone tissue and help support bones so they can function. The process of making bone scaffold can be done by powder metallurgy sintering process with magnesium material. The purpose of this study was to determine the effect of variations in sintering temperature and compaction pressure in the magnesium powder metallurgical sintering process on the compressive strength and microstructure applied to degradable bone scaffolds. The research method used is experimental method by making and testing powder metallurgical magnesium material. The powder metallurgy process was carried out with various sintering temperatures of 350°C, 400°C and 450°C and variations of compaction pressure, namely 231 MPa, 309 MPa and 386 MPa. The results showed that variations in sintering temperature and compaction pressure affected the compressive strength and microstructure. The sintering temperature of 450°C and compaction pressure of 386 MPa resulted in the lowest pore percentage rate of 15.14% and the highest compressive strength of 80.26","PeriodicalId":31503,"journal":{"name":"Turbo Jurnal Program Studi Teknik Mesin","volume":"61 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80023299","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-22DOI: 10.35814/teknobiz.v12i3.4254
B. Suyitno, Muhammad Arifin Dwi Admoko, R. Rahman, Ismail
Perbaikan model pendinginan produk hasil proses tempa dilakukan dengan tujuan mempercepat proses dandori. Tindakan ini diambil berdasarkan prinsip Total Produktive Maintenance (TPM) dengan tujuan meningkatkan efektivitas produksi untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia. Proses pendingin cepat dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip perpindahan panas pada material hasil tempa dengan target utama waktu proses menjadi lebih cepat tanpa merusak struktur material. Uji eksperimental dilakukan pada kajian ini dengan tujuan menganalisis proses perpindahan panas pada alat pendingin produk. Analisis dibutuhkan untuk mendapatkan hasil kualitas pendinginan cepat yang optimal dengan tetap menjaga struktur material produk secara umum. Metode eksperimen digunakan berdasarkan data awal model pendingin tersedia dan pengukuran penurunan suhu produk. Laju penurunan panas digunakan untuk menentukan durasi pendinginan tercepat. Enam variasi metode pendinginan dipilih berdasarkan kombinasi media pendinginan dan jumlah nosel yang digunakan. Penggunaan metode pendinginan standar membutuhkan waktu 20 menit untuk mencapai target suhu akhir 40 °C. Penambahan dua nosel udara memberikan pengaruh positif di mana laju pendinginan menjadi lebih cepat 4 menit dengan tetap menjaga struktur material. Metode pendinginan dengan tambahan akhir menunjukkan waktu paling cepat namun berdampak pada retakan di produk sehingga tidak dapat dipilih. Dengan demikian, proses pendinginan lebih cepat dapat dilakukan dengan menggunakan dua nosel udara tambahan tanpa merusak kualitas produk.
{"title":"Metode Pendinginan Cepat Proses Pendinginan pada Produk Hasil Proses Tempa","authors":"B. Suyitno, Muhammad Arifin Dwi Admoko, R. Rahman, Ismail","doi":"10.35814/teknobiz.v12i3.4254","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/teknobiz.v12i3.4254","url":null,"abstract":"Perbaikan model pendinginan produk hasil proses tempa dilakukan dengan tujuan mempercepat proses dandori. Tindakan ini diambil berdasarkan prinsip Total Produktive Maintenance (TPM) dengan tujuan meningkatkan efektivitas produksi untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia. Proses pendingin cepat dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip perpindahan panas pada material hasil tempa dengan target utama waktu proses menjadi lebih cepat tanpa merusak struktur material. Uji eksperimental dilakukan pada kajian ini dengan tujuan menganalisis proses perpindahan panas pada alat pendingin produk. Analisis dibutuhkan untuk mendapatkan hasil kualitas pendinginan cepat yang optimal dengan tetap menjaga struktur material produk secara umum. Metode eksperimen digunakan berdasarkan data awal model pendingin tersedia dan pengukuran penurunan suhu produk. Laju penurunan panas digunakan untuk menentukan durasi pendinginan tercepat. Enam variasi metode pendinginan dipilih berdasarkan kombinasi media pendinginan dan jumlah nosel yang digunakan. Penggunaan metode pendinginan standar membutuhkan waktu 20 menit untuk mencapai target suhu akhir 40 °C. Penambahan dua nosel udara memberikan pengaruh positif di mana laju pendinginan menjadi lebih cepat 4 menit dengan tetap menjaga struktur material. Metode pendinginan dengan tambahan akhir menunjukkan waktu paling cepat namun berdampak pada retakan di produk sehingga tidak dapat dipilih. Dengan demikian, proses pendinginan lebih cepat dapat dilakukan dengan menggunakan dua nosel udara tambahan tanpa merusak kualitas produk.","PeriodicalId":31503,"journal":{"name":"Turbo Jurnal Program Studi Teknik Mesin","volume":"53 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73816879","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-22DOI: 10.35814/teknobiz.v12i3.4247
Andi Suandi, Ade Sunardi, I. B. Indra, Mohamad Zaenudin, Adhes Gamayel
Pengaruh energi dengan perubahan kecepatan angin pada pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) terhadap daya yang dihasilkan dengan cara energi angin yang memutar kincir dan akan diteruskan untuk memutar kincir/baling-baling pada generator dibagian belakang sehingga menghasilkan energi listrik .Hasil pengukuran diperoleh dengan mengamati dan memperhatikan hasil pengukuran tegangan, putaran turbin dan arus dengan kecepatan minimum 2m/s dan dapat disimpulkan dengan hasil perhitungan yang dilakukan selama 3 jam 30 menit mulai pukul 11.00- 14.30 WIB, hasil yang didapat dengan tegangan sebesar 14 Volt. Dan daya angin sebesar = 6,75Watt.
{"title":"Analisis Pengaruh Kecepatan Angin Pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin","authors":"Andi Suandi, Ade Sunardi, I. B. Indra, Mohamad Zaenudin, Adhes Gamayel","doi":"10.35814/teknobiz.v12i3.4247","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/teknobiz.v12i3.4247","url":null,"abstract":"Pengaruh energi dengan perubahan kecepatan angin pada pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) terhadap daya yang dihasilkan dengan cara energi angin yang memutar kincir dan akan diteruskan untuk memutar kincir/baling-baling pada generator dibagian belakang sehingga menghasilkan energi listrik .Hasil pengukuran diperoleh dengan mengamati dan memperhatikan hasil pengukuran tegangan, putaran turbin dan arus dengan kecepatan minimum 2m/s dan dapat disimpulkan dengan hasil perhitungan yang dilakukan selama 3 jam 30 menit mulai pukul 11.00- 14.30 WIB, hasil yang didapat dengan tegangan sebesar 14 Volt. Dan daya angin sebesar = 6,75Watt.","PeriodicalId":31503,"journal":{"name":"Turbo Jurnal Program Studi Teknik Mesin","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75747466","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-22DOI: 10.35814/teknobiz.v12i3.4250
Yudi_m_s, Raharjo
Sebagai bentuk upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan energy terbarukan yang ramah lingkungan, serta untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) atau bahan bakar fosil di Indonesia yang tertuang dalam Peraturan Presiden atau PERPRES No.05/2006, serta dalam upaya mempercepat pencapaian target EBT sebagaimana diamanatkan oleh peraturan pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (PP KEN) dan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 Tentang Rencana Umum Energi Nasional (Perpres RUEN), yang berimplikasi mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi impor energi fosil, memperbaiki neraca perdagangan, dan meningkatkan sumber devisa negara, karena potensinya yang sangat besar di Indonesia, salah satu sumber energi yang dapat dimanfaatkan dan belum mendapatkan banyak perhatian adalah energi biomassa yang salah satunya adalah berasal dari kayu. Sebelum tahap pembangunan perlu mengkaji dan menetukan beberapa bidang ilmu dan teknologi yang terkait dengan pembangunan tersebut seperti mengetahui pemanfaatan potensi ketersediaan bahan baku studi biomassa, menentukan teknologi konversi, menghitung kapasitas, serta penetuan lokasi. Kajian multi disiplin ilmu tersebut akan menentukan kelayakan pembangunan PLTBm. Pertimbangan aspek teknis ketersediaan sumber bahan bakar biomassa untuk Pembangkit listrik lenaga biomassa 1 x 10 MW adalah 141.436,80 Ton/Tahun, lahan yang diperlukan adalah 3.519 Ha, dari hasil studi kelayakan teknis ini bahwa PLTBm di Kotawaringin Barat menentukan jenis kayu yang terbaik adalah kayu jabon dan sebagai alternative pengganti adalah wood pellet/ pellet kayu dengan mempertimbangkan Nilai Moisture Content dan Nilai Calorific Value, karena ini akan sangat menentukan sistem pembakaran pada PLTBm. Berdasarkan perhitungan Heat Balance, konsumsi woodchip untuk PLTBm di kotawaringin barat dengan kapasitas 1 x 10 MW membutuhkan 16,37 Ton/jam atau 141.436,80 Ton/Tahun. Sedangkan konsumsi wood pellet adalah 10,34 Ton/jam atau 83.381,76 Ton/tahun berdasarkan kondisi dan teknologi proses konversi energi biomasa menjadi energi listrik menggunakan metode Direct Firing dengan menggunakan boiler tipe stocker jenis grate overfeed. Untuk Nett Power Output didesain pada daya sebesar 10 MW, sedangkan Gross Power Output didesain pada daya 12,5 MW.
{"title":"Studi Kelayakan Teknis Dan Konsep Desain Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Dengan Kapasitas 10 MW Di Kotawaringin Barat","authors":"Yudi_m_s, Raharjo","doi":"10.35814/teknobiz.v12i3.4250","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/teknobiz.v12i3.4250","url":null,"abstract":"Sebagai bentuk upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan energy terbarukan yang ramah lingkungan, serta untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) atau bahan bakar fosil di Indonesia yang tertuang dalam Peraturan Presiden atau PERPRES No.05/2006, serta dalam upaya mempercepat pencapaian target EBT sebagaimana diamanatkan oleh peraturan pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (PP KEN) dan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 Tentang Rencana Umum Energi Nasional (Perpres RUEN), yang berimplikasi mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi impor energi fosil, memperbaiki neraca perdagangan, dan meningkatkan sumber devisa negara, karena potensinya yang sangat besar di Indonesia, salah satu sumber energi yang dapat dimanfaatkan dan belum mendapatkan banyak perhatian adalah energi biomassa yang salah satunya adalah berasal dari kayu. Sebelum tahap pembangunan perlu mengkaji dan menetukan beberapa bidang ilmu dan teknologi yang terkait dengan pembangunan tersebut seperti mengetahui pemanfaatan potensi ketersediaan bahan baku studi biomassa, menentukan teknologi konversi, menghitung kapasitas, serta penetuan lokasi. Kajian multi disiplin ilmu tersebut akan menentukan kelayakan pembangunan PLTBm. Pertimbangan aspek teknis ketersediaan sumber bahan bakar biomassa untuk Pembangkit listrik lenaga biomassa 1 x 10 MW adalah 141.436,80 Ton/Tahun, lahan yang diperlukan adalah 3.519 Ha, dari hasil studi kelayakan teknis ini bahwa PLTBm di Kotawaringin Barat menentukan jenis kayu yang terbaik adalah kayu jabon dan sebagai alternative pengganti adalah wood pellet/ pellet kayu dengan mempertimbangkan Nilai Moisture Content dan Nilai Calorific Value, karena ini akan sangat menentukan sistem pembakaran pada PLTBm. Berdasarkan perhitungan Heat Balance, konsumsi woodchip untuk PLTBm di kotawaringin barat dengan kapasitas 1 x 10 MW membutuhkan 16,37 Ton/jam atau 141.436,80 Ton/Tahun. Sedangkan konsumsi wood pellet adalah 10,34 Ton/jam atau 83.381,76 Ton/tahun berdasarkan kondisi dan teknologi proses konversi energi biomasa menjadi energi listrik menggunakan metode Direct Firing dengan menggunakan boiler tipe stocker jenis grate overfeed. Untuk Nett Power Output didesain pada daya sebesar 10 MW, sedangkan Gross Power Output didesain pada daya 12,5 MW.","PeriodicalId":31503,"journal":{"name":"Turbo Jurnal Program Studi Teknik Mesin","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88585956","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-22DOI: 10.35814/teknobiz.v12i3.4253
Konsep Rancangan, Pemilihan Varian
Tank loader adalah suatu alat yang ada pada proses pengema san produk tinta (printing ink), alat ini berfungsi sebagai alat pembantu untuk menuangkan atau memindahkan printingt ink dari tanki ke bak penampungan mesin canning. Tank loader ini bergerak mengankat dan menuangkan tinta (printing ink) menggunakan sistem hidrolik dengan menggunakan dua silinder hidrolik untuk mengankat tangki dengan kapasitas 1.5 ton, langkah silinder 1000 mm, dan satu silinder hidrolik untuk menekant tinta (printing ink) yang berada didalam tanki langkah silinder 1000 mm, sedangkan pada bagian rangka alat ini terbuat dari besi kanal UNP yang di rancang menyerupai bentuk tiang gawang. Dengan pembuatan rancangan alat press out bisa memudahkan dan mempercepat proses pekerjaan pada saat penuangan. Pada perancangan ini struktur digambar dan di analisa mengguankan softwere solid work, pemilihan softwere ini dilakukan karena proses menggambar dan proses analisa dapat dilakukan dalam satu aplikasi, serta hasil analisa simulasi gambar yang akurat. dan untuk memudahkan penelitian penulisan perancangan alat press out untuk penuangan ink pada tank loader menggunakan metode VDI 2221 dengan harapan penelitian dengan metode ini dapat menghasilkan data, proses perancangan, dan kesimpulkan yang sesuai diharapkan.
{"title":"Perancangan Alat Press Out Untuk Penuangan Ink Pada Tank Loader","authors":"Konsep Rancangan, Pemilihan Varian","doi":"10.35814/teknobiz.v12i3.4253","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/teknobiz.v12i3.4253","url":null,"abstract":"Tank loader adalah suatu alat yang ada pada proses pengema san produk tinta (printing ink), alat ini berfungsi sebagai alat pembantu untuk menuangkan atau memindahkan printingt ink dari tanki ke bak penampungan mesin canning. Tank loader ini bergerak mengankat dan menuangkan tinta (printing ink) menggunakan sistem hidrolik dengan menggunakan dua silinder hidrolik untuk mengankat tangki dengan kapasitas 1.5 ton, langkah silinder 1000 mm, dan satu silinder hidrolik untuk menekant tinta (printing ink) yang berada didalam tanki langkah silinder 1000 mm, sedangkan pada bagian rangka alat ini terbuat dari besi kanal UNP yang di rancang menyerupai bentuk tiang gawang. Dengan pembuatan rancangan alat press out bisa memudahkan dan mempercepat proses pekerjaan pada saat penuangan. Pada perancangan ini struktur digambar dan di analisa mengguankan softwere solid work, pemilihan softwere ini dilakukan karena proses menggambar dan proses analisa dapat dilakukan dalam satu aplikasi, serta hasil analisa simulasi gambar yang akurat. dan untuk memudahkan penelitian penulisan perancangan alat press out untuk penuangan ink pada tank loader menggunakan metode VDI 2221 dengan harapan penelitian dengan metode ini dapat menghasilkan data, proses perancangan, dan kesimpulkan yang sesuai diharapkan.","PeriodicalId":31503,"journal":{"name":"Turbo Jurnal Program Studi Teknik Mesin","volume":"228 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89133239","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-22DOI: 10.35814/teknobiz.v12i3.4248
Darwan Edyanto Saragih, Djoko. W. Karmiadji
Salah satu suku cadang yang penting dalam kendaraan jenis tank adalah perangkat roda tank yang disebut bogie wheel. Boggie wheel merupakan bagian dari sistem perangkat roda yang terdiri dari track, bogie arm, bogie bracket dsb. Bogie wheel terbuat dari material aluminium yang ditempa (forging). Saai ini proses pembuatan suku cadang bogie whell menggunakan material baja dengan proses permesinan. Akibat dari pergantian material tersebut maka kendaraan bertambah bobotnya sebesar 4 ton. Hal ini berpengaruh pada manuver kendaraan serta jumlah amunisi dan personil yang bisa diangkut oleh tank tersebut. Pada penelitian ini akan di simulasikan proses pembuatan bogie wheel dengan proses pengecoran dengan metode Gravity Die Casting. Proses ini sudah dilakukan oleh Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) Bandung. Namun Hasilnya masih terdapar cacat shrinkage. Pada simulasi ini akan dilakukan modifikasi gatting system dan riser, temperatur tuang cor 700 0C dan waktu tuang 4,5 detik. Dari hasil modifikasi tersebut diketahui bahwa penyebab cacat penyusutan (shrinkage) pada bogie wheel adalah terjadinya dominan progresif solidifikasi dibanding directional solidcast dan tetap terjadi cacat centerline shrinkage. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa metode gravity die casting tidak disarankan untuk pembuatan bogie wheel karena akan tetap menimbulkan cacat centerline shrinkage. Metode yang direkomendasikan untuk membuat benda ini adalah dengan proses cold working deep drawing, forging atau dengan High Pressure Die Casting.
{"title":"Simulasi Modifikasi Gatting System Pada Proses Pengecoran Dalam Pembuatan Boggie Wheel Tank AMX-13 Menggunakan Aplikasi SolidCast Untuk Meminimalisir Cacat Penyusutan (Shrinkage)","authors":"Darwan Edyanto Saragih, Djoko. W. Karmiadji","doi":"10.35814/teknobiz.v12i3.4248","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/teknobiz.v12i3.4248","url":null,"abstract":"Salah satu suku cadang yang penting dalam kendaraan jenis tank adalah perangkat roda tank yang disebut bogie wheel. Boggie wheel merupakan bagian dari sistem perangkat roda yang terdiri dari track, bogie arm, bogie bracket dsb. Bogie wheel terbuat dari material aluminium yang ditempa (forging). Saai ini proses pembuatan suku cadang bogie whell menggunakan material baja dengan proses permesinan. Akibat dari pergantian material tersebut maka kendaraan bertambah bobotnya sebesar 4 ton. Hal ini berpengaruh pada manuver kendaraan serta jumlah amunisi dan personil yang bisa diangkut oleh tank tersebut. Pada penelitian ini akan di simulasikan proses pembuatan bogie wheel dengan proses pengecoran dengan metode Gravity Die Casting. Proses ini sudah dilakukan oleh Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) Bandung. Namun Hasilnya masih terdapar cacat shrinkage. Pada simulasi ini akan dilakukan modifikasi gatting system dan riser, temperatur tuang cor 700 0C dan waktu tuang 4,5 detik. Dari hasil modifikasi tersebut diketahui bahwa penyebab cacat penyusutan (shrinkage) pada bogie wheel adalah terjadinya dominan progresif solidifikasi dibanding directional solidcast dan tetap terjadi cacat centerline shrinkage. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa metode gravity die casting tidak disarankan untuk pembuatan bogie wheel karena akan tetap menimbulkan cacat centerline shrinkage. Metode yang direkomendasikan untuk membuat benda ini adalah dengan proses cold working deep drawing, forging atau dengan High Pressure Die Casting.","PeriodicalId":31503,"journal":{"name":"Turbo Jurnal Program Studi Teknik Mesin","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90147997","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Turbin angin adalah kincir angin yang bermanfaat untuk membangkitkan tenaga listrik. Dalam kebutuhan akan energi untuk memenuhi perkembangan jaman mengakibatkan bahan bakar dari fosil meningkat, oleh karena itu dibutuhkan energi alternatif lain untuk mengatasi semakin berkurangnya bahan bakar fosil. Salah satu bentuk energi yang ada di alam adalah angin. Oleh karena itu turbin angin mulai dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik energi alternatif. Tujuan perancangan ini adalah untuk mengetahui dan menguji penggunaan panjang blade 43 cm ,53 cm, dan 63 cm dengan jumlah blade 3 buah yang menghasilkan tegangan output turbin yang paling besar dengan turbin tipe horizontal yang akan digunakan di area rooftop Universitas Global Jakarta. Metode perancangan adalah menguji turbin angin tipe horizontal yang digunakan memiliki 3 blade dari bahan besi plat (log fuam) dengan ketebalan 1,2 mm. Hasil perancangan blade menunjukkan bahwa data teoritis pada kecepatan angin tertinggi yaitu 3,3 m/s dapat menghasilkan tegangan output turbin sebesar 11,56 volt dan kecepatan putaran poros sebesar 416,8 Rpm. Pada kondisi tersebut menunjukkan bahwa kecepatan angin dan ukuran blade sangat mempengaruhi tegangan output turbin dan kecepatan putaran poros dari hasil perancangan.
{"title":"Perancangan Blade Pembangkit Listrik Tenaga Angin Berkapasitas 400 Watt","authors":"Tegar Alvayer S, Ade Sunardi, Sinta Restuasih, Ayu Nurul Hardiyanti","doi":"10.35814/teknobiz.v12i3.4252","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/teknobiz.v12i3.4252","url":null,"abstract":"Turbin angin adalah kincir angin yang bermanfaat untuk membangkitkan tenaga listrik. Dalam kebutuhan akan energi untuk memenuhi perkembangan jaman mengakibatkan bahan bakar dari fosil meningkat, oleh karena itu dibutuhkan energi alternatif lain untuk mengatasi semakin berkurangnya bahan bakar fosil. Salah satu bentuk energi yang ada di alam adalah angin. Oleh karena itu turbin angin mulai dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik energi alternatif. Tujuan perancangan ini adalah untuk mengetahui dan menguji penggunaan panjang blade 43 cm ,53 cm, dan 63 cm dengan jumlah blade 3 buah yang menghasilkan tegangan output turbin yang paling besar dengan turbin tipe horizontal yang akan digunakan di area rooftop Universitas Global Jakarta. Metode perancangan adalah menguji turbin angin tipe horizontal yang digunakan memiliki 3 blade dari bahan besi plat (log fuam) dengan ketebalan 1,2 mm. Hasil perancangan blade menunjukkan bahwa data teoritis pada kecepatan angin tertinggi yaitu 3,3 m/s dapat menghasilkan tegangan output turbin sebesar 11,56 volt dan kecepatan putaran poros sebesar 416,8 Rpm. Pada kondisi tersebut menunjukkan bahwa kecepatan angin dan ukuran blade sangat mempengaruhi tegangan output turbin dan kecepatan putaran poros dari hasil perancangan.","PeriodicalId":31503,"journal":{"name":"Turbo Jurnal Program Studi Teknik Mesin","volume":"48 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76424884","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-22DOI: 10.35814/teknobiz.v12i3.4251
R. Rohman, Wawan, Achmad Yusuf
Proses mesin perkakas merupakan cara proses bubut yang mengerjakan benda kerja bergerak secara berputar dan dengan secara menyayatnya. Awal dari penelitian ini adalah melakukan proses permeriksaan terhadap mesin senday, Tahap selanjutnya dengan studi literatur untuk mendapatkan informasi, data, dan teori’yang berkaitan dengan obyek penelitian, pada penelitian ini diperlukan pengujian Roughness tester, Analisa visual, uji normalitas, uji identic, dan Analisa ANOVA. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan rpm 800 menghasilkan nilai kekasaran terendah sebesar 1,55 dengan feeding 0,085, dan menghasilkan uji normalitas terhadap kekasaran didapatkan PValue sebesar 0,116. Nilai P-Value ini lebih besar dari nilai taraf signifikan kesalahan sebesar = 5% (0,05), maka; dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hasil uji identik dengan variable responnya yaitu data kekasaran permukaan, dengan nilai residual pada’gambar mampu tersebar secara acak tanpa membentuk pola. Hasil ini menandakan bahwa data tersebut memenuhi asumsi identik’analisa ANOVA menghasilkan kontribusi error (kesalahan) sebesar 96% dan kontribusi feeding sebesar 4%, Disini dapat disimpulkan bahwa pengaruh yang dihasilkan dari variasi feeding terhadap nilai kekasaran baja SPCC kurang signifikan yang ditujukan pada nilai P-value yang lebih dari 0,05 atau 5%.
{"title":"Pengaruh Hubungan Feeding Terhadap Kekasaran Permukaan Material Baja SPCC Pada Mesin Bubut CNC Senday Manual Feeding Hidrolik","authors":"R. Rohman, Wawan, Achmad Yusuf","doi":"10.35814/teknobiz.v12i3.4251","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/teknobiz.v12i3.4251","url":null,"abstract":"Proses mesin perkakas merupakan cara proses bubut yang mengerjakan benda kerja bergerak secara berputar dan dengan secara menyayatnya. Awal dari penelitian ini adalah melakukan proses permeriksaan terhadap mesin senday, Tahap selanjutnya dengan studi literatur untuk mendapatkan informasi, data, dan teori’yang berkaitan dengan obyek penelitian, pada penelitian ini diperlukan pengujian Roughness tester, Analisa visual, uji normalitas, uji identic, dan Analisa ANOVA. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan rpm 800 menghasilkan nilai kekasaran terendah sebesar 1,55 dengan feeding 0,085, dan menghasilkan uji normalitas terhadap kekasaran didapatkan PValue sebesar 0,116. Nilai P-Value ini lebih besar dari nilai taraf signifikan kesalahan sebesar = 5% (0,05), maka; dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hasil uji identik dengan variable responnya yaitu data kekasaran permukaan, dengan nilai residual pada’gambar mampu tersebar secara acak tanpa membentuk pola. Hasil ini menandakan bahwa data tersebut memenuhi asumsi identik’analisa ANOVA menghasilkan kontribusi error (kesalahan) sebesar 96% dan kontribusi feeding sebesar 4%, Disini dapat disimpulkan bahwa pengaruh yang dihasilkan dari variasi feeding terhadap nilai kekasaran baja SPCC kurang signifikan yang ditujukan pada nilai P-value yang lebih dari 0,05 atau 5%.","PeriodicalId":31503,"journal":{"name":"Turbo Jurnal Program Studi Teknik Mesin","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87217926","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-22DOI: 10.35814/teknobiz.v12i3.4246
A. Pangestu, Ade Sunardi, Kasum, Ayu Nurul Hardiyanti, Adhes Gamayel, Kata Kunci, Peralatan teknis, Turbin Angin, Energi Listrik
Dalam kehidupan sehari – hari manusia tidak luput dari berbagai peralatan teknis yang dirancang sedemikian rupa agar dapat digunakan sebagai alat bantu manusia yang dapat memudahkan pekerjaan sehari - hari dan juga perkembangan sebuah industri yang semakin berkembang yang dimana semua itu tidak lepas dari sebuah energi. Saat ini energi utama yang sering digunakan yaitu energi fosil, seperti minyak, gas alam, batu bara, dan lain lain. Pengembangan dan pemanfaatan sumber energi yang ada dan juga berbagai faktor pencemaran akibat dari limbah yang dihasilkan oleh beberapa jenis energi menjadi sebuah perhatian khusus bagi manusia untuk memikirkan bagaimana cara mengurangi pencemaran tersebut, maka manusia diharuskan berpikir kritis untuk menangani hal tersebut. Dengan adanya sumber daya alam yang dapat diperbaharui seperti angin, matahari dan lain lain. Maka pemerintah berupaya memaksimalkan hasil alam untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat Indonesia. Dengan demikian maka dibuatlah alat untuk mengubah energi angin menjadi energi listrik, turbin angin adalah sebuah benda yang diperlukan untuk mengubah energi kinetik yang diberikan oleh angin menjadi energi listrik, tubin angin juga merupakan sebuah inovasi yang terbarukan yang dimana nantinya turbin tersebut dapat digunakan sebagai media pembangkit listrik tenaga angin
{"title":"Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Turbin Angin Sebagai Sumber Energi Alternatif Kapasitas 800 Watt","authors":"A. Pangestu, Ade Sunardi, Kasum, Ayu Nurul Hardiyanti, Adhes Gamayel, Kata Kunci, Peralatan teknis, Turbin Angin, Energi Listrik","doi":"10.35814/teknobiz.v12i3.4246","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/teknobiz.v12i3.4246","url":null,"abstract":"Dalam kehidupan sehari – hari manusia tidak luput dari berbagai peralatan teknis yang dirancang sedemikian rupa agar dapat digunakan sebagai alat bantu manusia yang dapat memudahkan pekerjaan sehari - hari dan juga perkembangan sebuah industri yang semakin berkembang yang dimana semua itu tidak lepas dari sebuah energi. Saat ini energi utama yang sering digunakan yaitu energi fosil, seperti minyak, gas alam, batu bara, dan lain lain. Pengembangan dan pemanfaatan sumber energi yang ada dan juga berbagai faktor pencemaran akibat dari limbah yang dihasilkan oleh beberapa jenis energi menjadi sebuah perhatian khusus bagi manusia untuk memikirkan bagaimana cara mengurangi pencemaran tersebut, maka manusia diharuskan berpikir kritis untuk menangani hal tersebut. Dengan adanya sumber daya alam yang dapat diperbaharui seperti angin, matahari dan lain lain. Maka pemerintah berupaya memaksimalkan hasil alam untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat Indonesia. Dengan demikian maka dibuatlah alat untuk mengubah energi angin menjadi energi listrik, turbin angin adalah sebuah benda yang diperlukan untuk mengubah energi kinetik yang diberikan oleh angin menjadi energi listrik, tubin angin juga merupakan sebuah inovasi yang terbarukan yang dimana nantinya turbin tersebut dapat digunakan sebagai media pembangkit listrik tenaga angin","PeriodicalId":31503,"journal":{"name":"Turbo Jurnal Program Studi Teknik Mesin","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80207727","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-22DOI: 10.35814/teknobiz.v12i3.4249
Fachri Ismawan, Syahbuddin Syahbuddin
Tuntutan pelanggan terhadap kualitas suatu produk semakin tinggi. Dalam proses produksi knalpot sepeda motor, salah satu tuntutan pelanggan adalah tidak diinginkan adanya spatter yang menempel di permukaan body knalpot, karena akan menurunkan kualitas visual knalpot tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan parameter pengelasan yang optimal agar jumlah spatter berkurang pada knalpot sepeda motor yang menggunakan material baja tahan karat AISI 409. Optimasi menggunakan metode Taguchi dengan mengacu pada tabel orthogonal array. Parameter yang digunakan ada 4 dengan masing-masing 3 level yaitu Voltage dengan level 20V, 22V dan 25V, Arus listrik/Ampere dengan 180A, 200A dan 220A, perbandingan komposisi gas Argon dan CO2 yaitu 70:30, 60:40 dan 50:50 serta jarak nozzle welding dengan benda kerja 1mm, 1.5mm dan 2mm. Hasil optimasi menunjukkan bahwa parameter optimal adalah Voltage: 22V, Ampere: 180A, Komposisi gas Argon dan CO2 70:30 dan jarak nozzle 2mm. Parameter optimal ini diverifikasi dengan uji hipotesa terhadap rata-rata berat spatter hasil pengolahan data eksperimen Taguchi dengan parameter sebelum eksperimen. Hasil verifikasi menunjukkan berat spatter rata-rata memang berkurang. Penelitian diverifikasi ulang dengan uji hipotesa juga dengan membuat sampel ulang dengan setelan parameter adalah parameter optimal tadi, hasilnya menunjukkan tidak terlihat perbedaan signifikan berat rata-rata spatternya. Hal ini membuktikan hasil eksperimen dengan menggunakan setting optimal menunjukkan apa yang diprediksikan tercapai.
{"title":"Optimasi Parameter Pengelasan Gmaw Pada Baja Tahan Karat AISI 409 untuk Mengurangi Jumlah Spatter","authors":"Fachri Ismawan, Syahbuddin Syahbuddin","doi":"10.35814/teknobiz.v12i3.4249","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/teknobiz.v12i3.4249","url":null,"abstract":"Tuntutan pelanggan terhadap kualitas suatu produk semakin tinggi. Dalam proses produksi knalpot sepeda motor, salah satu tuntutan pelanggan adalah tidak diinginkan adanya spatter yang menempel di permukaan body knalpot, karena akan menurunkan kualitas visual knalpot tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan parameter pengelasan yang optimal agar jumlah spatter berkurang pada knalpot sepeda motor yang menggunakan material baja tahan karat AISI 409. Optimasi menggunakan metode Taguchi dengan mengacu pada tabel orthogonal array. Parameter yang digunakan ada 4 dengan masing-masing 3 level yaitu Voltage dengan level 20V, 22V dan 25V, Arus listrik/Ampere dengan 180A, 200A dan 220A, perbandingan komposisi gas Argon dan CO2 yaitu 70:30, 60:40 dan 50:50 serta jarak nozzle welding dengan benda kerja 1mm, 1.5mm dan 2mm. Hasil optimasi menunjukkan bahwa parameter optimal adalah Voltage: 22V, Ampere: 180A, Komposisi gas Argon dan CO2 70:30 dan jarak nozzle 2mm. Parameter optimal ini diverifikasi dengan uji hipotesa terhadap rata-rata berat spatter hasil pengolahan data eksperimen Taguchi dengan parameter sebelum eksperimen. Hasil verifikasi menunjukkan berat spatter rata-rata memang berkurang. Penelitian diverifikasi ulang dengan uji hipotesa juga dengan membuat sampel ulang dengan setelan parameter adalah parameter optimal tadi, hasilnya menunjukkan tidak terlihat perbedaan signifikan berat rata-rata spatternya. Hal ini membuktikan hasil eksperimen dengan menggunakan setting optimal menunjukkan apa yang diprediksikan tercapai.","PeriodicalId":31503,"journal":{"name":"Turbo Jurnal Program Studi Teknik Mesin","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82142399","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}