Infeksi pada vagina sering dikenal dengan istilah vaginitis. Penyebab vaginitis, 70% diantaranya disebabkan oleh bakterial vaginosis, candidiasis, dan trikomoniasis. Sedangkan sisanya 30% dapat disebabkan oleh faktor lain seperti penurunan estrogen. Vaginitis terjadi pada wanita yang telah memasuki fase pubertas maupun akan memasuki fase menopause dengan faktor resiko berupa kurangnya higenitas, hubungan seksual tanpa pengaman dengan banyak pasangan, penyakit menular seksual, dan lainnya. Gejala dan ciri khas masing-masing tipe vaginitis dapat dibedakan berdasarkan gambaran discharge yang dihasilkan serta kondisi fisik dari vagina. Dalam menentukan diagnosis dari vaginitis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pengukuran pH vagina, kriteria amsel, whiff test, dan mikroskopi menggunakan KOH dan saline. Pengobatan vaginitis dapat dilakukan dengan pemberian obat topical ataupun sistemik sesuai dengan tipe penyebab vaginitis. Penyakit infeksi vagina ini tidak sampai menyebabkan kematian. Namun apabila tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan komplikasi, berupa radang panggul, servisitis mukopurulent, selusitis vagina, kemudian apabila dialami oleh ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, ketuban pecah dini, kelahiran premature, korioamnionitis, dan infeksi cairan ketuban. Prognosis pada penyakit vaginitis ini umumnya baik dan hampir semua dapat disembuhkan, namun yang patut diwaspadai adalah vaginitis yang berulang atau recurrent karena dapat menyebabkan komplikasi. Pencegahan vaginitis dapat dilakukan dengan tindakan menjaga higenitas vagina serta penggunaan pengaman saat berhubungan seksual. Kata kunci: Vaginitis, Gejala, Tatalaksana
{"title":"Infeksi pada Vagina (Vaginitis)","authors":"L. Utami, Ningsih Sri Wahyuni","doi":"10.23887/gm.v1i1.31698","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/gm.v1i1.31698","url":null,"abstract":"Infeksi pada vagina sering dikenal dengan istilah vaginitis. Penyebab vaginitis, 70% diantaranya disebabkan oleh bakterial vaginosis, candidiasis, dan trikomoniasis. Sedangkan sisanya 30% dapat disebabkan oleh faktor lain seperti penurunan estrogen. Vaginitis terjadi pada wanita yang telah memasuki fase pubertas maupun akan memasuki fase menopause dengan faktor resiko berupa kurangnya higenitas, hubungan seksual tanpa pengaman dengan banyak pasangan, penyakit menular seksual, dan lainnya. Gejala dan ciri khas masing-masing tipe vaginitis dapat dibedakan berdasarkan gambaran discharge yang dihasilkan serta kondisi fisik dari vagina. Dalam menentukan diagnosis dari vaginitis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pengukuran pH vagina, kriteria amsel, whiff test, dan mikroskopi menggunakan KOH dan saline. Pengobatan vaginitis dapat dilakukan dengan pemberian obat topical ataupun sistemik sesuai dengan tipe penyebab vaginitis. Penyakit infeksi vagina ini tidak sampai menyebabkan kematian. Namun apabila tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan komplikasi, berupa radang panggul, servisitis mukopurulent, selusitis vagina, kemudian apabila dialami oleh ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, ketuban pecah dini, kelahiran premature, korioamnionitis, dan infeksi cairan ketuban. Prognosis pada penyakit vaginitis ini umumnya baik dan hampir semua dapat disembuhkan, namun yang patut diwaspadai adalah vaginitis yang berulang atau recurrent karena dapat menyebabkan komplikasi. Pencegahan vaginitis dapat dilakukan dengan tindakan menjaga higenitas vagina serta penggunaan pengaman saat berhubungan seksual. Kata kunci: Vaginitis, Gejala, Tatalaksana","PeriodicalId":316021,"journal":{"name":"Ganesha Medicine","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122713637","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hemoroid merupakan jaringan normal yang terdapat pada semua orang. Hemoroid terdiri dari pleksus arteri-vena yang berfungsi sebagai katup dalam saluran anus untuk membantu sistem sfingter anus, mencegah inkontinensia flatus dan cairan. Bila hemoroid menyebabkan suatu keluhan seperti rasa tidak nyaman, gatal pada anus atau bahkan perdarahan lewat anus, maka perlu diperhatikan dan ditangani lebih lanjut. Hemoroid dapat diklasifikasikan menjadi hemoroid interna dan hemoroid eksterna. Penyebab dari hemoroid belum diketahui secara pasti, tetapi ada hal-hal paling umum yang diduga dapat memicu terjadinya hemoroid, yaitu, mengejan terlalu keras saat proses defekasi, kehamilan, asites dan faktor usia. Untuk menegakkan diagnosis hemoroid dibutuhkan pemeriksaan penunjang yang mendukung. Hemoroid merupakan kondisi yang sangat umum dan mempengaruhi sekitar 10 juta orang per tahun. Satu studi memperkirakan bahwa lebih dari 50% populasi AS yang berusia di atas 50 tahun memiliki pengalaman tentang penyakit hemoroid. Dari beberapa penelitian yang dilakukan, orang yang lebih sering menderita hemoroid berjenis kelamin laki-laki dan puncak terjadinya hemoroid berada pada usia 35 sampai 65 tahun dan jarang terjadi pada usia dibawah 20 tahun. Meskipun hemoroid tidak mengancam jiwa, tetapi penyakit ini sangat berpotensi mengurangi kualitas hidup seseorang. Tatalaksana untuk hemoroid tergantung dari derajat keparahan hemoroid itu sendiri. Terapi untuk hemoroid dapat berupa terapi konservatif, terapi non bedah dan terapi bedah. Kata kunci: Hemoroid, Gejala, Klasifikasi, Tatalaksana.
{"title":"Diagnosis dan Penatalaksanaan Hemoroid","authors":"Kadek Helen Yustika Pradiantini, I. S. Dinata","doi":"10.23887/gm.v1i1.31704","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/gm.v1i1.31704","url":null,"abstract":"Hemoroid merupakan jaringan normal yang terdapat pada semua orang. Hemoroid terdiri dari pleksus arteri-vena yang berfungsi sebagai katup dalam saluran anus untuk membantu sistem sfingter anus, mencegah inkontinensia flatus dan cairan. Bila hemoroid menyebabkan suatu keluhan seperti rasa tidak nyaman, gatal pada anus atau bahkan perdarahan lewat anus, maka perlu diperhatikan dan ditangani lebih lanjut. Hemoroid dapat diklasifikasikan menjadi hemoroid interna dan hemoroid eksterna. Penyebab dari hemoroid belum diketahui secara pasti, tetapi ada hal-hal paling umum yang diduga dapat memicu terjadinya hemoroid, yaitu, mengejan terlalu keras saat proses defekasi, kehamilan, asites dan faktor usia. Untuk menegakkan diagnosis hemoroid dibutuhkan pemeriksaan penunjang yang mendukung. Hemoroid merupakan kondisi yang sangat umum dan mempengaruhi sekitar 10 juta orang per tahun. Satu studi memperkirakan bahwa lebih dari 50% populasi AS yang berusia di atas 50 tahun memiliki pengalaman tentang penyakit hemoroid. Dari beberapa penelitian yang dilakukan, orang yang lebih sering menderita hemoroid berjenis kelamin laki-laki dan puncak terjadinya hemoroid berada pada usia 35 sampai 65 tahun dan jarang terjadi pada usia dibawah 20 tahun. Meskipun hemoroid tidak mengancam jiwa, tetapi penyakit ini sangat berpotensi mengurangi kualitas hidup seseorang. Tatalaksana untuk hemoroid tergantung dari derajat keparahan hemoroid itu sendiri. Terapi untuk hemoroid dapat berupa terapi konservatif, terapi non bedah dan terapi bedah. Kata kunci: Hemoroid, Gejala, Klasifikasi, Tatalaksana.","PeriodicalId":316021,"journal":{"name":"Ganesha Medicine","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123005025","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}