Pub Date : 2021-07-30DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.94
Ahmad Misbahul Anam
Dalam banyak kasus negara maju dan negara berkembang, narkoba masih menjadi bagian dari sistem ekonomi dunia. Antara kepentingan devisa cukai pajak sebagai pemasukan negara dan bagaimana mengatasi para pecandunya, yang merusak kehidupan pecandu dan sistem sosial. Kerusakan tersebut menyebabkan rusaknya sistem penangkap pesan, sebagai media untuk perbaikan diri. Agama memiliki kesempatan untuk mengembalikan sistem komunikasi ini, agar tidak berubah menjadi pengganggu (noise) bagi proses perbaikan. Penelitian ini mengenalkan pendekatan komunikasi yang dipaparkan oleh Shannon dan Waber, dimana dalam komunikasi selalu ada noise (hambatan) dalam prosesnya. Pecandu narkoba dijadikan obyek kajian, karena memiliki potensi gangguan tersebut. Didekatkan penanganannya melalui sentuhan al-Qur’an dan sunnah sebagai keperluan fitrah bagi perbaikan jiwa yang sedang mengalami gangguan. Penelitian ini membetasi diri hanya meneliti atas data-data yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, karena kondisi Covid-19 yang masih membatasi pertemuan dengan korban narkoba.
{"title":"MENGATASI GANGGUAN PROSES SAMPAINYA PESAN MELALUI MOTIVASI KESADARAN PADA PECANDU NARKOBA","authors":"Ahmad Misbahul Anam","doi":"10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.94","DOIUrl":"https://doi.org/10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.94","url":null,"abstract":"Dalam banyak kasus negara maju dan negara berkembang, narkoba masih menjadi bagian dari sistem ekonomi dunia. Antara kepentingan devisa cukai pajak sebagai pemasukan negara dan bagaimana mengatasi para pecandunya, yang merusak kehidupan pecandu dan sistem sosial. Kerusakan tersebut menyebabkan rusaknya sistem penangkap pesan, sebagai media untuk perbaikan diri. Agama memiliki kesempatan untuk mengembalikan sistem komunikasi ini, agar tidak berubah menjadi pengganggu (noise) bagi proses perbaikan. Penelitian ini mengenalkan pendekatan komunikasi yang dipaparkan oleh Shannon dan Waber, dimana dalam komunikasi selalu ada noise (hambatan) dalam prosesnya. Pecandu narkoba dijadikan obyek kajian, karena memiliki potensi gangguan tersebut. Didekatkan penanganannya melalui sentuhan al-Qur’an dan sunnah sebagai keperluan fitrah bagi perbaikan jiwa yang sedang mengalami gangguan. Penelitian ini membetasi diri hanya meneliti atas data-data yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, karena kondisi Covid-19 yang masih membatasi pertemuan dengan korban narkoba. \u0000 ","PeriodicalId":320031,"journal":{"name":"Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115347215","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-30DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.92
S. L. Simamora
Impressions program broadcast media were more varied, especially the entertainment program demanding society audience should have the ability to screen a wide range of entertainment programs such content. The reality is not so, is not proportional between variety program and the community's ability to filter information which may enter into her mind. This is especially seen in public audiences in rural areas. As stated by Nielsen Media Research that the majority of the audience in Indonesia is a community social economic status C and D, where their ability to seek more entertainment through a private television station. While their ability to sort out the entertainment program content can not be said to be feasible. The Research method used is descriptive qualitative research. Through this research, the researcher tries photographing reality lack the ability of mothers touched Majelis Taklim Nurul Hikmah, Tanjung Karang Village, Cigalontang, Tasikmalaya, West Java during the first month, which is the period of May 29 to June 26, 2018. Additionally depth interviews were conducted that research subjects 30 mothers touched Majelis Taklim Nurul Hikmah. The results of the research findings that the ability of mothers in sorting, filtering content impressions entertainment program is minimal, so with various limitations, the mothers can not provide assistance to the children or their grandchildren when watching television programs, especially the entertainment program.
{"title":"REALITAS LITERASI MEDIA PADA IBU-IBU JAMAAH MAJELIS TAKLIM NURUL HIKMAH, DESA TANJUNG KARANG, CIGALONTANG, TASIKMALAYA, JAWA BARAT","authors":"S. L. Simamora","doi":"10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.92","DOIUrl":"https://doi.org/10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.92","url":null,"abstract":"Impressions program broadcast media were more varied, especially the entertainment program demanding society audience should have the ability to screen a wide range of entertainment programs such content. The reality is not so, is not proportional between variety program and the community's ability to filter information which may enter into her mind. This is especially seen in public audiences in rural areas. As stated by Nielsen Media Research that the majority of the audience in Indonesia is a community social economic status C and D, where their ability to seek more entertainment through a private television station. While their ability to sort out the entertainment program content can not be said to be feasible. The Research method used is descriptive qualitative research. Through this research, the researcher tries photographing reality lack the ability of mothers touched Majelis Taklim Nurul Hikmah, Tanjung Karang Village, Cigalontang, Tasikmalaya, West Java during the first month, which is the period of May 29 to June 26, 2018. Additionally depth interviews were conducted that research subjects 30 mothers touched Majelis Taklim Nurul Hikmah. The results of the research findings that the ability of mothers in sorting, filtering content impressions entertainment program is minimal, so with various limitations, the mothers can not provide assistance to the children or their grandchildren when watching television programs, especially the entertainment program.","PeriodicalId":320031,"journal":{"name":"Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130699035","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-30DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.91
Saeful Rokhman, M. Muslimah
Tujuan penelian ini untuk mengungkap retorika da’wah Dr. Zakir naik dalam menda’wahkan Islam kepada kaum Nashrani. Metode penelitian menggunakan kualitatif. Hasil dalam penelitian ini berdasarkan data-data yang bisa penulis dapatkan selama penelitian berlangsung kemudian penulis analisa berdasarkan teori Aristoteles, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: Secara Ethos (sikap/kredibilitas komunikator), beliau menampakkan sikap bijak dalam menjawab semua pertanyaan dari komunikan. 2. Phatos (respon kumunikan). 3. Logos (isi pesan yang di sampaikan secara logis), isi pesan komunikasi yang banyak disampaikan oleh Dr. Zakir Naik ialah isi pesan yang disampaikan secara logis dan ilmiah, sehingga sangat mudah untuk mendapatkan respon yang positif dari setiap komunikan. Sebagaimana dibuktikan pada sebuah video yang di unggah pada Youtube.co.Lampu Islam pada tanggal 3 April 2017 di UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) dengan dialog bertema wanita Kristen akhirnya mengakui kebenara Islam. Terbukti bahwa Dr. Zakir Naik beretorika didalam dakwahnya menggunakan teori retorika Aristoteles yaitu Ethos, Pathos, dan Logos. Dapat kita lihat Dr. Zakir Naik sanggup menunjukkan kepada khalayak bahwa dia memiliki pengetahuan yang luas dengan memberikan sebuah contoh dan analogi yang mudah dipahami, sehingga memiliki kepribadian yang terpercaya, dan status yang terhormat dihadapan khalayak. Selain itu Dr. Zakir Naik mampu menyentuh hati khalayak, emosi, harapan, kebencian dan kasih sayang peserta diskusi dengan argumen yang Dr. Zakir Naik sampaikan bahwa agama Islam adalah agama kedamaian. Kemudian Dr. Zakir Naik pun meyakinkan kahalayak dengan mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai bukti.
{"title":"RETORIKA DAKWAH DR. ZAKIR NAIK DALAM MENDA’WAHKAN ISLAM KEPADA KAUM NASHRANI","authors":"Saeful Rokhman, M. Muslimah","doi":"10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.91","DOIUrl":"https://doi.org/10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.91","url":null,"abstract":"Tujuan penelian ini untuk mengungkap retorika da’wah Dr. Zakir naik dalam menda’wahkan Islam kepada kaum Nashrani. Metode penelitian menggunakan kualitatif. Hasil dalam penelitian ini berdasarkan data-data yang bisa penulis dapatkan selama penelitian berlangsung kemudian penulis analisa berdasarkan teori Aristoteles, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: Secara Ethos (sikap/kredibilitas komunikator), beliau menampakkan sikap bijak dalam menjawab semua pertanyaan dari komunikan. 2. Phatos (respon kumunikan). 3. Logos (isi pesan yang di sampaikan secara logis), isi pesan komunikasi yang banyak disampaikan oleh Dr. Zakir Naik ialah isi pesan yang disampaikan secara logis dan ilmiah, sehingga sangat mudah untuk mendapatkan respon yang positif dari setiap komunikan. Sebagaimana dibuktikan pada sebuah video yang di unggah pada Youtube.co.Lampu Islam pada tanggal 3 April 2017 di UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) dengan dialog bertema wanita Kristen akhirnya mengakui kebenara Islam. Terbukti bahwa Dr. Zakir Naik beretorika didalam dakwahnya menggunakan teori retorika Aristoteles yaitu Ethos, Pathos, dan Logos. Dapat kita lihat Dr. Zakir Naik sanggup menunjukkan kepada khalayak bahwa dia memiliki pengetahuan yang luas dengan memberikan sebuah contoh dan analogi yang mudah dipahami, sehingga memiliki kepribadian yang terpercaya, dan status yang terhormat dihadapan khalayak. Selain itu Dr. Zakir Naik mampu menyentuh hati khalayak, emosi, harapan, kebencian dan kasih sayang peserta diskusi dengan argumen yang Dr. Zakir Naik sampaikan bahwa agama Islam adalah agama kedamaian. Kemudian Dr. Zakir Naik pun meyakinkan kahalayak dengan mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai bukti.","PeriodicalId":320031,"journal":{"name":"Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131056739","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-30DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.96
Ujang Habibi
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kedudukan ilmu sebagai substansi da’wah dalam Islam. Metode penelitian menggunakan kualitatif. Hasil dalam artikel ini menunjukkan bahwa Islam menjunjung tinggi ilmu, baik ilmu itu sendiri maupun orang-orang yang menekuni ilmu, mengerahkan tenaga dan waktunya untuk menggali ilmu. Karena begitu pentingnya ilmu sehingga Allah menyebutkan kata ini sampai beratus-ratus kali. Bagi Islam, sumber ilmu yang paling benar adalah dari al-Qur’an dan hadits yang shahih, sehingga bagi seorang muslim pun harus menyandarkan ilmu nya kepada keduanya dan melandasinya dengan konsep aqidah atau tauhid yang kokoh kepada Allah sebagai sumber ilmu yang absolut.
{"title":"ILMU SEBAGAI SUBSTANSI DA’WAH DALAM ISLAM","authors":"Ujang Habibi","doi":"10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.96","DOIUrl":"https://doi.org/10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.96","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kedudukan ilmu sebagai substansi da’wah dalam Islam. Metode penelitian menggunakan kualitatif. Hasil dalam artikel ini menunjukkan bahwa Islam menjunjung tinggi ilmu, baik ilmu itu sendiri maupun orang-orang yang menekuni ilmu, mengerahkan tenaga dan waktunya untuk menggali ilmu. Karena begitu pentingnya ilmu sehingga Allah menyebutkan kata ini sampai beratus-ratus kali. Bagi Islam, sumber ilmu yang paling benar adalah dari al-Qur’an dan hadits yang shahih, sehingga bagi seorang muslim pun harus menyandarkan ilmu nya kepada keduanya dan melandasinya dengan konsep aqidah atau tauhid yang kokoh kepada Allah sebagai sumber ilmu yang absolut.","PeriodicalId":320031,"journal":{"name":"Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131113539","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-30DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.98
Lukman Ma’sa, Lukman Lukman, Siti Fadlilah
Da’wah pada hakikatnya harus tegak diatas sendi-sendi toleransi, yaitu menyampaikan hujjah yang benar dan tidak memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain. Toleransi dalam arti tasamuh dalm Islam mempunyai prinsip-prinsip yang harus ditegakkan dalam aktivitas da’wah. Mohammad Natsir sebagai seorang da’i sangat paham dan menyadari hal tersebut sehingga dalam aktivitas da’wahnya senantiasa didasarkan dan merujuk kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah serta pengamalan para sahabat Nabi. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), di mana peneliti melakukan penelusuran, analisa, dan penelaahan terhadap aktivitas-aktivitas da’wah Mohammad Natsir yang terekam dalam karya-karya beliau dan juga literatur yang terkait dengan penelitian ini. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa da’wah Mohammad Natsir dalam berbagai bidang sangat sarat dengan nilai-nilai toleransi, antara lain toleransi da’wah Mohammad Natsir dalam hubungan antar umat beragama, toleransi da’wah Natsir dalam dunia politik. Seorang da’i, baik sebagai politisi, birokrat, dokter, guru maupun masyarakat biasa dalam menjalankan da’wahnya harus senantiasa memancarkan nilai-nilai tasamuh atau toleransi Islam.
达瓦实际上应该建立在宽容的基础上,即传达正确的胡杰,而不是把信仰强加于他人。宽容在tasamuh dalm伊斯兰教的活动中有必须执行的原则。穆罕默德·纳西尔是一个非常了解并意识到这一点的人,他的运动总是以古兰经、《古兰经》和先知朋友的观察为基础。该研究是一项图书馆研究,研究人员在该研究中对da wah Mohammad Natsir的活动进行了调查、分析和研究,这些活动记录在他的作品和与该研究相关的文献中。这项研究得出的结论是,在许多领域,达瓦·穆罕默德·纳西尔的容忍价值非常高,包括宗教关系中的达瓦·纳西尔,以及政治上的达华·纳西尔。从政、官僚、医生、教师和普通民众
{"title":"TOLERANSI DA’WAH MOHAMMAD NATSIR","authors":"Lukman Ma’sa, Lukman Lukman, Siti Fadlilah","doi":"10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.98","DOIUrl":"https://doi.org/10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.98","url":null,"abstract":"Da’wah pada hakikatnya harus tegak diatas sendi-sendi toleransi, yaitu menyampaikan hujjah yang benar dan tidak memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain. Toleransi dalam arti tasamuh dalm Islam mempunyai prinsip-prinsip yang harus ditegakkan dalam aktivitas da’wah. Mohammad Natsir sebagai seorang da’i sangat paham dan menyadari hal tersebut sehingga dalam aktivitas da’wahnya senantiasa didasarkan dan merujuk kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah serta pengamalan para sahabat Nabi. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), di mana peneliti melakukan penelusuran, analisa, dan penelaahan terhadap aktivitas-aktivitas da’wah Mohammad Natsir yang terekam dalam karya-karya beliau dan juga literatur yang terkait dengan penelitian ini. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa da’wah Mohammad Natsir dalam berbagai bidang sangat sarat dengan nilai-nilai toleransi, antara lain toleransi da’wah Mohammad Natsir dalam hubungan antar umat beragama, toleransi da’wah Natsir dalam dunia politik. Seorang da’i, baik sebagai politisi, birokrat, dokter, guru maupun masyarakat biasa dalam menjalankan da’wahnya harus senantiasa memancarkan nilai-nilai tasamuh atau toleransi Islam. ","PeriodicalId":320031,"journal":{"name":"Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131931957","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-30DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.90
Dwi Budiman Assiroji
Research Objectives: This study aims to find out how the concept of da'wah communication should be carried out by a da'wah leader in facing the digital generation. Research Methodology: Qualitative-Literature. Research Results: from this study it was found that in facing the digital generation, a da'wah leader must pay attention to at least three things in communicating. Namely: first, you must be an example in your life, especially in the context of da'wah. Because the digital generation is a generation that really pays attention to the lives of its characters. Second, da'wah leaders must make maximum use of online media as a medium for preaching to the digital generation. Because the digital generation is a generation that is very familiar with online media. Third, the da'wah leader must have digital literacy in communicating with the digital generation. The three literacies are data literacy, technological literacy and human literacy. So that with this literacy, da'wah leaders can communicate well with the digital generation.
{"title":"KONSEP KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DAKWAH DALAM MENGHADAPI GENERASI DIGITAL","authors":"Dwi Budiman Assiroji","doi":"10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.90","DOIUrl":"https://doi.org/10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.90","url":null,"abstract":"Research Objectives: This study aims to find out how the concept of da'wah communication should be carried out by a da'wah leader in facing the digital generation. Research Methodology: Qualitative-Literature. Research Results: from this study it was found that in facing the digital generation, a da'wah leader must pay attention to at least three things in communicating. Namely: first, you must be an example in your life, especially in the context of da'wah. Because the digital generation is a generation that really pays attention to the lives of its characters. Second, da'wah leaders must make maximum use of online media as a medium for preaching to the digital generation. Because the digital generation is a generation that is very familiar with online media. Third, the da'wah leader must have digital literacy in communicating with the digital generation. The three literacies are data literacy, technological literacy and human literacy. So that with this literacy, da'wah leaders can communicate well with the digital generation.","PeriodicalId":320031,"journal":{"name":"Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan","volume":"57 6","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132575526","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-30DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.97
Imam Taufik Alkhotob Alkhotob
When the Muslim community lives in a country as a minority, they usually stay active with limited space and movement. This is because they come with different religions and cultures. As a minority, Islam regulates how they should interact with the country where they live. Through qualitative methodology and descriptive analysis writing, the author will explain the forms of interaction that must be carried out. The result is six things; Minority Muslims are obliged to preach Islam to the Community and the State, Maintain the implementation of the main religious syari'at for individuals in the life of the state, Maintain the rules of the shari'ah that have been agreed upon regarding its halalness and prohibitions, even though the State legalizes it, Obligation to be involved in the process building the State and resolving the problems of the State, the obligation to maintain relations between fellow citizens of the State and not to carry out rebellion against the State unless they have the ability and after seeing the magnitude of the Maslahat caused
{"title":"FIQIH MINORITAS MUSLIM DALAM BERINTERAKSI KEPADA NEGARANYA","authors":"Imam Taufik Alkhotob Alkhotob","doi":"10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.97","DOIUrl":"https://doi.org/10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.97","url":null,"abstract":"When the Muslim community lives in a country as a minority, they usually stay active with limited space and movement. This is because they come with different religions and cultures. As a minority, Islam regulates how they should interact with the country where they live. Through qualitative methodology and descriptive analysis writing, the author will explain the forms of interaction that must be carried out. The result is six things; Minority Muslims are obliged to preach Islam to the Community and the State, Maintain the implementation of the main religious syari'at for individuals in the life of the state, Maintain the rules of the shari'ah that have been agreed upon regarding its halalness and prohibitions, even though the State legalizes it, Obligation to be involved in the process building the State and resolving the problems of the State, the obligation to maintain relations between fellow citizens of the State and not to carry out rebellion against the State unless they have the ability and after seeing the magnitude of the Maslahat caused","PeriodicalId":320031,"journal":{"name":"Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129970583","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-28DOI: 10.38214/JURNALDAWAHSTIDNATSIR.V3I02.87
Ahmad Misbahul Anam
Penelitian ini ingin mengungkapkan tentang bagaimana pola komunikasi pada masyarakat Ngoyo Sulawesi tengah. Pendekatan penelitian ini adalah kwalitatif dengan keterlibatan peneliti, yang juga sebagai actor perubahan yang terlibat dalam komunitas tersebut selama 2 tahun. Hasilnya menunjukkan banyak pola yang digunakan dalam membangun komunikasi dan kemudian menghasilkan pengaruh berupa keterbukaan informasi warga sebagai bagian dari perubahan.
{"title":"POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DI KAMPUNG NGOYO MOROWALI UTARA PADA INFORMASI BARU","authors":"Ahmad Misbahul Anam","doi":"10.38214/JURNALDAWAHSTIDNATSIR.V3I02.87","DOIUrl":"https://doi.org/10.38214/JURNALDAWAHSTIDNATSIR.V3I02.87","url":null,"abstract":"Penelitian ini ingin mengungkapkan tentang bagaimana pola komunikasi pada masyarakat Ngoyo Sulawesi tengah. Pendekatan penelitian ini adalah kwalitatif dengan keterlibatan peneliti, yang juga sebagai actor perubahan yang terlibat dalam komunitas tersebut selama 2 tahun. Hasilnya menunjukkan banyak pola yang digunakan dalam membangun komunikasi dan kemudian menghasilkan pengaruh berupa keterbukaan informasi warga sebagai bagian dari perubahan.","PeriodicalId":320031,"journal":{"name":"Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123451818","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-28DOI: 10.38214/JURNALDAWAHSTIDNATSIR.V3I02.88
Lukman Ma’sa
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prinsip-prinsip da’wah politik menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah. Metode Penelitian: Kualitatif. Hasil Penelitian: Da’wah adalah kegiatan utama dari seorang da’i yang politisi, maka tentu saja dalam berpolitik berpedoman pada prinsip-prinsip da’wah yang telah digariskan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta melaksanakan prinsip-prinsip politik Islam sekaligus. Sehingga ketika dikatakan prinsip da’wah politik, maka kita dapat merumuskan prinsip-prinsip tersebut, dengan mengacu pada prinsip-prinsip da’wah secara umum dan prinsip-prinsip politik Islam sekaligus. Diantara prinsip-prinsip tersebuta adalah: Memberi keteladanan sebelum berda’wah, artinya seorang politisi, khususnya pemegang kekuasaan harus menjadi qudwah ditengah-tengah masyarakatnya, dia terdepan dalam melaksanakan syari’at. Demikian juga prinsip mengikat hati sebelum membebani, bahwa seorang penguasa harus mendapatkan simpati dan dukungan dari masyarakat sebelum mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang membebani masyarakat. Prinsip lainnya adalah mengenalkan sebelum memberi beban, artinya segala bentuk pembebanan kepada masyarakat atau mad’u harus didahului sosialisasi, pengenalan, pengetahuan, baik itu beban peraturan dan perundang-undangan baru, maupun pelaksanaan syari’at agama secara kelembagaan. Dengan demikian da’wah politik adalah keistiqomahan seorang da’i yang terjun dalam dunia politis untuk terus berpegang teguh pada prinsip-prinsip da’wah itu sendiri.
{"title":"PRINSIP-PRINSIP DAN URGENSI DA’WAH POLITIK DALAM AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH","authors":"Lukman Ma’sa","doi":"10.38214/JURNALDAWAHSTIDNATSIR.V3I02.88","DOIUrl":"https://doi.org/10.38214/JURNALDAWAHSTIDNATSIR.V3I02.88","url":null,"abstract":"Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prinsip-prinsip da’wah politik menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah. Metode Penelitian: Kualitatif. Hasil Penelitian: Da’wah adalah kegiatan utama dari seorang da’i yang politisi, maka tentu saja dalam berpolitik berpedoman pada prinsip-prinsip da’wah yang telah digariskan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta melaksanakan prinsip-prinsip politik Islam sekaligus. Sehingga ketika dikatakan prinsip da’wah politik, maka kita dapat merumuskan prinsip-prinsip tersebut, dengan mengacu pada prinsip-prinsip da’wah secara umum dan prinsip-prinsip politik Islam sekaligus. Diantara prinsip-prinsip tersebuta adalah: Memberi keteladanan sebelum berda’wah, artinya seorang politisi, khususnya pemegang kekuasaan harus menjadi qudwah ditengah-tengah masyarakatnya, dia terdepan dalam melaksanakan syari’at. Demikian juga prinsip mengikat hati sebelum membebani, bahwa seorang penguasa harus mendapatkan simpati dan dukungan dari masyarakat sebelum mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang membebani masyarakat. Prinsip lainnya adalah mengenalkan sebelum memberi beban, artinya segala bentuk pembebanan kepada masyarakat atau mad’u harus didahului sosialisasi, pengenalan, pengetahuan, baik itu beban peraturan dan perundang-undangan baru, maupun pelaksanaan syari’at agama secara kelembagaan. Dengan demikian da’wah politik adalah keistiqomahan seorang da’i yang terjun dalam dunia politis untuk terus berpegang teguh pada prinsip-prinsip da’wah itu sendiri.","PeriodicalId":320031,"journal":{"name":"Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126697080","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-06DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v3i01.62
Abdul Kadir
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri sejarah dan konstribusi pesantren serta model-model pendidikan yang ada di pesantrean tradisonal dan modern di indonesia. Metode Penelitian: Kualitatif. Hasil Penelitian: Banyak peneliti baik dari Indonesia maupun asing yang menulis tentang pesantren, apakah dari segi sejarah, asal-usul, peran dan kontribusi pesantrean di Indonesia. Terlihat dominasi peneliti asing lebih dominan. Mereka membahas dari prespektif sejarah, peran dan model pendidikan. Terkadang pesantren tradional misalnya, terlihat unik dan menarik, memiliki ciri khusus dan ada tradisi tersendiri yang berbeda dengan model pendidikan umum. Sistem pengajaran yang dilakukan di pesantren seringkali tidak menggunakan kurikulum, atau target tertentu dan kurikulum semuanya diserahkan pada masing-masing kiai. Dan umumnya materi yang disampaikan itu lebih banyak bermuatan bahasa Arab ‘kitab kuning’. Dan seringkali keberadaan masjid dalam sebuah komplek pesantren lebih dahulu ada dibandingkan dengan keberadaan pesantren itu sendiri. Oleh karenanya, masjid merupakan instrumen awal sebuah pesantren. Karena di situ lah biasanya para kiai mendidik para santrinya. Dan pesantren secara umum terbagi dalam dua model. Model tradisional dan modern.
{"title":"PESANTREN; PRESPEKTIF SEJARAH, KONSTRIBUSI DAN MODEL PENDIDIKAN","authors":"Abdul Kadir","doi":"10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v3i01.62","DOIUrl":"https://doi.org/10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v3i01.62","url":null,"abstract":"Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri sejarah dan konstribusi pesantren serta model-model pendidikan yang ada di pesantrean tradisonal dan modern di indonesia. Metode Penelitian: Kualitatif. Hasil Penelitian: Banyak peneliti baik dari Indonesia maupun asing yang menulis tentang pesantren, apakah dari segi sejarah, asal-usul, peran dan kontribusi pesantrean di Indonesia. Terlihat dominasi peneliti asing lebih dominan. Mereka membahas dari prespektif sejarah, peran dan model pendidikan. Terkadang pesantren tradional misalnya, terlihat unik dan menarik, memiliki ciri khusus dan ada tradisi tersendiri yang berbeda dengan model pendidikan umum. Sistem pengajaran yang dilakukan di pesantren seringkali tidak menggunakan kurikulum, atau target tertentu dan kurikulum semuanya diserahkan pada masing-masing kiai. Dan umumnya materi yang disampaikan itu lebih banyak bermuatan bahasa Arab ‘kitab kuning’. Dan seringkali keberadaan masjid dalam sebuah komplek pesantren lebih dahulu ada dibandingkan dengan keberadaan pesantren itu sendiri. Oleh karenanya, masjid merupakan instrumen awal sebuah pesantren. Karena di situ lah biasanya para kiai mendidik para santrinya. Dan pesantren secara umum terbagi dalam dua model. Model tradisional dan modern.","PeriodicalId":320031,"journal":{"name":"Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131480609","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}