Pertumbuhan penduduk Kota Bogor sangat tinggi, sehingga terjadi peningkatan sampah yang tidak terkelola dengan baik. Pengelolaan sampah seperti tempat penampungan sementara pemerintah belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, yang mengarah pada munculnya LPS (Lokasi Pembuangan Sampah) ilegal akibat praktik pembuangan sampah ilegal oleh masyarakat setempat. Bahaya LPS ilegal adalah dapat mencemari lingkungan, berpotensi menyebarkan penyakit dan menghilangkan nilai estetika di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan menganalisis penyebaran situs LPS ilegal dengan faktor-faktor yang berpengaruh. Data penelitian diambil langsung dengan observasi dan pengukuran di lokasi tersebut dan dengan bantuan studi perpustakaan. Hasil penelitian kami menunjukkan ada 6 kecamatan yang menjadi objek penelitian di Kota Bogor, antara lain Bogor Utara, Bogor Barat, Bogor Tengah, Tanah Sareal, Bogor Timur, Bogor Selatan. Hasil penelitian ini menemukan 28 lokasi LPS ilegal yang tersebar di 6 kecamatan. Sebaran dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, lahan, jarak ke sungai, jenis jalan dan ketersediaan TPS (Tempat Pemrosesan Sampah) legal.
{"title":"Pemetaan Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kota Bogor","authors":"Alfahmi Ristianto, Hijrah Purnama Putra, Fina Binazir Maziya","doi":"10.21776/ub.jsal.2022.009.01.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2022.009.01.2","url":null,"abstract":"Pertumbuhan penduduk Kota Bogor sangat tinggi, sehingga terjadi peningkatan sampah yang tidak terkelola dengan baik. Pengelolaan sampah seperti tempat penampungan sementara pemerintah belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, yang mengarah pada munculnya LPS (Lokasi Pembuangan Sampah) ilegal akibat praktik pembuangan sampah ilegal oleh masyarakat setempat. Bahaya LPS ilegal adalah dapat mencemari lingkungan, berpotensi menyebarkan penyakit dan menghilangkan nilai estetika di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan menganalisis penyebaran situs LPS ilegal dengan faktor-faktor yang berpengaruh. Data penelitian diambil langsung dengan observasi dan pengukuran di lokasi tersebut dan dengan bantuan studi perpustakaan. Hasil penelitian kami menunjukkan ada 6 kecamatan yang menjadi objek penelitian di Kota Bogor, antara lain Bogor Utara, Bogor Barat, Bogor Tengah, Tanah Sareal, Bogor Timur, Bogor Selatan. Hasil penelitian ini menemukan 28 lokasi LPS ilegal yang tersebar di 6 kecamatan. Sebaran dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, lahan, jarak ke sungai, jenis jalan dan ketersediaan TPS (Tempat Pemrosesan Sampah) legal.","PeriodicalId":34173,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48648584","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-01DOI: 10.21776/ub.jsal.2021.008.03.5
Langgeng Wahyu Santosa
Mata air merupakan sumber air bersih potensial yang dimanfaatkan masyarakat di Lembah Banjarasri Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulonprogo. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik hidrogeomorfologi mata air di daerah penelitian. Kajian hidrogeomorfologi menjelaskan tentang aspek-aspek geomorfologi yang berpengaruh terhadap karakteristik pemunculan mata air pada setiap satuan bentuk lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara geomorfologi di Lembah Banjarasri terdapat 2 mata air yang muncul pada bentuk lahan lerengkaki perbukitan struktural terdenudasi kuat, dengan debit aliran kecil, karena dipengaruhi oleh kemiringan lereng yang sangat curam, tipisnya lapisan tanah sebagai media infiltrasi air hujan, dan jenis material penyusun berupa batuan andesit tua yang relatif kedap air. Terdapat 12 mata air pada bentuk lahan lerengkaki perbukitan struktural terdenudasi sedang tersusun oleh batugamping Formasi Sentolo, berstruktur percelahan dan retakan, sehingga permeabilitas dan prorositas batuan tinggi dan berpotensi memunculkan mata air. Hanya terdapat 4 mata air yang muncul pada lerengkaki perbukitan struktural terdenudasi ringan, karena faktor material penyusun berupa batuan beku andesit tua Formasi Kebobutak. Pada bentuk lahan dataran aluvial terdapat 3 mata air, karena faktor topografi yang relatif datar hingga landai, dan tebalnya endapan aluvium, serta tidak ada kontrol struktur yang tegas sebagai faktor pemunculan mata air.
{"title":"Hidrogeomorfologi Mata Air Lembah Banjarasri Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulonprogo","authors":"Langgeng Wahyu Santosa","doi":"10.21776/ub.jsal.2021.008.03.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.03.5","url":null,"abstract":"Mata air merupakan sumber air bersih potensial yang dimanfaatkan masyarakat di Lembah Banjarasri Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulonprogo. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik hidrogeomorfologi mata air di daerah penelitian. Kajian hidrogeomorfologi menjelaskan tentang aspek-aspek geomorfologi yang berpengaruh terhadap karakteristik pemunculan mata air pada setiap satuan bentuk lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara geomorfologi di Lembah Banjarasri terdapat 2 mata air yang muncul pada bentuk lahan lerengkaki perbukitan struktural terdenudasi kuat, dengan debit aliran kecil, karena dipengaruhi oleh kemiringan lereng yang sangat curam, tipisnya lapisan tanah sebagai media infiltrasi air hujan, dan jenis material penyusun berupa batuan andesit tua yang relatif kedap air. Terdapat 12 mata air pada bentuk lahan lerengkaki perbukitan struktural terdenudasi sedang tersusun oleh batugamping Formasi Sentolo, berstruktur percelahan dan retakan, sehingga permeabilitas dan prorositas batuan tinggi dan berpotensi memunculkan mata air. Hanya terdapat 4 mata air yang muncul pada lerengkaki perbukitan struktural terdenudasi ringan, karena faktor material penyusun berupa batuan beku andesit tua Formasi Kebobutak. Pada bentuk lahan dataran aluvial terdapat 3 mata air, karena faktor topografi yang relatif datar hingga landai, dan tebalnya endapan aluvium, serta tidak ada kontrol struktur yang tegas sebagai faktor pemunculan mata air.","PeriodicalId":34173,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46056928","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-01DOI: 10.21776/ub.jsal.2021.008.03.4
W. Prayogo, Fairuza Marhamah, Hafiz Achmad Fauzan, Rifka Noor Azizah, Vandith Va
Pencemaran Sungai Diwak akibat aktivitas industri berdampak terhadap penurunan kualitas air sungai dan tanah, dibuktikan dengan adanya temuan tanaman pertanian abnormal. Penelitian ini bertujuan membuktikan apakah aktivitas industri di Kawasan Industri Bergas telah mencemari air sungai dan tanah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Diwak, serta merekomendasikan strategi pengendalian pencemarannya. Lokasi pengambilan sampel dilakukan berada pada Desa Kedungwuni hingga Diwak dengan membaginya menjadi 3 segmen. Dua belas parameter analisis kualitas air sungai dan lima parameter tanah dianalisis dengan dibandingkan pada baku mutu yang dipersyaratkan. Analisis mutu air sungai menggunakan metode Polution Index (PI), sedangkan strategi pengendalian pencemaran menggunakan analisis Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats (SWOT). Hasil kajian diketahui bahwa Sungai Diwak sudah tidak dapat menerima beban pencemar BODc 8.14 mg.L-1. Beban pencemar sudah melampaui daya tampung alami sebesar 2.22 mg.L-1. Korelasi antara pencemaran Sungai Diwak dengan data penurunan kualitas air sungai dan peningkatan unsur logam berat pada sampel tanah di sekitar DAS Diwak memiliki korelasi positif 99.6%. Strategi upaya pengendalian pencemaran air sungai dan tanah adalah (1) menetapkan kebijakan baku mutu air sungai dan tanah, (2) meningkatkan pemantauan aktivitas industri, kualitas air sungai dan tanah; serta (3) pemberian sanksi dan penghargaan kepada industri maupun masyarakat atas prestasinya dalam mengelola ekosistem.
{"title":"Strategi Pengendalian Pencemaran Industri untuk Pengelolaan Mutu Air Sungai dan Tanah di DAS Diwak, Jawa Tengah","authors":"W. Prayogo, Fairuza Marhamah, Hafiz Achmad Fauzan, Rifka Noor Azizah, Vandith Va","doi":"10.21776/ub.jsal.2021.008.03.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.03.4","url":null,"abstract":"Pencemaran Sungai Diwak akibat aktivitas industri berdampak terhadap penurunan kualitas air sungai dan tanah, dibuktikan dengan adanya temuan tanaman pertanian abnormal. Penelitian ini bertujuan membuktikan apakah aktivitas industri di Kawasan Industri Bergas telah mencemari air sungai dan tanah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Diwak, serta merekomendasikan strategi pengendalian pencemarannya. Lokasi pengambilan sampel dilakukan berada pada Desa Kedungwuni hingga Diwak dengan membaginya menjadi 3 segmen. Dua belas parameter analisis kualitas air sungai dan lima parameter tanah dianalisis dengan dibandingkan pada baku mutu yang dipersyaratkan. Analisis mutu air sungai menggunakan metode Polution Index (PI), sedangkan strategi pengendalian pencemaran menggunakan analisis Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats (SWOT). Hasil kajian diketahui bahwa Sungai Diwak sudah tidak dapat menerima beban pencemar BODc 8.14 mg.L-1. Beban pencemar sudah melampaui daya tampung alami sebesar 2.22 mg.L-1. Korelasi antara pencemaran Sungai Diwak dengan data penurunan kualitas air sungai dan peningkatan unsur logam berat pada sampel tanah di sekitar DAS Diwak memiliki korelasi positif 99.6%. Strategi upaya pengendalian pencemaran air sungai dan tanah adalah (1) menetapkan kebijakan baku mutu air sungai dan tanah, (2) meningkatkan pemantauan aktivitas industri, kualitas air sungai dan tanah; serta (3) pemberian sanksi dan penghargaan kepada industri maupun masyarakat atas prestasinya dalam mengelola ekosistem.","PeriodicalId":34173,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46666702","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-01DOI: 10.21776/ub.jsal.2021.008.03.2
Sri Jummiati, Eriyati Eriyati, Ando Fahda Aulia
Waduk Sungai Paku merupakan waduk yang terletak di Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Waduk dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, diantaranya untuk irigasi, objek wisata, PDAM, dan kegiatan perikanan baik tangkap maupun budidaya. Untuk kegiatan perikanan budidaya dibagi menjadi dua sistem yaitu keramba jaring apung dan kolam tanah. Namun, pemanfaatan Waduk Sungai Paku belum terukur secara ekonomi sehingga dilakukan studi tentang besarnya nilai ekonomi penggunaan waduk tersebut. Pengkajian ini bermaksud menghitung ekonomi total pemanfaatan waduk untuk kegiatan perikanan budidaya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode market price. Hasil riset menyatakan total nilai ekonomi untuk kegiatan perikanan sebesar Rp. 3.670.637.000,- per tahun, yang terdiri atas pemanfaatan budidaya keramba jaring apung sebesar Rp. 957.296.000,- per tahun dan kolam tanah sebesar Rp. 2.713.341.000,- per tahun. Kolam tanah lebih banyak digunakan dalam membudidayakan ikan karena adanya air yang selalu mengalir.
{"title":"Nilai Ekonomi Pemanfaatan Waduk Sungai Paku untuk Kegiatan Budidaya Perikanan di Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar","authors":"Sri Jummiati, Eriyati Eriyati, Ando Fahda Aulia","doi":"10.21776/ub.jsal.2021.008.03.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.03.2","url":null,"abstract":"Waduk Sungai Paku merupakan waduk yang terletak di Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Waduk dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, diantaranya untuk irigasi, objek wisata, PDAM, dan kegiatan perikanan baik tangkap maupun budidaya. Untuk kegiatan perikanan budidaya dibagi menjadi dua sistem yaitu keramba jaring apung dan kolam tanah. Namun, pemanfaatan Waduk Sungai Paku belum terukur secara ekonomi sehingga dilakukan studi tentang besarnya nilai ekonomi penggunaan waduk tersebut. Pengkajian ini bermaksud menghitung ekonomi total pemanfaatan waduk untuk kegiatan perikanan budidaya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode market price. Hasil riset menyatakan total nilai ekonomi untuk kegiatan perikanan sebesar Rp. 3.670.637.000,- per tahun, yang terdiri atas pemanfaatan budidaya keramba jaring apung sebesar Rp. 957.296.000,- per tahun dan kolam tanah sebesar Rp. 2.713.341.000,- per tahun. Kolam tanah lebih banyak digunakan dalam membudidayakan ikan karena adanya air yang selalu mengalir.","PeriodicalId":34173,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44644289","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-01DOI: 10.21776/ub.jsal.2021.008.03.3
Cindy Lukyta Ratih Riyanto, S. Sumardi, S. Farisi, C. N. Ekowati
Resiko pencemaran lingkungan akibat tumpahan solar meningkat tiap tahunnya, oleh karena itu diperlukan upaya ramah lingkungan dengan biaya produksi rendah. Penelitian ini menggunakan bakteri Serratia marcescens strain MBC1 dengan tujuan menguji aktivitas biosurfaktan yang dihasilkan dalam melarutkan solar. Bakteri ini ditumbuhkan pada media produksi Trypton Water, limbah cair produksi tepung tapioka, dan limbah cair produksi tepung maizena yang masing-masing telah diberi variasi pH yaitu 6, 7, dan 8 kemudian diinkubasi selama 7 hari. Biosurfaktan dari media produksi dipanen dengan sentrifuse dan diuji aktivitas biosurfaktan dengan 3 parameter uji yaitu uji drop collapse, uji oil displacement, dan uji emulsifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biosurfaktan yang dihasilkan dari ketiga jenis media produksi mampu melarutkan solar. Biosurfaktan hasil produksi dari media limbah cair produksi tepung maizena pH 7 menunjukkan aktivitas melarutkan solar paling optimum dengan indeks emulsifikasi sebesar 63.88%.
{"title":"Aktivitas Biosurfaktan Serratia Marcescens strain MBC1 dalam Mengemulsikan Solar dengan Variasi pH dan Media","authors":"Cindy Lukyta Ratih Riyanto, S. Sumardi, S. Farisi, C. N. Ekowati","doi":"10.21776/ub.jsal.2021.008.03.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.03.3","url":null,"abstract":"Resiko pencemaran lingkungan akibat tumpahan solar meningkat tiap tahunnya, oleh karena itu diperlukan upaya ramah lingkungan dengan biaya produksi rendah. Penelitian ini menggunakan bakteri Serratia marcescens strain MBC1 dengan tujuan menguji aktivitas biosurfaktan yang dihasilkan dalam melarutkan solar. Bakteri ini ditumbuhkan pada media produksi Trypton Water, limbah cair produksi tepung tapioka, dan limbah cair produksi tepung maizena yang masing-masing telah diberi variasi pH yaitu 6, 7, dan 8 kemudian diinkubasi selama 7 hari. Biosurfaktan dari media produksi dipanen dengan sentrifuse dan diuji aktivitas biosurfaktan dengan 3 parameter uji yaitu uji drop collapse, uji oil displacement, dan uji emulsifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biosurfaktan yang dihasilkan dari ketiga jenis media produksi mampu melarutkan solar. Biosurfaktan hasil produksi dari media limbah cair produksi tepung maizena pH 7 menunjukkan aktivitas melarutkan solar paling optimum dengan indeks emulsifikasi sebesar 63.88%.","PeriodicalId":34173,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42278520","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-01DOI: 10.21776/ub.jsal.2021.008.03.1
Hotnida Nainggolan, N. W. S. Wardhani, A. Leksono, I. Santoso
Global awareness towards sustainability are putting pressure on industries worldwide to implement procedures to manage the elements of sustainability for an industrial development. This study aims to assess the readiness of Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) towards sustainable industrial estate. This research was conducted using qualitative methods with the type of research in the form of case studies. Six parameters are assessed based on the concept formulated by Ernest Lowe (2001) that include natural system integration with environmental capacity-bearing capability, sustainable energy and water use, integration of output and waste material flows, efficient industrial estate management, environmentally friendly infrastructure design and integration between industrial estates and social communities, contributing to local economic development. Using a Likert scale of 1 to 3 to assess the level of application of EIP principles in the PIER industrial estate, the results obtained are that two EIP principles have not been applied at all and four principles have not been fully implemented.
{"title":"Readiness Assessment of Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) Towards Sustainable Industrial Estate","authors":"Hotnida Nainggolan, N. W. S. Wardhani, A. Leksono, I. Santoso","doi":"10.21776/ub.jsal.2021.008.03.1","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.03.1","url":null,"abstract":"Global awareness towards sustainability are putting pressure on industries worldwide to implement procedures to manage the elements of sustainability for an industrial development. This study aims to assess the readiness of Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) towards sustainable industrial estate. This research was conducted using qualitative methods with the type of research in the form of case studies. Six parameters are assessed based on the concept formulated by Ernest Lowe (2001) that include natural system integration with environmental capacity-bearing capability, sustainable energy and water use, integration of output and waste material flows, efficient industrial estate management, environmentally friendly infrastructure design and integration between industrial estates and social communities, contributing to local economic development. Using a Likert scale of 1 to 3 to assess the level of application of EIP principles in the PIER industrial estate, the results obtained are that two EIP principles have not been applied at all and four principles have not been fully implemented.","PeriodicalId":34173,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46530407","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-16DOI: 10.21776/ub.jsal.2021.008.02.1
Mega Widiyaningsih, Chatarina Muryani, Rahning Utomowati
Perubahan penggunaan lahan terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Gembong Kabupaten Karanganyar khususnya di Kecamatan Tawangmangu yang terletak di bagian hulu DAS Gembong terjadi akibat meningkatnya pengembangan kawasan wisata. Sebagai pengatur tata air dan kawasan resapan, keberadaannya perlu dilestarikan fungsinya untuk menjaga keseimbangan ekosistem di DAS tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui daya dukung sumber daya air, dan perubahan daya dukung sumber daya air dari tahun 2010 hingga 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan keruangan. Perhitungan ketersediaan air disimulasikan berdasarkan data curah hujan dan iklim, sedangkan kebutuhan air dihitung berdasarkan berbagai macam peruntukan kebutuhan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya dukung sumber daya air di DAS Gembong pada tahun 2010 dan 2020 dalam keadaan surplus. Tahun 2010 terjadi surplus penggunaan air sebesar 24,163,553.54 m3 per tahun, sedangkan tahun 2020 juga terjadi surplus air sebesar 23,550,429.40 m3 per tahun. Berdasarkan nilai daya dukung sumber daya air antara tahun 2010 hingga 2020 telah mengalami perubahan yang cukup signifikan karena mengalami penurunan yang cukup tinggi sebesar 1,360,828.92 m3.
{"title":"Analisis Perubahan Daya Dukung Sumberdaya Air Berdasarkan Ketersediaan dan Kebutuhan Air di DAS Gembong Tahun 2010-2020","authors":"Mega Widiyaningsih, Chatarina Muryani, Rahning Utomowati","doi":"10.21776/ub.jsal.2021.008.02.1","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.02.1","url":null,"abstract":"Perubahan penggunaan lahan terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Gembong Kabupaten Karanganyar khususnya di Kecamatan Tawangmangu yang terletak di bagian hulu DAS Gembong terjadi akibat meningkatnya pengembangan kawasan wisata. Sebagai pengatur tata air dan kawasan resapan, keberadaannya perlu dilestarikan fungsinya untuk menjaga keseimbangan ekosistem di DAS tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui daya dukung sumber daya air, dan perubahan daya dukung sumber daya air dari tahun 2010 hingga 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan keruangan. Perhitungan ketersediaan air disimulasikan berdasarkan data curah hujan dan iklim, sedangkan kebutuhan air dihitung berdasarkan berbagai macam peruntukan kebutuhan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya dukung sumber daya air di DAS Gembong pada tahun 2010 dan 2020 dalam keadaan surplus. Tahun 2010 terjadi surplus penggunaan air sebesar 24,163,553.54 m3 per tahun, sedangkan tahun 2020 juga terjadi surplus air sebesar 23,550,429.40 m3 per tahun. Berdasarkan nilai daya dukung sumber daya air antara tahun 2010 hingga 2020 telah mengalami perubahan yang cukup signifikan karena mengalami penurunan yang cukup tinggi sebesar 1,360,828.92 m3.","PeriodicalId":34173,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47807716","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-01DOI: 10.21776/ub.jsal.2021.008.02.4
Trida Ridho Fariz, Fitri Daeni, Habil Sultan
Informasi penutup lahan merupakan data yang sangat penting dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Tantangan dalam penyediaan informasi penutup lahan di DAS Kreo adalah tutupan awan dan cangkupan areanya yang cukup luas. Hadirnya platform pengolahan data spasial berbasis cloud yaitu Google Earth Engine (GEE) bisa menjawab tantangan tersebut. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memetakan penutup lahan di DAS Kreo menggunakan klasifikasi berbasis machine learning pada GEE. Proses pemetaan penutup lahan di DAS Kreo menggunakan citra satelit Landsat 8 dan DEM SRTM. Input data yang digunakan antara lain band 1 sampai 7 pada citra Landsat 8, transformasi NDVI dan NDBI serta nilai elevasi dari DEM SRTM. Adapun tahun yang dipilih adalah tahun 2015 dan 2020 dengan machine learning yang diujikan meliputi CART, Random forest dan Voting SVM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa machine learning yang terbaik dalam memetakan penutup lahan di DAS Kreo adalah Random forest. Penelitian ini masih terdapat banyak keterbatasan terutama kelas penutup lahan yang dipetakan.
{"title":"Pemetaan Perubahan Penutup Lahan Di Sub-DAS Kreo Menggunakan Machine Learning Pada Google Earth Engine","authors":"Trida Ridho Fariz, Fitri Daeni, Habil Sultan","doi":"10.21776/ub.jsal.2021.008.02.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.02.4","url":null,"abstract":"Informasi penutup lahan merupakan data yang sangat penting dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Tantangan dalam penyediaan informasi penutup lahan di DAS Kreo adalah tutupan awan dan cangkupan areanya yang cukup luas. Hadirnya platform pengolahan data spasial berbasis cloud yaitu Google Earth Engine (GEE) bisa menjawab tantangan tersebut. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memetakan penutup lahan di DAS Kreo menggunakan klasifikasi berbasis machine learning pada GEE. Proses pemetaan penutup lahan di DAS Kreo menggunakan citra satelit Landsat 8 dan DEM SRTM. Input data yang digunakan antara lain band 1 sampai 7 pada citra Landsat 8, transformasi NDVI dan NDBI serta nilai elevasi dari DEM SRTM. Adapun tahun yang dipilih adalah tahun 2015 dan 2020 dengan machine learning yang diujikan meliputi CART, Random forest dan Voting SVM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa machine learning yang terbaik dalam memetakan penutup lahan di DAS Kreo adalah Random forest. Penelitian ini masih terdapat banyak keterbatasan terutama kelas penutup lahan yang dipetakan.","PeriodicalId":34173,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48612018","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-01DOI: 10.21776/ub.jsal.2021.008.02.2
Alexander Tunggul Sutan Haji, Bambang Suharto, Ahmad Raihan Darmawan
Inkubator Bisnis (Inbis) Permata Bunda merupakan kompleks bangunan kewirausahaan penyandang disabilitas di kota Bontang, Kalimantan Timur. Inbis Permata Bunda mempunyai sistem IPAL domestik sendiri. IPAL ini dirancang bekerja sama dengan PT. Pupuk Kaltim dan selesai pada tahun 2019 namun mengalami redesain pada tahun 2020. IPAL mulai berjalan setelah mengalami redesain, sehingga perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui kinerja IPAL Inbis Permata Bunda. Tujuan penelitian adalah untuk menginventarisasi air limbah, mengevaluasi kinerja IPAL, dan melakukan review desain untuk memberikan rekomendasi IPAL Inbis Permata Bunda. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian evaluatif formatif. Evaluasi kinerja IPAL didasarkan pada inventarisasi sumber air limbah, evaluasi proses pengolahan, dan evaluasi outlet air limbah. Sampling dilakukan dengan metode grab sampling. Evaluasi proses didasarkan pada uji laboratorium dan dibandingkan dengan referensi standar desain. Parameter yang dijadikan acuan adalah pH, BOD, COD, TSS. Fe, dan Pb. Outlet air limbah yang dihasilkan dari IPAL Inbis Permata Bunda sesuai dengan baku mutu Permen LH No. 68 tahun 2016. Secara keseluruhan kinerja IPAL masih berjalan dengan baik namun secara efisiensi waktu pengolahan masih terlalu lama akibat debit yang terlalu kecil.
企业孵化器(Inbis)The Golden Yellow是位于东加里曼丹邦唐的一座由残疾幻想英雄组成的复杂建筑。金黄色Inbis有自己的国内委托代理系统。该委托人旨在与PT Kaltim集团合作,于2019年完工,但在2020年进行了重新设计。委托人在重新设计后开始,因此需要进行评估以确定委托人珠宝Inbis的性能。该研究的目的是发明废水,评估委托人的性能,并进行设计审查,以提供委托人Golden Inbis的建议。所使用的研究方法是形成性评价方法。基于废水来源清单、提取工艺评估和废水排放口评估的污水处理厂绩效评估。采样采用抓取采样法。基于实验室测试并与标准设计参考进行比较的过程评估。急生化法测得的参数为pH、BOD、COD、TSS。Fe和Pb。根据2016年LH第68号标准糖果的要求,伊达金英比斯生产的废水产量。总的来说,委托人的表现仍然很好,但在拒绝效率方面,由于借记太少,时间仍然太长。
{"title":"Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik di Inkubator Bisnis Permata Bunda Kota Bontang","authors":"Alexander Tunggul Sutan Haji, Bambang Suharto, Ahmad Raihan Darmawan","doi":"10.21776/ub.jsal.2021.008.02.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.02.2","url":null,"abstract":"Inkubator Bisnis (Inbis) Permata Bunda merupakan kompleks bangunan kewirausahaan penyandang disabilitas di kota Bontang, Kalimantan Timur. Inbis Permata Bunda mempunyai sistem IPAL domestik sendiri. IPAL ini dirancang bekerja sama dengan PT. Pupuk Kaltim dan selesai pada tahun 2019 namun mengalami redesain pada tahun 2020. IPAL mulai berjalan setelah mengalami redesain, sehingga perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui kinerja IPAL Inbis Permata Bunda. Tujuan penelitian adalah untuk menginventarisasi air limbah, mengevaluasi kinerja IPAL, dan melakukan review desain untuk memberikan rekomendasi IPAL Inbis Permata Bunda. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian evaluatif formatif. Evaluasi kinerja IPAL didasarkan pada inventarisasi sumber air limbah, evaluasi proses pengolahan, dan evaluasi outlet air limbah. Sampling dilakukan dengan metode grab sampling. Evaluasi proses didasarkan pada uji laboratorium dan dibandingkan dengan referensi standar desain. Parameter yang dijadikan acuan adalah pH, BOD, COD, TSS. Fe, dan Pb. Outlet air limbah yang dihasilkan dari IPAL Inbis Permata Bunda sesuai dengan baku mutu Permen LH No. 68 tahun 2016. Secara keseluruhan kinerja IPAL masih berjalan dengan baik namun secara efisiensi waktu pengolahan masih terlalu lama akibat debit yang terlalu kecil.","PeriodicalId":34173,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43322512","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-01DOI: 10.21776/ub.jsal.2021.008.02.3
Alexander Tunggul Sutan Haji, J. B. R. Widiatmono, Nazarina Tiftah Firdausi
Mikroplastik merupakan plastik dengan ukuran kecil yaitu <5mm. Berdasarkan sumbernya, mikroplastik primer yaitu di produksi dalam ukuran yang kecil untuk kepentingan tertentu dan rnikroplastik sekunder berasal dari penguraian plastik yang lebih besar sebelumnya. Penelitian dilakukan di Sungai Metro Malang yang mengalir melalui Kota Malang dan berakhir di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui jenis, kelimpahan dan sumber mikroplastik di Sungai Metro Malang. Sampel air diambil pada tiga titik lokasi yaitu hulu, tengah dan hilir. Tahapan penelitian yaitu penyaringan sampel, pengeringan sampel, pemurnian dengan Wet Peroxide Oxidation (WPO) yaitu dengan 20 mL larutan Fe (II) 0.05 M, larutan H202 20 mL dan NaCl 6 gram per 20 mL sampel, pemisahan partikel dengan density separator dan pengamatan dengan mikroskop Olympus SZX 16. Jenis mikroplastik yang ditemukan yaitu fiber, film dan fragmen dengan jumlah yang paling banyak yaitu pada titik 3 (hilir). Warna mikroplastik yang didapatkan yaitu bening, biru, merah, dll. Ukuran mikroplastik paling banyak yaitu pada saringan 177 μm. Kelimpahan dan beban pencemar mikroplastik didapatkan paling tinggi yaitu jenis fiber pada titik 3 (hilir). Mikroplastik diketahui bersumber dari adanya penggunaan plastik pada lahan pertanian dan pemukiman yang menjadi tata guna lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Metro Malang.
微塑料是一种尺寸小于5mm的塑料。根据其来源,初级微塑料是为了某些利益而以小尺寸生产的,而次级慢塑料来自以前较大的塑料降解。研究是在流经贫困城市并最终流入贫困开普敦大萧条的贫困地铁河中进行的。本研究的目的是确定Poor Metro河的类型、剩余和微塑料来源。水样在三个位置采集,即起点、中间和终点线。研究水平是取样、样品干燥、湿过氧化物氧化(WPO)纯化,即20 mL Fe(II)0.05M溶液、20 mL H202溶液和6克NaCl/20 mL样品,用密度分离器进行颗粒分离,并用Olympus SZX显微镜16进行观察。发现的微塑料类型为纤维、薄膜和碎片,在第3点(行)数量最多。获得的微塑料颜色为线状、蓝色、红色等。最大的微塑料尺寸为177μm。微塑料污染物的密度和负荷最高,这是点3(线)处的纤维类型。已知的微塑料包括在农田和定居点使用塑料,这些农田和定居点成为贫困大都会河地区(DAS)的土地使用系统。
{"title":"Analisis Kelimpahan Mikroplastik Pada Air Permukaan di Sungai Metro, Malang","authors":"Alexander Tunggul Sutan Haji, J. B. R. Widiatmono, Nazarina Tiftah Firdausi","doi":"10.21776/ub.jsal.2021.008.02.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.02.3","url":null,"abstract":"Mikroplastik merupakan plastik dengan ukuran kecil yaitu <5mm. Berdasarkan sumbernya, mikroplastik primer yaitu di produksi dalam ukuran yang kecil untuk kepentingan tertentu dan rnikroplastik sekunder berasal dari penguraian plastik yang lebih besar sebelumnya. Penelitian dilakukan di Sungai Metro Malang yang mengalir melalui Kota Malang dan berakhir di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui jenis, kelimpahan dan sumber mikroplastik di Sungai Metro Malang. Sampel air diambil pada tiga titik lokasi yaitu hulu, tengah dan hilir. Tahapan penelitian yaitu penyaringan sampel, pengeringan sampel, pemurnian dengan Wet Peroxide Oxidation (WPO) yaitu dengan 20 mL larutan Fe (II) 0.05 M, larutan H202 20 mL dan NaCl 6 gram per 20 mL sampel, pemisahan partikel dengan density separator dan pengamatan dengan mikroskop Olympus SZX 16. Jenis mikroplastik yang ditemukan yaitu fiber, film dan fragmen dengan jumlah yang paling banyak yaitu pada titik 3 (hilir). Warna mikroplastik yang didapatkan yaitu bening, biru, merah, dll. Ukuran mikroplastik paling banyak yaitu pada saringan 177 μm. Kelimpahan dan beban pencemar mikroplastik didapatkan paling tinggi yaitu jenis fiber pada titik 3 (hilir). Mikroplastik diketahui bersumber dari adanya penggunaan plastik pada lahan pertanian dan pemukiman yang menjadi tata guna lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Metro Malang.","PeriodicalId":34173,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42702429","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}