Pub Date : 2019-04-29DOI: 10.32502/sylva.v7i2.1543
Yuli Rosianty, Delfy Lensari, Pini Handayani
Taman Wisata (TWA) Punti Kayu mempunyai peranan yang penting dalam menjaga keseimbangan iklim Kota Palembang melalui kemampuan dalam menyerap dan menyimpan karbon. Keberadaan dari vegetasi di TWA dapat mempengaruhi kondisi iklim setempat, mampu merubah suhu dan kelembaban udara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh sebaran vegetasi terhadap suhu dan kelembaban yang ada di TWA Punti Kayu dilakukan dengan menggunakan metode survey dengan teknik purposive sampling dari luas Hutan wisata Alam Punti Kayu. Data yang diambil meliputi jenis data vegetasi, suhu udara dan kelembaban udara. selanjutnya akan dihitung nilai INP dan suhu serta kelembabannya. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa Taman Wisata Alam (TWA) memiliki 18 jenis vegetasi pohon yaitu Pinus (Pinus mercusii), Talok (Muntingia calabura), Mahoni (Swietenia macrophylla), Akasia (Acacia mangium, Jarak (Jatropha curcas), Sungkai (Peronema canescen), Kelapa (Cocos nucifera), Angsana (Pterocarpus indicus), Jambu Eropa (Syzygium sp), Ketapang (Terminalia catappa), Salam (Syzygium polyanthum), Sonokeling (Dalbergia latifolia), Pulai (Alstonia scholaris), Bengkal (Albizia procera), Balam (Palaquiun qutta), Aren (Arenga pinnata), Sengon (Albizia chinensis ) dan Bungur (Lagerstroemia speciosa),. Taman Wisata Alam Punti Kayu terdapat tiga zona yaitu Zona Pemanfaatan, Zona Perlindungan, Zona Rawa, Zona perlindungan dengan luas 4,5 ha memiliki sebaran vegetasi yang lebih beragam dibanding zona pengelolaan lainnya, ditemukan 12 jenis pohon yang di dominasi oleh bungur (Lagerstroemia Sp) dan pinus (pinus mercusii) dengan kerapan relatif tertinggi pinus mencapai kelembaban yang lebih tinggi ( 85,50% ) dengan suhu paling rendah ( 28,60OC) dibandingkan dengan Zona pengelolaan lainnya. Pada Zona pemanfaatan dengan luas 39,90 Ha memiliki sebaran vegetasi didominasi jenis pinus, mahoni dan akasia yang sudah tertata dan banyak ditemukan obyek wisata dan wahana permainan memiliki kelembaban rata-rata 74,7% dengan suhu rata-rata 30,62 OC. Sedangkan zona rawa dengan luas 5,60 Ha memiliki kelembaban paling rendah dan suhu paling tinggi dibanding dua zona lainnya (53,33% dan 33,28OC), hal ini dikarenakan pada zona rawa banyak ditemukan lahan terbuka dengan vegetasi yang sedikit dan didaminasi oleh rerumputan.
{"title":"PENGARUH SEBARAN VEGETASI TERHADAP SUHU DAN KELEMBABAN PADA TAMAN WISATA ALAM (TWA) PUNTI KAYU KOTA PALEMBANG","authors":"Yuli Rosianty, Delfy Lensari, Pini Handayani","doi":"10.32502/sylva.v7i2.1543","DOIUrl":"https://doi.org/10.32502/sylva.v7i2.1543","url":null,"abstract":"Taman Wisata (TWA) Punti Kayu mempunyai peranan yang penting dalam menjaga keseimbangan iklim Kota Palembang melalui kemampuan dalam menyerap dan menyimpan karbon. Keberadaan dari vegetasi di TWA dapat mempengaruhi kondisi iklim setempat, mampu merubah suhu dan kelembaban udara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh sebaran vegetasi terhadap suhu dan kelembaban yang ada di TWA Punti Kayu dilakukan dengan menggunakan metode survey dengan teknik purposive sampling dari luas Hutan wisata Alam Punti Kayu. Data yang diambil meliputi jenis data vegetasi, suhu udara dan kelembaban udara. selanjutnya akan dihitung nilai INP dan suhu serta kelembabannya. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa Taman Wisata Alam (TWA) memiliki 18 jenis vegetasi pohon yaitu Pinus (Pinus mercusii), Talok (Muntingia calabura), Mahoni (Swietenia macrophylla), Akasia (Acacia mangium, Jarak (Jatropha curcas), Sungkai (Peronema canescen), Kelapa (Cocos nucifera), Angsana (Pterocarpus indicus), Jambu Eropa (Syzygium sp), Ketapang (Terminalia catappa), Salam (Syzygium polyanthum), Sonokeling (Dalbergia latifolia), Pulai (Alstonia scholaris), Bengkal (Albizia procera), Balam (Palaquiun qutta), Aren (Arenga pinnata), Sengon (Albizia chinensis ) dan Bungur (Lagerstroemia speciosa),. Taman Wisata Alam Punti Kayu terdapat tiga zona yaitu Zona Pemanfaatan, Zona Perlindungan, Zona Rawa, Zona perlindungan dengan luas 4,5 ha memiliki sebaran vegetasi yang lebih beragam dibanding zona pengelolaan lainnya, ditemukan 12 jenis pohon yang di dominasi oleh bungur (Lagerstroemia Sp) dan pinus (pinus mercusii) dengan kerapan relatif tertinggi pinus mencapai kelembaban yang lebih tinggi ( 85,50% ) dengan suhu paling rendah ( 28,60OC) dibandingkan dengan Zona pengelolaan lainnya. Pada Zona pemanfaatan dengan luas 39,90 Ha memiliki sebaran vegetasi didominasi jenis pinus, mahoni dan akasia yang sudah tertata dan banyak ditemukan obyek wisata dan wahana permainan memiliki kelembaban rata-rata 74,7% dengan suhu rata-rata 30,62 OC. Sedangkan zona rawa dengan luas 5,60 Ha memiliki kelembaban paling rendah dan suhu paling tinggi dibanding dua zona lainnya (53,33% dan 33,28OC), hal ini dikarenakan pada zona rawa banyak ditemukan lahan terbuka dengan vegetasi yang sedikit dan didaminasi oleh rerumputan.","PeriodicalId":344936,"journal":{"name":"Sylva: Jurnal Ilmu-ilmu Kehutanan","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114209333","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanaman Pionir merupakan pendatang baru pada tahapan awal suksesi dengan sifat-sifat khusus pada spesies tertentu dengan maksud mengembangkan keberadaan jenis yang lebih mantap. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis tanaman pionir yang berpotensi tumbuh di areal Bekas Pertambangan Timah Bangka Kecamatan Bakam. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bakam dan di Balai Riset Laboratorium Biologi Universitas Sriwijaya Palembang pada tanggal 19 Agustus 2017 sampai dengan 19 November 2017. Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 27 bibit untuk tiga jenis tanaman pionir yang terdiri atas tiga perlakuan sembilan ulangan, perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini adalah 3 jenis tanaman pionir yaitu karet (Havea brasiliensis), Akasia (Acacia mangium), dan Sengon (Falcataria moluccana) dengan parameter yang diamati terdiri dari viabilitas tumbuh, tinggi batang, jumlah daun, diameter batang dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis tanaman yang mampu hidup pada areal bekas tambang timah adalah Karet dengan persentase hidup sebesar 31,34%, Akasia (Acacia mangium Willd.) sebesar 33,64%, dan Sengon (Falcataria moluccana) sebesar 35,02% .Tanaman yang menunjukkan viabilitas tumbuh tertinggi tanaman Sengon yaitu 8,44 minggu dan tanaman yang menunjukkan viabilitas tumbuh terendah adalah tanaman Akasia yaitu 7,56 minggu. Pada parameter tinggi batang, respon tertinggi ditunjukkan oleh tanaman Sengon yaitu 42,12cm dan respon terendah ditunjukkan oleh tanaman Akasia yaitu 21,22 cm. Tanaman yang menunjukkan jumlah Pada parameter jumlah daun dengan respon jumlah daun tertinggi ditunjukkan oleh tanaman Akasia yaitu 21,99 helai dan respon terendah ditunjukkan oleh tanaman Sengon, yaitu 2,55 helai. Pada parameter dimeter batang respon tertinggi ditunjukkan oleh tanaman Karet, yaitu 0,39 cm dan respon terendah ditunjukkan oleh tanaman Akasia, yaitu 0,29 cm. Pada parameter panjang akar respon tertinggi ditunjukkan oleh tanaman Akasia, yaitu 10,5 cm dan respon terendah ditunjukkan oleh tanaman Sengon, yaitu 6,8 cm. Berdasarkan hasil analisis data penelitian disimpulkan bahwa tanaman pionir yang paling cocok untuk reklamasi lahan tambang timah bangka yaitu tanaman Sengon Pioneer plants are newcomers to the initial stages of succession with special characteristics in certain species with the intention of developing a more stable type. This study aims to analyze the types of pioneer plants that have the potential to grow in the former Bangka Tin Mining area of Bakam Subdistrict. This research was conducted in Bakam Subdistrict and at the Biology Laboratory Research Center of Sriwijaya University Palembang on August 19, 2017 to November 19, 2017. This study used the Experimental method with a Completely Randomized Design (RAL) pattern, with 27 seeds for three types of pioneer plants consisting for the three treatments of nine replications, the treatments carried out in this study were 3
拓荒者是在适应特定物种的特殊特征的早期阶段的新来者,目的是培养一种更稳定的物种的存在。这项研究的目的是分析巴库姆地区潜在的先锋植物类型。该研究于2017年8月19日至2017年11月19日在Sriwijaya Palembang大学生物实验室进行。这项研究用实验的方法,而不是完全随机设计模式(财富),27种子用三种植物组成的拓荒者九申命记,待遇待遇进行这项研究的是三种先锋植物橡胶(Havea巴西)、金合欢(相思mangium)和Sengon (Falcataria moluccana)组成的参数即可观察存活时间长,茎、叶数量高,直径长茎和根。的研究结果显示,植物能够生活在一个面积锡矿痕是生活的比例高达31,34%橡胶、金合欢(相思mangium Willd .) 33,64%大小,Sengon (Falcataria moluccana) 35,02%大小。显示的存活时间生长植物Sengon即8,44最高周最低,表明存活时间的植物是植物金合欢即7.56周。在茎的高度参数下,最重要的反应是42厘米(4英寸),最小的反应是21厘米(2英寸)。金合欢植物在参数中表示最高数量的叶子响应的植物是21,99条,而Sengon植物的最低反应是2.55条。最高的反应棒在参数上是橡胶植物,0.39厘米(1英寸),最低的反应是金合欢植物,也就是0.29厘米(2英寸)。最大的反应根部参数是金合欢,为10.5厘米(6英寸),为Sengon植物提供最低的反应,为6.8厘米(6英寸)。根据研究数据的分析,研究得出的结论是,最适合填海造地的先驱者植物是具有特殊特色的现有现有资源的新品种。这是一项研究,分析先锋植物的特征,这些植物有潜力在土壤中生长。这一研究是在2017年8月19日至2017年11月19日的Sriwijaya University Palembang生物学研究中心进行的。这个研究过去的实验方法和a完全Randomized设计(财富)模式里,用27为三个types of先锋植物种子为三只treatments consisting of九个replications,《treatments carried out in This study是3 types of先锋植物namely橡胶(Havea巴西)、相思(相思mangium)和Sengon (Falcataria moluccana)和parameters observed慢慢变viability consisting of stem高地,树叶之当家,所谓stem根直径和长度正好。据推测,这些植物的特征是能够生活在former矿业地区的树木,而Acacia (Acacia mangium Willd)的生命只有31。34%。33.64%和35.02%的森根。种上最古老的生长植物是8。44周,种上生长的植物是相思植物,7.56周。在这段话的同步速度下,最重要的反应是被42厘米(4英寸)的Sengon plant截纳,而较长的反应则被21.22厘米(2英寸)的Acacia plant截纳。植物最高当家》那那里叶parameters最高当家》和叶“回嘴是展示由相思植物,哪种是21 . 99 strands and the lowest反应是indicated由55 strands Sengon植物,即2。所谓stem的最高反应参数dimeter是展示由橡胶植物,这是0。39厘米and The lowest反应是indicated由相思植物,这是0。29厘米。根长度正好反应之最高参数是展示由相思植物,这是10。5厘米and The lowest反应是indicated由Sengon植物,这是6。8厘米。基于研究数据分析的结果,得出的结论是,最可靠的先驱者的土地是桑根种植园。
{"title":"DAYA TUMBUH TANAMAN PIONIR PADA AREA BEKAS TAMBANG TIMAH DI KECAMATAN BAKAM, PROVINSI BANGKA BELITUNG","authors":"Sasua hustati Syachroni, Yuli Rosianty, Guntur Sanjaya Samsuri","doi":"10.32502/sylva.v7i2.1544","DOIUrl":"https://doi.org/10.32502/sylva.v7i2.1544","url":null,"abstract":"Tanaman Pionir merupakan pendatang baru pada tahapan awal suksesi dengan sifat-sifat khusus pada spesies tertentu dengan maksud mengembangkan keberadaan jenis yang lebih mantap. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis tanaman pionir yang berpotensi tumbuh di areal Bekas Pertambangan Timah Bangka Kecamatan Bakam. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bakam dan di Balai Riset Laboratorium Biologi Universitas Sriwijaya Palembang pada tanggal 19 Agustus 2017 sampai dengan 19 November 2017. Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 27 bibit untuk tiga jenis tanaman pionir yang terdiri atas tiga perlakuan sembilan ulangan, perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini adalah 3 jenis tanaman pionir yaitu karet (Havea brasiliensis), Akasia (Acacia mangium), dan Sengon (Falcataria moluccana) dengan parameter yang diamati terdiri dari viabilitas tumbuh, tinggi batang, jumlah daun, diameter batang dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis tanaman yang mampu hidup pada areal bekas tambang timah adalah Karet dengan persentase hidup sebesar 31,34%, Akasia (Acacia mangium Willd.) sebesar 33,64%, dan Sengon (Falcataria moluccana) sebesar 35,02% .Tanaman yang menunjukkan viabilitas tumbuh tertinggi tanaman Sengon yaitu 8,44 minggu dan tanaman yang menunjukkan viabilitas tumbuh terendah adalah tanaman Akasia yaitu 7,56 minggu. Pada parameter tinggi batang, respon tertinggi ditunjukkan oleh tanaman Sengon yaitu 42,12cm dan respon terendah ditunjukkan oleh tanaman Akasia yaitu 21,22 cm. Tanaman yang menunjukkan jumlah Pada parameter jumlah daun dengan respon jumlah daun tertinggi ditunjukkan oleh tanaman Akasia yaitu 21,99 helai dan respon terendah ditunjukkan oleh tanaman Sengon, yaitu 2,55 helai. Pada parameter dimeter batang respon tertinggi ditunjukkan oleh tanaman Karet, yaitu 0,39 cm dan respon terendah ditunjukkan oleh tanaman Akasia, yaitu 0,29 cm. Pada parameter panjang akar respon tertinggi ditunjukkan oleh tanaman Akasia, yaitu 10,5 cm dan respon terendah ditunjukkan oleh tanaman Sengon, yaitu 6,8 cm. Berdasarkan hasil analisis data penelitian disimpulkan bahwa tanaman pionir yang paling cocok untuk reklamasi lahan tambang timah bangka yaitu tanaman Sengon Pioneer plants are newcomers to the initial stages of succession with special characteristics in certain species with the intention of developing a more stable type. This study aims to analyze the types of pioneer plants that have the potential to grow in the former Bangka Tin Mining area of Bakam Subdistrict. This research was conducted in Bakam Subdistrict and at the Biology Laboratory Research Center of Sriwijaya University Palembang on August 19, 2017 to November 19, 2017. This study used the Experimental method with a Completely Randomized Design (RAL) pattern, with 27 seeds for three types of pioneer plants consisting for the three treatments of nine replications, the treatments carried out in this study were 3 ","PeriodicalId":344936,"journal":{"name":"Sylva: Jurnal Ilmu-ilmu Kehutanan","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126118533","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}