Baiq Nasha Islaeli, Maruni Wiwin Diarti, Y. Jiwantoro
Pemeriksaan urine dilakukan untuk kepentingan diagnosis, salah satunya adalah mengontrol pengobatan pada pasien DM. Diabetes Mellitus memiliki resiko terjadinya infeksi saluran kemih (ISK).Berdasarkan SOP In Microbiology, sampel urine harus segera diperiksa kurang dari 2 jam setelah pengambilan. Penundaan ini akan meningkatkan pertumbuhan bakteri. Jika terjadi penundaan, sampel urine dapat ditambahkan pengawet. Salah satu pengawet alternatif yang dapat menekan pertumbuhan bakteri adalah garam (NaCl). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat larutan garam natrium klorida (NaCl) sebagai pengawet alternatif pada urine untuk pemeriksaan urine metode carik celup. Penelitian ini merupakan penelitian Pra Eksperimen dengan rancangan One Group Pretest Posttest. Sampel urine responden ditambahkan larutan garam NaCl konsentrasi 3,5%, 4,0%, dan 4,5% lalu didiamkan selama 12 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan garam konsentrasi 3,5%, 4,0%, dan 4,5% mampu mempertahankan kadar leukosit esterase dan nitrit pada urine yang didiamkan selama 12 jam. Jumlah eritrosit dalam urine dapat dipertahankan dengan penambahan larutan garam konsentrasi 3,5% dan 4,0%. Sedangkan penambahan larutan garam NaCl tidak berpengaruh terhadap glukosa urine yang didiamkan selama 12 jam. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah larutan garam NaCl konsentrasi 3,5% dan 4,0% dapat dijadikan sebagai pengawet alternatif pada urine untuk parameter leukosit esterase, nitrit, dan eritrosit.
{"title":"PEMANFAATAN LARUTAN GARAM NATRIUM KLORIDA (NaCl) SEBAGAI PENGAWET ALTERNATIF PADA URINE UNTUK PEMERIKSAAN URINE METODE CARIK CELUP","authors":"Baiq Nasha Islaeli, Maruni Wiwin Diarti, Y. Jiwantoro","doi":"10.32807/JAMBS.V6I1.123","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/JAMBS.V6I1.123","url":null,"abstract":"Pemeriksaan urine dilakukan untuk kepentingan diagnosis, salah satunya adalah mengontrol pengobatan pada pasien DM. Diabetes Mellitus memiliki resiko terjadinya infeksi saluran kemih (ISK).Berdasarkan SOP In Microbiology, sampel urine harus segera diperiksa kurang dari 2 jam setelah pengambilan. Penundaan ini akan meningkatkan pertumbuhan bakteri. Jika terjadi penundaan, sampel urine dapat ditambahkan pengawet. Salah satu pengawet alternatif yang dapat menekan pertumbuhan bakteri adalah garam (NaCl). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat larutan garam natrium klorida (NaCl) sebagai pengawet alternatif pada urine untuk pemeriksaan urine metode carik celup. Penelitian ini merupakan penelitian Pra Eksperimen dengan rancangan One Group Pretest Posttest. Sampel urine responden ditambahkan larutan garam NaCl konsentrasi 3,5%, 4,0%, dan 4,5% lalu didiamkan selama 12 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan garam konsentrasi 3,5%, 4,0%, dan 4,5% mampu mempertahankan kadar leukosit esterase dan nitrit pada urine yang didiamkan selama 12 jam. Jumlah eritrosit dalam urine dapat dipertahankan dengan penambahan larutan garam konsentrasi 3,5% dan 4,0%. Sedangkan penambahan larutan garam NaCl tidak berpengaruh terhadap glukosa urine yang didiamkan selama 12 jam. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah larutan garam NaCl konsentrasi 3,5% dan 4,0% dapat dijadikan sebagai pengawet alternatif pada urine untuk parameter leukosit esterase, nitrit, dan eritrosit.","PeriodicalId":346654,"journal":{"name":"Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS)","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125984601","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Wiodi Nazhofatunnisa Umami, Siti Zaetun, A. Khusuma
Penggunaan darah kapiler untuk pemeriksaan glukosa darah sewaktu metode POCT sangat membantu penderita diabetes melitus dalam mengontrol kadar glukosa darahnya. Namun, seringkali penusukan yang kurang dalam menyebabkan darah yang keluar sedikit sehingga dilakukan pemijatan yang dapat mempengaruhi kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh cara pengambilan darah kapiler terhadap kadar glukosa darah sewaktu pada penderita Diabetes Melitus. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen dengan rancangan Quasi Experiment Design dengan sampel 16 orang yang dibagi menjadi 2 perlakuan. Hasil diuji dengan Independent Sample t-test atau Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar glukosa darah sewaktu tanpa pemijatan jari tangan kanan pada penderita diabetes melitus yaitu sebesar 303,1 mg/dL. Sedangkan rerata kadar glukosa darah sewaktu setelah pemijatan jari tangan kiri pada penderita diabetes melitus yaitu sebesar 284,4 mg/dL. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan nilai p = 0,290 > α = 0,05. Tidak ada pengaruh cara pengambilan darah kapiler terhadap kadar glukosa darah sewaktu pada penderita diabetes melitus.
{"title":"PENGARUH CARA PENGAMBILAN DARAH KAPILER TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PENDERITA DIABETES MELITUS","authors":"Wiodi Nazhofatunnisa Umami, Siti Zaetun, A. Khusuma","doi":"10.32807/JAMBS.V6I1.122","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/JAMBS.V6I1.122","url":null,"abstract":"Penggunaan darah kapiler untuk pemeriksaan glukosa darah sewaktu metode POCT sangat membantu penderita diabetes melitus dalam mengontrol kadar glukosa darahnya. Namun, seringkali penusukan yang kurang dalam menyebabkan darah yang keluar sedikit sehingga dilakukan pemijatan yang dapat mempengaruhi kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh cara pengambilan darah kapiler terhadap kadar glukosa darah sewaktu pada penderita Diabetes Melitus. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen dengan rancangan Quasi Experiment Design dengan sampel 16 orang yang dibagi menjadi 2 perlakuan. Hasil diuji dengan Independent Sample t-test atau Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar glukosa darah sewaktu tanpa pemijatan jari tangan kanan pada penderita diabetes melitus yaitu sebesar 303,1 mg/dL. Sedangkan rerata kadar glukosa darah sewaktu setelah pemijatan jari tangan kiri pada penderita diabetes melitus yaitu sebesar 284,4 mg/dL. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan nilai p = 0,290 > α = 0,05. Tidak ada pengaruh cara pengambilan darah kapiler terhadap kadar glukosa darah sewaktu pada penderita diabetes melitus.","PeriodicalId":346654,"journal":{"name":"Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS)","volume":"176 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132471123","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang : inkubator konvensional merupakan alat yang didesain untuk memenuhi kebutuhan pada proses inkubasi dilaboratorium mikrobiologi yang mengunakan komponen alat yang lumayan mahal dan membutuhkan tegangan listrik lumayan tinggi pada saat pengunaannya dilaboratorium. Sedangkan inkubator portable di rancang menggunakan bahan yang mudah di dapat dan relatif murah, pada saat penggunaannya dilaboratorium pun membutuhkan tegangan listrik yang sedikit, pada komponen alat inkubator portable di lengkapi dengan sensor suhu dan pengatur suhu seperti pada inkubator konvensional.Tujuan : Mendesain, merancang dan munguji inkubator portable sebagai alat inovasi penunjang laboratorium mikrobiologi yang di lengkapi pengatur suhu dan LCD. Metode : penelitian ini merupakan jenis penelian “experimental”yang bertujuan untuk membuat alat sederhana yang bisa untuk menumbuhkan bakteri yang melalui proses inkubasi. Hasil dan Kesimpulan: rata rata pertumbuhan bakteri yang di tanam pada media NAP lalu di inkubasi pada inkubator portable dan inkubator konvensional sebagai kontrol didapat kan hasil dan kesimpulan baha inkubator portable layak di gunakan sebagi inkubator alternatif penunjang laboratorium mikrobiologi khususnya bidang inkubasi.
{"title":"Efektivitas Inkubator Portable Sebagai Alat Inovasi Penunjang Laboratorium Mikrobiologi","authors":"Sudirman Halla, Rohmi Rohmi, Agrijanti Agrijanti","doi":"10.32807/JAMBS.V6I1.126","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/JAMBS.V6I1.126","url":null,"abstract":"Latar Belakang : inkubator konvensional merupakan alat yang didesain untuk memenuhi kebutuhan pada proses inkubasi dilaboratorium mikrobiologi yang mengunakan komponen alat yang lumayan mahal dan membutuhkan tegangan listrik lumayan tinggi pada saat pengunaannya dilaboratorium. Sedangkan inkubator portable di rancang menggunakan bahan yang mudah di dapat dan relatif murah, pada saat penggunaannya dilaboratorium pun membutuhkan tegangan listrik yang sedikit, pada komponen alat inkubator portable di lengkapi dengan sensor suhu dan pengatur suhu seperti pada inkubator konvensional.Tujuan : Mendesain, merancang dan munguji inkubator portable sebagai alat inovasi penunjang laboratorium mikrobiologi yang di lengkapi pengatur suhu dan LCD. Metode : penelitian ini merupakan jenis penelian “experimental”yang bertujuan untuk membuat alat sederhana yang bisa untuk menumbuhkan bakteri yang melalui proses inkubasi. Hasil dan Kesimpulan: rata rata pertumbuhan bakteri yang di tanam pada media NAP lalu di inkubasi pada inkubator portable dan inkubator konvensional sebagai kontrol didapat kan hasil dan kesimpulan baha inkubator portable layak di gunakan sebagi inkubator alternatif penunjang laboratorium mikrobiologi khususnya bidang inkubasi.","PeriodicalId":346654,"journal":{"name":"Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS)","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129131658","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kacang kedelai (Glycine max L. Merr) merupakan sumber protein, dan lemak, serta sebagai sumber vitamin A, E, K, dan beberapa jenis vitamin B dan mineral K, Fe, Zn, dan P. Pada penelitian ini masalah yang akan di jawab apakah penggunaan kacang kedelai (Glycine max L.Merr) dapat digunakan sebagai media alternatif untuk pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penggunaan biji kacang kedelai (Glycine max L. Merr) sebagai media alternatif untuk pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Metode penelitian yang digunakan bersifat Quasi experiment dengan rancangan penelitian Posstest Only Control Group Design. Data hasil dianalisis secara deskriptif. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tepung kacang kedelai dapat menumbuhkan bakteri Pseudomonoas aeruginosa padakonsentrasi 2%, 4%, 6%, dan 8%. Hasil penelitian menunjukan bahwa tepung kacang kedelai dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber protein untuk pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa.
(Glycine麦克斯L .默尔)是大豆蛋白质、脂肪以及作为资源维生素A、E, K K和B某种维生素和矿物质,Fe、Zn和P .这项研究的问题会在回答是否使用大豆(Glycine麦克斯L。默尔)可以被用作替代媒体铜绿假单胞菌的细菌的生长。这项研究的目的是确定大豆种子(Glycine max L. Merr)的用途,以替代生殖假单胞菌的生长媒介。所使用的研究方法与唯一控制组设计的实验性质有关。结果数据是描述性分析的。从这项研究中发现的豆粉可以培养出一种具有中心位置的假单胞菌:2%、4%、6%和8%。研究表明,大豆粉可以作为蛋白质的来源之一,促进新菌伪单胞菌的生长。
{"title":"KACANG KEDELAI SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PERTUMBUHAN BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA","authors":"Siti Danela, Lalu Sri Gede, Pancawati Ariami","doi":"10.32807/JAMBS.V6I1.127","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/JAMBS.V6I1.127","url":null,"abstract":"Kacang kedelai (Glycine max L. Merr) merupakan sumber protein, dan lemak, serta sebagai sumber vitamin A, E, K, dan beberapa jenis vitamin B dan mineral K, Fe, Zn, dan P. Pada penelitian ini masalah yang akan di jawab apakah penggunaan kacang kedelai (Glycine max L.Merr) dapat digunakan sebagai media alternatif untuk pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penggunaan biji kacang kedelai (Glycine max L. Merr) sebagai media alternatif untuk pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Metode penelitian yang digunakan bersifat Quasi experiment dengan rancangan penelitian Posstest Only Control Group Design. Data hasil dianalisis secara deskriptif. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tepung kacang kedelai dapat menumbuhkan bakteri Pseudomonoas aeruginosa padakonsentrasi 2%, 4%, 6%, dan 8%. Hasil penelitian menunjukan bahwa tepung kacang kedelai dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber protein untuk pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa.","PeriodicalId":346654,"journal":{"name":"Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS)","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126438467","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium di dalam eritrosit, Penyakit malaria disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina, Malaria mempengaruhi hampir semua komponen darah, dan trombositopenia merupakan salah satu kelainan hematologis yang ditemui, dan banyak mendapat perhatian di literatur ilmiah. Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis Plasmodium penyebab infeksi malaria terhadap hasil hitung jumlah trombosit. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan case control, jumlah sampel menggunakan sampel jenuh, teknik pengambilan sampel dengan Accidental Sampling yaitu mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. Hasil analisis dari 32 sampel pasien didapatkan 12 sampel positif yaitu 4 pasien terinfeksi Plasmodium falciparum dengan rerata jumlah trombosit 86.250 sel/µl darah , 2 pasien terinfeksi Plasmodium vivax dengan rerata jumlah trombosit 73.000 sel/µl darah, dan 6 pasien terinfeksi Plasmodium mix dengan rerata jumlah trombosit 88.700 sel/µl darah.
{"title":"ANALISIS JENIS PLASMODIUM PENYEBAB MALARIA TERHADAP HITUNG JUMLAH TROMBOSIT","authors":"Nina Yunita, Erlin Yustin Tatontos, Urip Urip","doi":"10.32807/JAMBS.V6I1.125","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/JAMBS.V6I1.125","url":null,"abstract":"Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium di dalam eritrosit, Penyakit malaria disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina, Malaria mempengaruhi hampir semua komponen darah, dan trombositopenia merupakan salah satu kelainan hematologis yang ditemui, dan banyak mendapat perhatian di literatur ilmiah. Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis Plasmodium penyebab infeksi malaria terhadap hasil hitung jumlah trombosit. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan case control, jumlah sampel menggunakan sampel jenuh, teknik pengambilan sampel dengan Accidental Sampling yaitu mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. Hasil analisis dari 32 sampel pasien didapatkan 12 sampel positif yaitu 4 pasien terinfeksi Plasmodium falciparum dengan rerata jumlah trombosit 86.250 sel/µl darah , 2 pasien terinfeksi Plasmodium vivax dengan rerata jumlah trombosit 73.000 sel/µl darah, dan 6 pasien terinfeksi Plasmodium mix dengan rerata jumlah trombosit 88.700 sel/µl darah.","PeriodicalId":346654,"journal":{"name":"Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS)","volume":"147 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132669042","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ni Luh Putu Pebrita, Ida Bagus Rai Wiadnya, Lale Budi kusuma Dewi
Latar belakang : Trigliserida merupakan salah satu lemak didalam tubuh. Peningkatan kadar trigliserida terjadi karena kegemukan, konsumsi alkohol, serta kurangnya aktivitas sehingga menyebabkan penumpukan trigliserida dalam darah. Penurunan kadar trigliserida dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengatur gaya pola hidup seperti pengaturan diet dan aktivitas fisik. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh jenis - jenis lari terhadap kadar trigliserida pada pelari. Metode Penelitian : Penelitian ini adalah Pra-Experiment. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 27 orang. Hasil penelitian berupa kadar trigliserida pelari dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test untuk melihat perbedaan hasil kadar trigliserida sebelum dan setelah melakukan lari. Hasil Penelitian : Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebelum lari (119,56) > setelah lari 100m (75,11), sebelum lari (88,11) > setelah lari 1500m (67,22), sebelum lari (71,44) > setelah lari 5000m (56,33). Hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan probabilitas pada kelompok lari 100m dan 1500m adalah (Sig) 0,008 dan pada kelompok lari 5000m adalah (Sig) 0,007 yaitu hasil tersebut berarti nilai P < α 0,05. Kesimpulan : Semakin jauh jarak lari yang ditempuh seorang pelari maka semakin besar pula penurunan kadar trigliserida yang didapat oleh pelari tersebut.
背景:甘油三酯是人体脂肪之一。甘油三酯的增加是由于肥胖、酒精消费和缺乏活动导致血液中甘油三酯的积累。甘油三酯水平的下降可以通过多种方式来实现,其中之一就是调节饮食和体育锻炼等生活方式。研究目的:确定跑步对跑步者的甘油三酯水平的影响。研究方法:这项研究是前实验。使用了27个样本。跑步者甘油三酯水平的研究结果是使用Wilcoxon Signed Ranks测试来分析三甘油酸酯水平在跑步前后的差异。研究结果:这项研究的结果是短跑前(11956)>跑100米后(75,11),短跑前(88.11)>跑1500m(67.22),短跑前(71.44)>跑5000m(56,33)。签约Wilcoxon等级测试试验的结果显示组100米跑和1500m的概率是(Sig) 0.008和团队在跑5000m是这些结果(Sig) 0.007即意味着P值<α0。05。结论:跑步者跑得越远,跑步者的甘油三酯水平就会越低。
{"title":"ANALISIS KADAR TRIGLISERIDA PADA PELARI BERDASARKAN JENIS LARI YANG DILAKUKAN","authors":"Ni Luh Putu Pebrita, Ida Bagus Rai Wiadnya, Lale Budi kusuma Dewi","doi":"10.32807/JAMBS.V6I1.121","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/JAMBS.V6I1.121","url":null,"abstract":"Latar belakang : Trigliserida merupakan salah satu lemak didalam tubuh. Peningkatan kadar trigliserida terjadi karena kegemukan, konsumsi alkohol, serta kurangnya aktivitas sehingga menyebabkan penumpukan trigliserida dalam darah. Penurunan kadar trigliserida dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengatur gaya pola hidup seperti pengaturan diet dan aktivitas fisik. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh jenis - jenis lari terhadap kadar trigliserida pada pelari. Metode Penelitian : Penelitian ini adalah Pra-Experiment. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 27 orang. Hasil penelitian berupa kadar trigliserida pelari dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test untuk melihat perbedaan hasil kadar trigliserida sebelum dan setelah melakukan lari. Hasil Penelitian : Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebelum lari (119,56) > setelah lari 100m (75,11), sebelum lari (88,11) > setelah lari 1500m (67,22), sebelum lari (71,44) > setelah lari 5000m (56,33). Hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan probabilitas pada kelompok lari 100m dan 1500m adalah (Sig) 0,008 dan pada kelompok lari 5000m adalah (Sig) 0,007 yaitu hasil tersebut berarti nilai P < α 0,05. Kesimpulan : Semakin jauh jarak lari yang ditempuh seorang pelari maka semakin besar pula penurunan kadar trigliserida yang didapat oleh pelari tersebut.","PeriodicalId":346654,"journal":{"name":"Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS)","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134277694","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kalsium oksalat berupa kristal seperti jarum-jarum tajam yang menanamkan diri dalam jaringan dan dapat menyebabkan sakit luar biasa. Salah satu cara untuk mencegah pembentukan kristal kalsium oksalat yaitu dengan banyak mengkonsumsi air putih. Fungsi utama air di dalam tubuh adalah sebagai pelarut, sehingga air menjadi medium yang mudah dan cocok untuk mengangkut zat gizi ke sel-sel tubuh dan untuk membuang sisa metabolisme. Penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh konsumsi air putih terhadap hasil pemeriksaan Kristal oksalat dalam urin pada pasien rawat jalan di Puskesmas Pagesangan.Penelitian ini merupakan penelitian Pra Eksperimen dengan rancangan One Group Pretest Posttest. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 15 orang. Sampel urin pada pasien rawat jalan dengan hasil pemeriksaan sedimen urin menunjukkan adanya Kristal oksalat dalam urin. Kemudian responden diberikan air putih sebanyak 2 liter/hari dan harus dikonsumsi selama tujuh hari. Lalu dilakukan pemeriksaan Kristal kalsium oksalat setelah perlakuan. Analisis data untuk mengetahui adanya pengaruh konsumsi air putih terhadap hasil pemeriksaan kristal oksalat dalam urin pada pasien rawat jalan di puskesmas pagesangan digunakan uji statistik menggunakan uji non parametrik Wilcoxon Rank Test. Hasil uji statistic menunjukkan nilai probabilitas 0,000<α= 0,05 artinya ada pengaruh pemberian air putih terhadap hasil pemeriksaan Kristal oksalat dalam urin pada pasien rawat jalan di puskesmas pagesangan. Ada pengaruh pemberian air putih terhadap hasil pemeriksaan Kristal oksalat dalam urin pada pasien rawat jalan di Puskesmas Pagesangan.
{"title":"PENGARUH KONSUMSI AIR PUTIH TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN KRISTAL OKSALAT DALAM URIN PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS PAGESANGAN","authors":"Baiq Dhea, Erna Kristinawati, F. Ernawati","doi":"10.32807/JAMBS.V6I1.124","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/JAMBS.V6I1.124","url":null,"abstract":"Kalsium oksalat berupa kristal seperti jarum-jarum tajam yang menanamkan diri dalam jaringan dan dapat menyebabkan sakit luar biasa. Salah satu cara untuk mencegah pembentukan kristal kalsium oksalat yaitu dengan banyak mengkonsumsi air putih. Fungsi utama air di dalam tubuh adalah sebagai pelarut, sehingga air menjadi medium yang mudah dan cocok untuk mengangkut zat gizi ke sel-sel tubuh dan untuk membuang sisa metabolisme. Penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh konsumsi air putih terhadap hasil pemeriksaan Kristal oksalat dalam urin pada pasien rawat jalan di Puskesmas Pagesangan.Penelitian ini merupakan penelitian Pra Eksperimen dengan rancangan One Group Pretest Posttest. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 15 orang. Sampel urin pada pasien rawat jalan dengan hasil pemeriksaan sedimen urin menunjukkan adanya Kristal oksalat dalam urin. Kemudian responden diberikan air putih sebanyak 2 liter/hari dan harus dikonsumsi selama tujuh hari. Lalu dilakukan pemeriksaan Kristal kalsium oksalat setelah perlakuan. Analisis data untuk mengetahui adanya pengaruh konsumsi air putih terhadap hasil pemeriksaan kristal oksalat dalam urin pada pasien rawat jalan di puskesmas pagesangan digunakan uji statistik menggunakan uji non parametrik Wilcoxon Rank Test. Hasil uji statistic menunjukkan nilai probabilitas 0,000<α= 0,05 artinya ada pengaruh pemberian air putih terhadap hasil pemeriksaan Kristal oksalat dalam urin pada pasien rawat jalan di puskesmas pagesangan. Ada pengaruh pemberian air putih terhadap hasil pemeriksaan Kristal oksalat dalam urin pada pasien rawat jalan di Puskesmas Pagesangan.","PeriodicalId":346654,"journal":{"name":"Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS)","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134390205","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Teh dalam kehidupan sehari-hari merupakan minuman ringan sebagai pengantar dalam menikmati hidangan ringan dengan cita rasa yang khas. Bayam merah telah diteliti sebagai antitumor/antikanker, dan dalam bentuk sediaan teh. Penelitian laboratorium yang merupakan penelitian true-experimental dengan desain pretest–posttest disertai kontrol. Kandungan teh bayam merah diidentifikasi dengan metode GC-MS, dan penetapan kadar secara spektrofotometri dan gravimetri. Uji toksisitas akut teh bayam merah disesuaikan dengan Pedoman uji toksisitas nonklinik in vivo dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, nomor 7 tahun 2014, kelompok tikus putih Wistar jantan dan kelompok tikus putih betina yang diberi teh bayam merah dengan dosis 50, 300, 2000, dan 5000 mg/kg BB. Senyawa utama yang dihasilkan dari identifikasi menggunakan GCMS adalah asam palmitat, asam elaidin/asam oleat, phytol, dan asam stearat. Penetapan kadar total phenol ekuivalen asam gallat pada teh bayam merah segar 4,11% b/b dan pada teh yang disimpan turun menjadi 1,78% b/b. Penetapan kadar total flavonoid ekuivalen quercetin pada teh bayam merah segar 0,98 % b/b dan menurun menjadi 0,435% b/b setelah disimpan. Kadar air dan kadar sari larut air pada sediaan teh yang baru 20,47% dan 15,18% b/b sedangkan pada teh yang telah disimpan meningkat menjadi 24,83% dan 18,41% b/b. Uji toksisitas akut dinyatakan bahwa teh bayam merah tidak toksis.
{"title":"KANDUNGAN TEH BAYAM MERAH (AMARANTHUS TRICOLOR L) DAN TOKSISITAS AKUT PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR","authors":"Pancawati Ariami, Jubair Jubair","doi":"10.32807/JAMBS.V5I2.115","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/JAMBS.V5I2.115","url":null,"abstract":"Teh dalam kehidupan sehari-hari merupakan minuman ringan sebagai pengantar dalam menikmati hidangan ringan dengan cita rasa yang khas. Bayam merah telah diteliti sebagai antitumor/antikanker, dan dalam bentuk sediaan teh. Penelitian laboratorium yang merupakan penelitian true-experimental dengan desain pretest–posttest disertai kontrol. Kandungan teh bayam merah diidentifikasi dengan metode GC-MS, dan penetapan kadar secara spektrofotometri dan gravimetri. Uji toksisitas akut teh bayam merah disesuaikan dengan Pedoman uji toksisitas nonklinik in vivo dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, nomor 7 tahun 2014, kelompok tikus putih Wistar jantan dan kelompok tikus putih betina yang diberi teh bayam merah dengan dosis 50, 300, 2000, dan 5000 mg/kg BB. Senyawa utama yang dihasilkan dari identifikasi menggunakan GCMS adalah asam palmitat, asam elaidin/asam oleat, phytol, dan asam stearat. Penetapan kadar total phenol ekuivalen asam gallat pada teh bayam merah segar 4,11% b/b dan pada teh yang disimpan turun menjadi 1,78% b/b. Penetapan kadar total flavonoid ekuivalen quercetin pada teh bayam merah segar 0,98 % b/b dan menurun menjadi 0,435% b/b setelah disimpan. Kadar air dan kadar sari larut air pada sediaan teh yang baru 20,47% dan 15,18% b/b sedangkan pada teh yang telah disimpan meningkat menjadi 24,83% dan 18,41% b/b. Uji toksisitas akut dinyatakan bahwa teh bayam merah tidak toksis.","PeriodicalId":346654,"journal":{"name":"Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS)","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124323566","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pengobatan penyakit menggunakan bahan alami sudah banyak dilakukan di masyarakat, contohnya pengobatan menggunakan cacing tanah.Cacing tanah telah dipercaya oleh masyarakat dalam mengobati penyakit, salah satunya adalah penyakit demam tifoid.Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana potensi cacing tanah jenis Perionyx excavatus dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Metode yang digunakan adalah metode difusi agar dengan cara sumuran menggunakan pelarut aquadest steril pada media MHA. Cacing tanah yang telah direbus kemudian air rebusannya dibuat beberapa konsentrasiair rebusan cacing tanah.Jumlah perlakuan dalam penelitian ini adalah sebanyak 25 unit perlakuan termasuk kontrol. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, tidak terdapat hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi.Sehingga pengolahan cacing tanah jenis Perionyx excavatus dengan caradirebus selama 15 menit dengan suhu 72ºC, tidak bagus dalam proses pemisahan antibakteri pada cacing tanah. Dengan hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi acuan oleh masyarakat dalam memilih cara pengolahan cacing tanah untuk dijadikan sebagai obat.
{"title":"UJI POTENSI AIR REBUSAN CACING TANAH JENIS Perionyx excavates DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella typhi SECARA Invitro","authors":"Ika Maulida Oktavi, Zainal Fikri, Rohmi Rohmi","doi":"10.32807/JAMBS.V5I1.103","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/JAMBS.V5I1.103","url":null,"abstract":"Pengobatan penyakit menggunakan bahan alami sudah banyak dilakukan di masyarakat, contohnya pengobatan menggunakan cacing tanah.Cacing tanah telah dipercaya oleh masyarakat dalam mengobati penyakit, salah satunya adalah penyakit demam tifoid.Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana potensi cacing tanah jenis Perionyx excavatus dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Metode yang digunakan adalah metode difusi agar dengan cara sumuran menggunakan pelarut aquadest steril pada media MHA. Cacing tanah yang telah direbus kemudian air rebusannya dibuat beberapa konsentrasiair rebusan cacing tanah.Jumlah perlakuan dalam penelitian ini adalah sebanyak 25 unit perlakuan termasuk kontrol. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, tidak terdapat hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi.Sehingga pengolahan cacing tanah jenis Perionyx excavatus dengan caradirebus selama 15 menit dengan suhu 72ºC, tidak bagus dalam proses pemisahan antibakteri pada cacing tanah. Dengan hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi acuan oleh masyarakat dalam memilih cara pengolahan cacing tanah untuk dijadikan sebagai obat.","PeriodicalId":346654,"journal":{"name":"Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS)","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121557188","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bakteri staphylococcus aureus merupakan bakteri berbentuk cocus dan bersifat gram positif, bakter iini dapat menyebabkan penyakit infeksi dan pengobatan yang biasadilakukan adalah dengan memberikan obat antibiotic atau senyawa kimia terhadap penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri staphylococcus aureus ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh filtrate daun ciplukan terhadap pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus.Metode Penelitian ini merupakan penelitian true-experimental dan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah filtarat daun ciplukan (Physalisangulatalinn) yang diambil dari daun ciplukan yang masih segar. Data hasil diperoleh dengan melakukan ujistatistik yaitu uji kruskalwalis.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada konsentrasi 100% terbentuk diameter zona hambat dengan rata-rata 20.333 mm, dan pada konsentrasi 75%, 50% dan 25% tidak terbentuk adanya diameter zona hambat.
{"title":"UJI DAYA HAMBAT FILTRAT DAUN CIPLUKAN (Physalis angulata linn) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcusaureus","authors":"Siti Rahayu, M. Diarti","doi":"10.32807/JAMBS.V5I2.113","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/JAMBS.V5I2.113","url":null,"abstract":"Bakteri staphylococcus aureus merupakan bakteri berbentuk cocus dan bersifat gram positif, bakter iini dapat menyebabkan penyakit infeksi dan pengobatan yang biasadilakukan adalah dengan memberikan obat antibiotic atau senyawa kimia terhadap penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri staphylococcus aureus ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh filtrate daun ciplukan terhadap pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus.Metode Penelitian ini merupakan penelitian true-experimental dan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah filtarat daun ciplukan (Physalisangulatalinn) yang diambil dari daun ciplukan yang masih segar. Data hasil diperoleh dengan melakukan ujistatistik yaitu uji kruskalwalis.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada konsentrasi 100% terbentuk diameter zona hambat dengan rata-rata 20.333 mm, dan pada konsentrasi 75%, 50% dan 25% tidak terbentuk adanya diameter zona hambat. ","PeriodicalId":346654,"journal":{"name":"Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS)","volume":"105 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132323001","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}