Pesisir pantai pulau Madura utamanya di daerah Kabupaten Bangkalan bagian Selatan merupakan pesisir yang relatif memiliki gelombang arus laut rendah, dan dengan bentuk geomorfologi pantai yang tidak terjal dan bertebing, maka pesisir laut daerah Bangkalan dapat dikategorikan pesisir yang landai dengan perairan laut dangkal. Berdasarkan fenomena ini maka di daerah pesisir laut Bangkalan memiliki karakteristik yang berbeda dengan bagian Utara pesisir Bangkalan. Sea Surface Temperatur (SST) merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk pengukuran kualitas air. Pengukuran Sea Surface Temperatur (SST) berdasarkan pada air dan akhirnya berpengaruh terhadap proses fotosintesis di perairan (Bilotta & Brazier, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa Suhu Pemukaan Laut Dengan Citra Satelit Landsat Studi Kasus di pesisir Bangkalan Madura, menggunakan unit perangkat komputer dan software. Hasil penelitian sebaran temperature/suhu permukaan laut di seluruh wilayah pesisir Bangkalan Madura Hasil Identifikasi menunjukkan kisaran antara 33o C - 34,6 o C . Model Algoritma temperature/suhu permukaan laut wilayah pesisir Bangkalan Madura , yang terbaik adalah algoritma Power y = 28,414x-0,067dan derajat determinasi R² = 0,5686 Uji Hipotasa, uji t memberikan hasil t stat / t hitung < t kritis / t table atau 0,217274045 < 1,688297714 H 0 diterima , artinya : bahwa Temperatur/suhu permukaan laut insitu sama dengan atau tidak ada perbedaan dengan suhu permukaan laut citra satelit Landsat 2021.
马杜拉岛的海岸主要位于班加兰县南部,是一个相对较低的海流,以其不陡峭和崎岖的沿海地形学形式,可以将班加兰的沿海地区与浅水联系起来。根据这一现象,在班加兰的沿海地区,与班加兰的北部海岸有着不同的特征。海面温度(嘘)是测量水质的参数之一。海图温度(嘘)是基于水的,最终影响了水中的光合作用过程(Bilotta & Brazier, 2008年)。该研究的目标是利用计算机和软件工具分析邦加兰马杜拉海岸的陆地卫星研究结果。调查结果显示,班卡兰·马杜拉沿海地区的温度/温度分布在33o C - 34.6 o - C之间。模型算法-沿海地区海洋表面温度的温度Bangkalan马杜罗的时候,最好是强力算法y = R²= 0.5686 28,414x-0,067dan度决心Hipotasa试验,试验数t提供统计结果t / t < t - t桌或0.217274045 < 1.688297714 H 0关键收到,意味着:温度控制在-原位相当于海平面温度和海洋表面温度没有区别2021陆地卫星的卫星图像。
{"title":"Analisis Suhu Permukaan Laut di Pesisir Pantai Bangkalan dengan Menggunakan Citra Satelit Landsat","authors":"S. Zainab","doi":"10.33005/kern.v7i2.54","DOIUrl":"https://doi.org/10.33005/kern.v7i2.54","url":null,"abstract":"Pesisir pantai pulau Madura utamanya di daerah Kabupaten Bangkalan bagian Selatan merupakan pesisir yang relatif memiliki gelombang arus laut rendah, dan dengan bentuk geomorfologi pantai yang tidak terjal dan bertebing, maka pesisir laut daerah Bangkalan dapat dikategorikan pesisir yang landai dengan perairan laut dangkal. Berdasarkan fenomena ini maka di daerah pesisir laut Bangkalan memiliki karakteristik yang berbeda dengan bagian Utara pesisir Bangkalan. Sea Surface Temperatur (SST) merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk pengukuran kualitas air. Pengukuran Sea Surface Temperatur (SST) berdasarkan pada air dan akhirnya berpengaruh terhadap proses fotosintesis di perairan (Bilotta & Brazier, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa Suhu Pemukaan Laut Dengan Citra Satelit Landsat Studi Kasus di pesisir Bangkalan Madura, menggunakan unit perangkat komputer dan software. Hasil penelitian sebaran temperature/suhu permukaan laut di seluruh wilayah pesisir Bangkalan Madura Hasil Identifikasi menunjukkan kisaran antara 33o C - 34,6 o C . Model Algoritma temperature/suhu permukaan laut wilayah pesisir Bangkalan Madura , yang terbaik adalah algoritma Power y = 28,414x-0,067dan derajat determinasi R² = 0,5686 Uji Hipotasa, uji t memberikan hasil t stat / t hitung < t kritis / t table atau 0,217274045 < 1,688297714 H 0 diterima , artinya : bahwa Temperatur/suhu permukaan laut insitu sama dengan atau tidak ada perbedaan dengan suhu permukaan laut citra satelit Landsat 2021.","PeriodicalId":354499,"journal":{"name":"KERN : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121558156","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perkerasan jalan di Indonesia sering terjadi kerusakan pada usia perkerasan yang relatif cukup rendah. Upaya mengatasi kerusakan jalan perlu dilakukan penyesuaian material-material yang digunakan dalam pembangunan perkerasan jalan, salah satunya adalah aspal. Dalam penelitian ini dibahas mengenai perbandingan penggunaan aspal Pertamina penetrasi 60/70 dan aspal Shell penetrasi 60/70 dalam campuran aspal beton. Variasi kadar aspal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4%, 4,5%, 5%, 5,5%. Dari hasil pengujian sifat fisik aspal Pertamina Penetrasi 60/70 diperoleh nilai penetrasi aspal sebesar 66,6 mm, titik lembek pada 51,5℃, titik nyala pada 290℃, daktilitas sebesar 136,67 cm dan kadar aspal optimum pada kadar 5,5%. Nilai stabilitas yang diperoleh sebesar 4969,60 kg, nilai flow sebasar 6,15 mm, nilai Marshall Quotient sebesar 818,55 kg/mm. Hasil pengujian fisik aspal Shell penetrasi 60/70 diperoleh nilai penetrasi, titik lembek, titik nyala dan daktilitas sebesar 69,4 mm, 56℃, 318℃ dan 128 cm. Kadar aspal optimum aspal Shell penetrasi 60/70 diperoleh pada kadar 5,5% dengan nilai stabilitas sebesar 5214,29 kg, nilai flow sebesar 4,34 mm, nilai Marshall Quetient sebesar 1203.21 kg/mm. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa aspal Shell penetrasi 60/70 relatif lebih baik ditinjau dari besar hasil nilai penetrasi, titik lembek, nilai stabilitas, flow, dan Marshall Quotient yang lebih tinggi dibandingkan aspal Pertamina penetrasi 60/70.
{"title":"Perbandingan Karakteristik Aspal Pertamina dengan Aspal Shell Sebagai Campuran Aspal Beton","authors":"Aditya Eka Putra, Ibnu Sholichin","doi":"10.33005/kern.v7i2.53","DOIUrl":"https://doi.org/10.33005/kern.v7i2.53","url":null,"abstract":"Perkerasan jalan di Indonesia sering terjadi kerusakan pada usia perkerasan yang relatif cukup rendah. Upaya mengatasi kerusakan jalan perlu dilakukan penyesuaian material-material yang digunakan dalam pembangunan perkerasan jalan, salah satunya adalah aspal. Dalam penelitian ini dibahas mengenai perbandingan penggunaan aspal Pertamina penetrasi 60/70 dan aspal Shell penetrasi 60/70 dalam campuran aspal beton. Variasi kadar aspal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4%, 4,5%, 5%, 5,5%. Dari hasil pengujian sifat fisik aspal Pertamina Penetrasi 60/70 diperoleh nilai penetrasi aspal sebesar 66,6 mm, titik lembek pada 51,5℃, titik nyala pada 290℃, daktilitas sebesar 136,67 cm dan kadar aspal optimum pada kadar 5,5%. Nilai stabilitas yang diperoleh sebesar 4969,60 kg, nilai flow sebasar 6,15 mm, nilai Marshall Quotient sebesar 818,55 kg/mm. Hasil pengujian fisik aspal Shell penetrasi 60/70 diperoleh nilai penetrasi, titik lembek, titik nyala dan daktilitas sebesar 69,4 mm, 56℃, 318℃ dan 128 cm. Kadar aspal optimum aspal Shell penetrasi 60/70 diperoleh pada kadar 5,5% dengan nilai stabilitas sebesar 5214,29 kg, nilai flow sebesar 4,34 mm, nilai Marshall Quetient sebesar 1203.21 kg/mm. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa aspal Shell penetrasi 60/70 relatif lebih baik ditinjau dari besar hasil nilai penetrasi, titik lembek, nilai stabilitas, flow, dan Marshall Quotient yang lebih tinggi dibandingkan aspal Pertamina penetrasi 60/70.","PeriodicalId":354499,"journal":{"name":"KERN : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122522405","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pada ruas jalan Piru - Waisala telah dibangun jalan dengan menggunakan konstruksi perkerasan lentur jenis lapen. Dilihat dari kondisi eksisting ruas jalan tersebut, diketahui telah terdapat beberapa jenis kerusakan, diantaranya adalah lepas butiran dengan total luas terbesar 29,050 m2, kemudian kerusakan jenis berlubang dengan total luas kerusakan terbesar 0,060 m2. Hal ini disebabkan karena jalan ini telah melewati batas umur rencana dan tidak dilakukan penanganan ataupun perbaikan jalan dengan baik. Oleh karena beberapa hal tersebut maka ruas jalan tersebut tidak mampu memikul beban lalu lintas dan terus mengalami kerusakan. Untuk mengatasi permasalahan pada ruas jalan Piru – Waisala, maka akan direncanakan peningkatan konstruksi ruas jalan dari jenis lapen menjadi kondisi laston. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merencanakan kembali tebal perkerasan lentur menggunakan dengan metode Bina Marga.. Berdasarkan hasil perhitungan desain tebal perkerasan lentur pada daerah Piru-Waisala dengan Metode Bina Marga diperoleh lapis permukaan AC-WC dengan tebal 4,0 cm; tebal lapis permukaan AC-BC 6,0 cm; tebal lapis permukaan AC-Base dengan tebal 7,5 cm, tebal lapis pondasi atas 12,0 cm; dan tebal lapis pondasi bawah 15 cm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tebal lapis perkerasan lentur jenis laston yang diperoleh lebih baik dan aman sesuai perhitungan dengan menggunakan metode Bina Marga pada jalan tersebut.
{"title":"Perencanaan Ulang Tebal Perkerasan Lentur menggunakan Metode Bina Marga (Studi Kasus Ruas Jalan Piru-Waisala Seram Bagian Barat)","authors":"Juliet Gracea Metekohy, Feral F. Talaohu","doi":"10.33005/kern.v7i1.56","DOIUrl":"https://doi.org/10.33005/kern.v7i1.56","url":null,"abstract":"Pada ruas jalan Piru - Waisala telah dibangun jalan dengan menggunakan konstruksi perkerasan lentur jenis lapen. Dilihat dari kondisi eksisting ruas jalan tersebut, diketahui telah terdapat beberapa jenis kerusakan, diantaranya adalah lepas butiran dengan total luas terbesar 29,050 m2, kemudian kerusakan jenis berlubang dengan total luas kerusakan terbesar 0,060 m2. Hal ini disebabkan karena jalan ini telah melewati batas umur rencana dan tidak dilakukan penanganan ataupun perbaikan jalan dengan baik. Oleh karena beberapa hal tersebut maka ruas jalan tersebut tidak mampu memikul beban lalu lintas dan terus mengalami kerusakan. Untuk mengatasi permasalahan pada ruas jalan Piru – Waisala, maka akan direncanakan peningkatan konstruksi ruas jalan dari jenis lapen menjadi kondisi laston. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merencanakan kembali tebal perkerasan lentur menggunakan dengan metode Bina Marga.. Berdasarkan hasil perhitungan desain tebal perkerasan lentur pada daerah Piru-Waisala dengan Metode Bina Marga diperoleh lapis permukaan AC-WC dengan tebal 4,0 cm; tebal lapis permukaan AC-BC 6,0 cm; tebal lapis permukaan AC-Base dengan tebal 7,5 cm, tebal lapis pondasi atas 12,0 cm; dan tebal lapis pondasi bawah 15 cm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tebal lapis perkerasan lentur jenis laston yang diperoleh lebih baik dan aman sesuai perhitungan dengan menggunakan metode Bina Marga pada jalan tersebut.","PeriodicalId":354499,"journal":{"name":"KERN : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132105313","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Indonesia sebagai negara kepulauan, 2/3 dari luas wilayah Indonesia merupakan wilayah perairan atau lautan. Lautan menjadi salah satu sumber kehidupan bagi masyarakat Indonesia, termasuk yang ada di wilayah kabupaten Malang. Potensi hasil laut di kabupaten Malang selain ikan, ada juga cumi-cumi, rajungan, kerang-kerangan dan lain-lain. Kebaradaan ikan tidak dapat dipisahkan dari ekosistem laut terutama adanya produsen makanan yang terdapat di laut, yakni klorofil-a pada fitoplankton. Informasi yang digunakan untuk mendapatkan persebaran nilai konsentrasi klorofil-a dapat diperoleh dari hasil pengolahan data citra satelit Terra MODIS dan citra satelit Envisat Meris; yang diperkuat dengan data In Situ berupa pengambilan sampel air laut yang diuji di laboratorium. Proses pengolahan citra menggunakan citra Terra MODIS. Dari penelitian ini, diperoleh peta persebaran konsentrasi klorofil-a di perairan pantai Malang yang dihasilkan dari pengolahan citra Satelit dan analisa beberapa in Situ, berdasakan parameter konsentrasi klorofil-a. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa Terra MODIS memiliki korelasi yang cukup kuat terhadap data in situ. Sedangkan uji korelasi antara data In Situ dengan citra Envisat Meris cukup lemah.
{"title":"Analisa dan Pemetaan Klorofil-A di Pesisir Pantai Malang Memakai Data Citra Satelit Terra Modis","authors":"Faishal Evan, S. Zainab, Bagas Aryaseta","doi":"10.33005/kern.v6i2.36","DOIUrl":"https://doi.org/10.33005/kern.v6i2.36","url":null,"abstract":"Indonesia sebagai negara kepulauan, 2/3 dari luas wilayah Indonesia merupakan wilayah perairan atau lautan. Lautan menjadi salah satu sumber kehidupan bagi masyarakat Indonesia, termasuk yang ada di wilayah kabupaten Malang. Potensi hasil laut di kabupaten Malang selain ikan, ada juga cumi-cumi, rajungan, kerang-kerangan dan lain-lain. Kebaradaan ikan tidak dapat dipisahkan dari ekosistem laut terutama adanya produsen makanan yang terdapat di laut, yakni klorofil-a pada fitoplankton. Informasi yang digunakan untuk mendapatkan persebaran nilai konsentrasi klorofil-a dapat diperoleh dari hasil pengolahan data citra satelit Terra MODIS dan citra satelit Envisat Meris; yang diperkuat dengan data In Situ berupa pengambilan sampel air laut yang diuji di laboratorium. Proses pengolahan citra menggunakan citra Terra MODIS. Dari penelitian ini, diperoleh peta persebaran konsentrasi klorofil-a di perairan pantai Malang yang dihasilkan dari pengolahan citra Satelit dan analisa beberapa in Situ, berdasakan parameter konsentrasi klorofil-a. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa Terra MODIS memiliki korelasi yang cukup kuat terhadap data in situ. Sedangkan uji korelasi antara data In Situ dengan citra Envisat Meris cukup lemah.","PeriodicalId":354499,"journal":{"name":"KERN : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133573456","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Menurut Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) pada tahun 2030 diperkirakan terjadi peningkatan perpindahan manusia di Pulau Jawa sejumlah 858,5 juta orang/tahun. Oleh sebab itu, pemerintah berencana mengembangkan jaringan jalan rel di Pulau Jawa dari jalur tunggal (single track) menjadi jalur ganda (double track) agar dapat mengimbangi jumlah permintaan yang akan datang. Kota Surabaya dan Sidoarjo merupakan daerah yang saling terhubung oleh jaringan rel kereta api namun jalan kereta api yang ada pada lintas Stasiun Wonokromo – Stasiun Sidoarjo masih menggunakan jalur tunggal yang menyebabkan layanan kereta api terkadang mengalami keterlambatan keberangkatan dan kereta api harus bergantian jalur rel dengan kereta api lainnya. Berdasarkan urgensi tersebut maka perlu dilakukan perencanaan jalur ganda (double track) pada lintas Stasiun Wonokromo – Stasiun Sidoarjo (KM 7+881 – KM 25+510) agar dapat memenuhi peningkatan perpindahan masyarakat seperti prediksi RIPNAS. Hasil analisis dan perencanaan diperoleh penempatan trase jalur ganda dilakukan di sebelah timur trase eksisting dari Stasiun Wonokromo menuju Stasiun Sidoarjo. Konstruksi jalan rel termasuk kelas jalan rel III dengan dimensi struktur atas tipe rel rencana R54, sambungan tipe R54, penambat elastis ganda pandrol e-clip, dan bantalan beton prategang tipe N-67 PT. WIKA Beton. Dimensi struktur bawah diperoleh ukuran ballast atas setebal 30 cm dan sub-ballast setebal 40 cm. Lapisan subgrade direncanakan dengan timbunan setinggi 1 meter dari permukaan tanah asli dengan kemiringan 1:1,5 menggunakan tanah granular. Saluran drainase pada direncanakan menggunakan beton bertulang pracetak dengan bentuk persegi panjang berdimensi 1,4 m x 0,7 m dan terletak 285 cm dari as rel.
{"title":"Perencanaan Jalur Ganda (Double Track) Lintasan Kereta Api pada Emplasemen Stasiun Wonokromo – Stasiun Sidoarjo (KM 7+881 – KM 25+510)","authors":"Jimmy Jeremy Tandra Dasion, Nugroho Utomo","doi":"10.33005/kern.v6i2.41","DOIUrl":"https://doi.org/10.33005/kern.v6i2.41","url":null,"abstract":"Menurut Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) pada tahun 2030 diperkirakan terjadi peningkatan perpindahan manusia di Pulau Jawa sejumlah 858,5 juta orang/tahun. Oleh sebab itu, pemerintah berencana mengembangkan jaringan jalan rel di Pulau Jawa dari jalur tunggal (single track) menjadi jalur ganda (double track) agar dapat mengimbangi jumlah permintaan yang akan datang. Kota Surabaya dan Sidoarjo merupakan daerah yang saling terhubung oleh jaringan rel kereta api namun jalan kereta api yang ada pada lintas Stasiun Wonokromo – Stasiun Sidoarjo masih menggunakan jalur tunggal yang menyebabkan layanan kereta api terkadang mengalami keterlambatan keberangkatan dan kereta api harus bergantian jalur rel dengan kereta api lainnya. Berdasarkan urgensi tersebut maka perlu dilakukan perencanaan jalur ganda (double track) pada lintas Stasiun Wonokromo – Stasiun Sidoarjo (KM 7+881 – KM 25+510) agar dapat memenuhi peningkatan perpindahan masyarakat seperti prediksi RIPNAS. Hasil analisis dan perencanaan diperoleh penempatan trase jalur ganda dilakukan di sebelah timur trase eksisting dari Stasiun Wonokromo menuju Stasiun Sidoarjo. Konstruksi jalan rel termasuk kelas jalan rel III dengan dimensi struktur atas tipe rel rencana R54, sambungan tipe R54, penambat elastis ganda pandrol e-clip, dan bantalan beton prategang tipe N-67 PT. WIKA Beton. Dimensi struktur bawah diperoleh ukuran ballast atas setebal 30 cm dan sub-ballast setebal 40 cm. Lapisan subgrade direncanakan dengan timbunan setinggi 1 meter dari permukaan tanah asli dengan kemiringan 1:1,5 menggunakan tanah granular. Saluran drainase pada direncanakan menggunakan beton bertulang pracetak dengan bentuk persegi panjang berdimensi 1,4 m x 0,7 m dan terletak 285 cm dari as rel.","PeriodicalId":354499,"journal":{"name":"KERN : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132856582","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jalan Nasional 24 dari arah Gempol ke Ngoro maupun sebaliknya merupakan jalan utama untuk para pengendara khususnya kendaraan berat. Pada ruas jalan tersebut sudah dapat dipastikan terbebani volume lalu lintas yang tinggi serta terpengaruh oleh faktor dari lingkungan dan cuaca, sehingga terjadi penurunan kualitas perkerasan jalan dengan terjadinya beberapa kerusakan jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kondisi kerusakan jalan beserta pemeliharaan dan penanganannya, selain itu direncanakan lapis tambah perkerasan lentur pada segmen kerusakan terparah. Metode yang akan digunakan untuk menganalisa kondisi kerusakan jalan adalah metode PCI (Pavement Condition Index), lalu untuk pemeliharaan dan penanganan digunakan Petunjuk Praktis Pemeliharaan Rutin Jalan Upr. 02.1 Tentang Pemeliharaan Rutin Perkerasan Jalan oleh DPUDJ Bina Marga, dan untuk perencanaan lapis tambah digunakan metode AASHTO 1993. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kerusakan jalan di ruas jalan Nasional 24 segmen Gempol – Ngoro STA 2 + 000 – STA 10 + 890 antara lain: retak kulit buaya sebesar 173,58 m2, lubang sebesar 18,28 m2, retak memanjang sebesar 2,589 m2, alur sebesar 50 m2, bergelombang sebesar 0,6 m2, retak berkelok sebesar 0,04 m2, dan sungkur sebesar 1 m2. Penanganan yang dilakukan berupa P2 atau pengaspalan ulang, P5 atau penambalan, dan P6 atau perataan. Untuk perencanaan lapis tambah didapatkan dimensi setebal 2,86 inci atau sekitar 8 cm
{"title":"Analisa Kerusakan Jalan Menggunakan Metode Pci (Pavement Condition Index) pada Jalan Nasional 24 Gempol – Ngoro (Sta 2 + 000 – Sta 10 + 890)","authors":"Anfirdan Taufan Prastiawan, Ibnu Sholichin","doi":"10.33005/kern.v6i2.37","DOIUrl":"https://doi.org/10.33005/kern.v6i2.37","url":null,"abstract":"Jalan Nasional 24 dari arah Gempol ke Ngoro maupun sebaliknya merupakan jalan utama untuk para pengendara khususnya kendaraan berat. Pada ruas jalan tersebut sudah dapat dipastikan terbebani volume lalu lintas yang tinggi serta terpengaruh oleh faktor dari lingkungan dan cuaca, sehingga terjadi penurunan kualitas perkerasan jalan dengan terjadinya beberapa kerusakan jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kondisi kerusakan jalan beserta pemeliharaan dan penanganannya, selain itu direncanakan lapis tambah perkerasan lentur pada segmen kerusakan terparah. Metode yang akan digunakan untuk menganalisa kondisi kerusakan jalan adalah metode PCI (Pavement Condition Index), lalu untuk pemeliharaan dan penanganan digunakan Petunjuk Praktis Pemeliharaan Rutin Jalan Upr. 02.1 Tentang Pemeliharaan Rutin Perkerasan Jalan oleh DPUDJ Bina Marga, dan untuk perencanaan lapis tambah digunakan metode AASHTO 1993. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kerusakan jalan di ruas jalan Nasional 24 segmen Gempol – Ngoro STA 2 + 000 – STA 10 + 890 antara lain: retak kulit buaya sebesar 173,58 m2, lubang sebesar 18,28 m2, retak memanjang sebesar 2,589 m2, alur sebesar 50 m2, bergelombang sebesar 0,6 m2, retak berkelok sebesar 0,04 m2, dan sungkur sebesar 1 m2. Penanganan yang dilakukan berupa P2 atau pengaspalan ulang, P5 atau penambalan, dan P6 atau perataan. Untuk perencanaan lapis tambah didapatkan dimensi setebal 2,86 inci atau sekitar 8 cm","PeriodicalId":354499,"journal":{"name":"KERN : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil","volume":"86 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128023143","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dinamika perkembangan perekonomian di daerah Propinsi Jawa Timur diiringi dengan meningkatnya mobilitas penduduk pada kawasan Surabaya Metropolitan Area dan sekitarnya. Salah satu sarana transportasi yang sesuai untuk mendukung mobilitas penduduk dari Kota Surabaya ke Kota Sampang di Pulau Madura adalah bus. PO AKAS merupakan perusahaan otobus yang melayani berbagai perjalanan antar kota di Propinsi Jawa Timur yakni dari Terminal Purabaya ke Terminal Trunojoyo Sampang. Bus AKAS rute ini hanya memiliki dua kelas pelayanan, yaitu bus patas (cepat terbatas) dan ekonomi. Bus AKAS ekonomi memiliki tingkat kenyamanan yang lebih rendah daripada Bus AKAS patas, dengan tempat duduk yang tidak nyaman dan pelayanan lainnya yang kurang memberikan nilai lebih. Pada penelitian ini dilakukan Passengers Satisfaction Analysis terhadap bus AKAS ekonomi rute Terminal Purabaya - Terminal Trunojoyo Sampang, yang ditinjau dari aspek pelayanan dan aspek ergonomis dengan menggunakan perangkat Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Analisa terhadap aspek ergonomis harus sesuai dengan persyaratan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2003. Dari hasil analisis dengan menggunakan perangkat Importance Performance Analysis (IPA), diketahui bahwa tingkat kesesuaian antara kinerja dengan kepentingan berada dalam 4 kuadran. Faktor pelayanan yang sangat mempengaruhi kepuasan penumpang terdapat pada kuadran I yaitu pembatasan jumlah penumpang dalam satu bus sebesar 56,46%, kebersihan di dalam bus sebesar 64,22% dan sirkulasi udara di dalam bus sebesar 65,25%. Berdasarkan perangkat Customer Satisfaction Index (CSI), besar tingkat kepuasan penumpang diperoleh nilai sebesar 61,88% dan terletak pada interval 51%-65% yang menunjukkan penumpang cukup puas terhadap kinerja bus AKAS ekonomi.
{"title":"Passengers Satisfaction Analysis dan Aspek Ergonomis pada Bus Akas Ekonomi Rute Terminal Purabaya – Terminal Trunojoyo Sampang","authors":"Nevia Rizkyning Utami, Nugroho Utomo","doi":"10.33005/kern.v6i2.34","DOIUrl":"https://doi.org/10.33005/kern.v6i2.34","url":null,"abstract":"Dinamika perkembangan perekonomian di daerah Propinsi Jawa Timur diiringi dengan meningkatnya mobilitas penduduk pada kawasan Surabaya Metropolitan Area dan sekitarnya. Salah satu sarana transportasi yang sesuai untuk mendukung mobilitas penduduk dari Kota Surabaya ke Kota Sampang di Pulau Madura adalah bus. PO AKAS merupakan perusahaan otobus yang melayani berbagai perjalanan antar kota di Propinsi Jawa Timur yakni dari Terminal Purabaya ke Terminal Trunojoyo Sampang. Bus AKAS rute ini hanya memiliki dua kelas pelayanan, yaitu bus patas (cepat terbatas) dan ekonomi. Bus AKAS ekonomi memiliki tingkat kenyamanan yang lebih rendah daripada Bus AKAS patas, dengan tempat duduk yang tidak nyaman dan pelayanan lainnya yang kurang memberikan nilai lebih. Pada penelitian ini dilakukan Passengers Satisfaction Analysis terhadap bus AKAS ekonomi rute Terminal Purabaya - Terminal Trunojoyo Sampang, yang ditinjau dari aspek pelayanan dan aspek ergonomis dengan menggunakan perangkat Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Analisa terhadap aspek ergonomis harus sesuai dengan persyaratan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2003. Dari hasil analisis dengan menggunakan perangkat Importance Performance Analysis (IPA), diketahui bahwa tingkat kesesuaian antara kinerja dengan kepentingan berada dalam 4 kuadran. Faktor pelayanan yang sangat mempengaruhi kepuasan penumpang terdapat pada kuadran I yaitu pembatasan jumlah penumpang dalam satu bus sebesar 56,46%, kebersihan di dalam bus sebesar 64,22% dan sirkulasi udara di dalam bus sebesar 65,25%. Berdasarkan perangkat Customer Satisfaction Index (CSI), besar tingkat kepuasan penumpang diperoleh nilai sebesar 61,88% dan terletak pada interval 51%-65% yang menunjukkan penumpang cukup puas terhadap kinerja bus AKAS ekonomi.","PeriodicalId":354499,"journal":{"name":"KERN : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129018211","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Indonesia terletak di garis khatulistiwa, maka tak heran jika Indonesia beriklim tropis. Perairan Indonesia sangat luas, sebab itu ada beragam biota laut didalamnya. Banyak hal yang mempengaruhi kelangsungan hidup biota laut, suhu permukaan laut atau SST (Sea Surface Temperatur) salah satunya. Nilai dari suhu permukaan laut disetiap daerah berbeda-beda seperti halnya di pesisir Jember. Cara mengetahui suhu permukaan laut pesisir Jember dapat dilakukan dengan cara menganalisis pemetaan suhu permukaan lautnya. Hasil analisis suhu permukaan laut (SST) didapat dari pengolahan data Citra Satelit Aqua Modis daerah pesisir Jember dengan pemilihan metode matematik yang terbaik. Proses pengolahan tersebut menggunakan data SST daerah pesisir Jember tahun 2020 dari bulan Januari hingga bulan April. Hasil dari pengolahan data Citra Satelit Aqua Modis kemudian diolah kembali dengan menggunakan model matematik yang terbaik hingga didapatkan nilai r2 yang maksimum sebesar 0,2754. Nilai tersebut menghasilkan peta tematik sebaran SST dan histogram dari daerah pesisir Jember. Dari peta tematik sebaran SST dan histogram barulah didapat nilai energi di pesisir Jember.
{"title":"Pemilihan Model Matematika yang Terbaik pada Pemetaan Suhu Permukaan Laut di Pesisir Jember dengan Data Citra Satelit Aqua Modis","authors":"Arzalia Novia Putri, Hendrata Wibisana, Bagas Aryaseta","doi":"10.33005/kern.v6i2.31","DOIUrl":"https://doi.org/10.33005/kern.v6i2.31","url":null,"abstract":"Indonesia terletak di garis khatulistiwa, maka tak heran jika Indonesia beriklim tropis. Perairan Indonesia sangat luas, sebab itu ada beragam biota laut didalamnya. Banyak hal yang mempengaruhi kelangsungan hidup biota laut, suhu permukaan laut atau SST (Sea Surface Temperatur) salah satunya. Nilai dari suhu permukaan laut disetiap daerah berbeda-beda seperti halnya di pesisir Jember. Cara mengetahui suhu permukaan laut pesisir Jember dapat dilakukan dengan cara menganalisis pemetaan suhu permukaan lautnya. Hasil analisis suhu permukaan laut (SST) didapat dari pengolahan data Citra Satelit Aqua Modis daerah pesisir Jember dengan pemilihan metode matematik yang terbaik. Proses pengolahan tersebut menggunakan data SST daerah pesisir Jember tahun 2020 dari bulan Januari hingga bulan April. Hasil dari pengolahan data Citra Satelit Aqua Modis kemudian diolah kembali dengan menggunakan model matematik yang terbaik hingga didapatkan nilai r2 yang maksimum sebesar 0,2754. Nilai tersebut menghasilkan peta tematik sebaran SST dan histogram dari daerah pesisir Jember. Dari peta tematik sebaran SST dan histogram barulah didapat nilai energi di pesisir Jember.","PeriodicalId":354499,"journal":{"name":"KERN : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131894303","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dyah Ayu Kusumaningtyas, Hendrata Wibisana, S. Zainab
Indonesia merupakan negara dengan wilayah perairan yang luas, wilayah perairannya mencapai 77% dari total wilayah Indonesia. Wilayah perairan di indonesia banyak dimanfaatkan sebagai ladang perekonomian masyarakat, juga sebagai sarana kebutuhan non ekonomi lain. Banyaknya aktivitas yang dilakukan di wilayah perairan, serta faktor alam lain seperti gelombang, angin, dan lain sebagainya dapat memengaruhi banyak hal di perairan tersebut, misalnya salinitas dan kadar klorofil-a. Pada penelitian ini menggunakan citra satelit aqua modis tahun 2020 dengan mengambil data bulan Januari hingga April sebagai fokus penelitian. Penelitian ini mengerucutkan semua data penelitian menjadi hanya satu macam model matematika terbaik untuk setiap gelombangnya yang dapat digunakan dalam memperhitungkan nilai salinitas pada perairan Sumenep. Dari hasil korelasi nilai salinitas tersebut didapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,195. Setelah itu dilakukan analisa perbandingan dengan metode uji-T pada Program Microsoft Excel. Perbandingan dilakukan dengan variabel bebas kadar klorofil-a. Hasil yang didapat adalah hubungan antara salinitas dan kadarklorofil-a bersifat positif, atau berbanding lurus. Sedangkan untuk tingkat hubungannya termasuk dalam kategori hubungan yang lemah dengan nilai r sebesar 0,195. Secara periodik terjadi penurunan rerata antara salinitas dengan kadar klorofil-a.
{"title":"Analisa Perbandingan Salinitas dengan Kadar Klorofil- di Wilayah Perairan Sumenep Menggunakan Metode Regresi Linier dan Uji-T","authors":"Dyah Ayu Kusumaningtyas, Hendrata Wibisana, S. Zainab","doi":"10.33005/kern.v6i2.38","DOIUrl":"https://doi.org/10.33005/kern.v6i2.38","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan negara dengan wilayah perairan yang luas, wilayah perairannya mencapai 77% dari total wilayah Indonesia. Wilayah perairan di indonesia banyak dimanfaatkan sebagai ladang perekonomian masyarakat, juga sebagai sarana kebutuhan non ekonomi lain. Banyaknya aktivitas yang dilakukan di wilayah perairan, serta faktor alam lain seperti gelombang, angin, dan lain sebagainya dapat memengaruhi banyak hal di perairan tersebut, misalnya salinitas dan kadar klorofil-a. Pada penelitian ini menggunakan citra satelit aqua modis tahun 2020 dengan mengambil data bulan Januari hingga April sebagai fokus penelitian. Penelitian ini mengerucutkan semua data penelitian menjadi hanya satu macam model matematika terbaik untuk setiap gelombangnya yang dapat digunakan dalam memperhitungkan nilai salinitas pada perairan Sumenep. Dari hasil korelasi nilai salinitas tersebut didapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,195. Setelah itu dilakukan analisa perbandingan dengan metode uji-T pada Program Microsoft Excel. Perbandingan dilakukan dengan variabel bebas kadar klorofil-a. Hasil yang didapat adalah hubungan antara salinitas dan kadarklorofil-a bersifat positif, atau berbanding lurus. Sedangkan untuk tingkat hubungannya termasuk dalam kategori hubungan yang lemah dengan nilai r sebesar 0,195. Secara periodik terjadi penurunan rerata antara salinitas dengan kadar klorofil-a.","PeriodicalId":354499,"journal":{"name":"KERN : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115640115","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penggunaan Fly Ash Pada Beton Self Compacting Concrete (Scc) Ditinjau Terhadap Durabilitas Beton Akibat Serangan Sulfat","authors":"Wahyu Kartini","doi":"10.33005/kern.v6i1.29","DOIUrl":"https://doi.org/10.33005/kern.v6i1.29","url":null,"abstract":"<jats:p>-</jats:p>","PeriodicalId":354499,"journal":{"name":"KERN : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127960733","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}