Seiring dengan semakin berkembangnya dunia teknologi dan informasi. Website merupakan suatu media informasi yang menawarkan berbagai kemudahan dalam menyajikan informasi. Kecepatan dan kenyamanan merupakan Nilai positif adanya internet. Penerimaan mahasiswa baru pada sekolah tinggi ilmu tarbiyah al-qur’an al-ittifaqiah (STITQI) Indralaya salah satu organisasi yang belum memiliki website untuk memberikan informasi kepada anggota dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk membangun Website penerimaan mahasiswa baru di STITQI Indralaya yang nantinya dapat berguna bagi semua pihak. Pembuatan website ini menggunakan sublime Text, Boostrap dan PHP MySQL sebagai database nya. Dengan adanya website penerimaan mahasiswa baru ini dapat memberikan informasi dengan cepat dan akurat.
{"title":"IMPLEMENTASI FRAMEWORK BOOTSTRAP DALAM PERANCANGAN SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA BARU PADA SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH BERBASIS WEB","authors":"Khana Wijaya, Rishi Suparianto, Endi Istiawan","doi":"10.58328/jm.v1i1.42","DOIUrl":"https://doi.org/10.58328/jm.v1i1.42","url":null,"abstract":"Seiring dengan semakin berkembangnya dunia teknologi dan informasi. Website merupakan suatu media informasi yang menawarkan berbagai kemudahan dalam menyajikan informasi. Kecepatan dan kenyamanan merupakan Nilai positif adanya internet. Penerimaan mahasiswa baru pada sekolah tinggi ilmu tarbiyah al-qur’an al-ittifaqiah (STITQI) Indralaya salah satu organisasi yang belum memiliki website untuk memberikan informasi kepada anggota dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk membangun Website penerimaan mahasiswa baru di STITQI Indralaya yang nantinya dapat berguna bagi semua pihak. Pembuatan website ini menggunakan sublime Text, Boostrap dan PHP MySQL sebagai database nya. Dengan adanya website penerimaan mahasiswa baru ini dapat memberikan informasi dengan cepat dan akurat.","PeriodicalId":364663,"journal":{"name":"Jurnal Masda","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131012328","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The Setunggal Jaya women’s farmer group and the community in 8 Ilir Village, Palembang City, cultivate vegetable crops as a source of income and fulfillment of food, as well as family nutrition. However, they have not utilized the waste left over from their harvest, while its potential as organic fertilizer is very high. This community service activity aims to train and empower the women farmer groups in utilizing agricultural waste into organic fertilizers that can be used to improve soil fertility and crop quality in their farming businesses. This community service activity includes several stages namely : analysis of site resources, approach methods, training, guidance, preparation and assistance of organic fertilizer production processes, production processes, monitoring of production processes and evaluation of impacts, and empowerment and participation of partners. The results of this PKM activity have provided benefits in the form of empowering and increasing the expertise of women farmer groups and the community in 8 Ilir Village, Palembang City, in utilizing and converting agricultural waste into organic fertilizer. In addition, this activity has also helped farmer groups and the community to increase their farming production by utilizing organic fertilizer produced as a source of nutrients, to improve structure and improve soil quality. Keywords: agricultural waste, community empowerment, organic fertilizer
{"title":"PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KELOMPOK TANI DALAM PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN MENJADI PUPUK ORGANIK","authors":"Novisrayani Kesmayanti, Bahrul Ilmi, Abdul Azis","doi":"10.58328/jm.v1i1.59","DOIUrl":"https://doi.org/10.58328/jm.v1i1.59","url":null,"abstract":"The Setunggal Jaya women’s farmer group and the community in 8 Ilir Village, Palembang City, cultivate vegetable crops as a source of income and fulfillment of food, as well as family nutrition. However, they have not utilized the waste left over from their harvest, while its potential as organic fertilizer is very high. This community service activity aims to train and empower the women farmer groups in utilizing agricultural waste into organic fertilizers that can be used to improve soil fertility and crop quality in their farming businesses. This community service activity includes several stages namely : analysis of site resources, approach methods, training, guidance, preparation and assistance of organic fertilizer production processes, production processes, monitoring of production processes and evaluation of impacts, and empowerment and participation of partners. The results of this PKM activity have provided benefits in the form of empowering and increasing the expertise of women farmer groups and the community in 8 Ilir Village, Palembang City, in utilizing and converting agricultural waste into organic fertilizer. In addition, this activity has also helped farmer groups and the community to increase their farming production by utilizing organic fertilizer produced as a source of nutrients, to improve structure and improve soil quality. \u0000Keywords: agricultural waste, community empowerment, organic fertilizer","PeriodicalId":364663,"journal":{"name":"Jurnal Masda","volume":"119 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131292550","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKKabupaten Musi Rawas merupakan kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan dengan prevalensi stuntingyang cukup tinggi di tahun 2018, yaitu sekitar 34,60%. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untukmenanggulangi masalah stunting melalui berbagai kebijakan dan regulasi serta melalui sejumlah intervensi. Tulisanini bertujuan untuk memaparkan kebijakan dan regulasi tentang penanggulangan stunting di Musi Rawas.Kabupaten Musi Rawas telah memiliki sejumlah kebijakan dan regulasi penanggulangan stunting, yang diwujudkandalam bentuk intervensi baik yang bersifat spesifik maupun sensitif. Intervensi spesifik dilakukan oleh sektorkesehatan dengan memfokuskan pada program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), sedangkan intervensi sensitifdi antaranya dilakukan melalui penyediaan akses air bersih dan sanitasi. Selain kesehatan, faktor sosial ekonomijuga diketahui berpengaruh terhadap stunting, seperti masalah kemiskinan, tingkat pendidikan, dan pendapatankeluarga. Penanggulangan stunting perlu kerjasama lintas sektor dan dilakukan secara menyeluruh. Kebijakan danregulasi yang ada di tingkat pusat, harus juga diikuti dengan tindak lanjut di daerah hingga tingkat desa danmelibatkan tidak hanya sektor kesehatan tetapi juga sektor terkait lainnya. Sistem penanggulangan berbasismasyarakat perlu ditingkatkan lagi, karena kesadaran yang tinggi dari masyarakat akan pentingnya gizi seimbang,sanitasi dan kebersihan lingkungan merupakan modal yang besar untuk menekan angka stunting.Kata kunci: Kebijakan, Stunting, Penanggulangan
Musi Rawas摄政是南苏门答腊省的一个地区,2018年的失业率很高,约3460%。各国政府一直在努力通过各种政策、监管和许多干预来解决这一问题。本论文旨在阐述Musi Rawas的特技对策的政策和规定。Musi Rawas摄政有许多特技对策和规定,这些政策都是针对特定和敏感的干预措施实施的。卫生部门通过专注于前1000天的计划(HPK)进行了具体的干预,而敏感性干预是通过提供清洁水和卫生通道。除了健康,经济社会因素还可以影响经济增长,如贫困、教育水平和家庭收入问题。反特技需要跨部门的合作和全面的合作。中央一级的政策和监管,以及农村地区的后续行动,不仅包括卫生部门,而且还包括其他相关部门。我们需要加强社区的反社会制度,因为社会高度认识到平衡营养的重要性、卫生和环境清洁是抑制低效率的重要资本。关键词:政策,特技,对策
{"title":"KEBIJAKAN PENANGGULANGAN STUNTING DI KABUPATEN MUSI RAWAS","authors":"Abdika Jaya","doi":"10.58328/jm.v1i1.44","DOIUrl":"https://doi.org/10.58328/jm.v1i1.44","url":null,"abstract":"ABSTRAKKabupaten Musi Rawas merupakan kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan dengan prevalensi stuntingyang cukup tinggi di tahun 2018, yaitu sekitar 34,60%. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untukmenanggulangi masalah stunting melalui berbagai kebijakan dan regulasi serta melalui sejumlah intervensi. Tulisanini bertujuan untuk memaparkan kebijakan dan regulasi tentang penanggulangan stunting di Musi Rawas.Kabupaten Musi Rawas telah memiliki sejumlah kebijakan dan regulasi penanggulangan stunting, yang diwujudkandalam bentuk intervensi baik yang bersifat spesifik maupun sensitif. Intervensi spesifik dilakukan oleh sektorkesehatan dengan memfokuskan pada program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), sedangkan intervensi sensitifdi antaranya dilakukan melalui penyediaan akses air bersih dan sanitasi. Selain kesehatan, faktor sosial ekonomijuga diketahui berpengaruh terhadap stunting, seperti masalah kemiskinan, tingkat pendidikan, dan pendapatankeluarga. Penanggulangan stunting perlu kerjasama lintas sektor dan dilakukan secara menyeluruh. Kebijakan danregulasi yang ada di tingkat pusat, harus juga diikuti dengan tindak lanjut di daerah hingga tingkat desa danmelibatkan tidak hanya sektor kesehatan tetapi juga sektor terkait lainnya. Sistem penanggulangan berbasismasyarakat perlu ditingkatkan lagi, karena kesadaran yang tinggi dari masyarakat akan pentingnya gizi seimbang,sanitasi dan kebersihan lingkungan merupakan modal yang besar untuk menekan angka stunting.Kata kunci: Kebijakan, Stunting, Penanggulangan","PeriodicalId":364663,"journal":{"name":"Jurnal Masda","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121544352","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Di jaman teknologi yang semakin maju ini banyak sekali perangkat teknologi yang menggunakan tenaga listrik.Tenaga listrik menjadi bahan pembangkit utama untuk membangkitkan teknologi yang ada di dunia. Teknologi yangselalu membutuhkan tenaga listrik adalah lampu. Lampu digunakan untuk sebuah penerangan dalam kehidupansehari-hari. Penerangan lampu seperti penerangan rumah dan taman. Di beberapa daerah di Jawa Tengah lampudimanfaatkan untuk penghangat tanaman bunga. Salah satu daerah tersebut adalah Kabupaten Semarang, tepatnya didesa Kenteng, Kecamatan Bandungan. Para warga desa Kenteng ini sebagian besar dari mereka adalah petani bunga.Mereka membutuhkan penerangan lampu sebagai penerangan dan penghangat untuk tanaman bunga, akan tetapi untukpembiayaan listrik mereka menjadi lebih besar karena kebutuhan listrik untuk tanaman bunga. Dari hal tersebutkebutuhan lampu dengan menggunakan tenaga listrik dapat digantikan dengan bahan pembangkit lubang biopori.Lubang biopori merupakan lubang resapan yang dapat digunakan sebagai bahan pembangkit listrik. Lubang bioporiini bisa digunakan untuk lampu biopori. Lampu biopori ini menjadi salah satu solusi untuk para warga desa Kentengyang membutuhkan lampu sebagai penerangan dan penghangat tanaman bunga. Dengan lampu biopori ini warga dapatmemanfaatkan hasil resapan air yang masuk ke lubang biopori pada lampu biopori. Lampu biopori ini tidakmembutuhkan tenaga listrik, selain itu lampu biopori ini juga ramah l
{"title":"PEMBUATAN DAN PEMASANGAN LAMPU BIOPORI PADA DESA KENTENG, BANDUNGAN","authors":"Elfira Nureza Ardina, Erlinasari, Roni Kartika Pramuyanti","doi":"10.58328/jm.v1i1.48","DOIUrl":"https://doi.org/10.58328/jm.v1i1.48","url":null,"abstract":"Di jaman teknologi yang semakin maju ini banyak sekali perangkat teknologi yang menggunakan tenaga listrik.Tenaga listrik menjadi bahan pembangkit utama untuk membangkitkan teknologi yang ada di dunia. Teknologi yangselalu membutuhkan tenaga listrik adalah lampu. Lampu digunakan untuk sebuah penerangan dalam kehidupansehari-hari. Penerangan lampu seperti penerangan rumah dan taman. Di beberapa daerah di Jawa Tengah lampudimanfaatkan untuk penghangat tanaman bunga. Salah satu daerah tersebut adalah Kabupaten Semarang, tepatnya didesa Kenteng, Kecamatan Bandungan. Para warga desa Kenteng ini sebagian besar dari mereka adalah petani bunga.Mereka membutuhkan penerangan lampu sebagai penerangan dan penghangat untuk tanaman bunga, akan tetapi untukpembiayaan listrik mereka menjadi lebih besar karena kebutuhan listrik untuk tanaman bunga. Dari hal tersebutkebutuhan lampu dengan menggunakan tenaga listrik dapat digantikan dengan bahan pembangkit lubang biopori.Lubang biopori merupakan lubang resapan yang dapat digunakan sebagai bahan pembangkit listrik. Lubang bioporiini bisa digunakan untuk lampu biopori. Lampu biopori ini menjadi salah satu solusi untuk para warga desa Kentengyang membutuhkan lampu sebagai penerangan dan penghangat tanaman bunga. Dengan lampu biopori ini warga dapatmemanfaatkan hasil resapan air yang masuk ke lubang biopori pada lampu biopori. Lampu biopori ini tidakmembutuhkan tenaga listrik, selain itu lampu biopori ini juga ramah l","PeriodicalId":364663,"journal":{"name":"Jurnal Masda","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114679458","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}