Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat, di Desa Watas Marga, Dosen PKM Universitas Pat Petulai Rejang Lebong. Bulan Januari sd Maret 2020. Limbah rumah tangga dari bahan organik belum dimanfaatkan secara optimal. Mengurangi pupuk kimia yang diimbangi pupuk organic seperti POC dalam mengembangkan tanaman organik dalam memanfaatkan lahan pekarangan. Menciptakan lingkungan ramah, nyaman, indah dan asri. Permasalah yang dihadapi yaitu : Luas lahan pertanian semakin berkurang diakrenakan lahan alih fungsi. Lahan pertanian diolah terus menerus, menggunakan pupuk kimia tanpa diimbangi pupuk organik. Materi yang diberikan agar terwujud sumber daya manusia yang diharapkan. Memotivasikan pada kelompok sasaran agar adanya kesadaran dalam memanfaatkan limbah rumah tangga, miliki nilai ekonomi tinggi untuk meningkatkan produksi tanaman terutama di lahan pekarangan. Penyuluh hendaknya selalu kontinyu memberi sosialisasi kepada kelompok sasaran, umumnya petani dalam memanfaatkan bahan organik dalam mengembalikan kesuburan tanah. Cara penerapan Iptek ini diberikan dalam bentuk penyuluhan dan demontrasi berupa, Kegiatan Penyuluhan disampaikan kepada kelompok sasaran ibu-ibu rumah tangga dan remaja memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai bahan pembuatan pupuk cair (POC). Pelatihan Praktik, pembuataan pupuk cair organisme (POC), secara langsung didemontrasikan. Pupuk organic cair, berbeda dengan pupuk organik padat. Pupuk organic cair (POC) lebih efektif dan efisien pada sasaran daun, bunga dan batang, dan bersifat perangsang tumbuh. Pupuk organic cair digunakan lebih efektif dan efisien jika diaplikasikan pada daun, bunga dan batang dan bersifat perangsang pertumbuhan pada tanaman. Kata kunci: Limbah, POC, Lingkungan, Tanaman, Warga
{"title":"PEMBUATAN PUPUK ORGANISME CAIR (POC), SERTA MANFAATNYA BAGI TANAMAN DISEKITAR PEKARANGAN DI DESA WATAS MARGA, KEC CURUP SELATAN, KAB REJANG LEBONG","authors":"Adnan","doi":"10.58328/jm.v1i2.84","DOIUrl":"https://doi.org/10.58328/jm.v1i2.84","url":null,"abstract":"Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat, di Desa Watas Marga, Dosen PKM Universitas Pat Petulai Rejang Lebong. Bulan Januari sd Maret 2020. Limbah rumah tangga dari bahan organik belum dimanfaatkan secara optimal. Mengurangi pupuk kimia yang diimbangi pupuk organic seperti POC dalam mengembangkan tanaman organik dalam memanfaatkan lahan pekarangan. Menciptakan lingkungan ramah, nyaman, indah dan asri. Permasalah yang dihadapi yaitu : Luas lahan pertanian semakin berkurang diakrenakan lahan alih fungsi. Lahan pertanian diolah terus menerus, menggunakan pupuk kimia tanpa diimbangi pupuk organik. Materi yang diberikan agar terwujud sumber daya manusia yang diharapkan. Memotivasikan pada kelompok sasaran agar adanya kesadaran dalam memanfaatkan limbah rumah tangga, miliki nilai ekonomi tinggi untuk meningkatkan produksi tanaman terutama di lahan pekarangan. Penyuluh hendaknya selalu kontinyu memberi sosialisasi kepada kelompok sasaran, umumnya petani dalam memanfaatkan bahan organik dalam mengembalikan kesuburan tanah. Cara penerapan Iptek ini diberikan dalam bentuk penyuluhan dan demontrasi berupa, Kegiatan Penyuluhan disampaikan kepada kelompok sasaran ibu-ibu rumah tangga dan remaja memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai bahan pembuatan pupuk cair (POC). Pelatihan Praktik, pembuataan pupuk cair organisme (POC), secara langsung didemontrasikan. Pupuk organic cair, berbeda dengan pupuk organik padat. Pupuk organic cair (POC) lebih efektif dan efisien pada sasaran daun, bunga dan batang, dan bersifat perangsang tumbuh. Pupuk organic cair digunakan lebih efektif dan efisien jika diaplikasikan pada daun, bunga dan batang dan bersifat perangsang pertumbuhan pada tanaman. \u0000Kata kunci: Limbah, POC, Lingkungan, Tanaman, Warga","PeriodicalId":364663,"journal":{"name":"Jurnal Masda","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115386303","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Vertikultur merupakan teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga penanaman dilakukan secara bertingkat dimana teknik budidaya ini tidak memerlukan lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak memiliki halaman sekalipun. Usaha untuk meningkatkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan akan sayuran secara mandiri pada lahan yang memiliki luasan terbatas akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi areal industri, perumahan dan gedung-gedung perkantoran salah satunya dengan teknik vertikultur. Sistem vertikultur ini sangat cocok diterapkan bagi petani atau perorangan yang mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman yang lebih optimal. Media yang dapat digunakan sangat beragam, diantaranya dengan metode bambu, plempem, pipa, pot, karung plastik dan botol air mineral bekas. Penggunaan botol air mineral bekas dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah pelastik dan memanfaatkan barang bekas agar dapat meningkatkan nilai estetika. Selain memberikan kesan cantik kegiatan budidaya dengan teknik vertikultur juga dapat meningkatkan kreatifitas pelaku dalam merangkai model penyusunan botol bekas yang digunakan sebagai media tanam. Pemanfaatan limbah barang bekas memberikan dampak yang baik terhadap mengurangi pencemaran lingkungan. Penggunaan ulang bahan maupun pengolahan ulang bahan yang tidak terpakai seperti botol maupun plastik bekas, sedikit banyak dapat menjaga lingkungan. Budidaya tanaman secara vertikultur dalam skala perorangan memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri dan mengurangi biaya perawatan dan biaya pengolahan. Hal ini disebabkan karena tidak perlunya pengolahan lahan yang relatif luas, kondisi iklim mikro lebih terkontrol sehingga tidak perlunya perawatan yang intensif, dan tidak memerlukan tenaga khusus dalam perawatan. Hasil menunjukan produksi sawi tanaman caisim dan kangkung secara vertikultur pada media botol bekas sangat cocok dilakukan di pekarangan yang memiliki lahan yang relatif sempit, pada satu botol bekas ukuran 1,5 liter dapat diperoleh tanaman kangkung mencapai rata-rata 100 gram, sedangkan untuk tanaman sawi caisim rata-rata produksi mencapai 150 gram yang mana mampu memenuhi kebutuhan sayur harian rumah tangga.
{"title":"PEMANFAATAN BOTOL BEKAS UNTUK BUDIDAYA TEKNIK VERTIKULTUR PADA TANAMAN SAWI CAISIM DAN KANGKUNG","authors":"May Shiska, E. Agustina","doi":"10.58328/jm.v1i2.85","DOIUrl":"https://doi.org/10.58328/jm.v1i2.85","url":null,"abstract":"Vertikultur merupakan teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga penanaman dilakukan secara bertingkat dimana teknik budidaya ini tidak memerlukan lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak memiliki halaman sekalipun. Usaha untuk meningkatkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan akan sayuran secara mandiri pada lahan yang memiliki luasan terbatas akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi areal industri, perumahan dan gedung-gedung perkantoran salah satunya dengan teknik vertikultur. Sistem vertikultur ini sangat cocok diterapkan bagi petani atau perorangan yang mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman yang lebih optimal. Media yang dapat digunakan sangat beragam, diantaranya dengan metode bambu, plempem, pipa, pot, karung plastik dan botol air mineral bekas. \u0000Penggunaan botol air mineral bekas dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah pelastik dan memanfaatkan barang bekas agar dapat meningkatkan nilai estetika. Selain memberikan kesan cantik kegiatan budidaya dengan teknik vertikultur juga dapat meningkatkan kreatifitas pelaku dalam merangkai model penyusunan botol bekas yang digunakan sebagai media tanam. Pemanfaatan limbah barang bekas memberikan dampak yang baik terhadap mengurangi pencemaran lingkungan. Penggunaan ulang bahan maupun pengolahan ulang bahan yang tidak terpakai seperti botol maupun plastik bekas, sedikit banyak dapat menjaga lingkungan. Budidaya tanaman secara vertikultur dalam skala perorangan memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri dan mengurangi biaya perawatan dan biaya pengolahan. Hal ini disebabkan karena tidak perlunya pengolahan lahan yang relatif luas, kondisi iklim mikro lebih terkontrol sehingga tidak perlunya perawatan yang intensif, dan tidak memerlukan tenaga khusus dalam perawatan. Hasil menunjukan produksi sawi tanaman caisim dan kangkung secara vertikultur pada media botol bekas sangat cocok dilakukan di pekarangan yang memiliki lahan yang relatif sempit, pada satu botol bekas ukuran 1,5 liter dapat diperoleh tanaman kangkung mencapai rata-rata 100 gram, sedangkan untuk tanaman sawi caisim rata-rata produksi mencapai 150 gram yang mana mampu memenuhi kebutuhan sayur harian rumah tangga.","PeriodicalId":364663,"journal":{"name":"Jurnal Masda","volume":"7 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134379390","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kabupaten Musi Rawas merupakan kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan yang menggunakan data inflasi dari kota Lubuklinggau karena kota Lubuklinggau yang menghitung inflasi melalui indeks harga konsumen (IHK) dan kabupaten Musi Rawas menjadi salah satu daerah penyangga pangan bagi kota Lubuklinggau. Berdasarkan sumber BPS kota Palembang rilis September 2022, tingkat inflasi kumulatif (Januari sampai dengan Agustus 2022) kabupaten Musi Rawas cukup tinggi sekitar 4,41% dibandingkan dengan tingkat inflasi di Provinsi Sumatera Selatan sekitar 4,29% dan secara nasional 3,63%. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menangani dampak inflasi pasca kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) melalui berbagai kebijakan dan regulasi serta melalui sejumlah intervensi. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan kebijakan dan regulasi tentang penanganan dampak inflasi di Musi Rawas. Kabupaten Musi Rawas telah menindaklanjuti sejumlah kebijakan dan regulasi dari Pemerintah Pusat dalam menangani dampak inflasi, yang diwujudkan antara lain dalam bentuk koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat, membuat surat edaran tentang pengaturan pembelian jenis bahan bakar minyak khusus penugasan (pertalite) di lembaga penyalur BBM wilayah kabupaten Musi Rawas dan meningkatkan sinergi antara Tim Penanganan Inflasi Daerah (TPID) dengan Satgas Pangan. Penanganan dampak inflasi ini juga perlu kerjasama lintas sektor dan dilakukan secara menyeluruh. Kebijakan dan regulasi yang ada di tingkat pusat, harus juga diikuti dengan tindak lanjut di daerah hingga tingkat desa dan melibatkan tidak hanya sektor pangan tetapi juga sektor terkait lainnya. Kata kunci: Kebijakan, Inflasi, Penanganan
Musi Rawas是苏门答腊南部省份的一个地区,该地区使用了Lubuklinggau的通胀数据,因为Lubuklinggau通过消费者价格指数(IHK)和Musi Rawas摄政成为了Lubuklinggau的粮食缓冲区。根据今年9月BPS市Palembang发布的消息,累积的通货膨胀率(1月至2022年8月)与南部苏门答腊省的通货膨胀率为4.41%,全国为363%。各国政府已经作出努力,通过各种政策和监管以及许多干预措施来解决燃料通胀的影响。本文旨在阐述处理穆希拉瓦斯通胀影响的政策和规定。县音乐Rawas跟进中央政府的一些政策和规定了处理通货膨胀影响的形式实现的,包括省政府和中央政府协调,安排好传单关于特殊燃油采购任务BBM交易商协会地区县(pertalite)音乐Rawas和提高协同治疗团队中粮食通货膨胀和工作组(TPID)地区。应对通货膨胀影响还需要跨部门合作并全面开展。中央一级的政策和监管,包括农村地区的后续行动,不仅包括食品部门,还包括其他相关部门。政策,通货膨胀,应对
{"title":"KEBIJAKAN PENANGANAN DAMPAK INFLASI PASCA KENAIKAN BBM KABUPATEN MUSI RAWAS","authors":"Abdika Jaya, Mardi Murahman","doi":"10.58328/jm.v1i2.87","DOIUrl":"https://doi.org/10.58328/jm.v1i2.87","url":null,"abstract":"Kabupaten Musi Rawas merupakan kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan yang menggunakan data inflasi dari kota Lubuklinggau karena kota Lubuklinggau yang menghitung inflasi melalui indeks harga konsumen (IHK) dan kabupaten Musi Rawas menjadi salah satu daerah penyangga pangan bagi kota Lubuklinggau. Berdasarkan sumber BPS kota Palembang rilis September 2022, tingkat inflasi kumulatif (Januari sampai dengan Agustus 2022) kabupaten Musi Rawas cukup tinggi sekitar 4,41% dibandingkan dengan tingkat inflasi di Provinsi Sumatera Selatan sekitar 4,29% dan secara nasional 3,63%. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menangani dampak inflasi pasca kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) melalui berbagai kebijakan dan regulasi serta melalui sejumlah intervensi. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan kebijakan dan regulasi tentang penanganan dampak inflasi di Musi Rawas. Kabupaten Musi Rawas telah menindaklanjuti sejumlah kebijakan dan regulasi dari Pemerintah Pusat dalam menangani dampak inflasi, yang diwujudkan antara lain dalam bentuk koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat, membuat surat edaran tentang pengaturan pembelian jenis bahan bakar minyak khusus penugasan (pertalite) di lembaga penyalur BBM wilayah kabupaten Musi Rawas dan meningkatkan sinergi antara Tim Penanganan Inflasi Daerah (TPID) dengan Satgas Pangan. Penanganan dampak inflasi ini juga perlu kerjasama lintas sektor dan dilakukan secara menyeluruh. Kebijakan dan regulasi yang ada di tingkat pusat, harus juga diikuti dengan tindak lanjut di daerah hingga tingkat desa dan melibatkan tidak hanya sektor pangan tetapi juga sektor terkait lainnya. \u0000Kata kunci: Kebijakan, Inflasi, Penanganan","PeriodicalId":364663,"journal":{"name":"Jurnal Masda","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130942045","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Dimas Rizqi, Hartawan, W. Saputra, Amrah Muslimin
Abstrak Pendampingan penyusunan peraturan desa di Desa Air Satan, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas dilaksanakan karena kebutuhan untuk aturan maupun pengelolaan desa masih belum cukup memadai. Dengan pendampingan penyusunan ini diharapkan kemampuan maupun keterampilan yang dimiliki oleh para pemangku kepentingan dapat tercapai. Sehingga para stakeholder mampu mengimplementasikan peraturan dan pengelolaan secara mandiri, dimana hal itu merupakan bentuk pengaplikasian dari otonomi desa. Dalam pendampingan ini tim pelaksana menggunakan beberapa metode pelaksanaan, seperti persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Ketiga proses tersebut digunakan karena cukup ideal dalam melaksanakan pengampingan tentang penyusunan peraturan desa. Selain itu, berkenaan dengan peraturan yang berada di atasnya laporan ini menjelaskan juga tentang telaah peraturan perundang-undangan, baik mengkomparasikan studi terdahulu maupun melihat gap antara peraturan desa dengan peraturan di atasnya. Kata kunci: Pemangku Kepentingan; Penyusunan Peraturan Desa; Partisipatif; Demokratis Abstract Assistance in the preparation of village regulations in Air Satan Village, Muara Beliti District, Musi Rawas Regency was carried out because the need for rules and village management was still insufficient. With the assistance of this preparation, it is hoped that the abilities and skills possessed by the stakeholders can be achieved. So that stakeholders are able to implement regulations and manage independently, which is a form of application of village autonomy. In assisting the implementation team, several implementation methods were used, such as preparation, implementation and evaluation. The third process is used because it is quite ideal in carrying out assistance regarding the preparation of village regulations. In addition, with regard to the regulations above it, this report also explains the review of statutory regulations, both comparing previous studies and looking at the gaps between village regulations and regulations above them. Keywords: Stakeholders; Compilation of Village Regulations; Participatory; Democratic
{"title":"PENDAMPINGAN RANCANGAN PENYUSUNAN PERATURAN DESA DI DESA AIR SATAN KECAMATAN MUARA BELITI KABUPATEN MUSI RAWAS","authors":"Muhammad Dimas Rizqi, Hartawan, W. Saputra, Amrah Muslimin","doi":"10.58328/jm.v1i2.83","DOIUrl":"https://doi.org/10.58328/jm.v1i2.83","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Pendampingan penyusunan peraturan desa di Desa Air Satan, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas dilaksanakan karena kebutuhan untuk aturan maupun pengelolaan desa masih belum cukup memadai. Dengan pendampingan penyusunan ini diharapkan kemampuan maupun keterampilan yang dimiliki oleh para pemangku kepentingan dapat tercapai. Sehingga para stakeholder mampu mengimplementasikan peraturan dan pengelolaan secara mandiri, dimana hal itu merupakan bentuk pengaplikasian dari otonomi desa. Dalam pendampingan ini tim pelaksana menggunakan beberapa metode pelaksanaan, seperti persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Ketiga proses tersebut digunakan karena cukup ideal dalam melaksanakan pengampingan tentang penyusunan peraturan desa. Selain itu, berkenaan dengan peraturan yang berada di atasnya laporan ini menjelaskan juga tentang telaah peraturan perundang-undangan, baik mengkomparasikan studi terdahulu maupun melihat gap antara peraturan desa dengan peraturan di atasnya. \u0000Kata kunci: Pemangku Kepentingan; Penyusunan Peraturan Desa; Partisipatif; Demokratis \u0000Abstract \u0000Assistance in the preparation of village regulations in Air Satan Village, Muara Beliti District, Musi Rawas Regency was carried out because the need for rules and village management was still insufficient. With the assistance of this preparation, it is hoped that the abilities and skills possessed by the stakeholders can be achieved. So that stakeholders are able to implement regulations and manage independently, which is a form of application of village autonomy. In assisting the implementation team, several implementation methods were used, such as preparation, implementation and evaluation. The third process is used because it is quite ideal in carrying out assistance regarding the preparation of village regulations. In addition, with regard to the regulations above it, this report also explains the review of statutory regulations, both comparing previous studies and looking at the gaps between village regulations and regulations above them. \u0000Keywords: Stakeholders; Compilation of Village Regulations; Participatory; Democratic","PeriodicalId":364663,"journal":{"name":"Jurnal Masda","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124773563","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perkembangan Populasi ternak kambing di Desa air satan lebih kurang 140 ekor dengan jenis jawa randu dengan tingkat kepemilikan sekitar 2 - 5 ekor per kepala keluarga. Selain milik sendiri ternak yang di pelihara dapat berupa titipan dari orang lain dengan sistem bagi hasil, tingginya animo masyarakat dalam pemgembagan ternak ini semakin lama jumlah ternak kambing semakin banyak. Kendala yang di hadapi saat ini bagi peternak Desa air satan adalah penyediaan hijauan pakan ternak kambing, dimana hijauan yang ada adalah rumput alam yang kualitasnya rendah, dimana saat musim kering rumput alam tersebut akan sulit untuk di dapat. Untuk memenuhi pakan ternak yang semakin banyak tersebut maka perlu berbagai upaya yang dapat dilakukan seperti pemanfaatan lahan perkarang kosong untuk menanam pakan hijauan. Metode pelaksanaan PKM yang dilakukan adalah dengan 4 tahap terdiri dari survey, penyuluhan, tanya jawab dan pelaporan. Hasil dari kegiatan PKM ini adalah lahan perkarangan berupa lahan yang tidak di gunakan sebagai bangunan dan lahan-lahan lainnya yang belum dimanfaatkan, sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan penanaman hijauan sebagai pakan ternak. Dalam pengelolaan lahan kosong perlu adanya manajemen yang dapat mendukung dalam pemanfaatan lahan perkarangan yang sempurna. Dengan memanfaatkan lahan perkarangan rumah sebagai lahan penanaman hijauan pakan ternak, para peternak di Desa Air satan tidak lagi ketergantungan dari pakan hijauan alam. Selain itu, pemanfaatkan lahan perkarangan rumah juga dapat memperindah suasana Desa sehingga desa tersebut kelihatan lebih baik dengan suasana desa yang lebih hijauan. Potensi pengembangan lahan perkaranag rumah dengan memanfaatkan sebagai lahan hijauan memang sangat baik terutama hijauan yang bermanfaat. Sebaiknya dalam mengelola lahan tersebut perlu berkesinambungan dan kontinyu agar kebutuhan akan hijauan pakan ternak kambing dapat terpenuhi, sehingga ketergantungan dari hijauan luar tidak terjadi lagi
{"title":"OPTIMALISASI LAHAN PERKARANGAN DENGAN BUDIDAYA HIJAUAN UNGGUL SEBAGAI PAKAN TERNAKDI DESA AIR SATAN KECAMATAN MUARA BELITI KABUPATEN MUSI RAWAS","authors":"J. Laksono, Zulhapi Utama Adlan","doi":"10.58328/jm.v1i2.80","DOIUrl":"https://doi.org/10.58328/jm.v1i2.80","url":null,"abstract":"Perkembangan Populasi ternak kambing di Desa air satan lebih kurang 140 ekor dengan jenis jawa randu dengan tingkat kepemilikan sekitar 2 - 5 ekor per kepala keluarga. Selain milik sendiri ternak yang di pelihara dapat berupa titipan dari orang lain dengan sistem bagi hasil, tingginya animo masyarakat dalam pemgembagan ternak ini semakin lama jumlah ternak kambing semakin banyak. Kendala yang di hadapi saat ini bagi peternak Desa air satan adalah penyediaan hijauan pakan ternak kambing, dimana hijauan yang ada adalah rumput alam yang kualitasnya rendah, dimana saat musim kering rumput alam tersebut akan sulit untuk di dapat. Untuk memenuhi pakan ternak yang semakin banyak tersebut maka perlu berbagai upaya yang dapat dilakukan seperti pemanfaatan lahan perkarang kosong untuk menanam pakan hijauan. Metode pelaksanaan PKM yang dilakukan adalah dengan 4 tahap terdiri dari survey, penyuluhan, tanya jawab dan pelaporan. Hasil dari kegiatan PKM ini adalah lahan perkarangan berupa lahan yang tidak di gunakan sebagai bangunan dan lahan-lahan lainnya yang belum dimanfaatkan, sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan penanaman hijauan sebagai pakan ternak. Dalam pengelolaan lahan kosong perlu adanya manajemen yang dapat mendukung dalam pemanfaatan lahan perkarangan yang sempurna. Dengan memanfaatkan lahan perkarangan rumah sebagai lahan penanaman hijauan pakan ternak, para peternak di Desa Air satan tidak lagi ketergantungan dari pakan hijauan alam. Selain itu, pemanfaatkan lahan perkarangan rumah juga dapat memperindah suasana Desa sehingga desa tersebut kelihatan lebih baik dengan suasana desa yang lebih hijauan. Potensi pengembangan lahan perkaranag rumah dengan memanfaatkan sebagai lahan hijauan memang sangat baik terutama hijauan yang bermanfaat. Sebaiknya dalam mengelola lahan tersebut perlu berkesinambungan dan kontinyu agar kebutuhan akan hijauan pakan ternak kambing dapat terpenuhi, sehingga ketergantungan dari hijauan luar tidak terjadi lagi","PeriodicalId":364663,"journal":{"name":"Jurnal Masda","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130405119","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini merupakan upaya memberikan keterampilan kepada pelaku UMKM di Desa Pagar Sari dengan membuat branding system untuk dapat mengembangkan usaha-nya. petani yang berada di Desa Pagar Sari menjadikan padi sebagai produk olahan hasil pertanian dan banyak konsumen dari luar yang belum mengetahui tempat penjualan tersebut sehingga dengan adanya Signboard dalam memudahkan konsumen untuk mencari tempat penjualan. Permasalahan UMKM dari aspek pemasaran adalah: 1) Tidak ada papan nama di lokasi usaha; 2) media pemasaran belum optimal; dan 3) belum memiliki media pengemasan yang menjadi identitas usaha. Target dalam program ini adalah adanya peningkatan pengetahuan pelaku UMKM baik terkait strategi marketing dan kemampuan dalam penerapan branding system. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan memberikan ceramah materi pengenalan branding system baik secara konvensional maupun secara digital marketing dan membuat Signboard identitas UMKM. Kegiatan telah terlaksana sesuai dengan rencana, berupa: 1) mengaktifkan kembali akun media online yang dapat diakses melalui internet dan 2) merancang nama, membuat, dan memasang papan nama yang utama. Sehingga masyarakat dan calon konsumen lebih mengenal dan sadar akan brand yang merupakan hasil produksi dari UMKM dibandingkan dengan pelaku bisnis lainnya. Kata Kunci : UMKM, Signboard, branding system, Penjualan
{"title":"PENGEMBANGAN SIGNBOARD GUNA MENINGKATKAN DAYA TARIK PENJUALAN PADA UMKM DI DESA U1 PAGAR SARI KABUPATEN MUSI RAWAS","authors":"Bagus Dimas Setiawan, Syafri Aprudi","doi":"10.58328/jm.v1i2.81","DOIUrl":"https://doi.org/10.58328/jm.v1i2.81","url":null,"abstract":"Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini merupakan upaya memberikan keterampilan kepada pelaku UMKM di Desa Pagar Sari dengan membuat branding system untuk dapat mengembangkan usaha-nya. petani yang berada di Desa Pagar Sari menjadikan padi sebagai produk olahan hasil pertanian dan banyak konsumen dari luar yang belum mengetahui tempat penjualan tersebut sehingga dengan adanya Signboard dalam memudahkan konsumen untuk mencari tempat penjualan. Permasalahan UMKM dari aspek pemasaran adalah: 1) Tidak ada papan nama di lokasi usaha; 2) media pemasaran belum optimal; dan 3) belum memiliki media pengemasan yang menjadi identitas usaha. Target dalam program ini adalah adanya peningkatan pengetahuan pelaku UMKM baik terkait strategi marketing dan kemampuan dalam penerapan branding system. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan memberikan ceramah materi pengenalan branding system baik secara konvensional maupun secara digital marketing dan membuat Signboard identitas UMKM. Kegiatan telah terlaksana sesuai dengan rencana, berupa: 1) mengaktifkan kembali akun media online yang dapat diakses melalui internet dan 2) merancang nama, membuat, dan memasang papan nama yang utama. Sehingga masyarakat dan calon konsumen lebih mengenal dan sadar akan brand yang merupakan hasil produksi dari UMKM dibandingkan dengan pelaku bisnis lainnya. \u0000Kata Kunci : UMKM, Signboard, branding system, Penjualan","PeriodicalId":364663,"journal":{"name":"Jurnal Masda","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132245451","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Saat panen padi menghasilkan limbah berupa jerami yang sangat banyak, karena setiap 1 kg produksi gabah menghasilkan jerami antara 1-1,5 kg jerami. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk melatih masyarakat dalam memanfaatkan jerami padi menjadi kompos untuk digunakan sebagai pupuk dalam budidaya tanaman jagung, yang dilaksanakan di Desa Air Satan Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas Propinsi Sumatera Selatan dari bulan Februari sampai Mei 2022. Dilaksanakan dengan metode penyuluhan, demonstrasi, pelatihan dan pendampingan, bahan-bahan yang digunakan berupa benih jangung, pupuk Urea dan Ponska, jerami padi, EM-4, air, pestisida, peralatan budidaya jagung, serta peralatan pembuatan kompos. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan dilakukan Pre-test dan Post –test, lalu hasilnya dianalisis menggunakan analisis statistik sederhana dan dijelaskan secara deskriptif. Lokasi mitra memiliki luas wilayah 481,74 ha dengan empat Dusun. Berpenduduk sebanyak 1.772 jiwa sebagian besar sebagai petani yang tergabung pada 13 kelompok tani. Merupakan wilayah pertanian yang memiliki akses jalan yang baik dan tersedia jaringan irigasi dan listrik dengan produk utama berupa tanaman padi sawah, palawija dan hortikultura. Kesimpulan yang didapatkan dari kegiatan pengabdiaan masyarakat ini adalah potensi limbah jerami padi yang ada di lokasi mitra sangat besar, karena merupakan wilayah pertanian yang terdapat jaringan irigasi teknis. Masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan dan mendapatkan ilmu dalam memanfaatkan limbah pertanian, khususnya jerami padi sebagai bahan baku kompos. Penggunaan pupuk kompos limbah jerami padi mampu mengurangi biaya produksi tanaman jagung sehingga meningkatkan pendapatan petani.
{"title":"PEMANFAATAN LIMBAH JERAMI PADI DALAM BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (Zea mays)","authors":"John Bimasri, Nely Murniati","doi":"10.58328/jm.v1i2.78","DOIUrl":"https://doi.org/10.58328/jm.v1i2.78","url":null,"abstract":"Saat panen padi menghasilkan limbah berupa jerami yang sangat banyak, karena setiap 1 kg produksi gabah menghasilkan jerami antara 1-1,5 kg jerami. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk melatih masyarakat dalam memanfaatkan jerami padi menjadi kompos untuk digunakan sebagai pupuk dalam budidaya tanaman jagung, yang dilaksanakan di Desa Air Satan Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas Propinsi Sumatera Selatan dari bulan Februari sampai Mei 2022. Dilaksanakan dengan metode penyuluhan, demonstrasi, pelatihan dan pendampingan, bahan-bahan yang digunakan berupa benih jangung, pupuk Urea dan Ponska, jerami padi, EM-4, air, pestisida, peralatan budidaya jagung, serta peralatan pembuatan kompos. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan dilakukan Pre-test dan Post –test, lalu hasilnya dianalisis menggunakan analisis statistik sederhana dan dijelaskan secara deskriptif. Lokasi mitra memiliki luas wilayah 481,74 ha dengan empat Dusun. Berpenduduk sebanyak 1.772 jiwa sebagian besar sebagai petani yang tergabung pada 13 kelompok tani. Merupakan wilayah pertanian yang memiliki akses jalan yang baik dan tersedia jaringan irigasi dan listrik dengan produk utama berupa tanaman padi sawah, palawija dan hortikultura. Kesimpulan yang didapatkan dari kegiatan pengabdiaan masyarakat ini adalah potensi limbah jerami padi yang ada di lokasi mitra sangat besar, karena merupakan wilayah pertanian yang terdapat jaringan irigasi teknis. Masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan dan mendapatkan ilmu dalam memanfaatkan limbah pertanian, khususnya jerami padi sebagai bahan baku kompos. Penggunaan pupuk kompos limbah jerami padi mampu mengurangi biaya produksi tanaman jagung sehingga meningkatkan pendapatan petani.","PeriodicalId":364663,"journal":{"name":"Jurnal Masda","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127730023","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKKegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini merupakan upaya memberikan keterampilan mengenaitatalaksana kesehatan dan kebersihan kandang kambing. Tatalaksana kesehatan dan kebersihan kandang ternaksebagai bagian dari manajemen peternakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu usaha peternakan,pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja yangdilaksanakan melalui pendampingan kelompok ternak. Kegiatan PKM ini dilakukan di Desa Air Satan KecamatanMuara Beliti Kabupaten Musi Rawas. Metode yang digunakan adalah metode ceramah (pemberian edukasi tentangsyarat dan pentingnya kesehatan dan kebersihan lingkungan kandang yang baik), Focus Group Discussion (FGD), danpraktik secara langsung. Pelatihan masyarakat khususnya masyarakat petani ternak menjadi tumpuan harapan untukpeningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hasil yang didapat diketahui bahwa kegiatan PKM melaluiedukasi yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan peternak tentang lingkungan kandang ternak yang sehatsehingga terbentuk kesadaran untuk memperbaiki lingkungan kandang. Perbaikan kesehatan dan kebersihan kandangyang dilakukan berdasarkan Focus Group Discussion berupa (1) Kesehatan lingkungan kandang perlu diperhatikanoleh peternak dan dinas yang terkait, seperti Poskeswan Kesehatan Hewan dan Dinas Peternakan (2) perbaikan letakkontruksi kandang, tempat pakan dan minum ternak sesuai dengan syarat kandang sehat; (3) perbaikan saluran limbahternak; (4) pembuatan tempat penampungan limbah; dan pembuatan pupuk organik.Keywords: Kesehatan dan Kebersihan Kandang, Ternak Kambing, Pemberdayaan Peternak
{"title":"PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN TATALAKSANA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN KANDANG KAMBING DI DESA AIR SATAN KECAMATAN MUARA BELITI KABUPATEN MUSI RAWAS","authors":"Teguh Karyono, Bagus Dimas Setiawan","doi":"10.58328/jm.v1i1.51","DOIUrl":"https://doi.org/10.58328/jm.v1i1.51","url":null,"abstract":"ABSTRAKKegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini merupakan upaya memberikan keterampilan mengenaitatalaksana kesehatan dan kebersihan kandang kambing. Tatalaksana kesehatan dan kebersihan kandang ternaksebagai bagian dari manajemen peternakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu usaha peternakan,pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja yangdilaksanakan melalui pendampingan kelompok ternak. Kegiatan PKM ini dilakukan di Desa Air Satan KecamatanMuara Beliti Kabupaten Musi Rawas. Metode yang digunakan adalah metode ceramah (pemberian edukasi tentangsyarat dan pentingnya kesehatan dan kebersihan lingkungan kandang yang baik), Focus Group Discussion (FGD), danpraktik secara langsung. Pelatihan masyarakat khususnya masyarakat petani ternak menjadi tumpuan harapan untukpeningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hasil yang didapat diketahui bahwa kegiatan PKM melaluiedukasi yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan peternak tentang lingkungan kandang ternak yang sehatsehingga terbentuk kesadaran untuk memperbaiki lingkungan kandang. Perbaikan kesehatan dan kebersihan kandangyang dilakukan berdasarkan Focus Group Discussion berupa (1) Kesehatan lingkungan kandang perlu diperhatikanoleh peternak dan dinas yang terkait, seperti Poskeswan Kesehatan Hewan dan Dinas Peternakan (2) perbaikan letakkontruksi kandang, tempat pakan dan minum ternak sesuai dengan syarat kandang sehat; (3) perbaikan saluran limbahternak; (4) pembuatan tempat penampungan limbah; dan pembuatan pupuk organik.Keywords: Kesehatan dan Kebersihan Kandang, Ternak Kambing, Pemberdayaan Peternak","PeriodicalId":364663,"journal":{"name":"Jurnal Masda","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114747868","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan Pengabdian adalah mengetahui bagaimana upaya pemerintah kelurahan dalam pemberdayaan masyarakat pengrajin batu bata di Kelurahan Marga Rahayu Kecamatan Lubuklinggau Selatan II Kota Lubuklinggau. Pemberdayaan Masyarakat adalah kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat dalam mengakses dan menikmati kehidupan yang lebih baik dan layak sehingga mereka mengalami peningkatan kapasitas dan perlindungan sosial. Kegiatan ini dilaksanakan melalui pengamdian pada masyarakat yang merupakan aktivitas berbasis pengabdian masyarakat untuk meningkatkan rasa empati mahasiswa terhadap kondisi masyarakat dan lingkungannya. pengamdian pada masyarakat dilakukan di Kecamatan Lubuklinggau Selatan II Kelurahan Marga Rahayu dengan hasil Pengabdian ini menunjukan bahwa upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui sentra industri batu bata merah ini merupakan upaya pemanfaatan sumber daya alam di Kelurahan Marga Rahayu. Implementasinya merupakan kegiatan kerajinan mendayagunakan sumber daya manusia. Dengan adanya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui sentra industri batu bata merah ini dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Karena sebelum adanya industri batu bata merah mayoritas masyarakat menghandalkan dari hasil pertaniannya saja, hingga adanya sentra industri batu bata merah menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga meningkatkan penghasilkan perekonomian masyarakat. Meningkatnya pendapatan pada bekerja sebagai industri batu bata merah dapat dilihat dari penghasil yang diperolehnya. Dari penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar dan kebutuhan pokok.
“奉献的目的是了解政府是如何在拉库姆高二城南布林哥村(Rahayu village of lubukling螨尔省)一家砖瓦社区的努力。社区赋权是提高公众对更好、有价值的生活参与和享受的活动,从而提高他们的能力和社会保护。这些活动是通过宽容社区进行的,这是一种以社区奉献为基础的活动,以提高学生对社会状况和环境的同理心。在南布林高道道第二街道上进行的对社区的观察,以这种奉献精神为目标的拉哈尤族提供的信息表明,通过红砖工业(sentra of红砖产业)建立社区经济的努力是拉哈尤氏族对自然资源的利用。实现是一种利用人力资源的原始工艺活动。通过红砖工业赋予社会经济赋权,可以提高人民的经济收入。因为在红砖工业出现之前,大多数人只从农业生产中获利,直到红砖工业为社会创造就业机会,促进社会经济。红砖工业收入的增加可以从红砖业的收入中看出。足够的收入来满足基本和基本的需求。
{"title":"PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PENGRAJIN BATU BATA MERAH DIKELURAHAN MARGA RAHAYU KECAMATAN LUBUKLINGGAU SELATAN II KOTA LUBUKLINGGAU","authors":"Okma Yendri, Icha Dwi Putri Apriyani","doi":"10.58328/jm.v1i1.58","DOIUrl":"https://doi.org/10.58328/jm.v1i1.58","url":null,"abstract":"Tujuan Pengabdian adalah mengetahui bagaimana upaya pemerintah kelurahan dalam pemberdayaan masyarakat pengrajin batu bata di Kelurahan Marga Rahayu Kecamatan Lubuklinggau Selatan II Kota Lubuklinggau. Pemberdayaan Masyarakat adalah kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat dalam mengakses dan menikmati kehidupan yang lebih baik dan layak sehingga mereka mengalami peningkatan kapasitas dan perlindungan sosial. Kegiatan ini dilaksanakan melalui pengamdian pada masyarakat yang merupakan aktivitas berbasis pengabdian masyarakat untuk meningkatkan rasa empati mahasiswa terhadap kondisi masyarakat dan lingkungannya. pengamdian pada masyarakat dilakukan di Kecamatan Lubuklinggau Selatan II Kelurahan Marga Rahayu dengan hasil Pengabdian ini menunjukan bahwa upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui sentra industri batu bata merah ini merupakan upaya pemanfaatan sumber daya alam di Kelurahan Marga Rahayu. Implementasinya merupakan kegiatan kerajinan mendayagunakan sumber daya manusia. Dengan adanya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui sentra industri batu bata merah ini dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Karena sebelum adanya industri batu bata merah mayoritas masyarakat menghandalkan dari hasil pertaniannya saja, hingga adanya sentra industri batu bata merah menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga meningkatkan penghasilkan perekonomian masyarakat. Meningkatnya pendapatan pada bekerja sebagai industri batu bata merah dapat dilihat dari penghasil yang diperolehnya. Dari penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar dan kebutuhan pokok.","PeriodicalId":364663,"journal":{"name":"Jurnal Masda","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129773549","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKHasil survei ke wilayah PKM dengan Luas pemukiman 5 ha, lahan persawahan 52 ha, lahan perkebunan 5 ha.Lahan tegal/ladang 10 ha., terletak 600 meter dari permukaan laut. Penduduk desa Watas Marga berasal dari sukusuku yang berbeda-beda, dimana mayoritas penduduk lokal dan penduduk tranmigrasi dari Pulau Jawa. Hasil surveydi lapangan profesi masyarakat yang berbedaa-beda, sebagian besar mata pencahariannya dibidang pertanian, buruh,perternakan dll. Dilihat kondisi sumber alamnya sangat potensial dan belum maksimal untuk dimanfaatkan secaramaksimal seperti limbah jerami hasil panen padi dan sisa bahan organik rumah tangga. Dengan kondisi tersebutuntuk melakukan sosialisasi serta dilakukan pelatihan untuk diadakan mendemontrasikan pembuatan pupukkompos padat dan cair. Dengan sasarannya kelompok PKK, dan remaja. Hasil pelaksanaannya :1).Telahdilaksanakan sosialisasi dan pelatihan tentang pembuatan pupuk organic dari limbah jerami padi dan limbah rumahtangga pada sasaran kelompok PKK dan remaja di Desa Watas Marga sesuai dengan scedul yang dibuat. 2) Telahdilakukan hasil pelatihan untuk pembuatan pupuk kompos hasil limbah jerami padi sesuai dengan scedulnyayaitubulan Oktober sampai dengan Nopember 2019. 3).Telah dilaksanakan aplikasi pupuk kompos padat pada tanamanpekarangan warga Desa Watas Marga untuk menciptakan lingkungan asri dan nyaman pada binaan kelompok PKKdan kelompok remaja Desa Watas Marga.Kata Kunci: Sosialisasi, kelompok PKK, Pupuk KomposABSTRACT
{"title":"SOSIALISASI DALAM MEMANFAATKAN LIMBAH PERTANIAN SERTA TEKNIK BUDIDAYA KENTANG MERAH (Solanum tuberosum, L.) PADA SPESIFIK LAHAN KERING SUB OPTIMAL DI DESA WATAS MARGA, KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU","authors":"Adnan, Mardia Apriansi, Febri Nur Pramudya","doi":"10.58328/jm.v1i1.56","DOIUrl":"https://doi.org/10.58328/jm.v1i1.56","url":null,"abstract":"ABSTRAKHasil survei ke wilayah PKM dengan Luas pemukiman 5 ha, lahan persawahan 52 ha, lahan perkebunan 5 ha.Lahan tegal/ladang 10 ha., terletak 600 meter dari permukaan laut. Penduduk desa Watas Marga berasal dari sukusuku yang berbeda-beda, dimana mayoritas penduduk lokal dan penduduk tranmigrasi dari Pulau Jawa. Hasil surveydi lapangan profesi masyarakat yang berbedaa-beda, sebagian besar mata pencahariannya dibidang pertanian, buruh,perternakan dll. Dilihat kondisi sumber alamnya sangat potensial dan belum maksimal untuk dimanfaatkan secaramaksimal seperti limbah jerami hasil panen padi dan sisa bahan organik rumah tangga. Dengan kondisi tersebutuntuk melakukan sosialisasi serta dilakukan pelatihan untuk diadakan mendemontrasikan pembuatan pupukkompos padat dan cair. Dengan sasarannya kelompok PKK, dan remaja. Hasil pelaksanaannya :1).Telahdilaksanakan sosialisasi dan pelatihan tentang pembuatan pupuk organic dari limbah jerami padi dan limbah rumahtangga pada sasaran kelompok PKK dan remaja di Desa Watas Marga sesuai dengan scedul yang dibuat. 2) Telahdilakukan hasil pelatihan untuk pembuatan pupuk kompos hasil limbah jerami padi sesuai dengan scedulnyayaitubulan Oktober sampai dengan Nopember 2019. 3).Telah dilaksanakan aplikasi pupuk kompos padat pada tanamanpekarangan warga Desa Watas Marga untuk menciptakan lingkungan asri dan nyaman pada binaan kelompok PKKdan kelompok remaja Desa Watas Marga.Kata Kunci: Sosialisasi, kelompok PKK, Pupuk KomposABSTRACT","PeriodicalId":364663,"journal":{"name":"Jurnal Masda","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124227197","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}