Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Produksi ASI yang sedikit menjadi penyebab paling sering kegagalan dalam menyusui. Peran serta kader masyarakat terhadap upaya menyusui masih kurang, dengan menganggap jika bayi sudah minum susu baik ASI maupun formula maka ibu tidak perlu meningkatkan ASInya. Tujuan pengabdian ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dan ibu menyusui tentang ASI dan produksi ASI dengan kompres hangat di Desa Menganti. Metode pengabdian ini dilakukan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut: 1) Pemberian materi dan demonstrasi kompres hangat, 2) Simulasi praktek kompres hangat untuk meningkatkan produksi ASI 3) Evaluasi hasil praktik dan cek-list ASI. Adapun mitra dalam pengabdian ini adalah kader, warga dan ibu menyusui. Hasil pengabdian ini adalah kader, warga dan ibu menyusui paham dengan keterampilan kompres hangat dan produksi ASI pada ibu menyusui meningkat. Kesimpulan harus sering dilakukan pelatihan tentang upaya peningkatan produksi ASI untuk kader, warga dan ibu menyusui.
{"title":"PEMBERDAYAAN KADER DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DENGAN KOMPRES HANGAT DI DESA MENGANTI KABUPATEN CILACAP","authors":"S. Susilawati, Kasron Kasron","doi":"10.26714/JPMK.V3I1.6859","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JPMK.V3I1.6859","url":null,"abstract":"Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Produksi ASI yang sedikit menjadi penyebab paling sering kegagalan dalam menyusui. Peran serta kader masyarakat terhadap upaya menyusui masih kurang, dengan menganggap jika bayi sudah minum susu baik ASI maupun formula maka ibu tidak perlu meningkatkan ASInya. Tujuan pengabdian ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dan ibu menyusui tentang ASI dan produksi ASI dengan kompres hangat di Desa Menganti. Metode pengabdian ini dilakukan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut: 1) Pemberian materi dan demonstrasi kompres hangat, 2) Simulasi praktek kompres hangat untuk meningkatkan produksi ASI 3) Evaluasi hasil praktik dan cek-list ASI. Adapun mitra dalam pengabdian ini adalah kader, warga dan ibu menyusui. Hasil pengabdian ini adalah kader, warga dan ibu menyusui paham dengan keterampilan kompres hangat dan produksi ASI pada ibu menyusui meningkat. Kesimpulan harus sering dilakukan pelatihan tentang upaya peningkatan produksi ASI untuk kader, warga dan ibu menyusui. ","PeriodicalId":373835,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123159552","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa dan siswi untuk hidup bersih dan sehat sehingga siswa dan siswi mampu mempraktikan yang disebut PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Tujuan Pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP N 31 Kota Palembang. Adapun Analisis data yang dilakukan pada pengabdian masyarakat ini adalah analisa univariat, Pengambilan Sampel dalam pengabdian masyarakat ini menggunakan metode tehnik non-random yaitu seluruh siswa – siswi Kelas VI SMP N 31 Kota Palembang dengan metode total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 27 siswa. Populasinya adalah Seluruh siswa Kelas VI SMP N 31 Kota Palembang. Metode pada pengabdian masyarakat ini adalah memberikan penyuluhaan dengan siswa – siswi Kelas VI SMP N 31 Kota Palembang, kemudian di ambil data menggunakan kuisioner dalam pengabdian masyarakat di SMP N 31 Kota Palembang, adapaun hasilnya yang didapatkan dari kegiatan pengabdian masyarakat berpengetahuan baik tentang PHBS Sebanyak 9 orang (33,3%) menjadi meningkat 13 orang (48,2%), untuk berpengetahuan cukup mengenai PHBS sebanyak 4 orang (14,8%), meningkat 8 orang (29,6%), sedangakan berpengetahuan kurang sebanyak 14 (51,9%) orang menurun menjadi 6 orang (22,2%).
学校干净健康生活的行为是试图欺骗学生和学生,使他们能够实践PHBS,并在建立健康学校方面发挥积极作用。这个社区奉献的目的是促进帕伦邦市N - 31的清洁和健康生活行为。至于对这次社区奉献的数据进行的分析是对univariat进行的数据分析,采用的是对整个社区奉献的非随机技术,也就是整个城市帕伦邦六年级学生的方法,采用的是对27名学生样本的总抽样方法。帕伦邦市31号初中六年级学生。这个社会奉献的方法是——学生初中六年级学生赠送penyuluhaan N 31城市Palembang,然后在拿数据使用在初中N 31城市社区奉献问卷Palembang adapaun结果的活动,知识社区奉献好关于PHBS多达9人(33.3%)成为增加13人死亡(48,2%),知识足够的关于PHBS多达4人(14,8%),增加8人(29,6%)知识只会减少14人(51.9%),下降到6人(22%)。
{"title":"PENINGKATAN PENGETAHUAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA DAN SISWI KELAS VI DI SMP NEGERI 31 PALEMBANG","authors":"Annisa Khoiriah, Latifah Latifah","doi":"10.26714/JPMK.V3I1.6854","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JPMK.V3I1.6854","url":null,"abstract":"Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa dan siswi untuk hidup bersih dan sehat sehingga siswa dan siswi mampu mempraktikan yang disebut PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Tujuan Pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP N 31 Kota Palembang. Adapun Analisis data yang dilakukan pada pengabdian masyarakat ini adalah analisa univariat, Pengambilan Sampel dalam pengabdian masyarakat ini menggunakan metode tehnik non-random yaitu seluruh siswa – siswi Kelas VI SMP N 31 Kota Palembang dengan metode total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 27 siswa. Populasinya adalah Seluruh siswa Kelas VI SMP N 31 Kota Palembang. Metode pada pengabdian masyarakat ini adalah memberikan penyuluhaan dengan siswa – siswi Kelas VI SMP N 31 Kota Palembang, kemudian di ambil data menggunakan kuisioner dalam pengabdian masyarakat di SMP N 31 Kota Palembang, adapaun hasilnya yang didapatkan dari kegiatan pengabdian masyarakat berpengetahuan baik tentang PHBS Sebanyak 9 orang (33,3%) menjadi meningkat 13 orang (48,2%), untuk berpengetahuan cukup mengenai PHBS sebanyak 4 orang (14,8%), meningkat 8 orang (29,6%), sedangakan berpengetahuan kurang sebanyak 14 (51,9%) orang menurun menjadi 6 orang (22,2%).","PeriodicalId":373835,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121661958","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Umiatun Khasanah, D. Puspitaningrum, Agustin Rahmawati, Erlita Dwi Septiana, Erna Maulida, Dea Ayu Paradila, Anandya Rani Pertiwi
Menjamin kehidupan yang sehat merupakan salah satu tujuan dan target SDGs dari High Level Panel For Eminent Person (HLPEP) dengan menciptakan support system yang baik dimasyarakat serta memperdayakan kemampuan dan potensin di masyarakat untuk mendukung kesehatan yang lebih baik untuk para lansia. Sehingga tujuan dan target dari HLPEP dapat diwujudkan.Keberhasilan pembangunan kesehatan berdampak pada peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) seseorang. Sehingga secara global populasi lansia diprediksi terus mengalami peningkatan. Struktur ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya rata-rata Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk Indonesia. Tingginya UHH merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian pembangunan nasional terutama di bidang kesehatan.Pemerintah berkewajiban melaksanakan penjaminan ketersediaan pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia agar tetap dapat hidup sehat, mandiri, serta produktif. Hal ini diperkuat dengan adanya peraturan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Pasal 138 bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomi sesuai dengan martabat kemanusiaan.Upaya Pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut yakni dengan membentuk Posyandu Lansia.Tujuan diadakannya Posyandu Lansia yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku positif, serta meningkatkan mutu dan derajat kesehatan lansia. Diharapkan stimulasi ini dapat meningkatkan kapasitas dan memotivasi kader posyandu lansia lebih rutin membuat kegiatan dalam posyandu lansia.Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini dengan memfasilitasi kader posyandu untuk melakukan pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan lansia baik secara teori dan lebih menekankan praktik pemeriksaan kesehatan dengan bantuan dan pengawasan dari team dosen kebidanan.
{"title":"STIMULASI KADER POSYANDU LANSIA DI DUSUN TESEH KELURAHAN MATESEH KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG","authors":"Umiatun Khasanah, D. Puspitaningrum, Agustin Rahmawati, Erlita Dwi Septiana, Erna Maulida, Dea Ayu Paradila, Anandya Rani Pertiwi","doi":"10.26714/jpmk.v3i1.6855","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jpmk.v3i1.6855","url":null,"abstract":"Menjamin kehidupan yang sehat merupakan salah satu tujuan dan target SDGs dari High Level Panel For Eminent Person (HLPEP) dengan menciptakan support system yang baik dimasyarakat serta memperdayakan kemampuan dan potensin di masyarakat untuk mendukung kesehatan yang lebih baik untuk para lansia. Sehingga tujuan dan target dari HLPEP dapat diwujudkan.Keberhasilan pembangunan kesehatan berdampak pada peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) seseorang. Sehingga secara global populasi lansia diprediksi terus mengalami peningkatan. Struktur ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya rata-rata Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk Indonesia. Tingginya UHH merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian pembangunan nasional terutama di bidang kesehatan.Pemerintah berkewajiban melaksanakan penjaminan ketersediaan pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia agar tetap dapat hidup sehat, mandiri, serta produktif. Hal ini diperkuat dengan adanya peraturan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Pasal 138 bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomi sesuai dengan martabat kemanusiaan.Upaya Pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut yakni dengan membentuk Posyandu Lansia.Tujuan diadakannya Posyandu Lansia yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku positif, serta meningkatkan mutu dan derajat kesehatan lansia. Diharapkan stimulasi ini dapat meningkatkan kapasitas dan memotivasi kader posyandu lansia lebih rutin membuat kegiatan dalam posyandu lansia.Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini dengan memfasilitasi kader posyandu untuk melakukan pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan lansia baik secara teori dan lebih menekankan praktik pemeriksaan kesehatan dengan bantuan dan pengawasan dari team dosen kebidanan.","PeriodicalId":373835,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114173527","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendidikan seksualitas komprehensif memainkan peran sentral dalam persiapan kaum muda untuk kehidupan yang aman, dan produktif di mana HIV dan AIDS, Infeksi Menular Seksual (IMS), kehamilan yang tidak diinginkan, kekerasan berbasis gender dan ketidaksetaraan gender masih menimbulkan risiko serius bagi kesejahteraan mereka. Pendidikan seksual merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang dapat menolong anak untuk mengatasi masalah yang bersumber pada dorongan seksual. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan memberi informasi terkait pendidikan seksual pada anak kelas V SD Negeri Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang yang berjumlah 28 siswa laki-laki dan perempuan pada bulan Januari 2020 selama kurang lebih satu hari. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan tanya jawab menggunakan video edukasi dengan media laptop dan LCD. Kegiatan ini mendapat respon yang positif dari guru maupun siswa, terbukti dengan adanya antusias siswa dalam kegiatan pengabdian. Berdasarkan proses evaluasi diketahui bahwa adanya peningkatan pengetahuan anak tentang seksual dan kesehatan reproduksinya, dibuktikan dengan evaluasi pasca penyuluhan peserta dapat menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Diharapkan dengan adanya pendidikan ini anak-anak dapat bersiap dalam menghadapi perubahan seksual yang terjadi pada dirinya serta menjaga kesehatan tubuhnya secara baik.
{"title":"PENDIDIKAN SEKSUAL PADA ANAK USIA 7-9 TAHUN DI SD NEGERI GLAWAN KABUPATEN SEMARANG","authors":"Agustina Rahmawati, Feri Khamdani","doi":"10.26714/JPMK.V3I1.6858","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JPMK.V3I1.6858","url":null,"abstract":"Pendidikan seksualitas komprehensif memainkan peran sentral dalam persiapan kaum muda untuk kehidupan yang aman, dan produktif di mana HIV dan AIDS, Infeksi Menular Seksual (IMS), kehamilan yang tidak diinginkan, kekerasan berbasis gender dan ketidaksetaraan gender masih menimbulkan risiko serius bagi kesejahteraan mereka. Pendidikan seksual merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang dapat menolong anak untuk mengatasi masalah yang bersumber pada dorongan seksual. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan memberi informasi terkait pendidikan seksual pada anak kelas V SD Negeri Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang yang berjumlah 28 siswa laki-laki dan perempuan pada bulan Januari 2020 selama kurang lebih satu hari. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan tanya jawab menggunakan video edukasi dengan media laptop dan LCD. Kegiatan ini mendapat respon yang positif dari guru maupun siswa, terbukti dengan adanya antusias siswa dalam kegiatan pengabdian. Berdasarkan proses evaluasi diketahui bahwa adanya peningkatan pengetahuan anak tentang seksual dan kesehatan reproduksinya, dibuktikan dengan evaluasi pasca penyuluhan peserta dapat menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Diharapkan dengan adanya pendidikan ini anak-anak dapat bersiap dalam menghadapi perubahan seksual yang terjadi pada dirinya serta menjaga kesehatan tubuhnya secara baik. ","PeriodicalId":373835,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117266710","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masalah Kesehatan Remaja merupakan salah satu masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian khusus. Masa remaja dianggap sebagai masa yang paling sehat secara fisik, namun paling "rawan" secara psikologis dan sosial yang dapat memberi dampak pada kesehatan fisiknya. Dalam kaitannya dengan pelayanan kesehatan pada remaja, diperlukan suatu pendekatan yang lebih bersifat bermuatan edukatif untuk bimbingan ke arah pola perilaku sehat. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu peningkatan kesehaan remaja melalui pembentukan pojok kesehatan remaja di SMA 1 Cicalengka. Pendampingan Kesehatan remaja melalui pembentukan Pojok Kesehatan Remaja diharapkan dapat meningkatkan antusiasme remaja khsusunya di sekolah dalam memperoleh informasi yang benar dan melakukan konsultasi Kesehatan remaja dengan nyaman. Sasaran dalam kegiatan ini yaitu seluruh siswa SMA tingkat X, XI dan XII. Metode yang dilakukan pada pengabdian masyarakat ini yaitu dengan membentuk suatu wadah informasi kesehatan yang disebut Pojok Kesehatan Remaja yang terdiri dari siswa siswi terpilih dan berprestasi yang disebut duta Kesehatan yang merupakan penggerak dan pendorong Kesehatan untuk teman siswa siswi lainnya, praktisi Kesehatan dari Puskesmas yang menaungi wilayah kerja Sekolah Menengah Atas tersebut serta Akadimisi yang memiliki dasar keilmuan di bidang kesehatan. Hasilnya diketahui sebanyak 26,66% siswa memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan, dan sebagian kecil mengalami anemia. Simpulannya pendampingan kesehatan diperlukan untuk mengawal siswa siswi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
{"title":"PENDAMPINGAN KESEHATAN REMAJA MELALUI PEMBENTUKAN POJOK KESEHATAN REMAJA (POKER) DI SEKOLAH MENENGAH ATAS","authors":"Dewi Nurlela Sari, Desi Trisiani, Hani Oktafiani, Intan Yusita, Supriyatni Supriyatni, Widia Ariani","doi":"10.26714/JPMK.V3I1.6853","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JPMK.V3I1.6853","url":null,"abstract":"Masalah Kesehatan Remaja merupakan salah satu masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian khusus. Masa remaja dianggap sebagai masa yang paling sehat secara fisik, namun paling \"rawan\" secara psikologis dan sosial yang dapat memberi dampak pada kesehatan fisiknya. Dalam kaitannya dengan pelayanan kesehatan pada remaja, diperlukan suatu pendekatan yang lebih bersifat bermuatan edukatif untuk bimbingan ke arah pola perilaku sehat. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu peningkatan kesehaan remaja melalui pembentukan pojok kesehatan remaja di SMA 1 Cicalengka. Pendampingan Kesehatan remaja melalui pembentukan Pojok Kesehatan Remaja diharapkan dapat meningkatkan antusiasme remaja khsusunya di sekolah dalam memperoleh informasi yang benar dan melakukan konsultasi Kesehatan remaja dengan nyaman. Sasaran dalam kegiatan ini yaitu seluruh siswa SMA tingkat X, XI dan XII. Metode yang dilakukan pada pengabdian masyarakat ini yaitu dengan membentuk suatu wadah informasi kesehatan yang disebut Pojok Kesehatan Remaja yang terdiri dari siswa siswi terpilih dan berprestasi yang disebut duta Kesehatan yang merupakan penggerak dan pendorong Kesehatan untuk teman siswa siswi lainnya, praktisi Kesehatan dari Puskesmas yang menaungi wilayah kerja Sekolah Menengah Atas tersebut serta Akadimisi yang memiliki dasar keilmuan di bidang kesehatan. Hasilnya diketahui sebanyak 26,66% siswa memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan, dan sebagian kecil mengalami anemia. Simpulannya pendampingan kesehatan diperlukan untuk mengawal siswa siswi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.","PeriodicalId":373835,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan","volume":"103 12","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113940427","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Maria Ulfah Kurnia Dewi, D. Mustika, E. Kusumawati
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya lima program prioritas yang meliputi (KB; KIA; Gizi; Imunisasi dan penanggulangan diare dan ISPA) dengan tujuan mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Tujuan Penyuluhan tentang ASI Eksklusif, Vitamin A, dan Stunting di Posyandu Anggrek Rw 04 Dusun Teseh Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan mengubah perilaku kesehatan masyarakat mengenai ASI Eksklusif, Vitamin A, dan Stunting. Transfer IPTEKS yang dilakukan pada tiap tahapan dengan menggunakan prinsip bahwa setiap informasi yang diterima sebaiknya melalui proses, mendengar, mengetahui, mencoba, mengevaluasi, menerima, meyakini, dan melaksanakan. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatnya pengetahuan mengenai ASI Eksklusif, Vitamin A, dan Stunting. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah kader posyandu perlu meningkatkan pengetahuan gizi bagi ibu balita khususnya dalam ASI Eksklusif, Vitamin A, dan Stunting, hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini akan diserahkan kepada posyandu Anggrek dan Puskesmas sebagai bahan pertimbangan untuk program peningkatan kesehatan anak.
{"title":"PENYULUHAN TENTANG ASI EKSKLUSIF, VITAMIN A, DAN STUNTING DI POSYANDU ANGGREK RW 04 DUSUN TESEH KELURAHAN METESEH KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG","authors":"Maria Ulfah Kurnia Dewi, D. Mustika, E. Kusumawati","doi":"10.26714/JPMK.V2I2.5949","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JPMK.V2I2.5949","url":null,"abstract":"Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya lima program prioritas yang meliputi (KB; KIA; Gizi; Imunisasi dan penanggulangan diare dan ISPA) dengan tujuan mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Tujuan Penyuluhan tentang ASI Eksklusif, Vitamin A, dan Stunting di Posyandu Anggrek Rw 04 Dusun Teseh Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan mengubah perilaku kesehatan masyarakat mengenai ASI Eksklusif, Vitamin A, dan Stunting. Transfer IPTEKS yang dilakukan pada tiap tahapan dengan menggunakan prinsip bahwa setiap informasi yang diterima sebaiknya melalui proses, mendengar, mengetahui, mencoba, mengevaluasi, menerima, meyakini, dan melaksanakan. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatnya pengetahuan mengenai ASI Eksklusif, Vitamin A, dan Stunting. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah kader posyandu perlu meningkatkan pengetahuan gizi bagi ibu balita khususnya dalam ASI Eksklusif, Vitamin A, dan Stunting, hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini akan diserahkan kepada posyandu Anggrek dan Puskesmas sebagai bahan pertimbangan untuk program peningkatan kesehatan anak.","PeriodicalId":373835,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127967896","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Cahaya Indah Lestari, Sitimardiyah Sitimardiyah, Catur Esty Pamungkas, Baiq Masdariah
Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian, yaitu perdarahan (30.3%), hipertensi dalam kehamilan (27.1%), dan infeksi (7.3%) (Kemenkes RI, 2014). Prevalensi ibu hamil yang mengalami KEK di Indonesia sebesar 23.4% (Kemenkes, 2013), sedangkan di Provinsi NTB sebesar 26,7%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Mataram (2016), rata-rata prevalensi ibu hamil KEKdi Kota Mataram yaitu 6.09% mengalami peningkatan menjadi 13.3% pada tahun 2017. Pada ibu, KEK meningkatkan terjadi kematian dan peningkatan angka kesakitan seperti anemia, pendarahan pasca melahirkan. Tujuan pengabdian ini untuk pencegahan KEK pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule. Metode pengabdian ini menggunakan metode penyuluhan gizi terhadap ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule yang berjumlah 20 orang. Adapun mitra dalam kegiatan ini yaitu bidan desa, kader dan tokoh masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama yakni pemaparan, tahap kedua yakni pengukuran TB dan BB dan tahap ketiga yakni tanya jawab. Hasil pengabdian ini disambut sangat antusias, ibu hamil melontarkan beberapa pertanyaan terkait gizi ibu hamil, isi piringku dan status gizi ibu hamil. Sebagian besar ibu hamil paham dengan penyuluhan yang diberikan. Kesimpulan pengabdian ini pendidikan gizi dapat meningkatkan pengetahuan untuk pencegahan KEK pada ibu hamil.
{"title":"PENDIDIKAN GIZI UNTUK PENCEGAHAN KEK PADA IBU HAMIL DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG PULE KECAMATAN SEKARBELA KOTA MATARAM PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT","authors":"Cahaya Indah Lestari, Sitimardiyah Sitimardiyah, Catur Esty Pamungkas, Baiq Masdariah","doi":"10.26714/jpmk.v2i2.5945","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jpmk.v2i2.5945","url":null,"abstract":"Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian, yaitu perdarahan (30.3%), hipertensi dalam kehamilan (27.1%), dan infeksi (7.3%) (Kemenkes RI, 2014). Prevalensi ibu hamil yang mengalami KEK di Indonesia sebesar 23.4% (Kemenkes, 2013), sedangkan di Provinsi NTB sebesar 26,7%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Mataram (2016), rata-rata prevalensi ibu hamil KEKdi Kota Mataram yaitu 6.09% mengalami peningkatan menjadi 13.3% pada tahun 2017. Pada ibu, KEK meningkatkan terjadi kematian dan peningkatan angka kesakitan seperti anemia, pendarahan pasca melahirkan. Tujuan pengabdian ini untuk pencegahan KEK pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule. Metode pengabdian ini menggunakan metode penyuluhan gizi terhadap ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule yang berjumlah 20 orang. Adapun mitra dalam kegiatan ini yaitu bidan desa, kader dan tokoh masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama yakni pemaparan, tahap kedua yakni pengukuran TB dan BB dan tahap ketiga yakni tanya jawab. Hasil pengabdian ini disambut sangat antusias, ibu hamil melontarkan beberapa pertanyaan terkait gizi ibu hamil, isi piringku dan status gizi ibu hamil. Sebagian besar ibu hamil paham dengan penyuluhan yang diberikan. Kesimpulan pengabdian ini pendidikan gizi dapat meningkatkan pengetahuan untuk pencegahan KEK pada ibu hamil.","PeriodicalId":373835,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan","volume":"122 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134197402","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masalah kesehatan remaja sangatlah kompleks karena berada pada masa peralihan dari anak – anak ke dewasa. Sehingga, jika permasalahan tersebut tidak tertangani, maka bisa berdampak terhadap masa depan nya bahkan kesehatan psikologisnya. Keberadaan Posyandu Remaja merupakan solusi yang dapat ditawarkan di masyarakat. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan serta kesehatan reproduksi remaja. Artikel ini menggambarkan hasil pelaksanaan Iptek Bagi Masyarakat (IbM) dalam bentuk pelatihan kader untuk pembentukan Posyandu Remaja di Dukuh Mardirejo, Desa Kalikebo. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk Posyandu Remaja serta pembentukan kader Posyandu Remaja yang terlatih. Metode yang dilakukan adalah pelatihan kader Posyandu yang diawali persiapan yaitu penggalangan komitmen kepada anggota karangtaruna Dukuh Mardirejo sebagai sasaran kegiatan yang berjumlah 45 remaja. Kegiatan yang kedua adalah pelaksanaan pembentukan Posyandu serta pelatihan kader Posyandu Remaja dengan materi antara lain program pemerintah terkait posyandu remaja, anemia dan status gizi remaja, konseling, pelaksanaan sistem lima meja, administrasi posyandu dan kesehatan reproduksi. Hasil dari kegiatan ini telah terbentuk Posyandu Remaja Sakamandala dengan waktu pelaksanaan setiap 2 bulan sekali bertempat di posko remaja Dukuh Mardirejo, Desa Kalikebo. Kesimpulan dari kegiatan ini bahwa remaja Dukuh Mardirejo sangat antusias dalam mengikuti kegiatan Posyandu Remaja karena menurut mereka kegiatan tersebut sangat bermanfaat khususnya untuk remaja.
{"title":"PELATIHAN PEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA DAN KADER KESEHATAN DI DUKUH MARDIREJO DESA KALIKEBO","authors":"Anna Uswatun Q, L. Hartati, Anik Sulistyanti","doi":"10.26714/jpmk.v2i2.5944","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jpmk.v2i2.5944","url":null,"abstract":"Masalah kesehatan remaja sangatlah kompleks karena berada pada masa peralihan dari anak – anak ke dewasa. Sehingga, jika permasalahan tersebut tidak tertangani, maka bisa berdampak terhadap masa depan nya bahkan kesehatan psikologisnya. Keberadaan Posyandu Remaja merupakan solusi yang dapat ditawarkan di masyarakat. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan serta kesehatan reproduksi remaja. Artikel ini menggambarkan hasil pelaksanaan Iptek Bagi Masyarakat (IbM) dalam bentuk pelatihan kader untuk pembentukan Posyandu Remaja di Dukuh Mardirejo, Desa Kalikebo. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk Posyandu Remaja serta pembentukan kader Posyandu Remaja yang terlatih. Metode yang dilakukan adalah pelatihan kader Posyandu yang diawali persiapan yaitu penggalangan komitmen kepada anggota karangtaruna Dukuh Mardirejo sebagai sasaran kegiatan yang berjumlah 45 remaja. Kegiatan yang kedua adalah pelaksanaan pembentukan Posyandu serta pelatihan kader Posyandu Remaja dengan materi antara lain program pemerintah terkait posyandu remaja, anemia dan status gizi remaja, konseling, pelaksanaan sistem lima meja, administrasi posyandu dan kesehatan reproduksi. Hasil dari kegiatan ini telah terbentuk Posyandu Remaja Sakamandala dengan waktu pelaksanaan setiap 2 bulan sekali bertempat di posko remaja Dukuh Mardirejo, Desa Kalikebo. Kesimpulan dari kegiatan ini bahwa remaja Dukuh Mardirejo sangat antusias dalam mengikuti kegiatan Posyandu Remaja karena menurut mereka kegiatan tersebut sangat bermanfaat khususnya untuk remaja.","PeriodicalId":373835,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116890780","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Luluk Rosida, Intan Mutiara Putri, Esi putri Silmina
Tekhnologi informasi menjadi salah unsur pendukung yang sangat penting dalam pengembangan pelayanan publik. Puskesmas Kasihan I merupakan salah satu puskesmas mampu tatalaksana kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Namun sosialisasi dan penjaringan masih menggunakan sistem pelaporan manual dan belum menggunakan sistem pelaporan berbasis tekhnologi informasi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengoptimalkan proses sosialisasi dan penjaringan kekerasan dalam rumah tangga dimasyarakat melalui tekhnologi informasi, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader melalui pelatihan penggunaan aplikasi pelaporan berbasis teknologi. Metode pelaksanaan kegiatan ini melalui beberapa tahapan. Tahap pertama Assesment melakukan koordinasi dan Focus Group Discussion dengan pihak puskesmas tentang rencana pembuatan aplikasi penjaringan kekerasan dalam rumah tangga. Tahap kedua Planning and Development pembuatan aplikasi penjaringan kekerasan dalam rumah tangga dan pelaporannya. Tahap ketiga Implementation di laksanakan pelatihan terkait pengembangan website dan uji coba aplikasi untuk petugas IT puskesmas. Selain itu dilakukan sosialisasi dan penyuluhan pada kelompok kader KEKEP IBU tentang penjaringan kekerasan dalam rumah tangga dan pelaporan kejadiannya berbasis teknologi. Tahap terakhir Evaluation yaitu monitoring dan pendampingan . Hasil pengabdian masyarakat ini pada tahap pertama yaitu rancangan aplikasi penjaringan KDRT dan pada tahap kedua pembuatan aplikasi penjaringan KDRT dan sistem pelaporannya. Pada tahap ketiga terlaksananya pelatihan penggunaan aplikasi kepada petugas IT Puskesmas Kasihan I dan telah dilaksanakan sosialiasasi kepada kader KEKEP IBU Puskesmas Kasihan I tentang penjaringan KDRT berbasis IT yang selanjunya akan meneruskan sosialisasi pada masyarakat secara luas. Hasil evaluasi didapatkan beberapa orang kader sudah dapat menggunakan aplikasi penjaringan KDRT tersebut. Berdasarkan informasi dari pihak puskesmas setelah adanya aplikasi pelaporan KDRT berbasis IT ini dapat memudahkan dalam proses rekap dan pelaporan dari tingkat kader , puskesmas sampai ke Dinas Kesehatan. Harapan selanjutnya pihak Puskesmas Kasihan I Bantul dapat melanjutkan untuk mengembangkan secara mandiri aplikasi penjaringan KDRT ini.
{"title":"SOSIALISASI DAN PENJARINGAN KDRT MELALUI APLIKASI BERBASIS IT DI PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA","authors":"Luluk Rosida, Intan Mutiara Putri, Esi putri Silmina","doi":"10.26714/JPMK.V2I2.5951","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JPMK.V2I2.5951","url":null,"abstract":"Tekhnologi informasi menjadi salah unsur pendukung yang sangat penting dalam pengembangan pelayanan publik. Puskesmas Kasihan I merupakan salah satu puskesmas mampu tatalaksana kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Namun sosialisasi dan penjaringan masih menggunakan sistem pelaporan manual dan belum menggunakan sistem pelaporan berbasis tekhnologi informasi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengoptimalkan proses sosialisasi dan penjaringan kekerasan dalam rumah tangga dimasyarakat melalui tekhnologi informasi, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader melalui pelatihan penggunaan aplikasi pelaporan berbasis teknologi. Metode pelaksanaan kegiatan ini melalui beberapa tahapan. Tahap pertama Assesment melakukan koordinasi dan Focus Group Discussion dengan pihak puskesmas tentang rencana pembuatan aplikasi penjaringan kekerasan dalam rumah tangga. Tahap kedua Planning and Development pembuatan aplikasi penjaringan kekerasan dalam rumah tangga dan pelaporannya. Tahap ketiga Implementation di laksanakan pelatihan terkait pengembangan website dan uji coba aplikasi untuk petugas IT puskesmas. Selain itu dilakukan sosialisasi dan penyuluhan pada kelompok kader KEKEP IBU tentang penjaringan kekerasan dalam rumah tangga dan pelaporan kejadiannya berbasis teknologi. Tahap terakhir Evaluation yaitu monitoring dan pendampingan . Hasil pengabdian masyarakat ini pada tahap pertama yaitu rancangan aplikasi penjaringan KDRT dan pada tahap kedua pembuatan aplikasi penjaringan KDRT dan sistem pelaporannya. Pada tahap ketiga terlaksananya pelatihan penggunaan aplikasi kepada petugas IT Puskesmas Kasihan I dan telah dilaksanakan sosialiasasi kepada kader KEKEP IBU Puskesmas Kasihan I tentang penjaringan KDRT berbasis IT yang selanjunya akan meneruskan sosialisasi pada masyarakat secara luas. Hasil evaluasi didapatkan beberapa orang kader sudah dapat menggunakan aplikasi penjaringan KDRT tersebut. Berdasarkan informasi dari pihak puskesmas setelah adanya aplikasi pelaporan KDRT berbasis IT ini dapat memudahkan dalam proses rekap dan pelaporan dari tingkat kader , puskesmas sampai ke Dinas Kesehatan. Harapan selanjutnya pihak Puskesmas Kasihan I Bantul dapat melanjutkan untuk mengembangkan secara mandiri aplikasi penjaringan KDRT ini.","PeriodicalId":373835,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129933524","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Meda Yuliani, Agung Sutriyawan, Cici Valiani, R. Kurniawati, Ning Hayati, Madinatul Munawaroh, Sri Ayu Aryanti, Yanyan Mulyani
Kurangnya pengetahuan, sifat dan perilaku berisiko pada remaja yang berdampak pada status kesehatan reproduksi remaja memerlukan ketersediaan pelayanan kesehatan peduli remaja yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan remaja khususnya pelayanan untuk kesehatan reproduksi yang ramah dengan remaja. Sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah siswa di SMAN I Cileunyi yang merupakan para remaja. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para remaja tentang kesehatan reproduksi serta memberdayakan remaja dengan dibentuknya peer group sebagai wadah remaja untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Kelompok remaja ini melakukan sharing dengan emaja lainnya pada sat kegiatan keputrian, kemudian remaja ini membuat membuat aplikasi di media social sebagai sarana untuk memberikan informasi agar lebih mudah memberikan informasi kepada teman sebaya lainnya khususnya di SMAN 1 Cileunyi itu sendiri. Dengan adanya Peer Group dan pojok Remaja ini, siswa antusias untuk mencari informasi kesehatan untuk remaja dan mersa bermanfaat dengan adanya pojok kesehatan remaja ini.
{"title":"PEMBERDAYAAN REMAJA DALAM OPTIMALISASI PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI PROGRAM POJOK REMAJA DAN PEER GROUP DI SMAN I CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG","authors":"Meda Yuliani, Agung Sutriyawan, Cici Valiani, R. Kurniawati, Ning Hayati, Madinatul Munawaroh, Sri Ayu Aryanti, Yanyan Mulyani","doi":"10.26714/jpmk.v2i2.5947","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jpmk.v2i2.5947","url":null,"abstract":"Kurangnya pengetahuan, sifat dan perilaku berisiko pada remaja yang berdampak pada status kesehatan reproduksi remaja memerlukan ketersediaan pelayanan kesehatan peduli remaja yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan remaja khususnya pelayanan untuk kesehatan reproduksi yang ramah dengan remaja. Sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah siswa di SMAN I Cileunyi yang merupakan para remaja. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para remaja tentang kesehatan reproduksi serta memberdayakan remaja dengan dibentuknya peer group sebagai wadah remaja untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Kelompok remaja ini melakukan sharing dengan emaja lainnya pada sat kegiatan keputrian, kemudian remaja ini membuat membuat aplikasi di media social sebagai sarana untuk memberikan informasi agar lebih mudah memberikan informasi kepada teman sebaya lainnya khususnya di SMAN 1 Cileunyi itu sendiri. Dengan adanya Peer Group dan pojok Remaja ini, siswa antusias untuk mencari informasi kesehatan untuk remaja dan mersa bermanfaat dengan adanya pojok kesehatan remaja ini.","PeriodicalId":373835,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114547761","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}