Pub Date : 2022-02-25DOI: 10.17509/historia.v4i2.30197
I. Yulianti, Yeni Kurniawati, Afis Winarko
{"title":"Enrichment Materi Pembelajaran Sejarah tentang Peranan Peranakan Arab Pada Masa Pergerakan Kemerdekaan Indonesia","authors":"I. Yulianti, Yeni Kurniawati, Afis Winarko","doi":"10.17509/historia.v4i2.30197","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/historia.v4i2.30197","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":374977,"journal":{"name":"Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121753818","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-25DOI: 10.17509/historia.v5i1.34537
Siti Nurul Hidayah, Muhammad Iqbal Birsyada
Purpose of this research is to find out: (1) What is the general picture of Yogyakarta during the Physical Revolution in Indonesia (2) What is the General Picture of Ulama during the Physical Revolution in Yogyakarta (3) How the Role of Muhammadiyah Ulama in the Formation of APS (Askar War Sabil) in Yogyakarta. The method used in this research is Literature with five stages, namely: (1) Selection of topics, determining the main points of the problem to be studied, (2) Heuristics, (3) Criticizing sources, (4) interpretation, analyzing sources that have been tested for their validity, (5) histiography, chronological historical arrangement so that historical writing is compiled. The results of this study indicate (1) the Physical Revolution in Yogyakarta occurred due to several things, namely, the Dutch Military Aggression I, the PKI Rebellion in Gunungkidul, the Dutch Military Aggression II and the March 1 General Offensive, (2) During the Physical Revolution in Yogyakarta, scholars such as NU, MIAI have a role in fighting for independence, one of which is in establishing Islamic warriors such as Hisbullah and Sabilillah (3) the ulama in Yogyakarta, namely Muhammadiyah also participated in the Physical Revolution, namely in the formation of APS and in providing Physical, Idiological and Physical exercises. Spirituality.
本研究的目的是找出:(1)印尼物理革命时期的日惹概况(2)乌拉玛在日惹物理革命期间的概况(3)穆罕默德·乌拉玛在日惹APS (Askar War Sabil)形成中的作用。本研究采用的是文献法,分为五个阶段,即:(1)选题,确定研究问题的要点,(2)启发式,(3)批评来源,(4)解释,分析已测试其有效性的来源,(5)史学,按时间顺序排列历史,以便编写历史著作。本研究结果表明:(1)日惹物质革命的发生是由荷兰军事侵略第一次、印尼共产党在Gunungkidul的叛乱、荷兰军事侵略第二次和3月1日总攻势等因素造成的;(2)日惹物质革命期间,NU、MIAI等学者在争取独立的斗争中发挥了作用,其中之一是建立了伊斯兰战士如Hisbullah和Sabilillah;(3)日惹乌拉玛(ulama)。穆罕默迪亚也参加了体育革命,即参加了APS的组建,并提供了体育、语言和体育锻炼。灵性。
{"title":"Peranan Ulama Muhammadiyah dalam Pembentukan APS (Askar Perang Sabil) di Yogyakarta Tahun 1947-1949","authors":"Siti Nurul Hidayah, Muhammad Iqbal Birsyada","doi":"10.17509/historia.v5i1.34537","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/historia.v5i1.34537","url":null,"abstract":"Purpose of this research is to find out: (1) What is the general picture of Yogyakarta during the Physical Revolution in Indonesia (2) What is the General Picture of Ulama during the Physical Revolution in Yogyakarta (3) How the Role of Muhammadiyah Ulama in the Formation of APS (Askar War Sabil) in Yogyakarta. The method used in this research is Literature with five stages, namely: (1) Selection of topics, determining the main points of the problem to be studied, (2) Heuristics, (3) Criticizing sources, (4) interpretation, analyzing sources that have been tested for their validity, (5) histiography, chronological historical arrangement so that historical writing is compiled. The results of this study indicate (1) the Physical Revolution in Yogyakarta occurred due to several things, namely, the Dutch Military Aggression I, the PKI Rebellion in Gunungkidul, the Dutch Military Aggression II and the March 1 General Offensive, (2) During the Physical Revolution in Yogyakarta, scholars such as NU, MIAI have a role in fighting for independence, one of which is in establishing Islamic warriors such as Hisbullah and Sabilillah (3) the ulama in Yogyakarta, namely Muhammadiyah also participated in the Physical Revolution, namely in the formation of APS and in providing Physical, Idiological and Physical exercises. Spirituality.","PeriodicalId":374977,"journal":{"name":"Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah","volume":"87 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131660505","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-25DOI: 10.17509/historia.v5i1.36374
L. Rohmah, Kabib Sholeh, W. Wandiyo
{"title":"Analisis Temuan Benda-Benda Peninggalan Sejarah di Sungai Musi sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah","authors":"L. Rohmah, Kabib Sholeh, W. Wandiyo","doi":"10.17509/historia.v5i1.36374","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/historia.v5i1.36374","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":374977,"journal":{"name":"Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah","volume":"51 1-2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132193216","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-25DOI: 10.17509/historia.v5i1.38950
Ulfatun Nafi’ah, Ari Sapto, Joko Sayono, Aulia Herdiani
Perkembangan teknologi yang menyebabkan perkembangan kebutuhan, menuntut semua bidang pendidikan melakukan penyesuaian, termasuk untuk pendidikan mata bidang Sejarah. Meskipun pembelajaran di bidang Sejarah identik dengan masa lalu dan perspektif konvensional namun bukan berarti pembelajaran yang dilakukan tidak dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Bahkan kebutuhan pembelajaran Sejarah akan perkembangan teknologi juga cukup tinggi. Banyak inovasi media pembelajaran di bidang Sejarah telah dilakukan untuk mendukung proses pembelajaran. Pelatihan yang dilakukan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat Tim Dosen Universitas Negeri Malang ini menekankan pada peningkatan kapasitas Guru Sejarah dalam mengembangkan media pembelajaran terutama yang berbasis augmented reality. Dari hasil pelatihan ini dapat diketahui bahwa mayoritas peserta belum pernah mempelajari dan mengembangkan media pembelajaran berbasis AR, setelah mengikuti pelatihan, mereka mampu untuk mengembangkan media pembelajaran sesuai dengan target kegiatan. Lebih lanjut, meskipun kendala teknis tidak dapat dihindari, para peserta yang merupakan para anggota MGMP Sejarah Kabupaten Malang antusias terhadap pemanfaatan AR dalam mengembangkan media pembelajaran dan menghendaki diadakannya pelatihan lanjutan.
{"title":"Peningkatan Kapasitas Guru dalam Mengembangkan Media Pembelajaran Berbasis Augmented Reality untuk Menyelaraskan Pembelajaran Sejarah dengan Kebutuhan Masa Kini","authors":"Ulfatun Nafi’ah, Ari Sapto, Joko Sayono, Aulia Herdiani","doi":"10.17509/historia.v5i1.38950","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/historia.v5i1.38950","url":null,"abstract":"Perkembangan teknologi yang menyebabkan perkembangan kebutuhan, menuntut semua bidang pendidikan melakukan penyesuaian, termasuk untuk pendidikan mata bidang Sejarah. Meskipun pembelajaran di bidang Sejarah identik dengan masa lalu dan perspektif konvensional namun bukan berarti pembelajaran yang dilakukan tidak dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Bahkan kebutuhan pembelajaran Sejarah akan perkembangan teknologi juga cukup tinggi. Banyak inovasi media pembelajaran di bidang Sejarah telah dilakukan untuk mendukung proses pembelajaran. Pelatihan yang dilakukan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat Tim Dosen Universitas Negeri Malang ini menekankan pada peningkatan kapasitas Guru Sejarah dalam mengembangkan media pembelajaran terutama yang berbasis augmented reality. Dari hasil pelatihan ini dapat diketahui bahwa mayoritas peserta belum pernah mempelajari dan mengembangkan media pembelajaran berbasis AR, setelah mengikuti pelatihan, mereka mampu untuk mengembangkan media pembelajaran sesuai dengan target kegiatan. Lebih lanjut, meskipun kendala teknis tidak dapat dihindari, para peserta yang merupakan para anggota MGMP Sejarah Kabupaten Malang antusias terhadap pemanfaatan AR dalam mengembangkan media pembelajaran dan menghendaki diadakannya pelatihan lanjutan. ","PeriodicalId":374977,"journal":{"name":"Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115708589","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-25DOI: 10.17509/historia.v5i1.38271
Anisa Nurur Rachmatika, Ernalem Bangun, Agus Wibowo, Wasis Waskito
Pertempuran di Normandia adalah satu peristiwa sejarah yang paling berpengaruh di dunia kemiliteran. Pihak Sekutu yang diwakili oleh Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada berhasil merebut pantai di wilayah Utara Perancis tersebut karena menerapkan strategi pertempuran yang baik. Kemenangan Sekutu atas Jerman menunjukkan bahwa pantai adalah wilayah yang paling mempengaruhi hasil akhir dari suatu pertempuran. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi perang yang dilancarkan oleh Sekutu dapat direfleksikan oleh kekuatan militer Indonesia sebagai negara kepulauan. Penelitian ini ditulis secara kualitatif dengan menggunakan metode konten analisis berdasarkan teori strategi pertempuran. Dari berbagai artikel yang terkait dapat digambarkan bahwa besarnya kuantitas dari kekuatan militer Sekutu adalah faktor yang paling mempengaruhi kemenangan. Dikaitkan dengan kondisi lingkungan strategis regional, penulis menyimpulkan bahwa Indonesia masih perlu berusaha untuk mengimbangi kekuatan militer negara besar pada masa damai yang sedang berlangsung dalam menghadapi pertempuran konvensional.
{"title":"Pertempuran Normandia dan Refleksinya Terhadap Kekuatan Militer Indonesia dalam Menghadapi Pertempuran Konvensional","authors":"Anisa Nurur Rachmatika, Ernalem Bangun, Agus Wibowo, Wasis Waskito","doi":"10.17509/historia.v5i1.38271","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/historia.v5i1.38271","url":null,"abstract":"Pertempuran di Normandia adalah satu peristiwa sejarah yang paling berpengaruh di dunia kemiliteran. Pihak Sekutu yang diwakili oleh Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada berhasil merebut pantai di wilayah Utara Perancis tersebut karena menerapkan strategi pertempuran yang baik. Kemenangan Sekutu atas Jerman menunjukkan bahwa pantai adalah wilayah yang paling mempengaruhi hasil akhir dari suatu pertempuran. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi perang yang dilancarkan oleh Sekutu dapat direfleksikan oleh kekuatan militer Indonesia sebagai negara kepulauan. Penelitian ini ditulis secara kualitatif dengan menggunakan metode konten analisis berdasarkan teori strategi pertempuran. Dari berbagai artikel yang terkait dapat digambarkan bahwa besarnya kuantitas dari kekuatan militer Sekutu adalah faktor yang paling mempengaruhi kemenangan. Dikaitkan dengan kondisi lingkungan strategis regional, penulis menyimpulkan bahwa Indonesia masih perlu berusaha untuk mengimbangi kekuatan militer negara besar pada masa damai yang sedang berlangsung dalam menghadapi pertempuran konvensional.","PeriodicalId":374977,"journal":{"name":"Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah","volume":"69 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133924225","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-25DOI: 10.17509/historia.v5i1.39181
Muhammad Averoes
It is known that the Javanese jong ship is larger than Portuguese ships. There have been several scholars who have estimated the size of the jong ship, though in an unspecified manner. This study is intended to estimate the size of the jong ship by calculation. This paper explores historical records of jong sizes, claims of jong sizes, and calculates jong sizes with formulas according to shipbuilding rules. From the calculations carried out, the size of the Javanese jong is obtained. The results of this calculation reject and confirm the jong size research that has been done by other scholars, the claim that the jong can reach more than 300 m is rejected by the results of the calculations that have been carried out.
{"title":"Re-Estimating the Size of Javanese Jong Ship","authors":"Muhammad Averoes","doi":"10.17509/historia.v5i1.39181","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/historia.v5i1.39181","url":null,"abstract":"It is known that the Javanese jong ship is larger than Portuguese ships. There have been several scholars who have estimated the size of the jong ship, though in an unspecified manner. This study is intended to estimate the size of the jong ship by calculation. This paper explores historical records of jong sizes, claims of jong sizes, and calculates jong sizes with formulas according to shipbuilding rules. From the calculations carried out, the size of the Javanese jong is obtained. The results of this calculation reject and confirm the jong size research that has been done by other scholars, the claim that the jong can reach more than 300 m is rejected by the results of the calculations that have been carried out.","PeriodicalId":374977,"journal":{"name":"Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah","volume":"120 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122692521","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-03DOI: 10.17509/HISTORIA.V5I1.30504
S. Syarifuddin, S. Supriyanto, Sintia Sintia, Rizki Ilahi
Artikel ini berjudul Perkembangan Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Sebagai Warisan Budaya Lokal Tahun 1998-2003. Masalah yang diteliti dalam artikel ini adalah “Bagaimana pelaksanaan renovasi dan perkembangan Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo tahun 1998-2003, sehingga Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo tersebut bisa menjadi warisan budaya lokal?”. Dalam menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari beberapa tahap (1) heuristik yakni pengumpulan yang terdiri dari informasi lisan serta sumber buku literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. (2) kritik, (3) interpretasi. (4) historiografi. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap informasi seputar Perkembangan Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo dalam era renovasi terbesar pada tahun 1999. Hasil dari penelitian bahwa sejarah berdirinya Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo yang dimana pendiri dari Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo ialah pemimpin Kesultanan Palembang yakni Sultan Mahmud Badaruddin I, masjid ini dibangun dengan alasan untuk mencukupi masyarakat kota Palembang untuk menunaikan sholat. Pada Hari Jumat tanggal 10 September 1999 pukul 10.00 WIB adalah langkah pertama penuh sejarah, awal mulanya pengerjaan restorasi dan renovasi masjid Agung Palembang oleh Gubernur Laksamana muda H. Rosihan Arsyad, bersama ketua umum Prof. Dr. Kiagus Haji Oejang Gajah Nata, DABK, dan sekretaris yakni Raden Haji Muhammad Saleh Djon.
{"title":"Perkembangan Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo sebagai Warisan Budaya Lokal Tahun 1998-2003","authors":"S. Syarifuddin, S. Supriyanto, Sintia Sintia, Rizki Ilahi","doi":"10.17509/HISTORIA.V5I1.30504","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/HISTORIA.V5I1.30504","url":null,"abstract":"Artikel ini berjudul Perkembangan Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Sebagai Warisan Budaya Lokal Tahun 1998-2003. Masalah yang diteliti dalam artikel ini adalah “Bagaimana pelaksanaan renovasi dan perkembangan Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo tahun 1998-2003, sehingga Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo tersebut bisa menjadi warisan budaya lokal?”. Dalam menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari beberapa tahap (1) heuristik yakni pengumpulan yang terdiri dari informasi lisan serta sumber buku literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. (2) kritik, (3) interpretasi. (4) historiografi. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap informasi seputar Perkembangan Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo dalam era renovasi terbesar pada tahun 1999. Hasil dari penelitian bahwa sejarah berdirinya Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo yang dimana pendiri dari Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo ialah pemimpin Kesultanan Palembang yakni Sultan Mahmud Badaruddin I, masjid ini dibangun dengan alasan untuk mencukupi masyarakat kota Palembang untuk menunaikan sholat. Pada Hari Jumat tanggal 10 September 1999 pukul 10.00 WIB adalah langkah pertama penuh sejarah, awal mulanya pengerjaan restorasi dan renovasi masjid Agung Palembang oleh Gubernur Laksamana muda H. Rosihan Arsyad, bersama ketua umum Prof. Dr. Kiagus Haji Oejang Gajah Nata, DABK, dan sekretaris yakni Raden Haji Muhammad Saleh Djon.","PeriodicalId":374977,"journal":{"name":"Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128833022","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-30DOI: 10.17509/HISTORIA.V5I1.39974
Agustinus Ufie, S. Oruh, Andi Agustang
This research unveiled the local wisdom values of wawar tradition that have been passed down from generation to generation among indigenous people in Kei islands that can be the driving force and conclusion to various social phenomena such as conflict, violence, and radicalism. This is a qualitative study with a descriptive analytical approach to 35 informants as the respondents. The results show that Wawar’s local wisdom values, such as Tet Yaa, can manifest respect for and respect for attitudes, actions, words, and actions concretely in everyday life. Ain Ni Ain can manifest belonging to each other, brotherhood, loving others despite different religions, ethnicities and social statuses. Ha Maren, Yel Lim can embody the attitude of helping, giving and receiving in all aspects of life. On the other hand, the findings indicated that wawar tradition was a local wisdom capable of fostering an atmosphere of civilization and social order since this tradition contained social and moral values, which were able to gather and organize the social integrity of the community from all walks of life inhabiting Kei islands. Mutual respect and sharing, spirit of brotherhood and harmony were maintained amidst the ever growing onslaught of modern culture. Hence, wawar local culture as the identity of indigenous peoples among the school and students can be developed into learning sources so that education is able to prepare future generations who have cultural identity and self-integrity based on the values of local cultures and traditions.
{"title":"Maintaining Social Harmony Through Historical Learning Based on Local Wisdom of Indigenous Peoples in Maluku","authors":"Agustinus Ufie, S. Oruh, Andi Agustang","doi":"10.17509/HISTORIA.V5I1.39974","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/HISTORIA.V5I1.39974","url":null,"abstract":"This research unveiled the local wisdom values of wawar tradition that have been passed down from generation to generation among indigenous people in Kei islands that can be the driving force and conclusion to various social phenomena such as conflict, violence, and radicalism. This is a qualitative study with a descriptive analytical approach to 35 informants as the respondents. The results show that Wawar’s local wisdom values, such as Tet Yaa, can manifest respect for and respect for attitudes, actions, words, and actions concretely in everyday life. Ain Ni Ain can manifest belonging to each other, brotherhood, loving others despite different religions, ethnicities and social statuses. Ha Maren, Yel Lim can embody the attitude of helping, giving and receiving in all aspects of life. On the other hand, the findings indicated that wawar tradition was a local wisdom capable of fostering an atmosphere of civilization and social order since this tradition contained social and moral values, which were able to gather and organize the social integrity of the community from all walks of life inhabiting Kei islands. Mutual respect and sharing, spirit of brotherhood and harmony were maintained amidst the ever growing onslaught of modern culture. Hence, wawar local culture as the identity of indigenous peoples among the school and students can be developed into learning sources so that education is able to prepare future generations who have cultural identity and self-integrity based on the values of local cultures and traditions. ","PeriodicalId":374977,"journal":{"name":"Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115573235","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-30DOI: 10.17509/HISTORIA.V5I1.40123
W. Darmawan, A. Mulyana, Y. Kurniawati
Livestock, and the harmonious relationship between humans/communities and the natural surroundings. This paper examines several local pearls of wisdom related to disaster mitigation in the lives of the people of West Java. Mitigation can build a culture of reaction to a culture of prevention, or from acting after the incident to acting before the incident. The study becomes interesting by searching for local wisdom of disaster mitigation still growing in the community. This study uses a qualitative descriptive method that describes the research subject in the field. Part of the data was obtained by observation before the COVID-19 pandemic and partly from the documentation. Furthermore, it is analyzed through data reduction, verification, and presentation. The results showed that the traditional village communities in West Java, such as Kampung Adat Naga, Kampung Adat Ciptagelar, Kampung Adat Cireundeu, Kampung Adat Polo , and Kampung Adat Kuta , have local wisdom in disaster mitigation which is implemented in the construction of houses, prohibition forests, prohibition of raising animals. The local wisdom of disaster mitigation is reinforced by myths with magical nuances that have strong potential in protecting the surrounding natural environment. Local wisdom can be a form of indirect awareness and has meaning in dealing with disaster threats to reduce disaster risk.
{"title":"Study of Local Wisdom Based on Disaster Mitigation in the Community of Traditional Villages in West Java as Materials in History Learning","authors":"W. Darmawan, A. Mulyana, Y. Kurniawati","doi":"10.17509/HISTORIA.V5I1.40123","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/HISTORIA.V5I1.40123","url":null,"abstract":"Livestock, and the harmonious relationship between humans/communities and the natural surroundings. This paper examines several local pearls of wisdom related to disaster mitigation in the lives of the people of West Java. Mitigation can build a culture of reaction to a culture of prevention, or from acting after the incident to acting before the incident. The study becomes interesting by searching for local wisdom of disaster mitigation still growing in the community. This study uses a qualitative descriptive method that describes the research subject in the field. Part of the data was obtained by observation before the COVID-19 pandemic and partly from the documentation. Furthermore, it is analyzed through data reduction, verification, and presentation. The results showed that the traditional village communities in West Java, such as Kampung Adat Naga, Kampung Adat Ciptagelar, Kampung Adat Cireundeu, Kampung Adat Polo , and Kampung Adat Kuta , have local wisdom in disaster mitigation which is implemented in the construction of houses, prohibition forests, prohibition of raising animals. The local wisdom of disaster mitigation is reinforced by myths with magical nuances that have strong potential in protecting the surrounding natural environment. Local wisdom can be a form of indirect awareness and has meaning in dealing with disaster threats to reduce disaster risk.","PeriodicalId":374977,"journal":{"name":"Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127767836","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-30DOI: 10.17509/HISTORIA.V5I1.38594
E. Fitriyani
Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran experiental marketing dalam upaya mempertahankan nilai sejarah di salah satu hotel bersejarah di Bandung, Savoy Homann Bidakara. Penanganan strategis guna melihat keunggulan dari sejarah hotel dan kendala yang dihadapi. Mengolahan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan observasi di hotel. Penelitian dilakukan selama enam bulan di salah satu hotel yang memiliki nilai sejarah di kota Bandung. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai sejarah yang diimplementasikan melalui experiental marketing memperoleh nilai tinggi dengan sub variabel relate memperoleh nilai tertinggi dengan persentasi 20,3% menunjukkan tamu merasa senang dan meningkat prestigenya saat menginap karena merupakan hotel sejarah dengan sebutan tempat singgahnya para raja dan orang penting. Mempertahankan nilai sejarah menjadi keuntungan hotel dalam memasarkan produk hotel. Penelitian selanjutnya diharapkan mengkaji nilai sejarah hotel dalam perspektif yang berbeda, seperti brand, sumber daya manusia, pemerintah dan para ahli. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam menentukan strategi pemasaran bagi hotel bersejarah lainnya dan nilai sejarah yang harus dipertahankan dalam penggunaan bangunan warisan budaya Eropa.
{"title":"Upaya Mempertahankan Nilai Sejarah melalui Pendekatan Experiental Marketing di Hotel Savoy Homann Bidakara","authors":"E. Fitriyani","doi":"10.17509/HISTORIA.V5I1.38594","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/HISTORIA.V5I1.38594","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran experiental marketing dalam upaya mempertahankan nilai sejarah di salah satu hotel bersejarah di Bandung, Savoy Homann Bidakara. Penanganan strategis guna melihat keunggulan dari sejarah hotel dan kendala yang dihadapi. Mengolahan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan observasi di hotel. Penelitian dilakukan selama enam bulan di salah satu hotel yang memiliki nilai sejarah di kota Bandung. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai sejarah yang diimplementasikan melalui experiental marketing memperoleh nilai tinggi dengan sub variabel relate memperoleh nilai tertinggi dengan persentasi 20,3% menunjukkan tamu merasa senang dan meningkat prestigenya saat menginap karena merupakan hotel sejarah dengan sebutan tempat singgahnya para raja dan orang penting. Mempertahankan nilai sejarah menjadi keuntungan hotel dalam memasarkan produk hotel. Penelitian selanjutnya diharapkan mengkaji nilai sejarah hotel dalam perspektif yang berbeda, seperti brand, sumber daya manusia, pemerintah dan para ahli. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam menentukan strategi pemasaran bagi hotel bersejarah lainnya dan nilai sejarah yang harus dipertahankan dalam penggunaan bangunan warisan budaya Eropa.","PeriodicalId":374977,"journal":{"name":"Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114485920","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}