Persoalan sampah di Pekanbaru merupakan salah satu hal yang sangat diresahkan masyarakat sekitar. Karena, jumlah peningkatan sampah yang melebihi kapasitas dapat mencemari lingkungan dan akan menjadi substansi cairan yang dihasilkan dalam proses pembusukan sampah yang baunya sangat menyengat, yang disebut dengan air lindi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa kadar logam berat Fe dan Cr yang terakumulasi di daun melati air (Echinodorus palaefolius) selama remediasi air lindi (leachate). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 kali pengulangan setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar logam berat Fe dan Cr yang terakumulasi pada daun melati air (Echinodorus palaefolius) paling banyak terdapat pada perlakuan 1 (P1) hari ke 30 dengan menggunakan media penyaring Podzolik Merah Kuning (PMK) dengan tumbuhan melati air (Echinodorus palaefolius), nilai efektivitas akumulasi logam berat Fe pada daun melati air (Echinodorus palaefolius) sebesar 32,843% mg/L sedangkan nilai efektivitas akumulasi logam berat Cr pada daun melati air (Echinodorus palaefolius) sebesar 10,242% mg/L. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media penyaring PMK dengan melati air (Echinodorus palaefolius) pada perlakuan 1 (P1) sangat berpengaruh terhadap akumulasi logam berat Fe dan Cr pada daun melati air (Echinodorus palaefolius) selama remediasi air lindi.
{"title":"AKUMULASI LOGAM BERAT PADA DAUN Echinodorus palaefolius PADA VARIASI MEDIA PENYARING SELAMA REMEDIASI AIR LINDI","authors":"Ermina Sari, Martala Sari, Raudhah Awal, A. Firda","doi":"10.31849/bl.v8i1.6585","DOIUrl":"https://doi.org/10.31849/bl.v8i1.6585","url":null,"abstract":"Persoalan sampah di Pekanbaru merupakan salah satu hal yang sangat diresahkan masyarakat sekitar. Karena, jumlah peningkatan sampah yang melebihi kapasitas dapat mencemari lingkungan dan akan menjadi substansi cairan yang dihasilkan dalam proses pembusukan sampah yang baunya sangat menyengat, yang disebut dengan air lindi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa kadar logam berat Fe dan Cr yang terakumulasi di daun melati air (Echinodorus palaefolius) selama remediasi air lindi (leachate). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 kali pengulangan setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar logam berat Fe dan Cr yang terakumulasi pada daun melati air (Echinodorus palaefolius) paling banyak terdapat pada perlakuan 1 (P1) hari ke 30 dengan menggunakan media penyaring Podzolik Merah Kuning (PMK) dengan tumbuhan melati air (Echinodorus palaefolius), nilai efektivitas akumulasi logam berat Fe pada daun melati air (Echinodorus palaefolius) sebesar 32,843% mg/L sedangkan nilai efektivitas akumulasi logam berat Cr pada daun melati air (Echinodorus palaefolius) sebesar 10,242% mg/L. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media penyaring PMK dengan melati air (Echinodorus palaefolius) pada perlakuan 1 (P1) sangat berpengaruh terhadap akumulasi logam berat Fe dan Cr pada daun melati air (Echinodorus palaefolius) selama remediasi air lindi.","PeriodicalId":378046,"journal":{"name":"Bio-Lectura","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134645062","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kumbang longhorn yang dikenal dengan nama kumbang cerambycid merupakan kumbang yang memiliki peran sangat penting dalam proses pembusukan yang berguna bagi keseimbangan ekosistem hutan. Keanekaragaman kumbang ini masih belum banyak diketahui dan dipelajari di Indonesia, terutama di Provinsi Riau. Sedangkan provinsi ini memiliki heterogenitas vegetasi yang tinggi yang merupakan habitat dan sumber makanan bagi kumbang antena panjang. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi dan mengkarakterisasi kumbang longhorn di hutan Talang Pematang Pudu Provinsi Riau. Metode yang digunakan adalah menggunakan perangkap Arthrocarpus. Kumbang dikumpulkan pada pukul 15.00 wib. Kemudian dilakukan pengawetan dan identifikasi karakter morfologi berdasarkan ciri kepala, dada dan perut. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 12 spesies kumbang longhorn, dengan genera yang terdiri dari Sybra, Pterolophia, dan Epepeotes dari Subfamili Lamiinae. Jumlah individu yang diperoleh sebanyak 110 kumbang. Ciri-ciri kumbang longhorn yang dapat membedakan jenis kumbang terdapat pada ciri-ciri antena, elytra, skutelum dan pronotum.
{"title":"INVENTARISASI DAN KARAKTERISASI KUMBANG ANTENA PANJANG (CERAMBYCIDAE) DI HUTAN TALANG PEMATANG PUDU PROVINSI RIAU","authors":"E. Chahyadi, Fahri Fahri, Dilla Asrizalni","doi":"10.31849/bl.v8i1.6611","DOIUrl":"https://doi.org/10.31849/bl.v8i1.6611","url":null,"abstract":"Kumbang longhorn yang dikenal dengan nama kumbang cerambycid merupakan kumbang yang memiliki peran sangat penting dalam proses pembusukan yang berguna bagi keseimbangan ekosistem hutan. Keanekaragaman kumbang ini masih belum banyak diketahui dan dipelajari di Indonesia, terutama di Provinsi Riau. Sedangkan provinsi ini memiliki heterogenitas vegetasi yang tinggi yang merupakan habitat dan sumber makanan bagi kumbang antena panjang. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi dan mengkarakterisasi kumbang longhorn di hutan Talang Pematang Pudu Provinsi Riau. Metode yang digunakan adalah menggunakan perangkap Arthrocarpus. Kumbang dikumpulkan pada pukul 15.00 wib. Kemudian dilakukan pengawetan dan identifikasi karakter morfologi berdasarkan ciri kepala, dada dan perut. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 12 spesies kumbang longhorn, dengan genera yang terdiri dari Sybra, Pterolophia, dan Epepeotes dari Subfamili Lamiinae. Jumlah individu yang diperoleh sebanyak 110 kumbang. Ciri-ciri kumbang longhorn yang dapat membedakan jenis kumbang terdapat pada ciri-ciri antena, elytra, skutelum dan pronotum.","PeriodicalId":378046,"journal":{"name":"Bio-Lectura","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133523367","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}