Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana gender dan pembagian pekerjaan rumah tangga permeabel kebahagiaan suami-isteri, korban Erupsi Merapi 2010, yang tinggal di Huntap Dongkelsari dan menghadapi dampak Covid-19. Survei dilakukan terhadap 90 responden yang dipilih secara acak. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukan empat pekerjaan rumah tangga permeabel kebahagiaan suami-isteri, yaitu: menyiapkan makan pagi oleh isteri yang dulu bekerja, usia perkawinan 11 tahun lebih, memiliki kambing, lahan, ayam, TV, HP, sepeda motor, anggota keluarga lebih dari lima, berpenghasilan tinggi, punya mobil, perhiasan, tabungan, dan sekarang menjadi ibu rumah tangga cenderung kurang bahagia. Membersihkan rumah oleh isteri yang memiliki sepeda motor, usia 31 tahun ke atas, memiliki ternak kambing, tabungan, pendidikan tinggi, berpenghasilan tinggi, memiliki lemari es, dan ternak sapi cenderung merasa bahagia. Mencuci pakaian oleh suami dan isteri cenderung membuatnya bahagia. Memperbaiki rumah oleh suami-isteri yang memiliki ternak ayam cenderung tidak bahagia. Pasangan dengan 4 anak atau lebih cenderung kurang bahagia. Isteri yang tidak memiliki lahan tetapi memiliki sepeda dan sepeda motor cenderung bahagia. Secara keseluruhan, isteri cenderung lebih gigih dalam berjuang menghadapi dampak Covid-19 demi keluarga dibandingkan suami. Situasi ini seharusnya menjadi pelajaran betapa pentingnya kesetaraan gender bagi kebahagiaan suami-istri.
{"title":"Gender dan Pembagian Kerja Rumah Tangga Permeabel Kebahagiaan Suami-Isteri (Kajian Dampak Covid-19 Pada Keluarga Hunian Tetap “Dongkelsari” Gungan Wukirsari Sleman)","authors":"Leslie Retno Angeningsih, Agustinus Bima Nugraha","doi":"10.47431/jmd.v2i1.206","DOIUrl":"https://doi.org/10.47431/jmd.v2i1.206","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana gender dan pembagian pekerjaan rumah tangga permeabel kebahagiaan suami-isteri, korban Erupsi Merapi 2010, yang tinggal di Huntap Dongkelsari dan menghadapi dampak Covid-19. Survei dilakukan terhadap 90 responden yang dipilih secara acak. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukan empat pekerjaan rumah tangga permeabel kebahagiaan suami-isteri, yaitu: menyiapkan makan pagi oleh isteri yang dulu bekerja, usia perkawinan 11 tahun lebih, memiliki kambing, lahan, ayam, TV, HP, sepeda motor, anggota keluarga lebih dari lima, berpenghasilan tinggi, punya mobil, perhiasan, tabungan, dan sekarang menjadi ibu rumah tangga cenderung kurang bahagia. Membersihkan rumah oleh isteri yang memiliki sepeda motor, usia 31 tahun ke atas, memiliki ternak kambing, tabungan, pendidikan tinggi, berpenghasilan tinggi, memiliki lemari es, dan ternak sapi cenderung merasa bahagia. Mencuci pakaian oleh suami dan isteri cenderung membuatnya bahagia. Memperbaiki rumah oleh suami-isteri yang memiliki ternak ayam cenderung tidak bahagia. Pasangan dengan 4 anak atau lebih cenderung kurang bahagia. Isteri yang tidak memiliki lahan tetapi memiliki sepeda dan sepeda motor cenderung bahagia. Secara keseluruhan, isteri cenderung lebih gigih dalam berjuang menghadapi dampak Covid-19 demi keluarga dibandingkan suami. Situasi ini seharusnya menjadi pelajaran betapa pentingnya kesetaraan gender bagi kebahagiaan suami-istri.","PeriodicalId":393954,"journal":{"name":"Jurnal Masyarakat dan Desa","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114291697","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Salah satu cara memperkuat sektor pertanian yaitu dengan membentuk kelompok yang peduli terhadap sektor pertanian, salah satu contoh adalah kelompok tani hutan. Penelitian ini dilaksanakan pada Kelompok Tani Hutan Jati Sengon Mahoni “JASEMA” di Kalurahan Terong, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kelompok tani hutan rakyat Jasema menjadi salah satu tempat untuk memberdayakan anggotanya. Strategi Jasema dalam memberdayakan anggota dengan adanya koperasi tunda tebang serta mengikuti kegiatan – kegiatan ataupun program baik itu studi banding maupun pelatihan oleh pengurus Jasema guna mengembangkan anggota kelompok tani agar dapat menambah ilmu pengetahuan serta pengalaman baru dari berbagai kegiatan yang diikuti. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yang digunakan adalah pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Adapun strategi yang digunakan dalam memberdayakan anggota kelompok tani yakni 1. Peningkatan Adaptasi Merubah Sikap Mental Masyarakat 2. Peningkatan Kinerja Operasional Dengan Membenahi Pola Kebijakan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta penguatan kelembagaan. 3. Memberikan peluang masyarakat lemah untuk berbagi kuasa dalam bidang ekonomi, politik dan sosial – budaya
{"title":"Strategi Pemberdayaan Anggota Kelompok Jasema di Kalurahan Terong Kapanewon Dlingo Kabupaten Bantul","authors":"Nurul Oktaviani, Oktarina Albizzia","doi":"10.47431/jmd.v2i1.209","DOIUrl":"https://doi.org/10.47431/jmd.v2i1.209","url":null,"abstract":"Salah satu cara memperkuat sektor pertanian yaitu dengan membentuk kelompok yang peduli terhadap sektor pertanian, salah satu contoh adalah kelompok tani hutan. Penelitian ini dilaksanakan pada Kelompok Tani Hutan Jati Sengon Mahoni “JASEMA” di Kalurahan Terong, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kelompok tani hutan rakyat Jasema menjadi salah satu tempat untuk memberdayakan anggotanya. Strategi Jasema dalam memberdayakan anggota dengan adanya koperasi tunda tebang serta mengikuti kegiatan – kegiatan ataupun program baik itu studi banding maupun pelatihan oleh pengurus Jasema guna mengembangkan anggota kelompok tani agar dapat menambah ilmu pengetahuan serta pengalaman baru dari berbagai kegiatan yang diikuti. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yang digunakan adalah pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Adapun strategi yang digunakan dalam memberdayakan anggota kelompok tani yakni 1. Peningkatan Adaptasi Merubah Sikap Mental Masyarakat 2. Peningkatan Kinerja Operasional Dengan Membenahi Pola Kebijakan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta penguatan kelembagaan. 3. Memberikan peluang masyarakat lemah untuk berbagi kuasa dalam bidang ekonomi, politik dan sosial – budaya","PeriodicalId":393954,"journal":{"name":"Jurnal Masyarakat dan Desa","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131696912","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tantangan yang dihadapi pemerintah desa dalam melaksanakan program program pembangunan semakin kompleks antara lain kecepatan dan kualitas pelayanan kepada masyarakat dengan digitalisasi. Untuk itu komunikasi yang baik antar lini di pemerintahan desa sebagai organisasi tidak sekedar rutinitas tanpa makna. Penelitian ini berfokus pada Pola Komunikasi Pemerintah Kalurahan Baturetno, Banguntapan, Bantul. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sebanyak 5 informan selaku perangkat kalurahan sesuai bidang tugasnya. Pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan pola komunikasi terkoordinasi antara struktur dengan prinsip keterbukaan dan berlangsung secara akrab. Komunikasi Pemerintah Kalurahan Baturetno mencerminkan pola komunikasi koordinatif timbal balik dua arah antar struktur organisasi, baik secara vertikal maupun horizontal
{"title":"Pola Komunikasi Pemerintah Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta","authors":"Irvan Riyadi, Ade Chandra","doi":"10.47431/jmd.v2i1.211","DOIUrl":"https://doi.org/10.47431/jmd.v2i1.211","url":null,"abstract":"Tantangan yang dihadapi pemerintah desa dalam melaksanakan program program pembangunan semakin kompleks antara lain kecepatan dan kualitas pelayanan kepada masyarakat dengan digitalisasi. Untuk itu komunikasi yang baik antar lini di pemerintahan desa sebagai organisasi tidak sekedar rutinitas tanpa makna. Penelitian ini berfokus pada Pola Komunikasi Pemerintah Kalurahan Baturetno, Banguntapan, Bantul. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sebanyak 5 informan selaku perangkat kalurahan sesuai bidang tugasnya. Pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan pola komunikasi terkoordinasi antara struktur dengan prinsip keterbukaan dan berlangsung secara akrab. Komunikasi Pemerintah Kalurahan Baturetno mencerminkan pola komunikasi koordinatif timbal balik dua arah antar struktur organisasi, baik secara vertikal maupun horizontal","PeriodicalId":393954,"journal":{"name":"Jurnal Masyarakat dan Desa","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124467088","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Keterbatasan pemerintah daerah dalam rangka memenuhi pelayanan publik ataupun perekonomian, dll, berdampak ketimpangan pemerataan hasil pembangunan dan pelayanan publik. Oleh sebab itu penting adanya Kerjasama Antar Daerah untuk menutup keterbatasan ketimpangan pembangunan perekonomian, permasalahan lingkungan dan keterbatasan potensi daerah. Dari beberapa metodologis yang digunakan para peneliti terdahulu ditemukan permasalahan kerja sama, namun masih kurang untuk melihat faktor apa yang mempengaruhi kegagalan kerja sama. Dari permasalahan tersebut penulis menghubungkan dengan perspektif trust dan modal sosial sebagai sumber daya yang dapat digunakan oleh aktor untuk membantu mereka mencapai tujuan. Metode yang digunakan penulis adalah deskriptif dengan pendekatan penelitian studi kepustakaan (library research). Dalam penelitian ini metode penelitian kepustakaan digunakan penulis untuk mengidentifikasi perspektif trust dan modal sosial dalam memperkuat kelembagaan Kerjasama Antar Daerah di Indonesia. Hasil penelitian adalah: Pertama, Dalam pembentukan Kerjasama Antar Daerah perlu melibatkan organisasi sosial mengikuti argumen Putnam sebagai penopang lembaga kerja sama yang telah dibentuk. Kedua, kendala yang dihadapi lembaga kerjasama dalam rangka mewujudkan tujuannya, disebabkan lemahnya modal sosial dan trust sebagai basis untuk membangun jaringan antar organisasi sosial. Ketiga, trust dan modal sosial merupakan nilai yang sangat penting untuk meningkatkan kinerja Kerjasama Antar Daerah, terutama berkaitan dengan cost.
{"title":"Memperkuat Kelembagaan Kerjasama Antar Daerah Melalui Perspektif Trust Dan Modal Sosial","authors":"Agustinus Bima Nugraha","doi":"10.47431/jmd.v2i1.210","DOIUrl":"https://doi.org/10.47431/jmd.v2i1.210","url":null,"abstract":"Keterbatasan pemerintah daerah dalam rangka memenuhi pelayanan publik ataupun perekonomian, dll, berdampak ketimpangan pemerataan hasil pembangunan dan pelayanan publik. Oleh sebab itu penting adanya Kerjasama Antar Daerah untuk menutup keterbatasan ketimpangan pembangunan perekonomian, permasalahan lingkungan dan keterbatasan potensi daerah. Dari beberapa metodologis yang digunakan para peneliti terdahulu ditemukan permasalahan kerja sama, namun masih kurang untuk melihat faktor apa yang mempengaruhi kegagalan kerja sama. Dari permasalahan tersebut penulis menghubungkan dengan perspektif trust dan modal sosial sebagai sumber daya yang dapat digunakan oleh aktor untuk membantu mereka mencapai tujuan. Metode yang digunakan penulis adalah deskriptif dengan pendekatan penelitian studi kepustakaan (library research). Dalam penelitian ini metode penelitian kepustakaan digunakan penulis untuk mengidentifikasi perspektif trust dan modal sosial dalam memperkuat kelembagaan Kerjasama Antar Daerah di Indonesia. Hasil penelitian adalah: Pertama, Dalam pembentukan Kerjasama Antar Daerah perlu melibatkan organisasi sosial mengikuti argumen Putnam sebagai penopang lembaga kerja sama yang telah dibentuk. Kedua, kendala yang dihadapi lembaga kerjasama dalam rangka mewujudkan tujuannya, disebabkan lemahnya modal sosial dan trust sebagai basis untuk membangun jaringan antar organisasi sosial. Ketiga, trust dan modal sosial merupakan nilai yang sangat penting untuk meningkatkan kinerja Kerjasama Antar Daerah, terutama berkaitan dengan cost.","PeriodicalId":393954,"journal":{"name":"Jurnal Masyarakat dan Desa","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126987940","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Wabah Covid-19 menyebabkan pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial sampai level desa yang harus direpons dan dilaksanakan oleh pemerintah desa. Namun, penerapannya menimbulkan kesulitan karena pada umumnya warga desa mempunyai budaya berkumpul dalam berbagai aktivitas. Hasil penelitian di Kalurahan Sriharjo menunjukkan bahwa budaya berkumpul masih sangat kuat yang berpotensi menyebabkan transmisi Covid-19. Dalam kondisi tersebut dibutuhkan responsivitas pemerintah kalurahan untuk mengimbau warganya agar menghindari kerumunan. Di sisi lain, pemerintah kalurahan dituntut responsif terhadap kebutuhan dan permasalahan warga dalam menghadapi wabah, bahkan muncul dinamika konflik, terutama antara warga dan tokoh-tokoh masyarakat.
{"title":"Responsivitas Pemerintah Kalurahan di Masa Pandemi Covid-19","authors":"R. Widodo Triputro dan Supardal","doi":"10.47431/jmd.v1i1.126","DOIUrl":"https://doi.org/10.47431/jmd.v1i1.126","url":null,"abstract":"Wabah Covid-19 menyebabkan pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial sampai level desa yang harus direpons dan dilaksanakan oleh pemerintah desa. Namun, penerapannya menimbulkan kesulitan karena pada umumnya warga desa mempunyai budaya berkumpul dalam berbagai aktivitas. Hasil penelitian di Kalurahan Sriharjo menunjukkan bahwa budaya berkumpul masih sangat kuat yang berpotensi menyebabkan transmisi Covid-19. Dalam kondisi tersebut dibutuhkan responsivitas pemerintah kalurahan untuk mengimbau warganya agar menghindari kerumunan. Di sisi lain, pemerintah kalurahan dituntut responsif terhadap kebutuhan dan permasalahan warga dalam menghadapi wabah, bahkan muncul dinamika konflik, terutama antara warga dan tokoh-tokoh masyarakat.","PeriodicalId":393954,"journal":{"name":"Jurnal Masyarakat dan Desa","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116716741","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Leslie Retno Angeningsih, Sri Utami, Anastasia Adi
Relokasi terencana dan tidak sukarela untuk rekonstruksi pascabencana telah menjadi kebijakan pemerintah di banyak negara berkembang dalam beberapa dekade terakhir. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa relokasi memiliki dampak negatif, terutama pada perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana dinamika kehidupan perempuan di Huntap Dongkelsari, Gungan, Wukirsari Sleman, satu dekade pasca erupsi Merapi? Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dan pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Jumlah informan sebanyak 21 orang yang dipilih secara purposive yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Padukuhan, Ketua PKK, aktivis perempuan desa, dan ibu rumah tangga. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif-interpretatif. Untuk menguji validitas melalui konvergensi informasi dari berbagai sumber digunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah satu dekade tinggal di Huntap, kehidupan perempuan sangat dinamis, dan masalah yang dihadapi menjadi lebih rumit. Meskipun sebagian besar wanita bersyukur memiliki tempat baru untuk keluarga mereka, namun ada juga yang masih kecewa. Relokasi telah mengubah peran dan status perempuan; kondisi ekonomi mereka; pengeluaran mereka untuk air dan sampah; situasi sulit mendorong kreativitas perempuan dalam memaksimalkan ruang; tetapi menciptakan beberapa masalah dengan tetangga tentang privasi; kegiatan anak-anak; kebutuhan anak akan tempat tinggal. Satu hal yang tetap tidak berubah adalah solidaritas dan rasa keterikatan antar tetangga atau modal sosial yang dipelihara dan dibina sejak di pemukiman sementara (Huntara). Kesempatan perempuan untuk mendapatkan akses terhadap fasilitas, dan informasi untuk mencapai kesetaraan dan mengurangi beban ganda sangat dibutuhkan.
{"title":"Dinamika Kehidupan Perempuan Hunian Tetap “Dongkelsari” Gungan Wukirsari Satu Dasawarsa Pasca Erupsi Merapi","authors":"Leslie Retno Angeningsih, Sri Utami, Anastasia Adi","doi":"10.47431/jmd.v1i2.164","DOIUrl":"https://doi.org/10.47431/jmd.v1i2.164","url":null,"abstract":"Relokasi terencana dan tidak sukarela untuk rekonstruksi pascabencana telah menjadi kebijakan pemerintah di banyak negara berkembang dalam beberapa dekade terakhir. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa relokasi memiliki dampak negatif, terutama pada perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana dinamika kehidupan perempuan di Huntap Dongkelsari, Gungan, Wukirsari Sleman, satu dekade pasca erupsi Merapi? Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dan pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Jumlah informan sebanyak 21 orang yang dipilih secara purposive yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Padukuhan, Ketua PKK, aktivis perempuan desa, dan ibu rumah tangga. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif-interpretatif. Untuk menguji validitas melalui konvergensi informasi dari berbagai sumber digunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah satu dekade tinggal di Huntap, kehidupan perempuan sangat dinamis, dan masalah yang dihadapi menjadi lebih rumit. Meskipun sebagian besar wanita bersyukur memiliki tempat baru untuk keluarga mereka, namun ada juga yang masih kecewa. Relokasi telah mengubah peran dan status perempuan; kondisi ekonomi mereka; pengeluaran mereka untuk air dan sampah; situasi sulit mendorong kreativitas perempuan dalam memaksimalkan ruang; tetapi menciptakan beberapa masalah dengan tetangga tentang privasi; kegiatan anak-anak; kebutuhan anak akan tempat tinggal. Satu hal yang tetap tidak berubah adalah solidaritas dan rasa keterikatan antar tetangga atau modal sosial yang dipelihara dan dibina sejak di pemukiman sementara (Huntara). Kesempatan perempuan untuk mendapatkan akses terhadap fasilitas, dan informasi untuk mencapai kesetaraan dan mengurangi beban ganda sangat dibutuhkan.","PeriodicalId":393954,"journal":{"name":"Jurnal Masyarakat dan Desa","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127838572","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kebijakan menjadi kunci dalam penyelenggaraan pembangunan dari tingkat pusat, daerah dan desa. Kebijakan sebagai acuan terhadap penyelenggaraan pembangunan. Wilayah pedesaan menjadi prioritas pemerintah dalam mendorong percepatan pengentasan kemiskinan. Hal ini karena basis kemiskinan tertinggi masih terletak di wilayah perdesaan. Data Badan Pusat Statistik Nasional menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di wilayah perdesaan masih 12,5%. Berbagai produk kebijakan dan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan diwilayah perdesaan yang bertujuan untuk menguatkan kapasitas, mendorong kemajuan dan mengentaskan kemiskinan. Tetapi sampai saat ini ada banyak kebijakan yang tidak mampu menjawab isu-isu yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu perlu dikaji tentang kontinuitas kebijakan yang selama ini telah ada di Kalurahan Dadapayu, Semanu. Hasil analisis menunjukkan bahwa kendala sumber daya manusia menjadi faktor yang mempengaruhi proses pembuatan kebijakan. Kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang dilakukan masih berfokus pada aktifitas tetapi belum melakukan analisis terhadap kegiatan dari hulu sampai hilir. Ini juga disebabkan karena lemahnya evaluasi yang dilakukan terhadp produk-produk kebijakan di Kalurahan Dadapayu.
{"title":"Kontinuitas Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kalurahan Dadapayu Kapanewon Semanu Kabupaten Gunungkidul","authors":"Analius Giawa, Rukoyah","doi":"10.47431/jmd.v1i2.155","DOIUrl":"https://doi.org/10.47431/jmd.v1i2.155","url":null,"abstract":"Kebijakan menjadi kunci dalam penyelenggaraan pembangunan dari tingkat pusat, daerah dan desa. Kebijakan sebagai acuan terhadap penyelenggaraan pembangunan. Wilayah pedesaan menjadi prioritas pemerintah dalam mendorong percepatan pengentasan kemiskinan. Hal ini karena basis kemiskinan tertinggi masih terletak di wilayah perdesaan. Data Badan Pusat Statistik Nasional menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di wilayah perdesaan masih 12,5%. Berbagai produk kebijakan dan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan diwilayah perdesaan yang bertujuan untuk menguatkan kapasitas, mendorong kemajuan dan mengentaskan kemiskinan. Tetapi sampai saat ini ada banyak kebijakan yang tidak mampu menjawab isu-isu yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu perlu dikaji tentang kontinuitas kebijakan yang selama ini telah ada di Kalurahan Dadapayu, Semanu. Hasil analisis menunjukkan bahwa kendala sumber daya manusia menjadi faktor yang mempengaruhi proses pembuatan kebijakan. Kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang dilakukan masih berfokus pada aktifitas tetapi belum melakukan analisis terhadap kegiatan dari hulu sampai hilir. Ini juga disebabkan karena lemahnya evaluasi yang dilakukan terhadp produk-produk kebijakan di Kalurahan Dadapayu.","PeriodicalId":393954,"journal":{"name":"Jurnal Masyarakat dan Desa","volume":"45 6","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114021127","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Keterbelakangan, kemiskinan, dan kerentanan menjadi faktor penghambat difabel memenuhi kesejahteraanya. Campur tangan pihak ketiga dibutuhkan untuk memberikan akselerasi pemberian kehidupan yang layak bagi difabel. Negara, dunia usaha, dan kelompok masyarakat dihadapkan pada keterbatasan yang berbeda-beda pula. Sinergitas menjadi isu pokok sehingga pemberdayaan kelompok rentan melalui program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh multipihak dapat berjalan efektif. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Cilacap dengan metode kualitatif dan pendekatan analisis deskriptif. Penelitian ini dipandu oleh teori konvergensi sehingga dapat dianalisis dan dipertajam isu yang dibahas dalam tulisan ini, dengan demikian didapat informasi bahwa dalam aktivtias kemitraan multipihak dibutuhkan beberapa catalystsebagai faktor pemicu, dan dilanjut dengan mutual agreement serta collective action sehingga hal yang dituju dapat tercapai. Program pelatihan pijat fisioterapi menjadi contoh best practice dalam agenda kemitraan multipihak untuk melaksanakan program pemberdayaan kelompok rentan difabel. Penciptaan akses kesejahteraan bagi difabel harus melibatkan banyak pihak Pertuni (CSO) berperan sebagai pilar utama penggerak perubahan dan pemberdayaan, PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap Plant (Private sector) sebagai aktor pendukung dan pemerintah Kabupaten Cilacap (state) sebagai aktor yang melakukan kontrol melalui perumusan kebijakan sosial. Terdapat enam catalyst yang menjadi faktor pemicu pemberdayaan difabel oleh ketiga pihak tersebut diantaranya internal stimulus, change angent, innovation, technology, policy, dan mass media.
贫穷、贫穷和脆弱性是使不平等成为其幸福的障碍的一个因素。为了给予有价值的生命,需要第三方的干预。国家、商界和社区团体也面临着不同的限制。Sinergitas已经成为一个主要问题,通过多方实施的项目和活动来授权弱势群体是有效的。该研究是在Cilacap区进行的,采用定性方法和描述性分析的方法。这项研究以收敛理论为指导,以便对本文中讨论的问题进行分析和尖锐的分析,从而获得信息,即在一种多边合作关系的活动中,需要一些催化剂,并进行相互同意和集体行动,以便能够实现目标。理疗按摩项目是实施弱势群体赋权计划的多伙伴关系议程上最有效的例子。为残疾人创造福利机会,必须让许多政党(CSO)作为变革和赋权推动者的主要支柱,PT Holcim Indonesia Tbk cicap Plant (Private sector)担任配角,Cilacap (state)政府作为通过社会政策制定者进行控制。在内部刺激、变化、创新、技术、政策和大众媒体之间,有六个加泰罗尼亚因素促成了这三个方面的授权。
{"title":"Pemberdayaan Kelompok Rentan Difabel Melalui Kemitraan Multipihak","authors":"Reiki Nauli Harahap ,Arnola Septa Maheswara","doi":"10.47431/jmd.v1i2.156","DOIUrl":"https://doi.org/10.47431/jmd.v1i2.156","url":null,"abstract":"Keterbelakangan, kemiskinan, dan kerentanan menjadi faktor penghambat difabel memenuhi kesejahteraanya. Campur tangan pihak ketiga dibutuhkan untuk memberikan akselerasi pemberian kehidupan yang layak bagi difabel. Negara, dunia usaha, dan kelompok masyarakat dihadapkan pada keterbatasan yang berbeda-beda pula. Sinergitas menjadi isu pokok sehingga pemberdayaan kelompok rentan melalui program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh multipihak dapat berjalan efektif. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Cilacap dengan metode kualitatif dan pendekatan analisis deskriptif. Penelitian ini dipandu oleh teori konvergensi sehingga dapat dianalisis dan dipertajam isu yang dibahas dalam tulisan ini, dengan demikian didapat informasi bahwa dalam aktivtias kemitraan multipihak dibutuhkan beberapa catalystsebagai faktor pemicu, dan dilanjut dengan mutual agreement serta collective action sehingga hal yang dituju dapat tercapai. Program pelatihan pijat fisioterapi menjadi contoh best practice dalam agenda kemitraan multipihak untuk melaksanakan program pemberdayaan kelompok rentan difabel. Penciptaan akses kesejahteraan bagi difabel harus melibatkan banyak pihak Pertuni (CSO) berperan sebagai pilar utama penggerak perubahan dan pemberdayaan, PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap Plant (Private sector) sebagai aktor pendukung dan pemerintah Kabupaten Cilacap (state) sebagai aktor yang melakukan kontrol melalui perumusan kebijakan sosial. Terdapat enam catalyst yang menjadi faktor pemicu pemberdayaan difabel oleh ketiga pihak tersebut diantaranya internal stimulus, change angent, innovation, technology, policy, dan mass media.","PeriodicalId":393954,"journal":{"name":"Jurnal Masyarakat dan Desa","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129062473","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Transformasi Sosial, kesenjangan ekonomi, dalam Acara, Rasulan di Kalurahan, Kemiri Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, M. Firdaus, Kata Kunci
Kajian ini akan membahas dan mendalami tentang transformasi modal sosial ke modalekonomi yang terbentuk di Kalurahan Kemiri, Kapanewon Tanjungsari, KabupatenGunungkidul. Rasulan adalah bentuk dari modal sosial Masyarakat KalurahanKemiri yang sudah terbentuk sejak nenek moyang dan selalu dijaga eksistensi dankelestariannya. Bentuk modal sosial yang di awali dengan acara Rasulan merupakanmodal utama masyarakat Kalurahan Kemiri dalam menjaga kebiasaan gotong-royong.Coleman menanamkan konsep modal sosialnya dalam konteks teori pilihan rasional.Saling ketergantungan sosial muncul di antara para aktor, karena mereka tertarik padaperistiwa dan sumber daya yang dikendalikan oleh aktor lain untuk memaksimalkanutilitas mereka dengan memilih solusi terbaik bagi mereka secara rasional. Selanjutnyamaksimal utilitas yang terdapat pada warga Masyarakat Kemiri salah satunya adalahpengelolaan Telaga Sogo untuk kesenian Jathilan dan persewaan gedung di setiappadukuhan. Dengan adanya maksimum utilitas seperti yang disebutkan sebelumnya,maka dapat dipahami bahwasannya ada sebuah transformasi yang awalnya hadir ataspenyelenggaraan acara Rasulan sebagai model sosial menjadi modal ekonomi yangdapat dimanfaatkan oleh masyarakat kalurahan Kemiri.
{"title":"Transformasi Modal Sosial ke Modal Ekonomi dalam Acara Rasulan di Kalurahan Kemiri Kapanewon Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul","authors":"Transformasi Sosial, kesenjangan ekonomi, dalam Acara, Rasulan di Kalurahan, Kemiri Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, M. Firdaus, Kata Kunci","doi":"10.47431/jmd.v1i2.159","DOIUrl":"https://doi.org/10.47431/jmd.v1i2.159","url":null,"abstract":"Kajian ini akan membahas dan mendalami tentang transformasi modal sosial ke modalekonomi yang terbentuk di Kalurahan Kemiri, Kapanewon Tanjungsari, KabupatenGunungkidul. Rasulan adalah bentuk dari modal sosial Masyarakat KalurahanKemiri yang sudah terbentuk sejak nenek moyang dan selalu dijaga eksistensi dankelestariannya. Bentuk modal sosial yang di awali dengan acara Rasulan merupakanmodal utama masyarakat Kalurahan Kemiri dalam menjaga kebiasaan gotong-royong.Coleman menanamkan konsep modal sosialnya dalam konteks teori pilihan rasional.Saling ketergantungan sosial muncul di antara para aktor, karena mereka tertarik padaperistiwa dan sumber daya yang dikendalikan oleh aktor lain untuk memaksimalkanutilitas mereka dengan memilih solusi terbaik bagi mereka secara rasional. Selanjutnyamaksimal utilitas yang terdapat pada warga Masyarakat Kemiri salah satunya adalahpengelolaan Telaga Sogo untuk kesenian Jathilan dan persewaan gedung di setiappadukuhan. Dengan adanya maksimum utilitas seperti yang disebutkan sebelumnya,maka dapat dipahami bahwasannya ada sebuah transformasi yang awalnya hadir ataspenyelenggaraan acara Rasulan sebagai model sosial menjadi modal ekonomi yangdapat dimanfaatkan oleh masyarakat kalurahan Kemiri.","PeriodicalId":393954,"journal":{"name":"Jurnal Masyarakat dan Desa","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115839938","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kemiskinan masih menjadi tema penelitian yang cukup diminati. Kapanewon Rongkop telah dicanangkan sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini menarik untuk melihat penggunaan Dana Desa untuk penanggulangan kemiskinan. Penelitian ini fokus pada identifikasi program penanggulangan kemiskinan. Adapun tujuan penelitian ini meliputi: (1) mengidentifikasi besaran Dana Desa yang digunakan untuk program penanggulangan kemiskinan di Kapanewon Rongkop, Kabupaten Gunungkidul; dan (2) mengidentifikasi program-program yang realisasikan untuk penanggulangan kemiskinan di Kapanewon Rongkop, Kabupaten Gunungkidul. Metode penelitian adalah deskriptif dengan menerapkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Lokasi penelitian yakni di Kapanewon Rongkop, Kabupaten Gunungkidul. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan statistika deskriptif dan analisis kualitatif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan verifikasi. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa: (1) besaran Dana Desa yang digunakan untuk penanggulangan kemiskinan di tahun 2019 sebesar 24.14%, tahun 2020 sebesar 45,69%, dan tahun 2021 sebesar 59,24% dari keseluruhan Dana Desa Kapanewon Rongkop. Sejak tahun 2019-2021 besaran realisasi Dana Desa untuk program penanggulangan kemiskinan mengalami kenaikan; (2) Program-program penanggulangan kemiskinan yang diterapkan di Kapanewon Rongkop selama tahun 2019-2021 meliputi: pengadaan fasilitas kesehatan bagi warga seperti jambanisasi; penyediaan, pembangunan, rehabilitasi, peningkatan air bersih; serta rehabilitasi atau pembangunan rumah tidak layak huni. Program penguatan dan pelatihan usaha belum banyak diselenggarakan sehingga perlu ditingkatkan.
{"title":"Identifikasi Penggunaan Dana Desa untuk Penanggulangan Kemiskinan di Kapanewon Rongkop Kabupaten Gunungkidul","authors":"Afriyanti, Rosalia Widhiastuti Sri Lestari","doi":"10.47431/jmd.v1i2.153","DOIUrl":"https://doi.org/10.47431/jmd.v1i2.153","url":null,"abstract":"Kemiskinan masih menjadi tema penelitian yang cukup diminati. Kapanewon Rongkop telah dicanangkan sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini menarik untuk melihat penggunaan Dana Desa untuk penanggulangan kemiskinan. Penelitian ini fokus pada identifikasi program penanggulangan kemiskinan. Adapun tujuan penelitian ini meliputi: (1) mengidentifikasi besaran Dana Desa yang digunakan untuk program penanggulangan kemiskinan di Kapanewon Rongkop, Kabupaten Gunungkidul; dan (2) mengidentifikasi program-program yang realisasikan untuk penanggulangan kemiskinan di Kapanewon Rongkop, Kabupaten Gunungkidul. Metode penelitian adalah deskriptif dengan menerapkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Lokasi penelitian yakni di Kapanewon Rongkop, Kabupaten Gunungkidul. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan statistika deskriptif dan analisis kualitatif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan verifikasi. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa: (1) besaran Dana Desa yang digunakan untuk penanggulangan kemiskinan di tahun 2019 sebesar 24.14%, tahun 2020 sebesar 45,69%, dan tahun 2021 sebesar 59,24% dari keseluruhan Dana Desa Kapanewon Rongkop. Sejak tahun 2019-2021 besaran realisasi Dana Desa untuk program penanggulangan kemiskinan mengalami kenaikan; (2) Program-program penanggulangan kemiskinan yang diterapkan di Kapanewon Rongkop selama tahun 2019-2021 meliputi: pengadaan fasilitas kesehatan bagi warga seperti jambanisasi; penyediaan, pembangunan, rehabilitasi, peningkatan air bersih; serta rehabilitasi atau pembangunan rumah tidak layak huni. Program penguatan dan pelatihan usaha belum banyak diselenggarakan sehingga perlu ditingkatkan.","PeriodicalId":393954,"journal":{"name":"Jurnal Masyarakat dan Desa","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114683031","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}