Pub Date : 2021-11-15DOI: 10.17146/bprn.2021.18.2.6425
S. Paulus
Perhitungan komposisi isotop bahan bakar PWR sangat dibutuhkan untuk keselamatan baik ketika bahan bakar ada di dalam teras maupun di dalam penyimpanan bahan bakar bekas. Dalam riset ini dilakukan perhitungan komposisi isotop bahan bakar PWR model pin cell dengan program WIMSD-5B. Prediksi komposisi isotop yang diuji sangat sesuai dengan hasil referensi. Sedikit kecenderungan untuk overestimade pada laju penyerapan produk fisi, yang dapat dijelaskan oleh efek spektral yang dihasilkan dari kekasaran 69 energi grup WIMSD-5B. Prediksi komposisi isotop yang diuji berada dalam interval ketidakpastian dari hasil referensi, kecuali untuk Ag-109 pada pembakaran yang lebih rendah dan Gd-155 dalam kasus yang dipilih. Untuk Ag-109 penyebab perbedaan adalah penggunaan data hasil fisi lama dalam menghasilkan solusi referensi. Demikian pula untuk Gd-155, perbedaannya adalah karena penampang tangkapan Eu-155 yang lama. Hasil yang diperoleh menyimpulkan bahwa metode pemrosesan tidak menimbulkan kesalahan signifikan pada data nuklir dasar ENDFBVII.1Kata kunci : Komposisi isotop, bahan bakar, PWR, WIMSD-5B, pin cell
{"title":"PREDIKSI ISOTOP BAHAN BAKAR PWR MENGGUNAKAN PRROGRAM WIMSD-5B","authors":"S. Paulus","doi":"10.17146/bprn.2021.18.2.6425","DOIUrl":"https://doi.org/10.17146/bprn.2021.18.2.6425","url":null,"abstract":"Perhitungan komposisi isotop bahan bakar PWR sangat dibutuhkan untuk keselamatan baik ketika bahan bakar ada di dalam teras maupun di dalam penyimpanan bahan bakar bekas. Dalam riset ini dilakukan perhitungan komposisi isotop bahan bakar PWR model pin cell dengan program WIMSD-5B. Prediksi komposisi isotop yang diuji sangat sesuai dengan hasil referensi. Sedikit kecenderungan untuk overestimade pada laju penyerapan produk fisi, yang dapat dijelaskan oleh efek spektral yang dihasilkan dari kekasaran 69 energi grup WIMSD-5B. Prediksi komposisi isotop yang diuji berada dalam interval ketidakpastian dari hasil referensi, kecuali untuk Ag-109 pada pembakaran yang lebih rendah dan Gd-155 dalam kasus yang dipilih. Untuk Ag-109 penyebab perbedaan adalah penggunaan data hasil fisi lama dalam menghasilkan solusi referensi. Demikian pula untuk Gd-155, perbedaannya adalah karena penampang tangkapan Eu-155 yang lama. Hasil yang diperoleh menyimpulkan bahwa metode pemrosesan tidak menimbulkan kesalahan signifikan pada data nuklir dasar ENDFBVII.1Kata kunci : Komposisi isotop, bahan bakar, PWR, WIMSD-5B, pin cell","PeriodicalId":408438,"journal":{"name":"Reaktor : Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114549782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-15DOI: 10.17146/bprn.2021.18.2.6393
Zulfikar Erlan Bhagaskara, Resa Satria, U. S. Hidayat
Reactivity Computer merupakan modul elektronika yang digunakan untuk mengukur reaktivitas dari hasil pembelahan inti diteras reaktor. Sebelumnya sinyal keluaran reactivity computer diolah dan hanya ditampilkan pada layar reactivity computer, namun penunjukannya belum terintegrasi dengan sistem IRL. Sehingga saat praktikum pengukuran reaktivitas batang kendali, peserta kesulitan untuk mengambil data karena perhatian peserta terbagi antara tampilan IRL dan tampilan reactivity computer. Agar dapat diintegrasikan dalam sistem IRL, keluaran reactivity computer perlu dikonversi ke dalam besaran digital, baru kemudian diakuisisi ke dalam sistem IRL. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahap, pertama pembuatan rangkaian pengkondisi sinyal karena sinyal dari reactivity computer bernilai -10V sampai +10 Volt DC sementara analog digital converter (ADC) yang tersedia hanya mampu mengukur tegangan 0-5 Volt DC. Kedua pengujian rangkaian pengkondisi sinyal. Ketiga pembuatan sistem akuisisi data dari ADC ke IRL dan terakhir pengujian sistem secara keseluruhan. Setelah seluruh tahap dilakukan, nilai reaktivitas dapat ditampilkan di tampilan IRL, dengan perbedaan penunjukan antara display reactivity computer dengan tampilan di IRL sebesar 1.1%.
{"title":"INTEGRASI DATA REACTIVITY COMPUTER KE SISTEM INTERNET REACTOR LABORATORY (IRL) REAKTOR KARTINI","authors":"Zulfikar Erlan Bhagaskara, Resa Satria, U. S. Hidayat","doi":"10.17146/bprn.2021.18.2.6393","DOIUrl":"https://doi.org/10.17146/bprn.2021.18.2.6393","url":null,"abstract":"Reactivity Computer merupakan modul elektronika yang digunakan untuk mengukur reaktivitas dari hasil pembelahan inti diteras reaktor. Sebelumnya sinyal keluaran reactivity computer diolah dan hanya ditampilkan pada layar reactivity computer, namun penunjukannya belum terintegrasi dengan sistem IRL. Sehingga saat praktikum pengukuran reaktivitas batang kendali, peserta kesulitan untuk mengambil data karena perhatian peserta terbagi antara tampilan IRL dan tampilan reactivity computer. Agar dapat diintegrasikan dalam sistem IRL, keluaran reactivity computer perlu dikonversi ke dalam besaran digital, baru kemudian diakuisisi ke dalam sistem IRL. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahap, pertama pembuatan rangkaian pengkondisi sinyal karena sinyal dari reactivity computer bernilai -10V sampai +10 Volt DC sementara analog digital converter (ADC) yang tersedia hanya mampu mengukur tegangan 0-5 Volt DC. Kedua pengujian rangkaian pengkondisi sinyal. Ketiga pembuatan sistem akuisisi data dari ADC ke IRL dan terakhir pengujian sistem secara keseluruhan. Setelah seluruh tahap dilakukan, nilai reaktivitas dapat ditampilkan di tampilan IRL, dengan perbedaan penunjukan antara display reactivity computer dengan tampilan di IRL sebesar 1.1%.","PeriodicalId":408438,"journal":{"name":"Reaktor : Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132606216","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-15DOI: 10.17146/bprn.2021.18.2.6484
M. Maskur
PENENTUAN KEMURNIAN RADIOKIMIA 131I-HIPPURAN DENGAN METODE EFISIEN KROMATOGRAFI KERTAS WHATMAN 31ET. Kemurnian radiokimia merupakan parameter penting dalam indikator kualitas radiofarmaka. Saat ini metode baku uji kemurnian radiokimia 131I-Hippuran secara kromatografi, fase diam kertas Whatman No.1 panjang 10 cm, dan fase gerak n. butanol : asam asetat : air = 4:1:1. Metode tersebut berbiaya murah, akurat, namun waktu migrasi terlalu lama sekitar 150 menit. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan mengoptimasi jenis fase gerak, komposisi fase gerak, jenis fase diam, dan ukuran panjang fase diam. Hasil penelitian diperoleh metode baru kromatografi kertas menggunakan fase diam kertas Whatman No. 31ET, panjang 5 cm, fase gerak n. butanol : asam asetat : air = 4:1:1. Metode baru telah diuji validitasnya menggunakan statistik uji-t berpasangan hasilnya nilai kemurnian radiokimia metode baru dan metode baku tidak ada perbedaan signifikan. Namun metode baru lebih efisien karena waktu migrasi lebih singkat, yaitu hanya 26±1 menit dibandingkan metode baku 150±1 menit. Kata kunci : Kemurnian radiokimia, 131I-Hippuran, Kromatografi kertas, Kertas Whatman 31ET
{"title":"PENENTUAN KEMURNIAN RADIOKIMIA 131I-HIPPURAN DENGAN METODE EFISIEN KROMATOGRAFI KERTAS WHATMAN 31ET","authors":"M. Maskur","doi":"10.17146/bprn.2021.18.2.6484","DOIUrl":"https://doi.org/10.17146/bprn.2021.18.2.6484","url":null,"abstract":"PENENTUAN KEMURNIAN RADIOKIMIA 131I-HIPPURAN DENGAN METODE EFISIEN KROMATOGRAFI KERTAS WHATMAN 31ET. Kemurnian radiokimia merupakan parameter penting dalam indikator kualitas radiofarmaka. Saat ini metode baku uji kemurnian radiokimia 131I-Hippuran secara kromatografi, fase diam kertas Whatman No.1 panjang 10 cm, dan fase gerak n. butanol : asam asetat : air = 4:1:1. Metode tersebut berbiaya murah, akurat, namun waktu migrasi terlalu lama sekitar 150 menit. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan mengoptimasi jenis fase gerak, komposisi fase gerak, jenis fase diam, dan ukuran panjang fase diam. Hasil penelitian diperoleh metode baru kromatografi kertas menggunakan fase diam kertas Whatman No. 31ET, panjang 5 cm, fase gerak n. butanol : asam asetat : air = 4:1:1. Metode baru telah diuji validitasnya menggunakan statistik uji-t berpasangan hasilnya nilai kemurnian radiokimia metode baru dan metode baku tidak ada perbedaan signifikan. Namun metode baru lebih efisien karena waktu migrasi lebih singkat, yaitu hanya 26±1 menit dibandingkan metode baku 150±1 menit. Kata kunci : Kemurnian radiokimia, 131I-Hippuran, Kromatografi kertas, Kertas Whatman 31ET","PeriodicalId":408438,"journal":{"name":"Reaktor : Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128828552","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-15DOI: 10.17146/bprn.2021.18.2.6456
Sukino Sukino
Reaktor RSG GAS memiliki empat sistem pengukuran fluks neutron yaitu: pengukuran fluks neutron daerah start-up, pengukuran fluks neutron daerah intermediate, pengukuran fluks neutron daerah daya (power) dan pengukuran fluks neutron wide range. Setelah Reaktor operasi selama kurang lebih tiga puluh empat tahun ada beberapa komponen yang mengalami penuaan (ageing) dan salah satunya adalah detektor neutron. Dari empat sistem pengukuran fluks neutron diatas saat ini telah terdapat 28 detektor yang mengalami penuaan dan dalam kondisi rusak. Sebagian detektor tersebut mempunyai paparan radiasi yang tinggi. Penempatan sementara detektor-detektor tersebut di lantai ruang operation hall dengan shielding seadanya dan tidak terkelola dengan baik, Sehingga perlu adanya tempat penyimpanan detektor. Rancang bangun rak penyimpanan detektor ini adalah untuk mempermudah pengelolaan dan identifikasi detektor pasca teraktivasi, melindungi pekerja radiasi terkena paparan radiasi dan membuat lingkungan jadi lebih rapi. Rak penyimpanan berfungsi sebagai tempat menyimpan sementara detektor neutron pasca teraktivasi sebelum disimpan permanen di Pusat Teknologi Limbah Radioaktif. Kegiatan dimulai dengan mengumpulkan data-data detektor neutron, mengidentifikasi dari sisi fisik yang terdiri dari dimensi panjang dan diameter detektor maupun dari sisi besaran paparan radiasi setiap detektor. Membuat rancangan gambar dengan mempertimbangkan diameter, panjang, dan paparan radiasi dari detektor neutron tersebut. Memilih dan menentukan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat tempat penyimpanan detektor neutron sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan keselamatan. Merancang rencana kerja dengan kajian teknis, membuat rancangan awal, membuat rancangan detail dan pembuatan rak penyimpanan. Dari hasil rancang bangun ini diperoleh rak penyimpanan detektor neutron pasca teraktivasi yang memenuhi persyaratan keselamatan.
{"title":"RANCANG BANGUN RAK PENYIMPANAN DETEKTOR NEUTRON PASCA TERAKTIVASI DI PUSAT REAKTOR SERBA GUNA (PRSG)","authors":"Sukino Sukino","doi":"10.17146/bprn.2021.18.2.6456","DOIUrl":"https://doi.org/10.17146/bprn.2021.18.2.6456","url":null,"abstract":"Reaktor RSG GAS memiliki empat sistem pengukuran fluks neutron yaitu: pengukuran fluks neutron daerah start-up, pengukuran fluks neutron daerah intermediate, pengukuran fluks neutron daerah daya (power) dan pengukuran fluks neutron wide range. Setelah Reaktor operasi selama kurang lebih tiga puluh empat tahun ada beberapa komponen yang mengalami penuaan (ageing) dan salah satunya adalah detektor neutron. Dari empat sistem pengukuran fluks neutron diatas saat ini telah terdapat 28 detektor yang mengalami penuaan dan dalam kondisi rusak. Sebagian detektor tersebut mempunyai paparan radiasi yang tinggi. Penempatan sementara detektor-detektor tersebut di lantai ruang operation hall dengan shielding seadanya dan tidak terkelola dengan baik, Sehingga perlu adanya tempat penyimpanan detektor. Rancang bangun rak penyimpanan detektor ini adalah untuk mempermudah pengelolaan dan identifikasi detektor pasca teraktivasi, melindungi pekerja radiasi terkena paparan radiasi dan membuat lingkungan jadi lebih rapi. Rak penyimpanan berfungsi sebagai tempat menyimpan sementara detektor neutron pasca teraktivasi sebelum disimpan permanen di Pusat Teknologi Limbah Radioaktif. Kegiatan dimulai dengan mengumpulkan data-data detektor neutron, mengidentifikasi dari sisi fisik yang terdiri dari dimensi panjang dan diameter detektor maupun dari sisi besaran paparan radiasi setiap detektor. Membuat rancangan gambar dengan mempertimbangkan diameter, panjang, dan paparan radiasi dari detektor neutron tersebut. Memilih dan menentukan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat tempat penyimpanan detektor neutron sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan keselamatan. Merancang rencana kerja dengan kajian teknis, membuat rancangan awal, membuat rancangan detail dan pembuatan rak penyimpanan. Dari hasil rancang bangun ini diperoleh rak penyimpanan detektor neutron pasca teraktivasi yang memenuhi persyaratan keselamatan.","PeriodicalId":408438,"journal":{"name":"Reaktor : Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126803384","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-15DOI: 10.17146/bprn.2021.18.2.6498
Jazid Uchti Namir
PERANCANGAN MODUL KONTROL TEKANAN RUANGAN BERBASIS ARDUINO PADA SISTEM VENTILASI RSG-GAS. Salah satu fungsi dari sistem ventilasi RSG-GAS adalah mengatur tekanan negatif setiap ruang di dalam gedung RSG-GAS. Tekanan negatif diatur menggunakan modul kontrol tekanan dengan input sinyal dari transducer untuk menggerakan aktuator damper. Tujuan dari tulisan ini adalah merancang modul kontrol tekanan ruangan agar dapat menggantikan modul kontrol tekanan lama yang masih memiliki tampilan analog dan barang diskontinu. Perancangan ini terdiri atas perancangan hardware dan software. Perancangan hardware menggunakan komponen-komponen yaitu modul HW 685, Arduino, Display OLED 0,96 inch, relay shield, potensiometer, switch auto/manual dan push button. Alur proses kendali tekanan yaitu sinyal dari transducer diterima modul HW 685. selanjutnya sinyal diteruskan ke arduino untuk diprogram. Sinyal hasil pembacaan ditampilkan pada display dan menggerakkan aktuator damper melalui relay shield. Perancangan software menggunakan software Arduino IDE. Perancangan software terdiri atas pembuatan program otomatis dan manual. Program otomatis beroperasi berdasarkan nilai Setting Point (SP) yang diberikan untuk mempertahankan nilai tekanan dan menggunakan perhitungan kontrol proposional, sedangkan program manual berdasarkan push button untuk menaikan dan menurunkan tekanan. Perancangan kontrol tekanan digital akan digunakan pada sistem ventilasi RSG-GAS.
{"title":"PERANCANGAN MODUL KONTROL TEKANAN RUANGAN BERBASIS ARDUINO PADA SISTEM VENTILASI RSG-GAS","authors":"Jazid Uchti Namir","doi":"10.17146/bprn.2021.18.2.6498","DOIUrl":"https://doi.org/10.17146/bprn.2021.18.2.6498","url":null,"abstract":"PERANCANGAN MODUL KONTROL TEKANAN RUANGAN BERBASIS ARDUINO PADA SISTEM VENTILASI RSG-GAS. Salah satu fungsi dari sistem ventilasi RSG-GAS adalah mengatur tekanan negatif setiap ruang di dalam gedung RSG-GAS. Tekanan negatif diatur menggunakan modul kontrol tekanan dengan input sinyal dari transducer untuk menggerakan aktuator damper. Tujuan dari tulisan ini adalah merancang modul kontrol tekanan ruangan agar dapat menggantikan modul kontrol tekanan lama yang masih memiliki tampilan analog dan barang diskontinu. Perancangan ini terdiri atas perancangan hardware dan software. Perancangan hardware menggunakan komponen-komponen yaitu modul HW 685, Arduino, Display OLED 0,96 inch, relay shield, potensiometer, switch auto/manual dan push button. Alur proses kendali tekanan yaitu sinyal dari transducer diterima modul HW 685. selanjutnya sinyal diteruskan ke arduino untuk diprogram. Sinyal hasil pembacaan ditampilkan pada display dan menggerakkan aktuator damper melalui relay shield. Perancangan software menggunakan software Arduino IDE. Perancangan software terdiri atas pembuatan program otomatis dan manual. Program otomatis beroperasi berdasarkan nilai Setting Point (SP) yang diberikan untuk mempertahankan nilai tekanan dan menggunakan perhitungan kontrol proposional, sedangkan program manual berdasarkan push button untuk menaikan dan menurunkan tekanan. Perancangan kontrol tekanan digital akan digunakan pada sistem ventilasi RSG-GAS.","PeriodicalId":408438,"journal":{"name":"Reaktor : Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132139010","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}