Organomineral merupakan produk yang berasal dari bahan organik dan mineral yang dapat menambah nutrisi bagi tanaman.Kombinasi organomineral ini dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara P dan K melalui penglepasan ikatan Fe serta meningkatkan kadar C-organik dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi organomineral (Asam Humat, Zeolit, Dolomit, dan Fosfat Alam) terhadap C-organik, P dan K-tersedia serta hasil kedelai yang ditanam pada Ultisols asal Jatinangor. Percobaan ini dilakukan pada bulan Oktober 2017 sampai Januari 2018 di Kebun Percobaan Ciparanje, Jatinangor dan Laboratorium Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari sepuluh kombinasi perlakuan dengan tiga kali ulangan, yaitu Asam Humat (6; 8; 10 kg.ha -1 ); Zeolit (150; 200; 250 kg.ha -1 ); Dolomit (100; 150; 200 kg.ha -1 ); dan Fosfat Alam (250; 300; 350 kg.ha -1 ) dengan uji lanjut Duncan pada taraf 5%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak terdapat kombinasi perlakuan terbaik, akan tetapi kecenderungan perlakuanJ (kombinasi Asam Humat 10kg.ha -1 + Zeolit 250 kg.ha -1 + Dolomit 200 kg.ha -1 +Fosfat Alam 350 kg.ha -1 ) berpengaruh terhadap peningkatan P dan K-tersedia serta bobot kering biji kedelai pertanaman, tetapi tidak terhadap C-organik. Kata Kunci: Asam humat, Dolomit, Fosfat alam, Zeolit
{"title":"Pengaruh Kombinasi Organomineral Terhadap C-Organik, P Dan K-Tersedia Serta Hasil Kedelai Pada Ultisols Asal Jatinangor","authors":"Nicky Oktav Fauziah, Benny Joy, Yuliati Machfud, Emma Trinurani Sofyan, Oviyanti Mulyani","doi":"10.33661/JAI.V3I2.1378","DOIUrl":"https://doi.org/10.33661/JAI.V3I2.1378","url":null,"abstract":"Organomineral merupakan produk yang berasal dari bahan organik dan mineral yang dapat menambah nutrisi bagi tanaman.Kombinasi organomineral ini dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara P dan K melalui penglepasan ikatan Fe serta meningkatkan kadar C-organik dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi organomineral (Asam Humat, Zeolit, Dolomit, dan Fosfat Alam) terhadap C-organik, P dan K-tersedia serta hasil kedelai yang ditanam pada Ultisols asal Jatinangor. Percobaan ini dilakukan pada bulan Oktober 2017 sampai Januari 2018 di Kebun Percobaan Ciparanje, Jatinangor dan Laboratorium Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari sepuluh kombinasi perlakuan dengan tiga kali ulangan, yaitu Asam Humat (6; 8; 10 kg.ha -1 ); Zeolit (150; 200; 250 kg.ha -1 ); Dolomit (100; 150; 200 kg.ha -1 ); dan Fosfat Alam (250; 300; 350 kg.ha -1 ) dengan uji lanjut Duncan pada taraf 5%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak terdapat kombinasi perlakuan terbaik, akan tetapi kecenderungan perlakuanJ (kombinasi Asam Humat 10kg.ha -1 + Zeolit 250 kg.ha -1 + Dolomit 200 kg.ha -1 +Fosfat Alam 350 kg.ha -1 ) berpengaruh terhadap peningkatan P dan K-tersedia serta bobot kering biji kedelai pertanaman, tetapi tidak terhadap C-organik. Kata Kunci: Asam humat, Dolomit, Fosfat alam, Zeolit","PeriodicalId":408458,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek Indonesia","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134400253","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Juli Enita Sinaga, Emma Trinurani Sofyan, T. Simarmata
Amelioran organik memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas tanah dan pertumbuhan tanaman. percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi amelioran organik dan pupuk N,P,K terhadap populasi Rhizobacteria dan status kecukupan hara tanaman jagung. Penelitian dilakukan dari Oktober 2017 sampai Januari 2018 di Lahan Percobaan Departemen Ilmu Tanah, Universitas Padjadjaran. Percobaan menggunakan metodeRancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari sepuluh perlakuan dan tiga ulangan. Parameter yang diamati adalah populasi total bakteri, populasi bakteri pelarut fosfat (BPF), populasi bakteri penambat nitrogen (BPN), dan kadar N,P,K tanaman jagung. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang nyata pada populasi Rhizobacteria dan kadar hara (N,P,K). Populasi tertinggi pada total bakteri, BPF, dan BPN secara berurutan terdapat pada perlakuan ¼ N,P,K + 1 amelioran organik (2,89 x 10 10 cfu/g), ¼ N,P,K + 1 amelioran organic (8,02 x 10 9 cfu/g), dan ½ N,P,K + 1 amelioran organik (2,32 x 10 7 cfu/g).Perlakuan ½ N,P,K + 1 amelioran organik memberikan hasil tertinggi padakadar hara (N,P,K). Status hara tanaman dapat digolongkan menjadi sedang (N), sangat tinggi (P), dan rendah (K). Kata Kunci : amelioran organik, rhizobakteria, NPK, status hara, inceptisols
有机谷物在提高土壤质量和作物生长方面发挥着重要作用。本实验旨在确定有机青豆素和肥料N、P、K对Rhizobacteria种群和玉米营养素状态的影响。该研究于2017年10月至2018年1月在Padjadjaran大学土壤科学部进行实验。尝试使用由10种治疗和3种重复组成的群体随机分组方法。观察到的参数包括细菌的总数量、磷酸酯细菌(BPF)、氮增强细菌(BPN)和玉米作物的N、P、K水平。研究结果表明,Rhizobacteria人群和养分水平(N,P,K)有明显的影响。最高的人口总共经历了细菌、BPF,然后依次BPN¼待遇上有N, P, K + 1 amelioran有机(89 10 x 10 cfu / g),¼N, P, K + 1 amelioran有机(8.02 x 10 cfu / g), 9½N、P、K + 1有机amelioran(2,32 7×10 cfu / g)。½N, P, K + 1 amelioran待遇最高的出产有机padakadar哈拉(N, P, K)。关键字:有机亚目菌、根菌菌、NPK、hara - hara、乱伦
{"title":"Aplikasi Amelioran Organik Terhadap Populasi Rhizobacteriadan Status Kecukupan Hara (N,P,K) Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Inceptisols","authors":"Juli Enita Sinaga, Emma Trinurani Sofyan, T. Simarmata","doi":"10.33661/JAI.V3I2.1379","DOIUrl":"https://doi.org/10.33661/JAI.V3I2.1379","url":null,"abstract":"Amelioran organik memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas tanah dan pertumbuhan tanaman. percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi amelioran organik dan pupuk N,P,K terhadap populasi Rhizobacteria dan status kecukupan hara tanaman jagung. Penelitian dilakukan dari Oktober 2017 sampai Januari 2018 di Lahan Percobaan Departemen Ilmu Tanah, Universitas Padjadjaran. Percobaan menggunakan metodeRancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari sepuluh perlakuan dan tiga ulangan. Parameter yang diamati adalah populasi total bakteri, populasi bakteri pelarut fosfat (BPF), populasi bakteri penambat nitrogen (BPN), dan kadar N,P,K tanaman jagung. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang nyata pada populasi Rhizobacteria dan kadar hara (N,P,K). Populasi tertinggi pada total bakteri, BPF, dan BPN secara berurutan terdapat pada perlakuan ¼ N,P,K + 1 amelioran organik (2,89 x 10 10 cfu/g), ¼ N,P,K + 1 amelioran organic (8,02 x 10 9 cfu/g), dan ½ N,P,K + 1 amelioran organik (2,32 x 10 7 cfu/g).Perlakuan ½ N,P,K + 1 amelioran organik memberikan hasil tertinggi padakadar hara (N,P,K). Status hara tanaman dapat digolongkan menjadi sedang (N), sangat tinggi (P), dan rendah (K). Kata Kunci : amelioran organik, rhizobakteria, NPK, status hara, inceptisols","PeriodicalId":408458,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek Indonesia","volume":"114 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133836332","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Andhita Zata Dini Dini, Yuyun Yuwariah, Fiky Yulianto Wicaksono, D. Ruswandi
Produktivitas tanaman jagung dan ubi jalar sebagai tanaman pangan di Indonesia dapat ditingkatkan melalui cara tanam tumpangsari. Percobaan ini untuk mengetahui genotip jagung terbaik jika ditumpangsarikan dengan tanaman ubi jalar. Percobaan ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 sampai bulan Juli 2017 di Arjasari, dengan ketinggian 960 mdi atas permukaan laut. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah dengan sistim pertanaman sebagai petak utama dan genotip jagung sebagai anak petak. Petak utama adalah jagung tunggal dan jagung/ ubi jalar; sedangkan anak petak adalah 17 genotip jagung DR. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tumpangsari jagung dengan ubi jalar berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jagung DR 13 dan DR 17. Genotipjagung DR 8, DR 13, DR 16, dan DR 17 yang ditumpangsarikan dengan ubi jalar mampu meningkatkan bobot biji pipilan kering per petak sebesar 3,50 kg/m 2 – 5,01kg/m 2 atau 3,89 ton/ha - 4,25 ton/ha. Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL) tertinggi adalah jagung DR 15 sebesar 1,43 sehingga sesuai untuk ditumpangsarikan dengan ubi jalar. Kata kunci : Jagung, ubi jalar, tumpangsari
{"title":"Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Pola Tanam Tumpangsari denganUbi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) di Arjasari Kabupaten Bandung","authors":"Andhita Zata Dini Dini, Yuyun Yuwariah, Fiky Yulianto Wicaksono, D. Ruswandi","doi":"10.33661/JAI.V3I2.1375","DOIUrl":"https://doi.org/10.33661/JAI.V3I2.1375","url":null,"abstract":"Produktivitas tanaman jagung dan ubi jalar sebagai tanaman pangan di Indonesia dapat ditingkatkan melalui cara tanam tumpangsari. Percobaan ini untuk mengetahui genotip jagung terbaik jika ditumpangsarikan dengan tanaman ubi jalar. Percobaan ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 sampai bulan Juli 2017 di Arjasari, dengan ketinggian 960 mdi atas permukaan laut. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah dengan sistim pertanaman sebagai petak utama dan genotip jagung sebagai anak petak. Petak utama adalah jagung tunggal dan jagung/ ubi jalar; sedangkan anak petak adalah 17 genotip jagung DR. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tumpangsari jagung dengan ubi jalar berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jagung DR 13 dan DR 17. Genotipjagung DR 8, DR 13, DR 16, dan DR 17 yang ditumpangsarikan dengan ubi jalar mampu meningkatkan bobot biji pipilan kering per petak sebesar 3,50 kg/m 2 – 5,01kg/m 2 atau 3,89 ton/ha - 4,25 ton/ha. Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL) tertinggi adalah jagung DR 15 sebesar 1,43 sehingga sesuai untuk ditumpangsarikan dengan ubi jalar. Kata kunci : Jagung, ubi jalar, tumpangsari","PeriodicalId":408458,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek Indonesia","volume":" 38","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114088068","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anni Yuniarti, Anne Nurbaity, Emma Trinurani Sofyan, Gordon Pius Marihot Pius Marihot
Inceptisol merupakan ordo tanah yang paling banyak di Indonesia. Masalah yang menjadi sorotan adalah Inceptisol yang memiliki tingkat kesuburan rendah, sehingga perlu dilakukan perbaikan tanah melalui penggunaan pupuk anorganik, organik dan pupuk hayati untuk meningkatkan kualitas tanah Inceptisol. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk N,P,K, vermikompos dan pupuk hayati terhadap serapan N, populasi Azotobacter sp., dan hasil kedelai Edamame pada Inceptisols. Percobaan ini dilaksanakan dari bulan Maret hingga Mei 2016 di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang dengan ketinggian tempat ± 750 meter di atas permukaan laut. Percobaan ini dilakukan menggunakan metode percobaan di lapangan dengan Rancangan Acak kelompok (RAK) yang terdiri dari sepuluh perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali. Kombinasi perlakuan tersebut terdiri dari: kontrol (tanpa perlakuan), dosis rekomendasi Urea 100 kgha -1 + SP-36 150 kg ha -1 + KCl 125 kg ha -1 ;½ rekomendasi ha -1 N,P,K +5 ton ha -1 vermikompos;1 rekomendasi ha -1 N, P, K+5 ton ha -1 vermikompos;1½ rekomendasi ha -1 N,P,K +5 ton ha -1 vermikompos;½ rekomendasi ha -1 N, P, K+10 ton ha -1 vermikompos;1 rekomendasi ha -1 N,P,K+10 ton ha -1 vermikompos;1½ rekomendasi ha -1 N,P,K +10 ton ha -1 vermikompos;½ rekomendasi ha -1 N,P,K +5 ton ha -1 vermikompos + pupuk hayati 5 L ha -1 ;½ rekomendasi ha -1 N,P,K+10 ton ha -1 vermikompos + pupuk hayati 5 L ha -1 . Hasil percobaan menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pupuk N,P,K, Vermikompos dan pupuk hayati berpengaruh terhadap populasi Azotobacter sp. dan bobot hasil kedelai Edamame namun tidak berpengaruh terhadap serapan N,½ dosis N,P,K+10 ton ha -1 vermikompos + pupuk hayati 5 L ha -1 menghasilkan berat polong 114,45 g/tanaman(10,17 ton/ha) Kata Kunci : Azotobacter sp., kedelai Edamame, pupuk hayati, vermikompos, pupuk NPK.
乱伦是印尼最多的土地命令。人们关注的问题是低生育能力的不足,因此有必要通过使用无机、有机和生物肥料来提高土壤质量。本实验旨在确定N、P、K、vermi堆肥和生物肥料对N的吸收、Azotobacter sp的种群以及大豆对杀虫剂的影响。从3月到2016年5月执行这个实验,在实验花园Ciparanje Padjadjaran大学农业学院、Jatinangor Sumedang±地方的高度在海拔750米。该实验使用的是一种现场实验方法,由10种治疗方法随机设计,并重复了3次。治疗方法的组合包括:控制尿素(没有待遇),推荐剂量100 kgha SP-36 150 kg ha - 1 + KCl - 1 125公斤哈哈- 1;推荐½- 1 N、P、K + 5吨哈哈vermikompos;推荐1 - 1 - 1 N、P、K + 5吨哈哈vermikompos;推荐1½- 1 - 1 N、P、K + 5吨哈哈vermikompos;推荐½- 1 - 1 N, P,K + 10吨哈哈vermikompos;推荐1 - 1 - 1 + N, P, K, 10吨哈哈vermikompos;推荐1½- 1 - 1 + N, P, K, 10吨哈哈vermikompos;推荐½- 1 - 1 N、P、K + 5吨ha - 1 + vermikompos生物肥料5 L - 1;推荐½哈哈- 1 + N, P, K, 10吨哈哈vermikompos +生物肥料5 L - 1 - 1。待遇实验结果表明,组合N, P, K, Vermikompos和肥料和生物影响人口Azotobacter sp。失重大豆毛豆,但结果没有影响吸收N, N、P、K +½剂10吨哈哈Vermikompos +生物肥料5 L - 1 g - 1产生重豌豆114.45植物(10,17吨/公顷)关键词:Azotobacter sp。大豆毛豆、生物肥料,Vermikompos NPK肥料。
{"title":"Pengaruh Pupuk Npk, Vermikompos Dan Hayati Terhadap Serapan N, Populasi Azotobacter sp. Dan Hasil Kedelai Edamame (Glycine max (L.) Merrill) Pada Inceptisols","authors":"Anni Yuniarti, Anne Nurbaity, Emma Trinurani Sofyan, Gordon Pius Marihot Pius Marihot","doi":"10.33661/JAI.V3I2.1372","DOIUrl":"https://doi.org/10.33661/JAI.V3I2.1372","url":null,"abstract":"Inceptisol merupakan ordo tanah yang paling banyak di Indonesia. Masalah yang menjadi sorotan adalah Inceptisol yang memiliki tingkat kesuburan rendah, sehingga perlu dilakukan perbaikan tanah melalui penggunaan pupuk anorganik, organik dan pupuk hayati untuk meningkatkan kualitas tanah Inceptisol. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk N,P,K, vermikompos dan pupuk hayati terhadap serapan N, populasi Azotobacter sp., dan hasil kedelai Edamame pada Inceptisols. Percobaan ini dilaksanakan dari bulan Maret hingga Mei 2016 di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang dengan ketinggian tempat ± 750 meter di atas permukaan laut. Percobaan ini dilakukan menggunakan metode percobaan di lapangan dengan Rancangan Acak kelompok (RAK) yang terdiri dari sepuluh perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali. Kombinasi perlakuan tersebut terdiri dari: kontrol (tanpa perlakuan), dosis rekomendasi Urea 100 kgha -1 + SP-36 150 kg ha -1 + KCl 125 kg ha -1 ;½ rekomendasi ha -1 N,P,K +5 ton ha -1 vermikompos;1 rekomendasi ha -1 N, P, K+5 ton ha -1 vermikompos;1½ rekomendasi ha -1 N,P,K +5 ton ha -1 vermikompos;½ rekomendasi ha -1 N, P, K+10 ton ha -1 vermikompos;1 rekomendasi ha -1 N,P,K+10 ton ha -1 vermikompos;1½ rekomendasi ha -1 N,P,K +10 ton ha -1 vermikompos;½ rekomendasi ha -1 N,P,K +5 ton ha -1 vermikompos + pupuk hayati 5 L ha -1 ;½ rekomendasi ha -1 N,P,K+10 ton ha -1 vermikompos + pupuk hayati 5 L ha -1 . Hasil percobaan menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pupuk N,P,K, Vermikompos dan pupuk hayati berpengaruh terhadap populasi Azotobacter sp. dan bobot hasil kedelai Edamame namun tidak berpengaruh terhadap serapan N,½ dosis N,P,K+10 ton ha -1 vermikompos + pupuk hayati 5 L ha -1 menghasilkan berat polong 114,45 g/tanaman(10,17 ton/ha) Kata Kunci : Azotobacter sp., kedelai Edamame, pupuk hayati, vermikompos, pupuk NPK.","PeriodicalId":408458,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek Indonesia","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131073562","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Aprianti Resti Saputri, Yuyun Yuwariah, Agus Wahyudin, D. Ruswandi
Permintaan jagung dan padi hitam meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk terutama padi hitam yang berkhasiat sebagai antioksidan. Upaya peningkatan produksi jagung dan padi hitam, salah satunya melalui sistem tanam tumpangsari. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan genotipe jagung terbaik dalam tumpangsari dengan padi hitam. Percobaan dilaksanakan dari bulan Februari 2017 sampai bulan Agustus 2017 di Arjasari, Kabupaten Bandung dengan ketinggian tempat mencapai 960 m di atas permukaan laut. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah dengan sistim pertanaman sebagai petak utama dan genotip jagung sebagai anak petak. Petak utama adalah jagung tunggal dan jagung/ padi hitam; sedangkan anak petak adalah 17 genotip jagung DR. padi hitam. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sistem tumpangsari jagung dan padi hitam dapat memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, indeks luas daun, panjang tongkol dan bobot biji pipilan kering tanaman jagung. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan tumpangsari padi hitam dengan jagung DR 8, 12, dan 13 dengan hasil bobot biji pipilan kering 5,00 ton/ha, 5,87 ton/ha dan 5,46 ton/ha dan masing-masing mendapatkan nisbah kesetaraan lahan dengan besaran 1,26 , 1,22 dan 1,23. Kata kunci : Jagung, Padi Hitam, Tumpangsari
{"title":"Pengaruh Pola Tanam Tumpangsari Jagung (Zea mays L.) dengan Padi Hitam (Oryza sativa L.) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung di Arjasari Kabupaten Bandung.","authors":"Aprianti Resti Saputri, Yuyun Yuwariah, Agus Wahyudin, D. Ruswandi","doi":"10.33661/JAI.V3I2.1376","DOIUrl":"https://doi.org/10.33661/JAI.V3I2.1376","url":null,"abstract":"Permintaan jagung dan padi hitam meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk terutama padi hitam yang berkhasiat sebagai antioksidan. Upaya peningkatan produksi jagung dan padi hitam, salah satunya melalui sistem tanam tumpangsari. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan genotipe jagung terbaik dalam tumpangsari dengan padi hitam. Percobaan dilaksanakan dari bulan Februari 2017 sampai bulan Agustus 2017 di Arjasari, Kabupaten Bandung dengan ketinggian tempat mencapai 960 m di atas permukaan laut. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah dengan sistim pertanaman sebagai petak utama dan genotip jagung sebagai anak petak. Petak utama adalah jagung tunggal dan jagung/ padi hitam; sedangkan anak petak adalah 17 genotip jagung DR. padi hitam. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sistem tumpangsari jagung dan padi hitam dapat memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, indeks luas daun, panjang tongkol dan bobot biji pipilan kering tanaman jagung. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan tumpangsari padi hitam dengan jagung DR 8, 12, dan 13 dengan hasil bobot biji pipilan kering 5,00 ton/ha, 5,87 ton/ha dan 5,46 ton/ha dan masing-masing mendapatkan nisbah kesetaraan lahan dengan besaran 1,26 , 1,22 dan 1,23. Kata kunci : Jagung, Padi Hitam, Tumpangsari","PeriodicalId":408458,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek Indonesia","volume":"42 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128216748","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mega Kartika Hermawan, Emma Trinurani Sofyan, Yuliati Machfud
Balanced fertilizing is a site-specific nutrient management concept that takes into consideration the ability of soils to provide nutrients naturally and nutrient recovery previously uptaked by plants. The concept is a response to the various negative impacts caused by intensive and continuous inorganic fertilizing. This study aims to determine the combinantion of N, P, K fertilizer with Granular Organic Fertilizer (POG) that can give the best effect on available phosphate in soil, nutrient uptake and the growth of maize (Zea Mays L.)in Typic Eutrudept. The research used rendomized block design (RBD) with ten treatments and three replications. The results showed combination of ½ N, P, K + 1 POG gave significant effect to increase available-P and nutrient uptake of maize (Zea Mays L.). Keywords: Granular Organic Fertilizer, Maize, Nutrient Uptake, Typic Eutrudept.
{"title":"Kombinasi Pupuk N, P, K Denganpupuk Organik Granul (Pog) Untuk Meningkatkan P-Tersedia Dan Serapan Hara Jagung (Zea mays L.) Pada Typic Eutrudept","authors":"Mega Kartika Hermawan, Emma Trinurani Sofyan, Yuliati Machfud","doi":"10.33661/JAI.V3I2.1374","DOIUrl":"https://doi.org/10.33661/JAI.V3I2.1374","url":null,"abstract":"Balanced fertilizing is a site-specific nutrient management concept that takes into consideration the ability of soils to provide nutrients naturally and nutrient recovery previously uptaked by plants. The concept is a response to the various negative impacts caused by intensive and continuous inorganic fertilizing. This study aims to determine the combinantion of N, P, K fertilizer with Granular Organic Fertilizer (POG) that can give the best effect on available phosphate in soil, nutrient uptake and the growth of maize (Zea Mays L.)in Typic Eutrudept. The research used rendomized block design (RBD) with ten treatments and three replications. The results showed combination of ½ N, P, K + 1 POG gave significant effect to increase available-P and nutrient uptake of maize (Zea Mays L.). Keywords: Granular Organic Fertilizer, Maize, Nutrient Uptake, Typic Eutrudept.","PeriodicalId":408458,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek Indonesia","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131278322","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dedi Widayat, Uum Umiyati, Yayan Sumekar, Citra Berta W Gultom
Zero tillage system and herbicides are widely used to overcome the lost of yield due to the weeds. Herbicides are used in this experiments were herbicides active inggredients mixture ofmethylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75%. This experiment aims to determine the effect of mixed herbicide methyl metsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2.4-D Na 75% to the weeds, growth and yield of Ciherang varieties of rice crops on the Landless system. The experiment was held in October 2016 until January 2017 at SPLPP (Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian) Faculty of Agriculture UNPAD Raya Laswi Street Numb. 176 Jelekong Bale Endah Subdistrict, Bandung Regency, West Java. The experiments used a Randomized Block Design with 7 treatments and 4 replications, they are : A. Methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75% 750 g / ha, B. Methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75% 1000 g / ha, C. Methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75% 1250 gr / ha, D. Methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75% 1500 gr / ha, E. Manual weeding + OTS (maximum tillage), F.Maximum tillage (OTS) + without weeding. The result of the research showed that various doses of herbicide mixture of methyl metsulfuron 0,7% + chlorimuron ethyl 0,7% + 2,4-D Na 75% give effect to suppressionthe weight of weeds and not give effect to the growth and yield of rice crops. Key words : Weeds, methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75% , Rice Crop, Zero Tillage System
免耕制和除草剂被广泛用于克服杂草造成的产量损失。本实验使用的除草剂为有效成分为甲基磺隆0.7% +氯脲乙基0.7% + 2,4- dna 75%的混合物。本试验旨在测定0.7%甲磺隆+ 0.7%乙基氯脲+ 2.4- dna 75%混合除草剂对无地制度下赤禾让水稻品种杂草、生长和产量的影响。该实验于2016年10月至2017年1月在西爪哇省万隆县Jelekong Bale Endah街道176号UNPAD Raya Laswi街的SPLPP (Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian)农业学院举行。实验中使用一个随机区组设计7治疗和4复制,它们是:a . Methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron乙基0.7% + 2,750克/公顷4-DNa 75%, b . Methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron乙基0.7% + 2,1000克/公顷4-DNa 75%, c . Methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron乙基0.7% + 2,4-DNa 75% 1250 gr /公顷,d . Methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron乙基0.7% + 2,1500 gr /公顷4-DNa 75%,大肠人工除草+ OTS(最大耕作),F.Maximum耕作(OTS) +没有除草。研究结果表明,不同剂量的甲磺隆(0,7%)+氯脲乙基(0,7%)+ 2,4- d钠(75%)混合除草剂对水稻的生长和产量均有抑制作用,但对水稻的生长和产量没有影响。关键词:杂草,甲基磺隆0.7% +氯脲乙基0.7% + 2,4- dna 75%,水稻作物,免耕制度
{"title":"Pengaruh Dosis Herbisida Campuran Metil Metsulfuron 0,7% + Chlorimuron Etil 0,7% + 2,4-D Na 75% terhadap Gulma, Pertumbuhan dan Hasil Padi (Oryza sativa L.) pada Sistem Tanpa Olah Tanah","authors":"Dedi Widayat, Uum Umiyati, Yayan Sumekar, Citra Berta W Gultom","doi":"10.33661/JAI.V3I2.1370","DOIUrl":"https://doi.org/10.33661/JAI.V3I2.1370","url":null,"abstract":"Zero tillage system and herbicides are widely used to overcome the lost of yield due to the weeds. Herbicides are used in this experiments were herbicides active inggredients mixture ofmethylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75%. This experiment aims to determine the effect of mixed herbicide methyl metsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2.4-D Na 75% to the weeds, growth and yield of Ciherang varieties of rice crops on the Landless system. The experiment was held in October 2016 until January 2017 at SPLPP (Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian) Faculty of Agriculture UNPAD Raya Laswi Street Numb. 176 Jelekong Bale Endah Subdistrict, Bandung Regency, West Java. The experiments used a Randomized Block Design with 7 treatments and 4 replications, they are : A. Methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75% 750 g / ha, B. Methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75% 1000 g / ha, C. Methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75% 1250 gr / ha, D. Methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75% 1500 gr / ha, E. Manual weeding + OTS (maximum tillage), F.Maximum tillage (OTS) + without weeding. The result of the research showed that various doses of herbicide mixture of methyl metsulfuron 0,7% + chlorimuron ethyl 0,7% + 2,4-D Na 75% give effect to suppressionthe weight of weeds and not give effect to the growth and yield of rice crops. Key words : Weeds, methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75% , Rice Crop, Zero Tillage System","PeriodicalId":408458,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek Indonesia","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127465170","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyebab okulasi jeruk siam madu tidak dapat tumbuh adalah jenis batang bawah yang tidak kompatibel dan lama penyimpanan entres. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jenis batang bawah yang kompatibel dan lama penyimpanan entres yang memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan bibit okulasi jeruk siam madu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2017 di Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru, Provinsi Riau. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Perlakuannya terdiri dari 4 jenis batang bawah yaitu Japanese citroen, Jeruk Lemon, Jeruk Purut dan Jeruk Nipis dan 4 waktu penyimpanan entres menggunakan gedebog pisang yaitu disimpan 1 hari, 3 hari, 5 hari dan 7 hari. . Hasil percobaan menunjukkan terdapat pengaruh interaksi jenis batang bawah dan lama penyimpanan entres terhadap waktu pecah tunas, persentase mata tunas jadi, panjang tunas, diameter tunas, jumlah daun, indeks luas daun terhadap pertumbuhan okulasi bibit jeruk siam madu. Semua jenis batang bawah yang di kombinasikan dengan lama penyimpanan entres 1 hari menghasikan waktu pecah tunas paling cepat dan panjang tunas yang paling panjang. Jenis batang bawah japanese citroen dan jeruk nipis yang dikombinasikan dengan lama penyimpanan entres 1 hari menghasilkan persentase mata tunas jadi paling tinggi. Jenis batang bawah japanese citroen menghasilkan persentase mata tunas tumbuh paling tinggi, sedangkan lama penyimpanan entres 1 hari menghasilkan persentase tumbuh okulasi paling tinggi. Jenis batang bawah japanese citroen dan jeruk nipis yang dikombinasikan dengan lama penyimpanan entres menghasilkan panjang tunas paling tinggi. Batas toleransi penyimpanan entres adalah 3 hari dengan menggunakan batang bawah japanese citroen. Kata kunci :.. jeruk siam madu, japanese citroen, jeruk lemon, jeruk purut, jeruk nipis, batang bawah, lama penyimpanan entres
{"title":"Keberhasilan Okulasi Beberapa Jenis Batang Bawah Dengan Entres Jeruk Siam Madu (Citrus microcarpa) Yang Berbeda Lama Penyimpanan","authors":"E. Wahyudi, S. Sumadi, Anne Nuraini","doi":"10.33661/JAI.V3I2.1371","DOIUrl":"https://doi.org/10.33661/JAI.V3I2.1371","url":null,"abstract":"Penyebab okulasi jeruk siam madu tidak dapat tumbuh adalah jenis batang bawah yang tidak kompatibel dan lama penyimpanan entres. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jenis batang bawah yang kompatibel dan lama penyimpanan entres yang memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan bibit okulasi jeruk siam madu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2017 di Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru, Provinsi Riau. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Perlakuannya terdiri dari 4 jenis batang bawah yaitu Japanese citroen, Jeruk Lemon, Jeruk Purut dan Jeruk Nipis dan 4 waktu penyimpanan entres menggunakan gedebog pisang yaitu disimpan 1 hari, 3 hari, 5 hari dan 7 hari. . Hasil percobaan menunjukkan terdapat pengaruh interaksi jenis batang bawah dan lama penyimpanan entres terhadap waktu pecah tunas, persentase mata tunas jadi, panjang tunas, diameter tunas, jumlah daun, indeks luas daun terhadap pertumbuhan okulasi bibit jeruk siam madu. Semua jenis batang bawah yang di kombinasikan dengan lama penyimpanan entres 1 hari menghasikan waktu pecah tunas paling cepat dan panjang tunas yang paling panjang. Jenis batang bawah japanese citroen dan jeruk nipis yang dikombinasikan dengan lama penyimpanan entres 1 hari menghasilkan persentase mata tunas jadi paling tinggi. Jenis batang bawah japanese citroen menghasilkan persentase mata tunas tumbuh paling tinggi, sedangkan lama penyimpanan entres 1 hari menghasilkan persentase tumbuh okulasi paling tinggi. Jenis batang bawah japanese citroen dan jeruk nipis yang dikombinasikan dengan lama penyimpanan entres menghasilkan panjang tunas paling tinggi. Batas toleransi penyimpanan entres adalah 3 hari dengan menggunakan batang bawah japanese citroen. Kata kunci :.. jeruk siam madu, japanese citroen, jeruk lemon, jeruk purut, jeruk nipis, batang bawah, lama penyimpanan entres","PeriodicalId":408458,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek Indonesia","volume":"137 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122782807","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Padi merupakan tanaman pangan yang sangat memiliki peran penting dan merupakan makanan pokok hampir 90% manusia. Padi kultivar lokal memiliki produksi yang rendah, namun memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan varietas modern.Kultivar lokal memiliki banyak jenis yang dikembangkan oleh petani.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dan mengkarakterisasi tanaman padi sawah (Oryza sativa L.) kultivar lokal di Kabupaten Poso.Penelitian dilakukan dalam dua tahap.Tahap pertama merupakan kegiatan ekplrasi dan tahap kedua merupakan tahap karakterisasi.hasil karakterisasi dilakukan analisis hubungan kekerabatan antar karakter morfologi dan agronomi dengan menggunakan program NTSYSpc 2.02 for Windows. Hasil eksplorasi kultivar lokal padi sawah di Kabupaten Poso menunjukkan terdapat 11 kultivar lokal yang menyebar 12 kecamatan. Hasil analisis dendogram berdasarkan karakter yang diamati bahwa kemiripan genetik 11 kultivar lokal padi sawah terbagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok A pada kemiripan genetik 45% (0,45), kelompok B pada kemiripan genetik 36% (0,36) dan kelompok C pada kemiripan 10% (0,10). Kata kunci :Kultivar lokal, eksplorasi, karakterisasi
{"title":"Eksplorasi dan Karakterisasi Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Kultivar Lokal di Kabupaten Poso","authors":"Wan Priando Tampoma, Tati Nurmala, M. Rachmadi","doi":"10.33661/JAI.V2I2.1176","DOIUrl":"https://doi.org/10.33661/JAI.V2I2.1176","url":null,"abstract":"Padi merupakan tanaman pangan yang sangat memiliki peran penting dan merupakan makanan pokok hampir 90% manusia. Padi kultivar lokal memiliki produksi yang rendah, namun memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan varietas modern.Kultivar lokal memiliki banyak jenis yang dikembangkan oleh petani.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dan mengkarakterisasi tanaman padi sawah (Oryza sativa L.) kultivar lokal di Kabupaten Poso.Penelitian dilakukan dalam dua tahap.Tahap pertama merupakan kegiatan ekplrasi dan tahap kedua merupakan tahap karakterisasi.hasil karakterisasi dilakukan analisis hubungan kekerabatan antar karakter morfologi dan agronomi dengan menggunakan program NTSYSpc 2.02 for Windows. Hasil eksplorasi kultivar lokal padi sawah di Kabupaten Poso menunjukkan terdapat 11 kultivar lokal yang menyebar 12 kecamatan. Hasil analisis dendogram berdasarkan karakter yang diamati bahwa kemiripan genetik 11 kultivar lokal padi sawah terbagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok A pada kemiripan genetik 45% (0,45), kelompok B pada kemiripan genetik 36% (0,36) dan kelompok C pada kemiripan 10% (0,10). Kata kunci :Kultivar lokal, eksplorasi, karakterisasi","PeriodicalId":408458,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129490601","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}