Masalah utama dalam penelitian ini adalah bahwa sebagai perpusakaan rujukan bertaraf Internasional sekaligus instansi pemerintahan non profit, Dispusipda Jawa Barat dituntut untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat atau pemustaka, dengan pelayanan yang berkualitas ditunjang oleh teknologi yang canggih. Tentunya teknologi yang dipilih yaitu Radio Frequency Identification (RFId), teknologi yang ramah dan tepat guna,mudah diterima dan mudah dioperasionalkan oleh masyarakat, dari berbagai lapisan umur dan pendidikan. Rincian permasalahanya: (1) lokasi perpustakaan yang tidak strategis, (2) SDM yang belum kompeten dengan sistem, (3) sistem RFId sering mengalami gangguan, (4) ruang pembuatan kartu anggota tidak proporsional, (5) faislitas peprustakaan terbatas untuk pemustaka disabilitas, dan (6) pengalokasian biaya keterlambatan buku yang tidak transfaransi.Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan perpustakaanberbasis RFId di Dispusipda Jawa barat. Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriftif dengan teknik wawancara,observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian bahwa kualitas pelayanan perpustakaan berbasis RFId berdasarkan lima dimensi (tangibles, reliability, responsiveness, ansurance, empathy).Menjawab tantangan tersebut, terhitung sejak tahun 2013, semua aktivitas pelayanan perpustakaan di Dispusipda Jawa Barat telah dilengkapi manajemen perpustakaan berbasis teknologi, yang dipadukan dengan perangkat keras pendukung pengelolaan perpustakaan, yaitu menggunakan teknologi Radio Frequency Identification (RFId). Simpulan dari keenam permasalahan yang diteliti hanya dua permasalahan yang tidak diakui kebenarannya yaitu menyangkut lokasi yang tidak strategis, dan sistem yang sering mengalami gangguan, yang tiga hal telah dilakukan upaya sebagai alternatif untuk penanganan masalah tersebut.Sedangkan untuk keempat permasalahan lainnya masih dirasakan keberadaannya sampai saat ini oleh petugas atau pustakawan Dispusipda Jawa Barat.
{"title":"KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN BERBASIS RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFId)","authors":"Engkus Tyana, Fajar Trisakti, Asep Hidayat, Nanang Suparman, Unik Ludianingsih","doi":"10.23969/KEBIJAKAN.V10I1.1420","DOIUrl":"https://doi.org/10.23969/KEBIJAKAN.V10I1.1420","url":null,"abstract":"Masalah utama dalam penelitian ini adalah bahwa sebagai perpusakaan rujukan bertaraf Internasional sekaligus instansi pemerintahan non profit, Dispusipda Jawa Barat dituntut untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat atau pemustaka, dengan pelayanan yang berkualitas ditunjang oleh teknologi yang canggih. Tentunya teknologi yang dipilih yaitu Radio Frequency Identification (RFId), teknologi yang ramah dan tepat guna,mudah diterima dan mudah dioperasionalkan oleh masyarakat, dari berbagai lapisan umur dan pendidikan. Rincian permasalahanya: (1) lokasi perpustakaan yang tidak strategis, (2) SDM yang belum kompeten dengan sistem, (3) sistem RFId sering mengalami gangguan, (4) ruang pembuatan kartu anggota tidak proporsional, (5) faislitas peprustakaan terbatas untuk pemustaka disabilitas, dan (6) pengalokasian biaya keterlambatan buku yang tidak transfaransi.Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan perpustakaanberbasis RFId di Dispusipda Jawa barat. Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriftif dengan teknik wawancara,observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian bahwa kualitas pelayanan perpustakaan berbasis RFId berdasarkan lima dimensi (tangibles, reliability, responsiveness, ansurance, empathy).Menjawab tantangan tersebut, terhitung sejak tahun 2013, semua aktivitas pelayanan perpustakaan di Dispusipda Jawa Barat telah dilengkapi manajemen perpustakaan berbasis teknologi, yang dipadukan dengan perangkat keras pendukung pengelolaan perpustakaan, yaitu menggunakan teknologi Radio Frequency Identification (RFId). Simpulan dari keenam permasalahan yang diteliti hanya dua permasalahan yang tidak diakui kebenarannya yaitu menyangkut lokasi yang tidak strategis, dan sistem yang sering mengalami gangguan, yang tiga hal telah dilakukan upaya sebagai alternatif untuk penanganan masalah tersebut.Sedangkan untuk keempat permasalahan lainnya masih dirasakan keberadaannya sampai saat ini oleh petugas atau pustakawan Dispusipda Jawa Barat.","PeriodicalId":412188,"journal":{"name":"Kebijakan : Jurnal Ilmu Administrasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130627416","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-11DOI: 10.23969/KEBIJAKAN.V10I1.1416
Lia Muliawaty, M.Si.
Era dekade saat ini telah terjadi banyak perubahan mendasar pada berbagai sektor, antara lain ekonomi, teknologi, dan politik. Bahkan krisis ekonomi yang belakangan terjadi telah menekan banyak organisasi untuk memikirkan kembali prioritas -prioritas mereka. Oleh karena itu, terdapat dorongan untuk melakukan pembentukan kembali bisnis dan teknologinya. Terjadi perubahan besar dalam pekerjaan saat ini, yaitu dari peralihan dari sektor manufaktur dan pertanian menjadi industri jasa dan telekomunikasi. Faktor -faktor pendorongnya, antara lain kian menipisnya sumber daya alam dan bahkan beberapa negara tidak memilikinya. Sebaliknya, terdapat perkembangan pesat di sektor teknologi. Penemuan produk-produk teknologi baru telah menyebabkan produk teknologi lama menjadi usang, tidak terpakai lagi karena digantikan dengan yang baru tersebut. Contohnya personal computer (PC) digantikan dengan telepon pintar (smart phone). Selanjutnya telepon pintar digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya pelayanan publik on line. Fenomena di atas adalah sebuah inovasi disruptif yang diciptakan oleh Clay Christensen pada tahun 1997. Inovasi disrupsi juga berdampak terhadap Sumber Daya Manusia dalam Manajemen (MSDM). Paradigma bar adalah sebuah pemimpinial yang berbasis teknologi modern, khususnya aplikasi komputer dan internet karena lebih praktis, efisien dan efektif. Disamping itu, penggunaan teknologi tersebut bertujuan untuk menghadapi kompetisi di sektor ketenagakerjaan di ASEAN, sebagai konsekuensi MEA, maupun menyongsong SDM di Abad ke-21. Saat ini peringkat SDM Indonesia berada pada urutan ke lima setelah negara Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand. Melalui inovasi disrupsi diharapkan dapat menghadapi kedua tantangan tersebut. Selain itu, inovasi disrupsi merupakan sebuah tantangan karena memunculkan sebuah paradigma baru, yaitu MSDM yang berbasis teknologi dan inovatif serta pembentukan SDM yang kompeten di bidangnya.
{"title":"PELUANG DAN TANTANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI ERA DISRUPSI","authors":"Lia Muliawaty, M.Si.","doi":"10.23969/KEBIJAKAN.V10I1.1416","DOIUrl":"https://doi.org/10.23969/KEBIJAKAN.V10I1.1416","url":null,"abstract":"Era dekade saat ini telah terjadi banyak perubahan mendasar pada berbagai sektor, antara lain ekonomi, teknologi, dan politik. Bahkan krisis ekonomi yang belakangan terjadi telah menekan banyak organisasi untuk memikirkan kembali prioritas -prioritas mereka. Oleh karena itu, terdapat dorongan untuk melakukan pembentukan kembali bisnis dan teknologinya. Terjadi perubahan besar dalam pekerjaan saat ini, yaitu dari peralihan dari sektor manufaktur dan pertanian menjadi industri jasa dan telekomunikasi. Faktor -faktor pendorongnya, antara lain kian menipisnya sumber daya alam dan bahkan beberapa negara tidak memilikinya. Sebaliknya, terdapat perkembangan pesat di sektor teknologi. Penemuan produk-produk teknologi baru telah menyebabkan produk teknologi lama menjadi usang, tidak terpakai lagi karena digantikan dengan yang baru tersebut. Contohnya personal computer (PC) digantikan dengan telepon pintar (smart phone). Selanjutnya telepon pintar digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya pelayanan publik on line. Fenomena di atas adalah sebuah inovasi disruptif yang diciptakan oleh Clay Christensen pada tahun 1997. Inovasi disrupsi juga berdampak terhadap Sumber Daya Manusia dalam Manajemen (MSDM). Paradigma bar adalah sebuah pemimpinial yang berbasis teknologi modern, khususnya aplikasi komputer dan internet karena lebih praktis, efisien dan efektif. Disamping itu, penggunaan teknologi tersebut bertujuan untuk menghadapi kompetisi di sektor ketenagakerjaan di ASEAN, sebagai konsekuensi MEA, maupun menyongsong SDM di Abad ke-21. Saat ini peringkat SDM Indonesia berada pada urutan ke lima setelah negara Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand. Melalui inovasi disrupsi diharapkan dapat menghadapi kedua tantangan tersebut. Selain itu, inovasi disrupsi merupakan sebuah tantangan karena memunculkan sebuah paradigma baru, yaitu MSDM yang berbasis teknologi dan inovatif serta pembentukan SDM yang kompeten di bidangnya.","PeriodicalId":412188,"journal":{"name":"Kebijakan : Jurnal Ilmu Administrasi","volume":"178 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116897857","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-11DOI: 10.23969/KEBIJAKAN.V10I1.1417
Ahmad Juliarso
Implementasi e-government dalam pelayanan publik pada Pemerintah Daerah diharapkan dapat menghasilkan pelayanan publik yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih efisien, serta dapat meningkatkan penerapan prinsip -prinsip tata kepemerintahan yang baik (good governance). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi e-government dalam hal pelayanan publik di Kabupaten Ciamis, yang didasarkan pada evaluasi pemeringkatan e-government Indonesia, analisis indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik berbasis e-government, dan evaluasi implementasi e-government. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan deskriptif analisis. Berdasarkan hasil penelitian, kemajuan penerapan e-government di Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis adalah telah banyak menggunakan perangkat lunak aplikasi pada situs web www.ciamiskab.go.id dan sistem informasi lainnya yang menunjang pelaksanaan tugas kantor maupun pelayanan kepada masyarakat. Adapun kelemahannya adalah terbatasnya sumber daya manusia yang mampu untuk mengoperasikan dan mengelola aplikasi tersebut. Maka dari itu, guna meningkatkan pengelolaan e-governemnt diberikan rekomendasi untuk dilakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam mengelola aplikasi dan mengintegrasikan sistem informasi dalam pengelolaan e-government tersebut dalam rangka peningkatan kinerja pelayanan publik di Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis.
{"title":"ANALISIS IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DALAM MENINGKATAN KINERJA PELAYANAN PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS","authors":"Ahmad Juliarso","doi":"10.23969/KEBIJAKAN.V10I1.1417","DOIUrl":"https://doi.org/10.23969/KEBIJAKAN.V10I1.1417","url":null,"abstract":"Implementasi e-government dalam pelayanan publik pada Pemerintah Daerah diharapkan dapat menghasilkan pelayanan publik yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih efisien, serta dapat meningkatkan penerapan prinsip -prinsip tata kepemerintahan yang baik (good governance). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi e-government dalam hal pelayanan publik di Kabupaten Ciamis, yang didasarkan pada evaluasi pemeringkatan e-government Indonesia, analisis indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik berbasis e-government, dan evaluasi implementasi e-government. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan deskriptif analisis. Berdasarkan hasil penelitian, kemajuan penerapan e-government di Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis adalah telah banyak menggunakan perangkat lunak aplikasi pada situs web www.ciamiskab.go.id dan sistem informasi lainnya yang menunjang pelaksanaan tugas kantor maupun pelayanan kepada masyarakat. Adapun kelemahannya adalah terbatasnya sumber daya manusia yang mampu untuk mengoperasikan dan mengelola aplikasi tersebut. Maka dari itu, guna meningkatkan pengelolaan e-governemnt diberikan rekomendasi untuk dilakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam mengelola aplikasi dan mengintegrasikan sistem informasi dalam pengelolaan e-government tersebut dalam rangka peningkatan kinerja pelayanan publik di Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis.","PeriodicalId":412188,"journal":{"name":"Kebijakan : Jurnal Ilmu Administrasi","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127005475","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-11DOI: 10.23969/KEBIJAKAN.V10I1.1421
I. Rachmawati
Penelitian ini berangkat dari fenomena di PDAM Kota Sukabumi yang berkaitan dengan keluhan pelanggan terhadap pelayanan pelanngan air minum yang dirasakan belum optimal. Penelitian yang dilakukan untuk menguji secara empirik fakta -fakta yang terjadi di lapangan serta menguji secara ilmiah variable penelitian strategi komunikator dan kualitas pelayanan. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan desain kuantitatif dengan metode explanatory survey, yakni: menjelaskan dan menganalisis Strategi Strategi komunikator yang mampu meningkatkan Kualitas Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Sukabumi, baik secara parsial maupun secara simultan. Pertimbangan mendasar penelitian ini dilakukan dengan desain kuantitatif, karena: (1) ingin mencari pengaruh antar variabel X dengan variabel Y; (2) Variabel X (Peran Strategi komunikator) dan variabel Y (Kualitas Pelayanan) dapat diukur secara kuantitatif berdasarkan indikator-indikator dari masing-masing dimensi dengan menggunakan statistik terapan; (3) Mengajukan hipotesis atau jawaban sementara atas pertanyaan penelitian sebagai acuan dalam mengumpulkan data empiris atau verifikasi data di lapangan, sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Sukabumi. Sampel yang digunakan adalah masyarakan yang merupakan pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Sukabumi. Teknik sampling yang peneliti gunakan adalah simple random sampling.
{"title":"STRATEGI KOMUNIKATOR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PELANGGAN AIR MINUM PDAM KOTA SUKABUMI","authors":"I. Rachmawati","doi":"10.23969/KEBIJAKAN.V10I1.1421","DOIUrl":"https://doi.org/10.23969/KEBIJAKAN.V10I1.1421","url":null,"abstract":"Penelitian ini berangkat dari fenomena di PDAM Kota Sukabumi yang berkaitan dengan keluhan pelanggan terhadap pelayanan pelanngan air minum yang dirasakan belum optimal. Penelitian yang dilakukan untuk menguji secara empirik fakta -fakta yang terjadi di lapangan serta menguji secara ilmiah variable penelitian strategi komunikator dan kualitas pelayanan. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan desain kuantitatif dengan metode explanatory survey, yakni: menjelaskan dan menganalisis Strategi Strategi komunikator yang mampu meningkatkan Kualitas Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Sukabumi, baik secara parsial maupun secara simultan. Pertimbangan mendasar penelitian ini dilakukan dengan desain kuantitatif, karena: (1) ingin mencari pengaruh antar variabel X dengan variabel Y; (2) Variabel X (Peran Strategi komunikator) dan variabel Y (Kualitas Pelayanan) dapat diukur secara kuantitatif berdasarkan indikator-indikator dari masing-masing dimensi dengan menggunakan statistik terapan; (3) Mengajukan hipotesis atau jawaban sementara atas pertanyaan penelitian sebagai acuan dalam mengumpulkan data empiris atau verifikasi data di lapangan, sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Sukabumi. Sampel yang digunakan adalah masyarakan yang merupakan pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Sukabumi. Teknik sampling yang peneliti gunakan adalah simple random sampling.","PeriodicalId":412188,"journal":{"name":"Kebijakan : Jurnal Ilmu Administrasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129946819","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}