Pub Date : 2022-07-01DOI: 10.34001/jasna.v2i2.3746
Ghufron Hamzah, Iman Fadhilah
AbstractTradition is a continuous activity carried out by a social community that has been running for a very long period of time. Including the teng-tengan, ketuwinan and weh-wehan traditions in Kaliwungu. This research was conducted to find out the history and implementation of this tradition. First, how the origins and traditions are carried out, Second, the relevance of living hadith studies with a symbolic interpretative anthropological approach in looking at the teng-tengan, ketuwinan and weh-wehan traditionsin Kaliwungu. Methods of data collection are carried out through observation, interviews, as well as documentation including references relevant to the study. While the data analysis used is descriptive qualitative with a symbolic interpretative anthropological approach. According to Geertz, the joyful expression symbolized in the tengengan tradition is because religion influences mood and motivation / creates strong feelings and motivations for its adherents and in the end, these feelings and motivations will be seen as a unique reality, a tradition passed down from generation to generation. Symbols in the form of physical (tengan / lanterns) and symbols in the form of actions (ketuwinan and weh-wehan) of this tradition are loaded with the actualization ofinformative and performative values from normative teachings about the virtues of the Prophet Muhammad. This research has theoretical implications for the domain of living hadith from an anthropological perspective. At least the Javanese people still accommodate cultural values in religious ritual practices.Keywords: Teng-tengan Tradition, Ketuwinan and Weh-wehan, Living Hadith, Symbolic Interpretive Anthropology.AbstrakTradisi merupakan kegiatan terus menerus yang dilakukan sebuah komunitas sosial yang sudah berjalan dalam kurun waktu yang sangat panjang. Termasuk tradisi teng-tengan, ketuwinan dan weh-wehan yang ada di Kaliwungu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejarah dan pelaksanaan tradisi tersebut. Pertama, bagaimana asal mula dan tradisi tersebut dilakukan, Kedua, relevansi kajian living hadis dengan pendekatan antropologi interpretatif simbolik dalam melihat tradisi teng-tengan, ketuwinan dan weh-wehan di Kaliwungu. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi termasuk referensi yang relevan dengan kajian. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan antropologi interpretatif simbolik. Ekspresi gembira yang tersimbolkan dalam tradisi teng-tengan itu menurut Geertz karena agama mempengaruhi mood and motivation / menciptakan perasaan dan motivasi yang kuat bagi pemeluknya dan pada akhirnya perasaan dan motivasi ini akan terlihat sebagai suatu realitas yang unik, tradisi yang turun temurun. Simbol berupa fisik (teng-tengan /lampion) maupun simbol berupa tindakan (ketuwinan dan weh-wehan) tradisi ini sarat dengan a
摘要传统是一个社会团体在很长一段时间内持续进行的活动。包括Kaliwungu的tentengan, ketuwinan和weh-wehan传统。这项研究是为了了解这一传统的历史和实施情况。首先,起源和传统是如何执行的,其次,在观察Kaliwungu的tentengan, ketuwinan和weh-wehan传统时,与象征性解释人类学方法的生活圣训研究的相关性。数据收集的方法是通过观察、访谈以及包括与研究相关的参考文献在内的文件来进行的。而使用的数据分析是描述性定性与象征性解释人类学的方法。Geertz认为,腾根根传统中象征着喜悦的表达是因为宗教影响了信徒的情绪和动机/为他们创造了强烈的情感和动机,最终,这些情感和动机将被视为一种独特的现实,一种代代相传的传统。这一传统的物理形式的符号(tengan / lantern)和行动形式的符号(ketuwinan和weh-wehan)都承载着关于先知穆罕默德美德的规范教义的信息和表演价值的实现。本研究从人类学的角度对活圣训领域具有理论意义。至少爪哇人仍然在宗教仪式实践中容纳文化价值。关键词:腾腾干传统,克图温人和微微汉,圣训,象征解释人类学。【摘要】贸易、文化、文化、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会、社会。Termasuk tradisi tentengan, ketuwinan dan wewehan yang ada di Kaliwungu。Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejarah dan pelaksanaan tradistersebut。Pertama, bagaimana asal mula dan tradisi tersebut dilakukan, Kedua, relevanansi kajian生活hadis dengan pendekatan人类学解释符号dalam melihat tradisi tentengan, ketuwinan dan weh-wehan di Kaliwungu。[2] [1] [1] [2] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [3]Sedangkan分析数据yang digunakan adalah deskscrif定性dengan pendekan人类学解释符号。Ekspresi gembira yang tersimbolkan dalam tradistengan itu menurut Geertz karena agama mempengaruhi mood and motivation / menciptakan perasaan danmotivasi yang kuatbagi pemeluknya dan akirnya perasaan danmotivasini akan terlihat sebagai suatu realitas yang unik, tradisi yang turun temurun。符号berupa fisik (teng-tengan /lampion) maupun符号berupa tindakan (ketuwinan dan weh-wehan) tradisi sarat dengan aktualisasi nilai-nilai信息和表演dari ajaran normatiatitentankeutamaan Nabi Muhammad看到。Kata Kunci: Tradisi tentengan, Ketuwinan dan Weh-wehan, Living Hadis,人类解释符号学。
{"title":"Tradisi Teng-Tengan, Ketuwinan dan Weh-Wehan di Kaliwungu Kendal Jawa Tengah (Kajian Living Hadis Pendekatan Antropologi Interpretatif Simbolik)","authors":"Ghufron Hamzah, Iman Fadhilah","doi":"10.34001/jasna.v2i2.3746","DOIUrl":"https://doi.org/10.34001/jasna.v2i2.3746","url":null,"abstract":"AbstractTradition is a continuous activity carried out by a social community that has been running for a very long period of time. Including the teng-tengan, ketuwinan and weh-wehan traditions in Kaliwungu. This research was conducted to find out the history and implementation of this tradition. First, how the origins and traditions are carried out, Second, the relevance of living hadith studies with a symbolic interpretative anthropological approach in looking at the teng-tengan, ketuwinan and weh-wehan traditionsin Kaliwungu. Methods of data collection are carried out through observation, interviews, as well as documentation including references relevant to the study. While the data analysis used is descriptive qualitative with a symbolic interpretative anthropological approach. According to Geertz, the joyful expression symbolized in the tengengan tradition is because religion influences mood and motivation / creates strong feelings and motivations for its adherents and in the end, these feelings and motivations will be seen as a unique reality, a tradition passed down from generation to generation. Symbols in the form of physical (tengan / lanterns) and symbols in the form of actions (ketuwinan and weh-wehan) of this tradition are loaded with the actualization ofinformative and performative values from normative teachings about the virtues of the Prophet Muhammad. This research has theoretical implications for the domain of living hadith from an anthropological perspective. At least the Javanese people still accommodate cultural values in religious ritual practices.Keywords: Teng-tengan Tradition, Ketuwinan and Weh-wehan, Living Hadith, Symbolic Interpretive Anthropology.AbstrakTradisi merupakan kegiatan terus menerus yang dilakukan sebuah komunitas sosial yang sudah berjalan dalam kurun waktu yang sangat panjang. Termasuk tradisi teng-tengan, ketuwinan dan weh-wehan yang ada di Kaliwungu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejarah dan pelaksanaan tradisi tersebut. Pertama, bagaimana asal mula dan tradisi tersebut dilakukan, Kedua, relevansi kajian living hadis dengan pendekatan antropologi interpretatif simbolik dalam melihat tradisi teng-tengan, ketuwinan dan weh-wehan di Kaliwungu. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi termasuk referensi yang relevan dengan kajian. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan antropologi interpretatif simbolik. Ekspresi gembira yang tersimbolkan dalam tradisi teng-tengan itu menurut Geertz karena agama mempengaruhi mood and motivation / menciptakan perasaan dan motivasi yang kuat bagi pemeluknya dan pada akhirnya perasaan dan motivasi ini akan terlihat sebagai suatu realitas yang unik, tradisi yang turun temurun. Simbol berupa fisik (teng-tengan /lampion) maupun simbol berupa tindakan (ketuwinan dan weh-wehan) tradisi ini sarat dengan a","PeriodicalId":415821,"journal":{"name":"JASNA : Journal For Aswaja Studies","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116223075","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-01DOI: 10.34001/jasna.v2i2.3343
Nunung Hanifah, A. Zuhdi, M. Saefullah
Nunung Hanifah, 2022, PAI TEACHER ASSESSMENT METHOD ON THE DEVELOPMENT OF RELIGIOUS MORAL CHARACTER OF STUDENTS SMPN 2 MOJOTENGAH WONOSOBO. Thesis, Wonosobo: Faculty of Education and Teacher Training, Central Java University of Al-Qur'an Science in Wonosobo.This thesis aims to: 1) determine the application of the PAI teacher assessment at SMPN 2 Mojotengah Wonosobo; 2) knowing the development of religious moral character of class VIII A students at SMPN 2 Mojotengah Wonosobo; 3) determine the effect of the PAI teacher assessment method on the development of religious moral character of class VIII A students at SMPN 2 Mojotengah Wonosobo.This thesis uses a qualitative research approach where the type of research is descriptive. Data collection techniques using observation techniques, interviews, and documentation. Then, the data sources were obtained from primary data sources and secondary data (direct interviews with research subjects, as well as documentation in the form of photos, data, notes, and so on). The analysis technique used is qualitative analysis which consists of three components of analysis, namely data reduction, data presentation, and final conclusions.The results of the study show that: 1) The application of the PAI teacher assessment method at SMPN 2 Mojotengah Wonosobo is carried out in accordance with formative principles that are integrated with ongoing learning activities and involve students in each activity. 2) The development of religious moral character at SMPN 2 Mojotengah Wonosobo was adopted from the surrounding community and developed by the school. 3) The influence of the PAI teacher assessment method on the development of religious moral character, namely, students become more active in carrying out worship obligations.
{"title":"Metode Assesment Guru PAI Terhadap Pengembangan Karakter Moral Keagamaan Siswa SMPN 2 Mojotengah Wonosobo","authors":"Nunung Hanifah, A. Zuhdi, M. Saefullah","doi":"10.34001/jasna.v2i2.3343","DOIUrl":"https://doi.org/10.34001/jasna.v2i2.3343","url":null,"abstract":"Nunung Hanifah, 2022, PAI TEACHER ASSESSMENT METHOD ON THE DEVELOPMENT OF RELIGIOUS MORAL CHARACTER OF STUDENTS SMPN 2 MOJOTENGAH WONOSOBO. Thesis, Wonosobo: Faculty of Education and Teacher Training, Central Java University of Al-Qur'an Science in Wonosobo.This thesis aims to: 1) determine the application of the PAI teacher assessment at SMPN 2 Mojotengah Wonosobo; 2) knowing the development of religious moral character of class VIII A students at SMPN 2 Mojotengah Wonosobo; 3) determine the effect of the PAI teacher assessment method on the development of religious moral character of class VIII A students at SMPN 2 Mojotengah Wonosobo.This thesis uses a qualitative research approach where the type of research is descriptive. Data collection techniques using observation techniques, interviews, and documentation. Then, the data sources were obtained from primary data sources and secondary data (direct interviews with research subjects, as well as documentation in the form of photos, data, notes, and so on). The analysis technique used is qualitative analysis which consists of three components of analysis, namely data reduction, data presentation, and final conclusions.The results of the study show that: 1) The application of the PAI teacher assessment method at SMPN 2 Mojotengah Wonosobo is carried out in accordance with formative principles that are integrated with ongoing learning activities and involve students in each activity. 2) The development of religious moral character at SMPN 2 Mojotengah Wonosobo was adopted from the surrounding community and developed by the school. 3) The influence of the PAI teacher assessment method on the development of religious moral character, namely, students become more active in carrying out worship obligations.","PeriodicalId":415821,"journal":{"name":"JASNA : Journal For Aswaja Studies","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133392868","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-01DOI: 10.34001/jasna.v2i2.4065
Faruqi Ahmad, M. Niam, N. Fatmawati, Aimmatul Uyun, Isnaini Nur Nabila Firdaus, M. Zulfahmi
Abstract This research aims to find out the teachings of Nahdlatul Ulama in regulating morals or ethics in social media. So far, we know that social media is often misused in practice, such as: hate speech, spreading propaganda to fake news. so that it can lead to national disintegration and division. The method used in this research is descriptive qualitative with a literature review approach. the author found a number of explanations of the ethics of social media in the teachings of Nahdlatul Ulama which originate in the Al-Qur'an, Hadith, and other books. The research concludes that in the teachings of Nahdlatul Ulama it has provided various guidelines in using social media. The inculcation of ethics in social media by Nahdlatul Ulama is proven by the existence of various concepts of social media, starting from how to communicate properly to how to process news and its prohibitions. Nahdlatul Ulama explains the prohibitions or limitations contained in various explanations originating from the Al Quran, Hadith, and the books of the Nahdlatul Ulama community. Suggestions for readers should be ethical or moral in exploring the world of social media.Keywords : Ethics, social media, NUAbstrakRiset ini memiliki tujuan untuk mengetahui ajaran Nahdlatul Ulama dalam mengatur akhlak atau etika dalam bermedia sosial. selama ini, kita ketahui bahwa media sosial sering disalah gunakan dalam praktiknya, seperti: ujaran kebencian, menebar propaganda sampai berita bohong. sehingga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa dan perpecahan. metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan kajian pustaka. penulis menemukan sejumlah penjelasan etika bermedia sosial dalam ajaran Nahdlatul Ulama yang bersumber dalam Al-Qur’an, Hadist, dan kitab-kitab. Penelitian menyimpulkan bahwa didalam ajaran Nahdlatul Ulama telah memberikan berbagai tuntunan dalam bermedia sosial. Penanaman etika dalam bermedia sosial oleh Nahdlatul Ulama dibuktikan dengan adanya berbagai Konsep bermedia sosial, mulai dari cara berkomunikasi dengan baik sampai cara mengolah sebuah berita beserta larangannya. Nahdlatul Ulama menjelaskan larangan atau batasan yang terdapat dalam berbagai penjelasan bersumber dari Al Quran, Hadist, dan kitab-kitab masyarakat Nahdlatul Ulama. Saran bagi pembaca hendaklah beretika atau berakhlak dalam menjelajahi dunia media sosial.Kata Kunci : Etika, sosial media, NU
本研究旨在找出Nahdlatul Ulama在规范社交媒体中的道德或伦理方面的教导。到目前为止,我们知道社交媒体在实践中经常被滥用,例如:仇恨言论,传播宣传到假新闻。从而导致国家解体和分裂。在本研究中使用的方法是描述性定性与文献综述的方法。作者在Nahdlatul Ulama的教义中发现了一些关于社交媒体伦理的解释,这些教义起源于古兰经、圣训和其他书籍。研究得出的结论是,在Nahdlatul Ulama的教义中,它提供了使用社交媒体的各种指导方针。Nahdlatul Ulama在社交媒体上的道德灌输可以从社交媒体的各种概念中得到证明,从如何正确沟通到如何处理新闻及其禁忌。Nahdlatul Ulama解释了来自古兰经、圣训和Nahdlatul Ulama团体书籍的各种解释中的禁令或限制。在探索社交媒体世界时,给读者的建议应该是合乎伦理或道德的。关键词:伦理,社交媒体,nuabstract: riset ini memoriliki tujuan untuk mengetahui ajaran Nahdlatul Ulama dalam mengatur akhlak atau etika dalam bermedia socialSelama ini, kita ketahui bahwa媒体社交服务,disalah gunakan dalam praktiknya, seperti: ujaran kebenian, menebar宣传sampai berita bohong。sehinga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa Dan perpecahan。Metode Yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif quality of dengan pendekatan kajian pustaka。penulis menemukan sejumlah penjelasan etika bermedia social dalam ajaran Nahdlatul Ulama yang bersumber dalam al -古兰经,伊斯兰教,dan kitab-kitab。Penelitian menypulkan bahwa didalam ajaran Nahdlatul Ulama telah成员berbagai tuntunan dalam bermedia social。这句话的意思是:“我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们。”Nahdlatul Ulama menjelaskan larangan atau batasan yang terdapat dalam berbagai penjelasan bersuman bersuman dari《古兰经》,伊斯兰教,dan kitab-kitab masyarakat Nahdlatul Ulama。Saran bagi pembaca hendaklah beretika atau berakhlak dalam menjelajahi dunia媒体社交。Kata Kunci: Etika,社交媒体,NU
{"title":"Etika Bermedia Sosial Dalam Perseperktif NU","authors":"Faruqi Ahmad, M. Niam, N. Fatmawati, Aimmatul Uyun, Isnaini Nur Nabila Firdaus, M. Zulfahmi","doi":"10.34001/jasna.v2i2.4065","DOIUrl":"https://doi.org/10.34001/jasna.v2i2.4065","url":null,"abstract":"Abstract This research aims to find out the teachings of Nahdlatul Ulama in regulating morals or ethics in social media. So far, we know that social media is often misused in practice, such as: hate speech, spreading propaganda to fake news. so that it can lead to national disintegration and division. The method used in this research is descriptive qualitative with a literature review approach. the author found a number of explanations of the ethics of social media in the teachings of Nahdlatul Ulama which originate in the Al-Qur'an, Hadith, and other books. The research concludes that in the teachings of Nahdlatul Ulama it has provided various guidelines in using social media. The inculcation of ethics in social media by Nahdlatul Ulama is proven by the existence of various concepts of social media, starting from how to communicate properly to how to process news and its prohibitions. Nahdlatul Ulama explains the prohibitions or limitations contained in various explanations originating from the Al Quran, Hadith, and the books of the Nahdlatul Ulama community. Suggestions for readers should be ethical or moral in exploring the world of social media.Keywords : Ethics, social media, NUAbstrakRiset ini memiliki tujuan untuk mengetahui ajaran Nahdlatul Ulama dalam mengatur akhlak atau etika dalam bermedia sosial. selama ini, kita ketahui bahwa media sosial sering disalah gunakan dalam praktiknya, seperti: ujaran kebencian, menebar propaganda sampai berita bohong. sehingga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa dan perpecahan. metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan kajian pustaka. penulis menemukan sejumlah penjelasan etika bermedia sosial dalam ajaran Nahdlatul Ulama yang bersumber dalam Al-Qur’an, Hadist, dan kitab-kitab. Penelitian menyimpulkan bahwa didalam ajaran Nahdlatul Ulama telah memberikan berbagai tuntunan dalam bermedia sosial. Penanaman etika dalam bermedia sosial oleh Nahdlatul Ulama dibuktikan dengan adanya berbagai Konsep bermedia sosial, mulai dari cara berkomunikasi dengan baik sampai cara mengolah sebuah berita beserta larangannya. Nahdlatul Ulama menjelaskan larangan atau batasan yang terdapat dalam berbagai penjelasan bersumber dari Al Quran, Hadist, dan kitab-kitab masyarakat Nahdlatul Ulama. Saran bagi pembaca hendaklah beretika atau berakhlak dalam menjelajahi dunia media sosial.Kata Kunci : Etika, sosial media, NU","PeriodicalId":415821,"journal":{"name":"JASNA : Journal For Aswaja Studies","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130017903","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-01DOI: 10.34001/jasna.v2i2.3713
Arif Friyadi
AbstractThe problems of a person's life in the world often make him depressed and hopeless. Not infrequently who have to end his life by drinking poison. That's why God gives guidance so that his heart is always calm despite the thousands of problems he faces. Provision is none other than being a waliyullah. This is where the Prophet Muhammad through his teachings laid the foundations that a Muslim must take to become a Waliyullah (beloved of Allah) so that the life of a Muslim is more peaceful and directed. The guidance is contained in the 38th hadith of the Book of Arba'in Nawawi. This study uses a qualitative research library methodology. The author tries to explore as many sources as possible in his writings. With a literature review, the author tries to examinethe 39th Book of Arba'in Nawawi hadith combined with existing references to support the success of the research. From this study the author concludes, if someone wants to be a lover of Allah, one must believe in Allah, fear Him and carry out sunnah practices that can draw closer to Him. If this has been done, Allah will be present in his every breath, as his guardian and protector.Keywords: Waliyullah, Arba'in Nawawi Hadith, provision for becoming.AbstrakPermasalan hidup seorang di dunia seringkali membuat dia tertekan dan putus asa. Tidak jarang yang harus mengakhiri hidupnya dengan menenggak racun. Karena itulah Allah memberikan tuntunan agar hatinya senantiasa tenang meski ribuan permasalahan yang dihadapinya. Bekal itu tidak lain adalah menjadi waliyullah. Di sinilah Nabi Muhammad melalui ajarannya meletakkan dasar-dasar yang harus ditempuh seorang muslim untuk menjadi Waliyullah (kekasih Allah) agar hidup seorang muslim lebih tentram dan terarah. Tuntunan itu tertuang dalam hadis ke-38 Kitab Arba’in Nawawi. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif library riset. Penulis berusaha menggali sebanyak mungkin sumber buku dalam tulisannya.Dengan kajian pustaka penulis berusaha menelaah Kitab Arba’in Nawawi hadis ke-39 dipadukan dengan referensi yang ada untuk mendukung keberhasilan penelitian. Dari penelitian ini penulis berkesimpulan, jika seorang ingin menjadi kekasih Allah haruslah mengimani Allah, bertakwa kepada-Nya dan menjalankan amalan-amalan sunnah yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya. Jika ini telah dilaksanakan, Allah akan hadir dalam setiap hembusan napasnya, sebagai penjaga dan pelindungnya.Kata kunci: Waliyullah, Hadis Arba’in Nawawi,Tuntunan Muslim.
摘要一个人在世界上的生活问题往往使他感到沮丧和绝望。经常有人喝下毒药结束自己的生命。这就是为什么上帝给他指引,让他的心永远平静,尽管他面临着成千上万的问题。规定就是当一名瓦利尤拉。在这里,先知穆罕默德通过他的教导奠定了一个穆斯林必须成为瓦利尤拉(安拉所爱的人)的基础,这样穆斯林的生活才会更加和平和有方向。该指南包含在Arba'in Nawawi圣训的第38条。本研究采用质性研究图书馆方法。作者试图在他的作品中发掘尽可能多的资料来源。通过文献综述,作者试图结合现有的参考文献来考察Arba'in Nawawi圣训第39卷,以支持研究的成功。从这项研究中,作者得出结论,如果一个人想成为安拉的爱人,他必须相信安拉,敬畏他,并进行可以拉近他的圣行实践。如果这样做了,真主将在他的每一次呼吸中,作为他的守护者和保护者。关键词:瓦利尤拉,阿尔巴因·纳瓦维圣训,成才条款。[摘要]永续冻土的形成与发展,对冻土的形成与发展具有重要意义。吉达·贾朗·扬·哈洛斯·蒙加基里·希杜普尼亚·登甘·曼加克·拉昆。Karena itulah Allah成员tuntunan agar hatinya senantiasa tenang meski ribuan permasalahan yang dihadapinya。Bekal itu tidak lain adalah menjadi waliyullah。Di sinilah Nabi Muhammad melalui ajarannya meletakkan dasar-dasar yang harus ditempuh seorang muslim untuk menjadi Waliyullah(真主)agar hidup seorang muslim lebih tentram dan terarah。Tuntunan itu tertuang dalam hadis ke-38 Kitab Arba 'in Nawawi。Penelitian; mongunakan;方法论质量图书馆访问。白杨,孟加利,白杨,芒金,苏木,布库,达拉姆,图里桑雅。Dengan kajian pustaka penulis berusha menelaah Kitab Arba 'in Nawawi hais ke-39 dipadukan Dengan referensi yang ada untuk mendukung keberhasilan penelitian。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。Jika ini telah dilaksanakan, Allah akan hadir dalam setiap hembusan napasnya, sebagai penjaga dan pelindungnya。Kata kunci: Waliyullah, ha迪斯Arba 'in Nawawi,Tuntunan穆斯林。
{"title":"Jalan Menjadi Waliyullah dalam Kitab Hadis Arbain Nawawi Hadis Ke-38","authors":"Arif Friyadi","doi":"10.34001/jasna.v2i2.3713","DOIUrl":"https://doi.org/10.34001/jasna.v2i2.3713","url":null,"abstract":"AbstractThe problems of a person's life in the world often make him depressed and hopeless. Not infrequently who have to end his life by drinking poison. That's why God gives guidance so that his heart is always calm despite the thousands of problems he faces. Provision is none other than being a waliyullah. This is where the Prophet Muhammad through his teachings laid the foundations that a Muslim must take to become a Waliyullah (beloved of Allah) so that the life of a Muslim is more peaceful and directed. The guidance is contained in the 38th hadith of the Book of Arba'in Nawawi. This study uses a qualitative research library methodology. The author tries to explore as many sources as possible in his writings. With a literature review, the author tries to examinethe 39th Book of Arba'in Nawawi hadith combined with existing references to support the success of the research. From this study the author concludes, if someone wants to be a lover of Allah, one must believe in Allah, fear Him and carry out sunnah practices that can draw closer to Him. If this has been done, Allah will be present in his every breath, as his guardian and protector.Keywords: Waliyullah, Arba'in Nawawi Hadith, provision for becoming.AbstrakPermasalan hidup seorang di dunia seringkali membuat dia tertekan dan putus asa. Tidak jarang yang harus mengakhiri hidupnya dengan menenggak racun. Karena itulah Allah memberikan tuntunan agar hatinya senantiasa tenang meski ribuan permasalahan yang dihadapinya. Bekal itu tidak lain adalah menjadi waliyullah. Di sinilah Nabi Muhammad melalui ajarannya meletakkan dasar-dasar yang harus ditempuh seorang muslim untuk menjadi Waliyullah (kekasih Allah) agar hidup seorang muslim lebih tentram dan terarah. Tuntunan itu tertuang dalam hadis ke-38 Kitab Arba’in Nawawi. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif library riset. Penulis berusaha menggali sebanyak mungkin sumber buku dalam tulisannya.Dengan kajian pustaka penulis berusaha menelaah Kitab Arba’in Nawawi hadis ke-39 dipadukan dengan referensi yang ada untuk mendukung keberhasilan penelitian. Dari penelitian ini penulis berkesimpulan, jika seorang ingin menjadi kekasih Allah haruslah mengimani Allah, bertakwa kepada-Nya dan menjalankan amalan-amalan sunnah yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya. Jika ini telah dilaksanakan, Allah akan hadir dalam setiap hembusan napasnya, sebagai penjaga dan pelindungnya.Kata kunci: Waliyullah, Hadis Arba’in Nawawi,Tuntunan Muslim.","PeriodicalId":415821,"journal":{"name":"JASNA : Journal For Aswaja Studies","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117192064","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-01DOI: 10.34001/jasna.v2i2.3604
A. Muhyiddin
AbstractThe birth of the major schools of classical theology cannot be separated from the political dynamics that occurred in the early days of the history of Muslims. At specific points, these dynamics then give rise to problems that are at the same time central issues in the realm of theology. Māturīdiyyah emerged as a response to Mu'tazilah thought but on the other hand, it is also closer to the Mu'tazilah school because it gives greater authority to reason. Therefore, this study aims to determine the theological thinking of Maturidiyah. This literature research uses a historical approach with the assumption that the behavior and theological thoughts of an individual and a religious community cannot be explained and understood apart from the ties of influence or the social, political, and cultural factors surrounding them. The results of this study indicate that the emergence of the Māturīdiyyah school was motivated by al-Māturīdī's dissatisfaction with the rationalist (Mu'tazilah) and traditionalist (Hanbaliyyah)methods of kalam, as well as concerns over the widespread understanding of the Qarāmiṭah Shi'ism which was heavily influenced by the Mazdakism and Manichaeism schools. The Māturīdiyyah school was heavily influenced by the thoughts of Ab anīfah and the heterogeneous conditions of its society so that its theological thinking was close to the Mu'tazilah. For Al-Māturīdī, there is only one knowledge, namely religious knowledge which is based on two sources, namely as-sam' (tradition) and al-'aql (reason). As for the theory of action, according to al-Māturīdī, the servant's actions (af'āl al-'ibād) if attributed to Allah then mean creation (khalqan wa jādan). However, if the servant's actions (af'āl al-'ibād) are attributed to humans, it means effort (fi'lan wa kasban).Keywords: Thought, Theology, Māturīdiyyah.AbstrakLahirnya mazhab-mazhab besar teologi klasik tidak terlepas dari dinamika politik yang terjadi padamasa-masa awal perjalanan sejarah umat Islam. Pada titik-titik tertentu dinamika ini kemudian melahirkan persoalan-persoalan yang sekaligus merupakan isu-isu sentral dalam ranah teologi. Māturīdiyyah muncul sebagai respon terhadap pemikiran Mu’tazilah namun di sisi lain juga lebih dekat pada mazhab Mu'tazilah karena lebih memberikan otoritas yang besar pada akal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemikiran teologi Maturidiyah. Penelitian kepustakaan ini menggunakan pendekatan sejarah dengan asumsi tingkah laku dan alam pikiran teologis seorang individu dan masyarakat beragama tidak bisa diterangkan dan dimengerti lepas dari ikatan pengaruh atau faktor-faktor sosial, politik dan kebudayaan yang mengitarinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lahirnya aliran Māturīdiyyah dilatarbelakangi oleh rasa tidak puas al-Māturīdī terhadap metode kalam kaum rasionalis (Mu'tazilah) dan kaum tradisionalis (Hanbaliyyah), serta kekhawatiran atas melu
【摘要】古典神学各大流派的诞生,离不开穆斯林历史初期的政治动态。在特定的点上,这些动态会产生一些问题,这些问题同时也是神学领域的核心问题。Māturīdiyyah是对Mu'tazilah思想的回应,但另一方面,它也更接近Mu'tazilah学派,因为它赋予理性更大的权威。因此,本研究旨在确定《玛图里迪亚》的神学思想。本文献研究采用历史方法,假设个人和宗教团体的行为和神学思想不能被解释和理解,如果没有影响的联系或周围的社会、政治和文化因素。本研究的结果表明,Māturīdiyyah学派的出现是由于al-Māturīdī对卡拉姆的理性主义(Mu'tazilah)和传统主义(Hanbaliyyah)方法的不满,以及对受Mazdakism和摩尼教学派严重影响的Qarāmiṭah什叶派的广泛理解的担忧。Māturīdiyyah学派深受阿布·安尼法思想及其社会异质条件的影响,其神学思想与穆太齐拉较为接近。对于Al-Māturīdī来说,只有一种知识,即宗教知识,它基于两个来源,即as-sam'(传统)和al-'aql(理性)。至于行动理论,根据al-Māturīdī,仆人的行动(af'āl al-'ibād)如果归因于真主,那么就意味着创造(khalqan wa jādan)。然而,如果仆人的行为(af'āl al-'ibād)归因于人类,这意味着努力(fi'lan wa kasban)。关键词:思想,神学,Māturīdiyyah【摘要】伊斯兰教是伊斯兰教的重要组成部分,是伊斯兰教的重要组成部分。Pada titik-titik tertentu dinamika ini kemudian melahirkan personalan - personalan yang sekaligus merupakan isu-isu central dalam ranah teologi。Māturīdiyyah muncul sebagai响应terhadap pemikiran Mu'tazilah namun di sisi lain juga lebih dekat pada mazhab Mu'tazilah karena lebih memberikan otoritas yang besar pada akal。Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemikiran technologii Maturidiyah。Penelitian kepustakaan ini menggunakan pendekatan sejarah dengan an asumsi tingka laku dan alam pikiran technology(技术),seorang(个人),danmasyarakat, beragama(技术),biorang(个人),danmasyarakat, beragama(技术),biorang(个人),dandandimengeri(社会,政治),dankebudayaan yang mengitarinya。Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lahirnya aliran Māturīdiyyah dilatarbelakangi oleh rasa tidak puas al-Māturīdī terhadap metode kalam kaum rasionalis (Mu'tazilah) dan kaum tradionalis (Hanbaliyyah), serta kekhawatiran atas meluasnya paham Syi 'ah Qarāmiṭah yang banyak dipengaruhi oleh aliran Mazdakism dan manichaism。Aliran Māturīdiyyah banyak dipengaruhi oleh pemikiran abi Ḥanīfah serta kondisi masyarakatnya yang异质物seingga pemikiran technologinya dekat dengan Mu'tazilah。Bagi Al-Māturīdī, hanya ada satu pengetahuanaitu pengetahuan keagamaan yang didasarkan atas dua number yitu as-sam' (tradisi) dan - aql (akal)。Adapun tentang teori perbuatan, mennuut al-Māturīdī, perbuatan hamba (af'āl al-'ibād) jika dinisbatkan kepada Allah maka bermakna peciptaan (khalqan waījādan)。Namun jika perbuatan hamba ('āl al-'ibād) dinisbatkan pada manusia maka bermakna usaha (fi ' lan wa kasban)。Kata kunci: Pemikiran, Teologi, Māturīdiyyah。
{"title":"Pemikiran Teologi Maturidiyyah (Pendekatan Sejarah)","authors":"A. Muhyiddin","doi":"10.34001/jasna.v2i2.3604","DOIUrl":"https://doi.org/10.34001/jasna.v2i2.3604","url":null,"abstract":"AbstractThe birth of the major schools of classical theology cannot be separated from the political dynamics that occurred in the early days of the history of Muslims. At specific points, these dynamics then give rise to problems that are at the same time central issues in the realm of theology. Māturīdiyyah emerged as a response to Mu'tazilah thought but on the other hand, it is also closer to the Mu'tazilah school because it gives greater authority to reason. Therefore, this study aims to determine the theological thinking of Maturidiyah. This literature research uses a historical approach with the assumption that the behavior and theological thoughts of an individual and a religious community cannot be explained and understood apart from the ties of influence or the social, political, and cultural factors surrounding them. The results of this study indicate that the emergence of the Māturīdiyyah school was motivated by al-Māturīdī's dissatisfaction with the rationalist (Mu'tazilah) and traditionalist (Hanbaliyyah)methods of kalam, as well as concerns over the widespread understanding of the Qarāmiṭah Shi'ism which was heavily influenced by the Mazdakism and Manichaeism schools. The Māturīdiyyah school was heavily influenced by the thoughts of Ab anīfah and the heterogeneous conditions of its society so that its theological thinking was close to the Mu'tazilah. For Al-Māturīdī, there is only one knowledge, namely religious knowledge which is based on two sources, namely as-sam' (tradition) and al-'aql (reason). As for the theory of action, according to al-Māturīdī, the servant's actions (af'āl al-'ibād) if attributed to Allah then mean creation (khalqan wa jādan). However, if the servant's actions (af'āl al-'ibād) are attributed to humans, it means effort (fi'lan wa kasban).Keywords: Thought, Theology, Māturīdiyyah.AbstrakLahirnya mazhab-mazhab besar teologi klasik tidak terlepas dari dinamika politik yang terjadi padamasa-masa awal perjalanan sejarah umat Islam. Pada titik-titik tertentu dinamika ini kemudian melahirkan persoalan-persoalan yang sekaligus merupakan isu-isu sentral dalam ranah teologi. Māturīdiyyah muncul sebagai respon terhadap pemikiran Mu’tazilah namun di sisi lain juga lebih dekat pada mazhab Mu'tazilah karena lebih memberikan otoritas yang besar pada akal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemikiran teologi Maturidiyah. Penelitian kepustakaan ini menggunakan pendekatan sejarah dengan asumsi tingkah laku dan alam pikiran teologis seorang individu dan masyarakat beragama tidak bisa diterangkan dan dimengerti lepas dari ikatan pengaruh atau faktor-faktor sosial, politik dan kebudayaan yang mengitarinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lahirnya aliran Māturīdiyyah dilatarbelakangi oleh rasa tidak puas al-Māturīdī terhadap metode kalam kaum rasionalis (Mu'tazilah) dan kaum tradisionalis (Hanbaliyyah), serta kekhawatiran atas melu","PeriodicalId":415821,"journal":{"name":"JASNA : Journal For Aswaja Studies","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122256248","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-01DOI: 10.34001/jasna.v2i2.3707
Siti Nurhalisa, Anika Musayadah, N. Syarifah, Adila Puspitasari, Nasikhin Nasikhin, M. Junaedi
AbstractThe growing opinion that philosophy is a teaching that is prohibited in Islam often has a negative impact on education, especially for basic education. This study aims to determine the role of Islamic educational philosophyfor Islamic basic education. This study uses the literature study method to find information related to the theme of Islamic philosophy as a science at the basic education level. From the results of the analysis that has been carried out, research data shows that the importance of Islamic philosophy for basic education in three roles is the reason; First, the philosophy of Islamic education plays a role in compiling thinking activities to find the concept of basic education in overcoming various problems of Islamic education through the study of the Qur'an and Hadith. Second, the philosophy of Islamic education leads basic education teachers to develop critical thinking on material objects and formal objects. Material objects include all existing realities (forms), while formal objects are closely related to human nature from the point of view of basic Islamic education. This role is carried out through the method of selection, search, discussion, and a comprehensive approach to the study of Islamic basic education philosophy. This research contributes to the development of education so that it is not anti-philosophical.Keywords: Philosophy, Islam, Elementary Schools.AbstrakOpini yang berkembang bahwa filsafat merupakan ajaran yang dilarang dalam Islam acapkali memberikan dampak buruk terhadap pendidikan, khusunya jenjang pendidikan dasar. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui peranan filsafat pendidikan Islam bagi pendidikan dasar Islam. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka untuk menggali informasi terkait tema filsafat islam sebagai ilmu pada jenjang pendidikan dasar. Dari hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh data penelitian yang menunjukkan bahwapentingnya filsafat Islam bagi pendidikan dasar didasarkan pada tiga peran yang menjadi alasan; pertama, filsafat pendidikan islam berperan dalam menyusun aktivias berpikir untuk menemukan konsep pendidikan dasar dalam mengatasi berbagai problem pendidikan Islam melalui kajian al-Qur'an dan Hadist. Kedua, filsafat pendidikan islam menggiring guru pendidikan dasar untuk menyusun pemikiran kritis atas objek materiil dan objek formal. Objek materi meliputi segala realitas yang ada (wujud), sedangkan objek formal berhubungan erat dengan hakikat manusia dari sudut pandang pendidikan dasar Islam. Peranan ini terlaksana melalui metode pemilihan, pencarian, pembahasan, dan pendekatan studi filsafat pendidikan dasar Islam yang dilakukan secara komprehensif.Penelitian ini mem
【摘要】越来越多的人认为伊斯兰教禁止哲学教学,这往往对教育,特别是基础教育产生负面影响。本研究旨在确定伊斯兰教育哲学对伊斯兰基础教育的作用。本研究采用文献研究法,在基础教育层面寻找与伊斯兰哲学作为一门科学主题相关的信息。从已开展的分析结果来看,研究数据表明,伊斯兰哲学对基础教育的重要性体现在三个方面;首先,通过对《古兰经》和《圣训》的研究,伊斯兰教育哲学在克服伊斯兰教育的各种问题中起到了构建基础教育理念的思维活动的作用。第二,伊斯兰教育哲学引导基础教育教师发展对物质对象和形式对象的批判性思维。物质对象包括所有存在的现实(形式),而形式对象从伊斯兰基础教育的角度来看与人性密切相关。这一作用是通过选择、搜索、讨论的方法,以及对伊斯兰基础教育哲学的综合研究来实现的。这项研究有助于教育的发展,因此它不是反哲学的。关键词:哲学,伊斯兰教,小学[摘要]opini yang berkembang bahwa filsafat merupakan ajaran yang dilarang dalam Islam apapkali memberikan dampak buruk terhadap pendidikan, khusunya jenjang pendidikan dasar。卡吉尼bertujuan untuk mengetahui peranan filsafat pendidikan Islam bagi pendidikan dasar Islam。孟古纳坎方法的研究,孟古纳坎信息的研究,孟古纳坎信息的研究,孟古纳坎信息的研究。Dari hasil分析yang telah dilakukan diperoleh数据penelitian yang menunjukkan bahwapentingnya filsafat Islam bagi pendidikan dasar didasarkan padtiga peran yang menjadi alasan;pertama, filsafat pendidikan伊斯兰教berperan dalam menyusun aktivias berpikir untuk menemukan konsep pendidikan dasar dalam mengatasi berbagai问题pendidikan伊斯兰教melalui kajian al-古兰经dan Hadist。Kedua, filsafat pendidikan伊斯兰教的导师,pendidikan dasar untuk, menyusun, pemikiran, kritias,是一种物质客体和形式客体。客体的物质与现实是相关联的,客体的物质与现实是相关联的,客体的物质与现实是相关联的。Peranan ini terlaksana melalui mede penilihan, pencarian, penbahasan, dan pendekatan研究filsafat pendidikan dasar Islam yang dilakukan secara综合。Penelitian ini成员kontribusi bagi perkembangan pendidikan agar tidak bersifat anti-filsafat。Kata Kunci: Filsafat, Islam, Pendidikan Dasar
{"title":"The Urgence Of Islamic Philosophy For Education In Elementary School","authors":"Siti Nurhalisa, Anika Musayadah, N. Syarifah, Adila Puspitasari, Nasikhin Nasikhin, M. Junaedi","doi":"10.34001/jasna.v2i2.3707","DOIUrl":"https://doi.org/10.34001/jasna.v2i2.3707","url":null,"abstract":"AbstractThe growing opinion that philosophy is a teaching that is prohibited in Islam often has a negative impact on education, especially for basic education. This study aims to determine the role of Islamic educational philosophyfor Islamic basic education. This study uses the literature study method to find information related to the theme of Islamic philosophy as a science at the basic education level. From the results of the analysis that has been carried out, research data shows that the importance of Islamic philosophy for basic education in three roles is the reason; First, the philosophy of Islamic education plays a role in compiling thinking activities to find the concept of basic education in overcoming various problems of Islamic education through the study of the Qur'an and Hadith. Second, the philosophy of Islamic education leads basic education teachers to develop critical thinking on material objects and formal objects. Material objects include all existing realities (forms), while formal objects are closely related to human nature from the point of view of basic Islamic education. This role is carried out through the method of selection, search, discussion, and a comprehensive approach to the study of Islamic basic education philosophy. This research contributes to the development of education so that it is not anti-philosophical.Keywords: Philosophy, Islam, Elementary Schools.AbstrakOpini yang berkembang bahwa filsafat merupakan ajaran yang dilarang dalam Islam acapkali memberikan dampak buruk terhadap pendidikan, khusunya jenjang pendidikan dasar. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui peranan filsafat pendidikan Islam bagi pendidikan dasar Islam. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka untuk menggali informasi terkait tema filsafat islam sebagai ilmu pada jenjang pendidikan dasar. Dari hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh data penelitian yang menunjukkan bahwapentingnya filsafat Islam bagi pendidikan dasar didasarkan pada tiga peran yang menjadi alasan; pertama, filsafat pendidikan islam berperan dalam menyusun aktivias berpikir untuk menemukan konsep pendidikan dasar dalam mengatasi berbagai problem pendidikan Islam melalui kajian al-Qur'an dan Hadist. Kedua, filsafat pendidikan islam menggiring guru pendidikan dasar untuk menyusun pemikiran kritis atas objek materiil dan objek formal. Objek materi meliputi segala realitas yang ada (wujud), sedangkan objek formal berhubungan erat dengan hakikat manusia dari sudut pandang pendidikan dasar Islam. Peranan ini terlaksana melalui metode pemilihan, pencarian, pembahasan, dan pendekatan studi filsafat pendidikan dasar Islam yang dilakukan secara komprehensif.Penelitian ini mem","PeriodicalId":415821,"journal":{"name":"JASNA : Journal For Aswaja Studies","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115872520","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-04DOI: 10.34001/jasna.v1i2.2876
Muhammad Idlom Dzulqarnain
Abstract Problem pecahnya persatuan menjadi masalah laten sekaligus ancaman keutuhan bangsa. Perpecahan dan konflik ideologi tidak hanya terjadi antar agama, ras, atau kelompok. Perpecahan dan disintegrasi juga rentan terjadi antar pemuka agama atau kiai, dan antar santri. Mulai dari akibat fanatisme buta, pemikiran yang kolot, dan kurangnya kesadaran toleransi. Oleh karena itu perlu ada kesadaran kiai untuk bersikap moderat. Karena pemikiran kiai memiliki banyak pengaruh terhadap para santri. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis bagaimana indikator moderat, serta potret ideal sikap moderat kiai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menujukkan beberapa inidikator moderat kiai dapat dipetakan pada empat aspek. Pertama, aspek aqidah atau ideologi. Para kiai dalam menggunakan dalil perlu seimbang antara dalil naqli maupun dalil aqli, sehingga tidak mudah memvonis orang lain salah. Kedua, aspek sosial. Para kiai perlu bergaul dengan semua golongan, mengutamakan urusan bersama, dan perdamaian. Ketiga, aspek budaya. Kiai perlu menekankan preventif daripada punishment dengan kekerasan, demokratis dan membiasakan budaya musyawarah dalam memutuskan perkara. Budaya toleransi dengan tetap menjaga budaya atau metode lama yang baik, dan tetap terbuka dengan kebaruan atau teknologi. Keempat, aspek kebangsaan. Kiai perlu menjaga eksistensi kesatuan bangsa dengan menjunjung sikap toleransi, menghormati serta menaati pemerintah selama tidak menyimpang dari norma dan agama, menyampaikan pendapat atau kritik kepada penguasa dengan cara bijak tanpa kekerasan. Keywords: kiai, moderat, pesantren.
{"title":"Potret Ideal Sikap Moderat Kiai di Era Millenial","authors":"Muhammad Idlom Dzulqarnain","doi":"10.34001/jasna.v1i2.2876","DOIUrl":"https://doi.org/10.34001/jasna.v1i2.2876","url":null,"abstract":"Abstract Problem pecahnya persatuan menjadi masalah laten sekaligus ancaman keutuhan bangsa. Perpecahan dan konflik ideologi tidak hanya terjadi antar agama, ras, atau kelompok. Perpecahan dan disintegrasi juga rentan terjadi antar pemuka agama atau kiai, dan antar santri. Mulai dari akibat fanatisme buta, pemikiran yang kolot, dan kurangnya kesadaran toleransi. Oleh karena itu perlu ada kesadaran kiai untuk bersikap moderat. Karena pemikiran kiai memiliki banyak pengaruh terhadap para santri. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis bagaimana indikator moderat, serta potret ideal sikap moderat kiai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menujukkan beberapa inidikator moderat kiai dapat dipetakan pada empat aspek. Pertama, aspek aqidah atau ideologi. Para kiai dalam menggunakan dalil perlu seimbang antara dalil naqli maupun dalil aqli, sehingga tidak mudah memvonis orang lain salah. Kedua, aspek sosial. Para kiai perlu bergaul dengan semua golongan, mengutamakan urusan bersama, dan perdamaian. Ketiga, aspek budaya. Kiai perlu menekankan preventif daripada punishment dengan kekerasan, demokratis dan membiasakan budaya musyawarah dalam memutuskan perkara. Budaya toleransi dengan tetap menjaga budaya atau metode lama yang baik, dan tetap terbuka dengan kebaruan atau teknologi. Keempat, aspek kebangsaan. Kiai perlu menjaga eksistensi kesatuan bangsa dengan menjunjung sikap toleransi, menghormati serta menaati pemerintah selama tidak menyimpang dari norma dan agama, menyampaikan pendapat atau kritik kepada penguasa dengan cara bijak tanpa kekerasan. Keywords: kiai, moderat, pesantren.","PeriodicalId":415821,"journal":{"name":"JASNA : Journal For Aswaja Studies","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115676349","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-01DOI: 10.34001/jasna.v2i1.3241
Isna Mutiara Nur Hikmah, M. Maryono
This thesis aims to: 1) Know how to integrate faith and science in Islamic education according to the Qur'an Surah Al Isra` verse 36, 2) Explore the relevance of Surah Al Isra` verse 36 on faith and science in Islamic education, 3). To explore the epistemological basis for the unity of faith and science is based on an examination of verse 36 of Surah Ali Isra of the Qur'an. This thesis uses a qualitative research approach where the type of research is library research. Documentary data collection techniques. then the data sources are taken from the main data source and secondary data sources (books of interpretation of the Qur'an, references related to faith, science, Islamic education, theses, articles, journals and previous websites). The analytical technique used is content analysis and hermenetic analysis.The result of the study shows that verse 36 of the Qur'an Surah Al Isra provides that faith is a justification that is spoken verbally, proven by the heart and achieved by action, while science is an organ of knowledge and belief. 'Allah SWT experienced all of that. What is meant by Islamic education and education are all human efforts aimed at developing their potential to achieve human development and balance in general using the formation of human beings. because Allah SWT commands that every human word and deed must be based on knowledge. In the world of education, humans must use ethics and morality to seek knowledge. for verily Allah will exalt those who believe and are knowledgeable, both in the world and in the hereafter. Education must also pay attention to the principles of scientific development according to the guidance of the Qur'an to strengthen faith, enhance worship and nobility of character. Therefore, Islamic education is made into an integrated medium where the goal of Islamic education itself is to achieve human kamil (right people).
{"title":"Integrasi Iman Serta Ilmu Pengetahuan Dalam Pendidikan Islam (Kajian Al-Qur'an Surat Al-Isra’ Ayat 36)","authors":"Isna Mutiara Nur Hikmah, M. Maryono","doi":"10.34001/jasna.v2i1.3241","DOIUrl":"https://doi.org/10.34001/jasna.v2i1.3241","url":null,"abstract":"This thesis aims to: 1) Know how to integrate faith and science in Islamic education according to the Qur'an Surah Al Isra` verse 36, 2) Explore the relevance of Surah Al Isra` verse 36 on faith and science in Islamic education, 3). To explore the epistemological basis for the unity of faith and science is based on an examination of verse 36 of Surah Ali Isra of the Qur'an. This thesis uses a qualitative research approach where the type of research is library research. Documentary data collection techniques. then the data sources are taken from the main data source and secondary data sources (books of interpretation of the Qur'an, references related to faith, science, Islamic education, theses, articles, journals and previous websites). The analytical technique used is content analysis and hermenetic analysis.The result of the study shows that verse 36 of the Qur'an Surah Al Isra provides that faith is a justification that is spoken verbally, proven by the heart and achieved by action, while science is an organ of knowledge and belief. 'Allah SWT experienced all of that. What is meant by Islamic education and education are all human efforts aimed at developing their potential to achieve human development and balance in general using the formation of human beings. because Allah SWT commands that every human word and deed must be based on knowledge. In the world of education, humans must use ethics and morality to seek knowledge. for verily Allah will exalt those who believe and are knowledgeable, both in the world and in the hereafter. Education must also pay attention to the principles of scientific development according to the guidance of the Qur'an to strengthen faith, enhance worship and nobility of character. Therefore, Islamic education is made into an integrated medium where the goal of Islamic education itself is to achieve human kamil (right people).","PeriodicalId":415821,"journal":{"name":"JASNA : Journal For Aswaja Studies","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128690014","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-01DOI: 10.34001/jasna.v2i2.3881
Fibriyan Irodati
AbstractInternalization is appreciation of teachings, values or culture in a person so that values become part of him. This study aims to find out the strategies used by teachers in internalizing the value of Muslim women's clothing to students at Ma'arif 8 Kebumen Vocational School, to find out whether students at Ma'arif 8 Kebumen Vocational School have used Muslim and Muslim clothing properly and correctly or not. , to find out the factors that encourage them to use Muslim and Muslim women's clothing at school and at home. This research is a qualitative research, taking the background of SMK Ma'arif 8 Kebumen. Data collection was carried out in this study using several methods, namely: observation, interviews, and documentation. Data analysis was carried out by qualitative analysis, while checking the validity of the data was carried out by conducting triangulation. The results of the study show that in internalizing Muslim and Muslim women's clothing for students in this school, the teacher uses several strategies in practice. The strategy used is appreciation, where the teacher carries out several mutually sustainable stages, namely the stages of giving understanding or information, modeling and applying values. In addition, teachers also use motivational learning strategies, and then use habituation strategies. Students have not fully used Muslim clothing that is good and right at school or outside of school. The factor that encourages them to use Muslimah Muslim clothing at school is because of the school's own rules which require students to wear Muslimah Muslim clothing that is good and right.Keywords: Muslim and Muslimah Clothing, Value Internalization, Ma'arif, PAI LearningAbstrakInternalisasi yaitu penghayatan terhadap ajaran, nilai atau budaya pada diri seseorang sehingga nilai menjadi bagian dari dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan guru dalam menginternalisasikan nilai berbusana muslim muslimah pada peserta didik di SMK Ma’arif 8 Kebumen, untuk mengetahui apakah peserta didik di SMK Ma’arif 8 Kebumen sudah menggunakan busana muslim dan muslimah dengan baik dan benar atau belum, untuk mengetahui faktor yang mendorong mereka untuk menggunakan busana muslim dan muslimah di sekolah dan di rumah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar SMK Ma’arif 8 Kebumen. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif, adapun pemerikasaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan trianggulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam internalisasi berbusana muslim dan muslimah pada peserta didik di sekolah ini guru menggunakan beberapa strategi dalam prakteknya. Adapun strategi yang digunakan adalah penghayatan, dimana guru melakukan beberapa tahapan yang saling berkesinambungan yaitu tahapan pemberian pemahaman atau informasi, peneladanan dan aplikasi
摘要内化是对一个人的教诲、价值观或文化的欣赏,使价值观成为他的一部分。本研究旨在了解玛阿里夫第八科不门职业学校教师在将穆斯林女性服装的价值内化给学生时所采用的策略,以及玛阿里夫第八科不门职业学校的学生是否恰当、正确地使用了穆斯林和穆斯林服装。,以找出促使他们在学校和家中使用穆斯林和穆斯林妇女服装的因素。本研究以SMK Ma’arif 8 Kebumen为背景进行定性研究。本研究采用观察法、访谈法和文献法进行数据收集。数据分析采用定性分析,数据有效性检验采用三角剖分法。研究结果表明,在为该校学生内化穆斯林和穆斯林妇女服装的过程中,教师在实践中使用了几种策略。使用的策略是欣赏,教师在其中进行了几个相互可持续的阶段,即给予理解或信息,建模和应用价值的阶段。此外,教师还使用动机学习策略,然后使用习惯化策略。学生们在校内外都没有充分使用好的、正确的穆斯林服装。鼓励他们在学校穿穆斯林服装的因素是因为学校自己的规定,要求学生穿穆斯林服装,这是好的和正确的。【关键词】穆斯林与穆斯林服装,价值内化,Ma’arif, PAI学习【摘要】内化(internalisasi yaitu penghayatan terhadap ajaran),内化(nilai atau budaya),价值内化(paada dii),价值内化(seseang sehinga),价值内化(niai menjadi bagian dari diinya)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan guru dalam menginternalisasikan nilai berbusana muslim穆斯林paada peserta didik di SMK Ma 'arif 8 Kebumen sudah menggunakan busana muslim dan muslim dengan baik danar atau belum, untuk mengetahui ftor yang menendorong mereka untuk menggunakan busana muslim dan sekolah dan di rumah。Penelitian ini merupakan Penelitian qualititf, dengan mengbill latar, SMK Ma 'arif 8 Kebumen。彭普兰资料,杨迪拉库坎,dalam, penelitian, ini, menggunakan, beberapa方法,yitu, wawancara, dandokumentasi。分析数据的好坏,分析数据的好坏,分析数据的好坏,分析数据的好坏。哈西尔penelitian menunjukkan bahwa dalam internalisisberbusana穆斯林,但穆斯林的政治领袖didik di kolah大师,孟古纳坎beberapa战略,dalam prakteknya。变通策略,变通策略,变通策略,变通策略,变通策略,变通策略,变通策略,变通策略,变通策略,变通策略Selain itu, guru juga menggunakan strategi pembelajaran motivasi, dan yang selanjutnya menggunakan strategi pembiasaan。Peserta didik belum sepenuhnya menggunakan busana穆斯林穆斯林,dengan baik dan benar di sekolah atau di luar sekolah。在这里,我想说的是,在这里我想说的是,在这里我想说的是,在这里我想说的是,在这里我想说的是,在这里我想说的是,在这里我想说的是,在这里我想说的是,在这里我想说的是,在这里我想说的是,在这里我想说的是,在这里我想说的是,Kata Kunci: Busana Muslim dan Muslim, Internalisasi Nilai, Ma 'arif, Pembelajaran PAI
{"title":"Internalisasi Nilai Berbusana Muslim dan Muslimah Pada Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMK Ma'arif 8 Kebumen","authors":"Fibriyan Irodati","doi":"10.34001/jasna.v2i2.3881","DOIUrl":"https://doi.org/10.34001/jasna.v2i2.3881","url":null,"abstract":"AbstractInternalization is appreciation of teachings, values or culture in a person so that values become part of him. This study aims to find out the strategies used by teachers in internalizing the value of Muslim women's clothing to students at Ma'arif 8 Kebumen Vocational School, to find out whether students at Ma'arif 8 Kebumen Vocational School have used Muslim and Muslim clothing properly and correctly or not. , to find out the factors that encourage them to use Muslim and Muslim women's clothing at school and at home. This research is a qualitative research, taking the background of SMK Ma'arif 8 Kebumen. Data collection was carried out in this study using several methods, namely: observation, interviews, and documentation. Data analysis was carried out by qualitative analysis, while checking the validity of the data was carried out by conducting triangulation. The results of the study show that in internalizing Muslim and Muslim women's clothing for students in this school, the teacher uses several strategies in practice. The strategy used is appreciation, where the teacher carries out several mutually sustainable stages, namely the stages of giving understanding or information, modeling and applying values. In addition, teachers also use motivational learning strategies, and then use habituation strategies. Students have not fully used Muslim clothing that is good and right at school or outside of school. The factor that encourages them to use Muslimah Muslim clothing at school is because of the school's own rules which require students to wear Muslimah Muslim clothing that is good and right.Keywords: Muslim and Muslimah Clothing, Value Internalization, Ma'arif, PAI LearningAbstrakInternalisasi yaitu penghayatan terhadap ajaran, nilai atau budaya pada diri seseorang sehingga nilai menjadi bagian dari dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan guru dalam menginternalisasikan nilai berbusana muslim muslimah pada peserta didik di SMK Ma’arif 8 Kebumen, untuk mengetahui apakah peserta didik di SMK Ma’arif 8 Kebumen sudah menggunakan busana muslim dan muslimah dengan baik dan benar atau belum, untuk mengetahui faktor yang mendorong mereka untuk menggunakan busana muslim dan muslimah di sekolah dan di rumah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar SMK Ma’arif 8 Kebumen. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif, adapun pemerikasaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan trianggulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam internalisasi berbusana muslim dan muslimah pada peserta didik di sekolah ini guru menggunakan beberapa strategi dalam prakteknya. Adapun strategi yang digunakan adalah penghayatan, dimana guru melakukan beberapa tahapan yang saling berkesinambungan yaitu tahapan pemberian pemahaman atau informasi, peneladanan dan aplikasi ","PeriodicalId":415821,"journal":{"name":"JASNA : Journal For Aswaja Studies","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126432023","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-01DOI: 10.34001/jasna.v2i1.2296
S. Sari, Mohamad Faozy
This research comprehensively examines how the Islamic economy is able to move the progress of religious communities, which in this case will be studied related to the factors that influence the interest of non-Muslim members in saving at KSPPS BMT Artha Sejahtera Srandakan Bantul Yogyakarta. The research method is field research with data collection through three stages, namely observation, interviews, and documentation. The data analysis uses the analysis from Miles and Huberman model, namely data presentation, data reduction, and drawing conclusions. The research results reveal that KSPPS BMT Artha Sejahtera Srandakan Bantul Yogyakarta is a non-governmental organization that was originally initiated by several groups of people who care about the fate of small and medium business actors. The factors that influence the interest of non-Muslim members in saving at BMT Artha Sejahtera Srandakan Bantul Yogyakarta from some respondents' perceptions consist of: location, service, profit sharing, company reputation, promotion, curiosity about the institution's sharia, close friends, and no administrative deductions. From the perception of the community, it is more dominant towards large profit sharing from the company. Therefore, the existence of BMT Artha Sejahtera is actually used as one of the pioneers of Islamic economics for the welfare of religious people at large.
本研究全面考察了伊斯兰经济如何能够推动宗教社区的进步,在这种情况下,将研究影响非穆斯林成员在KSPPS BMT Artha Sejahtera Srandakan Bantul日惹储蓄利益的因素。研究方法为实地调研,通过观察、访谈、文献三个阶段收集数据。数据分析采用Miles和Huberman模型的分析,即数据呈现、数据约简、得出结论。研究结果显示,KSPPS BMT Artha Sejahtera Srandakan Bantul Yogyakarta是一个非政府组织,最初由几个关心中小企业参与者命运的团体发起。从一些受访者的看法来看,影响非穆斯林成员在BMT Artha Sejahtera Srandakan Bantul Yogyakarta储蓄兴趣的因素包括:地点、服务、利润分享、公司声誉、晋升、对该机构伊斯兰教法的好奇心、亲密的朋友,以及没有行政扣减。从社区的感知来看,它更倾向于从公司获得大额利润分成。因此,BMT Artha Sejahtera的存在实际上被用作伊斯兰经济学的先驱之一,为广大宗教人士谋福利。
{"title":"Ekonomi Islam untuk Keberlanjutan Umat Beragama (Studi Faktor yang Mempengaruhi Minat Anggota Non Muslim dalam Menyimpan di BMT Artha Sejahtera Bantul)","authors":"S. Sari, Mohamad Faozy","doi":"10.34001/jasna.v2i1.2296","DOIUrl":"https://doi.org/10.34001/jasna.v2i1.2296","url":null,"abstract":"This research comprehensively examines how the Islamic economy is able to move the progress of religious communities, which in this case will be studied related to the factors that influence the interest of non-Muslim members in saving at KSPPS BMT Artha Sejahtera Srandakan Bantul Yogyakarta. The research method is field research with data collection through three stages, namely observation, interviews, and documentation. The data analysis uses the analysis from Miles and Huberman model, namely data presentation, data reduction, and drawing conclusions. The research results reveal that KSPPS BMT Artha Sejahtera Srandakan Bantul Yogyakarta is a non-governmental organization that was originally initiated by several groups of people who care about the fate of small and medium business actors. The factors that influence the interest of non-Muslim members in saving at BMT Artha Sejahtera Srandakan Bantul Yogyakarta from some respondents' perceptions consist of: location, service, profit sharing, company reputation, promotion, curiosity about the institution's sharia, close friends, and no administrative deductions. From the perception of the community, it is more dominant towards large profit sharing from the company. Therefore, the existence of BMT Artha Sejahtera is actually used as one of the pioneers of Islamic economics for the welfare of religious people at large.","PeriodicalId":415821,"journal":{"name":"JASNA : Journal For Aswaja Studies","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114627990","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}