Pub Date : 2018-10-31DOI: 10.15294/HIGEIA.V2I4.23617
Diah Indriyani Novtasari, Y. Wijayanti
Abstrak Tujuh puluh persen pencemaran udara berasal dari emisi kendaraan bermotor. Efek dari emisi kendaraan bermotor dapat mengganggu fungsi paru-paru salah satunya petugas SPBU. Penelitian ini dilakukan di dua SPBU yang berada di ruas jalan dengan volume kendaraan tertinggi pada tahun 2018 yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor individu, paparan debu, dan CO dengan gambaran faal paru. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 34 petugas SPBU dengan teknik total sampling. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square dan uji Mann Whitney. Hasil menunjukkan ada hubungan antara jenis kelamin (p=0,035), masa kerja (p=0,017), dan kebiasaan merokok (p=0,023) dengan gambaran faal paru. Sedangkan, variabel umur, lama paparan, penggunaan APD, status gizi, riwayat penyakit, paparan debu, dan CO tidak berhubungan dengan gambaran faal paru. Simpulan penelitian ini yaitu jenis kelamin, masa kerja, dan kebiasaan merokok berhubungan dengan gambaran faal paru pada petugas SPBU. Disarankan untuk menggunakan APD ketika bekerja serta mengurangi perilaku merokok. Abstract Seventy percent of air pollutions comes from motor vehicle emissions. The effects of the emissions can interfere the lung function, especially for the gas station officers. This study was conducted at two gas station located in road with highest vehicle volume in 2018 which to know the relation between individual factor, dust exposure, and CO with the lung function. The type of this study was analytic observational with cross sectional design. The sample was 34 gas station officers with total sampling technique. Data were analyzed using Chi-square and Mann Whitney test. The results showed there were related between sex (p = 0,035), length of work (p = 0,017), and smoking habit (p = 0,023) with lung function. Age, long exposure, usage of personal safety, nutritional status, history of disease, dust exposure, and CO not related with lung function. The conclusions were gender, length of work, and smoking habits related with the lung function at the gas station officer. It’s recommended to use personal safety when working and reduce smoking behavior.
{"title":"Faktor Individu, Paparan Debu, dan CO dengan Gambaran Faal Paru Petugas SPBU","authors":"Diah Indriyani Novtasari, Y. Wijayanti","doi":"10.15294/HIGEIA.V2I4.23617","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/HIGEIA.V2I4.23617","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Tujuh puluh persen pencemaran udara berasal dari emisi kendaraan bermotor. Efek dari emisi kendaraan bermotor dapat mengganggu fungsi paru-paru salah satunya petugas SPBU. Penelitian ini dilakukan di dua SPBU yang berada di ruas jalan dengan volume kendaraan tertinggi pada tahun 2018 yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor individu, paparan debu, dan CO dengan gambaran faal paru. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 34 petugas SPBU dengan teknik total sampling. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square dan uji Mann Whitney. Hasil menunjukkan ada hubungan antara jenis kelamin (p=0,035), masa kerja (p=0,017), dan kebiasaan merokok (p=0,023) dengan gambaran faal paru. Sedangkan, variabel umur, lama paparan, penggunaan APD, status gizi, riwayat penyakit, paparan debu, dan CO tidak berhubungan dengan gambaran faal paru. Simpulan penelitian ini yaitu jenis kelamin, masa kerja, dan kebiasaan merokok berhubungan dengan gambaran faal paru pada petugas SPBU. Disarankan untuk menggunakan APD ketika bekerja serta mengurangi perilaku merokok. \u0000 \u0000Abstract \u0000Seventy percent of air pollutions comes from motor vehicle emissions. The effects of the emissions can interfere the lung function, especially for the gas station officers. This study was conducted at two gas station located in road with highest vehicle volume in 2018 which to know the relation between individual factor, dust exposure, and CO with the lung function. The type of this study was analytic observational with cross sectional design. The sample was 34 gas station officers with total sampling technique. Data were analyzed using Chi-square and Mann Whitney test. The results showed there were related between sex (p = 0,035), length of work (p = 0,017), and smoking habit (p = 0,023) with lung function. Age, long exposure, usage of personal safety, nutritional status, history of disease, dust exposure, and CO not related with lung function. The conclusions were gender, length of work, and smoking habits related with the lung function at the gas station officer. It’s recommended to use personal safety when working and reduce smoking behavior. \u0000 ","PeriodicalId":416019,"journal":{"name":"HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development)","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130964729","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-31DOI: 10.15294/higeia.v2i4.24275
Anggit Aprindrian Prehamukti
Abstrak Demam tifoid di Kota Semarang, khususnya wilayah kerja Puskesmas Ngaliyan tahun 2016 sebesar 423 kasus dan meningkat 57,5% di tahun 2017 sebesar 736 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan kejadian demam tifoid di wilayah Kerja Puskesmas Ngaliyan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2018. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian kasus kontrol. Sampel sebesar 34 kasus dan 34 kontrol dengan teknik purposive sampling. Instrumen menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Data dianalisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik dengan perangkat SPSS. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara perilaku jajan di rumah makan (p=0,006), perilaku jajan di pedagang kaki lima (p=0,001), dan kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan (p=0,029) dengan kejadian demam tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaliyan. Variabel yang berkontribusi kuat untuk menduga kejadian demam tifoid adalah perilaku jajan di pedagang kaki lima (p=0,008). Simpulan penelitian, terdapat hubungan antara perilaku jajan di rumah makan dan pedagang kaki lima, serta kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dengan kejadian demam tifoid. Abstract Typhoid fever in the city of Semarang, especially in the work area of Ngaliyan Health Center 2016 by 423 cases and increased 57.5% in 2017 of 736 cases. The aim of this study is to determine factors were the most associated with the incidence of typhoid fever in Ngaliyan Health Center. This research was carried out in July 2018 and unmatched case control study. Samples were 34 cases and 34 controls using purposive sampling technique. The instrument used a questionnaire and observation sheet. Data were analyzed with chi square test and logistic regression with SPSS. Results showed there were relationship between snacking behavior in restaurant (p=0,006), snacking behavior in street vendors (p=0,001), and the habit of washing hands with soap before eating (p=0,029) with the incidence of typhoid fever. Variable was the most contributed is snacking behavior in street vendors (p=0,008). Conclusions of the study, there was a relationship between snack behavior in restaurants, street vendors, and washing hands with soap habits before eating with the incidence of typhoid fever.
{"title":"Faktor Lingkungan dan Perilaku terhadap Kejadian Demam Tifoid","authors":"Anggit Aprindrian Prehamukti","doi":"10.15294/higeia.v2i4.24275","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/higeia.v2i4.24275","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Demam tifoid di Kota Semarang, khususnya wilayah kerja Puskesmas Ngaliyan tahun 2016 sebesar 423 kasus dan meningkat 57,5% di tahun 2017 sebesar 736 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan kejadian demam tifoid di wilayah Kerja Puskesmas Ngaliyan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2018. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian kasus kontrol. Sampel sebesar 34 kasus dan 34 kontrol dengan teknik purposive sampling. Instrumen menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Data dianalisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik dengan perangkat SPSS. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara perilaku jajan di rumah makan (p=0,006), perilaku jajan di pedagang kaki lima (p=0,001), dan kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan (p=0,029) dengan kejadian demam tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaliyan. Variabel yang berkontribusi kuat untuk menduga kejadian demam tifoid adalah perilaku jajan di pedagang kaki lima (p=0,008). Simpulan penelitian, terdapat hubungan antara perilaku jajan di rumah makan dan pedagang kaki lima, serta kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dengan kejadian demam tifoid. \u0000 \u0000Abstract \u0000Typhoid fever in the city of Semarang, especially in the work area of Ngaliyan Health Center 2016 by 423 cases and increased 57.5% in 2017 of 736 cases. The aim of this study is to determine factors were the most associated with the incidence of typhoid fever in Ngaliyan Health Center. This research was carried out in July 2018 and unmatched case control study. Samples were 34 cases and 34 controls using purposive sampling technique. The instrument used a questionnaire and observation sheet. Data were analyzed with chi square test and logistic regression with SPSS. Results showed there were relationship between snacking behavior in restaurant (p=0,006), snacking behavior in street vendors (p=0,001), and the habit of washing hands with soap before eating (p=0,029) with the incidence of typhoid fever. Variable was the most contributed is snacking behavior in street vendors (p=0,008). Conclusions of the study, there was a relationship between snack behavior in restaurants, street vendors, and washing hands with soap habits before eating with the incidence of typhoid fever.","PeriodicalId":416019,"journal":{"name":"HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development)","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133281617","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-31DOI: 10.15294/HIGEIA.V2I4.26801
Muhammad Azinar, Arulita Ika Fibriana
Abstrak Jumlah kasus kematian ibu di kabupaten Kendal pada tahun 2015 sebanyak 23 kasus, tahun 2016 19 kasus, dan tahun 2017 naik menjadi 25 kasus. Desa Singorojo adalah desa yang dalam 3 tahun terakhir memiliki trend kenaikan kasus kehamilan risiko tinggi yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Youth Centre Model dalam meningkatkan pengetahuan sikap remaja di daerah kehamilan berisiko tinggi. Penelitian ini dirancang dengan desain pre-eksperimental research dengan one group pretest-posttest design yang dianalisis secara kuantitatif. Populasi penelitian adalah remaja di desa Singorojo kabupaten Kendal. Sampel ditentukan secara purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji beda dan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menujukkan edukasi sebaya yang dilakukan oleh Kader Youth Centre yang telah diberi pelatihan telah mampu meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja khususnya terkait seksualitas dan kehamilan berisiko tinggi (p value 0,001). Selain itu juga dapat meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya pendewasaan usia perkawinan melalui perubahan sikap remaja (p value 0,002). Simpulan menunjukkan Youth Centre dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada siswa remaja. Abstract The number of maternal mortality cases in Kendal district in 2015 reached 23 cases, in 2016 were 19 cases, and in 2017 were 25 cases. Singorojo village was a village that in the last 3 years had a significant upward trend in cases. This study aimed to determine the effectiveness of the Youth Center Model in increasing the knowledge of the attitudes of adolescents in high risk pregnancy areas. This study was designed with a pre-experimental research design with one pretest-posttest design group analyzed quantitatively. The study population was adolescents in Singorojo village, Kendal district. Sampling technique used purposive sampling. Data analysis was used a different test and Wilcoxon test. The results of a complete peer education study conducted by Youth Center Cadres who had been given training had been able to improve adolescent health knowledge with high sexuality and pregnancy (p value 0.001). In addition, it could also increase teenagers' awareness of the importance of marriage awareness for adolescent girls (p value 0.002). Conclusion showed that Youth Center can increase knowledge and awareness of adolescent students.
{"title":"Youth Centre Model Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja di Daerah Tinggi Kehamilan Berisiko","authors":"Muhammad Azinar, Arulita Ika Fibriana","doi":"10.15294/HIGEIA.V2I4.26801","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/HIGEIA.V2I4.26801","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Jumlah kasus kematian ibu di kabupaten Kendal pada tahun 2015 sebanyak 23 kasus, tahun 2016 19 kasus, dan tahun 2017 naik menjadi 25 kasus. Desa Singorojo adalah desa yang dalam 3 tahun terakhir memiliki trend kenaikan kasus kehamilan risiko tinggi yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Youth Centre Model dalam meningkatkan pengetahuan sikap remaja di daerah kehamilan berisiko tinggi. Penelitian ini dirancang dengan desain pre-eksperimental research dengan one group pretest-posttest design yang dianalisis secara kuantitatif. Populasi penelitian adalah remaja di desa Singorojo kabupaten Kendal. Sampel ditentukan secara purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji beda dan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menujukkan edukasi sebaya yang dilakukan oleh Kader Youth Centre yang telah diberi pelatihan telah mampu meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja khususnya terkait seksualitas dan kehamilan berisiko tinggi (p value 0,001). Selain itu juga dapat meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya pendewasaan usia perkawinan melalui perubahan sikap remaja (p value 0,002). Simpulan menunjukkan Youth Centre dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada siswa remaja. \u0000 \u0000Abstract \u0000The number of maternal mortality cases in Kendal district in 2015 reached 23 cases, in 2016 were 19 cases, and in 2017 were 25 cases. Singorojo village was a village that in the last 3 years had a significant upward trend in cases. This study aimed to determine the effectiveness of the Youth Center Model in increasing the knowledge of the attitudes of adolescents in high risk pregnancy areas. This study was designed with a pre-experimental research design with one pretest-posttest design group analyzed quantitatively. The study population was adolescents in Singorojo village, Kendal district. Sampling technique used purposive sampling. Data analysis was used a different test and Wilcoxon test. The results of a complete peer education study conducted by Youth Center Cadres who had been given training had been able to improve adolescent health knowledge with high sexuality and pregnancy (p value 0.001). In addition, it could also increase teenagers' awareness of the importance of marriage awareness for adolescent girls (p value 0.002). Conclusion showed that Youth Center can increase knowledge and awareness of adolescent students. \u0000 ","PeriodicalId":416019,"journal":{"name":"HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development)","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123881126","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-31DOI: 10.15294/higeia.v2i4.20763
Ayu Wardani, Eri Witcahyo, S. Utami
Abstrak Biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik hingga semester I tahun 2017 telah mencapai Rp 12,7 trilliun atau 24,81% dari total biaya rumah sakit. Jumlah peserta Prolanis Puskesmas Karangduren sebanyak 46 peserta dengan RPPRB sebesar 92,60% dan Patrang sebanyak 45 orang dengan RPPRB sebesar 42,96%. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektivitas biaya Prolanis pada Puskesmas Karangduren dan Patrang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian dilakukan pada bulan September 2017 sampai dengan Oktober 2017. Data diperoleh dengan studi dokumentasi dan wawancara pada penanggung jawab Prolanis, bagian keuangan JKN dan tata usaha. Hasil penelitian menunjukkan input Prolanis pada Puskesmas Karangduren dan Patrang yakni ketersediaan SDM dan dana untuk Prolanis yang tidak keluar, serta kegiatan home visit belum terlaksana karena tidak adanya dana untuk transport petugas dan kurangnya SDM home visit. Hanya peserta Prolanis Puskesmas Patrang dengan riwayat hipertensi telah mencapai indikator 75%. Simpulan penelitian ini adalah efektivitas biaya Prolanis Puskesmas Karangduren lebih efektif dibandingkan Puskesmas Patrang. Abstract The cost was spent for catastrophic disease until first semester of 2017 have reached Rp 12.7 trillion or 24.81% of the total cost hospital. The amount participants of Prolanis Karangduren primary health care was 46 participants with RPPRB of 92.60% and Patrang was 45 participants with RPPRB of 42.96%. The purpose of this study was to analyze the cost effectiveness of Prolanis at Karangduren and Patrang primary health care. The study was a descriptive design. This study was conducted from September until October 2017. Data was collected by documentation and interview of Prolanis officer, finance JKN and administration staff. The results showed Prolanis input on Karangduren and Patrang primary health care were the availability of human resources and the fund that do come out,, and home visit activity had not been done yet. Only Prolanis participants of Patrang primary health care with the history of hypertension has reached 75% indicator every month. The cost effectiveness Prolanis Karangduren primary health care more effective was compared to Patrang primary health care.
{"title":"Efektivitas Biaya Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Puskesmas","authors":"Ayu Wardani, Eri Witcahyo, S. Utami","doi":"10.15294/higeia.v2i4.20763","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/higeia.v2i4.20763","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik hingga semester I tahun 2017 telah mencapai Rp 12,7 trilliun atau 24,81% dari total biaya rumah sakit. Jumlah peserta Prolanis Puskesmas Karangduren sebanyak 46 peserta dengan RPPRB sebesar 92,60% dan Patrang sebanyak 45 orang dengan RPPRB sebesar 42,96%. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektivitas biaya Prolanis pada Puskesmas Karangduren dan Patrang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian dilakukan pada bulan September 2017 sampai dengan Oktober 2017. Data diperoleh dengan studi dokumentasi dan wawancara pada penanggung jawab Prolanis, bagian keuangan JKN dan tata usaha. Hasil penelitian menunjukkan input Prolanis pada Puskesmas Karangduren dan Patrang yakni ketersediaan SDM dan dana untuk Prolanis yang tidak keluar, serta kegiatan home visit belum terlaksana karena tidak adanya dana untuk transport petugas dan kurangnya SDM home visit. Hanya peserta Prolanis Puskesmas Patrang dengan riwayat hipertensi telah mencapai indikator 75%. Simpulan penelitian ini adalah efektivitas biaya Prolanis Puskesmas Karangduren lebih efektif dibandingkan Puskesmas Patrang. \u0000 \u0000Abstract \u0000The cost was spent for catastrophic disease until first semester of 2017 have reached Rp 12.7 trillion or 24.81% of the total cost hospital. The amount participants of Prolanis Karangduren primary health care was 46 participants with RPPRB of 92.60% and Patrang was 45 participants with RPPRB of 42.96%. The purpose of this study was to analyze the cost effectiveness of Prolanis at Karangduren and Patrang primary health care. The study was a descriptive design. This study was conducted from September until October 2017. Data was collected by documentation and interview of Prolanis officer, finance JKN and administration staff. The results showed Prolanis input on Karangduren and Patrang primary health care were the availability of human resources and the fund that do come out,, and home visit activity had not been done yet. Only Prolanis participants of Patrang primary health care with the history of hypertension has reached 75% indicator every month. The cost effectiveness Prolanis Karangduren primary health care more effective was compared to Patrang primary health care. \u0000 ","PeriodicalId":416019,"journal":{"name":"HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development)","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129521759","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-31DOI: 10.15294/HIGEIA.V2I4.23632
G. V. Souisa, L. Janwarin
Abstrak Seluruh kepala keluarga Dusun Wahakaim, Desa Aketernate, memenuhi kebutuhan air bersih dengan mengandalkan sumur gali yang secara fisik tidak memenuhi syarat kualitas air bersih. Penelitian ini bertujuan, mengetahui gambaran kualitas air sumur gali ditinjau dari parameter fisik, kimia dan mikrobiologi sebelum dan sesudah penyaringan sederhana. Desain penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif berbasis laboratorium, dengan total sampel sebanyak 12 sampel air. Pemeriksaan kualitas air dilakukan di Laboratorium Kesehatan, Provinsi Maluku, data hasil laboratorium secara deskriptif dibandingkan dengan Permenkes RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990. Hasil penelitian menunjukan, untuk sampel air yang belum disaring, sebanyak 3 sumur gali (37,5%) tidak memenuhi syarat TDS dan rasa, sebanyak 7 sumur gali (87,5%) tidak memenuhi syarat mangan dan klorida, dan 100% tidak memenuhi syarat Total coli, sedangkan sebanyak 4 sumur gali (50%) tidak memenuhi syarat E.coli dan untuk sampel air yang telah disaring, sebanyak 2 sampel air (50%) tidak memenuhi syarat TDS, sedangkan parameter mikrobiologi sebanyak 3 sampel air (75%) tidak memenuhi syarat Total coli. Efektifitas penyaringan sederhana optimal pada parameter kekeruhan, TSS dan mangan. Abstract All of the family heads of Wahakaim, Aketernate Village, met the need for clean water by relying on dug wells that did not physically meet the requirements of clean water quality. This study aims to find out the description of the water quality of dug wells in terms of physical, chemical and microbiological parameters before and after simple filtering. The research design used was a laboratory-based descriptive survey, with a total sample of 12 water samples. Water quality checks were carried out in the Health Laboratory, Maluku Province, descriptive laboratory data compared to Permenkes RI Number 416 / Menkes / Per / IX / 1990. The results showed that for the water samples that had not been filtered, 3 dug wells (37.5%) did not meet the TDS and taste requirements, as many as 7 dug wells (87.5%) did not meet the requirements of manganese and chloride, and 100% did not meet Total coli requirements, while as many as 4 wells dug (50%) did not meet E.coli requirements and for water samples that were filtered, 2 water samples (50%) did not meet the TDS requirements, while microbiological parameters were 3 water samples (75% ) does not meet the requirements of Total coli. Simple optimal filtering effectiveness on turbidity parameters, TSS and manganese.
阿克特内特村的所有瓦卡连村的负责人都依靠挖井来满足淡水的需要,而挖井本身不符合淡水质量。本研究的目的是,在简单的筛选之前和之后,了解开井水的质量概述。采用的研究设计为基于实验室的描述性调查,总样本为12个。马鲁库省健康实验室进行了水质量检查,实验室结果与第416号门克斯/梅克斯/IX/1990号的条目进行了描述性的分析。研究结果显示,几乎没有过滤的水样,多达3井挖(37,5%)不合格TDS和口味,多达7井挖(87,5%)不合格锰和氯,100%不合格,而大肠杆菌总值4井挖(50%)是不合格的大肠杆菌的水样过滤了,2水TDS(50%)不合格样本,而3个水样本的微生物参数(75%)并不完全合格。在凝聚力、TSS和锰参数上最优的简单过滤效果。取消了所有的瓦卡姆家庭成员,阿克特尼特村,遇到了一种生理上无法满足清洁水质量要求的挖掘井对清洁水的需求。这项研究旨在在简单过滤之前和之后发现挖掘井的水质量。研究设计是一项基于实验室描述的调查,总共有12个水的样本。水质量检查被纳入健康实验室,马卢库省,解析数据实验室匹配第416号/ Menkes / Per / IX / 1990。那个for The results那里水上有样本,那不是被filtered,威尔斯3达达(37 . 5%)nid not见面会《TDS和品味requirements,美国许多美国7达达威尔斯(87 . 5%)nid not requirements》见面会锰检验室),和100%完全不是见到了大肠杆菌requirements,而美国许多美国4威尔斯达达(50%)不是见到了大肠杆菌requirements and for水样本这是filtered, 2水样本(50%)nid not见面会《TDS requirements,虽然微生物parameters是3个水样本(75%),但它们并没有满足大多数大肠杆菌的要求。在turbidity parameters, TSS和manganese上最优的过滤效果。
{"title":"Kualitas Sumur Gali di Dusun Wahakaim","authors":"G. V. Souisa, L. Janwarin","doi":"10.15294/HIGEIA.V2I4.23632","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/HIGEIA.V2I4.23632","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Seluruh kepala keluarga Dusun Wahakaim, Desa Aketernate, memenuhi kebutuhan air bersih dengan mengandalkan sumur gali yang secara fisik tidak memenuhi syarat kualitas air bersih. Penelitian ini bertujuan, mengetahui gambaran kualitas air sumur gali ditinjau dari parameter fisik, kimia dan mikrobiologi sebelum dan sesudah penyaringan sederhana. Desain penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif berbasis laboratorium, dengan total sampel sebanyak 12 sampel air. Pemeriksaan kualitas air dilakukan di Laboratorium Kesehatan, Provinsi Maluku, data hasil laboratorium secara deskriptif dibandingkan dengan Permenkes RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990. Hasil penelitian menunjukan, untuk sampel air yang belum disaring, sebanyak 3 sumur gali (37,5%) tidak memenuhi syarat TDS dan rasa, sebanyak 7 sumur gali (87,5%) tidak memenuhi syarat mangan dan klorida, dan 100% tidak memenuhi syarat Total coli, sedangkan sebanyak 4 sumur gali (50%) tidak memenuhi syarat E.coli dan untuk sampel air yang telah disaring, sebanyak 2 sampel air (50%) tidak memenuhi syarat TDS, sedangkan parameter mikrobiologi sebanyak 3 sampel air (75%) tidak memenuhi syarat Total coli. Efektifitas penyaringan sederhana optimal pada parameter kekeruhan, TSS dan mangan. \u0000 \u0000Abstract \u0000All of the family heads of Wahakaim, Aketernate Village, met the need for clean water by relying on dug wells that did not physically meet the requirements of clean water quality. This study aims to find out the description of the water quality of dug wells in terms of physical, chemical and microbiological parameters before and after simple filtering. The research design used was a laboratory-based descriptive survey, with a total sample of 12 water samples. Water quality checks were carried out in the Health Laboratory, Maluku Province, descriptive laboratory data compared to Permenkes RI Number 416 / Menkes / Per / IX / 1990. The results showed that for the water samples that had not been filtered, 3 dug wells (37.5%) did not meet the TDS and taste requirements, as many as 7 dug wells (87.5%) did not meet the requirements of manganese and chloride, and 100% did not meet Total coli requirements, while as many as 4 wells dug (50%) did not meet E.coli requirements and for water samples that were filtered, 2 water samples (50%) did not meet the TDS requirements, while microbiological parameters were 3 water samples (75% ) does not meet the requirements of Total coli. Simple optimal filtering effectiveness on turbidity parameters, TSS and manganese. \u0000 ","PeriodicalId":416019,"journal":{"name":"HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130775085","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}