Pub Date : 2019-09-20DOI: 10.25047/agropross.2019.114
Mohammad Haris Mawardi, Irma Harlianingtyas
Tebu merupakan salah satu komoditi tanaman penghasil gula terbesar di dunia dimana kebutuhan tebu sebagai bahan utama penghasil gula akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk, namun hingga tahun 2012 ketersediaan gula dalam negeri masih tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan gula masyarakat indonesia yang rata-rata mengkonsumsi gula 17 kg per kapita per tahun, kebutuhan ini masih di penuhi dari impor. Maka di butuhkan langkah-langkah khusus untuk menanggulangi hal tersebut, salah satunya pada sistem pembibitan di budidaya tebu. Pada kegiatan ini penggunaan varietas unggul VMC 86-550, pemilihan umur mata tunas, dan perendaman bahan tanam dengan air kelapa sebagai ZPT alami diberikan untuk mengoptimalkan pertumbuhan awal tanaman tebu. Dari pengaplikasian keduanya, umur mata tunas maupun perendaman air kelapa sama-sama memberikan pengaruh nyata pada beberapa parameter di beberapa pengamatan, akan tetapi tidak di temukan adanya interaksi dari kedua perlakuan tersebut.
{"title":"Pengaruh Umur Mata Tunas Bud Set Tebu (Saccharum offiinarum L) Varietas VMC 86-550 dan Perendaman Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Bibit Tebu","authors":"Mohammad Haris Mawardi, Irma Harlianingtyas","doi":"10.25047/agropross.2019.114","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agropross.2019.114","url":null,"abstract":"Tebu merupakan salah satu komoditi tanaman penghasil gula terbesar di dunia dimana kebutuhan tebu sebagai bahan utama penghasil gula akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk, namun hingga tahun 2012 ketersediaan gula dalam negeri masih tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan gula masyarakat indonesia yang rata-rata mengkonsumsi gula 17 kg per kapita per tahun, kebutuhan ini masih di penuhi dari impor. Maka di butuhkan langkah-langkah khusus untuk menanggulangi hal tersebut, salah satunya pada sistem pembibitan di budidaya tebu. Pada kegiatan ini penggunaan varietas unggul VMC 86-550, pemilihan umur mata tunas, dan perendaman bahan tanam dengan air kelapa sebagai ZPT alami diberikan untuk mengoptimalkan pertumbuhan awal tanaman tebu. Dari pengaplikasian keduanya, umur mata tunas maupun perendaman air kelapa sama-sama memberikan pengaruh nyata pada beberapa parameter di beberapa pengamatan, akan tetapi tidak di temukan adanya interaksi dari kedua perlakuan tersebut.","PeriodicalId":424215,"journal":{"name":"Implementasi IPTEKS Sub Sektor Perkebunan Pendukung Devisa Negara dan Ketahanan Energi Indonesia","volume":"316 20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116769298","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-20DOI: 10.25047/agropross.2019.88
Ruly Awidiyantini, Yanti Nurmalasari
Tanaman kopi (Coffea sp) merupakan komoditas penting yang permintaan setiap tahunnya meningkat. Perbanyakan tanaman kopi yang mudah dan murah adalah dengan setek dan setek sambung. Setek sambung tanaman kopi merupakan cara perbanyakan vegetatif yaitu sambungan antara dua klon yang mempunyai keunggulan berbeda. Untuk mengetahui metode setek dan setek sambung yang terbaik dengan menggunakan bahan tanam ruas dan sayat/belah. Penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan metode pembiakan vegetatif ( setek dan setek sambung)terbaik dan membandingkan dari beberapa cara pembiakan pada tanaman kopi robusta (Coffea canephora) . Penelitian di laksanakan di kebun Percobaan Mandiri mulai bulan Juli sampai September 2018 dan selanjutnya di lakukan pengamatan dalam laboratorium. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan 3 ulangan di lanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan 5%. Perlakuan A merupakan perlakuan setek sambung batang bawah ruas klon BP 308 dan batang atas ruas klon BP 534, perlakuan B merupakan setek sambung batang bawah ruas klon BP 308 dan batang atas belah klon BP 534, perlakuan C merupakan setek sambung batang bawah belah klon BP 308 dan batang atas belah klon BP 534, perlakuan D merupakan setek ruas klon BP 308, perlakuan E merupakan setek ruas klon BP 534, perlakuan F merupakan setek belah klon BP 308, dan perlakuan F setek belah klon BP 534. Hasil penelitian menunjukkan setek sambung batang bawah klon BP 308 dan batang atas ruas klon BP 534 (A)merupakan hasil terbaik, setek ruas klon BP 308 (D) lebih baik daripada setek ruas klon BP 534.
{"title":"Pengaruh Cara Perbanyakan Vegetatif Terhadap Pertumbuhan Kopi Robusta (Coffea canephora) Klon BP 308 dan BP 534","authors":"Ruly Awidiyantini, Yanti Nurmalasari","doi":"10.25047/agropross.2019.88","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agropross.2019.88","url":null,"abstract":"Tanaman kopi (Coffea sp) merupakan komoditas penting yang permintaan setiap tahunnya meningkat. Perbanyakan tanaman kopi yang mudah dan murah adalah dengan setek dan setek sambung. Setek sambung tanaman kopi merupakan cara perbanyakan vegetatif yaitu sambungan antara dua klon yang mempunyai keunggulan berbeda. Untuk mengetahui metode setek dan setek sambung yang terbaik dengan menggunakan bahan tanam ruas dan sayat/belah. Penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan metode pembiakan vegetatif ( setek dan setek sambung)terbaik dan membandingkan dari beberapa cara pembiakan pada tanaman kopi robusta (Coffea canephora) . Penelitian di laksanakan di kebun Percobaan Mandiri mulai bulan Juli sampai September 2018 dan selanjutnya di lakukan pengamatan dalam laboratorium. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan 3 ulangan di lanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan 5%. Perlakuan A merupakan perlakuan setek sambung batang bawah ruas klon BP 308 dan batang atas ruas klon BP 534, perlakuan B merupakan setek sambung batang bawah ruas klon BP 308 dan batang atas belah klon BP 534, perlakuan C merupakan setek sambung batang bawah belah klon BP 308 dan batang atas belah klon BP 534, perlakuan D merupakan setek ruas klon BP 308, perlakuan E merupakan setek ruas klon BP 534, perlakuan F merupakan setek belah klon BP 308, dan perlakuan F setek belah klon BP 534. Hasil penelitian menunjukkan setek sambung batang bawah klon BP 308 dan batang atas ruas klon BP 534 (A)merupakan hasil terbaik, setek ruas klon BP 308 (D) lebih baik daripada setek ruas klon BP 534.","PeriodicalId":424215,"journal":{"name":"Implementasi IPTEKS Sub Sektor Perkebunan Pendukung Devisa Negara dan Ketahanan Energi Indonesia","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115665309","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-20DOI: 10.25047/agropross.2019.124
A. A. Muliasari, Euis Nurhikmah
Kopi Robusta (Coffea canephora L.) merupakan tanaman dengan self-incompatible yang tinggi sehingga untuk perbanyakannya disarankan dengan cara klonal untuk menjamin mutu genetik benih yang dihasilkan sama dengan induknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman morfologi enam klon kopi robusta, BP 939, BP 308, BP 436, BP 534, SA 203 dan SA 237 yang diperbanyak menggunakan perbanyakan vegetative setek berakar. Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok satu faktor yaitu jenis klon dan diulang sebanyak 10 kali. Variabel keberhasilan dan pertumbuhan morfologi yang diamati meliputi persentase setek yang hidup, tinggi bibit, jumlah daun, diameter batang dan pertumbuhan akar pada pre dan main nursery. Hasil pengamatan menunjukkan klon yang terbaik pertumbuhannya yaitu BP 308, klon tersebut juga cukup adaptif, tahan terhadap lingkungan yang kurang subur, kekeringan dan serangan nematode.
罗布塔咖啡(Coffea canephora)是一种高度自我兼容性的植物,因此它的繁殖被建议以克隆的方式确保与父母相同的种子的遗传质量。本研究旨在了解六种人体形态的多样性,BP 939, BP 308, BP 436, BP 534, SA 203和SA 237种克隆利用根植植物的繁殖。治疗方法被安排在一个单一的因子组中,即克隆类型,并重复10次。观察到的成功变量和形态生长包括活掐、种子高度、叶的数量、茎的直径和主根的生长。观察结果显示,克隆的生长速度最好,即BP 308,具有足够的适应性,对恶劣的环境、干旱和线虫攻击具有抵抗力。
{"title":"Morfologi Pada Enam Klon Kopi Robusta (Coffea canephora L.) dengan Metode Setek Berakar","authors":"A. A. Muliasari, Euis Nurhikmah","doi":"10.25047/agropross.2019.124","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agropross.2019.124","url":null,"abstract":"Kopi Robusta (Coffea canephora L.) merupakan tanaman dengan self-incompatible yang tinggi sehingga untuk perbanyakannya disarankan dengan cara klonal untuk menjamin mutu genetik benih yang dihasilkan sama dengan induknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman morfologi enam klon kopi robusta, BP 939, BP 308, BP 436, BP 534, SA 203 dan SA 237 yang diperbanyak menggunakan perbanyakan vegetative setek berakar. Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok satu faktor yaitu jenis klon dan diulang sebanyak 10 kali. Variabel keberhasilan dan pertumbuhan morfologi yang diamati meliputi persentase setek yang hidup, tinggi bibit, jumlah daun, diameter batang dan pertumbuhan akar pada pre dan main nursery. Hasil pengamatan menunjukkan klon yang terbaik pertumbuhannya yaitu BP 308, klon tersebut juga cukup adaptif, tahan terhadap lingkungan yang kurang subur, kekeringan dan serangan nematode.","PeriodicalId":424215,"journal":{"name":"Implementasi IPTEKS Sub Sektor Perkebunan Pendukung Devisa Negara dan Ketahanan Energi Indonesia","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134077186","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-20DOI: 10.25047/agropross.2019.128
S. Azizah, Elida Novita, Diana Purbasari
Kecamatan Panti merupakan penghasil kopi terbesar kedua di Kabupaten Jember setelah Kecamatan Silo. Perkebunan kopi di Kecamatan Panti pada tahun 2016 memiliki luas lahan sebesar 1096 ha, dengan ketinggian rata-rata 50-1.340 mdpl. Dengan ketinggian rata-rata tersebut salah satu tanaman kopi yang ditanam yaitu kopi arabika. Berdasarkan banyaknya perkebunan kopi yang ada, maka pada pengolahan kopi olah basah akan menghasilkan banyak limbah cair dan limbah padat. Limbah buah kopi berupa daging buah secara fisik komposisi mencapai 48%, terdiri dari kulit buah 42% dan kulit biji 6%. Tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan potensi penerapan produksi bersih yang dapat diterapkan dan menentukan prioritas berdasarkan nilai ekonomi. Metode yang digunakan yaitu mengukur produk, limbah, dan lain-lain menggunakan analisis neraca massa. Hasil analisis neraca massa dalam 1 ton kopi merah menghasilkan rendemen biji kopi 40%, limbah padat 38,4%, dan limbah cair 2946 liter. Limbah padat diperoleh dari proses pulping dan limbah cair diperoleh dari proses sortasi rambang, pulping, dan washing. Berdasarkan analisis neraca massa tersebut potensi penerapan produksi yang dapat diterapkan pada limbah padat yaitu pembuatan teh (cascara), pakan ternak, kompos blok, pada limbah cair yaitu pembuatan biogas dan pupuk cair. Dari alternatif tersebut , pembuatan teh (cascara) merupakan skala prioritas utama untuk diterapkan karena memiliki nilai NPV Rp 997.230.980 , IRR 40%, PBP 7 bulan 26 hari dan nilai B/C Rasio 3,70. Estimasi nilai tambah dari produk teh (cascara) yaitu 576.000.000 dalam satu tahun dan diperkirakan kenaikan pendapatan dari produk teh (cascara) yaitu dua kali lipat dari produk sebelumnya yaitu pupuk kompos.
{"title":"Potensi Penerapan Produksi Bersih Pada Proses Pengolahan Kopi Arabika Di Agroindustri Maju Mapan Desa Kemiri Kecamatan Panti Kabupaten Jember","authors":"S. Azizah, Elida Novita, Diana Purbasari","doi":"10.25047/agropross.2019.128","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agropross.2019.128","url":null,"abstract":"Kecamatan Panti merupakan penghasil kopi terbesar kedua di Kabupaten Jember setelah Kecamatan Silo. Perkebunan kopi di Kecamatan Panti pada tahun 2016 memiliki luas lahan sebesar 1096 ha, dengan ketinggian rata-rata 50-1.340 mdpl. Dengan ketinggian rata-rata tersebut salah satu tanaman kopi yang ditanam yaitu kopi arabika. Berdasarkan banyaknya perkebunan kopi yang ada, maka pada pengolahan kopi olah basah akan menghasilkan banyak limbah cair dan limbah padat. Limbah buah kopi berupa daging buah secara fisik komposisi mencapai 48%, terdiri dari kulit buah 42% dan kulit biji 6%. Tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan potensi penerapan produksi bersih yang dapat diterapkan dan menentukan prioritas berdasarkan nilai ekonomi. Metode yang digunakan yaitu mengukur produk, limbah, dan lain-lain menggunakan analisis neraca massa. Hasil analisis neraca massa dalam 1 ton kopi merah menghasilkan rendemen biji kopi 40%, limbah padat 38,4%, dan limbah cair 2946 liter. Limbah padat diperoleh dari proses pulping dan limbah cair diperoleh dari proses sortasi rambang, pulping, dan washing. Berdasarkan analisis neraca massa tersebut potensi penerapan produksi yang dapat diterapkan pada limbah padat yaitu pembuatan teh (cascara), pakan ternak, kompos blok, pada limbah cair yaitu pembuatan biogas dan pupuk cair. Dari alternatif tersebut , pembuatan teh (cascara) merupakan skala prioritas utama untuk diterapkan karena memiliki nilai NPV Rp 997.230.980 , IRR 40%, PBP 7 bulan 26 hari dan nilai B/C Rasio 3,70. Estimasi nilai tambah dari produk teh (cascara) yaitu 576.000.000 dalam satu tahun dan diperkirakan kenaikan pendapatan dari produk teh (cascara) yaitu dua kali lipat dari produk sebelumnya yaitu pupuk kompos.","PeriodicalId":424215,"journal":{"name":"Implementasi IPTEKS Sub Sektor Perkebunan Pendukung Devisa Negara dan Ketahanan Energi Indonesia","volume":"130 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127384159","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-20DOI: 10.25047/agropross.2019.89
M. Hanafi, Elida Novita, Idah Andriyani
Desa Tanah Wulan Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu desa yang berada di lereng pegunungan Argopuro. Mayoritas penduduk di Desa Tanah Wulan berkerja sebagai petani kopi. Perkebunan kopi rakyat di Desa Tanah Wulan terletak lahan perhutani dengan ketinggian antara 600-1300 m dpl. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi lahan untuk tanaman kopi arabika dan kopi robusta, mengetahui status pengelolaan lahan untuk budidaya kopi di Desa Tanah Wulan, dan mengetahui kesesuaian jenis tanah untuk budidaya kopi di Desa Tanah Wulan. Metode yang digunakan yaitu dengan analisis ketinggian dan kelerengan lokasi perkebuanan dengan menggunakan sistem informasi geografis. Hasil dari analisis perkebunan kopi menggunakan metode sistem informasi geografis menghasilkan peta yang memuat beberapa informasi. Informasi tersebut berupa lokasi lahan yang berpotensi untuk dijadikan kebun kopi arabika dan robusta. Informasi tentang kondisi lahan tersebut disajikan dalam bentuk peta potensi lahan yang dapat dijakan sebagai acuan untuk membuka lahan baru untuk dijakan kebun kopi. Dari hasil analisis potensi lahan didapatkan hasil lahan yang berpotensi untuk perkebunan kopi arabika hanya terkelola sebanyak 49% sedangkan untuk lahan robusta sudah dikelola sebanyak 95%.
{"title":"Analisis Potensi Lahan Desa Tanah Wulan Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso Untuk Perkebunan Kopi Arabika dan Kopi Robusta","authors":"M. Hanafi, Elida Novita, Idah Andriyani","doi":"10.25047/agropross.2019.89","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agropross.2019.89","url":null,"abstract":"Desa Tanah Wulan Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu desa yang berada di lereng pegunungan Argopuro. Mayoritas penduduk di Desa Tanah Wulan berkerja sebagai petani kopi. Perkebunan kopi rakyat di Desa Tanah Wulan terletak lahan perhutani dengan ketinggian antara 600-1300 m dpl. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi lahan untuk tanaman kopi arabika dan kopi robusta, mengetahui status pengelolaan lahan untuk budidaya kopi di Desa Tanah Wulan, dan mengetahui kesesuaian jenis tanah untuk budidaya kopi di Desa Tanah Wulan. Metode yang digunakan yaitu dengan analisis ketinggian dan kelerengan lokasi perkebuanan dengan menggunakan sistem informasi geografis. Hasil dari analisis perkebunan kopi menggunakan metode sistem informasi geografis menghasilkan peta yang memuat beberapa informasi. Informasi tersebut berupa lokasi lahan yang berpotensi untuk dijadikan kebun kopi arabika dan robusta. Informasi tentang kondisi lahan tersebut disajikan dalam bentuk peta potensi lahan yang dapat dijakan sebagai acuan untuk membuka lahan baru untuk dijakan kebun kopi. Dari hasil analisis potensi lahan didapatkan hasil lahan yang berpotensi untuk perkebunan kopi arabika hanya terkelola sebanyak 49% sedangkan untuk lahan robusta sudah dikelola sebanyak 95%.","PeriodicalId":424215,"journal":{"name":"Implementasi IPTEKS Sub Sektor Perkebunan Pendukung Devisa Negara dan Ketahanan Energi Indonesia","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127040552","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-20DOI: 10.25047/agropross.2019.123
Desi P S Nababan, M. Hudori, Sylvia Madusari
PT XYZ adalah sebuah perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang berlokasi di Provinsi Kalimantan Barat. Perusahaan ini tidak dapat memaksimalkan pengutipan brondolan di piringan karena kekurangan tenaga kerja pengutip brondolan dan rasa malas oleh pemanen untuk mengutip brondolan di ancak masing-masing. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat kehilangan brondolan yang tidak terkutip (losses) di piringan dan potensi kerugian yang diakibatkan oleh losses tersebut. Prosedur penelitian meliputi: 1) menentukan jumlah piringan sebagai populasi pada afdeling 4; 2) menentukan jumlah sampel piringan; 3) menghitung jumlah brondolan yang tidak terkutip; 4) menghitung perbandingan taksasi panen per hari dengan jumlah brondolan yang tidak terkutip; dan 5) menghitung jumlah kerugian brondolan dan kerugian minyak CPO selama satu tahun. Kerugian yang terjadi akibat kondisi tersebut mencapai 96.240 kg atau senilai dengan Rp 128.384.160 (sebagai buah) atau senilai Rp 310.807.080 (sebagai minyak). Perusahaan direkomendasikan untuk melakukan pembenahan untuk memaksimalkan pengutipan brondolan di piringan dan tidak merasa puas dengan target produksi tandan buah segar (TBS) yang sudah dicapai saat ini, sehingga dapat meningkatkan daya saingnya.
{"title":"Pengukuran Tingkat Kehilangan Brondolan di Piringan Menggunakan Metode Random Sampling di PT XYZ","authors":"Desi P S Nababan, M. Hudori, Sylvia Madusari","doi":"10.25047/agropross.2019.123","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agropross.2019.123","url":null,"abstract":"PT XYZ adalah sebuah perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang berlokasi di Provinsi Kalimantan Barat. Perusahaan ini tidak dapat memaksimalkan pengutipan brondolan di piringan karena kekurangan tenaga kerja pengutip brondolan dan rasa malas oleh pemanen untuk mengutip brondolan di ancak masing-masing. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat kehilangan brondolan yang tidak terkutip (losses) di piringan dan potensi kerugian yang diakibatkan oleh losses tersebut. Prosedur penelitian meliputi: 1) menentukan jumlah piringan sebagai populasi pada afdeling 4; 2) menentukan jumlah sampel piringan; 3) menghitung jumlah brondolan yang tidak terkutip; 4) menghitung perbandingan taksasi panen per hari dengan jumlah brondolan yang tidak terkutip; dan 5) menghitung jumlah kerugian brondolan dan kerugian minyak CPO selama satu tahun. Kerugian yang terjadi akibat kondisi tersebut mencapai 96.240 kg atau senilai dengan Rp 128.384.160 (sebagai buah) atau senilai Rp 310.807.080 (sebagai minyak). Perusahaan direkomendasikan untuk melakukan pembenahan untuk memaksimalkan pengutipan brondolan di piringan dan tidak merasa puas dengan target produksi tandan buah segar (TBS) yang sudah dicapai saat ini, sehingga dapat meningkatkan daya saingnya.","PeriodicalId":424215,"journal":{"name":"Implementasi IPTEKS Sub Sektor Perkebunan Pendukung Devisa Negara dan Ketahanan Energi Indonesia","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114798092","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-20DOI: 10.25047/agropross.2019.90
Yanti Nurmalasari, Ruly Awidiyantini
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani dalam alih komoditas tanaman dari usahatani tembakau menjadi usahatani sayur-mayur di Desa Tlagah Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan. Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja (purposive), yaitu berdasarkan pertimbangan bahwa banyak masyarakat Desa Tlagah yang melakukan alih fungsi lahan dari usahatani tembakau ke usahatani sayur mayur. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan populasinya adalah semua petani yang melakukan alih fungsi lahan dari usahatani tembakau menjadi sayur mayur. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling (sampel bertujuan). Metode analisis menggunakan analisis LOGIT dengan menggunakan alat analisis SPSS (Statistical Produk and Service Solution). Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi alih komoditas tanaman adalah usia, tingkat pendidikan, keikutsertaan kelompok tani, pekerjaan sampingan, dan tanggungan keluarga.
{"title":"Keputusan Petani Dalam Alih Komoditas Tanaman Tembakau Ke Sayuran (Studi Kasus Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan)","authors":"Yanti Nurmalasari, Ruly Awidiyantini","doi":"10.25047/agropross.2019.90","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agropross.2019.90","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani dalam alih komoditas tanaman dari usahatani tembakau menjadi usahatani sayur-mayur di Desa Tlagah Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan. Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja (purposive), yaitu berdasarkan pertimbangan bahwa banyak masyarakat Desa Tlagah yang melakukan alih fungsi lahan dari usahatani tembakau ke usahatani sayur mayur. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan populasinya adalah semua petani yang melakukan alih fungsi lahan dari usahatani tembakau menjadi sayur mayur. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling (sampel bertujuan). Metode analisis menggunakan analisis LOGIT dengan menggunakan alat analisis SPSS (Statistical Produk and Service Solution). Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi alih komoditas tanaman adalah usia, tingkat pendidikan, keikutsertaan kelompok tani, pekerjaan sampingan, dan tanggungan keluarga.","PeriodicalId":424215,"journal":{"name":"Implementasi IPTEKS Sub Sektor Perkebunan Pendukung Devisa Negara dan Ketahanan Energi Indonesia","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125336603","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-20DOI: 10.25047/agropross.2019.129
Fnu Khotijah, Elida Novita, Diana Purbasari
Kecamatan Maesan merupakan sentra kopi arabika terbesar kedua di Kabupaten Bondowoso. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya sebaran luas tanaman kopi arabika sebesar 1.743,15 ha. Permintaan pasar nasional terhadap komoditi arabika sebesar 60% dan 40% kopi robusta. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu perluasan areal tanam dan peningkatan mutu kopi melalui perubahan proses pengolahan kering menjadi pengolahan basah. Pengolahan kopi secara basah dapat menghasilkan kopi dengan mutu yang lebih baik, namun pengolahan kopi secara basah relatif tidak ramah lingkungan karena menghasilkan limbah padat, cair dan gas. Agroindustri Kopi Wulan menjadi salah satu agroindustri yang menerapkan metode olah basah dan berpotensi memperoleh sertifikasi Indikasi Geografis (IG). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui proses pengolahan kopi arabika di Agroindustri Kopi Wulan, menentukan potensi penerapan produksi bersih dan menentukan prioritas berdasarkan aspek finansial (PBP, NPV, IRR, Net B/C). Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil perhitungan kesetimbangan massa menunjukkan dalam 1000 kg produksi menghasilkan limbah padat sebanyak 605 kg, limbah cair 1329 liter dan biji kopi HS kering 258 kg dengan rendemen sebesar 25,8 %. Hasil analisis potensi penerapan produksi bersih pada limbah padat yaitu pembuatan teh cascara, pakan ternak dan pupuk kompos sedangkan penanganan limbah cair yaitu pupuk organik cair dan biogas. Berdasarkan alternatif tersebut, pakan ternak merupakan skala prioritas utama penanganan limbah padat dengan nilai NPV =Rp.156,739,790 ; IRR=47 % ; Net B/C= 6.83 dan PBP=1.35 sedangkan pada penanganan limbah cair yang menjadi prioritas utama adalah biogas dengan nilai NPV=Rp 1,300,637,526 ; IRR=51 % ; Net B/C=19.66 dan PBP sebesar 8,24.
{"title":"Analisis Kelayakan Penerapan Produksi Bersih di Agroindustri Kopi Wulan Berpotensi Indikasi Geografis (Studi Kasus di Desa Tanah Wulan Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso)","authors":"Fnu Khotijah, Elida Novita, Diana Purbasari","doi":"10.25047/agropross.2019.129","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agropross.2019.129","url":null,"abstract":"Kecamatan Maesan merupakan sentra kopi arabika terbesar kedua di Kabupaten Bondowoso. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya sebaran luas tanaman kopi arabika sebesar 1.743,15 ha. Permintaan pasar nasional terhadap komoditi arabika sebesar 60% dan 40% kopi robusta. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu perluasan areal tanam dan peningkatan mutu kopi melalui perubahan proses pengolahan kering menjadi pengolahan basah. Pengolahan kopi secara basah dapat menghasilkan kopi dengan mutu yang lebih baik, namun pengolahan kopi secara basah relatif tidak ramah lingkungan karena menghasilkan limbah padat, cair dan gas. Agroindustri Kopi Wulan menjadi salah satu agroindustri yang menerapkan metode olah basah dan berpotensi memperoleh sertifikasi Indikasi Geografis (IG). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui proses pengolahan kopi arabika di Agroindustri Kopi Wulan, menentukan potensi penerapan produksi bersih dan menentukan prioritas berdasarkan aspek finansial (PBP, NPV, IRR, Net B/C). Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil perhitungan kesetimbangan massa menunjukkan dalam 1000 kg produksi menghasilkan limbah padat sebanyak 605 kg, limbah cair 1329 liter dan biji kopi HS kering 258 kg dengan rendemen sebesar 25,8 %. Hasil analisis potensi penerapan produksi bersih pada limbah padat yaitu pembuatan teh cascara, pakan ternak dan pupuk kompos sedangkan penanganan limbah cair yaitu pupuk organik cair dan biogas. Berdasarkan alternatif tersebut, pakan ternak merupakan skala prioritas utama penanganan limbah padat dengan nilai NPV =Rp.156,739,790 ; IRR=47 % ; Net B/C= 6.83 dan PBP=1.35 sedangkan pada penanganan limbah cair yang menjadi prioritas utama adalah biogas dengan nilai NPV=Rp 1,300,637,526 ; IRR=51 % ; Net B/C=19.66 dan PBP sebesar 8,24.","PeriodicalId":424215,"journal":{"name":"Implementasi IPTEKS Sub Sektor Perkebunan Pendukung Devisa Negara dan Ketahanan Energi Indonesia","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114754129","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}