Hendri, Almadison, Rise Karmilia, Ramses Hutagaol, Ikhsan Gunawan, Budi Yanto
Untuk memberikan pemahaman tentang Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga; (2) Untuk memberikan pemahaman bentuk perlindungan hukum terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga yang harus diberikan oleh pihak Kepolisian; (3) Untuk memberikan pemahaman kepada Penyidik tentang mediasi penal dalam tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. . Masalah KDRT itu sendiri sebetulnya masalah yang sering terjadi dalam kehidupan berumah tangga, tetapi sebagaian masyarakat tidak menganggap yang dialaminya sebagai suatu perbuatan yang salah dimata hukum. Oleh sebab itu masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang KDRT, sehingga jika terjadi atau mengalami KDRT, korban dapat mengambil langkah-langkah secara hukum. Metode yang digunakan adalah metode partisipatif diharapkan mitra dapat berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan hukum dalam bentuk (1) Ceramah Sosialisasi UU Nomor 23 Tahun 2004 Tentang KDRT; (2) Penyuluhan hukum tentang materi UU Nomor 23 Tahun 2004 Tentang KDRT; (3) Penyelesaian KDRT melalui mediasi penal. Kesimpulan: Penyuluhan Hukum Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Kepada Anggota Polisi Dan Penyidik di Kepolisian Resort (POLRES) Kabupaten Rokan Hulu”, menunjukkan bahwa akseptabilitas yakni tingkat penyerapan mitra terhadap kegiatan mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman mitra tentang materi kegiatan. Yaitu adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta tentang materi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tahun Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, mitra mampu menyampaikan ide atau pemikiran berkaitan dengan KDRT serta dalam penyelesaian KDRT mitra telah menerapkan mediasi penal. Saran: Kegiatan penyuluhan sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya Aparat Penegak Hukum (Kepolisian) dalam penanggulangan KDRT, karena penegakan hukum tidak harus diselesaikan dengan penegakan hukum pidana, contohnya dalam KDRT dapat dilakukan upaya mediasi
{"title":"PENYULUHAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA KEKERASAN PEMBANTU RUMAH TANGGA DAN UU ITE SELAMA PROSES PENYIDIKAN DI WILAYAH HUKUM POLRES ROKAN HULU","authors":"Hendri, Almadison, Rise Karmilia, Ramses Hutagaol, Ikhsan Gunawan, Budi Yanto","doi":"10.56313/jmnr.v3i1.166","DOIUrl":"https://doi.org/10.56313/jmnr.v3i1.166","url":null,"abstract":"Untuk memberikan pemahaman tentang Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga; (2) Untuk memberikan pemahaman bentuk perlindungan hukum terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga yang harus diberikan oleh pihak Kepolisian; (3) Untuk memberikan pemahaman kepada Penyidik tentang mediasi penal dalam tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. . Masalah KDRT itu sendiri sebetulnya masalah yang sering terjadi dalam kehidupan berumah tangga, tetapi sebagaian masyarakat tidak menganggap yang dialaminya sebagai suatu perbuatan yang salah dimata hukum. Oleh sebab itu masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang KDRT, sehingga jika terjadi atau mengalami KDRT, korban dapat mengambil langkah-langkah secara hukum. Metode yang digunakan adalah metode partisipatif diharapkan mitra dapat berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan hukum dalam bentuk (1) Ceramah Sosialisasi UU Nomor 23 Tahun 2004 Tentang KDRT; (2) Penyuluhan hukum tentang materi UU Nomor 23 Tahun 2004 Tentang KDRT; (3) Penyelesaian KDRT melalui mediasi penal. Kesimpulan: Penyuluhan Hukum Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Kepada Anggota Polisi Dan Penyidik di Kepolisian Resort (POLRES) Kabupaten Rokan Hulu”, menunjukkan bahwa akseptabilitas yakni tingkat penyerapan mitra terhadap kegiatan mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman mitra tentang materi kegiatan. Yaitu adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta tentang materi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tahun Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, mitra mampu menyampaikan ide atau pemikiran berkaitan dengan KDRT serta dalam penyelesaian KDRT mitra telah menerapkan mediasi penal. Saran: Kegiatan penyuluhan sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya Aparat Penegak Hukum (Kepolisian) dalam penanggulangan KDRT, karena penegakan hukum tidak harus diselesaikan dengan penegakan hukum pidana, contohnya dalam KDRT dapat dilakukan upaya mediasi","PeriodicalId":429005,"journal":{"name":"JURNAL MASYARAKAT NEGERI ROKANIA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130269847","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rinja Efendi, Abdul Putra Ginda Hasibuan, Hasrijal, Pariang Sonang Siregar
Maraknya Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang digalakkan pemerintah saat ini untuk menumbuhkan kesadaran siswa akan pentingnya membaca, dengan membaca siswa akan lebih cenderung memiliki pengetahuan yang luas dalam menghadapi era digitalisasi ini. Pembelajaran saat ini lebih diarahkan pada aktivitas-aktivitas modernisasi dengan bantuan teknologi canggih dengan harapan dapat membantu siswa dalam mencerna materi pelajaran secara interaktif, produktif, efektif, inspiratif, konstruktif, dan menyenangkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui proses pengembangan program Gerakan Literasi Sekolah serta kendala yang dihadapinya. Hasil akhir yang dicapai dalam kegiatan ini, baik secara kuantitatif maupun kualitatif adalah sebagai berikut ini. 1. Meningkatnya minat siswa terhadap membaca mendorong program GLS, 2. Tenaga pendidik khususnya guru dapat terlibat dalam menerapkan program GLS, 3. Membantu siswa dalam meningkatkan minat baca, 4. Meningkatkan pemahaman siswa dalam program Gerakan Literasi Sekolah, 5. Memfasilitasi siswa dengan membuat mading dan pojok baca di kelas maupun diarea sekolah.
{"title":"PELATIHAN PENERAPAN PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS) DI SD NEGERI 018 RAMBAH SAMO","authors":"Rinja Efendi, Abdul Putra Ginda Hasibuan, Hasrijal, Pariang Sonang Siregar","doi":"10.56313/jmnr.v3i1.105","DOIUrl":"https://doi.org/10.56313/jmnr.v3i1.105","url":null,"abstract":"Maraknya Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang digalakkan pemerintah saat ini untuk menumbuhkan kesadaran siswa akan pentingnya membaca, dengan membaca siswa akan lebih cenderung memiliki pengetahuan yang luas dalam menghadapi era digitalisasi ini. Pembelajaran saat ini lebih diarahkan pada aktivitas-aktivitas modernisasi dengan bantuan teknologi canggih dengan harapan dapat membantu siswa dalam mencerna materi pelajaran secara interaktif, produktif, efektif, inspiratif, konstruktif, dan menyenangkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui proses pengembangan program Gerakan Literasi Sekolah serta kendala yang dihadapinya. Hasil akhir yang dicapai dalam kegiatan ini, baik secara kuantitatif maupun kualitatif adalah sebagai berikut ini. 1. Meningkatnya minat siswa terhadap membaca mendorong program GLS, 2. Tenaga pendidik khususnya guru dapat terlibat dalam menerapkan program GLS, 3. Membantu siswa dalam meningkatkan minat baca, 4. Meningkatkan pemahaman siswa dalam program Gerakan Literasi Sekolah, 5. Memfasilitasi siswa dengan membuat mading dan pojok baca di kelas maupun diarea sekolah.","PeriodicalId":429005,"journal":{"name":"JURNAL MASYARAKAT NEGERI ROKANIA","volume":"102 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129844049","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pelatihan dengan tujuan meningkatkan kemampuan masyarakat lokal dalam membuat karya seni berbahan dasar lidi yang selama ini hanya menjadi sapu lidi dengan harga jual rendah akan dibuat menjadi piring gantung hias dan juga piring makan yang tentu memiliki harga jual lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan ekonomi kampung. Kegiatan diikuti oleh 20 pemuda dari kampung Wasur baik perempuan dan laki-laki. Luaran yang diberikan adalah publikasi di jurnal ber ISSN dan video dokumentasi kegiatan.
{"title":"PENINGKATAN EKONOMI DESA MELALUI PEMBERDAYAAN KELOMPOK MASYARAKAT WASUR KAMPUNG DALAM PEMANFAATAN HASIL ALAM (LIDI) MENJADI PIRING GANTUNG HIAS DAN PIRING MAKAN","authors":"Syamsudin, Dewi Putri Anjar Wulan","doi":"10.56313/jmnr.v3i1.99","DOIUrl":"https://doi.org/10.56313/jmnr.v3i1.99","url":null,"abstract":"Pelatihan dengan tujuan meningkatkan kemampuan masyarakat lokal dalam membuat karya seni berbahan dasar lidi yang selama ini hanya menjadi sapu lidi dengan harga jual rendah akan dibuat menjadi piring gantung hias dan juga piring makan yang tentu memiliki harga jual lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan ekonomi kampung. Kegiatan diikuti oleh 20 pemuda dari kampung Wasur baik perempuan dan laki-laki. Luaran yang diberikan adalah publikasi di jurnal ber ISSN dan video dokumentasi kegiatan.","PeriodicalId":429005,"journal":{"name":"JURNAL MASYARAKAT NEGERI ROKANIA","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132792781","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Permasalahan yang terjadi dalam PkM ini adalah perkembangan siswa dan lulusan wasit sepak bola sangat kurang 123 di pesisir Selatan khususnya di SMA Negeri 1 Pancung Soal Kenegarian Inderapura secara kualitas jumlah wasit kurang lebih 25 orang..Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pelatihan siswa terhadap profesi wasit sepak bola di SMA Negeri 1 Pancun g Soal Kenagarian Inderapura Pancung Soal khususnya bisakah profesi wasit dijadikan jaminan ekonomi dan masa depan serta bisakan wasit dijadikan sebagai sebuah profesi. PkM ini dilakukan melalui tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Populasi PkM ini adalah siswa SMA Negeri 1 Pancung Soal Kenagarian Inderapura Pancung Soal yang berjumlah 1345 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik “Startified Random Sampling” yang berjumlah 67 orang. Instrument yang digunakan untuk memperoleh data adalah dengan cara menyebarkan angket. Angket yang digunakan adalah angket dengan skala guttman. Teknik analisis data menggunakan teknik distribusi frekuensi atau teknik persentase. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil (1) Tingkat pencapaian sebesear 34,45%%. 124 Artinya bahwa menurut pelatihan siswa di SMA Negeri 1 Pancung Soal Kenagarian Inderapura - Pancung Soal apakah profesi wasit dapat menjamin ekonomi dan masa depan masih kurang baik atau profesi wasit itu tidak dapat menjamin kehidupan ekonomi dan masa depan. (2) Tingkat pencapaian sebesear 34,84%. Artinya bahwa menurut pelatihan siswa di SMA Negeri 1 Pancung Soal Kenagarian Inderapura - Pancung Soal hampir sama banyak yang menyatakan bisa ada yang tidak bisa. Namun berdasarkan hasil penelitian pelatihan siswa di SMA Negeri 1 Pancung Soal Kenagarian Inderapura - Pancung Soal lebih cenderung menjawab tidak dapat.
{"title":"PELATIHAN SISWA SEBAGAI PROFESI WASIT SEPAK BOLA DI SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL KENAGARIAN INDERAPURA PANCUNG SOAL","authors":"D. Putra, Debby Indah, Amrizal, Siska","doi":"10.56313/jmnr.v3i1.113","DOIUrl":"https://doi.org/10.56313/jmnr.v3i1.113","url":null,"abstract":"Permasalahan yang terjadi dalam PkM ini adalah perkembangan siswa dan lulusan wasit sepak bola sangat kurang\u0000\u0000\u0000\u0000\u0000\u0000\u0000\u0000\u0000123\u0000\u0000\u0000\u0000\u0000 \u0000\u0000\u0000\u0000 di pesisir Selatan khususnya di SMA Negeri 1 Pancung Soal Kenegarian Inderapura secara kualitas jumlah wasit kurang lebih 25 orang..Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pelatihan siswa terhadap profesi wasit sepak bola di SMA Negeri 1 Pancun\u0000\u0000\u0000\u0000\u0000\u0000\u0000\u0000 \u0000\u0000\u0000\u0000 \u0000\u0000\u0000\u0000g Soal Kenagarian Inderapura Pancung Soal khususnya bisakah profesi wasit dijadikan jaminan ekonomi dan masa depan serta bisakan wasit dijadikan sebagai sebuah profesi. PkM ini dilakukan melalui tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Populasi PkM ini adalah siswa SMA Negeri 1 Pancung Soal Kenagarian Inderapura Pancung Soal yang berjumlah 1345 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik “Startified Random Sampling” yang berjumlah 67 orang. Instrument yang\u0000digunakan untuk memperoleh data adalah dengan cara menyebarkan angket. Angket yang digunakan adalah angket dengan skala guttman. Teknik analisis data menggunakan teknik distribusi frekuensi atau teknik persentase. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil (1) Tingkat pencapaian sebesear 34,45%%.\u0000\u0000\u0000\u0000\u0000\u0000\u0000\u0000\u0000124\u0000\u0000\u0000\u0000\u0000 \u0000\u0000\u0000\u0000Artinya bahwa menurut pelatihan siswa di SMA Negeri 1 Pancung Soal Kenagarian Inderapura - Pancung Soal apakah profesi wasit dapat menjamin ekonomi dan masa depan masih kurang baik atau profesi wasit itu tidak dapat menjamin kehidupan ekonomi dan masa depan. (2) Tingkat pencapaian sebesear 34,84%. Artinya bahwa menurut pelatihan siswa di SMA Negeri 1 Pancung Soal Kenagarian Inderapura - Pancung Soal hampir sama banyak yang menyatakan bisa ada yang tidak bisa. Namun berdasarkan hasil penelitian pelatihan siswa di SMA Negeri 1 Pancung Soal Kenagarian Inderapura - Pancung Soal lebih cenderung menjawab tidak dapat.\u0000 ","PeriodicalId":429005,"journal":{"name":"JURNAL MASYARAKAT NEGERI ROKANIA","volume":"88 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133242782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: Abstrak: Kearifan lokal merupakan potensi yang harus dijaga dan dilestarikan di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi. Salah satu upaya untuk menjaga eksistensi kearifan lokal adalah melalui media penulisan buku cerita anak. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan tentang penyusunan cerita anak berbasis kearifan lokal. Pengabdian yang dilakukan bagi FLP Wonogiri ini diasarkan pada pertimbangan bahwa FLP Wonogiri belum mendapatkan pelatihan menulis buku cerita anak berbasis kearifan lokal. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah wawancara, presentasi materi, diskusi. Pelatihan ini dilakukan pada bulan Marert 2022. Kegiatan pelatihan ini berimplikasi positif bagi peserta, sebab sebelum diadakannya pelatihan, naskah cerita banyak yang masih menggunakan bahasa remaja, belum mengintegrasikan kearifan lokal. Namun setelah diadakan pelatihan, hasil cerita anak yang disusun semakin inovatif dan variatif dengan memperhatikan beberapa unsur, seperti pemilihan bahasa yang disesuaikan perkembangan kognitif anak, pengintegrasian kearifan lokal, dan pengembangan ide cerita berbasis pendidikan karakter.
{"title":"PELATIHAN PENULISAN BUKU CERITA ANAK BERBASIS KEARIFAN LOKAL BAGI MASYARAKAT WONOGIRI","authors":"Siti Isnaniah, Dian Uswatun Hasanah, Endang Rahmawati, Tiya Agustina","doi":"10.56313/jmnr.v3i1.116","DOIUrl":"https://doi.org/10.56313/jmnr.v3i1.116","url":null,"abstract":"Abstract: \u0000Abstrak: Kearifan lokal merupakan potensi yang harus dijaga dan dilestarikan di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi. Salah satu upaya untuk menjaga eksistensi kearifan lokal adalah melalui media penulisan buku cerita anak. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan tentang penyusunan cerita anak berbasis kearifan lokal. Pengabdian yang dilakukan bagi FLP Wonogiri ini diasarkan pada pertimbangan bahwa FLP Wonogiri belum mendapatkan pelatihan menulis buku cerita anak berbasis kearifan lokal. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah wawancara, presentasi materi, diskusi. Pelatihan ini dilakukan pada bulan Marert 2022. Kegiatan pelatihan ini berimplikasi positif bagi peserta, sebab sebelum diadakannya pelatihan, naskah cerita banyak yang masih menggunakan bahasa remaja, belum mengintegrasikan kearifan lokal. Namun setelah diadakan pelatihan, hasil cerita anak yang disusun semakin inovatif dan variatif dengan memperhatikan beberapa unsur, seperti pemilihan bahasa yang disesuaikan perkembangan kognitif anak, pengintegrasian kearifan lokal, dan pengembangan ide cerita berbasis pendidikan karakter.\u0000 \u0000 ","PeriodicalId":429005,"journal":{"name":"JURNAL MASYARAKAT NEGERI ROKANIA","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122981802","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rita Arianti, Asih Ria Ningsih, Misra Nofrita, Hermawan, Muslim
Tujuan kegiatan PkM ini adalah untuk melatih siswa agar mampu menulis cerpen dengan baik dan menghasilkan karya cerpen yang bernilai sastra. Metode yang digunakan adalah service learning yang terbagi menjadi dua kegiatan yaitu synchronous dan asynchronous. Anchronous terdiri atas penyampaian materi dan presentasi, sedangkan asynchronous berupa bimbingan penulisan cerpen. Peserta yang mengikuti kegiatan PkM ini adalah sebanyak 30 siswa yang menghasilkan sebanyak 30 cerpen. Hasil pengabdian ini menunjukkan ada 3 kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menulis cerpen antara lain: (1) kesulitan dalam menemukan ide cerpen, (2) pembukaan dalam pengenalan tokoh belum jelas, (3) sering mengulang kata-kata yang sama dalam cerpen, dan (4) penggunaan ejaan yang masih benar, (5) pemilihan kosa kata belum jelas. Respon peserta terhadap kegiatan dapat dikategorikan sangat baik (4,50), sedangkan pengetahuan peserta mengenai cerpen tergolong baik, dengan nilai rata-rata masing-masing 3,00. Hal yang masih perlu diperhatikan oleh siswa dalam menulis cerpen adalah pemilihan alur yang tepat dan pengenalan tokoh dan masalah dalam cerpen di awal cerpen secara analogi. Siswa juga perlu meningkatkan minat baca untuk pemilihan diksi dan kosa kata yang sesuai dalam penulisan cerpen.
{"title":"PENDAMPINGAN SISWA-SISWA SMK NEGERI 1 RAMBAH DALAM MENULIS CERPEN DI ERA NEW NORMAL","authors":"Rita Arianti, Asih Ria Ningsih, Misra Nofrita, Hermawan, Muslim","doi":"10.56313/jmnr.v3i1.115","DOIUrl":"https://doi.org/10.56313/jmnr.v3i1.115","url":null,"abstract":"Tujuan kegiatan PkM ini adalah untuk melatih siswa agar mampu menulis cerpen dengan baik dan menghasilkan karya cerpen yang bernilai sastra. Metode yang digunakan adalah service learning yang terbagi menjadi dua kegiatan yaitu synchronous dan asynchronous. Anchronous terdiri atas penyampaian materi dan presentasi, sedangkan asynchronous berupa bimbingan penulisan cerpen. Peserta yang mengikuti kegiatan PkM ini adalah sebanyak 30 siswa yang menghasilkan sebanyak 30 cerpen. Hasil pengabdian ini menunjukkan ada 3 kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menulis cerpen antara lain: (1) kesulitan dalam menemukan ide cerpen, (2) pembukaan dalam pengenalan tokoh belum jelas, (3) sering mengulang kata-kata yang sama dalam cerpen, dan (4) penggunaan ejaan yang masih benar, (5) pemilihan kosa kata belum jelas. Respon peserta terhadap kegiatan dapat dikategorikan sangat baik (4,50), sedangkan pengetahuan peserta mengenai cerpen tergolong baik, dengan nilai rata-rata masing-masing 3,00. Hal yang masih perlu diperhatikan oleh siswa dalam menulis cerpen adalah pemilihan alur yang tepat dan pengenalan tokoh dan masalah dalam cerpen di awal cerpen secara analogi. Siswa juga perlu meningkatkan minat baca untuk pemilihan diksi dan kosa kata yang sesuai dalam penulisan cerpen.","PeriodicalId":429005,"journal":{"name":"JURNAL MASYARAKAT NEGERI ROKANIA","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124012446","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kurikulum 2013 terdapat nilai-nilai karakter yang harus dicapai oleh siswa, tetapi didalam pelaksanaannya guru lupa bahkan tidak pernah menerapkan nilai karakter tersebut dalam proses pembelajaran. Sekolah hanya mengutamakan kemampuan kognitif siswa. Pendidikan karakter kini menjadi isu sentral yang dibicarakan dalam dunia pendidikan terutama di Sekolah Dasar, karena anak pada usia Sekolah Dasar lebih mudah dalam proses terbentuknya karakter. Melalui ini dilaksanakan pelatihan untuk menumbuhkan pemahaman guru tentang karakter yang dilaksanakan melalui mendongeng. Metode dalam pelatihan ini ada tiga tahapan yaitu, 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, dan 3) tahap monitoring dan evaluasi. Dari hasil pelatihan yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwasanya mitra sasaran sudah mampu menerapkan pendidikan karakter salah satunya melalui kegiatan mendongeng dalam pembelajaran.
{"title":"PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MENDONGENG DI SD NEGERI 003 RAMBAH","authors":"Eni Marta, Elvina, Rejeki, Safrudin","doi":"10.56313/jmnr.v3i1.103","DOIUrl":"https://doi.org/10.56313/jmnr.v3i1.103","url":null,"abstract":"Kurikulum 2013 terdapat nilai-nilai karakter yang harus dicapai oleh siswa, tetapi didalam pelaksanaannya guru lupa bahkan tidak pernah menerapkan nilai karakter tersebut dalam proses pembelajaran. Sekolah hanya mengutamakan kemampuan kognitif siswa. Pendidikan karakter kini menjadi isu sentral yang dibicarakan dalam dunia pendidikan terutama di Sekolah Dasar, karena anak pada usia Sekolah Dasar lebih mudah dalam proses terbentuknya karakter. Melalui ini dilaksanakan pelatihan untuk menumbuhkan pemahaman guru tentang karakter yang dilaksanakan melalui mendongeng. Metode dalam pelatihan ini ada tiga tahapan yaitu, 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, dan 3) tahap monitoring dan evaluasi. Dari hasil pelatihan yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwasanya mitra sasaran sudah mampu menerapkan pendidikan karakter salah satunya melalui kegiatan mendongeng dalam pembelajaran.","PeriodicalId":429005,"journal":{"name":"JURNAL MASYARAKAT NEGERI ROKANIA","volume":"308 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132669235","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perubahan sistem pembelajaran yang awalnya diterapkan di sekolah seperti pertemuan tatap muka antara siswa dan guru harus diubah menjadi pembelajaran online melalui perangkat dengan koneksi internet. Tentunya proses pembelajaran ini berdampak pada seluruh sekolah di Indonesia, khususnya di Pekanbaru, Riau. Alhasil, tim Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau membantu mitra dalam mengurangi kesulitan dengan mengadakan pelatihan pemanfaatan Web Based Learning sebagai Media Pembelajaran. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan langsung di SD Islam Plus YLPI Pekanbaru, dengan menggunakan teknik pelatihan bagi para guru. Para guru diperkenalkan dengan berbagai media pembelajaran berbasis web yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran synchronous dan asynchronous selama pelatihan ini, dan tim Pengabdian kepada Masyarakat mendukung guru dalam menggunakan media pembelajaran yang dianggap sesuai dan cocok untuk semua mata pelajaran di sekolah dasar.
{"title":"PELATIHAN PENGGUNAAN WEB-BASED LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAGI GURU-GURU SD ISLAM PLUS YLPI PEKANBARU","authors":"Fauzul Etfita, Arimuliani Ahmad, Johari Afrizal, Sri Wahyuni, Estika Satriani, Alber, Asnawi","doi":"10.56313/jmnr.v3i1.104","DOIUrl":"https://doi.org/10.56313/jmnr.v3i1.104","url":null,"abstract":"Perubahan sistem pembelajaran yang awalnya diterapkan di sekolah seperti pertemuan tatap muka antara siswa dan guru harus diubah menjadi pembelajaran online melalui perangkat dengan koneksi internet. Tentunya proses pembelajaran ini berdampak pada seluruh sekolah di Indonesia, khususnya di Pekanbaru, Riau. Alhasil, tim Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau membantu mitra dalam mengurangi kesulitan dengan mengadakan pelatihan pemanfaatan Web Based Learning sebagai Media Pembelajaran. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan langsung di SD Islam Plus YLPI Pekanbaru, dengan menggunakan teknik pelatihan bagi para guru. Para guru diperkenalkan dengan berbagai media pembelajaran berbasis web yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran synchronous dan asynchronous selama pelatihan ini, dan tim Pengabdian kepada Masyarakat mendukung guru dalam menggunakan media pembelajaran yang dianggap sesuai dan cocok untuk semua mata pelajaran di sekolah dasar.","PeriodicalId":429005,"journal":{"name":"JURNAL MASYARAKAT NEGERI ROKANIA","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127259030","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Erni, Alber, Rika Ningsih, Fatmawati, Rahimakumullah M. Arsyat
Salah satu pekerjaan guru dalam pembelajaran adalah melaksanakan penilaian. Penilaian diartikan sebagai suatu proses pendokumentasian capaian dan kemajuan (progres) hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru. Pada masa pandemic covid-19 saat ini, guru memiliki keterbatasan serta tidak dimungkinkan untuk melakukan penilaian secara langsung, terutama dalam penilaian untuk aspek sikap, baik penilaian dengan cara observasi, penilaian antarteman, maupun penilaian dengan meggunakan jurnal. Bentuk penilaian sikap yang dapat dilakukan oleh guru hanya dengan cara penilaian diri (self assessment) yang diberikan kepada siswa melalui google form. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru-guru di SMP Nurul Falah Kulim, ternyata masih banyak guru yang mengalami kesulitan bagaimana merancang penilaian diri (self assessment) sebagai pengganti bentuk penilaian sikap lainnya yang tidak memungkinkan dilakukan di era pandemi covid-19 ini. Untuk membantu guru dalam merancang penilaian diri (self assessment) dengan menggunakan google form sebagai medianya, maka dilakukanlah pelatihan dan tutorial bagi guru-guru di SMP Nurul Falah Kulim Pekanbaru.
{"title":"LATIHAN DAN TUTORIAL DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENILAIAN DIRI (SELF ASSESMENT) BERBASIS GOOGLE FORM BAGI GURU-GURU DI SMP NURUL FALAH KULIM PEKANBARU","authors":"Erni, Alber, Rika Ningsih, Fatmawati, Rahimakumullah M. Arsyat","doi":"10.56313/jmnr.v3i1.114","DOIUrl":"https://doi.org/10.56313/jmnr.v3i1.114","url":null,"abstract":"Salah satu pekerjaan guru dalam pembelajaran adalah melaksanakan penilaian. Penilaian diartikan sebagai suatu proses pendokumentasian capaian dan kemajuan (progres) hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru. Pada masa pandemic covid-19 saat ini, guru memiliki keterbatasan serta tidak dimungkinkan untuk melakukan penilaian secara langsung, terutama dalam penilaian untuk aspek sikap, baik penilaian dengan cara observasi, penilaian antarteman, maupun penilaian dengan meggunakan jurnal. Bentuk penilaian sikap yang dapat dilakukan oleh guru hanya dengan cara penilaian diri (self assessment) yang diberikan kepada siswa melalui google form. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru-guru di SMP Nurul Falah Kulim, ternyata masih banyak guru yang mengalami kesulitan bagaimana merancang penilaian diri (self assessment) sebagai pengganti bentuk penilaian sikap lainnya yang tidak memungkinkan dilakukan di era pandemi covid-19 ini. Untuk membantu guru dalam merancang penilaian diri (self assessment) dengan menggunakan google form sebagai medianya, maka dilakukanlah pelatihan dan tutorial bagi guru-guru di SMP Nurul Falah Kulim Pekanbaru.","PeriodicalId":429005,"journal":{"name":"JURNAL MASYARAKAT NEGERI ROKANIA","volume":"2010 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127340102","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa melalui teknik permainan bahasa. Dari data awal kegiatan, pemahaman siswa masih rendah tentang keterampilan menulis puisi. Banyak siswa kurang memahami cara menulis puisi. kurangnya motivasi dalam belajar, hal ini disebabkan karena siswa kurang berminat pada materi tentang puisi, sehingga minat yang kurang tersebut juga mempengaruhi kepuitisan puisi siswa. Kedua, siswa kurang mampu mengembangkan ide-ide untuk membuat puisi. Ketiga, kurangnya kosa kata yang dimiliki siswa sehingga membuat siswa kesulitan dalam merangkai kata-kata. Keempat, siswa kurang mampu menulis puisi. Dalam menulis puisi, siswa semestinya memperhatikan unsur-unsur yang terdapat di dalam puisi agar puisi yang ditulis menjadi lebih indah. Jika siswa tidak mampu menulis puisi dengan memanfaatkan unsur-unsur puisi, maka puisi tersebut tidak akan indah. Kelima, kurang menariknya teknik atau media pembelajaran yang digunakan pada saat pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk meningkatkan pemahaman siswa agar terampil dalam menuis puisi melalui teknik permainan bahasa. Teknik permainan bahasa yang dipilih pada kegiatan ini adalah bisik berantai. Bisik berantai merupakan metode yang menyenangkan bagi siswa karena pada pelaksanaannya, siswa diajak belajar sambil bermain. Kegiatan ini adalah “Penggunaan Teknik Permainan Bahasa Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Siswa SD Negeri 004 Rambah Samo
{"title":"Penggunaan Teknik Permainan Bahasa Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Siswa SD Negeri 004 Rambah Samo","authors":"Elvina, Delia Putri","doi":"10.56313/jmnr.v3i1.112","DOIUrl":"https://doi.org/10.56313/jmnr.v3i1.112","url":null,"abstract":"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa melalui teknik permainan bahasa. Dari data awal kegiatan, pemahaman siswa masih rendah tentang keterampilan menulis puisi. Banyak siswa kurang memahami cara menulis puisi. kurangnya motivasi dalam belajar, hal ini disebabkan karena siswa kurang berminat pada materi tentang puisi, sehingga minat yang kurang tersebut juga mempengaruhi kepuitisan puisi siswa. Kedua, siswa kurang mampu mengembangkan ide-ide untuk membuat puisi. Ketiga, kurangnya kosa kata yang dimiliki siswa sehingga membuat siswa kesulitan dalam merangkai kata-kata. Keempat, siswa kurang mampu menulis puisi. Dalam menulis puisi, siswa semestinya memperhatikan unsur-unsur yang terdapat di dalam puisi agar puisi yang ditulis menjadi lebih indah. Jika siswa tidak mampu menulis puisi dengan memanfaatkan unsur-unsur puisi, maka puisi tersebut tidak akan indah. Kelima, kurang menariknya teknik atau media pembelajaran yang digunakan pada saat pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk meningkatkan pemahaman siswa agar terampil dalam menuis puisi melalui teknik permainan bahasa. Teknik permainan bahasa yang dipilih pada kegiatan ini adalah bisik berantai. Bisik berantai merupakan metode yang menyenangkan bagi siswa karena pada pelaksanaannya, siswa diajak belajar sambil bermain. Kegiatan ini adalah “Penggunaan Teknik Permainan Bahasa Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Siswa SD Negeri 004 Rambah Samo","PeriodicalId":429005,"journal":{"name":"JURNAL MASYARAKAT NEGERI ROKANIA","volume":"48 11-12","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114023407","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}