Pub Date : 2022-12-11DOI: 10.56211/tabela.v1i1.167
Desti Kurniawan Gulo, N. Nurhayati
Cekaman kekeringan merupakan kondisi lingkungan dimana tanaman tidak menerima asupan air yang cukup, sehingga tanaman tidak dapat melakukan proses pertumbuhan dan perkembangan secara optimal serta produksi menurun. Cekaman kekeringan adalah masalah utama pada hasil produksi tanaman di seluruh dunia. Hal tersebut juga dapat memicu terjadinya cekaman oksidatif yakni suatu keadaan lingkungan yang mengalami peningkatan Reactive Oxygen Spesies (ROS) akibat adanya suatu over reduksi dari proses fotosintesis. Peningkatan ROS yang bersifat radikal bebas dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara ROS tersebut dan status antioksidan yang ada di dalam tanaman. Tanaman yang toleran terhadap cekaman seperti tanaman kedelai beradaptasi dengan cara memproduksi senyawa-senyawa yang bersifat antioksidan.
{"title":"Proses Fisiologis Pembentukan Protein Kedelai pada Kondisi Tanaman Mengalami Cekaman Kekeringan","authors":"Desti Kurniawan Gulo, N. Nurhayati","doi":"10.56211/tabela.v1i1.167","DOIUrl":"https://doi.org/10.56211/tabela.v1i1.167","url":null,"abstract":"Cekaman kekeringan merupakan kondisi lingkungan dimana tanaman tidak menerima asupan air yang cukup, sehingga tanaman tidak dapat melakukan proses pertumbuhan dan perkembangan secara optimal serta produksi menurun. Cekaman kekeringan adalah masalah utama pada hasil produksi tanaman di seluruh dunia. Hal tersebut juga dapat memicu terjadinya cekaman oksidatif yakni suatu keadaan lingkungan yang mengalami peningkatan Reactive Oxygen Spesies (ROS) akibat adanya suatu over reduksi dari proses fotosintesis. Peningkatan ROS yang bersifat radikal bebas dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara ROS tersebut dan status antioksidan yang ada di dalam tanaman. Tanaman yang toleran terhadap cekaman seperti tanaman kedelai beradaptasi dengan cara memproduksi senyawa-senyawa yang bersifat antioksidan.","PeriodicalId":438072,"journal":{"name":"Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124989415","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-11DOI: 10.56211/tabela.v1i1.168
Hasan Wirayuda, Sakiah Sakiah, Tuty Ningsih
Kalium merupakan unsur hara makro bagi tanaman yang berperan penting dalam proses metabolisme, mulai dari fotosintesis, translokasi asimilat hingga pembentukan pati, protein, dan aktivator enzim. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan limbah pabrik kelapa sawit yang jumlahnya sangat melimpah. Pada setiap ton tandan kosong kelapa sawit mengandung unsur hara 1,5% N, 0,5% P, 7,3% K, dan 0,9% Mg yang dapat digunakan sebagai pupuk pengganti tanaman kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan di Afdeling IV Kebun Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskripsi, keadaan hara kalium pada dua macam perlakuan pada tanah dan tanaman pada lahan aplikasi tanpa aplikasi tandan kosong kelapa sawit di Afdeling IV Kebun Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III. Hasil penelitian menunjukkan kadar K total pada lahan aplikasi TKKS adalah 2830,50 ppm sedangkan pada lahan tanpa aplikasi TKKS adalah 2054,15 ppm. Kandungan K dapat ditukar pada lahan aplikasi TKKS yaitu 2,41 me/100 g sedangkan pada lahan tanpa aplikasi TKKS memiliki angka yaitu 0,84 me/100 g. Serapan hara K Tanaman pada lahan aplikasi TKKS adalah 0,77% dan serapan hara K Tanaman di lahan tanpa aplikasi TKKS adalah 0,69%. Serapan hara K tanaman pada kedua sampel dikategorikan kurang (defisiensi).
{"title":"Kadar Kalium pada Tanah dan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) pada Lahan Aplikasi dan Tanpa Aplikasi Tandan Kosong Kelapa Sawit","authors":"Hasan Wirayuda, Sakiah Sakiah, Tuty Ningsih","doi":"10.56211/tabela.v1i1.168","DOIUrl":"https://doi.org/10.56211/tabela.v1i1.168","url":null,"abstract":"Kalium merupakan unsur hara makro bagi tanaman yang berperan penting dalam proses metabolisme, mulai dari fotosintesis, translokasi asimilat hingga pembentukan pati, protein, dan aktivator enzim. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan limbah pabrik kelapa sawit yang jumlahnya sangat melimpah. Pada setiap ton tandan kosong kelapa sawit mengandung unsur hara 1,5% N, 0,5% P, 7,3% K, dan 0,9% Mg yang dapat digunakan sebagai pupuk pengganti tanaman kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan di Afdeling IV Kebun Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskripsi, keadaan hara kalium pada dua macam perlakuan pada tanah dan tanaman pada lahan aplikasi tanpa aplikasi tandan kosong kelapa sawit di Afdeling IV Kebun Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III. Hasil penelitian menunjukkan kadar K total pada lahan aplikasi TKKS adalah 2830,50 ppm sedangkan pada lahan tanpa aplikasi TKKS adalah 2054,15 ppm. Kandungan K dapat ditukar pada lahan aplikasi TKKS yaitu 2,41 me/100 g sedangkan pada lahan tanpa aplikasi TKKS memiliki angka yaitu 0,84 me/100 g. Serapan hara K Tanaman pada lahan aplikasi TKKS adalah 0,77% dan serapan hara K Tanaman di lahan tanpa aplikasi TKKS adalah 0,69%. Serapan hara K tanaman pada kedua sampel dikategorikan kurang (defisiensi).","PeriodicalId":438072,"journal":{"name":"Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130365495","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-11DOI: 10.56211/tabela.v1i1.148
Azis Cibro
Pada umumnya tanaman kacang tanah menghendaki tanah yang gembur agar perkembangan perakaran berjalan dengan baik, ginofor mudah masuk kedalam tanah guna membentuk polong serta mempermudah pemungutan hasil tanpa banyak polong yang tertinggal didalam. Penelitian lapangan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan mikoriza dan berbagai cara olah tanah, tiga varietas yang sesuai pada tanah Ultisol di Sumatera Utara Penelitian ini dilakukan di Penelitian dilaksanakan Juli sampai November 2022 di lahan BPP Dinas Pertanian Kota Medan, Selambo Amplas, Medan Rancangan yang digunakan Petak Terpisah (RPT) di ulang sebanyak tiga kali. Perlakuan mikoriza yang dicobakan sebagai anak-anak petak adalah tanpa mikoriza dan pemakaian mikoriza 5 g/lobang tanam. Kedua cara ini dikombinasikan sebagai anak petak dengan tiga taraf pengolahan tanah yaitu tanpa olah tanah (no tillage), pengolahan tanah terbatas (minimum tillage), pengolahan tanah sempurna (full/traditional tillage) dan varietas sebagai petak utama varietas Lokal, varietas Gajah, varietas Kancil. Hasil Penelitian menunjukkan Pengolahan tanah sempurna pada tanah Ultisol dapat meningkatkan bobot kering tanaman lebih berat Varietas Gajah lebih responsif pada tanah Ultisol terhadap jumlah cabang primer umur 6 mst dan lebih luas daunnya, bobot kering tanaman terberat, umur berbunga cepat dan bobot kering gulma rendah umur 3 mst dan jumlah ginofor yang tidak jadi polong lebih sedikit dihasilkan varietas Kancil. Pengolahan tanah sempurna dan penambahan mikorhiza 5 g/lobang tanam umur (9-6 mst) dan tanpa mikoriza bobot kering tanaman lebih berat umur 6 mst.
{"title":"Pemanfaatan Respon Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) Terhadap Pemberian Mikoriza dengan Berbagai Pengolahan Tanah Konservasi","authors":"Azis Cibro","doi":"10.56211/tabela.v1i1.148","DOIUrl":"https://doi.org/10.56211/tabela.v1i1.148","url":null,"abstract":"Pada umumnya tanaman kacang tanah menghendaki tanah yang gembur agar perkembangan perakaran berjalan dengan baik, ginofor mudah masuk kedalam tanah guna membentuk polong serta mempermudah pemungutan hasil tanpa banyak polong yang tertinggal didalam. Penelitian lapangan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan mikoriza dan berbagai cara olah tanah, tiga varietas yang sesuai pada tanah Ultisol di Sumatera Utara Penelitian ini dilakukan di Penelitian dilaksanakan Juli sampai November 2022 di lahan BPP Dinas Pertanian Kota Medan, Selambo Amplas, Medan Rancangan yang digunakan Petak Terpisah (RPT) di ulang sebanyak tiga kali. Perlakuan mikoriza yang dicobakan sebagai anak-anak petak adalah tanpa mikoriza dan pemakaian mikoriza 5 g/lobang tanam. Kedua cara ini dikombinasikan sebagai anak petak dengan tiga taraf pengolahan tanah yaitu tanpa olah tanah (no tillage), pengolahan tanah terbatas (minimum tillage), pengolahan tanah sempurna (full/traditional tillage) dan varietas sebagai petak utama varietas Lokal, varietas Gajah, varietas Kancil. Hasil Penelitian menunjukkan Pengolahan tanah sempurna pada tanah Ultisol dapat meningkatkan bobot kering tanaman lebih berat Varietas Gajah lebih responsif pada tanah Ultisol terhadap jumlah cabang primer umur 6 mst dan lebih luas daunnya, bobot kering tanaman terberat, umur berbunga cepat dan bobot kering gulma rendah umur 3 mst dan jumlah ginofor yang tidak jadi polong lebih sedikit dihasilkan varietas Kancil. Pengolahan tanah sempurna dan penambahan mikorhiza 5 g/lobang tanam umur (9-6 mst) dan tanpa mikoriza bobot kering tanaman lebih berat umur 6 mst.","PeriodicalId":438072,"journal":{"name":"Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122677091","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Gulma merupakan tumbuhan yang hadirnya tidak dikehendaki, sifatnya mengganggu dan merugikan tanaman utama. Melalui perlakuan tertentu, gulma dapat diolah menjadi pupuk organik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui mutu kompos curah dan kompos pelet dari gulma berdaun lebar dengan penambahan limbah pabrik kelapa sawit dengan durasi pengomposan yang berbeda. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Faktor 1 yaitu durasi waktu pengomposan (5 minggu dan 10 minggu), faktor 2 yaitu pemberian limbah pabrik kelapa sawit terdiri atas 4 taraf (tanpa pemberian limbah pabrik kelapa sawit; LCPKS 50 ml + solid decanter 50 gr; LCPKS 50 ml + solid decanter 75 gr; LCPKS 50 ml + solid decanter 100 gr) dengan masing-masing 4 replikasi. Kompos yang dihasilkan diuji kadar C-organik, rasio C/N, N, P, K, Fe,Mn dan Zn. Data dianalisis menggunakan ANOVA, jika F hitung > F tabel dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil. Rataan hasil pengamatan dibandingkan juga dengan Standar Mutu Pupuk Organik berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No 70 Tahun 2011. Dari penelitian ini dihasilkan kompos curah dan pelet yang memenuhi standar C-organik, kadar hara N+P2O5+K2O, namun hanya kompos curah A dan kompos pelet E yang memenuhi standar rasio C/N berdasarkan Permentan no 70 tahun 2011. Mutu kompos terbaik yaitu kompos curah A dengan karakteristik C-organik 45,52%, rasio C/N 23,26, kadar hara N+P2O5+K2O 11,24%. Untuk memperoleh mutu kompos gulma berdaun lebar yang memenuhi standar mutu, durasi pengomposan disarankan berkisar 10 minggu.
杂草是一种不受欢迎的植物,它会干扰和伤害主要植物。通过一种特殊的治疗,杂草可以被用作有机肥料。该研究旨在确定大叶杂草的散肥和堆肥颗粒的质量,因为它们在棕榈油工厂的废物中加入了不同种植时间。使用完整的随机设计研究。因素1(5周和10周)的堆肥持续时间,因素2,棕榈油工厂的废物分配包括4个阶段(不提供棕榈油工厂的废物;LCPKS 50 ml + solid decanter 50 gr;LCPKS 50 ml + solid de坎特75 gr;LCPKS 50 ml + solid decanter 100克)各4个副本。产生的堆肥测试了C有机水平,C/N, N, P, K, Fe,Mn和Zn。数据使用ANOVA进行分析,如果F计数> F表继续进行真正的测试。根据2011年70年农业部长的规定,观察结果与有机肥料质量标准进行了比较。从这些研究中发现的降水堆肥和小球符合C有机标准,营养水平为N+P2O5+K2O,但只有堆肥A和堆肥小生E根据2011年第70号的permention符合C/N标准。最佳堆肥质量为C有机化合物45.52%,C/N 23.26, hara - N+P2O5+K2O水平11.24%。为了获得符合质量标准的阔叶杂草堆肥质量,建议其腐烂持续时间约为10周。
{"title":"Pemanfaatan Gulma Berdaun Lebar sebagai Bahan Baku Kompos Pelet dan Kompos Curah dengan Durasi Pengomposan yang Berbeda","authors":"Ahmad Dhairobi, Sakiah Sakiah, G. Guntoro","doi":"10.56211/tabela.v1i1.94","DOIUrl":"https://doi.org/10.56211/tabela.v1i1.94","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000Gulma merupakan tumbuhan yang hadirnya tidak dikehendaki, sifatnya mengganggu dan merugikan tanaman utama. Melalui perlakuan tertentu, gulma dapat diolah menjadi pupuk organik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui mutu kompos curah dan kompos pelet dari gulma berdaun lebar dengan penambahan limbah pabrik kelapa sawit dengan durasi pengomposan yang berbeda. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Faktor 1 yaitu durasi waktu pengomposan (5 minggu dan 10 minggu), faktor 2 yaitu pemberian limbah pabrik kelapa sawit terdiri atas 4 taraf (tanpa pemberian limbah pabrik kelapa sawit; LCPKS 50 ml + solid decanter 50 gr; LCPKS 50 ml + solid decanter 75 gr; LCPKS 50 ml + solid decanter 100 gr) dengan masing-masing 4 replikasi. Kompos yang dihasilkan diuji kadar C-organik, rasio C/N, N, P, K, Fe,Mn dan Zn. Data dianalisis menggunakan ANOVA, jika F hitung > F tabel dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil. Rataan hasil pengamatan dibandingkan juga dengan Standar Mutu Pupuk Organik berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No 70 Tahun 2011. Dari penelitian ini dihasilkan kompos curah dan pelet yang memenuhi standar C-organik, kadar hara N+P2O5+K2O, namun hanya kompos curah A dan kompos pelet E yang memenuhi standar rasio C/N berdasarkan Permentan no 70 tahun 2011. Mutu kompos terbaik yaitu kompos curah A dengan karakteristik C-organik 45,52%, rasio C/N 23,26, kadar hara N+P2O5+K2O 11,24%. Untuk memperoleh mutu kompos gulma berdaun lebar yang memenuhi standar mutu, durasi pengomposan disarankan berkisar 10 minggu. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":438072,"journal":{"name":"Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan","volume":"2015 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132816924","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}