Telah dilakukan penelitian tentang penetapan kadar nitrit (NO2) pada umbiumbian yaitu ubi jalar dan ubi talas. Ubi jalar dan ubi talas diperoleh dari kebun warga desa Lubuk Nipis, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim. Kandungan nitrit ditentukan dari hasil air rebusan sampel ubi jalar dan ubi talas dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai kandungan nitrit dari hasil air rebusan ubi jalar dan ubi talas dengan variasi waktu 10, 20, 30 dan 40 menit. Nilai kandungan nitrit pada air rebusan ubi jalar masingmasing diperoleh 0,27 mg/kg; 0,34 mg/kg; 0,36 mg/kg; dan 0,38 mg/kg dan untuk air rebusan ubi talas masing-masing diperoleh 0,32 mg/kg; 0,36 mg/kg; 0,88 mg/kg; dan 1,05 mg/kg. Dari hasil perebusan pada ubi jalar dan ubi talas masih aman sesuai dengan ketentuan ADI (Acceptable Daily Intake)/ jumlah asupan harian menurut WHO (World Health Organization).
{"title":"PENETAPAN KADAR NITRIT (NO2) PADA HASIL REBUSAN UBI JALAR DAN UBI TALAS BERDASARKAN VARIASI WAKTU SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS","authors":"Mesi Meida Sari, None Romsiah, Ema Ratna Sari","doi":"10.61685/jibf.v6i2.78","DOIUrl":"https://doi.org/10.61685/jibf.v6i2.78","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian tentang penetapan kadar nitrit (NO2) pada umbiumbian yaitu ubi jalar dan ubi talas. Ubi jalar dan ubi talas diperoleh dari kebun warga desa Lubuk Nipis, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim. Kandungan nitrit ditentukan dari hasil air rebusan sampel ubi jalar dan ubi talas dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai kandungan nitrit dari hasil air rebusan ubi jalar dan ubi talas dengan variasi waktu 10, 20, 30 dan 40 menit. Nilai kandungan nitrit pada air rebusan ubi jalar masingmasing diperoleh 0,27 mg/kg; 0,34 mg/kg; 0,36 mg/kg; dan 0,38 mg/kg dan untuk air rebusan ubi talas masing-masing diperoleh 0,32 mg/kg; 0,36 mg/kg; 0,88 mg/kg; dan 1,05 mg/kg. Dari hasil perebusan pada ubi jalar dan ubi talas masih aman sesuai dengan ketentuan ADI (Acceptable Daily Intake)/ jumlah asupan harian menurut WHO (World Health Organization).","PeriodicalId":470951,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135917621","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Telah dilakukan penelitian yang berjudul Formulasi dan Evaluasi Sediaan Gel Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam.) Dengan Variasi NaCMC Sebagai Basis. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan dari ekstrak daun kelor dengan menggunakan NaCMC sebagai basis, dengan perbedaan konsentrasi yakni Formula I NaCMC 3%, formula II NaCMC 3,5% dan formula III NaCMC 4%. Metode yang digunakan ialah metode eksperimental. Selanjutnya dilakukan evaluasi organoleptis, pemerikasaan homogenitas, uji viskositas, pemerikasaan pH, pemeriskaaan daya sebar, pemeriksaan daya tercuci, dan uji Frezze Thaw. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil uji organoleptis yaitu sediaan berbentuk setengah padat, berwarna knning muda dan berbau khas daun. Dari ketiga formulasi yang memiliki stabilitas paling baik adalah formula II dengan konsentrasi NaCMC 3,5%
{"title":"Formulasi dan Evaluasi Sediaan Gel Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam.) Dengan Variasi NaCMC Sebagai Basis","authors":"Doddy Rusli, Kiki Amelia, Sekar Gading Setia Sari","doi":"10.61685/jibf.v6i1.72","DOIUrl":"https://doi.org/10.61685/jibf.v6i1.72","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian yang berjudul Formulasi dan Evaluasi Sediaan Gel Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam.) Dengan Variasi NaCMC Sebagai Basis. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan dari ekstrak daun kelor dengan menggunakan NaCMC sebagai basis, dengan perbedaan konsentrasi yakni Formula I NaCMC 3%, formula II NaCMC 3,5% dan formula III NaCMC 4%. Metode yang digunakan ialah metode eksperimental. Selanjutnya dilakukan evaluasi organoleptis, pemerikasaan homogenitas, uji viskositas, pemerikasaan pH, pemeriskaaan daya sebar, pemeriksaan daya tercuci, dan uji Frezze Thaw. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil uji organoleptis yaitu sediaan berbentuk setengah padat, berwarna knning muda dan berbau khas daun. Dari ketiga formulasi yang memiliki stabilitas paling baik adalah formula II dengan konsentrasi NaCMC 3,5%","PeriodicalId":470951,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi","volume":"135 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135917623","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}