Peran seorang suami di dalam rumah tangga sebagai seorang pemimpin dan juga sebagai orang yang memberikan nafkah di dalam keluarga sangatlah penting untuk menjadikan keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah. Namun bagaimana jadinya ketika salah satu peran atau kewajiban suami mencari nafkah ternyata istri juga ikut mencari dan memberikan nafkah pada keluarga, Apakah hal tersebut bisa mempengaruhi kepemimpinan seorang suami di dalam rumah tangga dan juga ketaatan seorang istri kepada suaminya?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui arti dan macam-macam bentuk kepemimpinan seorang suami, faktor-faktor yang menyebabkan seorang istri ingin bekerja, dan peran apa sajakah ketika istri bekerja dalam melemahkan kepemimpinan seorang suami di dalam rumah tangga. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan penulis adalah melalui wawancara, dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Kepemimpinan seorang suami dalam rumah tangga memiliki arti kemampuan untuk mengambil tanggung jawab dalam memimpin dan membimbing keluarga agar dapat hidup dalam harmoni, saling menghormati, dan mencapai tujuan bersama. Adapun metode kepemimpinan seorang suami dalam rumah tangga: kepemimpinan otoriter, Kepemimpinan demokratis, Kepemimpinan transformasional, Kepemimpinan situasional, Kepemimpinan visioner. (2) Secara keseluruhan, faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan seorang istri untuk bekerja sangatlah bervariasi dan tergantung pada situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Adapun berikut adalah beberapa faktor mengapa seorang istri memilih untuk bekerja, faktor pendidikan, jumlah tanggungan, umur dan suami perokok. (3) Peran pekerjaan istri dalam melemahkan kepemimpinan seorang suami dalam rumah tangga ada beberapa macam yaitu: ketergantungan finansial, tuntutan pekerjaan, tekanan pekerjaan dan stress, keterbatasan keterampilan, peran finansial.
The role of a husband in the household as a leader and also as someone who provides a living in the family is very important to make a family that is sakinah, mawadah, warahmah. But what happens when one of the husband's roles or obligations to earn a living turns out that the wife is also looking for and providing a living for the family. Can this affect a husband's leadership in the household and also a wife's obedience to her husband? The purpose of this study is to find out the meaning and types of leadership forms of a husband, the factors that cause a wife to want to work, and what role the wife plays in weakening a husband's leadership in the household. The results of this study indicate that: (1) The leadership of a husband in the household means the ability to take responsibility for leading and guiding the family so they can live in harmony, respect each other, and achieve common goals. The husband's leadership method in the household: authoritarian leadership, democra
{"title":"Peran Pekerjaan Istri Dalam Melemahkan Kepemimpinan Seorang Suami Dalam Kehidupan Rumah Tangga (Studi Kasus Suami Istri di Kecamatan Sumbersari, Jember)","authors":"None Jamaludin, Syafiq Riza Hasan Basalamah","doi":"10.37274/rais.v7i2.738","DOIUrl":"https://doi.org/10.37274/rais.v7i2.738","url":null,"abstract":"Peran seorang suami di dalam rumah tangga sebagai seorang pemimpin dan juga sebagai orang yang memberikan nafkah di dalam keluarga sangatlah penting untuk menjadikan keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah. Namun bagaimana jadinya ketika salah satu peran atau kewajiban suami mencari nafkah ternyata istri juga ikut mencari dan memberikan nafkah pada keluarga, Apakah hal tersebut bisa mempengaruhi kepemimpinan seorang suami di dalam rumah tangga dan juga ketaatan seorang istri kepada suaminya?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui arti dan macam-macam bentuk kepemimpinan seorang suami, faktor-faktor yang menyebabkan seorang istri ingin bekerja, dan peran apa sajakah ketika istri bekerja dalam melemahkan kepemimpinan seorang suami di dalam rumah tangga. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan penulis adalah melalui wawancara, dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Kepemimpinan seorang suami dalam rumah tangga memiliki arti kemampuan untuk mengambil tanggung jawab dalam memimpin dan membimbing keluarga agar dapat hidup dalam harmoni, saling menghormati, dan mencapai tujuan bersama. Adapun metode kepemimpinan seorang suami dalam rumah tangga: kepemimpinan otoriter, Kepemimpinan demokratis, Kepemimpinan transformasional, Kepemimpinan situasional, Kepemimpinan visioner. (2) Secara keseluruhan, faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan seorang istri untuk bekerja sangatlah bervariasi dan tergantung pada situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Adapun berikut adalah beberapa faktor mengapa seorang istri memilih untuk bekerja, faktor pendidikan, jumlah tanggungan, umur dan suami perokok. (3) Peran pekerjaan istri dalam melemahkan kepemimpinan seorang suami dalam rumah tangga ada beberapa macam yaitu: ketergantungan finansial, tuntutan pekerjaan, tekanan pekerjaan dan stress, keterbatasan keterampilan, peran finansial.
 The role of a husband in the household as a leader and also as someone who provides a living in the family is very important to make a family that is sakinah, mawadah, warahmah. But what happens when one of the husband's roles or obligations to earn a living turns out that the wife is also looking for and providing a living for the family. Can this affect a husband's leadership in the household and also a wife's obedience to her husband? The purpose of this study is to find out the meaning and types of leadership forms of a husband, the factors that cause a wife to want to work, and what role the wife plays in weakening a husband's leadership in the household. The results of this study indicate that: (1) The leadership of a husband in the household means the ability to take responsibility for leading and guiding the family so they can live in harmony, respect each other, and achieve common goals. The husband's leadership method in the household: authoritarian leadership, democra","PeriodicalId":488634,"journal":{"name":"Râyah Al-Islâm : jurnal ilmu Islam","volume":"195 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136160675","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penulisan ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan memberikan sudut pandang dalam penyelesaian perkara cerai melalui litigasi (mediasi) berhasil sebagian dalam perkara cerai talak kumulasi hak isteri, hak anak serta pengasuhan anak di Pengadilan Agama Binjai. Penyelesaian sengketa melalui mediasi (damai) telah dikenal dalam agama Islam. Islam mengajarkan agar pihak-pihak yang bersengketa melakukan perdamaian. Dalam kasus perceraian, fungsi dari upaya untuk mendamaikan menjadi kewajiban hakim sebagai mediator yang harus dilakukan berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 01 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. Oleh sebab itu diupayakan perdamaian melalui mediasi di Pengadilan Agama agar pasangan yang hendak bercerai mengurungkan niatnya dan rujuk kembali. Dalam realitasnya pemberlakuan mediasi masih kurang begitu efektif dalam menyelesaikan perkara, terbukti dari sedikitnya perkara yang berhasil diselesaikan dengan mediasi. Namun pada tahun 2022 ini mediasi yang dilaksanakan berhasil meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya dan mediasi berhasil sebagian sampai bulan Juni tahun 2022 sejumlah 7 (tujuh) perkara Nomor Register 6 , 173, 184, 188, 205, 228, dan 230. Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah tentang keberhasilan mediasi sebagai sarana mendamaikan perkara, yang tujuan utamanya yakni mengurangi jumlah perkara, dan juga untuk mengetahui tingkat keberhasilan mediasi. Khususnya dalam perkara perceraian yang terjadi di Pengadilan Agama Binjai. Di dalam penulisan penelitian ini, Penulis menggunakan jenis penelitian empirik dalam karya ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif Sedangkan dalam metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Adapun metode artists data yang penulis gunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif. Untuk mengetahui secara jelas tingkat keberhasilan mediasi yang terjadi di Pengadilan Agama Binjai dengan menggunakan data-data yang diperoleh dalam penelitian di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan dalam proses mediasi dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Binjai dalam mengupayakan perdamaian antara para pihak sudah sesuai dengan apa yang diatur pada PERMA No. 1 Tahun 2016, dan HIR. Selain itu tingkat keberhasilan mediasi dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Binjai, jika dilihat dari penerapan mediasinya sudah efektif dan sesuai dengan PERMA
Writing this study aims to share knowledge and provide a perspective in the resolution of divorce disputes through litigation (mediation) partially successful in a divorce cases property wife’s rights, children’s rights and childcare in the religious court Binjai. Dispute resolution through mediation (peace) has been known in Islam. Islam teaches that the parties to the dispute do peace. In divorce cases the function of an attempt to reconcile the duty of the judge as a mediator to be done based on Supreme Court Regulation No. 01 of 2016 on Mediation Procedures in C
这篇文章的目的是分享知识,并对通过诉讼解决离婚问题提供有利的观点,在某些情况下,婚姻纠纷、子女权利和养育子女的共同诉讼取得了成功。通过调解解决争端在伊斯兰教中是众所周知的。伊斯兰教教导持不同政见者实现和平。在离婚案件中,根据最高法院2016年1月1日关于法院调解程序的规定,安抚法官作为调解人的义务的作用。因此,通过宗教法庭的调解,寻求和平,要求离婚的夫妇改变主意,重新复合。事实上,调解在解决问题方面仍然没有那么有效,这一点可以从调解中解决的很少问题得到证明。但到2022年,中国的调解与过去一年相比取得了成功,调解部分进展到2022年6月,共有7个(7)条目第6、173、184、188、205、228和230个条目。这篇文章将讨论的问题是调解作为一种和解手段的成功,其主要目的是减少案件数量,并确定调解的成功程度。特别是在Binjai宗教法庭发生的离婚案件中。在本研究的写作中,作者使用本作品的经验研究类型,采用定性的方法,而使用的数据收集方法是观察。至于作者使用描述性定性分析方法在本研究中使用的数据艺术方法。为了清楚地知道发生在伊斯兰法庭的调解的成功率也是用场上的对照研究中获得的数据。研究结果表明,在Binjai宗教法庭上为双方寻求和平而调解离婚案件的过程中,一直符合2016年PERMA 1号的规定。此外,在Binjai宗教法庭上调解离婚案件的成功率是有效和适当的写作这study aims to分享知识》和离婚率。a号”的视角》disputes通过垄断诉讼(mediation)部分成功在a离婚率案子妻子财产的权利,儿童权利和《宗教法庭childcare也是。Dispute解析无论是mediation(和平)已经知道在伊斯兰教。伊斯兰教会我们,以至于《dispute各方to do和平。在离婚率案子试图reconcile之功能,也是美国法官调解员的职责》成为完成改编自2016年最高法院的01号dublin Regulation on Mediation Procedures在宫廷里。这就是找到和平通过《宗教mediation,以至于有些希望离婚率迎攻击和和解。Mediation a dispute解析的过程是通过《共识》negotiation的过程或聚会,顺便说一下辅助调解员已结算,管理局决定或impose百万在这个Mediation是有效的应用程序》真人秀resolving the case,凯斯proved by a那successfully解决了由Mediation。但在2022年成功邮编增加到2022年6月7日(七)案件登记号码6号,173年,184年,188年,205年,228年和230年。这项研究回避的问题是媒体的有效性特别是在离婚案件中,宗教法庭的小丑。在撰写这项研究时,研究人员使用本工作的实证研究类型,采用了qualitative approach。数据收集有效的方法是观察和面试。这种研究使用了用于author uses的方法分析方法。利用实地研究的数据,了解发生在宗教法庭Binjai的婚姻状况的成功趋势。
{"title":"Mediasi Berhasil Sebagian Dalam Perkara Cerai Talak Kumulasi Hak Isteri, Hak Anak Serta Pengasuhan Anak di Pengadilan Agama Binjai","authors":"Akma Qamariah Lubis, Fauziah Lubis, Mhd. Yadi Harahap","doi":"10.37274/rais.v7i2.749","DOIUrl":"https://doi.org/10.37274/rais.v7i2.749","url":null,"abstract":"Penulisan ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan memberikan sudut pandang dalam penyelesaian perkara cerai melalui litigasi (mediasi) berhasil sebagian dalam perkara cerai talak kumulasi hak isteri, hak anak serta pengasuhan anak di Pengadilan Agama Binjai. Penyelesaian sengketa melalui mediasi (damai) telah dikenal dalam agama Islam. Islam mengajarkan agar pihak-pihak yang bersengketa melakukan perdamaian. Dalam kasus perceraian, fungsi dari upaya untuk mendamaikan menjadi kewajiban hakim sebagai mediator yang harus dilakukan berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 01 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. Oleh sebab itu diupayakan perdamaian melalui mediasi di Pengadilan Agama agar pasangan yang hendak bercerai mengurungkan niatnya dan rujuk kembali. Dalam realitasnya pemberlakuan mediasi masih kurang begitu efektif dalam menyelesaikan perkara, terbukti dari sedikitnya perkara yang berhasil diselesaikan dengan mediasi. Namun pada tahun 2022 ini mediasi yang dilaksanakan berhasil meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya dan mediasi berhasil sebagian sampai bulan Juni tahun 2022 sejumlah 7 (tujuh) perkara Nomor Register 6 , 173, 184, 188, 205, 228, dan 230. Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah tentang keberhasilan mediasi sebagai sarana mendamaikan perkara, yang tujuan utamanya yakni mengurangi jumlah perkara, dan juga untuk mengetahui tingkat keberhasilan mediasi. Khususnya dalam perkara perceraian yang terjadi di Pengadilan Agama Binjai. Di dalam penulisan penelitian ini, Penulis menggunakan jenis penelitian empirik dalam karya ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif Sedangkan dalam metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Adapun metode artists data yang penulis gunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif. Untuk mengetahui secara jelas tingkat keberhasilan mediasi yang terjadi di Pengadilan Agama Binjai dengan menggunakan data-data yang diperoleh dalam penelitian di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan dalam proses mediasi dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Binjai dalam mengupayakan perdamaian antara para pihak sudah sesuai dengan apa yang diatur pada PERMA No. 1 Tahun 2016, dan HIR. Selain itu tingkat keberhasilan mediasi dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Binjai, jika dilihat dari penerapan mediasinya sudah efektif dan sesuai dengan PERMA
 Writing this study aims to share knowledge and provide a perspective in the resolution of divorce disputes through litigation (mediation) partially successful in a divorce cases property wife’s rights, children’s rights and childcare in the religious court Binjai. Dispute resolution through mediation (peace) has been known in Islam. Islam teaches that the parties to the dispute do peace. In divorce cases the function of an attempt to reconcile the duty of the judge as a mediator to be done based on Supreme Court Regulation No. 01 of 2016 on Mediation Procedures in C","PeriodicalId":488634,"journal":{"name":"Râyah Al-Islâm : jurnal ilmu Islam","volume":"14 6","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136160680","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perkembangan hukum Islam di berbagai negara sangat pesat, tidak hanya di negara-negara timur tetapi negara-negara di Asia Tenggara juga menerapkan hukum Islam dalam peraturan negaranya. Negara-negara di Asia Tenggara membentuk organisasi yang disebut ASEAN. Terkait penerapan syariat Islam di negara-negara ASEAN juga tidak terlepas dari kontroversi antara umat Islam dengan agama lain di berbagai negara ASEAN. Kajian ini mengkaji perkembangan hukum Islam saat ini di negara-negara ASEAN. Kajian ini berfokus pada penerapan hukum Islam di negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan hukum Islam di negara-negara ASEAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dan menggunakan buku dan artikel serta jurnal yang berkaitan dengan hukum Islam di negara-negara ASEAN. Hasil dari penelitian ini adalah tidak semua negara di ASEAN dapat menerapkan hukum Islam secara penuh dalam peraturan negaranya, seperti Singapura, Myanmar dan Thailand. Namun, ada beberapa negara yang mengakui dan menerapkan syariat Islam dalam peraturan negaranya, seperti Indonesia dan Malaysia serta Brunei Darussalam.
The development of Islamic law in various countries is very rapid, not only in eastern countries but countries in Southeast Asia also apply Islamic law in their state regulations. Countries in Southeast Asia formed an organization called ASEAN. Regarding the application of Islamic law in ASEAN countries, it is also inseparable from the controversy between Muslims and other religions in various ASEAN countries. This study examines the current development of Islamic law in ASEAN countries. This study focuses on the application of Islamic law in ASEAN countries which aims to find out how the development of Islamic law in ASEAN countries. This research uses normative juridical research methods and uses books and articles and journals related to Islamic law in ASEAN countries. The results of this study are not all countries in ASEAN can fully implement Islamic law in their country regulations, such as Singapore, Myanmar and Thailand. However, there are several countries that recognize and apply Islamic law in their state regulations, such as Indonesia and Malaysia and Brunei Darussalam.
{"title":"Perkembangan Hukum Islam Masa Kini di Negara ASEAN","authors":"Rahmad Fauzi Salim, Zainul Fuad","doi":"10.37274/rais.v7i2.751","DOIUrl":"https://doi.org/10.37274/rais.v7i2.751","url":null,"abstract":"Perkembangan hukum Islam di berbagai negara sangat pesat, tidak hanya di negara-negara timur tetapi negara-negara di Asia Tenggara juga menerapkan hukum Islam dalam peraturan negaranya. Negara-negara di Asia Tenggara membentuk organisasi yang disebut ASEAN. Terkait penerapan syariat Islam di negara-negara ASEAN juga tidak terlepas dari kontroversi antara umat Islam dengan agama lain di berbagai negara ASEAN. Kajian ini mengkaji perkembangan hukum Islam saat ini di negara-negara ASEAN. Kajian ini berfokus pada penerapan hukum Islam di negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan hukum Islam di negara-negara ASEAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dan menggunakan buku dan artikel serta jurnal yang berkaitan dengan hukum Islam di negara-negara ASEAN. Hasil dari penelitian ini adalah tidak semua negara di ASEAN dapat menerapkan hukum Islam secara penuh dalam peraturan negaranya, seperti Singapura, Myanmar dan Thailand. Namun, ada beberapa negara yang mengakui dan menerapkan syariat Islam dalam peraturan negaranya, seperti Indonesia dan Malaysia serta Brunei Darussalam.
 The development of Islamic law in various countries is very rapid, not only in eastern countries but countries in Southeast Asia also apply Islamic law in their state regulations. Countries in Southeast Asia formed an organization called ASEAN. Regarding the application of Islamic law in ASEAN countries, it is also inseparable from the controversy between Muslims and other religions in various ASEAN countries. This study examines the current development of Islamic law in ASEAN countries. This study focuses on the application of Islamic law in ASEAN countries which aims to find out how the development of Islamic law in ASEAN countries. This research uses normative juridical research methods and uses books and articles and journals related to Islamic law in ASEAN countries. The results of this study are not all countries in ASEAN can fully implement Islamic law in their country regulations, such as Singapore, Myanmar and Thailand. However, there are several countries that recognize and apply Islamic law in their state regulations, such as Indonesia and Malaysia and Brunei Darussalam.","PeriodicalId":488634,"journal":{"name":"Râyah Al-Islâm : jurnal ilmu Islam","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136160677","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Talak adalah melepasakan ikatan perkawinan antara seuami istri dengan lafaz-lafaz tertentu. Ada beberapa sebab yang membuat seseorang melakukan talak, adapun penyebabnya pada kasus ini adalah marah atau suami yang temperamen sehingga tak jarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Padahal tujuan pernikahan adalah mencapai kehidupan yang sakinah, mawaddah dan rahmah dan sebisa mungkin menjahui perpecahan, salah satunya adalah bersabar dan tidak mudah temperamen yang membuat hilangnya kontrol pada sikap dan pikiran yang dapat menghantarkan pada tidak harmonisnya rumah tangga seperti pertikaian, kekerasan dalam rumah tangga atau bahkan perpisahan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengalisa putusan Pengadilan Agama Jember tentang putusan yang dikeluarkan oleh majlis hakim tentang Talak Disebabkan Temperamen dan meninjau putusan tersebut dari perspektif Maqasid Al-Sayri’ah. Adapun hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa putusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Jember telah sesuai dan selaras dengan Maqasid Al-Sayri’ah.
Divorce is the dissolution of the marital bond between a husband and wife through specific pronouncements. There are several reasons why someone may seek a divorce, and in this case, the cause is anger or a hot-tempered husband who often engages in domestic violence. However, the purpose of marriage is to achieve a life of tranquility, love, and mercy, and to avoid division as much as possible. One way to achieve this is through patience and avoiding easy temper, which can lead to a loss of control over one's behavior and thoughts, resulting in disharmony within the household, such as conflicts, domestic violence, or even separation. The purpose of this research is to analyze the decisions of the Jember Religious Court regarding divorce caused by a hot temper and to review these decisions from the perspective of Maqasid Al-Syariah (the Objectives of Islamic Law). The results and conclusions of this research indicate that the decisions issued by the Jember Religious Court are in accordance with and aligned with Maqasid Al-Syariah.
{"title":"Talak Disebabkan Temperamen (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Jember No. 5946/Pdt.G/2022/PA.Jr Perspektif Maqashid Al-Syari’ah)","authors":"Anugrah Prasasti, Deni Irawan","doi":"10.37274/rais.v7i2.757","DOIUrl":"https://doi.org/10.37274/rais.v7i2.757","url":null,"abstract":"Talak adalah melepasakan ikatan perkawinan antara seuami istri dengan lafaz-lafaz tertentu. Ada beberapa sebab yang membuat seseorang melakukan talak, adapun penyebabnya pada kasus ini adalah marah atau suami yang temperamen sehingga tak jarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Padahal tujuan pernikahan adalah mencapai kehidupan yang sakinah, mawaddah dan rahmah dan sebisa mungkin menjahui perpecahan, salah satunya adalah bersabar dan tidak mudah temperamen yang membuat hilangnya kontrol pada sikap dan pikiran yang dapat menghantarkan pada tidak harmonisnya rumah tangga seperti pertikaian, kekerasan dalam rumah tangga atau bahkan perpisahan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengalisa putusan Pengadilan Agama Jember tentang putusan yang dikeluarkan oleh majlis hakim tentang Talak Disebabkan Temperamen dan meninjau putusan tersebut dari perspektif Maqasid Al-Sayri’ah. Adapun hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa putusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Jember telah sesuai dan selaras dengan Maqasid Al-Sayri’ah.
 Divorce is the dissolution of the marital bond between a husband and wife through specific pronouncements. There are several reasons why someone may seek a divorce, and in this case, the cause is anger or a hot-tempered husband who often engages in domestic violence. However, the purpose of marriage is to achieve a life of tranquility, love, and mercy, and to avoid division as much as possible. One way to achieve this is through patience and avoiding easy temper, which can lead to a loss of control over one's behavior and thoughts, resulting in disharmony within the household, such as conflicts, domestic violence, or even separation. The purpose of this research is to analyze the decisions of the Jember Religious Court regarding divorce caused by a hot temper and to review these decisions from the perspective of Maqasid Al-Syariah (the Objectives of Islamic Law). The results and conclusions of this research indicate that the decisions issued by the Jember Religious Court are in accordance with and aligned with Maqasid Al-Syariah.","PeriodicalId":488634,"journal":{"name":"Râyah Al-Islâm : jurnal ilmu Islam","volume":"55 11","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136233072","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut mengenai pengaruh Hukum Islam terhadap Hukum Nasional. Pada awalnya sistem hukum Indonesia menganut sistem Eropa Kontinental dari Belanda. Sehingga pada mulanya awal penerapan Hukum Islam berlaku karena berbagai tradisi yang berlaku di masyarakat Indonesia yang dominan masyarakat muslim. Indonesia memberlakukan Hukum Islam sebagai Hukum Nasional yaitu terlihat pada adanya undang-undang perkawinan, zakat dan hadirnya Kompilasi Hukum Islam. Permasalahan didalam tulisan ini yaitu mengkaji bagaimana posisi hukum islam didalam hukum nasional serta kontribusi hukum islam didalam hukum nasional. Metode penelitian yang digunakan didalam penelitian ini yaitu metode yuridis normatif melalui pendekatan perundang-undangan yang berlaku di suatu negara. Adapun hasil yang penulis dapatkan yaitu Hukum Islam hadir sebagai solusi untuk pemecahan permasalahan peradilan umat Islam di Indonesia seperti Undang-undang Perkawinan. Hukum Islam berperan menciptakan tata nilai yang mengatur sebagian besar masyarakat Islam Indonesia sebagai umat mayoritas, menjadi sumber material pembentukan hukum nasional untuk mengisi kekosongan hukum, menjadi salah satu alat hukum dalam menyelesaikan masalah bangsa untuk melindungi HAM, menjadi salah satu bahan dasar hukum hakim dalam menggali dan menemukan hukum demi menegakkan keadilan, memberi kontribusi dari segi jiwa hukum dalam pembentukan hukum nasional. Bukti dari pengakuan hukum nasional terhadap hukum islam yaitu adanya undang-undnag perkawinan serta peraturan haji dan sebagainya
This paper aims to further analyze the influence of Islamic Law on National Law. Initially, the Indonesian legal system adopted the Continental European system from the Netherlands. So that in the beginning the application of Islamic law was valid because of various traditions prevailing in Indonesian society, which were dominant in the Muslim community. Indonesia enforces Islamic law as a national law, which is seen in the marriage law, zakat and the presence of the Islamic Law Compilation. The problem in this paper is to examine how the position of Islamic law in national law and the contribution of Islamic law in national law. The research method used in this study is the normative juridical method through the approach to legislation in force in a country. The results that the authors get are that Islamic Law is present as a solution to solving the problems of the judiciary of Muslims in Indonesia such as the Marriage Law. Islamic law plays a role in creating values that regulate most of the Indonesian Muslim community as the majority people, becomes a source of material for the formation of national law to fill legal voids, becomes one of the legal tools in solving the nation's problems to protect human rights, becomes one of the basic legal materials for judges in exploring and find the law for the sake of upholding justice, contributing in terms of the spirit of law in the formation of
本文旨在进一步分析伊斯兰法律对国家法律的影响。印尼的法律体系最初是欧洲大陆的。因此,伊斯兰法律的最初应用之所以有效,是因为印度尼西亚占主导地位的穆斯林社会的各种传统。印度尼西亚将伊斯兰法作为国家法律执行,这反映在婚姻法、zakat和伊斯兰法律的汇编中。这篇文章的问题是研究伊斯兰法律在国家法律中的立场以及伊斯兰法律在国家法律中的贡献。本研究采用的研究方法是通过国家现有的法律方法进行的法例法例法例法例。至于作者所获得的结果,伊斯兰法律作为解决印尼穆斯林司法问题的方法,如婚姻法。伊斯兰法律发挥创造语法管理大多数印尼伊斯兰社会的价值作为多数的子民,成为物质资源来填补国家法律的形成,成为法律的解决问题的工具之一国家保护人权,成为基本成分之一中挖掘和发现法官法律为了伸张正义,贡献方面的国家中建立法律的灵魂。国家法律承认伊斯兰法律的证据是婚姻法和朝觐条例等等这篇论文深入分析伊斯兰法对国家法律的影响。最初,印尼法律系统将欧洲大陆系统从荷兰引进。因此,在伊斯兰法的应用程序开始时,它被认为是有效的,因为印度尼西亚社会的各种传统在穆斯林社区盛行。印度尼西亚的伊斯兰法制裁是国家法律,在婚姻、zakat和伊斯兰法律的存在中都有体现。这篇论文的问题是要证明在国家法律中伊斯兰法的正确性以及在国家法律中伊斯兰法的合法性。这项研究使用的方法是通过批准一个国家的原力立法的标准方法。伊斯兰法律赋予的权力是为了解决穆斯林在印尼所谓婚姻法中的问题而提供的解决方案。伊斯兰法律剧作创建一个角色里,美国价值观,以至于大多数regulate印尼穆斯林社区之材料之多数人提问,变成了a源代码为国家法律之编队不下的合法voids合法工具,变成了一号》在解决保护人权捍卫者的nation ' s problems基本合法的材料为judges,变成了一号》在探索和发现法律为upholding正义之清,contributing》之条款编队》法律在国家法律的精神。来自国家法律裁判所的证据是对哈登和哈登的监管的证明
{"title":"Pengaruh Hukum Islam Terhadap Hukum Nasional : Analisis Konstitusi","authors":"Atika Sandra Dewi, Dhiauddin Tanjung","doi":"10.37274/rais.v7i2.750","DOIUrl":"https://doi.org/10.37274/rais.v7i2.750","url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut mengenai pengaruh Hukum Islam terhadap Hukum Nasional. Pada awalnya sistem hukum Indonesia menganut sistem Eropa Kontinental dari Belanda. Sehingga pada mulanya awal penerapan Hukum Islam berlaku karena berbagai tradisi yang berlaku di masyarakat Indonesia yang dominan masyarakat muslim. Indonesia memberlakukan Hukum Islam sebagai Hukum Nasional yaitu terlihat pada adanya undang-undang perkawinan, zakat dan hadirnya Kompilasi Hukum Islam. Permasalahan didalam tulisan ini yaitu mengkaji bagaimana posisi hukum islam didalam hukum nasional serta kontribusi hukum islam didalam hukum nasional. Metode penelitian yang digunakan didalam penelitian ini yaitu metode yuridis normatif melalui pendekatan perundang-undangan yang berlaku di suatu negara. Adapun hasil yang penulis dapatkan yaitu Hukum Islam hadir sebagai solusi untuk pemecahan permasalahan peradilan umat Islam di Indonesia seperti Undang-undang Perkawinan. Hukum Islam berperan menciptakan tata nilai yang mengatur sebagian besar masyarakat Islam Indonesia sebagai umat mayoritas, menjadi sumber material pembentukan hukum nasional untuk mengisi kekosongan hukum, menjadi salah satu alat hukum dalam menyelesaikan masalah bangsa untuk melindungi HAM, menjadi salah satu bahan dasar hukum hakim dalam menggali dan menemukan hukum demi menegakkan keadilan, memberi kontribusi dari segi jiwa hukum dalam pembentukan hukum nasional. Bukti dari pengakuan hukum nasional terhadap hukum islam yaitu adanya undang-undnag perkawinan serta peraturan haji dan sebagainya
 This paper aims to further analyze the influence of Islamic Law on National Law. Initially, the Indonesian legal system adopted the Continental European system from the Netherlands. So that in the beginning the application of Islamic law was valid because of various traditions prevailing in Indonesian society, which were dominant in the Muslim community. Indonesia enforces Islamic law as a national law, which is seen in the marriage law, zakat and the presence of the Islamic Law Compilation. The problem in this paper is to examine how the position of Islamic law in national law and the contribution of Islamic law in national law. The research method used in this study is the normative juridical method through the approach to legislation in force in a country. The results that the authors get are that Islamic Law is present as a solution to solving the problems of the judiciary of Muslims in Indonesia such as the Marriage Law. Islamic law plays a role in creating values that regulate most of the Indonesian Muslim community as the majority people, becomes a source of material for the formation of national law to fill legal voids, becomes one of the legal tools in solving the nation's problems to protect human rights, becomes one of the basic legal materials for judges in exploring and find the law for the sake of upholding justice, contributing in terms of the spirit of law in the formation of","PeriodicalId":488634,"journal":{"name":"Râyah Al-Islâm : jurnal ilmu Islam","volume":"185 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136233448","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ayat-ayat Al-Qur'an adalah sumber utama dakwah Rasulullah. Di antara metode dakwah yang ditawarkan Al-Qur'an adalah al-hikmah, Mau’izah, al-jidal, dan al-qudwah. Metode ini digunakan untuk menghadapi statifikasi keilmuan dalam masyarakat luas, yang pada dasarnya memiliki tingkat pengetahuan dan pemahaman yang berbeda. Diantara metode-metode dakwah yang tersaji dalam Al-Quran, metode Mau’izah adalah metode dakwah yang berbeda dengan metode yang lain. Dikatakan oleh Quraisy Shihab, bahwa Mau’izah adalah untaian yang tulus yang membawa kebaikan. Untuk memahami konsep Mau’izah dalam Al-Quran tentu tidak cukup dengan hanya membaca terjemah, perlu adanya pengkajian mendalam agar mendapatkan makna yang setidaknya tidak terlalu jauh dari makna yang diinginkan oleh Al-Quran. Dengan teori Roland Barthes, konsep Mau’izah akan dikaji dengan pendekatan semiotic, dengan dua tahapan pencarian makna yaitu tahapan linguistic dan mitologi. Agar pembahasan tidak melebar dan tidak terlalu membahas ruang lingkup yang luas, maka penelitian ini dibatasi dengan Konsep Makna Mau’izah dalamsAl-Quran: ImplementasisTeori SemiotikasRoland BarthessTerhadap Qs. An-Nahl ayat 125. Hasil penelitian berupa ditemukannya konsep Mau’izah dengan dua makna yaitu denotasi dan konotasi
The versessof the Qur'an are the main source of the Prophet's da'wah. Among the methods of da'wah offered by the Qur'an are al-hikmah, Mau'izah, al-jidal, and al-qudwah. This method is used to deal with scientific statification in the wider community, which basically has different levels of knowledge and understanding. Among the methods of da'wah presented in the Qur'an, the Mau'izah method is a method of da'wah that is different from other methods. It is said by Quraysh Shihab, that Mau'izah is a sincere strand that brings goodness. To understand the concept of Mau'izah in the Quran is certainly not enough to just read the translation, there needs to be an in-depth study in order to get a meaning that is at least not too far from the meaning desired by the Quran. With Roland Barthes' theory, the concept of Mau'izah will be studied with a semiotic approach, with two stages of searching for meaning, namely the linguistic and mythological stages. So that the discussion does not widen and does not discuss too much broad scope, this research is limited to the Concept of the Meaning of Mau'izah in the Quran: Implementation of Roland Barthes' Semiotic Theory to Qs. An-Nahl verse 125. The results of the study were in the form of the discovery of the concept of Mau'izah with two meanings, namely denotation and connotation
{"title":"Konsep Makna Mau’izah dalam Al-Quran: Implementasi Teori Semiotika Roland Barthes Terhadap Qs. An-Nahl Ayat 125","authors":"Roni Abdurrohman, Mohamad Zaka Al Farisi","doi":"10.37274/rais.v7i2.755","DOIUrl":"https://doi.org/10.37274/rais.v7i2.755","url":null,"abstract":"Ayat-ayat Al-Qur'an adalah sumber utama dakwah Rasulullah. Di antara metode dakwah yang ditawarkan Al-Qur'an adalah al-hikmah, Mau’izah, al-jidal, dan al-qudwah. Metode ini digunakan untuk menghadapi statifikasi keilmuan dalam masyarakat luas, yang pada dasarnya memiliki tingkat pengetahuan dan pemahaman yang berbeda. Diantara metode-metode dakwah yang tersaji dalam Al-Quran, metode Mau’izah adalah metode dakwah yang berbeda dengan metode yang lain. Dikatakan oleh Quraisy Shihab, bahwa Mau’izah adalah untaian yang tulus yang membawa kebaikan. Untuk memahami konsep Mau’izah dalam Al-Quran tentu tidak cukup dengan hanya membaca terjemah, perlu adanya pengkajian mendalam agar mendapatkan makna yang setidaknya tidak terlalu jauh dari makna yang diinginkan oleh Al-Quran. Dengan teori Roland Barthes, konsep Mau’izah akan dikaji dengan pendekatan semiotic, dengan dua tahapan pencarian makna yaitu tahapan linguistic dan mitologi. Agar pembahasan tidak melebar dan tidak terlalu membahas ruang lingkup yang luas, maka penelitian ini dibatasi dengan Konsep Makna Mau’izah dalamsAl-Quran: ImplementasisTeori SemiotikasRoland BarthessTerhadap Qs. An-Nahl ayat 125. Hasil penelitian berupa ditemukannya konsep Mau’izah dengan dua makna yaitu denotasi dan konotasi
 The versessof the Qur'an are the main source of the Prophet's da'wah. Among the methods of da'wah offered by the Qur'an are al-hikmah, Mau'izah, al-jidal, and al-qudwah. This method is used to deal with scientific statification in the wider community, which basically has different levels of knowledge and understanding. Among the methods of da'wah presented in the Qur'an, the Mau'izah method is a method of da'wah that is different from other methods. It is said by Quraysh Shihab, that Mau'izah is a sincere strand that brings goodness. To understand the concept of Mau'izah in the Quran is certainly not enough to just read the translation, there needs to be an in-depth study in order to get a meaning that is at least not too far from the meaning desired by the Quran. With Roland Barthes' theory, the concept of Mau'izah will be studied with a semiotic approach, with two stages of searching for meaning, namely the linguistic and mythological stages. So that the discussion does not widen and does not discuss too much broad scope, this research is limited to the Concept of the Meaning of Mau'izah in the Quran: Implementation of Roland Barthes' Semiotic Theory to Qs. An-Nahl verse 125. The results of the study were in the form of the discovery of the concept of Mau'izah with two meanings, namely denotation and connotation","PeriodicalId":488634,"journal":{"name":"Râyah Al-Islâm : jurnal ilmu Islam","volume":"2 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136233561","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran dan evaluasi itu berlangsung selama proses belajar mengajar yang diselenggarakan oleh pendidik, dan peserta didik tidak hanya sebagai objek pendidikan tetapi juga sebagai subjek. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi literatur. Dalam dunia pendidikan, pembelajaran dapat memberdayakan peserta didik menjadi manusia yang mandiri dan mampu merebut berbagai peluang dalam kehidupan saat ini yang sangat kompetitif. Hal ini jika dikaitkan dengan pedagogik spiritual, hasil yang diharapkan sebagai bahan evaluasi oleh seorang pendidik adalah ketika peserta didiknya menanamkan sifat-sifat ketauhidan didalam dirinya sehingga menjadi khalifah Allah yang amanah di muka bumi dengan mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya tersebut. Keberhasilan dari proses pembelajaran dan evaluasi tersebut, tidak akan terlepas dari komponen-komponen penunjang di dunia pendidikan yakni komponen visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar, pendidik, peserta didik, manajemen pengelolaan, pembiayaan, sarana prasarana, lingkungan, jaringan komunikasi dan kerja sama, serta evaluasi pendidikan dan dasar strategi pembelajaran yang diterapkan.
The purpose of this writing is to find out how the learning and evaluation process takes place during the teaching and learning process organized by educators, and students are not only as objects of education but also as subjects. This paper uses a qualitative approach and literature study methods. In the world of education, learning can empower students to become independent human beings and able to seize various opportunities in today's highly competitive life. If this is related to spiritual pedagogy, the expected result as an evaluation material by an educator is when students instill the qualities of monotheism within themselves so that they become trustworthy caliphs of Allah on earth by developing all the potential that exists within them. The success of the learning and evaluation process cannot be separated from the supporting components in the world of education, namely the components of vision, mission, objectives, curriculum, teaching and learning process, educators, students, management, financing, infrastructure, environment, communication networks. and cooperation, as well as evaluation of education and the basis of applied learning strategies.
{"title":"Pembelajaran Pedagogik Spiritual","authors":"Elsy Iskana","doi":"10.37274/rais.v7i2.752","DOIUrl":"https://doi.org/10.37274/rais.v7i2.752","url":null,"abstract":"Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran dan evaluasi itu berlangsung selama proses belajar mengajar yang diselenggarakan oleh pendidik, dan peserta didik tidak hanya sebagai objek pendidikan tetapi juga sebagai subjek. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi literatur. Dalam dunia pendidikan, pembelajaran dapat memberdayakan peserta didik menjadi manusia yang mandiri dan mampu merebut berbagai peluang dalam kehidupan saat ini yang sangat kompetitif. Hal ini jika dikaitkan dengan pedagogik spiritual, hasil yang diharapkan sebagai bahan evaluasi oleh seorang pendidik adalah ketika peserta didiknya menanamkan sifat-sifat ketauhidan didalam dirinya sehingga menjadi khalifah Allah yang amanah di muka bumi dengan mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya tersebut. Keberhasilan dari proses pembelajaran dan evaluasi tersebut, tidak akan terlepas dari komponen-komponen penunjang di dunia pendidikan yakni komponen visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar, pendidik, peserta didik, manajemen pengelolaan, pembiayaan, sarana prasarana, lingkungan, jaringan komunikasi dan kerja sama, serta evaluasi pendidikan dan dasar strategi pembelajaran yang diterapkan.
 The purpose of this writing is to find out how the learning and evaluation process takes place during the teaching and learning process organized by educators, and students are not only as objects of education but also as subjects. This paper uses a qualitative approach and literature study methods. In the world of education, learning can empower students to become independent human beings and able to seize various opportunities in today's highly competitive life. If this is related to spiritual pedagogy, the expected result as an evaluation material by an educator is when students instill the qualities of monotheism within themselves so that they become trustworthy caliphs of Allah on earth by developing all the potential that exists within them. The success of the learning and evaluation process cannot be separated from the supporting components in the world of education, namely the components of vision, mission, objectives, curriculum, teaching and learning process, educators, students, management, financing, infrastructure, environment, communication networks. and cooperation, as well as evaluation of education and the basis of applied learning strategies.","PeriodicalId":488634,"journal":{"name":"Râyah Al-Islâm : jurnal ilmu Islam","volume":"33 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136160679","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pernikahan adalah suatu yang sangat mulia, karena pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. Namun, kehidupan pernikahan tidak selalu berjalan dengan lancar. Perselisihan dalam pernikahan adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Perceraian merupakan sebuah keputusan serius yang berdampak signifikan pada kehidupan keluarga dan individu yang terlibat. Alasan perceraian dapat bervariasi, termasuk masalah komunikasi yang buruk, ketidakcocokan pasangan, kekerasan dalam rumah tangga, atau perbedaan-nilai yang tak teratasi dan perselingkuhan. Salah satu alasan yang terjadi dan kontroversial adalah perceraian yang disebabkan oleh profesi istri sebagai seorang pelacur sebagaimana yang terjadi dalam Putusan Pengadilan Agama Salatiga No 0743/Pdt.G/2015/PA.Sal ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kasus perceraian yang disebabkan oleh istri yang bekerja sebagai seorang pelacur, dengan menggunakan pendekatan Maqashid Syari'ah. Maqashid Syari'ah adalah konsep yang berkaitan dengan tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang diperjuangkan dalam syari'ah Islam. Penelitian ini melibatkan studi analisis terhadap Putusan Pengadilan Agama Salatiga No 0743/Pdt.G/2015/PA.Sal dalam memutuskan perkara tersebut dan bagaimana jika ditinjau dalam perspektif Maqashid Syari'ah. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis dokumen dan literatur terkait, di mana peneliti mempelajari putusan pengadilan dan menganalisisnya dengan memperhatikan aspek-aspek yang relevan dengan Maqashid Syari'ah. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Pengadilan Agama Salatiga mengabulkan permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum dan bukti-bukti yang ada, termasuk adanya bukti bahwa termohon berprofesi sebagai seorang pelacur. (2) Berdasarkan analisis Maqashid Syari'ah dan pandangan fikih Islam bahwa ada 3 tinjauan dalam putusan pengadilan salatiga No 0743/Pdt.G/2015/PA.Sal. tersebut yaitu: (a) berprofesi sebagai pelacur merupakan dosa besar dan tentunya bertentangan secara Maqashid syari’ah pernikahan diantaranya hifzhu nasl (b) Jika seorang istri yang sebelumnya bekerja sebagai pelacur siap bertaubat secara tulus, mencari kehidupan yang lebih baik, dan mematuhi aturan-aturan Islam, maka peluang mempertahankan pernikahan tersebut dapat dipertimbangkan karna di antara maqashid pernikahan adalah kasih sayang (c) Setiap kasus perceraian memiliki faktor-faktor yang unik dan mempengaruhi penilaian hukum secara individual. Konsultasi dengan seorang ulama atau pakar hukum Islam yang berpengalaman dianjurkan untuk mendapatkan nasihat yang sesuai dengan situasi spesifik
Marriage is a very noble institution because it represents a spiritual and physical bond between a man and a woman as husband and wife, with the goal of establishing a happy and everlasting family (household) based on t
{"title":"Perceraian Disebabkan Istri Seorang Pelacur (Studi Analisi Putusan Pengadilan Agama Salatiga No 0743/Pdt.G/2015/PA.Sal Dalam Perspektif Maqashid Syari’ah)","authors":"Qoid Fauzan Ashraf, Sabilul Muhtadin","doi":"10.37274/rais.v7i2.756","DOIUrl":"https://doi.org/10.37274/rais.v7i2.756","url":null,"abstract":"Pernikahan adalah suatu yang sangat mulia, karena pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. Namun, kehidupan pernikahan tidak selalu berjalan dengan lancar. Perselisihan dalam pernikahan adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Perceraian merupakan sebuah keputusan serius yang berdampak signifikan pada kehidupan keluarga dan individu yang terlibat. Alasan perceraian dapat bervariasi, termasuk masalah komunikasi yang buruk, ketidakcocokan pasangan, kekerasan dalam rumah tangga, atau perbedaan-nilai yang tak teratasi dan perselingkuhan. Salah satu alasan yang terjadi dan kontroversial adalah perceraian yang disebabkan oleh profesi istri sebagai seorang pelacur sebagaimana yang terjadi dalam Putusan Pengadilan Agama Salatiga No 0743/Pdt.G/2015/PA.Sal ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kasus perceraian yang disebabkan oleh istri yang bekerja sebagai seorang pelacur, dengan menggunakan pendekatan Maqashid Syari'ah. Maqashid Syari'ah adalah konsep yang berkaitan dengan tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang diperjuangkan dalam syari'ah Islam. Penelitian ini melibatkan studi analisis terhadap Putusan Pengadilan Agama Salatiga No 0743/Pdt.G/2015/PA.Sal dalam memutuskan perkara tersebut dan bagaimana jika ditinjau dalam perspektif Maqashid Syari'ah. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis dokumen dan literatur terkait, di mana peneliti mempelajari putusan pengadilan dan menganalisisnya dengan memperhatikan aspek-aspek yang relevan dengan Maqashid Syari'ah. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Pengadilan Agama Salatiga mengabulkan permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum dan bukti-bukti yang ada, termasuk adanya bukti bahwa termohon berprofesi sebagai seorang pelacur. (2) Berdasarkan analisis Maqashid Syari'ah dan pandangan fikih Islam bahwa ada 3 tinjauan dalam putusan pengadilan salatiga No 0743/Pdt.G/2015/PA.Sal. tersebut yaitu: (a) berprofesi sebagai pelacur merupakan dosa besar dan tentunya bertentangan secara Maqashid syari’ah pernikahan diantaranya hifzhu nasl (b) Jika seorang istri yang sebelumnya bekerja sebagai pelacur siap bertaubat secara tulus, mencari kehidupan yang lebih baik, dan mematuhi aturan-aturan Islam, maka peluang mempertahankan pernikahan tersebut dapat dipertimbangkan karna di antara maqashid pernikahan adalah kasih sayang (c) Setiap kasus perceraian memiliki faktor-faktor yang unik dan mempengaruhi penilaian hukum secara individual. Konsultasi dengan seorang ulama atau pakar hukum Islam yang berpengalaman dianjurkan untuk mendapatkan nasihat yang sesuai dengan situasi spesifik
 Marriage is a very noble institution because it represents a spiritual and physical bond between a man and a woman as husband and wife, with the goal of establishing a happy and everlasting family (household) based on t","PeriodicalId":488634,"journal":{"name":"Râyah Al-Islâm : jurnal ilmu Islam","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136160881","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masalah poligami seilalui hangat dan meinjadi peimbicaraan bagi kauim pria ataui wanita, yang meinduikuing ataui yang meineintang, dari yang beirkeiinginan sampai yang beirangan-angan. Bagi kauim pria seilalui meinjadi treind peimbicaraan di antara seisama seibagai seisuiatui asyik dibicarakan, seibaliknya bagi kauim wanita,Meingingat masalah poligami ini suiatui hal yang peinting di bahas dari suiduit pandang sosiologi dan antropologi, dilihat dari seigi struiktuir dan fuingsi keiluiarga. Peineilitian ini meingguinakan jeinis peineilitian meitodei kuialiatif seidangkan sifat peineilitian ini beirsifat library reiseiarch (peineilitian keipuistakaan). Seilanjuitnya peindeikatan peineilitian ini adalah meingguinakan peindeikatan yuiridis normatif. Alasan peineiliti meingguinakan peindeikatan yuiridis normatif ini uintuik meingkaji leibih dalam lagi huikuim-huikuim yang teirkait peirkawinan poligami meinuiruit huikuim Islam dan juiga sosiologi huikuim. Hasil dari peineilitian meinjeilaskan bahwa pandangan imam madzhab teintang poligami dapat beirbeida-beida, namuin seicara uimuim meireika meineikankan peintingnya meiratakan peirlakuian teirhadap istri-istri yang dimiliki dan meimastikan bahwa tidak ada yang diruigikan dalam prakteik poligami. Seilain itui, poligami juiga dipeirboleihkan dalam situiasi teirteintui, seipeirti keitika suiami meimbuituihkan keituiruinan ataui istri tidak dapat meimeinuihi keibuituihan suiami. Namuin, hal ini haruis dilakuikan deingan meimpeirhatikan kondisi dan keiadaan yang ada seirta tidak beirteintangan deingan prinsip-prinsip syariah Islam. Pandangan sosiologi huikuim meilihat bahwa poligami dapat meimiliki dampak sosial dan huikuim yang kompleiks. Prakteik poligami dapat meingancam stabilitas keiluiarga dan masyarakat, seirta meilanggar hak-hak peireimpuian dan meingakibatkan diskriminasi geindeir. Oleih kareina itui, dipeirluikan peindeikatan yang holistik dan beirbasis pada keiadilan geindeir uintuik meingatasi masalah poligami
The issue of polygamy has always been hot and has become a topic of conversation for men and women, who are bewildered or resisted, from those who want to those who wish. For men, this always becomes a trend of conversation between peers as a fun issue to talk about, on the other hand for women, considering that the issue of polygamy is an important matter to discuss from a sociological and anthropological point of view, from a structural and family function perspective. This research uses qualitative research methods, while the nature of this research is library research. Furthermore, this research approach is using a normative juridical approach. The research reason for using this normative juridical approach is to study more deeply the laws related to polygamous marriage through Islamic law and also sociological law. The results of the research explain that the views of the imams of the madzhab on polygamy may differ, but in a general way they emphasize the importance of equalizin
一夫多妻制的问题是普遍存在的,它使男人们和女人们交谈,他们以美德为依归,从美德到一厢情愿。对你来说,作为一个男人,他在精神上是一致的,在对女性来说是一致的,他还记得一夫多妻制的问题。这份调查报告是关于日本石油研究的。下一个跟踪的peineperation就是正常的yuiridis indexing。原因是,这条规范关系的树与树与树之间的关系更复杂。从赋予梅扎布一夫多妻制的文本中得出的结论是,多数派祭司madzhab的一夫多妻制观点是对他所娶的妻子的偏见,并暗示这种虐待在一夫多妻制的实践中没有什么好处。此外,在混乱的情况下,一夫多妻制是允许的,妻子不能代替母亲的。Namuin,人们必须注意到伊斯兰教法的条件和存在的宗教信仰。huikuim meilogy的社会学观点表明,一夫多妻制可以产生复杂的社会和huikuim影响。一夫多妻制的实践可能会威胁到伊卢加和社会的稳定,因为它侵犯了理性权利,造成了地球上的歧视。以这种方式,以一种更全面的、更纯粹的精神结合为例,说明一夫多妻制的重要性“一夫一妻制”的问题一直很热,已经成为一个话题,讨论男人和女人,他们被剥夺或剥夺,从那些想要希望的人。为男性,这总是变成了一个对话的趋势peers美国之间有趣的问题来谈谈另一个手For women》,考虑到那个面临牢狱之问题是一个重要的重要to discuss从a (sociological and anthropological point of view,从结构与家庭功能视角。这个研究的目的是假定研究方法,而这个研究的本质是研究图书馆。此外,这项研究采用了常识。利用这种标准法律的正当理由是研究更多的法律关系,研究更多的法律关系,通过伊斯兰法律和社会正义进行广泛的婚姻。研究的结果说明,马兹哈布对一夫多妻制的看法是可以抵消的,但总的来说,他们强调了平衡妇女的态度的重要性,他们声称没有人在一夫多妻制的实践中受到伤害。此外,多元文化在某些情况下也可能被忽视,就像丈夫需要满足妻子母亲的需要一样。霍维斯,这必须通过记录存在的条件和条件,而不是与伊斯兰教法的原则冲突来完成。从法律社会的角度来看,多元社会可以通过复杂的社会和合法的影响来实现。多元文化的实践可以威胁家庭和社会稳定,就像暴力妇女权利和性别歧视推卸责任一样。这就是,一个整体接近的地方是需要和改编自geindeir正义问题》的演说面临牢狱。
{"title":"Perkawinan Poligami Perspektif Sosiologi Hukum dan Hukum Islam","authors":"Asrat Nita Wati, Dhiauddin Tanjung","doi":"10.37274/rais.v7i2.754","DOIUrl":"https://doi.org/10.37274/rais.v7i2.754","url":null,"abstract":"Masalah poligami seilalui hangat dan meinjadi peimbicaraan bagi kauim pria ataui wanita, yang meinduikuing ataui yang meineintang, dari yang beirkeiinginan sampai yang beirangan-angan. Bagi kauim pria seilalui meinjadi treind peimbicaraan di antara seisama seibagai seisuiatui asyik dibicarakan, seibaliknya bagi kauim wanita,Meingingat masalah poligami ini suiatui hal yang peinting di bahas dari suiduit pandang sosiologi dan antropologi, dilihat dari seigi struiktuir dan fuingsi keiluiarga. Peineilitian ini meingguinakan jeinis peineilitian meitodei kuialiatif seidangkan sifat peineilitian ini beirsifat library reiseiarch (peineilitian keipuistakaan). Seilanjuitnya peindeikatan peineilitian ini adalah meingguinakan peindeikatan yuiridis normatif. Alasan peineiliti meingguinakan peindeikatan yuiridis normatif ini uintuik meingkaji leibih dalam lagi huikuim-huikuim yang teirkait peirkawinan poligami meinuiruit huikuim Islam dan juiga sosiologi huikuim. Hasil dari peineilitian meinjeilaskan bahwa pandangan imam madzhab teintang poligami dapat beirbeida-beida, namuin seicara uimuim meireika meineikankan peintingnya meiratakan peirlakuian teirhadap istri-istri yang dimiliki dan meimastikan bahwa tidak ada yang diruigikan dalam prakteik poligami. Seilain itui, poligami juiga dipeirboleihkan dalam situiasi teirteintui, seipeirti keitika suiami meimbuituihkan keituiruinan ataui istri tidak dapat meimeinuihi keibuituihan suiami. Namuin, hal ini haruis dilakuikan deingan meimpeirhatikan kondisi dan keiadaan yang ada seirta tidak beirteintangan deingan prinsip-prinsip syariah Islam. Pandangan sosiologi huikuim meilihat bahwa poligami dapat meimiliki dampak sosial dan huikuim yang kompleiks. Prakteik poligami dapat meingancam stabilitas keiluiarga dan masyarakat, seirta meilanggar hak-hak peireimpuian dan meingakibatkan diskriminasi geindeir. Oleih kareina itui, dipeirluikan peindeikatan yang holistik dan beirbasis pada keiadilan geindeir uintuik meingatasi masalah poligami
 The issue of polygamy has always been hot and has become a topic of conversation for men and women, who are bewildered or resisted, from those who want to those who wish. For men, this always becomes a trend of conversation between peers as a fun issue to talk about, on the other hand for women, considering that the issue of polygamy is an important matter to discuss from a sociological and anthropological point of view, from a structural and family function perspective. This research uses qualitative research methods, while the nature of this research is library research. Furthermore, this research approach is using a normative juridical approach. The research reason for using this normative juridical approach is to study more deeply the laws related to polygamous marriage through Islamic law and also sociological law. The results of the research explain that the views of the imams of the madzhab on polygamy may differ, but in a general way they emphasize the importance of equalizin","PeriodicalId":488634,"journal":{"name":"Râyah Al-Islâm : jurnal ilmu Islam","volume":"33 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136160681","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna tasawuf falsafi menurut Said Aqil Siraj dan kontribusinya terhadap pemikiran Islam. Penelitian ini merupakan studi literatur (library research) dengan pendekatan kualitatif yang mendeskripsikan dan menganalisis sumber pustaka berupa buku, jurnal, majalah, dan tulisan yang terkait dengan tema penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Pertama, tasawuf falsafi merupakan pengalaman batin yang langsung dirasakan di mana menyatunya seorang sufi dengan Allah Swt. Kedua, bahwa menurut Said Aqil Siraj tasawuf falsasi memiliki relevansi yang tinggi terhadap pemikiran Islam dalam mengatasi tantangan dan perubahan zaman. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sarana memperluas pemikiran agar masyarakat berpikir cerdas dan tidak kaku dalam menghadapi perbedaan yang dalam masyarakat Muslim.
This study aims to determine the meaning of falsafi Sufism according to Said Aqil Siroj and its contribution to Islamic thought. The type of research is literature study with a qualitative approach which describes and analyzes library data in the form of books, journals, magazines and news that are relevant to the research theme. The results of the research show that, first, philosophical tasawuf is a direct inner experience in the relationship between the servant and his god and the union of a Sufi with Allah Swt. Second, it shows that Sufism thought Said Aqil Siroj has high relevance to the development of Islamic thought in overcoming challenges and changing times. This research can be used as a means of expanding views so that people think smarter and are not rigid about differences in Muslim society.
{"title":"Tasawuf Falsafi Menurut Said Aqil Siroj dan Kontribusinya Terhadap Pemikiran Islam","authors":"Eko Nani Fitriono, None Gunatang, None Ana, None Suryani, None Hardin","doi":"10.37274/rais.v7i1.817","DOIUrl":"https://doi.org/10.37274/rais.v7i1.817","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna tasawuf falsafi menurut Said Aqil Siraj dan kontribusinya terhadap pemikiran Islam. Penelitian ini merupakan studi literatur (library research) dengan pendekatan kualitatif yang mendeskripsikan dan menganalisis sumber pustaka berupa buku, jurnal, majalah, dan tulisan yang terkait dengan tema penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Pertama, tasawuf falsafi merupakan pengalaman batin yang langsung dirasakan di mana menyatunya seorang sufi dengan Allah Swt. Kedua, bahwa menurut Said Aqil Siraj tasawuf falsasi memiliki relevansi yang tinggi terhadap pemikiran Islam dalam mengatasi tantangan dan perubahan zaman. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sarana memperluas pemikiran agar masyarakat berpikir cerdas dan tidak kaku dalam menghadapi perbedaan yang dalam masyarakat Muslim.
 This study aims to determine the meaning of falsafi Sufism according to Said Aqil Siroj and its contribution to Islamic thought. The type of research is literature study with a qualitative approach which describes and analyzes library data in the form of books, journals, magazines and news that are relevant to the research theme. The results of the research show that, first, philosophical tasawuf is a direct inner experience in the relationship between the servant and his god and the union of a Sufi with Allah Swt. Second, it shows that Sufism thought Said Aqil Siroj has high relevance to the development of Islamic thought in overcoming challenges and changing times. This research can be used as a means of expanding views so that people think smarter and are not rigid about differences in Muslim society.","PeriodicalId":488634,"journal":{"name":"Râyah Al-Islâm : jurnal ilmu Islam","volume":"119 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136080176","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}