Latar belakang: Penyakit periodontal termasuk masalah kesehatan oral di Indonesia dengan jumlah kasus periodontitis sebesar 74,10% pada tahun 2018. Penyakit periodontal pada tingkat keparahan tinggi dapat menyebabkan kehilangan gigi. Faktor primer penyebab penyakit periodontal adalah plak gigi dan diperkuat oleh keberadaan kalkulus. Terjadinya pembentukan kalkulus dapat meningkat bersama dengan jumlah kalsium dan mineral lainnya dalam saliva termasuk fluorida. Air sumur sebagai sumber air bersih yang digunakan masyarakat mengandung kesadahan dan fluorida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar kesadahan dan fluorida dalam air bersih pada kejadian penyakit periodontal di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain case control (kasus kontrol). Subjek penelitian sebanyak 120 responden, 60 kasus terdiagnosis penyakit periodontal dan 60 kontrol tidak terdiagnosis penyakit periodontal. Penelitian ini menggunakan data primer berupa sampel air bersih yang diujikan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta, data sekunder berupa data penyakit periodontal dari rekam medis pasien Puskesmas Pundong, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul Yogyakarta pada tahun 2016. Variabel bebas adalah kadar kesadahan dan fluorida dalam air bersih, variabel terikat adalah penyakit periodontal. Data yang diperoleh diuji menggunakan bivariate Chi Square dengan tingkat signifikansi 0,05 (5%).Hasil: Berdasarkan analisis bivariate, variabel kesadahan tidak berhubungan dengan kejadian penyakit periodontal (p=0,3153; OR=1,16), begitu pula variabel kadar fluorida tidak berhubungan dengan kejadian penyakit periodontal (p=0,1664; OR=1,7).Simpulan: Kadar kesadahan dan fluorida dalam air bersih tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian penyakit periodontal. ABSTRACT Title: Relationship between Hardness and Fluoride Levels in Water with Incidence of Periodontal Disease in Pundong District, Bantul Regency, YogyakartaBackground: Periodontal disease is one of oral health problems in Indonesia with 74.10% of periodontitis cases in 2018. Periodontal disease at high levels of severity can cause tooth loss. The primary factor causing periodontal disease is dental plaque and reinforced by the presence of calculus. The occurrence of calculus formation can increase along with the amount of calcium and other minerals in saliva including fluoride. Well water as a source of clean water used by the community contains hardness and fluoride. The purpose of this study was to determine the relationship between hardness and fluoride levels in water on the incidence of periodontal disease in Pundong District, Bantul Regency, Yogyakarta.Method: This research was analytical observational study with a case control design. The research subjects were 120 respondents, consisting of 60 cases with diagnosis of periodontal disease and 60 controls without diagnosis of periodontal disease. This study us
背景:牙周病包括印度尼西亚口腔疾病,2018年牙周炎病例为74.10%。严重程度的牙周病会导致牙齿脱落。牙周病的主要原因是牙菌斑,并通过微积分的存在而得到巩固。微积分的形成可能与包括氟化物在内的saliva中的钙和其他矿物质的数量一起增加。井水是社区使用的干净水源,含有顺从和氟化物。这项研究的目的是确定日惹班图库尔区牙周病病例中肝硬化和氟化物水平的关系。方法:这项研究是基于案例控制设计的分析观察研究。研究对象为120名受访者、60例牙周疾病诊断和60例控制未诊断牙周疾病。这项研究使用了2016年班达尔日惹省Puskesmas Pundong患者临床病史中的原始、未经测试的洁净水样本数据。自由变量是淡水中的耐久性和氟化物水平,结合变量是牙周病。使用bivariate Chi Square测试的数据具有0.05(5%)的显著性。结果:根据bivariate分析,适应性变量与牙周病发生率(p= 0.3153;或者= 1.16),同样,氟化物水平的变量也与牙周病事件(p= 0.1664;或= 1.7)。结论:淡水中的饱和和氟化物水平与牙周病事件没有显著关系。摘要标题:Hardness和Fluoride在Pundong地区与牙周病相关,辅助Regency背景:牙周病是印尼口腔健康问题之一,2018年骨癌发病率为74.10%。牙周病高一级可能导致牙痛。牙周病的主要病因是牙斑病,由微积分的出现恢复。calcium和saliva包括氟化物中的其他矿物质会增加calculus的occurrence。好吧,水作为清洁水的源泉被社区的硬容器和氟化物消耗。这项研究的目的是确定浦东地区牙周疾病的硬度和氟的关系。方法:这项研究是一项具有凯斯控设计的分析研究。研究的题目有120种不同的反应,包括60种糖尿病的病例,没有牙周疾病的诊断和60个控制,没有牙周疾病的诊断。2016年日惹普什东蓬东区普什东邦心脏病区医用临床记录中的二元数据。独立的变量是水中的氟化和不稳定水平,可变是牙周疾病。玩吧玩吧参考:基于双变量分析,不同变量的不可能与周期性疾病的起源无关(p=0.3153;或=1.16),美国结论:水中的硬度和通量水平与牙周病的根源没有重要关系。
{"title":"Hubungan Kadar Kesadahan dan Fluorida dalam Air Bersih pada Kejadian Penyakit Periodontal di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta","authors":"Bekti Nur'aini, Prayudha Benni Setiawan, Rieski Prihastuti, Budi Rodestawati, Christia Aye Waindy Vega","doi":"10.14710/jkli.22.3.252-258","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jkli.22.3.252-258","url":null,"abstract":"Latar belakang: Penyakit periodontal termasuk masalah kesehatan oral di Indonesia dengan jumlah kasus periodontitis sebesar 74,10% pada tahun 2018. Penyakit periodontal pada tingkat keparahan tinggi dapat menyebabkan kehilangan gigi. Faktor primer penyebab penyakit periodontal adalah plak gigi dan diperkuat oleh keberadaan kalkulus. Terjadinya pembentukan kalkulus dapat meningkat bersama dengan jumlah kalsium dan mineral lainnya dalam saliva termasuk fluorida. Air sumur sebagai sumber air bersih yang digunakan masyarakat mengandung kesadahan dan fluorida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar kesadahan dan fluorida dalam air bersih pada kejadian penyakit periodontal di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain case control (kasus kontrol). Subjek penelitian sebanyak 120 responden, 60 kasus terdiagnosis penyakit periodontal dan 60 kontrol tidak terdiagnosis penyakit periodontal. Penelitian ini menggunakan data primer berupa sampel air bersih yang diujikan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta, data sekunder berupa data penyakit periodontal dari rekam medis pasien Puskesmas Pundong, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul Yogyakarta pada tahun 2016. Variabel bebas adalah kadar kesadahan dan fluorida dalam air bersih, variabel terikat adalah penyakit periodontal. Data yang diperoleh diuji menggunakan bivariate Chi Square dengan tingkat signifikansi 0,05 (5%).Hasil: Berdasarkan analisis bivariate, variabel kesadahan tidak berhubungan dengan kejadian penyakit periodontal (p=0,3153; OR=1,16), begitu pula variabel kadar fluorida tidak berhubungan dengan kejadian penyakit periodontal (p=0,1664; OR=1,7).Simpulan: Kadar kesadahan dan fluorida dalam air bersih tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian penyakit periodontal. ABSTRACT Title: Relationship between Hardness and Fluoride Levels in Water with Incidence of Periodontal Disease in Pundong District, Bantul Regency, YogyakartaBackground: Periodontal disease is one of oral health problems in Indonesia with 74.10% of periodontitis cases in 2018. Periodontal disease at high levels of severity can cause tooth loss. The primary factor causing periodontal disease is dental plaque and reinforced by the presence of calculus. The occurrence of calculus formation can increase along with the amount of calcium and other minerals in saliva including fluoride. Well water as a source of clean water used by the community contains hardness and fluoride. The purpose of this study was to determine the relationship between hardness and fluoride levels in water on the incidence of periodontal disease in Pundong District, Bantul Regency, Yogyakarta.Method: This research was analytical observational study with a case control design. The research subjects were 120 respondents, consisting of 60 cases with diagnosis of periodontal disease and 60 controls without diagnosis of periodontal disease. This study us","PeriodicalId":489166,"journal":{"name":"Jurnal kesehatan lingkungan Indonesia","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135972471","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-11DOI: 10.14710/jkli.22.3.245-251
Musfirah Musfirah, Ahmad Faizal Rangkuti, Fitri Aulia
Latar belakang: Pencemaran air sumur gali sangat berpotensi terjadi akibat adanya sumber pencemar sekitar dan perilaku masyarakat dalam pemanfaatan sumber air bersih tersebut. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan faktor predisposisi masyarakat dalam mencegah pencemaran air sumur gali dengan tingkat risiko pencemaran air sumur gali di wilayah kerja puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta.Metode: Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dan desain penelitian menggunakan Cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman II yaitu di Kelurahan Terban dan kelurahan Kotabaru pada tahun 2022 dengan jumlah populasi 4.137 jiwa dan sampel sebanyak 102 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini yaitu Simple random sampling. Instrumen penelitian dalam bentuk ceklist dan kuisioner, serta analisis data bivariat menggunakan uji Chi-square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara pengetahuan dengan tingkat risiko pencemaran air sumur gali (p value = 0,769). Namun, ada hubungan signifikan sikap (p value = 0,000; RP =3,164; CI 95% = 1,776-5,639) dan perilaku (p value = 0,000; RP =1,648; CI 95% = 1,299-2,091) masyarakat dalam mencegah pencemaran air sumur gali dengan tingkat risiko pencemaran air sumur gali.Simpulan: Faktor predisposisi masyarakat yang berhubungan dengan tingkat risiko pencemaran air sumur gali yaitu sikap dan perilaku dari masyarakat dalam mencegah pencemaran air sumur gali di wilayah puskesmas Gondokusuman II. ABSTRACT Title: Relationship Between Predisposing Factors Among Community and Risk Level of Well Water Pollution.Background: Water Pollution of dug well has the potential to happen as a consequence of the surrounding pollutant sources and the community's behavior in utilizing these clean water sources. The aimed of study is determined the relationship between predisposing factors and the risk level of water pollution from dug wells in the worksite of the Gondokusuman II Public Health Center in Yogyakarta City.Method: This is a quantitative study with a cross-sectional study design. This study was conducted in 2022 in the worksite of the Gondokusuman II Public Health Center, specifically in Terban Village and Kotabaru Village, with a population of 4,137 people and a sample of 102 respondents. Simple random sampling was used as the sampling technique. A checklist and questionnaire were used as research instruments, and the data was analyzed using a statistical test called the Chi-square test.Result: The findings indicate that there was no statistically significant relationship between knowledge and the risk of water pollution from dug wells (p value = 0,769). However, attitudes (p value = 0,000; RP = 3,164; 95% CI = 1,776-5,639) and behavior (p value = 0,000; RP = 1,648; 95% CI = 1,299-2,091) have a significant relationship in preventing well water pollution and the risk level of water pollution .Conclusion: The attitudes and behavior of the community in tr
{"title":"Faktor Predisposisi Masyarakat Berhubungan Dengan Tingkat Risiko Pencemaran Air Sumur Gali","authors":"Musfirah Musfirah, Ahmad Faizal Rangkuti, Fitri Aulia","doi":"10.14710/jkli.22.3.245-251","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jkli.22.3.245-251","url":null,"abstract":"Latar belakang: Pencemaran air sumur gali sangat berpotensi terjadi akibat adanya sumber pencemar sekitar dan perilaku masyarakat dalam pemanfaatan sumber air bersih tersebut. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan faktor predisposisi masyarakat dalam mencegah pencemaran air sumur gali dengan tingkat risiko pencemaran air sumur gali di wilayah kerja puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta.Metode: Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dan desain penelitian menggunakan Cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman II yaitu di Kelurahan Terban dan kelurahan Kotabaru pada tahun 2022 dengan jumlah populasi 4.137 jiwa dan sampel sebanyak 102 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini yaitu Simple random sampling. Instrumen penelitian dalam bentuk ceklist dan kuisioner, serta analisis data bivariat menggunakan uji Chi-square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara pengetahuan dengan tingkat risiko pencemaran air sumur gali (p value = 0,769). Namun, ada hubungan signifikan sikap (p value = 0,000; RP =3,164; CI 95% = 1,776-5,639) dan perilaku (p value = 0,000; RP =1,648; CI 95% = 1,299-2,091) masyarakat dalam mencegah pencemaran air sumur gali dengan tingkat risiko pencemaran air sumur gali.Simpulan: Faktor predisposisi masyarakat yang berhubungan dengan tingkat risiko pencemaran air sumur gali yaitu sikap dan perilaku dari masyarakat dalam mencegah pencemaran air sumur gali di wilayah puskesmas Gondokusuman II. ABSTRACT Title: Relationship Between Predisposing Factors Among Community and Risk Level of Well Water Pollution.Background: Water Pollution of dug well has the potential to happen as a consequence of the surrounding pollutant sources and the community's behavior in utilizing these clean water sources. The aimed of study is determined the relationship between predisposing factors and the risk level of water pollution from dug wells in the worksite of the Gondokusuman II Public Health Center in Yogyakarta City.Method: This is a quantitative study with a cross-sectional study design. This study was conducted in 2022 in the worksite of the Gondokusuman II Public Health Center, specifically in Terban Village and Kotabaru Village, with a population of 4,137 people and a sample of 102 respondents. Simple random sampling was used as the sampling technique. A checklist and questionnaire were used as research instruments, and the data was analyzed using a statistical test called the Chi-square test.Result: The findings indicate that there was no statistically significant relationship between knowledge and the risk of water pollution from dug wells (p value = 0,769). However, attitudes (p value = 0,000; RP = 3,164; 95% CI = 1,776-5,639) and behavior (p value = 0,000; RP = 1,648; 95% CI = 1,299-2,091) have a significant relationship in preventing well water pollution and the risk level of water pollution .Conclusion: The attitudes and behavior of the community in tr","PeriodicalId":489166,"journal":{"name":"Jurnal kesehatan lingkungan Indonesia","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135478776","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-11DOI: 10.14710/jkli.22.3.268-273
Salbiah Salbiah, Susilawati Susilawati, Moh Adib
Latar Belakang: Nyamuk Culex Sp adalah salah satu vektor penyakit filariasis. Ada beberapa cara pengendalian vektor penyebab penyakit, diantaranya pengendalian hayati. Salah satu bahan hayati yang dapat digunakan pengendalian nyamuk adalah daun jeruk purut atau Citrus hystrix Dc. Dari penelitian sebelumnya disampaikan bahwa ekstrak daun jeruk purut mampu membunuh larva instar III nyamuk Aedes aegypti. Ekstrak daun jeruk purut juga mampu membunuh nyamuk dewasa, karena dalam uji fitokimia ditemukan mengandung flavonoid, kuinon, polifenolat, alkaloid, seskuiterpenoid, serta monoterpenoid yang cukup tinggi.Tujuan penelitian ini untuk menguji efektifitas ekstrak daun jeruk purut dalam membunuh nyamuk Culex Sp., dengan metode penyemprotan.Metode dalam penelitian ini menggunakan desain eksperimen kuasi. Pengamatan yang dilakukan dengan menghitung jumlah nyamuk yang mati setelah diberi perlakuan disemprot dengan cairan ekstrak daun jeruk purut pada variasi dosis 4 %, 6%, 8%, 10%, 12%, sedangkan kontrol menggunakan ethanol 70%. Analisis probit dimulai dengan membuat tabel persentase kematian dan memasukkan nilai probit yang diperoleh dari tabel probit, untuk mendapatkan nilai LC50, dapat dihitung dengan menggunakan tabel probit.Hasil: Ekstrak daun jeruk purut, pada dosis uji terendah (4%), dapat mematikan nyamuk Culex Sp sebesar 38.75%, sedangkan pada dosis uji tertinggi (12%) dapat mematikan nyamuk Culex Sp sebesar 88,75%.Simpulan: Ekstrak daun jeruk purut terbukti efektif dapat membunuh nyamuk Culex Sp, dengan analisis LC50 6,4%. ABSTRACT Title: Kaffir Lime Leaf Essential Oil as a Natural Control of Filariasis VectorsBackground: Culex sp mosquito is one of the vectors of filariasis. There are several ways to control disease-causing vectors, including biological control. One of the biological ingredients that can be used to control mosquitoes is kaffir lime leaves. Kaffir lime leaves or Citrus hystrix Dc have the ability to kill the third instar larvae of the Aedes aegypti mosquito. Kaffir lime leaf extract is also able to kill adult mosquitoes, because in the phytochemical tests it was found to contain quite high levels of flavonoids, quinones, polyphenolics, alkaloids, sesquiterpenoids, and monoterpenoids. The purpose of this study was to test the effectiveness of kaffir lime leaf extract on the killing power of Culex Sp. mosquitoes.Method: This research method uses a quasi-experimental design. Observations were made by counting the number of mosquitoes that died after being sprayed with Leaf Extract Citrus Hystrix Dc at various concentrations of 4%, 6%, 8%, 10%, 12%, with the control using 70% ethanol. Probit analysis begins by making a table of the percentage of deaths and entering the probit value obtained from the probit table, to get the LC50 value, which can be calculated using the probit table.Results: Citrus Hystrix Dc leaf extract, at the lowest test concentration (4%), could kill Culex Sp mosquitoes by 38.75%, while at the highest test concen
背景:Culex Sp蚊子是一种过滤病媒介。控制引起疾病的媒介有几种方法,其中包括生物控制。可用于控制蚊子的生物之一是柳树叶或直流柑橘。从之前的研究中,purut病毒提取物可以杀死埃及伊蚊三星蚊的幼虫。柑橘提取物也能杀死成熟的蚊子,因为在化学植物测试中发现它们含有高水平的黄酮、姜黄、多酚、生物碱、二恶英、二恶英和单黄酮。本研究的目的是测试普露西提取物在消灭Culex Sp蚊子方面的有效性。本研究采用准实验设计的方法。这一观察是通过计算蚊子在剂量4 %、6%、8%、10%、12%的情况下被喷洒带有柑橘叶提取物的数量死亡,而控制使用乙醇70%。对命题的分析首先建立一个死亡率表,并输入从命题表中获得的probit值,以获得LC50值,可以使用probit表来计算。结果:在最低剂量(4%)的测试剂量下,普露斯橙叶提入物可以将Culex Sp蚊子杀死38.75%,而在最高剂量(12%)可以将Culex Sp蚊子灭绝88.75%。结论:purut被证明可以通过对LC50 6.4%的分析来有效地杀死Culex Sp蚊子。摘要标题:卡斐斐叶子油作为天然的过滤vectorsground控制:Culex sp mosquito是过滤的vector之一。包括生物控制在内,有几种控制疾病的方法。其中一种可以用来控制蚊子的生物成分非常薄。华盛顿红杉有能力杀死第三颗星卡菲尔·莱姆·立叶extract还可以杀死大蚊子,因为在植物化学测试中它发现的含量非常高。这项研究的目的是测试卡菲尔·莱姆·立夫关于杀死库莱克斯·Sp的力量的效果。方法:这个研究方法利用了准实验设计。观察结果是计算出在4%、6%、8%、10%、12%、控制70%的乙醇后死亡的蚊子数量。分析策略始于从假币中提取死亡和进入假币中的可能性,以获得LC50值,这可以用假币来计算。建议:Citrus Hystrix Dc leaf extract,在lowest test contration(4%),可以杀死Culex Sp mosquitoes by 38.75%,而在highest test concention(12%),它可以杀死Culex Sp mosquitoes by 88.75%。结论:Citrus Hystrix Dc leaf extract允许有效地杀死Culex Sp mosquitoes,进行LC50分析。
{"title":"Minyak Esensial Daun Jeruk Purut sebagai Pengendali Alami Vektor Filariasis","authors":"Salbiah Salbiah, Susilawati Susilawati, Moh Adib","doi":"10.14710/jkli.22.3.268-273","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jkli.22.3.268-273","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Nyamuk Culex Sp adalah salah satu vektor penyakit filariasis. Ada beberapa cara pengendalian vektor penyebab penyakit, diantaranya pengendalian hayati. Salah satu bahan hayati yang dapat digunakan pengendalian nyamuk adalah daun jeruk purut atau Citrus hystrix Dc. Dari penelitian sebelumnya disampaikan bahwa ekstrak daun jeruk purut mampu membunuh larva instar III nyamuk Aedes aegypti. Ekstrak daun jeruk purut juga mampu membunuh nyamuk dewasa, karena dalam uji fitokimia ditemukan mengandung flavonoid, kuinon, polifenolat, alkaloid, seskuiterpenoid, serta monoterpenoid yang cukup tinggi.Tujuan penelitian ini untuk menguji efektifitas ekstrak daun jeruk purut dalam membunuh nyamuk Culex Sp., dengan metode penyemprotan.Metode dalam penelitian ini menggunakan desain eksperimen kuasi. Pengamatan yang dilakukan dengan menghitung jumlah nyamuk yang mati setelah diberi perlakuan disemprot dengan cairan ekstrak daun jeruk purut pada variasi dosis 4 %, 6%, 8%, 10%, 12%, sedangkan kontrol menggunakan ethanol 70%. Analisis probit dimulai dengan membuat tabel persentase kematian dan memasukkan nilai probit yang diperoleh dari tabel probit, untuk mendapatkan nilai LC50, dapat dihitung dengan menggunakan tabel probit.Hasil: Ekstrak daun jeruk purut, pada dosis uji terendah (4%), dapat mematikan nyamuk Culex Sp sebesar 38.75%, sedangkan pada dosis uji tertinggi (12%) dapat mematikan nyamuk Culex Sp sebesar 88,75%.Simpulan: Ekstrak daun jeruk purut terbukti efektif dapat membunuh nyamuk Culex Sp, dengan analisis LC50 6,4%. ABSTRACT Title: Kaffir Lime Leaf Essential Oil as a Natural Control of Filariasis VectorsBackground: Culex sp mosquito is one of the vectors of filariasis. There are several ways to control disease-causing vectors, including biological control. One of the biological ingredients that can be used to control mosquitoes is kaffir lime leaves. Kaffir lime leaves or Citrus hystrix Dc have the ability to kill the third instar larvae of the Aedes aegypti mosquito. Kaffir lime leaf extract is also able to kill adult mosquitoes, because in the phytochemical tests it was found to contain quite high levels of flavonoids, quinones, polyphenolics, alkaloids, sesquiterpenoids, and monoterpenoids. The purpose of this study was to test the effectiveness of kaffir lime leaf extract on the killing power of Culex Sp. mosquitoes.Method: This research method uses a quasi-experimental design. Observations were made by counting the number of mosquitoes that died after being sprayed with Leaf Extract Citrus Hystrix Dc at various concentrations of 4%, 6%, 8%, 10%, 12%, with the control using 70% ethanol. Probit analysis begins by making a table of the percentage of deaths and entering the probit value obtained from the probit table, to get the LC50 value, which can be calculated using the probit table.Results: Citrus Hystrix Dc leaf extract, at the lowest test concentration (4%), could kill Culex Sp mosquitoes by 38.75%, while at the highest test concen","PeriodicalId":489166,"journal":{"name":"Jurnal kesehatan lingkungan Indonesia","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135478777","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-05DOI: 10.14710/jkli.22.3.237-244
Aidil Onasis, Abdul Razak, Eri Barlian, Indang Dewata, Evino Sugriarta, Lindawati Lindawati, Rahmi Hidayanti
Latar Belakang: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dan”disebarkan oleh vektor. Virusnya dikenal dengan nama Dengue. Kasus pertama DBD terjadi tahun 1968 di Surabaya. Peningkatan jumlah kasus terjadi setiap tahun. Kasus DBD belum hilang sepenuhnya di Indonesia, hampir setengah abad lebih kasus DBD masih ada. Keadaan iklim, vektor nyamuk, populasi hingga kekebalan masyarakat mempengaruhi kebedaaannya. Adapun tujuan penelitian ini untuk“mengetahui distribusi”karakteristik penampungan air”, distribusi keberadaan sarang nyamuk dan distribusi intervensi pengendalian sarang nyamuk oleh keluarga.Methods: Desain penelitian ini adalah jenis deskriptif analitik melalui observasi dan survei larva.Hasil: Hasil penelitian karakteristik penampungan air yang potensial menjadi sarang nyamuk terbanyak adalah jenis Non Penampungan (Non TPA) pada kelurahan Surau Gadang dan Kurao Pagang sebesar 58 %. Keberadaaan sarang nyamuk potensial di kedua kelurahan TPA terbanyak adalah pada Kurao Pagang sebesar 57,1 % pada Non TPA. Pelaksanaan intervensi pengendalian sarang nyamuk adalah Non Penampungan dengan menutup pada TPA sebesar 63,1 % di Kelurahan Kurao Pagang. Upaya pengendalian yang seimbang penampungan air (TPA/Non TPA dan TPA alamiah potensial guna mendorong penduduk dengan petugas kesehatan aktif untuk memonitor jentik pada TPA dan pemantauan jentik berkala (PJB) secara mandiri dan berkualitas sehingga dapat memelihara kondisi sekitar lingkungan rumah sebagai tempat berkembangbiak nyamuk.Simpulan: Pengendalian nyamuk Aedes sp oleh keluarga dapat digunakan sebagai kewaspadaan dini dalam menurunkan risiko keruangan potensi sarang nyamuk. ABSTRACTTitle: Control of Aedes sp mosquitoes by the family against spatial risksBackground: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)”is*caused by a virus and*is spread by vectors. The virus is known as Dengue. The first DHF case in Indonesia was reported in Surabaya in 1968. Every year, the number of cases increases. “After more than half a century has passed=, cases of DHF in Indonesia have not completely disappeared. A number of influential factors in it such as climate, mosquito vectors, mosquito populations, to communal immunity (society). This research aims to determine the distribution” of the characteristics of water reservoirs, the distribution of the presence of mosquito nests and the distribution of mosquito nest control interventions by families.*Methods: The design of this research is descriptive analytic0 type through larval observation and survey. Results:The results of research on characteristics water reservoirs that +have the potential to become mosquito breeding+are the types of Non Shelter (Non TPA) in Surau Gadang dan Kurao Pagang Villages by 60%. The presence of potential mosquito breeding in the two TPA sub districts was the highest in Kurao Pagang by 57,14% in Non TPA. The implementation of the mosquito breeding control intervention is Non Shelter by closing the TPA as large as 64,00% in Kurao Pag
背景:登革热热(DBD)是由病毒引起的,“由向量传播”。这种病毒被称为登革热。登革热的第一个病例是1968年在泗水。病例数量每年都在增加。登革热病例在印尼尚未完全消失,至今已有近半个多世纪的登革热病例。气候条件,蚊子媒介,人口,直到公众免疫影响了他的自由。至于这项研究的目的,是“确定”水储存特征的“分布”,即蚊子巢穴存在的分布,以及家庭控制蚊虫分布的干预措施。方法:本研究设计是一种通过观察和调查幼虫进行的分析性描述性描述。结果:在Surau Gadang和Kurao Pagang chubar中,对潜在的蚊子储存区(非TPA)的特征进行了最广泛的研究。在非TPA的Kurao Pagang中,潜在的蚊窝的存在是最大的。无菌防治干预措施是不受保护的,在库拉奥帕甘区覆盖了63.1%的垃圾填埋场。平衡的水储存(TPA/Non TPA和TPA)的潜力,鼓励有活跃的卫生工作者能够独立、高质量地监测TPA上的幼虫和定期监测(PJB),从而维持家庭环境中蚊子滋生的环境条件。总结:家庭控制蚊的sp可以作为降低潜在圈养蚊子风险的早期预防措施。abstract标题:控制Aedes sp mosquitoes by the family against spaces riskground:登革热引起的血液病(DHF)“是由病毒引起的,是由蔬菜传播的。”这种病毒就是众所周知的登革热。1968年,印尼第一个DHF案例在泗水报道。每年,犯罪率都在上升。“半个多世纪过去了,印尼的DHF cases没有完全消失。影响因素在这样的气候,蚊子的蔬菜,蚊子的受欢迎,用于共同免疫协会。这一研究旨在确定水水库的特性,蚊子nests和蚊子巢穴控制家庭的作用的分布。*方法:本研究的设计通过larval观测和调查描述了对类型的分析。结果:具有潜力成为mosquito breeding+的研究成果是Surau Gadang和Kurao Pagang Villages 60%的非避难所。在两个TPA地区的潜在品种是在非TPA的Kurao Pagang中排名第57.14%的蚊子。《蚊子breeito breetion控制》的实施是由位于Kurao pa岗村的64.00%的垃圾场关闭的。(Balanced控制efforts for water reservoirs TPA -非TPA和潜在的自然landfills to encourage +社区和卫生经理到actively报larvae之先声》TPA和periodic lartic监测和质量(PJB) independently和environmet home to maintain the condition of te和美国什么它百万breeding广场。结束语:家族可以在放松潜在蚊子警惕的风险时使用埃及蚊子控制。
{"title":"Pengendalian Nyamuk Aedes Sp Oleh Keluarga Terhadap Risiko Keruangan","authors":"Aidil Onasis, Abdul Razak, Eri Barlian, Indang Dewata, Evino Sugriarta, Lindawati Lindawati, Rahmi Hidayanti","doi":"10.14710/jkli.22.3.237-244","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jkli.22.3.237-244","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dan”disebarkan oleh vektor. Virusnya dikenal dengan nama Dengue. Kasus pertama DBD terjadi tahun 1968 di Surabaya. Peningkatan jumlah kasus terjadi setiap tahun. Kasus DBD belum hilang sepenuhnya di Indonesia, hampir setengah abad lebih kasus DBD masih ada. Keadaan iklim, vektor nyamuk, populasi hingga kekebalan masyarakat mempengaruhi kebedaaannya. Adapun tujuan penelitian ini untuk“mengetahui distribusi”karakteristik penampungan air”, distribusi keberadaan sarang nyamuk dan distribusi intervensi pengendalian sarang nyamuk oleh keluarga.Methods: Desain penelitian ini adalah jenis deskriptif analitik melalui observasi dan survei larva.Hasil: Hasil penelitian karakteristik penampungan air yang potensial menjadi sarang nyamuk terbanyak adalah jenis Non Penampungan (Non TPA) pada kelurahan Surau Gadang dan Kurao Pagang sebesar 58 %. Keberadaaan sarang nyamuk potensial di kedua kelurahan TPA terbanyak adalah pada Kurao Pagang sebesar 57,1 % pada Non TPA. Pelaksanaan intervensi pengendalian sarang nyamuk adalah Non Penampungan dengan menutup pada TPA sebesar 63,1 % di Kelurahan Kurao Pagang. Upaya pengendalian yang seimbang penampungan air (TPA/Non TPA dan TPA alamiah potensial guna mendorong penduduk dengan petugas kesehatan aktif untuk memonitor jentik pada TPA dan pemantauan jentik berkala (PJB) secara mandiri dan berkualitas sehingga dapat memelihara kondisi sekitar lingkungan rumah sebagai tempat berkembangbiak nyamuk.Simpulan: Pengendalian nyamuk Aedes sp oleh keluarga dapat digunakan sebagai kewaspadaan dini dalam menurunkan risiko keruangan potensi sarang nyamuk. ABSTRACTTitle: Control of Aedes sp mosquitoes by the family against spatial risksBackground: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)”is*caused by a virus and*is spread by vectors. The virus is known as Dengue. The first DHF case in Indonesia was reported in Surabaya in 1968. Every year, the number of cases increases. “After more than half a century has passed=, cases of DHF in Indonesia have not completely disappeared. A number of influential factors in it such as climate, mosquito vectors, mosquito populations, to communal immunity (society). This research aims to determine the distribution” of the characteristics of water reservoirs, the distribution of the presence of mosquito nests and the distribution of mosquito nest control interventions by families.*Methods: The design of this research is descriptive analytic0 type through larval observation and survey. Results:The results of research on characteristics water reservoirs that +have the potential to become mosquito breeding+are the types of Non Shelter (Non TPA) in Surau Gadang dan Kurao Pagang Villages by 60%. The presence of potential mosquito breeding in the two TPA sub districts was the highest in Kurao Pagang by 57,14% in Non TPA. The implementation of the mosquito breeding control intervention is Non Shelter by closing the TPA as large as 64,00% in Kurao Pag","PeriodicalId":489166,"journal":{"name":"Jurnal kesehatan lingkungan Indonesia","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136048237","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-30DOI: 10.14710/jkli.22.2.221-228
Ayu Anisa Maranden, Apriyana Irjayanti, Erich Chistian Wayangkau
Latar belakang: Stres kerja saat ini menjadi masalah global yang sangat berpengaruh bagi seluruh pekerja, terutama pada perawat di negara maju dan berkembang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura Kota Jayapura.Metode: Desain penelitian menggunakan kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi terdiri dari 130 perawat sedangkan sampelnya sebanyak 98 perawat, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling. Stres kerja perawat diukur menggunakan kuesioner NIOSH Generic Job Stress Questionnaire dari Hurrell yang telah disederhanakan. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat menggunakan regresi binary logistic. Hasil: Uji statistik penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara stres kerja perawat dengan variabel beban kerja (p-value 0,002) dan dukungan sosial (p-value 0,042), sedangkan variabel tidak ada hubungan dengan stres kerja perawat adalah shift kerja (p-value 0,323), aktivitas di luar pekerjaan (p-value 0,159), umur (p-value 0,816), jenis kelamin (p-value 0,923), dan status pernikahan (p-value 1,000). Analisis multivariat didapatkan bahwa faktor stres kerja yang paling dominan adalah beban kerja (p-value = 0,002). Simpulan: Variabel beban kerja dan dukungan sosial memiliki hubungan dengan stres kerja pada perawat, sedangkan faktor paling dominan yaitu beban kerja. ABSTRACTTitle: Factors Associated with Work Stress on Nurses at the Abepura Regional Mental Hospital Jayapura CityBackground: Work stress is currently a global problem that is very influential for all workers, especially nurses in developed and developing countries. The purpose of this study was to determine the factors associated with work stress on nurses at the Abepura Regional Mental Hospital, Jayapura City. Method: The research design uses quantitative analytic with a cross sectional approach. The population consisted of 130 nurses while the sample was 98 nurses, with the sampling technique using proportionate stratified random sampling. Nurse job stress was measured using a simplified NIOSH Generic Job Stress Questionnaire from Hurrell. Bivariate analysis used the chi-square test and multivariate analysis used binary logistic regression.Result: The statistical test of this study showed that there was a relationship between work stress of nurses and workload variables (p-value 0.002) and social support (p-value 0.042), while the variables that had no relationship with work stress of nurses were work shifts (p-value 0.323), activities outside work (p-value 0.159), age (p-value 0.816), gender (p-value 0.923), and marital status (p-value 1.000). Multivariate analysis found that the most dominant work stress factor was workload (p-value = 0.002).Conclusion: Workload and social support variables have a relationship with work stress on nurses, while the most dominant factor is workload.
{"title":"Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura Kota Jayapura","authors":"Ayu Anisa Maranden, Apriyana Irjayanti, Erich Chistian Wayangkau","doi":"10.14710/jkli.22.2.221-228","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jkli.22.2.221-228","url":null,"abstract":"Latar belakang: Stres kerja saat ini menjadi masalah global yang sangat berpengaruh bagi seluruh pekerja, terutama pada perawat di negara maju dan berkembang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura Kota Jayapura.Metode: Desain penelitian menggunakan kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi terdiri dari 130 perawat sedangkan sampelnya sebanyak 98 perawat, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling. Stres kerja perawat diukur menggunakan kuesioner NIOSH Generic Job Stress Questionnaire dari Hurrell yang telah disederhanakan. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat menggunakan regresi binary logistic. Hasil: Uji statistik penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara stres kerja perawat dengan variabel beban kerja (p-value 0,002) dan dukungan sosial (p-value 0,042), sedangkan variabel tidak ada hubungan dengan stres kerja perawat adalah shift kerja (p-value 0,323), aktivitas di luar pekerjaan (p-value 0,159), umur (p-value 0,816), jenis kelamin (p-value 0,923), dan status pernikahan (p-value 1,000). Analisis multivariat didapatkan bahwa faktor stres kerja yang paling dominan adalah beban kerja (p-value = 0,002). Simpulan: Variabel beban kerja dan dukungan sosial memiliki hubungan dengan stres kerja pada perawat, sedangkan faktor paling dominan yaitu beban kerja. ABSTRACTTitle: Factors Associated with Work Stress on Nurses at the Abepura Regional Mental Hospital Jayapura CityBackground: Work stress is currently a global problem that is very influential for all workers, especially nurses in developed and developing countries. The purpose of this study was to determine the factors associated with work stress on nurses at the Abepura Regional Mental Hospital, Jayapura City. Method: The research design uses quantitative analytic with a cross sectional approach. The population consisted of 130 nurses while the sample was 98 nurses, with the sampling technique using proportionate stratified random sampling. Nurse job stress was measured using a simplified NIOSH Generic Job Stress Questionnaire from Hurrell. Bivariate analysis used the chi-square test and multivariate analysis used binary logistic regression.Result: The statistical test of this study showed that there was a relationship between work stress of nurses and workload variables (p-value 0.002) and social support (p-value 0.042), while the variables that had no relationship with work stress of nurses were work shifts (p-value 0.323), activities outside work (p-value 0.159), age (p-value 0.816), gender (p-value 0.923), and marital status (p-value 1.000). Multivariate analysis found that the most dominant work stress factor was workload (p-value = 0.002).Conclusion: Workload and social support variables have a relationship with work stress on nurses, while the most dominant factor is workload.","PeriodicalId":489166,"journal":{"name":"Jurnal kesehatan lingkungan Indonesia","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135419619","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar belakang: Menggunakan merkuri pada proses amalgamasi dapat menyebabkan gejala neurologis pada penambang emas tradisional. Penelitian awal ditemukan 5 orang bergejala neurologis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pajanan merkuri dengan gejala neurologis penambang emas tradisional di Kecamatan Mantikulore Kota Palu.Metode: Merupakan penelitian observasi analitik dengan metode kuantitatif dan desain cross-sectional. Populasi adalah penambang emas tradisional di Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Subjek penelitian adalah rambut 41 penambang emas tradisional di Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Data diperoleh dengan wawancara dan pengukuran sampel rambut responden yang diukur di laboratorium dengan metode ICP-MS. Data dinalisis menggunakan SPSS dengan uji-square untuk melihat ada tidaknya hubungan antar variabel.Hasil: Hasil penelitian menunjukan kadar merkuri rambut responden ditemukan terendah 0,8038 µg/gr dan tertinggi 99,6737 µg/g dengan rata-rata 9,76 µg/g. Menurut WHO, ambang batas kadar Hg di rambut adalah 2 ppm. Penambang emas tradisonal di Kecamatan Mantikulore Kota Palu telah mengalami gejala neurologis berjumlah 63% yaitu sakit kepala, pelupa, mudah lelah, tremor, mati rasa, kesulitan berkosentrasi. Variabel yang berhubungan signifikan dengan gejala neurologis yaitu kadar merkuri 26(81,3%) dengan p-value=0,001, masa kerja >5 tahun ada 18(81,8%) dengan p-value=0,047, lama kerja >8 jam/hari 17(85,0%) dengan p-value=0,028, frekwensi pajanan >4 kali/hari 14(87,5%) dengan p-value=0,045, usia>40 tahun 14 (87,5%) dengan p-value=0,45.Analisis multivariat menjelaskan variabel yang sangat berisiko menimbulkan gejala neurologis pada penambang emas tradisional yaitu kadar merkuri rambut dan masa kerja.Simpulan: Ada hubungan signifikan antara kadar mercuri, masa kerja, lama kerja, frekuensi pajanan dan usia dengan gejala neurologis pada penambang emas tradisional di Kecamatan Manticulore, Kota Palu. ABSTRACTTitle: The Relatinship Between Mercury Exposure and Neurological Symptoms On Traditional Gold Miners in Mantikulore District, Palu CityBackground: Using mercury in amalgamation can cause neurological symptoms in traditional gold miners. Preliminary research found five people with neurological symptoms. This study aimed to determine the relationship between mercury exposure and neurological symptoms of conventional gold miners in Mantikulore District, Palu City.Methods: This is an analytic observational study with a quantitative approach and a cross-sectional design. The population is traditional gold miners in Mantikulore District, Palu City. The research subject was the hair of 41 convenstional gold miners in Mantikulore District, Palu City. Data were obtained by interviewing and measuring respondents' hair samples in the laboratory using the ICP-MS method. Data were analyzed using SPSS with a chi-square to see whether there was a relationship between the variables. Results: Measurement of mercury levels in respondents'
{"title":"Hubungan Pajanan Merkuri Dengan Gejala Neurologis Pada Penambang Emas Tradisional Di Kecamatan Mantikulore Kota Palu","authors":"Murniwati Bagia, Onny Setiani, Mursid Raharjo, Tri Joko, Yusniar Hanani Darundiati","doi":"10.14710/jkli.22.2.142-152","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jkli.22.2.142-152","url":null,"abstract":"Latar belakang: Menggunakan merkuri pada proses amalgamasi dapat menyebabkan gejala neurologis pada penambang emas tradisional. Penelitian awal ditemukan 5 orang bergejala neurologis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pajanan merkuri dengan gejala neurologis penambang emas tradisional di Kecamatan Mantikulore Kota Palu.Metode: Merupakan penelitian observasi analitik dengan metode kuantitatif dan desain cross-sectional. Populasi adalah penambang emas tradisional di Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Subjek penelitian adalah rambut 41 penambang emas tradisional di Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Data diperoleh dengan wawancara dan pengukuran sampel rambut responden yang diukur di laboratorium dengan metode ICP-MS. Data dinalisis menggunakan SPSS dengan uji-square untuk melihat ada tidaknya hubungan antar variabel.Hasil: Hasil penelitian menunjukan kadar merkuri rambut responden ditemukan terendah 0,8038 µg/gr dan tertinggi 99,6737 µg/g dengan rata-rata 9,76 µg/g. Menurut WHO, ambang batas kadar Hg di rambut adalah 2 ppm. Penambang emas tradisonal di Kecamatan Mantikulore Kota Palu telah mengalami gejala neurologis berjumlah 63% yaitu sakit kepala, pelupa, mudah lelah, tremor, mati rasa, kesulitan berkosentrasi. Variabel yang berhubungan signifikan dengan gejala neurologis yaitu kadar merkuri 26(81,3%) dengan p-value=0,001, masa kerja >5 tahun ada 18(81,8%) dengan p-value=0,047, lama kerja >8 jam/hari 17(85,0%) dengan p-value=0,028, frekwensi pajanan >4 kali/hari 14(87,5%) dengan p-value=0,045, usia>40 tahun 14 (87,5%) dengan p-value=0,45.Analisis multivariat menjelaskan variabel yang sangat berisiko menimbulkan gejala neurologis pada penambang emas tradisional yaitu kadar merkuri rambut dan masa kerja.Simpulan: Ada hubungan signifikan antara kadar mercuri, masa kerja, lama kerja, frekuensi pajanan dan usia dengan gejala neurologis pada penambang emas tradisional di Kecamatan Manticulore, Kota Palu. ABSTRACTTitle: The Relatinship Between Mercury Exposure and Neurological Symptoms On Traditional Gold Miners in Mantikulore District, Palu CityBackground: Using mercury in amalgamation can cause neurological symptoms in traditional gold miners. Preliminary research found five people with neurological symptoms. This study aimed to determine the relationship between mercury exposure and neurological symptoms of conventional gold miners in Mantikulore District, Palu City.Methods: This is an analytic observational study with a quantitative approach and a cross-sectional design. The population is traditional gold miners in Mantikulore District, Palu City. The research subject was the hair of 41 convenstional gold miners in Mantikulore District, Palu City. Data were obtained by interviewing and measuring respondents' hair samples in the laboratory using the ICP-MS method. Data were analyzed using SPSS with a chi-square to see whether there was a relationship between the variables. Results: Measurement of mercury levels in respondents' ","PeriodicalId":489166,"journal":{"name":"Jurnal kesehatan lingkungan Indonesia","volume":"62 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135185675","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar belakang: Jumlah bengkel kendaraan bermotor yang meningkat berimplikasi pada volume limbah yang semakin tinggi dan berpotensi mencemari lingkungan. Salah satu limbah bengkel yang harus diolah sebelum dibuang adalah air limbah cucian tangan montir. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektifitas pengolahan air limbah cuci tangan bengkel dengan kombinasi arang tempurung kelapa, batu apung dan limbah rambut sebagai media filtrasi dalam menurunkan kandungan BOD, COD, TSS, fosfat dan minyak.Metode: Rancangan one group pre-test dan post-test dipilih pada studi eksperimental ini Pengambilan sampel dilakukan di bengkel Jl. Sekip Sei Putih Timur I Medan Petisah pada bulan Desember 2020 dan proses uji dilakukan di Laboratorium Kimia BTKLPP Kelas I Medan. Pengambilan sampel dilakukan bulan Desember 2020. Pengambilan sampel dilakukan sore hari setelah montir selesai melakukan aktivitas. Data dianalisis dengan melihat perbedaan konsentrasi parameter pencemar yakni BOD, COD, TSS dan fosfat sebelum dan sesudah dilakukan penyaringan. Dari perbedaan nilai konsentrasi tersebut diperoleh tingkat efektifitas media filtrasi yang kemudian dinyatakan dalam bentuk persentase.Hasil: Pada studi ini ditemukan bahwa persentase kadar BOD (41,57%), COD (44,33%), dan TSS (41,27%), mengalami penurunan lebih besar menggunakan saringan B (pori-pori batu apung lebih kecil) dibandingkan dengan saringan A. Namun saringan A lebih efektif dalam menurunkan persentase kadar fosfat (65,60%). Hasil uji organoleptik menunjukkan hasil air limbah cucian tangan bengkel dari saringan A lebih jernih setelah pengulangan sebanyak 3 kali dibandingkan saringan B.Simpulan: Penggunaan kombinasi media arang tempurung kelapa, limbah rambut dan batu apung cukup efektif dalam mengurangi kadar BOD, COD, TSS, fosfat dan minyak. Namun perlu dipertimbangkan besarnya pori-pori batu apung yang digunakan dalam penyaringan. ABSTRACT Title: Combination of Natural Absorbents in Automotive Service Station Liquid Waste ManagementBackground: Increasing number of automotive service station has implications for the higher volume of waste and has the potential to pollute the environment. One of the automotive service station wastes that must be treated before being disposed of is the mechanic's hand-washing wastewater. This study aims to measure the effectiveness of automotive service station liquid waste management with a combination of coconut shell charcoal, pumice stone, and hair waste as a filtration medium in reducing BOD, COD, TSS, phosphate, and oil content.Method: One group pre-test and post-test designs were chosen in this experimental study. Sampling was carried out at the workshop on Jl. Sekip Sei Putih Timur I Medan Petisah in December 2020 and the test process was carried out at the BTKLPP Class I Chemistry Laboratory, Medan. Sampling is carried out in December 2020. Sampling was carried out in the afternoon after the mechanic had finished performing activities. Data were analyzed by looking at t
{"title":"Kombinasi Adsorben Alam Dalam Pengolahan Air Limbah Cucian Pada Bengkel","authors":"Marlinang Isabella Silalahi, Hartono Hartono, Putranto Manalu, Virgin Tursulawati Panggabean, Wela Tresia Nababan, Meyliana Ginting","doi":"10.14710/jkli.22.2.122-127","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jkli.22.2.122-127","url":null,"abstract":"Latar belakang: Jumlah bengkel kendaraan bermotor yang meningkat berimplikasi pada volume limbah yang semakin tinggi dan berpotensi mencemari lingkungan. Salah satu limbah bengkel yang harus diolah sebelum dibuang adalah air limbah cucian tangan montir. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektifitas pengolahan air limbah cuci tangan bengkel dengan kombinasi arang tempurung kelapa, batu apung dan limbah rambut sebagai media filtrasi dalam menurunkan kandungan BOD, COD, TSS, fosfat dan minyak.Metode: Rancangan one group pre-test dan post-test dipilih pada studi eksperimental ini Pengambilan sampel dilakukan di bengkel Jl. Sekip Sei Putih Timur I Medan Petisah pada bulan Desember 2020 dan proses uji dilakukan di Laboratorium Kimia BTKLPP Kelas I Medan. Pengambilan sampel dilakukan bulan Desember 2020. Pengambilan sampel dilakukan sore hari setelah montir selesai melakukan aktivitas. Data dianalisis dengan melihat perbedaan konsentrasi parameter pencemar yakni BOD, COD, TSS dan fosfat sebelum dan sesudah dilakukan penyaringan. Dari perbedaan nilai konsentrasi tersebut diperoleh tingkat efektifitas media filtrasi yang kemudian dinyatakan dalam bentuk persentase.Hasil: Pada studi ini ditemukan bahwa persentase kadar BOD (41,57%), COD (44,33%), dan TSS (41,27%), mengalami penurunan lebih besar menggunakan saringan B (pori-pori batu apung lebih kecil) dibandingkan dengan saringan A. Namun saringan A lebih efektif dalam menurunkan persentase kadar fosfat (65,60%). Hasil uji organoleptik menunjukkan hasil air limbah cucian tangan bengkel dari saringan A lebih jernih setelah pengulangan sebanyak 3 kali dibandingkan saringan B.Simpulan: Penggunaan kombinasi media arang tempurung kelapa, limbah rambut dan batu apung cukup efektif dalam mengurangi kadar BOD, COD, TSS, fosfat dan minyak. Namun perlu dipertimbangkan besarnya pori-pori batu apung yang digunakan dalam penyaringan. ABSTRACT Title: Combination of Natural Absorbents in Automotive Service Station Liquid Waste ManagementBackground: Increasing number of automotive service station has implications for the higher volume of waste and has the potential to pollute the environment. One of the automotive service station wastes that must be treated before being disposed of is the mechanic's hand-washing wastewater. This study aims to measure the effectiveness of automotive service station liquid waste management with a combination of coconut shell charcoal, pumice stone, and hair waste as a filtration medium in reducing BOD, COD, TSS, phosphate, and oil content.Method: One group pre-test and post-test designs were chosen in this experimental study. Sampling was carried out at the workshop on Jl. Sekip Sei Putih Timur I Medan Petisah in December 2020 and the test process was carried out at the BTKLPP Class I Chemistry Laboratory, Medan. Sampling is carried out in December 2020. Sampling was carried out in the afternoon after the mechanic had finished performing activities. Data were analyzed by looking at t","PeriodicalId":489166,"journal":{"name":"Jurnal kesehatan lingkungan Indonesia","volume":"518 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135683595","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Halaman Sampul","authors":"Editor Editor","doi":"10.14710/jkli.22.1.i-v","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jkli.22.1.i-v","url":null,"abstract":"Cover, Dewan Redaksi, Daftar Isi","PeriodicalId":489166,"journal":{"name":"Jurnal kesehatan lingkungan Indonesia","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136371217","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}