Ikan lolosi (Caesio caerulaureus) adalah salah satu spesies ikan karang yang bernilai ekonomis, yang banyak ditangkap oleh nelayan jaring insang dan dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi oleh masyarakat yang bermukim di Kecamatan Salahutu. Intensifnya penangkapan ikan Lolosi setiap tahun diperairan pulau Pombo, dihawatirkan akan menurunkan populasinya di alam dalam jangka panjang. Kondisi ini diperburuk dengan belum adanya upaya pengelolaan untuk pemanfaatan berkelanjutan. Minimnya informasi ilmiah tentang biologi populasi ikan lolosi, khususnya hubungan panjang - bobot dan faktor kondisi menyebabkan penelitian ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan panjang - bobot dan faktor kondisi dari ikan Lolosi diperairan pulau Pombo. Pengambilan sampel ikan dilakukan satu kali dalam sebulan yaitu dari bulan Februari sampai Maret 2019. Penangkapan ikan Lolosi menggunakan Jaring insang dasar ukuran mata jaring 1,75 inci. Semua sampel ikan lolosi yang dikumpulkan diukur panjang total menggunakan mistar logam dan bobot tubuh individu menggunakan timbangan digital. Selama penelitian dikumpulkan 109 ekor yang terdiri atas 64 ekor ikan jantan dan 45 ekor ikan betina. Hubungan panjang bobot adalah W=0.0000009L^3.489 untuk betina dan W=0.0000005L^3.5955 untuk jantan dan pola pertumbuhan ikan jantan dan betina allometric positif. Factor kondisi relative beragam 1,0606 – 1,0294. Ikan lolosi jantan dan betina mempunyai kondisi yang baik.
{"title":"Hubungan Panjang Bobot dan Faktor Kondisi Ikan Lolosi (Caesio caerulaureus Lacepede,1801) di Perairan Pulau Pombo, Maluku Tengah","authors":"Madehusen Sangadji, Lutfi Pattiasina, Anita Padang, Yenni Sofyan","doi":"10.51135/agh.v14i1.213","DOIUrl":"https://doi.org/10.51135/agh.v14i1.213","url":null,"abstract":"Ikan lolosi (Caesio caerulaureus) adalah salah satu spesies ikan karang yang bernilai ekonomis, yang banyak ditangkap oleh nelayan jaring insang dan dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi oleh masyarakat yang bermukim di Kecamatan Salahutu. Intensifnya penangkapan ikan Lolosi setiap tahun diperairan pulau Pombo, dihawatirkan akan menurunkan populasinya di alam dalam jangka panjang. Kondisi ini diperburuk dengan belum adanya upaya pengelolaan untuk pemanfaatan berkelanjutan. Minimnya informasi ilmiah tentang biologi populasi ikan lolosi, khususnya hubungan panjang - bobot dan faktor kondisi menyebabkan penelitian ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan panjang - bobot dan faktor kondisi dari ikan Lolosi diperairan pulau Pombo. Pengambilan sampel ikan dilakukan satu kali dalam sebulan yaitu dari bulan Februari sampai Maret 2019. Penangkapan ikan Lolosi menggunakan Jaring insang dasar ukuran mata jaring 1,75 inci. Semua sampel ikan lolosi yang dikumpulkan diukur panjang total menggunakan mistar logam dan bobot tubuh individu menggunakan timbangan digital. Selama penelitian dikumpulkan 109 ekor yang terdiri atas 64 ekor ikan jantan dan 45 ekor ikan betina. Hubungan panjang bobot adalah W=0.0000009L^3.489 untuk betina dan W=0.0000005L^3.5955 untuk jantan dan pola pertumbuhan ikan jantan dan betina allometric positif. Factor kondisi relative beragam 1,0606 – 1,0294. Ikan lolosi jantan dan betina mempunyai kondisi yang baik.","PeriodicalId":489527,"journal":{"name":"Jurnal Agrohut","volume":"108 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135802553","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Huhate, juga dikenal sebagai Pool and Line, adalah alat tangkap ikan yang banyak digunakan oleh nelayan tradisional di perairan pesisir Maluku. Faktor pembiayaan operasional dan biaya transaksi merupakan hal penting dalam penangkapan ikan dengan alat ini. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis (1) tingkat pendapatan unit penangkapan pole and line terhadap ikan cakalang (2) mengetahui besaran biaya transaksi pemasaran hasil tangkapan ikan cakalang (3) membandingkan pendapatan dengan biaya transaksi pemasaran hasil tangkapan ikan cakalang. Metode yang di gunakan adalah metode survey, analisis pendapatan dan model analisis biaya transaksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa unit penangkapan pole and line menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 1.031.248.000, dengan rata-rata penerimaan setiap unit usaha adalah sebesar Rp. 257.812.000. Besaran biaya transaksi seluruh unit penangkapan pole and line yaitu sebesar Rp. 59.640.000, untuk seluruh unit penangkapan, atau rata-rata setiap unitnya adalah Rp. 14.910.000. Perbandingan biaya transaksi dan pendapatan unit penangkapan pole and line adalah sebsar 5% dari pendapatan unit penangkapan, atau rata-rata per unit penangkapan adalah sebesar 1,25 % per musim penangkapan.
{"title":"Analisis Pendapatan dan Biaya Transaksi Unit Usaha Penangkapan Pole and Line terhadap Ikan Cakalang Nelayan Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah","authors":"A Zaky Marasabessy, Eryka Lukman, Farida Mony, Jusuf Sahupala, Nurain Tamamala","doi":"10.51135/agh.v14i1.212","DOIUrl":"https://doi.org/10.51135/agh.v14i1.212","url":null,"abstract":"Huhate, juga dikenal sebagai Pool and Line, adalah alat tangkap ikan yang banyak digunakan oleh nelayan tradisional di perairan pesisir Maluku. Faktor pembiayaan operasional dan biaya transaksi merupakan hal penting dalam penangkapan ikan dengan alat ini. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis (1) tingkat pendapatan unit penangkapan pole and line terhadap ikan cakalang (2) mengetahui besaran biaya transaksi pemasaran hasil tangkapan ikan cakalang (3) membandingkan pendapatan dengan biaya transaksi pemasaran hasil tangkapan ikan cakalang. Metode yang di gunakan adalah metode survey, analisis pendapatan dan model analisis biaya transaksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa unit penangkapan pole and line menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 1.031.248.000, dengan rata-rata penerimaan setiap unit usaha adalah sebesar Rp. 257.812.000. Besaran biaya transaksi seluruh unit penangkapan pole and line yaitu sebesar Rp. 59.640.000, untuk seluruh unit penangkapan, atau rata-rata setiap unitnya adalah Rp. 14.910.000. Perbandingan biaya transaksi dan pendapatan unit penangkapan pole and line adalah sebsar 5% dari pendapatan unit penangkapan, atau rata-rata per unit penangkapan adalah sebesar 1,25 % per musim penangkapan.","PeriodicalId":489527,"journal":{"name":"Jurnal Agrohut","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135802552","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari mie basah dengan substitusi tepung buah pisang tongka langit dan menetukan perlakuan terbaik melalui uji hedonik dan mutu hedonik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari satu factor perlakuan substitusi tepung pisang tongka langit dengan tepung terigu menggunakan perbandingan:P0 (100% tepung terigu:0% tepung pisang tongka langit), P1 (85% tepung terigu:15% tepung pisang tongka langit), P2 (70% tepung terigu: 30% tepung pisang tongka langit) dan P3 (55% tepung terigu: 45% tepung pisang tongka langit). Masing-masing perlakuan ini diulang sebanyak 2 kali, sehingga diperoleh jumlah satuan percobaan sebanyak 8 kali. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil uji hedonik P0 warna (2,0) tekstur (3,3) aroma (2,7) dan rasa (2,9). P1 warna (2,0) tekstur (2,7) aroma (2,3) rasa (2,4) P2 warna (2,5) tekstur (2,0) aroma (2,2) rasa (2,9) P3 warna (3,1) tekstur (2,3) aroma (3,0) dan rasa (2,8). Sedangkan uji mutu hedonik diperoleh P0 warna (1,9) tekstur (2,8) aroma (1,8) rasa (1,3) P1 warna (1,9) tekstur (2,4) aroma (2,0) rasa (1,9) P2 warna (2,1) tekstur (1,9) aroma (2,2) rasa (2,6) P3 warna (3,3) tekstur (2,5) aroma (3,0) dan rasa (3,2).
{"title":"Karakteristik Organoleptik Mie Basah dengan Substitusi Tepung Buah Pisang Tongka Langit (Musa troglodytarum L.)","authors":"Indra Rumasukun, La Ega, M Mailoa","doi":"10.51135/agh.v14i1.192","DOIUrl":"https://doi.org/10.51135/agh.v14i1.192","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari mie basah dengan substitusi tepung buah pisang tongka langit dan menetukan perlakuan terbaik melalui uji hedonik dan mutu hedonik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari satu factor perlakuan substitusi tepung pisang tongka langit dengan tepung terigu menggunakan perbandingan:P0 (100% tepung terigu:0% tepung pisang tongka langit), P1 (85% tepung terigu:15% tepung pisang tongka langit), P2 (70% tepung terigu: 30% tepung pisang tongka langit) dan P3 (55% tepung terigu: 45% tepung pisang tongka langit). Masing-masing perlakuan ini diulang sebanyak 2 kali, sehingga diperoleh jumlah satuan percobaan sebanyak 8 kali. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil uji hedonik P0 warna (2,0) tekstur (3,3) aroma (2,7) dan rasa (2,9). P1 warna (2,0) tekstur (2,7) aroma (2,3) rasa (2,4) P2 warna (2,5) tekstur (2,0) aroma (2,2) rasa (2,9) P3 warna (3,1) tekstur (2,3) aroma (3,0) dan rasa (2,8). Sedangkan uji mutu hedonik diperoleh P0 warna (1,9) tekstur (2,8) aroma (1,8) rasa (1,3) P1 warna (1,9) tekstur (2,4) aroma (2,0) rasa (1,9) P2 warna (2,1) tekstur (1,9) aroma (2,2) rasa (2,6) P3 warna (3,3) tekstur (2,5) aroma (3,0) dan rasa (3,2).","PeriodicalId":489527,"journal":{"name":"Jurnal Agrohut","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135802551","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Elisabet Suharti Soleman, Kisworo Kisworo, Aniek Prasetyaningsih
Pantai Jungwok merupakan sebagai salah satu objek ekowisata pantai yang terletak Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya di kabupaten Gunungkidul. Pantai ini memiliki potensi wisata yang sangat indah dengan ciri khas pasir putih dan bentuk pesisir pantai yang melengkung yang dapat memanjakan mata bagi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Jungwok. Pengembangan Pantai Jungwok sebagai destinasi wisata belum dapat berjalan dengan baik karena berbagai permasalahan yang pasti berkaitan dengan kondisi internal dan eksternal yang terjadi di sekitar Pantai Jungwok. Pada penelitian ini dilakukan untuk merancang strategi untuk pengembangan Pantai Jungwok melalui analiss SWOT dengan merumuskan strategi untuk membandingkan faktor eksternal yaitu peluang (opprtunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal berupa kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weaknesses). Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer yang didapatkan dari hasil observasi, wawancara, dan hasil dokumentasi, sedangkan untuk data sekunder didapatkan dari studi literatur yang terkait. Dari hasil penelitian, strategi yang dirancang yaitu mendorong pengembangan suatu kawasan wisata dalam membentuk para pemandu wisata, mengadakan pelatihan untuk pokdarwis, melakuan promosi yang maksimal dan yang menarik wisatawan untuk berkunjung, melengkapi dan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta infrastruktur, membentuk kelompok atau lembaga dalam pengelolaan ekowisata, memperbanyak populasi vegetasi di sekitar pantai, Tetap menjaga biota laut jenis lobster dengan tidak merusak ekosistemnya sehingga tidak terancam kepunahan dan Pemeliharaan serta pengelolaan objek wisata yang bertanggung jawab dari masyarakat setempat. Untuk itu proses pengembangan potensi wisata pantai Jungwok memerlukan banyak dukungan baik dari pemerintah, masyarakat sekitar, serta dari wisatawan itu sendiri.
{"title":"Strategi Pengembangan Kawasan Ekowisata Pantai Jungwok, Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta","authors":"Elisabet Suharti Soleman, Kisworo Kisworo, Aniek Prasetyaningsih","doi":"10.51135/agh.v14i1.167","DOIUrl":"https://doi.org/10.51135/agh.v14i1.167","url":null,"abstract":"Pantai Jungwok merupakan sebagai salah satu objek ekowisata pantai yang terletak Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya di kabupaten Gunungkidul. Pantai ini memiliki potensi wisata yang sangat indah dengan ciri khas pasir putih dan bentuk pesisir pantai yang melengkung yang dapat memanjakan mata bagi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Jungwok. Pengembangan Pantai Jungwok sebagai destinasi wisata belum dapat berjalan dengan baik karena berbagai permasalahan yang pasti berkaitan dengan kondisi internal dan eksternal yang terjadi di sekitar Pantai Jungwok. Pada penelitian ini dilakukan untuk merancang strategi untuk pengembangan Pantai Jungwok melalui analiss SWOT dengan merumuskan strategi untuk membandingkan faktor eksternal yaitu peluang (opprtunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal berupa kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weaknesses). Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer yang didapatkan dari hasil observasi, wawancara, dan hasil dokumentasi, sedangkan untuk data sekunder didapatkan dari studi literatur yang terkait. Dari hasil penelitian, strategi yang dirancang yaitu mendorong pengembangan suatu kawasan wisata dalam membentuk para pemandu wisata, mengadakan pelatihan untuk pokdarwis, melakuan promosi yang maksimal dan yang menarik wisatawan untuk berkunjung, melengkapi dan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta infrastruktur, membentuk kelompok atau lembaga dalam pengelolaan ekowisata, memperbanyak populasi vegetasi di sekitar pantai, Tetap menjaga biota laut jenis lobster dengan tidak merusak ekosistemnya sehingga tidak terancam kepunahan dan Pemeliharaan serta pengelolaan objek wisata yang bertanggung jawab dari masyarakat setempat. Untuk itu proses pengembangan potensi wisata pantai Jungwok memerlukan banyak dukungan baik dari pemerintah, masyarakat sekitar, serta dari wisatawan itu sendiri.","PeriodicalId":489527,"journal":{"name":"Jurnal Agrohut","volume":"96 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135414995","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang memegang peranan cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Produksi Kakao Indonesia tahun 2016 mencapai 658.399 ton, dengan luas lahan mencapai 1.720.773 (Ha). Tahun 2017 Produksi Kakao turun menjadi 585. 246 ton dengan luas lahan 1.653.116 (Ha), Begitupun tahun 2018 Produksi Kakao Indonesia terus menurun menjadi 577.039 ton. Hal ini disebabkan karena kurang adanya pengetahuan petani mengenai sistem budidaya kakao yang baik dan benar sesuai panduan GAP kakao. Prinsip Penerapan GAP tanaman kakao diantaranya persiapan lahan, pembibitan, pengendalian OPT, sanitasi, pemangkasan, pemupukan, waktu panen, dan penanganan pasca panen diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produksi kakao. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan Good Agricultural Practices (GAP) oleh petani kakao di Desa Hitu Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Penelitian menggunakan metode survey dengan pengamatan langsung serta wawancara terhadap petani responden berpedoman pada kuisioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa beberapa petani kakao sudah menerapkan Good Agricultural Practices (GAP) namun ada juga petani kakao yang belum menerapkan Good Agricultural Practices di Desa Hitu Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.
可可(Theobroma cacao L)是种植园的一种支柱,在印尼经济中扮演着相当重要的角色。2016年印尼可可豆产量为658399吨,面积为1720773块(哈)。2017年,可可豆产量下降到585。246吨,占地16532116 (Ha), 2018年印尼可可豆产量继续下降到577039吨。这是因为农民对可可豆培养系统缺乏适当和适当的了解。可可豆差距的应用原则包括土地准备、苗圃、OPT控制、卫生、修剪、施肥、收获时间和收获后处理,以提高可可豆的质量和生产。这项研究的目的是确定马鲁库中摄区Hitu jalan Leihitu村可可豆农民(GAP)的良好农业实践(GAP)的应用。调查方法与直接观察和访谈农民受访者在问卷调查。研究表明,一些可可种植者已经应用了良好的农业实践(GAP),但也有可可种植者没有应用好农业实践。
{"title":"Good Agricultural Practices (GAP) Tanaman Kakao (Theobroma cacao L); Studi kasus di Desa Hitu Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah","authors":"Dessy Ariyani Marasabessy, Maksimus Lolonlun, Avia Jolanda Matatula","doi":"10.51135/agh.v14i1.198","DOIUrl":"https://doi.org/10.51135/agh.v14i1.198","url":null,"abstract":"Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang memegang peranan cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Produksi Kakao Indonesia tahun 2016 mencapai 658.399 ton, dengan luas lahan mencapai 1.720.773 (Ha). Tahun 2017 Produksi Kakao turun menjadi 585. 246 ton dengan luas lahan 1.653.116 (Ha), Begitupun tahun 2018 Produksi Kakao Indonesia terus menurun menjadi 577.039 ton. Hal ini disebabkan karena kurang adanya pengetahuan petani mengenai sistem budidaya kakao yang baik dan benar sesuai panduan GAP kakao. Prinsip Penerapan GAP tanaman kakao diantaranya persiapan lahan, pembibitan, pengendalian OPT, sanitasi, pemangkasan, pemupukan, waktu panen, dan penanganan pasca panen diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produksi kakao. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan Good Agricultural Practices (GAP) oleh petani kakao di Desa Hitu Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Penelitian menggunakan metode survey dengan pengamatan langsung serta wawancara terhadap petani responden berpedoman pada kuisioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa beberapa petani kakao sudah menerapkan Good Agricultural Practices (GAP) namun ada juga petani kakao yang belum menerapkan Good Agricultural Practices di Desa Hitu Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.","PeriodicalId":489527,"journal":{"name":"Jurnal Agrohut","volume":"96 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135861806","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}