Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.35799/pha.12.2023.49216
Maria Immaculata Tangkau, Fatimawali Fatimawali, None Elly Suoth
Lengkuas biasa digunakan sebagai obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol dari batang lengkuas (Alpinia galanga). Batang lengkuas diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 95%. Skrining fitokimia yang dilakukan meliputi uji flavonoid, triterpenoid, saponin, polifenol secara kualitatif dengan metode uji warna. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode ABTS (2,2-Azinobis(3-ethylbenzothiazoline)-6-sulfonic acid) dan vitamin C sebagai pembanding, serapan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 750 nm. Hasil Skrining fitokimia pada ekstrak etanol batang lengkuas (Alpinia galanga) menunjukkan hasil positif terhadap flavonoid, triterpenoid dan polifenol, sementara saponin menunjukkan hasil negatif. Aktivitas antioksidan dianalisis menggunakan persamaan garis regresi y = 3,293x + 40.606, diperoleh IC₅₀ 1,675 ppm dan pembanding vitamin C diperoleh IC₅₀ 2,0405 ppm. Dari hasil tersebut diketahui ekstrak etanol batang lengkuas (Alpinia galanga) dan pembanding vitamin C menunjukkan keduanya memiliki aktivitas antioksidan yang termasuk dalam kategori sangat kuat.
Kata kunci : Antioksidan, ABTS, Alpinia galanga.
{"title":"UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL BATANG LENGKUAS PUTIH (Alpinia galanga) DENGAN METODE ABTS","authors":"Maria Immaculata Tangkau, Fatimawali Fatimawali, None Elly Suoth","doi":"10.35799/pha.12.2023.49216","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/pha.12.2023.49216","url":null,"abstract":"Lengkuas biasa digunakan sebagai obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol dari batang lengkuas (Alpinia galanga). Batang lengkuas diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 95%. Skrining fitokimia yang dilakukan meliputi uji flavonoid, triterpenoid, saponin, polifenol secara kualitatif dengan metode uji warna. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode ABTS (2,2-Azinobis(3-ethylbenzothiazoline)-6-sulfonic acid) dan vitamin C sebagai pembanding, serapan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 750 nm. Hasil Skrining fitokimia pada ekstrak etanol batang lengkuas (Alpinia galanga) menunjukkan hasil positif terhadap flavonoid, triterpenoid dan polifenol, sementara saponin menunjukkan hasil negatif. Aktivitas antioksidan dianalisis menggunakan persamaan garis regresi y = 3,293x + 40.606, diperoleh IC₅₀ 1,675 ppm dan pembanding vitamin C diperoleh IC₅₀ 2,0405 ppm. Dari hasil tersebut diketahui ekstrak etanol batang lengkuas (Alpinia galanga) dan pembanding vitamin C menunjukkan keduanya memiliki aktivitas antioksidan yang termasuk dalam kategori sangat kuat.
 Kata kunci : Antioksidan, ABTS, Alpinia galanga.","PeriodicalId":490956,"journal":{"name":"Pharmacon","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036964","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.35799/pha.12.2023.49022
Hana Katili, Hosea Jaya Edy, Jainer Pasca Siampa
Tabir surya merupakan sediaan kosmetik yang secara fisik atau kimiawi dapat menghambat penetrasi sinar UV. Efektivitas sediaan krim tabir surya berdasarkan nilai nilai Sun Protectting Factor (SPF). Tujuan dari penelitian ini untuk memformulasikan dan menentukan nilai SPF krim tabir surya ekstrak daun gedi ( Abelmoschus manihot L.) dengan konsentrasi 2,5, 5 dan 7,5%. Penelitian dimulai dengan ekstraksi sampel menggunakan metode maserasi. Ekstrak yang diperoleh kemudian diformulasikan dalam sediaan krim dengan cara pencampuran basis dengan ekstrak daun gedi. Krim ekstrak daun gedi selanjutnya dilakukan evaluasi dan uji nilai SPF secara in vitromenggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka nilai sediaan SPF semakin tinggi dengan nilai yang diperoleh : 2,5% (11.922), 5% (23.172), 7,5% (33.384). Hasil evaluasi sediaan krim untuk organoleptis, homogenitas, pH, uji daya sebar memenuhi syarat sedangkan untuk uji daya lekat tidak memenuhi syarat.
{"title":"Formulasi dan Penentuan Nilai SPF Krim Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Gedi (Abelmoschus manihot L.)","authors":"Hana Katili, Hosea Jaya Edy, Jainer Pasca Siampa","doi":"10.35799/pha.12.2023.49022","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/pha.12.2023.49022","url":null,"abstract":"Tabir surya merupakan sediaan kosmetik yang secara fisik atau kimiawi dapat menghambat penetrasi sinar UV. Efektivitas sediaan krim tabir surya berdasarkan nilai nilai Sun Protectting Factor (SPF). Tujuan dari penelitian ini untuk memformulasikan dan menentukan nilai SPF krim tabir surya ekstrak daun gedi ( Abelmoschus manihot L.) dengan konsentrasi 2,5, 5 dan 7,5%. Penelitian dimulai dengan ekstraksi sampel menggunakan metode maserasi. Ekstrak yang diperoleh kemudian diformulasikan dalam sediaan krim dengan cara pencampuran basis dengan ekstrak daun gedi. Krim ekstrak daun gedi selanjutnya dilakukan evaluasi dan uji nilai SPF secara in vitromenggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka nilai sediaan SPF semakin tinggi dengan nilai yang diperoleh : 2,5% (11.922), 5% (23.172), 7,5% (33.384). Hasil evaluasi sediaan krim untuk organoleptis, homogenitas, pH, uji daya sebar memenuhi syarat sedangkan untuk uji daya lekat tidak memenuhi syarat.","PeriodicalId":490956,"journal":{"name":"Pharmacon","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036965","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kulit buah lemon suanggi (Citrus limon (L.) Burm. f.) mengandung senyawa metabolit sekunder salah satunya flavonoid, yang memiliki aktivitas antioksidan yang dapat berperan menangkal radikal bebas seperti sinar ultraviolet (UV). Penelitian ini bertujuan untuk menguji krim ekstrak kulit buah lemon suanggi dalam potensinya sebagai tabir surya melalui penentuan nilai Sun Protection Factor (SPF) secara in vitro. Kulit buah lemon suanggi diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak kental yang diperoleh diformulasikan dalam bentuk sediaan krim yang kemudian dilanjutkan dengan evaluasi sediaan krim. Penentuan nilai SPF krim ekstrak etanol kulit buah lemon suanggi dilakukan secara in vitro menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan dilanjukan perhitungan dengan persamaan Mansur. Hasil penelitian menunjukkan sifat fisik dari sediaan krim sudah memenuhi syarat untuk uji homogenitas, organoleptik, daya sebar, pH dan uji pemisahan fase, namun belum memenuhi syarat untuk uji daya lekat. Sediaan krim pada F1 memiliki SPF 14,24 ± 0,65 dengan proteksi maksimal, F2 dan F3 memiliki nilai SPF masing-masing 26,02 ± 0,77 dan 39,79 ± 0,10 dengan tipe proteksi ultra.
{"title":"FORMULASI DAN PENENTUAN NILAI SPF KRIM TABIR SURYA EKSTRAK KULIT BUAH LEMON SUANGGI (Citrus limon (L.) Burm. f.) SECARA IN VITRO","authors":"Valencia Lumantow, None Hosea Jaya Edy, None Jainer Pasca Siampa","doi":"10.35799/pha.12.2023.49023","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/pha.12.2023.49023","url":null,"abstract":"Kulit buah lemon suanggi (Citrus limon (L.) Burm. f.) mengandung senyawa metabolit sekunder salah satunya flavonoid, yang memiliki aktivitas antioksidan yang dapat berperan menangkal radikal bebas seperti sinar ultraviolet (UV). Penelitian ini bertujuan untuk menguji krim ekstrak kulit buah lemon suanggi dalam potensinya sebagai tabir surya melalui penentuan nilai Sun Protection Factor (SPF) secara in vitro. Kulit buah lemon suanggi diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak kental yang diperoleh diformulasikan dalam bentuk sediaan krim yang kemudian dilanjutkan dengan evaluasi sediaan krim. Penentuan nilai SPF krim ekstrak etanol kulit buah lemon suanggi dilakukan secara in vitro menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan dilanjukan perhitungan dengan persamaan Mansur. Hasil penelitian menunjukkan sifat fisik dari sediaan krim sudah memenuhi syarat untuk uji homogenitas, organoleptik, daya sebar, pH dan uji pemisahan fase, namun belum memenuhi syarat untuk uji daya lekat. Sediaan krim pada F1 memiliki SPF 14,24 ± 0,65 dengan proteksi maksimal, F2 dan F3 memiliki nilai SPF masing-masing 26,02 ± 0,77 dan 39,79 ± 0,10 dengan tipe proteksi ultra.","PeriodicalId":490956,"journal":{"name":"Pharmacon","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036963","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.35799/pha.12.2023.49217
Christian Alexandro Lanes, Adithya Yudistira, Meilani Jayanti
Spons merupakan salah satu organisme laut yang mempunyai potensi untuk menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang mempunyai banyak manfaat. Salah satu fungsi dari metabolit sekunder adalah sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat proses oksidasi yang diakibatkan oleh radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari spons Lamellodysidea herbacea yang diperoleh dari Pantai Selatan Kabupaten Minahasa. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium dengan metode ekstraksi maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Pengujian antioksidan menggunakan metode DPPH (1.1-difenil-2-pikrihidrazil) dengan 4 seri konsentrasi sampel (25, 50, 75, 100 ppm) yang diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan nilai absorbansi diukur pada panjang gelombang 517 nm. Hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai persen inhibisi yang didapat pada konsentrasi 25, 50, 75, 100 ppm secara berturut-turut adalah 40,068%, 51,446%, 65,25%, 70,369%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak spons Lamellodysidea herbacea mempunyai aktivitas antioksidan pada konsentrasi 50, 75, dan 100 ppm.
{"title":"Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Spons Lamellodysidea herbacea yang Diperoleh dari Pantai Selatan Kabupaten Minahasa","authors":"Christian Alexandro Lanes, Adithya Yudistira, Meilani Jayanti","doi":"10.35799/pha.12.2023.49217","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/pha.12.2023.49217","url":null,"abstract":"Spons merupakan salah satu organisme laut yang mempunyai potensi untuk menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang mempunyai banyak manfaat. Salah satu fungsi dari metabolit sekunder adalah sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat proses oksidasi yang diakibatkan oleh radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari spons Lamellodysidea herbacea yang diperoleh dari Pantai Selatan Kabupaten Minahasa. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium dengan metode ekstraksi maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Pengujian antioksidan menggunakan metode DPPH (1.1-difenil-2-pikrihidrazil) dengan 4 seri konsentrasi sampel (25, 50, 75, 100 ppm) yang diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan nilai absorbansi diukur pada panjang gelombang 517 nm. Hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai persen inhibisi yang didapat pada konsentrasi 25, 50, 75, 100 ppm secara berturut-turut adalah 40,068%, 51,446%, 65,25%, 70,369%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak spons Lamellodysidea herbacea mempunyai aktivitas antioksidan pada konsentrasi 50, 75, dan 100 ppm.","PeriodicalId":490956,"journal":{"name":"Pharmacon","volume":"152 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036967","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Daun Gedi Hijau (Abelmoschus manihot L.) memiliki potensi sebagai senyawa aktif dalam sediaan. Daun gedi hijau mengandung flavonoid, saponin, kuinon, dan tanin yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan krim dengan kandungan ekstrak etanol daun gedi dengan konsentrasi 15% serta menguji efektivitasnya terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Penelitian ini dilakukan dengan eksperimental laboratorium. Uji mutu sediaan krim dilakukan dengan Uji Organoleptis, Homogenitas, Daya Sebar, Daya Lekat, pH, dan Uji Sentrifugasi. Hasil penelitian yang dilakukan Uji mutu sediaan krim menunjukkan sediaan krim yang dibuat memenuhi persyaratan sediaan krim yang baik yakni memiliki penampilan visual yang baik, homogen, pH (6,3 ± 0,115) yang tidak menyebabkan iritasi maupun kulit bersisik, daya sebar 5,233 ± 0,153 cm, daya lekat 6,160 ± 0,447, dan tidak terjadi pemisahan fase pada uji sentrifugasi. Uji efektivitas terhadap Propionibacterium acnes menunjukkan hasil daya hambat sedang dengan diameter hambat 8,33 ± 1,527.
{"title":"FORMULASI SEDIAAN KRIM DENGAN EKSTRAK ETANOL DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot L.) TERHADAP Propionibacterium acnes","authors":"Missyeling Fransisca Saerang, Hosea Jaya Edy, Jainer Pasca Siampa","doi":"10.35799/pha.12.2023.49075","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/pha.12.2023.49075","url":null,"abstract":"Daun Gedi Hijau (Abelmoschus manihot L.) memiliki potensi sebagai senyawa aktif dalam sediaan. Daun gedi hijau mengandung flavonoid, saponin, kuinon, dan tanin yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan krim dengan kandungan ekstrak etanol daun gedi dengan konsentrasi 15% serta menguji efektivitasnya terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Penelitian ini dilakukan dengan eksperimental laboratorium. Uji mutu sediaan krim dilakukan dengan Uji Organoleptis, Homogenitas, Daya Sebar, Daya Lekat, pH, dan Uji Sentrifugasi. Hasil penelitian yang dilakukan Uji mutu sediaan krim menunjukkan sediaan krim yang dibuat memenuhi persyaratan sediaan krim yang baik yakni memiliki penampilan visual yang baik, homogen, pH (6,3 ± 0,115) yang tidak menyebabkan iritasi maupun kulit bersisik, daya sebar 5,233 ± 0,153 cm, daya lekat 6,160 ± 0,447, dan tidak terjadi pemisahan fase pada uji sentrifugasi. Uji efektivitas terhadap Propionibacterium acnes menunjukkan hasil daya hambat sedang dengan diameter hambat 8,33 ± 1,527.","PeriodicalId":490956,"journal":{"name":"Pharmacon","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036966","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) merupakan salah satu tanaman yang memiliki efek terapeutik untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Bagian tanaman jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) yang banyak dimanfaatkan saat ini adalah buahnya. Buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle.) telah banyak digunakan sebagai obat batuk, peluruh dahak, influenza, obat jerawat, penurun panas (antipireutik), diare, antiinflamasi, antireumatik, antikoagulan, antiinfeksi, dan antibakteri. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium dengan pengujian terhadap perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) dengan metode uji kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan senyawa kimia pada perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) dengan menggunakan metode uji alkaloid, flavonoid,tanin,fenol dan saponin. Hasil pengujian diperoleh kandungan senyawa kimia pada perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) positif mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin dan fenol. Sedangkan pada saponin hasilnya negatif .
Kata Kunci : Jeruk Nipis Citrus aurantifolia Swingle , Kualitatif
{"title":"Uji Kualitatif Kandungan Senyawa Kimia Perasan Jeruk Nipis ( Citrus aurantifolia Swingle )","authors":"SELLYANA MAHARANI BAWEKES, Adithya Yudistira, Erladys Melindah Rumondor","doi":"10.35799/pha.12.2023.49269","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/pha.12.2023.49269","url":null,"abstract":"Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) merupakan salah satu tanaman yang memiliki efek terapeutik untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Bagian tanaman jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) yang banyak dimanfaatkan saat ini adalah buahnya. Buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle.) telah banyak digunakan sebagai obat batuk, peluruh dahak, influenza, obat jerawat, penurun panas (antipireutik), diare, antiinflamasi, antireumatik, antikoagulan, antiinfeksi, dan antibakteri. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium dengan pengujian terhadap perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) dengan metode uji kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan senyawa kimia pada perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) dengan menggunakan metode uji alkaloid, flavonoid,tanin,fenol dan saponin. Hasil pengujian diperoleh kandungan senyawa kimia pada perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) positif mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin dan fenol. Sedangkan pada saponin hasilnya negatif .
 Kata Kunci : Jeruk Nipis Citrus aurantifolia Swingle , Kualitatif","PeriodicalId":490956,"journal":{"name":"Pharmacon","volume":"384 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036968","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-25DOI: 10.35799/pha.12.2023.48971
Hayatul Rohimah, Rahmawaty Hasan
Iron deficiency anemia is the main cause of decreased aerobic endurance. Administration of vitamin C can have a significant effect on increasing hemoglobin and aerobic resistance. Green beans (Phaseolus radiatus) can meet the needs of vitamin C and have biological activity as a source of antioxidants. The aim of the study was to determine the levels of vitamin C in the ethanol extract of mung bean sprouts with a standard solution of vitamin C as a positive control. The method consisted of extraction, determining the maximum wavelength, determining the standard curve, and measuring the levels of mung bean sprout ethanol extract and vitamin C standard solution. The results showed that the maximum wavelength in determining vitamin C content was 260 nm, and mung bean sprout ethanol extract had vitamin C content of 0.200 ppm at a dose of 20 ppm. This level is equivalent to the positive control, which is a standard 10 ppm vitamin C solution. The conclusion is that 20 µg/mL ethanol extract of mung bean sprouts contains vitamin C of 0.200 µg/mL.
{"title":"DETERMINATION OF VITAMIN C CONTENT OF ETHANOL EXTRACT OF GREEN BEAN (Phaseolus radiatus L.) USING SPECTROPHOTOMETRY UV-VIS","authors":"Hayatul Rohimah, Rahmawaty Hasan","doi":"10.35799/pha.12.2023.48971","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/pha.12.2023.48971","url":null,"abstract":"Iron deficiency anemia is the main cause of decreased aerobic endurance. Administration of vitamin C can have a significant effect on increasing hemoglobin and aerobic resistance. Green beans (Phaseolus radiatus) can meet the needs of vitamin C and have biological activity as a source of antioxidants. The aim of the study was to determine the levels of vitamin C in the ethanol extract of mung bean sprouts with a standard solution of vitamin C as a positive control. The method consisted of extraction, determining the maximum wavelength, determining the standard curve, and measuring the levels of mung bean sprout ethanol extract and vitamin C standard solution. The results showed that the maximum wavelength in determining vitamin C content was 260 nm, and mung bean sprout ethanol extract had vitamin C content of 0.200 ppm at a dose of 20 ppm. This level is equivalent to the positive control, which is a standard 10 ppm vitamin C solution. The conclusion is that 20 µg/mL ethanol extract of mung bean sprouts contains vitamin C of 0.200 µg/mL.","PeriodicalId":490956,"journal":{"name":"Pharmacon","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134932210","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Antioxidants are compounds that can protect body cells from damage caused by free radicals. Free radicals are unstable molecules that can damage body cells and cause oxidative stress. Antioxidants work by neutralizing free radicals to protect cells from damage and help maintain overall health. This study aims to test the antioxidant potential of ethanol extract of Halimeda opuntia algae taken from the southern coast of Minahasa Regency, North Sulawesi. Antioxidant activity was tested using DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) method. The decrease in absorbance value observed directly illustrates the decrease in the number of DPPH radicals remaining after the reaction between the extract and DPPH. The test results showed antioxidant levels that occurred at concentrations of 25 ppm (52.925%), 50 ppm (61.659%), 75 ppm (65.304%), and 100 ppm (70.112%). The test results show that the higher the concentration of ethanol extract of Halimeda opuntia algae, the stronger its ability to inhibit DPPH radicals. Therefore, it can be concluded that the highest antioxidant content is found at a concentration of 100 ppm with an average percent inhibition of 70.112%.
{"title":"ANTIOXIDANT ACTIVITY TEST OF ETANOL EXTRACT OF ALGA (Halimeda opuntia) TAKEN FROM THE SHORE OF POOPOH VILLAGE, MINAHASA DISTRICT","authors":"Mikhael Versen Onthoni, Adithya Yudistira, Deby Afriani Mpila","doi":"10.35799/pha.12.2023.49272","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/pha.12.2023.49272","url":null,"abstract":"Antioxidants are compounds that can protect body cells from damage caused by free radicals. Free radicals are unstable molecules that can damage body cells and cause oxidative stress. Antioxidants work by neutralizing free radicals to protect cells from damage and help maintain overall health. This study aims to test the antioxidant potential of ethanol extract of Halimeda opuntia algae taken from the southern coast of Minahasa Regency, North Sulawesi. Antioxidant activity was tested using DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) method. The decrease in absorbance value observed directly illustrates the decrease in the number of DPPH radicals remaining after the reaction between the extract and DPPH. The test results showed antioxidant levels that occurred at concentrations of 25 ppm (52.925%), 50 ppm (61.659%), 75 ppm (65.304%), and 100 ppm (70.112%). The test results show that the higher the concentration of ethanol extract of Halimeda opuntia algae, the stronger its ability to inhibit DPPH radicals. Therefore, it can be concluded that the highest antioxidant content is found at a concentration of 100 ppm with an average percent inhibition of 70.112%.","PeriodicalId":490956,"journal":{"name":"Pharmacon","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135471564","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-24DOI: 10.35799/pha.12.2023.48993
None Juliantri, Ni Wayan Mariati, Jacklyn Rumondor
The water hyacinth plant is proven to have medicinal properties because it has antibacterial properties in the form of flavanoids, tannins and alkaloids. Purpose to test the antibacterial effectiveness of water hyacinth leaf extract against the growth of Porphyromonas gingivalis bacteria. The type of research used is the test method was disc diffusion. The samples were divided into 4 groups each given a concentration of 7.25%, 15%, 30%, 50%, positive control (Chlorhexidine gluconate 0.2%), and negative control (aquades). Result there were inhibition zones at concentrations of 7.25%, 15%, 30%, 50% water hyacinth leaf extract. The One Way Anova test showed p <0.05, which means that there was a difference in each treatment. In conclusion, water hyacinth leaves (Eichhornia crassipes) can inhibit the growth of Porphyromonas gingivalis bacteria with the greatest inhibitory ability at a concentration of 50%, namely 6.2 mm, which is included in the medium inhibition zone category.
{"title":"Antibacterial Effectiveness Test of Water Hyacinth Leaf Extract (Eichhornia Crassipes) Against the Growth of Porphyromonas gingivalis Bacteria","authors":"None Juliantri, Ni Wayan Mariati, Jacklyn Rumondor","doi":"10.35799/pha.12.2023.48993","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/pha.12.2023.48993","url":null,"abstract":"The water hyacinth plant is proven to have medicinal properties because it has antibacterial properties in the form of flavanoids, tannins and alkaloids. Purpose to test the antibacterial effectiveness of water hyacinth leaf extract against the growth of Porphyromonas gingivalis bacteria. The type of research used is the test method was disc diffusion. The samples were divided into 4 groups each given a concentration of 7.25%, 15%, 30%, 50%, positive control (Chlorhexidine gluconate 0.2%), and negative control (aquades). Result there were inhibition zones at concentrations of 7.25%, 15%, 30%, 50% water hyacinth leaf extract. The One Way Anova test showed p <0.05, which means that there was a difference in each treatment. In conclusion, water hyacinth leaves (Eichhornia crassipes) can inhibit the growth of Porphyromonas gingivalis bacteria with the greatest inhibitory ability at a concentration of 50%, namely 6.2 mm, which is included in the medium inhibition zone category.","PeriodicalId":490956,"journal":{"name":"Pharmacon","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135471569","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-24DOI: 10.35799/pha.12.2023.48958
Sergio Christiano Mandagi JR, Widya Astuty Lolo, Gerald Edward Rundengan
Pharmaceutical services focus on responsible services for patients related to the management of pharmaceutical preparations, medical devices, consumable medical materials and clinical pharmacy services with the aim of increasing the quality of life of patients. The aim of the study was to evaluate the application of pharmaceutical services from the management of pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials at the TK II. hospital R.W. Mongisidi Manado based on the pharmaceutical service standards of the Republic of Indonesia Minister of Health no 72 of 2016. This research is descriptive qualitative using the observation method (checklist) supplemented by interviews, the results are processed descriptively, analyzed by grouping each part and presented in the form of a percent score. The results showed that the average total score was 82.18%. This study concludes that pharmaceutical services are from the management of pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials at the TK II. hospital R.W. Mongisidi Manado is in accordance with the standards of the Minister of Health of the Republic of Indonesia no 72 of 2016 with a total score of more than 75%, which is in the good category.
{"title":"EVALUATION OF IMPLEMENTATION OF PHARMACY SERVICES STANDARDS AT TK II. HOSPITAL R.W. MONGISIDI MANADO","authors":"Sergio Christiano Mandagi JR, Widya Astuty Lolo, Gerald Edward Rundengan","doi":"10.35799/pha.12.2023.48958","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/pha.12.2023.48958","url":null,"abstract":"Pharmaceutical services focus on responsible services for patients related to the management of pharmaceutical preparations, medical devices, consumable medical materials and clinical pharmacy services with the aim of increasing the quality of life of patients. The aim of the study was to evaluate the application of pharmaceutical services from the management of pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials at the TK II. hospital R.W. Mongisidi Manado based on the pharmaceutical service standards of the Republic of Indonesia Minister of Health no 72 of 2016. This research is descriptive qualitative using the observation method (checklist) supplemented by interviews, the results are processed descriptively, analyzed by grouping each part and presented in the form of a percent score. The results showed that the average total score was 82.18%. This study concludes that pharmaceutical services are from the management of pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials at the TK II. hospital R.W. Mongisidi Manado is in accordance with the standards of the Minister of Health of the Republic of Indonesia no 72 of 2016 with a total score of more than 75%, which is in the good category.","PeriodicalId":490956,"journal":{"name":"Pharmacon","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135471567","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
京公网安备 11010802042870号
京ICP备2023020795号-1
扫码关注我们
求助内容：
应助结果提醒方式：