Pub Date : 2023-09-30DOI: 10.22437/kalistra.v2i3.28822
David Ridho Wau, Bima Prana Chitra, Hidayati Hidayati
This research examines the archetypes in The Vikings Valhalla Season 2 movie. This research aims to identify the kinds of archetypes and how archetypes related to Freydis as the main character and some supporting characters such as Queen Emma, Harald, Leif Erickson, Earl Godwin, Aelfwynn, Hrefna, Jomsvikings, and Olaf. The archetypal literary approach assumes that all humans have responses to a set of symbols, images, characters, and patterns, literary work reflects Karl Gustaf Jung. This research uses qualitative research. The data were collected by analyzing the phrases and utterances containing archetypes. Marie D. Jone's (2017) theory proposed the data analysis technique in this research. These archetypes are representations of behaviors and images that reflect the unconscious, in this research such as to survey the values of literary work in the Vikings Valhalla Season 2 movie. Abstrak Penelitian ini mengkaji arketipe dalam film Vikings Valhalla Season 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis arketipe dan bagaimana arketipe berhubungan dengan Freydis sebagai tokoh utama dan beberapa tokoh pendukung seperti Ratu Emma, Harald, Leif Erickson, Earl Godwin, Aelfwynn, Hrefna, Jomsvikings, dan Olaf. Pendekatan sastra pola dasar mengasumsikan bahwa semua manusia memiliki respons terhadap seperangkat simbol, gambar, karakter, dan pola, karya sastra mencerminkan Karl Gustaf Jung. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Data dikumpulkan dengan menganalisis frasa dan ucapan yang mengandung arketipe. Teori Marie D. Jones (2017) mengajukan teknik analisis data dalam penelitian ini. Arketipe tersebut merupakan representasi dari perilaku dan gambaran yang mencerminkan ketidaksadaran, dalam penelitian ini seperti mensurvei nilai-nilai karya sastra dalam film Vikings Valhalla Season 2.
本研究考察了《维京英灵殿》第二季电影中的原型。本研究旨在确定原型的种类,以及原型如何与作为主角的Freydis和一些配角,如Emma皇后、Harald、Leif Erickson、Earl Godwin、aelwynn、Hrefna、Jomsvikings和Olaf相关。原型文学方法假设所有人都对一组符号、图像、人物和模式有反应,文学作品反映了卡尔·古斯塔夫·荣格。本研究采用定性研究。通过分析包含原型的短语和话语来收集数据。Marie D. jones(2017)的理论提出了本研究的数据分析技术。这些原型是反映无意识的行为和形象的表现,在本研究中,例如调查维京英灵殿第二季电影中文学作品的价值。【摘要】佩内利安执导的电影《维京英灵殿》第二季。Penelitian ini bertujuan untuk mengidfikasi jenis-jenis market - dan bagaimana market - dan dengan Freydis sebagai tokoh utama和beberapa tokoh pendukung seperti拉图·艾玛,哈拉尔德,列夫·埃里克森,厄尔·戈德温,艾尔芬,赫夫纳,乔姆斯·维京,丹·奥拉夫。Pendekatan sastra pola dasar mengasumsikan bahwa semua manusia memoriliki响应terhadap seperangkat符号,gambar, karakter, dan pola, karya sastra mencerminkan卡尔·古斯塔夫·荣格。Penelitian ini menggunakan Penelitian quality。数据来源:中国市场,中国市场,中国市场,中国市场。Teori Marie D. Jones (2017) mengajukan技术分析数据dalam penelitian ini。Arketipe tersebut merupakan代表asi dari peraku dan gambaran yang mencerminkan ketidaksadaran, dalam penelitian ini seperti mensurvei nilai-nilai karya sastra dalam电影viking Valhalla第二季。
{"title":"Archetypes in the Vikings Valhalla Season 2 Movie","authors":"David Ridho Wau, Bima Prana Chitra, Hidayati Hidayati","doi":"10.22437/kalistra.v2i3.28822","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/kalistra.v2i3.28822","url":null,"abstract":"This research examines the archetypes in The Vikings Valhalla Season 2 movie. This research aims to identify the kinds of archetypes and how archetypes related to Freydis as the main character and some supporting characters such as Queen Emma, Harald, Leif Erickson, Earl Godwin, Aelfwynn, Hrefna, Jomsvikings, and Olaf. The archetypal literary approach assumes that all humans have responses to a set of symbols, images, characters, and patterns, literary work reflects Karl Gustaf Jung. This research uses qualitative research. The data were collected by analyzing the phrases and utterances containing archetypes. Marie D. Jone's (2017) theory proposed the data analysis technique in this research. These archetypes are representations of behaviors and images that reflect the unconscious, in this research such as to survey the values of literary work in the Vikings Valhalla Season 2 movie. Abstrak Penelitian ini mengkaji arketipe dalam film Vikings Valhalla Season 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis arketipe dan bagaimana arketipe berhubungan dengan Freydis sebagai tokoh utama dan beberapa tokoh pendukung seperti Ratu Emma, Harald, Leif Erickson, Earl Godwin, Aelfwynn, Hrefna, Jomsvikings, dan Olaf. Pendekatan sastra pola dasar mengasumsikan bahwa semua manusia memiliki respons terhadap seperangkat simbol, gambar, karakter, dan pola, karya sastra mencerminkan Karl Gustaf Jung. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Data dikumpulkan dengan menganalisis frasa dan ucapan yang mengandung arketipe. Teori Marie D. Jones (2017) mengajukan teknik analisis data dalam penelitian ini. Arketipe tersebut merupakan representasi dari perilaku dan gambaran yang mencerminkan ketidaksadaran, dalam penelitian ini seperti mensurvei nilai-nilai karya sastra dalam film Vikings Valhalla Season 2.","PeriodicalId":499642,"journal":{"name":"Kajian Linguistik dan Sastra","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135084005","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-29DOI: 10.22437/kalistra.v2i3.24312
Rahadatul Aisy, Ernanda Ernanda, Anggi Triandana
Abstract This study aims to determine the lexicon form of fishing gear, catch, and means of transportation, and find out the lexical meaning of fisheries in Mersam District. This research uses a qualitative descriptive research method. The data collection techniques in this study were observation, interview, recording, and write, the data that gets in the form of words. Furthermore, the data that has been obtained will be analyzed using analytical techniques, namely by transcribing data, identifying, classifying, interpreting, and drawing conclusions. "Based on the results of the analysis it can be concluded that the form of the lexicon and the lexical meaning in fisheries in the Mersam District, there are two forms of lingual units in the form of words and phrases. (1) the form of lingual units in the form of words, namely: (a) monomorphemic words in the noun category which include fishing gear as many as 22 fishing gear, such as kutik, suo, luka, serkap, pangilar, tengalak, jalo, trawl, paril, longline, kaluntang tagang, comb, tangkul, ceraah, kapucung, kelong, lapun, ranan. The lexicon consists of 41 catches such as tilan, lais, tin, sting, lalida, tatali, tapah, joro, fruit, catfish, baung, dakso, balido, dalung, sitam, semuruk, pari, saluan, etc. The lexicon consists of 3 means of transportation such as boat, boat, and raft. (2) the form of lingual units in the form of phrases, namely: (a) endocentric phrases in the noun category as many as 5 endocentric phrases in the noun category, namely, eggplant sepat, white head, green fish, durian look, and sengirik boyo." Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk leksikon alat tangkap, hasil tangkapan, dan alat angkut, serta mengetahui makna leksikal perikanan di Kecamatan Mersam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, pencatatan, dan tulis, data yang diperoleh berupa kata-kata. Selanjutnya data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis yaitu dengan mentranskrip data, mengidentifikasi, mengklasifikasikan, menafsirkan, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa bentuk leksikon dan makna leksikal dalam perikanan di Kecamatan Mersam terdapat dua bentuk satuan lingual berupa kata dan frasa. satuan lingual yang berupa kata, yaitu: (a) kata monomorfemik kategori nomina yang meliputi alat tangkap ikan sebanyak 22 alat tangkap, seperti kutik, suo, luka, serkap, pangilar, tengalak, jalo, pukat, paril, rawai, kaluntang tagang, sisir, tangkul, cerah, kapucung, kelong, lapun, ranan.Leksikon terdiri dari 41 tangkapan seperti tilan, lais, timah, sengat, lalida, tatali, tapah, joro, buah, lele, baung, dakso , balido, dalung, sitam, semuruk, pari, saluan, dan lain-lain.Leksikonnya terdiri dari 3 alat transportasi seperti perahu, perahu, dan rakit.(2) bentuk satuan lingual berupa frasa, yaitu: (a ) frase endosentris kategori nomina sebanyak
本研究旨在确定渔具、渔获物和运输工具的词汇形式,并找出Mersam地区渔业的词汇意义。本研究采用定性描述性研究方法。本研究的数据收集方法为观察、访谈、记录、书写,数据以文字的形式得到。此外,已获得的数据将使用分析技术进行分析,即通过转录数据,识别,分类,解释和得出结论。根据分析的结果可以得出结论,在梅萨姆地区渔业的词汇形式和词汇意义上,有两种形式的语言单位,以单词和短语的形式。(1)语言单位的形式以词的形式出现,即:(a)名词类中的单形词包括渔具多达22种,如kutik、suo、luka、serkap、pangilar、tengalak、jalo、trawwl、paril、longline、kaluntang tagang、comb、tangkul、ceraah、kapucung、kelong、lapun、ranan等。该词典包括41种渔获,如tilan、lais、tin、sting、lalida、tatali、tapah、joro、fruit、catfish、baung、dakso、balido、dalung、sitam、semuruk、pari、saluan等。这个词典包括三种交通工具,如船、船和筏。(2)语单位的形式以短语的形式出现,即:(a)名词范畴的内心短语多达5个名词范畴的内心短语,即“茄子分”、“白头”、“绿鱼”、“榴莲看”、“仙梨boyo”。摘要:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk leksikon alat tangkap, hasil tangkapan, dan alat angkut, serta mengetahui makna leksikal perikanan di Kecamatan Mersam。Penelitian的翻译结果:Penelitian的翻译结果:Teknik pengumpulan数据dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, pencatatan, dan tulis, data yang diperoleh berupa kata-kata。Selanjutnya数据yang telah diperoleh akan dianalis dengan menggunakan teknik分析yitu dengan mentranskrip数据,mengidentifikasi, menglasifikasikan, menafsirkan, dan menarik kesimpulse。Berdasarkan hasil分析dapat dispulpulkan bahwa bentuk leksikon dan makna leksikal dalam perikanan di Kecamatan Mersam terdapat dua bentuk satan语言berupa kata dan frasa。Satuan语Yang berupa kata, yitu:(a) kata monorfemik kategori nomina Yang meliputi alat tangkap ikan sebanyak 22 alat tangkap, seperti kutik, suo, luka, serkap, pangilar, tengalak, jalo, pukat, paril, rawai, kaluntang tagang, sisir, tangkul, cerah, kapuung, kelong, lapun, ranan。41唐卡潘的分离:tilan, lais, timah, sengat, lalida, tatali, tapah, joro, buah, lele, baung, dakso, balido, dalung, sitam, semuruk, pari, saluan, dan lain-lain。[2] [1] [5] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [2] [1] [1] [5] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [2]
{"title":"Leksikon Perikanan di Kecamatan Mersam: Kajian Semantik","authors":"Rahadatul Aisy, Ernanda Ernanda, Anggi Triandana","doi":"10.22437/kalistra.v2i3.24312","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/kalistra.v2i3.24312","url":null,"abstract":"Abstract This study aims to determine the lexicon form of fishing gear, catch, and means of transportation, and find out the lexical meaning of fisheries in Mersam District. This research uses a qualitative descriptive research method. The data collection techniques in this study were observation, interview, recording, and write, the data that gets in the form of words. Furthermore, the data that has been obtained will be analyzed using analytical techniques, namely by transcribing data, identifying, classifying, interpreting, and drawing conclusions. \"Based on the results of the analysis it can be concluded that the form of the lexicon and the lexical meaning in fisheries in the Mersam District, there are two forms of lingual units in the form of words and phrases. (1) the form of lingual units in the form of words, namely: (a) monomorphemic words in the noun category which include fishing gear as many as 22 fishing gear, such as kutik, suo, luka, serkap, pangilar, tengalak, jalo, trawl, paril, longline, kaluntang tagang, comb, tangkul, ceraah, kapucung, kelong, lapun, ranan. The lexicon consists of 41 catches such as tilan, lais, tin, sting, lalida, tatali, tapah, joro, fruit, catfish, baung, dakso, balido, dalung, sitam, semuruk, pari, saluan, etc. The lexicon consists of 3 means of transportation such as boat, boat, and raft. (2) the form of lingual units in the form of phrases, namely: (a) endocentric phrases in the noun category as many as 5 endocentric phrases in the noun category, namely, eggplant sepat, white head, green fish, durian look, and sengirik boyo.\" Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk leksikon alat tangkap, hasil tangkapan, dan alat angkut, serta mengetahui makna leksikal perikanan di Kecamatan Mersam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, pencatatan, dan tulis, data yang diperoleh berupa kata-kata. Selanjutnya data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis yaitu dengan mentranskrip data, mengidentifikasi, mengklasifikasikan, menafsirkan, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa bentuk leksikon dan makna leksikal dalam perikanan di Kecamatan Mersam terdapat dua bentuk satuan lingual berupa kata dan frasa. satuan lingual yang berupa kata, yaitu: (a) kata monomorfemik kategori nomina yang meliputi alat tangkap ikan sebanyak 22 alat tangkap, seperti kutik, suo, luka, serkap, pangilar, tengalak, jalo, pukat, paril, rawai, kaluntang tagang, sisir, tangkul, cerah, kapucung, kelong, lapun, ranan.Leksikon terdiri dari 41 tangkapan seperti tilan, lais, timah, sengat, lalida, tatali, tapah, joro, buah, lele, baung, dakso , balido, dalung, sitam, semuruk, pari, saluan, dan lain-lain.Leksikonnya terdiri dari 3 alat transportasi seperti perahu, perahu, dan rakit.(2) bentuk satuan lingual berupa frasa, yaitu: (a ) frase endosentris kategori nomina sebanyak","PeriodicalId":499642,"journal":{"name":"Kajian Linguistik dan Sastra","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135297008","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The purpose of this research is to describe the style of comparative language contained in Putu Wijaya's 100 Monologues. This research is to reveal how the style of comparison is in the text. Manuscripts analyzed are only those with the theme of cruelty. The method used in this research is descriptive qualitative method. The approach used is an analytical approach. The data of this research is a comparative style of language and the data source is a text of 100 monologues. The research was conducted using data collection techniques, data analysis, and data verification. The results of the study show that there are (1) personification styles that summarize the subject being compared as if it is human in terms of actions, feelings, and other human traits. (2) the style of metaphor encapsulates the aspects put forward, namely the first point is directly connected to the second point. (3) the figurative language of parables has an aspect expressed by an explicit comparison, namely that direct similarity expresses a comparison of something like something else, namely like, like. So it can be concluded that the style of language found in Putu Wijaya's 100 Monologues tends to be personification which describes inanimate objects as if they were alive, then metaphor, namely the style of language that expresses analogical comparisons, and the style of language of equality, namely comparing something that is explicit. Based on the results of this study, it is suggested for other researchers to be able to conduct studies other than comparative language style for 100 Monologue manuscripts, because comparative language style is only one element of all parts of the story contained in the manuscript as the object of research. Therefore, it is possible to carry out several other studies to reveal the style of language conveyed in Putu Wijaya's 100 Monologues. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gaya bahasa perbandingan yang terdapat dalam naskah 100 Monolog karya Putu Wijaya. Penelian ini untuk mengungkap bagaimana gaya bahasa perbandingan di dalam naskah tersebut. Naskah yang dianalisis hanya yang bertemakan kekejaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan analitis. Data penelitian ini adalah gaya bahasa perbandingan dan sumber datanya adalah naskah 100 monolog. Penelitian dilakukan dengan teknik pengumpulan data, analisis data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat (1) gaya bahasa personifikasi merangkum pokok yang dibandingkan itu seolah-olah berwujud manusia baik dalam tindakan, perasaan, dan perwatakan manusia lainnya. (2) gaya bahasa metafora merangkum aspek yang dikemukakan ialah pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua. (3) gaya bahasa perumpamaan memiliki aspek yang dikemukakan oleh perbandingan yang bersifat eksplisit ialah bahwa kesamaan langsung menyatakan perbandingan sesuatu yang sama dengan hal yang lai
本研究的目的是描述普图·维加亚的《一百独白》中所包含的比较语言风格。本研究旨在揭示比较风格在语篇中的作用。被分析的手稿只以残忍为主题。本研究采用描述定性方法。使用的方法是分析方法。本研究的数据为比较语言风格,数据来源为100段独白文本。本研究采用数据收集技术、数据分析和数据验证进行。研究结果表明,有(1)拟人化风格,将被比较的对象概括为在行为、情感和其他人类特征方面是人类。(2)隐喻的风格概括了所提出的方面,即第一点与第二点直接相连。(3)比喻的比喻语言有一个方面是通过明确的比较来表达的,即直接的相似表达了一种类似事物与另一事物的比较,即像,像。因此可以得出结论,Putu Wijaya的《100独白》中的语言风格倾向于拟人化,将无生命的物体描述为有生命的,然后是隐喻,即表达类比比较的语言风格,以及平等的语言风格,即比较明确的事物。基于本研究的结果,建议其他研究者可以对100篇《独白》手稿进行比较语言风格以外的研究,因为比较语言风格只是作为研究对象的手稿中包含的所有故事部分的一个元素。因此,有可能开展其他几项研究来揭示普图·维贾亚《100独白》所传达的语言风格。【摘要】【中文摘要】:Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gaya bahasa perbandingan an yang terdapat dalam naskah 100 Monolog karya Putu WijayaPenelian ini untuk mengungkap bagaimana gaya bahasa perbandingand di dalam naskah tersebut。Naskah yang dianalis hanya yang bertemakan kekejaman。Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskrif定性。Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan analitis。Data penelitian ini adalah gaya bahasa perbandingan和dan sumber datanya adalah naskah 100独白。Penelitian dilakukan dengan teknik pengpulan数据,分析数据,但验证数据。(1)中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:(2) gaya bahasa mefora merangkum askyang dikemukakan ialah pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua。(3) gaya bahasa perumpamaan memiliki as Yang dikemukakan oleh perbandingan和Yang bersifat eksplisit ialah bahwa kesamaan langsung menyatakan perbandingan和sesuatu Yang sama dengan Hal Yang lain yitu seperti, bagai。Jadi dapat dispulpulkan gaya bahasa yang ditemukan dalam naskah 100 monologya Putu Wijaya cenderung ke personifikasi yang menggambarkan benda mati seolah-olah hidup, kemudian metoforya gaya bahasa yang mengungkapkan perbandiangan类比,dan gaya bahasa persamaan yunkkapan membandingkan sesuatu yang bersifat eksplisisit。中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:这是我的第100句独白,我的第100句独白,我的第100句独白,我的第100句独白。
{"title":"Perbandingan dalam Naskah 100 Monolog Karya Putu Wijaya","authors":"Ridwan Wahid Affani, Irma Suryani, Sovia Wulandari","doi":"10.22437/kalistra.v2i3.24313","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/kalistra.v2i3.24313","url":null,"abstract":"The purpose of this research is to describe the style of comparative language contained in Putu Wijaya's 100 Monologues. This research is to reveal how the style of comparison is in the text. Manuscripts analyzed are only those with the theme of cruelty. The method used in this research is descriptive qualitative method. The approach used is an analytical approach. The data of this research is a comparative style of language and the data source is a text of 100 monologues. The research was conducted using data collection techniques, data analysis, and data verification. The results of the study show that there are (1) personification styles that summarize the subject being compared as if it is human in terms of actions, feelings, and other human traits. (2) the style of metaphor encapsulates the aspects put forward, namely the first point is directly connected to the second point. (3) the figurative language of parables has an aspect expressed by an explicit comparison, namely that direct similarity expresses a comparison of something like something else, namely like, like. So it can be concluded that the style of language found in Putu Wijaya's 100 Monologues tends to be personification which describes inanimate objects as if they were alive, then metaphor, namely the style of language that expresses analogical comparisons, and the style of language of equality, namely comparing something that is explicit. Based on the results of this study, it is suggested for other researchers to be able to conduct studies other than comparative language style for 100 Monologue manuscripts, because comparative language style is only one element of all parts of the story contained in the manuscript as the object of research. Therefore, it is possible to carry out several other studies to reveal the style of language conveyed in Putu Wijaya's 100 Monologues. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gaya bahasa perbandingan yang terdapat dalam naskah 100 Monolog karya Putu Wijaya. Penelian ini untuk mengungkap bagaimana gaya bahasa perbandingan di dalam naskah tersebut. Naskah yang dianalisis hanya yang bertemakan kekejaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan analitis. Data penelitian ini adalah gaya bahasa perbandingan dan sumber datanya adalah naskah 100 monolog. Penelitian dilakukan dengan teknik pengumpulan data, analisis data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat (1) gaya bahasa personifikasi merangkum pokok yang dibandingkan itu seolah-olah berwujud manusia baik dalam tindakan, perasaan, dan perwatakan manusia lainnya. (2) gaya bahasa metafora merangkum aspek yang dikemukakan ialah pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua. (3) gaya bahasa perumpamaan memiliki aspek yang dikemukakan oleh perbandingan yang bersifat eksplisit ialah bahwa kesamaan langsung menyatakan perbandingan sesuatu yang sama dengan hal yang lai","PeriodicalId":499642,"journal":{"name":"Kajian Linguistik dan Sastra","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135297010","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This study aims to find out how the forms of inclusion and exclusion strategies contained in the news ebook History of Evictions in Jakarta in the 1970-1980 era: Tempo Publishing. This research used a qualitative approach with a descriptive literature review model. Researchers download ebooks, and purchase ebooks contained in the Google Play Book application. The data in this study are words, phrases, news sentences published by Tempo publishing. Researchers found as many as 69 exclusion and inclusion data. The exclusion strategy aims to see how actors are excluded from the text of the conversation. The exclusion strategy contained 36 data. The data is divided into 28 passivation process data and 8 nominalization process data. Then forms of inclusion strategy which aims to see how actors are included in the text of the conversation, found as many as 33 data. The data is divided into 2 nomination process data, 9 categorization data, 5 objectivation data, 3 determination data, 6 indetermination data, and 8 association data. From the results of the study it can be concluded that there are more constructions that obscure actors in events, compared to constructions that highlight actors. Topics that eliminate or obscure actors are about evictions and discrimination against marginalized people, while topics that give rise to actors are about the suffering of marginalized people. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk strategi inklusi dan eksklusi yang terdapat dalam ebook berita Sejarah Penggusuran di Jakarta era tahun 1970-1980:Tempo Publishing. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model kajian studi pustaka yang bersifat deskriptif. Peneliti mengunduh ebook, dan melakukan pembelian ebook yang terdapat pada aplikasi google play book. Data dalam penelitian ini adalah kata, frasa, kalimat berita yang diterbitkan oleh Tempo publishing. Peneliti menemukan sebanyak 69 data eksklusi dan inklusi. Strategi eksklusi bertujuan untuk melihat bagaimana aktor dikeluarkan dari teks pembicaraan. Strategi eksklusi terdapat 36 data. Data tersebut terbagi menjadi 28 data proses pasivasi dan 8 data proses nominalisasi. Kemudian bentuk-bentuk strategi inklusi yang bertujuan untuk melihat bagaimana aktor dimasukkan dalam teks pembicaraan, ditemukan sebanyak 33 data. Data tersebut terbagi menjadi 2 data proses nominasi, 9 data kategorisasi, 5 data objektivasi, 3 data determinasi, 6 data indeterminasi, dan 8 data asosiasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat lebih banyak kontruksi yang mengaburkan aktor dalam peristiwa, dibandingkan konstruksi yang menonjolkan aktor. Topik-topik yang menghilangkan atau mengaburkan aktor adalah mengenai penggusuran dan diskriminasi pada kaum marginal, sedangkan untuk topik-topik yang memunculkan aktor adalah mengenai penderitaan pada kaum marginal.
本研究旨在了解Tempo出版社出版的《1970-1980年雅加达驱逐史》新闻电子书中所包含的包容和排斥策略的形式。本研究采用定性方法和描述性文献回顾模型。研究人员下载电子书,并购买包含在Google Play Book应用程序中的电子书。本研究的数据来源于Tempo出版社出版的单词、短语、新闻句子。研究人员发现了多达69个排除和纳入数据。排除策略旨在了解演员如何被排除在对话文本之外。排除策略包含36个数据。数据分为28个钝化过程数据和8个名词化过程数据。然后是旨在了解演员如何被包含在对话文本中的包容策略形式,发现了多达33个数据。数据分为2个提名过程数据、9个分类数据、5个客观化数据、3个确定数据、6个不确定数据和8个关联数据。从研究结果可以得出结论,与突出行为者的结构相比,在事件中有更多模糊行为者的结构。消除或模糊行动者的话题是关于对边缘人群的驱逐和歧视,而产生行动者的话题是关于边缘人群的痛苦。摘要:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk strategi inklusi dan eksklusi yang terdapat dalam电子书berita Sejarah Penggusuran di Jakarta era tahun 1970-1980:Tempo Publishing。Penelitian ini menggunakan pendekatan质量评定邓安模型(kajian研究);Peneliti mengunduh ebook, dan melakukan penbelian ebook yang terdapat pagadapplikasi google play book。数据dalam penelitian ini adalah kata, frasa, kalimat berita yang diiterbitkan . Tempo出版。Peneliti menemukan sebanyak 69数据eksklui dan inklui。战略方面,我认为这是对的,我认为这是对的。strategy eksklusii的数据为36。数据处理有28个被动数据处理,8个名义数据处理。Kemudian bentuk-bentuk strategy in lusi yang bertujuan untuk melihat bagaimana aktor dimasukkan dalam teks pembicaraan, ditemukan sebanyak 33数据。2个数据处理项,9个数据分类项,5个数据对象项,3个数据确定性项,6个数据不确定性项,8个数据关联项。Dari hasil penelitian dapat dispulkkan bahwa terdapat lebih banyak kontruksi yang mengaburkan aktor dalam peristiwa, dibandingkan konstruksi yang menonjolkan aktor。Topik-topik yang menghilangkan atau mengaburkan aktor adalah mengenai penggusuran dan diskriminasi padkaem marginal, sedangkan untuk Topik-topik yang memunculkan aktor adalah mengenai penderitaan padkaem marginal。
{"title":"Analisis Wacana Kritis Theo Van Leeuwen Pada Ebook Sejarah Penggusuran di Jakarta Era Tahun 1970-1980: Tempo Publishing","authors":"Zeni Ayu Ariani, Ernanda Ernanda, Aprilia Kartika Putri","doi":"10.22437/kalistra.v2i3.24324","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/kalistra.v2i3.24324","url":null,"abstract":"This study aims to find out how the forms of inclusion and exclusion strategies contained in the news ebook History of Evictions in Jakarta in the 1970-1980 era: Tempo Publishing. This research used a qualitative approach with a descriptive literature review model. Researchers download ebooks, and purchase ebooks contained in the Google Play Book application. The data in this study are words, phrases, news sentences published by Tempo publishing. Researchers found as many as 69 exclusion and inclusion data. The exclusion strategy aims to see how actors are excluded from the text of the conversation. The exclusion strategy contained 36 data. The data is divided into 28 passivation process data and 8 nominalization process data. Then forms of inclusion strategy which aims to see how actors are included in the text of the conversation, found as many as 33 data. The data is divided into 2 nomination process data, 9 categorization data, 5 objectivation data, 3 determination data, 6 indetermination data, and 8 association data. From the results of the study it can be concluded that there are more constructions that obscure actors in events, compared to constructions that highlight actors. Topics that eliminate or obscure actors are about evictions and discrimination against marginalized people, while topics that give rise to actors are about the suffering of marginalized people. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk strategi inklusi dan eksklusi yang terdapat dalam ebook berita Sejarah Penggusuran di Jakarta era tahun 1970-1980:Tempo Publishing. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model kajian studi pustaka yang bersifat deskriptif. Peneliti mengunduh ebook, dan melakukan pembelian ebook yang terdapat pada aplikasi google play book. Data dalam penelitian ini adalah kata, frasa, kalimat berita yang diterbitkan oleh Tempo publishing. Peneliti menemukan sebanyak 69 data eksklusi dan inklusi. Strategi eksklusi bertujuan untuk melihat bagaimana aktor dikeluarkan dari teks pembicaraan. Strategi eksklusi terdapat 36 data. Data tersebut terbagi menjadi 28 data proses pasivasi dan 8 data proses nominalisasi. Kemudian bentuk-bentuk strategi inklusi yang bertujuan untuk melihat bagaimana aktor dimasukkan dalam teks pembicaraan, ditemukan sebanyak 33 data. Data tersebut terbagi menjadi 2 data proses nominasi, 9 data kategorisasi, 5 data objektivasi, 3 data determinasi, 6 data indeterminasi, dan 8 data asosiasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat lebih banyak kontruksi yang mengaburkan aktor dalam peristiwa, dibandingkan konstruksi yang menonjolkan aktor. Topik-topik yang menghilangkan atau mengaburkan aktor adalah mengenai penggusuran dan diskriminasi pada kaum marginal, sedangkan untuk topik-topik yang memunculkan aktor adalah mengenai penderitaan pada kaum marginal.","PeriodicalId":499642,"journal":{"name":"Kajian Linguistik dan Sastra","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135297011","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-29DOI: 10.22437/kalistra.v2i3.27058
Netti Hardiyanti, Anggi Triandana
This study aims to describe archaic word forms and archaic meanings in the Banjar language in Pembengis Village, West Tanjung Jabung regency. Archaic are words or terms that are no longer used by a group of people in communicating interactions. Qualitative analysis was taken from the interpretation of data in the form of archaic words obtained from informants speaking Banjar language in Pembengis village, Tanjung Barat regency and collected using interview, listening and note-taking techniques. The source of the data in this study was the Pembengis village community of Tanjung Jabung Barat regency with the number of informants in this study as many as 6 people consisting of 4 men aged 26 years, 27 years, 47 years, 55 years, 2 women aged 25 years and 59 years old who is a native speaker or resident of the village of Pembengis, West Tanjung Jabung regency. Data collection techniques were used in this study, namely making transcriptions, removing inappropriate data, classifying data into noun, verb, and adjective word classes, and continuing to describe the meaning and examples of archaic words in the form of Banjar language sentences in Pembengis village, Tanjung Jabung Barat regency, Jambi province. From the results of the analysis, it was found that there were 67 archaic words, namely: 27 nouns, 20 adjectives and 20 verbs. It can be concluded that the most common archaic word forms in Pembengis village, Tanjung Jabung Barat regency, are in the noun class. In terms of meaning, archaic words in the Banjar language in Pembengis village, West Tanjung Jabung regency have lexical meanings, while in terms of usage they are constructed according to the context. The implications of this study are changes in archaic words that tend to lead to changes similar to Indonesian which are caused by the influence of language contact, including: Indonesian language, the language at school, the national language, and Malay language, so that the Banjar language in Pembengis village, West Tanjung Jabung regency, Jambi province experienced a language shift. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kata arkais dan makna arkais yang tedapat dalam bahasa Banjar di Desa Pembengis Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Arkais merupakan kata atau istilah yang sudah tidak lagi digunakan lagi oleh sekelompok masyarakat dalam berkomunikasi interaksi. Analisis kualitatif diambil dari interpretasi data yang berupa kata-kata arkais yang diperoleh dari informan penutur Bahasa Banjar di desa Pembengis Kabupaten Tanjung Barat dan dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara, simak dan teknik catat. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Pembengis Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 6 orang yang terdiri dari 4 orang laki-laki berusia 26 tahun, 27 tahun, 47 tahun, 55 tahun, 2 orang perempuan berusia 25 tahun dan 59 tahun yang merupakan penutur atau penduduk asli desa Pembengis Kabupaten Tanjung Jabung Bar
本研究旨在描述西丹绒贾邦县彭本吉斯村班加尔语的古词形和古意义。古语是指一群人在交流互动中不再使用的单词或术语。定性分析是从Tanjung Barat摄政Pembengis村讲班贾尔语的告密者以古文字形式获得的数据进行解释,并使用访谈、倾听和笔记技术收集数据。本研究的数据来源为Tanjung Jabung Barat县Pembengis村社区,本研究的举报人多达6人,包括4名男性,年龄分别为26岁、27岁、47岁、55岁,2名女性,年龄分别为25岁和59岁,母语或居住在West Tanjung Jabung县Pembengis村。本研究使用了数据收集技术,即在占碑省Tanjung Jabung Barat regency的Pembengis村进行转录,删除不适当的数据,将数据分类为名词、动词和形容词类,并继续以班贾尔语句子的形式描述古单词的意义和例子。分析结果发现,古语共67个,即:名词27个,形容词20个,动词20个。可以得出结论,在Pembengis村,Tanjung Jabung Barat regency,最常见的古词形式是名词类。就意义而言,西丹绒贾邦县彭本吉斯村班贾尔语的古词具有词汇意义,而就用法而言,它们是根据上下文构建的。本研究的含义是,由于语言接触的影响,古语的变化往往导致类似于印尼语的变化,包括:印尼语、学校语言、国家语言和马来语,因此占比省West Tanjung Jabung regency Pembengis村的班加尔语经历了语言转变。摘要:Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kata kkais dan makmakna arkais yang teteat dalam bahasa Banjar di Desa penbengis kabupten Tanjung Jabung Barat。我是说,我爱你,我爱你,我爱你,我爱你,我爱你,我爱你。分析数据的质量,分析数据的质量,分析数据的质量,分析数据的质量,分析数据的质量,分析数据的质量,分析数据的质量,分析数据的质量。Sumber数据dalam penelitian ini adalah步伐desa Pembengis县海岬Jabung强烈阵雨dengan jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 6猩猩杨terdiri达里语4猩猩laki-laki berusia tahun 26日27 tahun, 47 tahun 55 tahun 2猩猩perempuan berusia 25 tahun丹59 tahun杨merupakan penutur atau penduduk asli desa Pembengis县海岬Jabung强烈阵雨。Teknik Pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini yyitu成员transkipsi,成员data yang tidak sesuai, mengklasifikasikan数据paada kelas kata nomina, verba, dan adjektiva, dan dilanjutkan mendeskripsikan makna serta contoh kata arkais dalam bentuk kalimat bahasa Banjar desa Pembengis Kab。Tanjung Jabung Barat省Jambi。达里hasil pembahasan, ditemukan kata-kata arkais sebanyak 67 kata arkais yitu: 27 kata benda, 20 kata sifat和20 kata kerja。这句话的意思是说:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说。”达里赛吉makna, kata arkais dalam Bahasa Banjar di desa penbengis kabupten Tanjung Jabung Barat memiliki makna lekkkal, sedangkan达里赛吉pemakaiannya dikontruksikan sesuai dengan konteksnya。印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语。
{"title":"Bentuk Kosakata Arkais dalam Bahasa Banjar di Desa Pembengis Kabupaten Tanjung Jabung Barat","authors":"Netti Hardiyanti, Anggi Triandana","doi":"10.22437/kalistra.v2i3.27058","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/kalistra.v2i3.27058","url":null,"abstract":"This study aims to describe archaic word forms and archaic meanings in the Banjar language in Pembengis Village, West Tanjung Jabung regency. Archaic are words or terms that are no longer used by a group of people in communicating interactions. Qualitative analysis was taken from the interpretation of data in the form of archaic words obtained from informants speaking Banjar language in Pembengis village, Tanjung Barat regency and collected using interview, listening and note-taking techniques. The source of the data in this study was the Pembengis village community of Tanjung Jabung Barat regency with the number of informants in this study as many as 6 people consisting of 4 men aged 26 years, 27 years, 47 years, 55 years, 2 women aged 25 years and 59 years old who is a native speaker or resident of the village of Pembengis, West Tanjung Jabung regency. Data collection techniques were used in this study, namely making transcriptions, removing inappropriate data, classifying data into noun, verb, and adjective word classes, and continuing to describe the meaning and examples of archaic words in the form of Banjar language sentences in Pembengis village, Tanjung Jabung Barat regency, Jambi province. From the results of the analysis, it was found that there were 67 archaic words, namely: 27 nouns, 20 adjectives and 20 verbs. It can be concluded that the most common archaic word forms in Pembengis village, Tanjung Jabung Barat regency, are in the noun class. In terms of meaning, archaic words in the Banjar language in Pembengis village, West Tanjung Jabung regency have lexical meanings, while in terms of usage they are constructed according to the context. The implications of this study are changes in archaic words that tend to lead to changes similar to Indonesian which are caused by the influence of language contact, including: Indonesian language, the language at school, the national language, and Malay language, so that the Banjar language in Pembengis village, West Tanjung Jabung regency, Jambi province experienced a language shift. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kata arkais dan makna arkais yang tedapat dalam bahasa Banjar di Desa Pembengis Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Arkais merupakan kata atau istilah yang sudah tidak lagi digunakan lagi oleh sekelompok masyarakat dalam berkomunikasi interaksi. Analisis kualitatif diambil dari interpretasi data yang berupa kata-kata arkais yang diperoleh dari informan penutur Bahasa Banjar di desa Pembengis Kabupaten Tanjung Barat dan dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara, simak dan teknik catat. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Pembengis Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 6 orang yang terdiri dari 4 orang laki-laki berusia 26 tahun, 27 tahun, 47 tahun, 55 tahun, 2 orang perempuan berusia 25 tahun dan 59 tahun yang merupakan penutur atau penduduk asli desa Pembengis Kabupaten Tanjung Jabung Bar","PeriodicalId":499642,"journal":{"name":"Kajian Linguistik dan Sastra","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135297009","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-29DOI: 10.22437/kalistra.v2i3.24358
Hesti Endriani, Ernanda Ernanda, Rengki Afria
This study aims to describe the form of dialect code switching in Danau Kerinci District with Korean and to find out the factors behind the occurrence of dialect code switching in Danau Kerinci District to Korean among fans of Korean culture. The research method is descriptive qualitative. The data in this study are in the form of utterances that contain dialect code switching from Danau Kerinci District to Korean by speakers of the Danau Kerinci District dialect who are fond of Korean culture. The data collection techniques used consisted of: observation, recording, utilizing online communication media, interviews and questionnaires. Then the data obtained were analyzed using several techniques, namely: transcription, codification, description, and finally drawing conclusions. The results of this study indicate that the form of dialect code switching in Danau Kerinci District with Korean which is carried out by speakers who are fond of Korean culture consists of tag switching found in 10 data, intra-sentential switching found in 29 data, and no code switching between sentences (inter-sentential switching) was found. The factors behind the occurrence of code switching consist of 9 factors, namely: 1) speakers, 2) opponents, 3) informal situations, 4) changes in topic of discussion, 5) knowing Korean vocabulary, 6) following trends, 7) explaining something, 8) quoting other people's words, and 9) to greet in a distinctive way. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea dan untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea pada penggemar budaya Korea. Metode penelitian bersifat deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa tuturan yang mengandung alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur dialek Kecamatan Danau Kerinci yang menggemari budaya Korea. Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri atas: observasi, rekam, memanfaatkan media komunikasi online, wawancara dan kuesioner. Kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan beberapa teknik yaitu: transkripsi, kodifikasi, deskripsi, dan terakhir menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur yang menggemari budaya Korea terdiri dari alih kode tag (tag switching) ditemukan sebanyak 10 data, alih kode intra kalimat (intra-sentential switching) ditemukan sebanyak 29 data, dan tidak ditemukan alih kode antar kalimat (inter-sentential switching). Adapun faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode terdiri atas 9 faktor, yaitu: 1) penutur, 2) lawan tutur, 3) situasi informal, 4) perubahan topik pembahasan, 5) mengetahui kosakata bahasa Korea, 6) mengikuti trend, 7) menjelaskan sesuatu, 8) mengutip perkataan orang lain, dan 9) untuk menyapa dengan cara yang khas.
本研究旨在描述达瑙克里奇地区用韩语进行方言代码转换的形式,并在韩国文化爱好者中找出达瑙克里奇地区方言代码转换为韩语的背后因素。研究方法为描述定性。本研究的数据是以喜爱韩国文化的达瑙·克林奇方言使用者从达瑙·克林奇方言转换为韩国语的话语形式提供的。使用的数据收集技术包括:观察、记录、利用网络传播媒体、访谈和问卷调查。然后利用转录、编纂、描述等技术对得到的数据进行分析,最后得出结论。本研究结果表明,在达瑙·克林奇地区,喜爱韩国文化的说话者用韩语进行方言语码转换的形式包括10个数据的标签转换,29个数据的句内转换,没有发现句间语码转换(句间转换)。发生语码转换的因素包括9个因素,分别是:1)说话者,2)对手,3)非正式场合,4)讨论话题的变化,5)了解韩语词汇,6)跟随趋势,7)解释某事,8)引用他人的话,9)以独特的方式打招呼。中文摘要:Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea danuntuk mendeskripsikan bentuk Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea方法:方法:涂布、涂布、涂布。数据dalam penelitian ini berupa tuturan yang menggemari alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci Danau Kerinci dengan bahasa Korea日本气象台的气象台数据:日本气象台,日本气象台,日本媒体komunikasi online,日本气象台。Kemudian数据yang diperoleh dianakan beberapa技术分析:transkripsi, kodifikasi, deskripsi, dan terakhir menarik kespulan。Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur yang menggemari budaya Korea terdiri dari alih kode tag(标签切换)ditemukan sebanyak 10数据,alih koimak intra kalimat(句子内切换)ditemukan sebanyak 29数据,dan tidak ditemukan alih kode antar kalimat(句子间切换)。Adapun faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode terdiri ata 9 faktor, yitu: 1) penutur, 2) lawan tutur, 3)情境非正式,4)perubahan topik pembahasan, 5) mengetahui kosakata bahasa Korea, 6) mengikuti trend, 7) menjelaskan sesuatu, 8) mengutip perkataan oranglain, 9) untuk menyapa dengan cara yang khas。
{"title":"Alih Kode Dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan Bahasa Korea: Studi Kasus pada Penggemar Budaya Korea","authors":"Hesti Endriani, Ernanda Ernanda, Rengki Afria","doi":"10.22437/kalistra.v2i3.24358","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/kalistra.v2i3.24358","url":null,"abstract":"This study aims to describe the form of dialect code switching in Danau Kerinci District with Korean and to find out the factors behind the occurrence of dialect code switching in Danau Kerinci District to Korean among fans of Korean culture. The research method is descriptive qualitative. The data in this study are in the form of utterances that contain dialect code switching from Danau Kerinci District to Korean by speakers of the Danau Kerinci District dialect who are fond of Korean culture. The data collection techniques used consisted of: observation, recording, utilizing online communication media, interviews and questionnaires. Then the data obtained were analyzed using several techniques, namely: transcription, codification, description, and finally drawing conclusions. The results of this study indicate that the form of dialect code switching in Danau Kerinci District with Korean which is carried out by speakers who are fond of Korean culture consists of tag switching found in 10 data, intra-sentential switching found in 29 data, and no code switching between sentences (inter-sentential switching) was found. The factors behind the occurrence of code switching consist of 9 factors, namely: 1) speakers, 2) opponents, 3) informal situations, 4) changes in topic of discussion, 5) knowing Korean vocabulary, 6) following trends, 7) explaining something, 8) quoting other people's words, and 9) to greet in a distinctive way. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea dan untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea pada penggemar budaya Korea. Metode penelitian bersifat deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa tuturan yang mengandung alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur dialek Kecamatan Danau Kerinci yang menggemari budaya Korea. Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri atas: observasi, rekam, memanfaatkan media komunikasi online, wawancara dan kuesioner. Kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan beberapa teknik yaitu: transkripsi, kodifikasi, deskripsi, dan terakhir menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur yang menggemari budaya Korea terdiri dari alih kode tag (tag switching) ditemukan sebanyak 10 data, alih kode intra kalimat (intra-sentential switching) ditemukan sebanyak 29 data, dan tidak ditemukan alih kode antar kalimat (inter-sentential switching). Adapun faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode terdiri atas 9 faktor, yaitu: 1) penutur, 2) lawan tutur, 3) situasi informal, 4) perubahan topik pembahasan, 5) mengetahui kosakata bahasa Korea, 6) mengikuti trend, 7) menjelaskan sesuatu, 8) mengutip perkataan orang lain, dan 9) untuk menyapa dengan cara yang khas.","PeriodicalId":499642,"journal":{"name":"Kajian Linguistik dan Sastra","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135297014","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-29DOI: 10.22437/kalistra.v2i3.27810
Anggri Fadhilah Tanjung, Muhammad Kiki Wardana, Mayasari Mayasari
Abstract This research discusses the analysis of hate speech addressed to Puan Maharani on Instagram. This research aims to determine the types of hate speech addressed to Puan Maharani on instagram. Qualitative research is applied in this research. The research object is the hate speech by the social media user addressed to Puan Maharani. The techniques of data analysis in this research are used Mondal, et al theory (2017) in determining the types of hate speech. There are 17 data in this research. The results of this research are there are nine types of hate speech from the highest range to the lowest range, such as gender, physical, behavior, class, religion, race, sexual orientation, ethnicity, disability. Abstrak Penelitian ini membahas tentang analisis ujaran kebencian yang ditujukan kepada Puan Maharani di Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis ujaran kebencian yang ditujukan kepada Puan Maharani di Instagram. Penelitian kualitatif diterapkan dalam penelitian ini. Obyek penelitiannya adalah ujaran kebencian oleh pengguna media sosial yang ditujukan kepada Puan Maharani. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teori Mondal, dkk (2017) dalam menentukan jenis ujaran kebencian. Terdapat 17 data dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat sembilan jenis ujaran kebencian dari rentang tertinggi hingga terendah, seperti jenis kelamin, fisik, perilaku, golongan, agama, ras, orientasi seksual, etnis, disabilitas.
本研究探讨了Instagram上针对普安·马哈拉尼的仇恨言论分析。这项研究旨在确定instagram上针对普安·马哈拉尼的仇恨言论的类型。本研究采用定性研究方法。研究对象是社交媒体用户对Puan Maharani的仇恨言论。本研究中的数据分析技术使用Mondal等人的理论(2017)来确定仇恨言论的类型。本研究共有17个数据。这项研究的结果是,从最高范围到最低范围,有九种类型的仇恨言论,如性别,身体,行为,阶级,宗教,种族,性取向,民族,残疾。【摘要】Penelitian ini成员的数据分析:janjanan kebencian yang ditujukan kepaada Puan Maharani di Instagram。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis ujaran kebenian yang ditujukan kepada Puan Maharani di Instagram。Penelitian qualititf diiterapkan dalam Penelitian ini。Obyek penelitiannya adalah ujaran kebencian oleh pengguna媒体社交杨ditujukan kepada Puan Maharani。技术分析数据dalam penelitian ini menggunakan teori Mondal, dkk (2017) dalam menentukan jenis ujaran kebencian。terdapat17的数据dalam penelitian ini。Hasil dari penelitian ini adalah terdapat sembilan jenis ujaran kebencian dari rentang tertinggi terendah, seperti jenis kelamin, fisik, perisaku, golongan, agama, ras, orientasi seksual, etnis,残疾人。
{"title":"Hate Speech Addressed to Puan Maharani on Social Media: Pragmatic Approach","authors":"Anggri Fadhilah Tanjung, Muhammad Kiki Wardana, Mayasari Mayasari","doi":"10.22437/kalistra.v2i3.27810","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/kalistra.v2i3.27810","url":null,"abstract":"Abstract This research discusses the analysis of hate speech addressed to Puan Maharani on Instagram. This research aims to determine the types of hate speech addressed to Puan Maharani on instagram. Qualitative research is applied in this research. The research object is the hate speech by the social media user addressed to Puan Maharani. The techniques of data analysis in this research are used Mondal, et al theory (2017) in determining the types of hate speech. There are 17 data in this research. The results of this research are there are nine types of hate speech from the highest range to the lowest range, such as gender, physical, behavior, class, religion, race, sexual orientation, ethnicity, disability. Abstrak Penelitian ini membahas tentang analisis ujaran kebencian yang ditujukan kepada Puan Maharani di Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis ujaran kebencian yang ditujukan kepada Puan Maharani di Instagram. Penelitian kualitatif diterapkan dalam penelitian ini. Obyek penelitiannya adalah ujaran kebencian oleh pengguna media sosial yang ditujukan kepada Puan Maharani. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teori Mondal, dkk (2017) dalam menentukan jenis ujaran kebencian. Terdapat 17 data dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat sembilan jenis ujaran kebencian dari rentang tertinggi hingga terendah, seperti jenis kelamin, fisik, perilaku, golongan, agama, ras, orientasi seksual, etnis, disabilitas.","PeriodicalId":499642,"journal":{"name":"Kajian Linguistik dan Sastra","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135297175","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-29DOI: 10.22437/kalistra.v2i3.21458
Faninsky Hasibuan, Cynthia Siregar, T. Syarfina, Rahmadsyah Rangkuti
One natural language is the human voice. Every human being has a variety of different voices. This diversity can be seen from the formant, pitch and volume of the sound. The voice input command is needed to find out the frequency format in the computer application, Praat. The researcher started this research by carrying out pre-processing, namely preemphasis, frame blocking and windowing, then formant values could be determined using Linear Prediction. Based on the test results, the formant values obtained in Javanese for F1 are in the range of 400-600, the F2 formant values are in the range of 1700-2200, the F3 formant values are in the range of 3300-3700, the F4 formant values are in the range of 4300-4500. In the Batak language for F1 the range is 500-700, the F2 formant value is the range 1200-1500, the F3 formant value is the range 2500-3100, the F4 formant value is the range 3500-4200 Abstrak Salah satu natural language yaitu suara manusia. Setiap manusia terdapat keragaman suara yang berbeda-beda. Keragaman tersebut dilihat dari formant, pitch dan volume suara. Perintah memasukkan suara dibutuhkan untuk mengetahui forman frekuensi dalam aplikasi komputer, Praat. Peneliti mengawali penelitian ini dengan melakukan pre-processing yaitu preemphasis, frame blocking dan windowing kemudian nilai forman dapat ditentukan menggunakan Linear Prediction. Berdasarkan hasil pengujian nilai forman yang diperoleh dalam bahasa Jawa untuk F1 kisaran 400–600, nilai forman F2 kisaran 1700-2200, nilai forman F3 kisaran 3300-3700, nilai forman F4 kisaran 4300-4500. Dalam bahasa Batak untuk F1 kisaran 500–700, nilai forman F2 kisaran 1200-1500, nilai forman F3 kisaran 2500-3100, nilai forman F4 kisaran 3500-4200
人类的声音是一种自然语言。每个人都有各种不同的声音。这种多样性可以从声音的共振、音高和音量上看出来。在计算机应用程序中,需要语音输入命令来查找频率格式,Praat。研究人员首先进行预处理,即预强调、帧阻塞和加窗,然后使用线性预测方法确定形成峰值。根据测试结果,F1在爪哇语中得到的波形值在400-600之间,F2波形值在1700-2200之间,F3波形值在3300-3700之间,F4波形值在4300-4500之间。在巴塔克语中,F1的取值范围为500-700,F2的取值范围为1200-1500,F3的取值范围为2500-3100,F4的取值范围为3500-4200。设置草皮、草皮、草皮、草皮。Keragaman tersebut diilihat dari formant, pitch和volume suara。Perintah memasukkan suara dibutuhkan untuk mengetahui forman frekuesdalam应用计算机,Praat。Peneliti mengawali peneltian ini denengan melakakan预处理yitu预强调,帧阻塞但开窗kemudian nilakan forman dpatentukan线性预测。Berdasarkan hasil penguin nilai forman yang diperoleh dalam bahasa java untuk F1 kisaran 400-600, nilai forman F2 kisaran 1700-2200, nilai forman F3 kisaran 3300-3700, nilai forman F4 kisaran 4300-4500。Dalam bahasa Batak untuk F1 kisaran 500-700, nilai forman F2 kisaran 1200-1500, nilai forman F3 kisaran 2500-3100, nilai forman F4 kisaran 3500-4200
{"title":"Perbedaan Nilai Forman oleh Penutur Bahasa Jawa dan Batak Menggunakan Aplikasi Praat","authors":"Faninsky Hasibuan, Cynthia Siregar, T. Syarfina, Rahmadsyah Rangkuti","doi":"10.22437/kalistra.v2i3.21458","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/kalistra.v2i3.21458","url":null,"abstract":"One natural language is the human voice. Every human being has a variety of different voices. This diversity can be seen from the formant, pitch and volume of the sound. The voice input command is needed to find out the frequency format in the computer application, Praat. The researcher started this research by carrying out pre-processing, namely preemphasis, frame blocking and windowing, then formant values could be determined using Linear Prediction. Based on the test results, the formant values obtained in Javanese for F1 are in the range of 400-600, the F2 formant values are in the range of 1700-2200, the F3 formant values are in the range of 3300-3700, the F4 formant values are in the range of 4300-4500. In the Batak language for F1 the range is 500-700, the F2 formant value is the range 1200-1500, the F3 formant value is the range 2500-3100, the F4 formant value is the range 3500-4200 Abstrak Salah satu natural language yaitu suara manusia. Setiap manusia terdapat keragaman suara yang berbeda-beda. Keragaman tersebut dilihat dari formant, pitch dan volume suara. Perintah memasukkan suara dibutuhkan untuk mengetahui forman frekuensi dalam aplikasi komputer, Praat. Peneliti mengawali penelitian ini dengan melakukan pre-processing yaitu preemphasis, frame blocking dan windowing kemudian nilai forman dapat ditentukan menggunakan Linear Prediction. Berdasarkan hasil pengujian nilai forman yang diperoleh dalam bahasa Jawa untuk F1 kisaran 400–600, nilai forman F2 kisaran 1700-2200, nilai forman F3 kisaran 3300-3700, nilai forman F4 kisaran 4300-4500. Dalam bahasa Batak untuk F1 kisaran 500–700, nilai forman F2 kisaran 1200-1500, nilai forman F3 kisaran 2500-3100, nilai forman F4 kisaran 3500-4200","PeriodicalId":499642,"journal":{"name":"Kajian Linguistik dan Sastra","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135296763","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-29DOI: 10.22437/kalistra.v2i3.26579
Izza Zahraniah, Zahwa Nur Fitriah, Neneng Nurjanah
This study aims to (1) find out the types of slogans contained in MAN 2 Jakarta, (2) find out the connotative meaning of slogans in MAN 2 Jakarta. This study used a type of qualitative descriptive research. The source of data in this study is seven slogans in MAN 2 Jakarta. The steps of data analysis carried out by researchers are to first classify the data, namely grouping slogans based on the type of slogan. Then the researcher analyzes the data based on the meaning of the connotation on the slogan, then the results of the study are described and the last stage the researcher draws conclusions based on the results of the analysis carried out. The results showed, (1) there are 2 (two) types of slogans in MAN 2 Jakarta, which were analyzed, namely types of educational slogans and types of motivational slogans, (2) there are a variety of connotations as many as 7 (seven) connotations, with positive connotations of 6 (six) positive slogans and (1) one negative slogan. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui jenis slogan yang terdapat di MAN 2 Jakarta, (2) mengetahui makna konotatif pada slogan di MAN 2 Jakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah tujuh slogan yang ada di MAN 2 Jakarta. Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu terlebih dahulu mengklasifikasikan data yaitu mengelompokkan slogan berdasarkan jenis slogan. Lalu peneliti menganalisis data berdasarkan makna konotasi pada slogan tersebut, kemudian hasil penelitian dideskripsikan dan tahap terakhir peneliti menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan, (1) terdapat 2 (dua) jenis slogan di MAN 2 Jakarta, yang dianalisis yaitu jenis slogan pendidikan dan jenis slogan motivasi, (2) terdapat ragam konotasi sebanyak 7 (tujuh) konotasi, dengan konotasi positif 6 (enam) slogan positif dan (1) satu slogan negatif.
本研究旨在(1)找出《MAN 2 Jakarta》中包含的口号类型,(2)找出《MAN 2 Jakarta》中口号的内涵意义。本研究采用定性描述性研究。本研究的数据来源是雅加达MAN 2的七个口号。研究人员进行数据分析的步骤是首先对数据进行分类,即根据口号的类型对口号进行分组。然后根据广告语内涵的含义对数据进行分析,然后对研究结果进行描述,最后根据分析结果得出结论。结果表明,(1)对《MAN 2 Jakarta》中的2(2)种口号进行了分析,即教育口号类型和激励口号类型;(2)多种内涵多达7(7)种内涵,其中积极内涵6(6)种积极口号;(1)一种消极口号。[摘要]Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui jenis slogan yang terdapat di MAN 2 Jakarta, (2) mengetahui makna konotatif pada slogan di MAN 2 Jakarta。Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian deskscriptif quality。夏天的数据pagada penelitian ini adalah tujuh的口号杨达迪曼2雅加达。Adapun langkah-langkah分析数据yang dilakukan oleh peneliti yitu terlebih dahulu mengklelifikasikan数据yitu mengelompokkan口号berdasarkan jenis口号。拉鲁peneliti menganalysis数据berdasarkan makna konotasi pagada口号tersebut, kemudian hasil penelitan dideskpriprisikan dan .拉鲁penelitan menarkan数据berdasarkan hasilakkan分析杨dilakukan。Hasil penelitian menunjukkan, (1) terdapat 2 (dua) jenis slogan di MAN 2雅加达,杨分析yitu jenis slogan pendidikan丹jenis slogan motivasi, (2) terdapat ragam konotasi sebanyak 7 (tujuh) konotasi positive, dengan konotasi positive 6 (enam) slogan positive dan (1) satu slogan negative。
{"title":"Analisis Makna Konotatif Pada Slogan-Slogan di MAN 2 Jakarta","authors":"Izza Zahraniah, Zahwa Nur Fitriah, Neneng Nurjanah","doi":"10.22437/kalistra.v2i3.26579","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/kalistra.v2i3.26579","url":null,"abstract":"This study aims to (1) find out the types of slogans contained in MAN 2 Jakarta, (2) find out the connotative meaning of slogans in MAN 2 Jakarta. This study used a type of qualitative descriptive research. The source of data in this study is seven slogans in MAN 2 Jakarta. The steps of data analysis carried out by researchers are to first classify the data, namely grouping slogans based on the type of slogan. Then the researcher analyzes the data based on the meaning of the connotation on the slogan, then the results of the study are described and the last stage the researcher draws conclusions based on the results of the analysis carried out. The results showed, (1) there are 2 (two) types of slogans in MAN 2 Jakarta, which were analyzed, namely types of educational slogans and types of motivational slogans, (2) there are a variety of connotations as many as 7 (seven) connotations, with positive connotations of 6 (six) positive slogans and (1) one negative slogan. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui jenis slogan yang terdapat di MAN 2 Jakarta, (2) mengetahui makna konotatif pada slogan di MAN 2 Jakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah tujuh slogan yang ada di MAN 2 Jakarta. Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu terlebih dahulu mengklasifikasikan data yaitu mengelompokkan slogan berdasarkan jenis slogan. Lalu peneliti menganalisis data berdasarkan makna konotasi pada slogan tersebut, kemudian hasil penelitian dideskripsikan dan tahap terakhir peneliti menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan, (1) terdapat 2 (dua) jenis slogan di MAN 2 Jakarta, yang dianalisis yaitu jenis slogan pendidikan dan jenis slogan motivasi, (2) terdapat ragam konotasi sebanyak 7 (tujuh) konotasi, dengan konotasi positif 6 (enam) slogan positif dan (1) satu slogan negatif.","PeriodicalId":499642,"journal":{"name":"Kajian Linguistik dan Sastra","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135296877","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-29DOI: 10.22437/kalistra.v2i3.24546
Muhammad Ridho, Ade Kusmana, Rengki Afria
The purpose of this study was to describe the kinship between the Banjar language isolect Kuala Betara and the Malay isolect Tungkal Ilir and to determine the separation time between the Banjar language isolect Kuala Betara and the Malay isolect Tungkal Ilir. This research method uses a comparative method with qualitative and quantitative approaches. The data used in this research is based on spoken data from 268 vocabularies which are based on 200 Swadesh vocabularies, 15 cultural vocabularies, and 53 vocabularies of Karl Anderbeck. Data collection techniques used in this study were observation, interviews and listening. Then the information obtained was analyzed using lexicostatistics and glotochronology methods. The results of this study are first, after being analyzed by the comparative method found 105 identical word pairs, 40 phonetic correspondence vocabulary, 14 phonemic correspondence vocabulary, and 11 word one phoneme different word pairs. Second, the kinship of the Banjar language isolect Kuala Betara and the Malay isolect Tungkal Ilir is 63% which classifies the Banjar language isolect Kuala Betara and Malay isolect Tungkal Ilir in the language sub-family. Third, the time of separation between the Banjar language isolect Kuala Betara and the Malay isolect Tungkal Ilir occurred 931 years ago or in the span of 5-25 centuries. Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kekerabatan bahasa Banjar isolek Kuala Betara dan bahasa Melayu isolek Tungkal Ilir dan untuk mengetahui waktu pisah antara bahasa Banjar isolek Kuala Betara dan bahasa Melayu isolek Tungkal Ilir. Metode penelitian ini menggunakan metode komparatif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada data lisan dari 268 kosakata yang didasarkan pada 200 kosakata Swadesh, 15 kosakata budaya, dan 53 kosakata Karl Anderbeck. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan menyimak. Kemudian informasi yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode leksikostatistik dan glotokronologi. Hasil penelitian ini yaitu pertama, setelah dianalisis dengan metode komparatif ditemukan pasangan kata yang identik 105 kata, kosakata korespondensi fonetik 40 kata, kosakata korespondensi fonemis 14 kata, dan pasangan kata berbeda satu fonem 11 kata. Kedua, kekerabatan bahasa Banjar isolek Kuala Betara dan bahasa Melayu isolek Tungkal Ilir sebesar 63% yang mengklasifikasikan bahasa Banjar isolek Kuala Betara dan bahasa Melayu isolek Tungkal Ilir dalam subkeluarga bahasa. Ketiga, waktu pisah antara bahasa Banjar isolek Kuala Betara dan bahasa Melayu isolek Tungkal Ilir terjadi dalam waktu 931 tahun yang lalu atau dalam rentang waktu 5-25 abad.
本研究的目的是描述班加尔语的分离瓜拉贝塔拉和马来语的分离东卡尔伊尔之间的亲缘关系,并确定班加尔语的分离瓜拉贝塔拉和马来语的分离东卡尔伊尔的时间。本研究方法采用定性与定量相结合的比较法。本研究使用的数据基于268个词汇的口语数据,其中200个Swadesh词汇,15个文化词汇,53个Karl Anderbeck词汇。本研究使用的数据收集技术为观察、访谈和倾听。然后利用词汇统计学和语言年代学方法对所获得的信息进行分析。本研究的结果是:首先,通过比比法分析,发现了105个相同的词对,40个语音对应的词对,14个音位对应的词对,以及11个单词一个音位不同的词对。其次,班加尔语和马来语的亲缘关系为63%,将班加尔语和马来语的东卡勒伊尔划分为语言亚族。第三,班加尔语(Kuala Betara)和马来语(tunkal Ilir)的分离发生在931年前,也就是5-25个世纪之间。【摘要】图juan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kekerabatan bahasa Banjar isolek Kuala Betara danbahasa Melayu isolek tunkal Ilir(吉隆坡)方法的翻译是:方法的翻译是:方法的翻译是:方法的翻译是:方法的翻译是:数据yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada数据lisan dari 268 kosakata yang didasarkan pada 200 kosakata Swadesh, 15 kosakata budaya, 53 kosakata Karl Anderbeck。数据来源:中国气象局,中国气象局,中国气象局。杨Kemudian informasi diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode leksikostatistik丹glotokronologi。Hasil penelitian ini yyitu pertama, setelah dianandiangan方法比较,diemukan pasangan kata yang identik 105型,kosakata korespondensi fonetik 40型,kosakata korespondensi fonemis 14型,dan pasangan kata berbeda satu fonem 11型。马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语Ketiga, waktu pisah antara bahasa Banjar isolek Kuala Betara dan bahasa Melayu isolek tunkal Ilir terjadi dalam waktu 931 tahun yang lalu atau dalam rentang waktu 5-25 abad。
{"title":"Kekerabatan Bahasa Banjar Isolek Kuala Betara dan Bahasa Melayu Isolek Tungkal Ilir","authors":"Muhammad Ridho, Ade Kusmana, Rengki Afria","doi":"10.22437/kalistra.v2i3.24546","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/kalistra.v2i3.24546","url":null,"abstract":"The purpose of this study was to describe the kinship between the Banjar language isolect Kuala Betara and the Malay isolect Tungkal Ilir and to determine the separation time between the Banjar language isolect Kuala Betara and the Malay isolect Tungkal Ilir. This research method uses a comparative method with qualitative and quantitative approaches. The data used in this research is based on spoken data from 268 vocabularies which are based on 200 Swadesh vocabularies, 15 cultural vocabularies, and 53 vocabularies of Karl Anderbeck. Data collection techniques used in this study were observation, interviews and listening. Then the information obtained was analyzed using lexicostatistics and glotochronology methods. The results of this study are first, after being analyzed by the comparative method found 105 identical word pairs, 40 phonetic correspondence vocabulary, 14 phonemic correspondence vocabulary, and 11 word one phoneme different word pairs. Second, the kinship of the Banjar language isolect Kuala Betara and the Malay isolect Tungkal Ilir is 63% which classifies the Banjar language isolect Kuala Betara and Malay isolect Tungkal Ilir in the language sub-family. Third, the time of separation between the Banjar language isolect Kuala Betara and the Malay isolect Tungkal Ilir occurred 931 years ago or in the span of 5-25 centuries. Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kekerabatan bahasa Banjar isolek Kuala Betara dan bahasa Melayu isolek Tungkal Ilir dan untuk mengetahui waktu pisah antara bahasa Banjar isolek Kuala Betara dan bahasa Melayu isolek Tungkal Ilir. Metode penelitian ini menggunakan metode komparatif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada data lisan dari 268 kosakata yang didasarkan pada 200 kosakata Swadesh, 15 kosakata budaya, dan 53 kosakata Karl Anderbeck. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan menyimak. Kemudian informasi yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode leksikostatistik dan glotokronologi. Hasil penelitian ini yaitu pertama, setelah dianalisis dengan metode komparatif ditemukan pasangan kata yang identik 105 kata, kosakata korespondensi fonetik 40 kata, kosakata korespondensi fonemis 14 kata, dan pasangan kata berbeda satu fonem 11 kata. Kedua, kekerabatan bahasa Banjar isolek Kuala Betara dan bahasa Melayu isolek Tungkal Ilir sebesar 63% yang mengklasifikasikan bahasa Banjar isolek Kuala Betara dan bahasa Melayu isolek Tungkal Ilir dalam subkeluarga bahasa. Ketiga, waktu pisah antara bahasa Banjar isolek Kuala Betara dan bahasa Melayu isolek Tungkal Ilir terjadi dalam waktu 931 tahun yang lalu atau dalam rentang waktu 5-25 abad.","PeriodicalId":499642,"journal":{"name":"Kajian Linguistik dan Sastra","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135297012","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}